Anda di halaman 1dari 3

Judul : Pengaruh Penggunaan Teknologi Long Belt Conveyor Terhadap Produktivitas

Pada PT.Semen Padang

Pembicara : Yelmi Arya Putra & Rendi Fahlevi

Ringkasan Materi :

Sejarah Belt Conveyor

Primitive Belt Conveyor telah ada sejak tahun 1795, dimana masih digerakkan secara manual
dan untuk jarak yang sangat pendek. Konvensional belt conveyor yang ada seperti saat ini,
pertama kali di desain tahun 1901 untuk penambangan batubara. Sejak itu, belt conveyor
menjadi terobosan yang merevolusi dunia pertambangan. Kegiatan transport material menjadi
jauh lebih efektif dengan menggunakan belt conveyor, bahkan untuk jarak yang sangat panjang.

Konvensional Belt Conveyor

Terdiri dari inlet chute (incoming), conveyor belt (rubber/steel), idler, pulley, drive system,
outlet chute (outgoing). Umumnya drive system digerakkan dengan motor electric dan berhenti
dengan memanfaatkan beban pada conveyor. Berbentuk straight line (lurus), untuk area yang
berbelok diperlukan transport station dan dibagi menjadi beberapa segmen belt conveyor pendek.
Semakin banyak segmen belt conveyor, maka akan semakin banyak komponen dan chute yang
harus diperlukan dan dipelihara.

Permalasahan Pada Konvensional Belt Conveyor


Sistem pemberhentian yang memanfaatkan beban pada belt conveyor tidak dapat diterapkan
apabila diperlukan belt dengan inklinasi menurun yang ekstrem, beban pada belt conveyor malah
berpotensi menimbulkan overspeed sehingga membahayakan peralatan. Untuk area yang sempit
dan banyak gangguan (seperti bangunan, jalan akses), akan dibutuhkan banyak segment belt
conveyor dan transfer station, akibatnya biaya konstruksi dan pemeliharaan semakin tinggi.

Masalah yang umum terjadi pada belt conveyor adalah material menumpuk pada chute dan
mengakibatkan block, semakin banyak segment belt conveyor, semakin banyak chute dan
potensi masalah yang muncul.

Diskusi :

Tantangan Semen Padang

Elevasi ekstrem : 450 mdpl (crusher) to 200 mdpl (storage)


Banyak halangan : melintasi jalan dan bangunan yang sudah ada
Keterbatasan area : lahan yang berada di tengah pemukiman
Kesimpulan :

Konvensional belt conveyor yang ada seperti saat ini, pertama kali di desain tahun 1901 untuk
penambangan batubara. Sejak itu, belt conveyor menjadi terobosan yang merevolusi dunia
pertambangan. Kegiatan transport material menjadi jauh lebih efektif dengan menggunakan belt
conveyor, bahkan untuk jarak yang sangat panjang.

Semakin banyak segmen belt conveyor, maka akan semakin banyak komponen dan chute yang
harus diperlukan dan dipelihara. Untuk area yang sempit dan banyak gangguan (seperti
bangunan, jalan akses), akan dibutuhkan banyak segment belt conveyor dan transfer station,
akibatnya biaya konstruksi dan pemeliharaan semakin tinggi.

Masalah yang umum terjadi pada belt conveyor adalah material menumpuk pada chute dan
mengakibatkan block, semakin banyak segment belt conveyor, semakin banyak chute dan
potensi masalah yang muncul.

Anda mungkin juga menyukai