Anda di halaman 1dari 26

METODOLOGI

PENELITIAN
MODUL PRAKTIKUM

Henny Lilyanti., M.Kep 2019/2020 SARJANA KEPERAWATAN


BUKU PANDUAN PRAKTIKUM

DISUSUN OLEH

Ns. HENNY LILYANTI, M.Kep

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KHARISMA
KARAWANG – JAWA BARAT

Metlit/Henny 1
Lilyanti/2’19
BUKU PRAKTIKUM
METODOLOGI
PENELITIAN

NAMA MAHASISWA : CHANDRA

NIM :

0433131420117007

TINGKAT : III A

Digunakan Hanya Untuk Lingkungan Sendiri


Karya ini dilindungi hak cipta dan undang-
undang Tidak diperbolehkan untuk
memperbanyak dan memfotocopy tanpa seizin
penyusun
“The Leading Institution In
Nursing and Midwife Education”
Visi STIKes Kharisma Karawang
Terwujudnya institusi pendidikan yang unggul dan mandiri dalam menghasilkan tenaga profes-
sional di bidang kesehatan dengan keunggulan Keselamatan dan kesehatan Kerja (K3) dan
Kega- watdaruratan yang dapat bersaing di era global Tahun 2024.

Misi STIKes Kharisma Karawang


1. Terselenggaranya pendidikan yang berkualitas, kreatif, dan inovatif dengan keunggulan Kesela-
matan dan kesehatan Kerja (K3) dan kegawatdaruratan,.
2. Terselenggaranya kegiatan penelitian dan karya ilmiah dibidang kesehatan dengan keunggulan
Keselamatan dan kesehatan Kerja (K3) dan kegawatdaruratan,.
3. Terselenggaranya kegiatan pengabdian masyarakat dengan keunggulan Keselamatan dan
kesehatan Kerja (K3) dan kegawatdaruratan,.
4. Terselenggaranya kerjasama yang strategis, sinergis dan berkelanjutan dalam lingkup pendidikan,
penelitian dan pengabdian masyarakat.

Visi Prodi Ners STIKes Kharisma Karawang


Terwujudnya program studi yang unggul dan mandiri dalam menghasilkan perawat profesional
dengan keunggulan keperawatan Keselamatan dan kesehatan Kerja dan kegawatdaruratan
yang dapat bersaing di era global tahun 2021

Misi Prodi Ners STIKes Kharisma Karawang


1. Terselenggaranya pendidikan keperawatan yang berkualitas, kreatif, dan inovati dengan
keunggulan keperawatan Keselamatan dan kesehatan Kerja (K3) dan kegawatdaruratan
2. Terselenggaranya kegiatan penelitian dan karya ilmiah dibidang keperawatan dengan
keunggu- lan keperawatan Keselamatan dan kesehatan Kerja (K3) dan kegawatdaruratan
3. Terselenggaranya kegiatan pengabdian masyarakat dengan keunggulan keperawatan kesela-
matan dan kesehatan kerja (K3) dan kegawatdaruratan
4. Terselenggaranya kerjasama yang strategis, sinergis dan berkelanjutan dalam lingkup pendidi-
kan, penelitian dan pengabdian masyarakat.
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, syukur selalu terucap kepada Allah SWT sang segala MAHA yang telah mem-
berikan waktu, umur, kemampuan dan kesehatan kepada penulis. Shalawat dihaturkan kepada
manu- sia terkasih-Nya, Rasululloh Muhammad SAW. Akhirnya penyusun dapat menyelesaikan
penyusunan buku panduan praktikum ini dengan baik.
Buku ini dimaksudkan sebagai petunjuk dan penuntun untuk praktikum mata kuliah METOD-
OLOGI PENELITIAN, agar mahasiswa dapat lebih memahami langkah langkah penelitian. Tujuan akhir
dari mata kuliah ini adalah mahasiswa mampu melakukan menyusun proposal penelitian sebagai
awal menjadi peneliti pemula. Kelak mahasiswa akan menggunakan kemampuan penelitian ini

dalam menggunakan hasil hasil penelitian untuk diaplikasikan konteks pelayanan kesehatan
secara umum dan secara khusus saat memberikan asuhan keperawatan yang diperuntukkan
bagi individu, kelompok, keluarga dan masyarakat untuk berbagai tatanan baik praktik klinis
mau- pun komunitas. Mampu memahami masalah yang dapatdiselesaikan dengan
menggunakan penelitian sehingga hasilnya dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah
Ucapan terimakasih kepada :
1. Uun Nurjanah., M.Kep sebagai Ketua STIKes Kharisma yang selalu memberi dukungan penuh
pada sekecil apapun kontribusi yang diberikan
2. Abdul Gowi., M.Kep., SpKepJ sebagai Ketua Prodi yang memberi support positif
3. Rekan rekan sejawat dan seperjuangan di prodi S-1
Buku praktikum ini adalah cetakan perdana sehingga respon dari mahasiswa atau tim dosen
pengajar sebagai pengguna buku praktikum ini, sangat ditunggu baik berupa saran atau kritik yang
akan semakin menyempurnakan buku kecil ini untuk edisi berikutnya di masa yang akan datang,
saya terima dengan senang hati. Saran, kritik dan pertanyaan dapat dialamatkan ke email pribadi
hennyl- ilyanti@gmail.com
Terakhir, semoga buku yang kecil ini dapat memberi manfaat yang besar bagi civitas akademika
di STIKes Kharisma tempat saya mengamalkan ilmu, umumnya kepada semua fihak siapapun yang
tidak dapat dirinci disini, khususnya mahasiswa yang menggunakan buku panduan ini.
Terimakasih

Penyusun
DAFTAR ISI

Hal
Identitas Pemilik 2
Visi dan Misi 3
Kata Pengantar 4
Daftar Isi 5
Peraturan dan tata tertib 6
Unit-1 : Teori Ilmu Pengetahuan 7
Unit-2 : Konsep Penelitian 12
Unit-3 : Jenis Penelitian 18
Unit-4 : Fenomena Penelitian
Unit-5 : Masalah Penelitian
Unit-6 : Literature review, tinjauan pustaka, sitasi
Unit-7 : Kerangka teori
Unit-8 : Hipotesa
Unit-9 : Populasi dan sample
Unit-10 : Instrument penelitian
Uji validitas dan reliabilitas instrument
Unit-11 : Metode pengambilan data, Definisi Operasional
Unit-12 : Penelitian Univariat
Unit-13 : Penelitian Bivariat
Unit-14 : Penelitian Multivariat
REKAP PELAKSANAAN KETERAMPILAN
DAFTAR PUSTAKA

Metlit/Henny 5
Lilyanti/2’19
PERATURAN DAN TATA TERTIB

1. Praktikan harus sudah hadir di ruangan 10 menit sebelum praktikum dimulai


2. Praktikan wajib mengisi absen pada daftar absensi yang telah tersedia
3. Apabila praktikan datang terlambat setelah 15 menit praktikum dimulai, maka prak-
tikan yang bersangkutan tidak diperkenankan melakukan praktikum & mengisi
absen praktikum
4. Apabila ada praktikan yang tidak masuk pada saat praktikum, maka maksimum 7
hari setelah hari praktikum tersebut harus dapat memberikan bukti dan alasan
atas ketidakhadirannya secara tertulis dan diketahui oleh orangtua/wali, dan bila
sakit ha- rus memberikan surat keterangan sakit. Surat keterangan ini diberikan
kepada dosen yang bersangkutan
5. Kehadiran saat praktikum ini harus 100% karena itu, bagi yang tidak hadir saat prak-
tek, silahkan menghubungi dosen untuk meminta waktu pelaksanaan praktikum
6. Setiap praktikan diwajibkan memiliki buku praktikum
7. Setelah selesai praktikum, praktikan diwajibkan mengisi lembar rekap dan meminta
paraf dosen yang bersangkutan
Unit.1
TEORI ILMU PENGETAHUAN

A PENJELASAN UMUM
Proses berfikir ilmiah merupakan suatu proses berpikir logis yang
dibedakan menjadi berpikir induktif dan berpikir deduktif
Deduktif : mencerminkan pandangan paling umum tentang
hubungan antara teori dan penelitian.
Induktif : menekankan pentingnya menempatkan teori sebagai
hasil
dari proses penelitian.

Keterkaitan antara teori, praktik, dan riset keperawatan digam-


barkan sebagai segitiga emas sebagai berikut:

Teori
Keperawatan

Praktek Riset
Keperawatan Keperawatan

B METODE PEMBELAJARAN
Discovery Learning :
Yang dilakukan mahasiswa :
Mencari, mengumpulkan, dan menyusun informasi yang ada
untuk mendeskripsikan suatu pengetahuan.

Metlit/Henny 7
Lilyanti/2’19
Yang dilakukan dosen :
Menyediakan data, atau petunjuk (metode) untuk menelusuri
suatu pengetahuan yang harus dipelajari oleh mahasiswa.
Memeriksa dan memberi ulasan terhadap hasil (AIPNI, 2015)

C TUJUAN PEMBELAJARAN
Mahasiswa mampu memahami konsep ilmu pengetahuan :
- Konsep teori
- Hubungan antara teori, praktek dan riset
- Berfikir deduktif
- Berfikir Induktif

D KEGIATAN
- Mahasiswa akan mencari 3 manuskrip penelitian yang menarik
- Mahasiswa memperhatikan dan menganalisa teori apa yang
dihasilkan dari masing masing penelitian tersebut
- Mahasiswa membuktikan hubungan teori, praktek dan riset
- Mahasiswa menganalisa berfikir deduktif dan induktif dalam
penelitian
- Mahasiswa mengisi lembar kegiatan pada buku praktikumnya
- Dosen memeriksa pekerjaan mahasiswa membubuhkan paraf
pada lembar kerja mahasiswa
- Dosen membahas secara umum
- Dosen mengevaluasi hasil pembelajaran

E LEMBAR KERJA
1. Tuliskan judul, peneliti dan jurnalnya manuskrip yang anda
temukan :
a. Jurnal Pertama

- Judul
Jurnal Ilmu Kesehatan Vol. 7 No. 2, Mei 2019
.

Metlit/Henny 8
Lilyanti/2’19
- Manuskrip
PENGARUH SENAM ERGONOMIK TERHADAP KUALITAS
TIDUR PADA LANSIA DENGAN GANGGUAN TIDUR DI UPTD
GRIYA WERDHA JAMBANGAN SURABAYA
- Peneliti
Dyah Wijayanti , Tumini , Dewi Anita Sari

b. Jurnal Kedua
- Judul
Jurnal Kesehatan Masyarakat
- Manuskrip
PENGARUH SENAM LANSIA TERHADAP KUALITAS TIDUR
PADA LANSIA DI PELAYANAN SOSIAL TRESNA WERDHA
KHUSNUL KHOTIMAH KELURAHAN SIMPANG TIGA
PEKANBARU
- Peneliti
Nislawaty

c. Jurnal Ketiga
- Judul
Jurnal Keperawatan Indonesia, Volume 19 No.1, Maret 2016, hal 41-
48 pISSN 1410-4490, eISSN 2354-9203
- Manuskrip
PENINGKATAN KUALITAS TIDUR LANSIA WANITA
MELALUI KERUTINAN MELAKUKAN SENAM LANSIA
- Peneliti
Erna Silvia Budi Anggarwati, Kuntarti

2. Pada ketiga manuskrip yang anda temukan tadi, tuliskan mas-


ing masing teori yang dihasilkan :

a. Jurnal Pertama:
PENGARUH SENAM ERGONOMIK TERHADAP KUALITAS TIDUR PADA
LANSIA DENGAN GANGGUAN TIDUR DI UPTD GRIYA WERDHA
JAMBANGAN SURABAYA.
Menua bukanlah suatu penyakit bagi lansia dan bukan suatu halangan untuk
tetap mempertahankan produktivitas dan kemandirian dalam kehidupan sehari-
hari, meskipun memasuki usia lanjut banyak mengalami kemunduran fisik
maupun mental yang dapat menimbulkan berbagai masalah diantaranya
intoleransi aktivitas, timbulnya berbagai penyakit, depresi, serta gangguan tidur,
yaitu terjadi penurunan kualitas tidur REM (Rapid Eye Movement) dan NREM
(Non Rapid Eye Movement) yang dapat mengakibatkan gangguan tidur dan salah
satunya adalah insomnia (Bandiyah, 2009). Kemampuan fisik yang menurun
juga menyebabkan perubahan kualitas tidur pada lansia (Putra, 2011).
Setelah usia 65 tahun, 13% pria dan 36% wanita dilaporkan perlu waktu lebih
dari 30 menit untuk dapat tidur. Pada lansia, kualitas tidur pada malam hari
mengalami penurunan menjadi sekitar 70-80% sedikit efektif dari usia dewasa
(Rohmawati, 2012). Kelompok lansia mengeluh mengalami sulit tidur sebanyak
40%, sering terbangun pada malam hari sebanyak 30% dan sisanya gangguan
pemenuhan kebutuhan tidur lain (Silvanasari, 2012). Kurangnya kegiatan harian
atau kegiatan-kegiatan terstruktur akan mempengaruhi pengurangan waktu tidur
atau kualitas tidur pada lansia (Fakihan, 2016). Upaya-upaya untuk
mempertahankan kesehatan lanjut usia baik yang bersifat perawatan, pengobatan,
pola hidup sehat, diantaranya senam (Widianti & Proverawati, 2010). Menurut
National Sleep Foundation (2013), berolahraga secara teratur akan mendapatkan
kualitas tidur yang lebih baik dan tidur lebih konsisten daripada yang tidak
berolahraga.
Olahraga yang dapat dilakukan oleh lansia yaitu jalan kaki, olahraga yang bersifat
rekreatif dan senam. Beberapa senam yang dapat dilakukan oleh lansia yaitu
senam tera, yoga, senam kegel, dan senam ergonomik (Sutantri, 2014).
Senam ergonomic mampu mengembalikan dan memperbaiki posisi dan
kelenturan sistem saraf dan aliran darah, memaksimalkan suplai oksigen ke otak,
sistem kesegaran tubuh dan sistem kekebalan tubuh dari energi negatif/virus, dan
sistem pembuangan energi negatif dari dalam tubuh (Wratsongko, 2014).
Gerakan
senam ergonomic dikombinasikan dengan gerakan olah nafas dan relaksasi
sehingga mampu mengoptimalkan oksigen ke otak, meningkatkan sirkulasi dan
meningkatkan serotonin yang dapat membuat rasa tenang dan mengantuk serta
meningkatkan kualitas tidur (Wratsongko, 2008).
b. Jurnal kedua
PENGARUH SENAM LANSIA TERHADAP KUALITAS TIDUR PADA
LANSIA DI PELAYANAN SOSIAL TRESNA WERDHA KHUSNUL
KHOTIMAH KELURAHAN SIMPANG TIGA PEKANBARU.

Menurut (Nugroho, 2009), dalam perjalanan hidup manusia, proses


menua merupakan hal yang wajar dan akan dialami oleh semua orang yang
dikaruniai umur panjang. Hanya lambat atau cepatnya proses tersebut
bergantung pada setiap individu yang bersangkutan. Meningkatnya jumlah
lanjut usia sebenarnya adalah indikator yang menunjukkan semakin sehatnya
penduduk Indonesia karena usia harapan hidupnya meningkat, meskipun
disisi lain produktivitas mereka menurun. Proses penuaan penduduk tentunya
berdampak pada berbagai asper kehidupan, baik sosial, ekonomi, dan
terutama kesehatan, karena dengan semakin bertambahnya usia, fungsi organ
tubuh akan semakin menurun baik karena faktor alamiah maupun karena
penyakit. Kualitas hidup penduduk lanjut usia yang umumnya masih rendah
dapat terlihat dari pendidikan tertinggi yang ditamatkan dan angka buta huruf
lanjut usia (Nugroho, 2005).
Data proporsi Lanjut usia di dunia diperkirakan mencapai 22 % dari
penduduk dunia atau sekitar 2 miliar pada tahun 2020, sekitar 80 % Lanjut
usia hidup di negara berkembang. Jumlah penduduk di 11 negara anggota
World Health Organization (WHO) kawasan Asia Tenggara yang berusia di
atas 60 tahun berjumlah 142 juta orang dan diperkirakan akan terus meningkat
hingga 3 kali lipat ditahun 2050. Sedangkan jumlah Lanjut usia di seluruh
dunia dapat mencapai jumlah 1 miliar orang dalam kurun 10 tahun mendatang
( Data Kependudukan PBB, 2013). Di Indonesia proporsi penduduk Lanjut
usia terus membesar. Di Indonesia termasuk lima besar negara dengan jumlah
penduduk lanjut usia terbanyak di dunia yakni mencapai 18,1 juta jiwa pada
tahun 2010 dan 9,6 % dari jumlam penduduk (Sensus Penduduk, 2010).
Penduduk lansia ini diproyeksikan menjadi 28,8 juta jiwa (11,34 %) dari total
penduduk Indonesia pada tahun 2020,atau menurun proyeksi Bappenas
jumlah penduduk lansia 60 tahun akan menjadi dua kali lipat (36 juta) pada
tahun 2025. Selama 40 tahun, pertambahan jumlah lansia 10 kali lipat,
sedangkan jumlah penduduk hanya bertambah 2 kali lipat (Depsos, 2008).
Seiring perubahan usia, tanpa disadari juga pada orang lansia akan
mengalami perubahan-perubahan fisik, psokososial dan spiritual. Salah satu
perubahan tersebut adalah perubahan kualitas tidur. Menurut National Sleep
Foundatioon (NSF) sekitar 67 % dari 1.508 lansia di Amerika usia 65 tahun
keatas melaporkan mengalami gangguan tidur dan sebanyak 7,3 % lansia
mengeluhkan gangguan memulai dan mempertahankan tidur atau insomnia
(Breus, 2005). Pengkajian pola tidur dilakukan atas dasar pemahaman
terhadap proses penuaan yang terjadi pada pengkajian pola tidur. Hal ini
mencakup perubahan siklus tidur seiring penuaan. Bentuk kelainan yang
dikaji meliputi adanya berbagai konsekuensi fungsional berupa : susah tidur
pulas, sering terbangun, serta kualitas tidur yang rendah (Noorkasiani, 2009).
Kualitas tidur adalah suatu keadaan tidur yang dijalani seorang individu
menghasilkan kesegaran dan kebugaran saat terbangun (Khasanah, 2012).
Gangguan tidur dapat menyebabkan gangguan pada aktifitas sehingga
turunnya produktifitas yang sering kali mengganggu kegiatannya. Tubuh
manusia diciptakan yang secara alamiah telah diatur sebuah metabolisme fisik
yang akan mempengaruhi kesehatan. Fisik dan mental seseorang akan sehat
jika terdapat keteraturan antara terjaga dan tidur. Tidur juga berfungsi
terhadap penataan kembali keseimbangan fisik setelah sekian lamanya terjaga
dan terjadi keletihan kerja. Tubuh lelah akibat tidak tidur semalaman
membuat penderita gangguan tidur mudah terusik. Hal- hal yang kecil dapat
menimbulkan kemarahan karena penderita gangguan tidur menjadi pribadi
yang sensitif. Jika dikaitkan dengan berbagai macam penyakit yang bias
ditimbulkan ditimbulkan dari gangguan tidur, seperti berisiko terserang
hipertensi, diabetes melitus, penyakit jantung, dan lain-lain (Mukhlidah,
2011).
Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas tidur pada lansia antara
lain, penyakit, depresi, lingkungan, gaya hidup, dan gangguan tidur (Saryono,
2010).
Senam Lansia adalah olahraga ringan yang mudah dilakukan dan tidak
memberatkan, yang dapat diterapkan pada lansia. Aktivitas olahraga ini akan
membantu tubuh lansia agar tetap bugar dan tetap segar, karena senam lansia
ini mampu melatih tulang tetap kuat, mendorong jantung bekerja secara
optimal dan membantu menghilangkan radikal bebas yang berkeliaran
didalam tubuh (Suhardo, 2007).
c. Jurnal Ketiga
PENINGKATAN KUALITAS TIDUR LANSIA WANITA
MELALUI KERUTINAN MELAKUKAN SENAM LANSIA

Proses menua, yang disebabkan dan ditandai dengan perubahan anatomis dan
fisiologis, menyebabkan waktu tidur efektif lansia semakin berkurang. Selain itu, kualitas
tidur yang buruk lebih sering dialami oleh lansia wanita daripada lansia pria (Malakouti, et
al., 2009). Hal ini menimbulkan berbagai dampak negatif, antara lain dapat merusak mood
lansia, merasa lemas, tidak segar saat melakukan aktivitas, dan meningkatkan risiko jatuh
karena berkurang- nya tingkat konsentrasi pada lansia (Neikrug & Ancoli-Israel, 2010).
Permasalahan tidur yang dihadapi lansia dapat dijadikan sebagai acuan untuk
memberikan intervensi keperawatan yang tepat dalam mengatasi masalah terkait pemenuhan
tidur. Latihan fisik terbukti dapat meningkatkan pemenuhan kebutuhan tidur pada lansia
karena dapat memberikan manfaat relaksasi, memperlancar peredaran darah, dan dapat
mengurangi stres (Youngsted, 2005; Sharma, Parashar, & Sharma, 2013). Salah satu
latihan fisik yang dilakukan oleh lansia di Indonesia adalah senam lansia yang biasa
dilakukan di pagi hari secara teratur. Senam lansia mempunyai gera- kan yang ringan,
sehingga tepat untuk lansia yang kemampuan tubuhnya sudah menurun (Widianti &
Proverawati, 2010). Pelaksanaan senam lansia menjadi ukuran penting untuk mendapatkan
hasil yang maksimal dalam membantu kualitas tidur lansia.
3. Pada ketiga manuskrip yang anda temukan tadi, tuliskan mas-
ing masing keterkaitan dengan praktek keperawatan :
a. Jurnal Pertama

Gerakan senam ergonomic dikombinasikan dengan gerakan olah nafas


dan relaksasi sehingga mampu mengoptimalkan oksigen ke otak,
meningkatkan sirkulasi dan meningkatkan serotonin yang dapat membuat
rasa tenang dan mengantuk serta meningkatkan kualitas tidur
(Wratsongko, 2008).
Pada manuskrip pertama keterkaitan praktek keperawatannya ada pada
senam ergonomic karena senam ergonomic merupakan senam yang
menggerakan semua otot. Selain itu keterkaitan selanjutnya yaitu dengan
mengolah nafas dan relaksasi.

b. Jurnal Kedua

Senam lansia yang dikombinasikan dengan teknik pernafasan yang


dilakukan secara sadar, memungkinkan abdomen terangkat perlahan dan dada
mengembang penuh. Teknik pernafasan tersebut, mampu memberikan pijatan
pada jantung yang menguntungkan akibat naik turunnya diafragma, membuka
sumbatan-sumbatan dan memperlancar aliran darah ke jantung serta
meningkatkan aliran darah ke seluruh tubuh. Aliran darah yang meningkat
juga dapat meningkatkan nutrien dan oksigen. Peningkatan oksigen di dalam
otak akan merangsang meningkatkan sekresi serotonin sehingga membuat
tubuh menjadi tenang dan mudah untuk tertidur (Erliana, 2008).
Pada manuskrip kedua keterkaitan praktek keperawatannya ada pada
Teknik pernafasan.

c. Jurnal Ketiga

Senam lansia dapat meningkatkan relaksasi sehingga meningkatkan


kebutuhan akan istirahat. Senam lansia secara rutin mampu meningkatkan
konsumsi energi, sekresi endorfin, dan suhu tubuh yang dapat memfasilitasi
tidur dalam proses penyembuhan tubuh. Aliran darah yang lancar mampu
membuat transport oksigen terutama ke otak lancar sehingga dapat
mengontrol tekanan darah. Hal ini dapat meningkatkan kenyamanan lansia
saat tidur.

Metlit/Henny 10
Lilyanti/2’19
4. Lakukan Analisa, pola fikir peneliti manakah yang bersifat
deduktif manakah yang bersifat induktif, jelaskan! :

a. Jurnal Pertama
Bersifat deduktif, karena pada abstrak menjelaskan dari umum ke khusus.
“Semakin tinggi usia harapan hidup suatu negara menyebabkan tingginya jumlah
lansia yang diikuti pula dengan tingginya masalah kesehatan yang ada pada lansia
diantaranya terjadi penurunan kualitas tidur. Senam ergonomik dapat
meningkatkan serotonin yang dapat membuat rasa tenang dan mengantuk serta
meningkatkan kualitas tidur. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh
senam ergonomic terhadap kualitas tidur lansia di UPTD Griya Werdha
Jambangan Surabaya. Hasil penelitian ini didapatkan perbedaan yang bermakna
antara kualitas tidur sebelum dan sesudah diberikan senam ergonomik (pre test
dan post test), didapatkan 36 lansia (69,2%) mengalami peningkatan kualitas
tidur. Analisa Wilcoxon menunjukan bahwa senam ergonomik berpengaruh
terhadap peningkatan kualitas tidur pada lansia di Griya Werdha Jambangan
Surabaya. Berdasarkan hasil penelitian ini senam ergonomik dapat digunakan
sebagai salah satu terapi untuk meningkatkan kualitas tidur pada lansia.”
b. Jurnal Kedua
Bersifat deduktif karena pada abstrak menjelaskan dari umum ke khusus.
“Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas tidur pada lansia termasuk penyakit,
depresi, lingkungan, gaya hidup, dan gangguan tidur. Pelatihan fisik atau olahraga
tertentu dapat bermanfaat untuk mengatasi kebutuhan gangguan tidur. Senam
lansia adalah olahraga ringan yang mudah dilakukan tidak memberatkan, yang
bisa diterapkan pada lansia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh
senam lansia terhadap kualitas tidur pada lansia di Panti Sosial Tresna Werdha
Khusnul Khotimah. Sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 24 lansia yang
mengalami gangguan tidur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas tidur
pada lansia sebelum senam lansia sebagian besar masuk dalam kategori kualitas
tidur buruk (100%). Setelah melakukan senam lansia, kualitas tidur yang buruk
menjadi kualitas tidur yang baik yaitu (45,8%). Dari hasil hasil uji statistik untuk t
tabel sebesar 2,080. Nilai t hitung> t tabel (24,763> 2,080) dan nilai signifikansi
(sig 2 tailed) sebesar 0,000 (kurang dari 0,05). Kesimpulan dari penelitian ini
Metlit/Henny 11
Lilyanti/2’19
adalah ada pengaruh senam lansia terhadap kualitas tidur lansia di Panti Sosial
Tresna Werdha Khusnul Khotimah Pekanbaru. Senam lansia sangat bermanfaat
dalam meningkatkan kualitas tidur pada lansia sehingga diharapkan pada lansia
dapat meningkatkan pentingnya kesadaran senam lansia.
c. Jurnal Ketiga
Bersifat deduktif, karena pada abstrak menjelaskan dari umum ke khusus.
“Kualitas tidur semakin berkurang seiring dengan bertambahnya usia manusia.
Latihan fisik berupa senam lansia menjadi salah satu cara untuk meningkatkan
kualitas tidur pada lansia. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan antara
kerutinan mengikuti senam lansia dan kualitas tidur pada lansia melibatkan 98
lansia wanita yang mengikuti senam lansia di wilayah Kelurahan Depok Jaya,
Depok. Hasil penelitian menunjukkan ada perbedaan skor PSQI lansia wanita
yang rutin mengikuti senam dengan yang tidak sebesar 2,11 (p<0,001). Penelitian
ini merekomendasikan kepada praktisi kesehatan untuk melakukan advokasi ke
posbindu yang belum menerapkan kegiatan senam lansia pada wilayahnya dan
mendorong para lansia untuk mengikuti senam lansia secara rutin.”

Metlit/Henny 12
Lilyanti/2’19
KESIMPULAN SETELAH PRAKTIKUM UNIT-1

Dari ketiga manuskrip tersebut dapat disimpulkan bahwa senam lansia dan
senam ergonomic sangat berpengaruh atau bisa meningkatkan kualitas tidur pada
lansia. Dibuktikan dengan penelitian dari ke tiga manuskrip tersebut bahwa Kualitas
tidur pada lansia sebelum dilakukan senam lansia sebagian besar masuk kategori
kualitas tidur buruk. Setelah diterapkan senam lansia terjadi perubahan yang
signifikat terhadap kualitas tidur lansia.

Notes : Paraf
Tanggal praktikum : …………………………………
Dosen pembimbing/asdos : ………….
Unit.2

KONSEP PENELITIAN

A PENJELASAN UMUM
Riset keperawatan adalah suatu upaya menemukan kembali sesuatu
yang baru berasal dari praktik keperawatan.
Selanjutnya, temuan baru diperdalam data pendukungnya dan di-
analisis menggunakan kaidah logika berpikir. Hasil pemikiran
akhirnya digunakan untuk memperkaya teori keperawatan. Upaya
memperkaya teori keperawatan agar dapat dipertanggungja-
wabkan secara ilmiah kepada profesi lain diperlukan proses berpikir
logis. Hasil pemikiran logis perlu diselaraskan dengan logika
sistematis yang akan Anda pelajari melalui pengantar riset
keperawatan.

1. Definisi penelitian
2. Klasifikasi Penelitian
3. Karakteristik penelitian
Kegunaan penelitian
B METODE PEMBELAJARAN
Discovery Learning :
Yang dilakukan mahasiswa :
Mencari, mengumpulkan, dan menyusun informasi yang ada untuk
mendeskripsikan suatu pengetahuan.

Yang dilakukan dosen :


Menyediakan data, atau petunjuk (metode) untuk menelusuri suatu
pengetahuan yang harus dipelajari oleh mahasiswa.
Memeriksa dan memberi ulasan terhadap hasil (AIPNI, 2015)

C TUJUAN PEMBELAJARAN
Mahasiswa dapat menelaah rancangan, karakteristik dan kaidah
ilmiah filsafat ilmu

D KEGIATAN
- Mahasiswa akan mencari 3 manuskrip penelitian yang menarik
- Mahasiswa menelaah rancangan dari masing-masing manuskrip
- Mahasiswa menelaah karakteristik dari masing-masing manuskrip
- Mahasiswa menelaah kaidah filsafat ilmiah dari masing-masing
manuskrip
- Mahasiswa mengisi lembar kegiatan pada buku praktikumnya
- Dosen memeriksa pekerjaan mahasiswa membubuhkan paraf
pada lembar kerja mahasiswa
- Dosen membahas secara umum
- Dosen mengevaluasi hasil pembelajaran

Metlit/Henny 13
Lilyanti/2’19
E LEMBAR KERJA
1. Analisa masing-masing manuskrip tentang rancangannya yaitu:
a. Deskriptif vs Analisa
1. Jurnal Pertama
Penelitian ini di sajikan secara deskriptif dengan menggunakan tabel
frekuensi kualitas tidur pre dan post sebelum senam, sedangkan untuk
analisisnya menggunakan statistik untuk mengukur kualitas tidur lansia
sebelum dan sesudah diberikan senam ergonomik.
2. Jurnal kedua
Penelitian ini di sajikan secara deskriptif dengan menggunakan tabel
frekuensi pre dan post sebelum senam lansia, sedangkan untuk analisisnya
menggunakan analisis univariat, untuk mengetahui kerutinan lansia dalam
melaksanakan senam lansia dan bivariat, untuk mengetahui pengaruh
senam lansia terhadap kualitas tidur.
3. Jurnal ketiga
Penelitian ini di sajikan secara deskriptif dengan menggunakan variabel
kerutinan mengikuti senam lansia diukur menggunakan daftar hadir senam
lansia dalam sebulan terakhir. Kriteria rutin mengi- kuti senam lansia jika
frekuensi kehadiran lebih dari/sama dengan 8,1, sedangkan untuk
analisisnya Analisis univariat untuk mengggambarkan faktor yang
mempengaruhi tidur dan analisis bivariat pada penelitian ini menggunakan
Independent test untuk mengetahui hubungan antara kerutinan mengikuti
senam lansia dan kualitas tidur
b. Kuantitatif vs Kualitatif
1. Jurnal pertama
Penelitian ini menggunakan kuantitatif karena di penelitian ini hasilnya
disajikan menggunakan data angka (SPPSS) dan menggunakan kuisioner
psqi. Pada penelitian ini tidak menggunakan kualitatif.
2. Jurnal kedua
Penelitian ini menggunakan kuantitatif karena di penelitian ini hasilnya
disajikan menggunakan data angka (SPPSS) dan menggunakan kuisioner
psqi. Pada penelitian ini tidak menggunakan kualitatif.
3. Jurnal ketiga
Penelitian ini menggunakan kuantitatif karena di penelitian ini hasilnya
disajikan menggunakan data angka (SPPSS) dan menggunakan kuisioner
psqi. Pada penelitian ini tidak menggunakan kualitatif.

Metlit/Henny 14
Lilyanti/2’19
c. Cross sectional vs longitudinal
1. Jurnal pertama
Cross sectional, untuk mengetahui pengaruh senam ergonomik terhadap
kualitas tidur lansia dengan gangguan tidur. Longitudinal, senam
ergonomik ini di berikan kepada lansia sebanyak 2x dalam seminggu
dilakukan selama 4 minggu, penilaian intervensi menggunakan lembar
observasi sesuai pelaksanaan frekuensi.
2. Jurnal kedua
Cross sectional, untuk mengetahui pengaruh senam lansia terhadap kualitas
tidur lansia. Longitudinal, senam lansia di berikan kepada lansia sebanyak
3x dalam seminggu delakukan selama 4 minggu , penilaian intervensi
menggunakan tabel pre dan post senam.
3. Jurnal ketiga
Cross sectional, untuk mengetahui pengaruh kerutinan melakukan senam
lansia untuk meningkatkan kualitas tidur lansia. Longitudinal, penelitian
dilakukan selama 3 jam dalam seminggu untuk mengetahui kerutinan
mengikuti senam lansia terhadap peningkatan kualitas tidur.
d. Observasional vs eksperimental
1. Jurnal pertama
Pada penelitian ini di lakukan eksperimen senam ergonomik kepada 60
orang lansia yang mengalami penurunan kualitas tidur.
2. Jurnal kedua
Pada penelitian ini di lakukan eksperimen senam lansia kepada 70 orang
lansia yang mengalami penurunan kualitas tidur.
3. Jurnal ketiga
Pada penelitian ini menggunakan observasi dengan melihat frekuensi daftar
kehadiran lansia dalam mengikuti senam lansia.
e. Korelasional vs pengaruh/perbedaan
1. Jurnal pertama
Peneliti ingin meneliti pengaruh senam ergonomik terhadap peningkatan
kualitas tidur lansia
2. Jurnal kedua
Peneliti ingin meneliti pengaruh senam lansia terhadap peningkatan
kualitas tidur lansia.

Metlit/Henny 15
Lilyanti/2’19
3. Jurnal ketiga
Peneliti ingin mengetahui peningkatan kualitas tidur lansia melalui
kerutinan senam lansia.

2. Analisa masing-masing manuskrip tentang karakteristiknya yaitu


a. Sebutkan Variabelnya
1. Jurnal pertama: variabel independennya pengaruh senam ergonomik
sedangkan variabel dependen nya kualitas tidur pada lansia dengan gangguan
tidur.
2. Jurnal kedua: variabel independennya pengaruh senam lansia sedangkan
variabel dependennya kualitas tidur pada lansia.
3. Jurnal ketiga: variabel independennya kerutinan melakukan senam lansia
sedangkan variable dependennya peningkatan kualitas tidur lansia

b. Sebutkan cara analisisnya


1. Jurnal pertama
Data penelitian disajikan secara deskriptif dengan menggunakan tabel
frekuensi. Analisis statistik untuk mengukur kualitas tidur lansia sebelum dan
sesudah diberikan senam ergonomik menggunakan uji wilcoxon signed rank.
2. Jurnal kedua
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis univariat
dan bivariat.
3. Jurnal ketiga
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis univariat
dan bivariat. Analisis univariat mengggambarkan faktor yang mempengaruhi
tidur (penyakit saat ini, konsumsi obat dan substansi saat ini, lingkungan saat
tidur, dan aktivitas fisik), kerutinan mengikuti senam lansia, dan kualitas tidur.
Analisis bivariat pada penelitian ini menggunakan Independent test untuk
mengetahui hubungan antara kerutinan mengikuti senam lansia dan kualitas
tidur. Pada uji bivariat perbedaan kualitas tidur berdasarkan faktor-faktor yang
mempengaruhi tidur yaitu konsumsi substansi (kafein), lingkungan suhu dan
cahaya meng- gunakan Uji Anova.

Metlit/Henny 16
Lilyanti/2’19
c. Sebutkan cara pengumpulan datanya
1. Jurnal pertama

Data senam ergonomik dan data kualitas tidur lansia didapatkan dengan cara
pemberian intervensi senam ergonomik dan pengisian kuesioner kualitas
tidur lansia sebelum dan setelah periode intervensi senam ergonomik.

2. Jurnal kedua
Melalui wawancara kepada 77 lansia di dapatkan hasil wawancara 10 orang
lansia, sering terbangun 3 sampai 5 kali pada malam hari ada 8 orang (80%)
dan 2 orang (20%) lansia lain tidak mengeluh tentang gangguan tidur.
3. Jurnal ketiga
Penelitian ini menggunakan desain analitik komparatif dengan pendekatan
cross sectional. Penelitian melibatkan 98 responden yaitu lansia wanita yang
mengikuti senam lansia.

d. Sebutkan simpulannya
1. Jurnal pertama
Senam ergonomik memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kualitas
tidur lansia di Griya Wedha Jambangan Surabaya, sehingga akan membantu
lansia yang mengalami gangguan tidur.
2. Jurnal kedua
Kualitas tidur pada lansia sebelum dilakukan senam lansia sebagian besar
masuk kategori kualitas tidur buruk yaitu (100%). Kualitas tidur pada lansia
setelah dilakukan senam lansia mengalami penurunan skor dari kualitas tidur
buruk menjadi kualitas tidur baik yaitu (45,8%).
3. Jurnal ketiga
Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan bahwa terdapat hubungan antara
kerutinan mengikuti senam lansia dan kualitas tidur lansia wanita. Senam
lansia yang dilakukan secara rutin dapat meningkatkan kualitas tidur lansia.
Jadi, kerutinan mengikuti senam merupakan faktor penting yang harus
diperhatikan agar mendapatkan manfaat yang optimal dalam meningkatkan
kualitas tidur lansia.

Metlit/Henny 17
Lilyanti/2’19
3. Analisa masing-masing manuskrip tentang kaidah filsafat ilmi-
ahnya yaitu
a. Antologinya
b. Epistemiologinya
c. Aksiologinya

KESIMPULAN SETELAH PRAKTIKUM UNIT-2

Notes : Paraf
Tanggal praktikum : …………………………………
Dosen pembimbing/asdos : ………….

Metlit/Henny 18
Lilyanti/2’19

Anda mungkin juga menyukai