A. KONSEP DASAR
1. PENGERTIAN
Infeksi merupakan invasi tubuh oleh patogen atau mikroorganisme yang mampu
menyebabkan sakit.Infeksi juga disebut asimptomatik apabila mikroorganisme gagal dan
menyebabkan cedera yang serius terhadap sel atau jaringan.Penyakitb akan timbul jika
patogen berbiak dan menyebabakan perubahan pada jaringan normal.(Potter & perry
.Fundamental Keperawatan.edisi 4.hal : 933 – 942:2005)
2. ETIOLOGI
a) Penyebab penyakit adalah bakteri (jasad renik atau kuman).contoh : TBC : ditularkan
melalui udara,Tetanus : melalui luka yang kotor,Mencret : lalat, air dan jari yang
kotor,Pneumonia : lewat batuk (udara),Gonorrhea dan sifilis : hubungan kelamin,Sakit
telinga : dengan selesma (masuk angin dan pilek.
a) Demam : seringkali tidak mencolok. Glickman dan Hilbert (1982), seperti dikutip
oleh Yoshikawa mendapatkan bahwa banyak penderita lansia yang jelas menderita
infeksi tidak menunjukkan gejala demam. Penderita dengan sepsis seringkali suhu
juga tidak meningkat, akan tetapi justru menurun (hipotermi). Tidak adanya demam
ini selain memperlambat diagnosis, juga menurunkn efek fisiologik lekosit dalam
melawan infeksi, sehingga angka kematian penderita lansia dengan infeksi tanpa
demam akan lebih tinggi daripada apabila disertai demam.
b) Gejala tidak khas : gejala seperti yang digambarkan pada penderita muda sering tidak
terdapat bahkan berubah. Gejala nyeri khas pada apendisitis akut, kolesistitis akut,
meningitis, dan lain-lain sering tidak dijumpai. Batuk pada pneumonia sering tidak
dikeluhkan, mungkin oleh penderita dianggap sebagai batuk “biasa” (Fox, 1998 ;
Hadi Martono 1992, 1993
Beberapa infeksi yang sering ditemui pada lansia akan memberikan gambaran yang khas dan
perlu diperhatikan adalah seperti tercantum pada table 4 (Yoshikawa, 1990)..
Infeksi intra abdomen Gangrene apendiks dan vesika felea terbanyak pada lansia,
diverticulitis terdapat terutama pada lansia
Infeksi jaringan lunak Dekubitus dan luka pasca operasi tersering terjadi pada lansia
Sepsis Dari semua kasus 40% terjadi pada lansia, mengakibatkan 60%
kematian
Endokarditis infeksi Meningkat prevalensinya pada lansia
4. PATOFISIOLOGI
Setelah menembus jaringan, patogen dapat berkembang pada di luar sel tubuh
(ekstraselular) atau menggunakan sel tubuh sebagai inangnya (intraselular). Patogen
intraselular lebih lanjut dapat diklasifikasikan lebih lanjut:
a) Patogen yang berkembang biak dengan bebas di dalam sel, seperti : virus dan
beberapa bakteri (Chlamydia, Rickettsia, Listeria).
Jaringan yang tertembus dapat mengalami kerusakan oleh karena infeksi patogen,
misalnya oleh eksotoksin yang disekresi pada permukaan sel, atau
sekresi endotoksin yang memicu sekresi sitokina oleh makrofaga, dan mengakibatkan
gejala-gejala lokal maupun sistemik.
5. KOMPLIKASI
Komplikasi penyembuhan luka meliputi infeksi, perdarahan, dehiscence dan eviscerasi.
a) Infeksi
Invasi bakteri pada luka dapat terjadi pada saat trauma, selama pembedahan atau
setelah pembedahan. Gejala dari infeksi sering muncul dalam 2 – 7 hari setelah
pembedahan. Gejalanya berupa infeksi termasuk adanya purulent, peningkatan
drainase, nyeri, kemerahan dan bengkak di sekeliling luka, peningkatan suhu, dan
peningkatan jumlah sel darah putih.
b) Perdarahan
Perdarahan dapat menunjukkan suatu pelepasan jahitan, sulit membeku pada garis
jahitan, infeksi, atau erosi dari pembuluh darah oleh benda asing (seperti drain).
Hipovolemia mungkin tidak cepat ada tanda. Sehingga balutan (dan luka di bawah
balutan) jika mungkin harus sering dilihat selama 48 jam pertama setelah
pembedahan dan tiap 8 jam setelah itu.Jika perdarahan berlebihan terjadi,
penambahan tekanan balutan luka steril mungkin diperlukan. Pemberian cairan dan
intervensi pembedahan mungkin diperlukan.
Dehiscence dan eviscerasi adalah komplikasi operasi yang paling serius. Dehiscence
adalah terbukanya lapisan luka partial atau total. Eviscerasi adalah keluarnya
pembuluh melalui daerah irisan. Sejumlah faktor meliputi, kegemukan, kurang
nutrisi, multiple trauma, gagal untuk menyatu, batuk yang berlebihan, muntah, dan
dehidrasi, mempertinggi resiko klien mengalami dehiscence luka. Dehiscence luka
dapat terjadi 4 – 5 hari setelah operasi sebelum kollagen meluas di daerah luka.
Ketika dehiscence dan eviscerasi terjadi luka harus segera ditutup dengan balutan
steril yang lebar, kompres dengan normal saline. Klien disiapkan untuk segera
dilakukan perbaikan pada daerah
6. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a) Analisis laboratorium yang memberikan informasi ttg pertahanan klien melawan
infeksi
B. ASUHAN KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN
e) Bagaimana dengan pola ADL nya, apakahBagaimana dengan pola ADL nya, apakah
ada gangguan atau ketidaknyamanan?ada gangguan atau ketidaknyamanan?
2. Pengkajian Luka
a) Kondisi luka
Slough (yellow)
Epithelialising (pink)
e) Tanda-tanda infeksi
D. PERENCANAAN KEPERAWATAN
DAFTAR PUSTAKA
1. Olmsted RN. APIC Infection Control and Applied Epidemiology: Principles and
Practice. St Louis, Mosby; 1996
5. Soeparman, dkk. Ilmu Penyakit Dalam Jilid II. Balai Penerbit FKUI, Jakarta; 2001
9. Babb, JR. Liffe, AJ. Pocket Reference to Hospital Acquired infection. Science Press
limited, Cleveland Street, London; 1995
10. Pohan, HT. Current Diagnosis and Treatment in Internal Medicine. Pusat Informasi dan
Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI, Jakarta;2004
11. Wenzel. Infection control in the hospital,in International society for infectious diseases,
second ed,Boston; 2002