TINJAUAN PUSTAKA
namun pneumonia juga dapat disebabkan oleh bahan kimia ataupun karena
2. Pneumonia Balita
Anak Bawah Lima Tahun atau sering disingkat sebagai Anak Balita
adalah anak yang telah menginjak usia di atas satu tahun atau lebih popular
dengan pengertian usia anak di bawah lima tahun atau biasa digunakan
13
Djojodibroto, 2014. Respirologi: respiratory medicine. jakarta: EGC.
14
Said M, 2015, Buku Ajar Respirologi Anak, 1th Ed, Ikatan Dokter Anak Indonesia, Jakarta
15
Kemenkes, RI, 2018, Tatalaksana Pneumonia Balita di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat
Pertama. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI.
16
DEPKES RI, 2015, Situasi Kesehatan Anak Balita di Indonesia, Pusat Data dan Informasi
Kementerian Kesehatan RI
9
10
3. Klasifikas Pneumonia
dan tidak ada napas cepat, frekuensi napas kurang dari 60x/menit
2) Pneumonia Berat
atau terlalu dingin. Ditandai dengan tidak ada tarikan dinding dada
bagian bawah kedalam (TDDK) yang kuat dan adanya napas cepat
17
Said M, 2015.
18
Kemenkes, RI, 2018 ;15
11
untuk anak umur 2 bulan sampai <12 bulan dan kurang dari
(TDDK dan nafas cepat). Hal ini berarti anak hanya menderita
pneumonia
berumur <2 bulan, 50 x / menit atau lebih pada anak umur 2-12
bulan dan 40x/menit atau lebih pada umur 12 bulan -<5 tahun.
kerumah sakit.
4. Epidemiologi Pneumonia
menyebabkan lebih dari 5 juta kematian per tahun pada anak balita di
morbiditas dan mortalitas anak berusia <5 tahun. Insidens pneumonia pada
anak berusia <5 tahun adalah 10–20 kasus/100 anak/ tahun di negara
5. Etiologi Pneumonia
anak yang lebih besar. Pada bayi yang lebih besar dan anak balita,
sakit. Selain berbeda dalam lokasi tempat terjadinya infeksi, kedua bentuk
7. Patofisiologi
leukosit PMN di alveoli dan terjadi proses fagositosis yang cepat. Stadium
8. Gejala
22
Said M, 2015.
23
Said M, 2015.
14
ringan hingga sedang, sehingga dapat berobat jalan saja. Hanya sebagian
1) Usia
24
Said M, 2015.
25
DEPKES RI,2015.
15
pada umur 45-54 tahun dan terus meninggi pada kelompok umur
berikutnya.
dibawah lima tahun (balita). Hal ini dikarenakan bayi dan balita
2) Jenis Kelamin
perempuan,
lainnya.27
4) Status Gizi
anak
adalah bayi hanya diberi ASI saja, tanpa tambahan cairan dan
kekebalan bayi terhadap infeksi bakteri dan virus. Anak yang diberi
6) Status Imunisasi
yaitu :29
2) Pencahayaan
3) Kelembaban
4) Ventilasi
tersebut agar tetap segar. Hal ini berarti keseimbangan oksigen yang
ruangan dari bakteri, karena disitu selalu terjadi aliran udara yang
6) Pendidikan
dengan lebih baik. Hal ini didukung dengan penelitian Susi Hartati
7) Pengetahuan
berpeluang tinggi.
10. Diagnosis
penunjang.30
a. Anamnesis
mengenal keluhan. Gejala, dan tanda yang spesifik pada saluran napas
tinggi, batuk, gelisah, rewel dan sesak napas. Pada bayi biasanya
gejalanya tidak khas, sering tanpa demam. Anak yang lebih besar
riwayat batuk dan atau adanya kesulitan bernapas dalam waktu kurang
3) Demam tinggi
Faktor Risiko
30
Kemenkes, RI, 2018;27
22
pneumokokus.
5) Riwayat asma pada pasien dan keluarganya yaitu pada orang tua
b. Pemeriksaan Fisik
alat stetoskop pada dada saat anak dalam keadaan menangis. Dilakukan
observasi pada dada untuk melihat adanya tarikan, dinding dada bagian
1) Tanda-tanda bahaya
2) Frekuensi napas
1) Pemeriksaan Umum
a) Pemeriksaan kesadaran
detik atau 1 menit ketika anak dalam keadaan tidur, tenang atau
Umur anak <2 bulan frekuensi 60 kali per menu atau lebih
Umur anak 2 sampai < 12 bulan frekuensi 50 kali per menu atau
lebih
2) Pemeriksaan Klinis
pneumotorak
(Kussmaul)
(hipersonor).
c. Pemeriksaan Penunjang
pneumonia.
25
a. Batuk
c. Demam
dengan stetoskop)
2) Pneumonia:
3) Pneumonia berat
c) Disertai tanda antara lain : saturasi oksigen < 90% atau sianosis
sentral
11. Komplikasi
Jika tidak mengalami perbaikan setelah dua hari. atau kondisi anak
b. Pneumotoraks
sisi toraks
d. Abses
paru-paru.33
12. Pencegahan
32
Kemenkes, RI, 2018;30
33
Misnadiarly (2008) dalam Rara Alfaqinisa, 2015;20
28
1. Menghindari balita dari paparan asap rokok, polusi udara, dan tempat
Terlebih jika disertai suara serak, sesak nafas, dan adanya terikat pada
anak resiko tinggi, terutama usia 2-23 bulan. Namun untuk vaksin ini
menikmatinya.34
B. Konsep Pengetahuan
1. Pengertian
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang
34
Misnadiarly (2011) dalam Rara Alfaqinisa, 2015;44
29
a. Tahu (Know)
badan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima, oleh sebab
b. Pemahaman (Comprehention)
materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek
dipelajari.
c. Aplikasi (Application)
d. Analisa (Analysis)
35
Notoatmodjo, 2014.
36
Notoatmodjo, 2014.
30
e. Sintesis (Syntesis)
kata lain sintesis ini suatu kemampuan untuk menyusun formula baru
f. Evaluasi (Evaluation)
angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subyek
atau kita ukur dapat kita sesuaikan dengan tingkat-tingkat tersebut diatas.
menjadi :37
a. Cara tradisional
37
Notoatmodjo, 2014.
31
antara lain :
kedua ini gagal juga, maka dicoba kemungkinan ketiga, dan begitu
adalah benar
b. Cara modern
sistematis, logis, dan ilmiah, Cara ini disebut metode penelitian ilmiah.
a. Usia
38
Notoatmodjo, 2014
33
Usia adalah umur individu yang terhitung mulai saat lahir sampai saat
b. Penyuluhan
c. Pengalaman
d. Informasi
f. Pekerjaan
5. Kategori Pengetahuan
tingkatan yaitu39 :
angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek
C. Konsep Sikap
1. Definisi Sikap
bahwa sikap (attitude) berasal dari bahasa Italia attituidine yaitu “Manner
(attitude) adalah merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari
39
Notoatmodjo, 2014.
40
Notoatmodjo, 2014
35
bahwa secara garis besar sikap terdiri dari komponen kognitif (ide yang
2. Ciri-ciri Sikap
adalah: 42
b. Sikap dapat berubah-ubah karena itu sikap dapat dipelajari dan sikap
tertentu terhadap suatu obyek. Dengan kata lain sikap itu terbentuk,
d. Obyek sikap itu merupakan suatu hal tertentu tetapi dapat juga
41
Derwanto & Astuti, 2010, Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Manusia.,
Yogyakarta : Nuha Medika.
42
Notoatmodjo, 2014
36
3. Tingkatan Sikap
a. Menerima (receiving)
b. Merespon (responding)
tugas yang diberikan. Terlepas dari pekerjaan itu benar atau salah
c. Menghargai (valuing)
orang lain terhadap suatu masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat
tiga.
4. Fungsi Sikap
43
Notoatmodjo, 2014
44
Derwanto & Astuti, 2010
37
sejauh mana obyek sikap dapat digunakan sebagai sarana atau alat
egonya.
Sikap yang ada pada diri seseorang merupakan jalan bagi individu
d. Fungsi pengetahuan
45
Derwanto & Astuti, 2010
38
5. Komponen Sikap
menunjang yaitu46 :
a. Komponen kognitif
b. Komponen afektif
terhadap sesuatu.
c. Komponen kognatif
tertentu.
46
Azwar, S., 2011, Sikap dan Perilaku Dalam: Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya ed.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar ; 23.
39
a. Pengalaman pribadi
penting tersebut.
c. Pengaruh kebudayaan
masalah.
d. Media massa
47
Azwar, S. ; 30.
40
Konsep moral dan ajaran dari lembaga pendidikan dan lembaga agama
f. Faktor emosional
7. Kategori Sikap
yaitu 49:
yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek
penelitian atau responden. Kedalaman sikap yang ingin kita ukur dapat kita
48
Azwar, S. ; 30
49
Notoatmodjo, 2014.
41
Pneumonia Balita
petugas kesehatan, tokoh masyarakat, tokoh agama. Dari ke tiga (3) faktor
penyebab, gejala klinis, pencegahan, dan cara penanganan yang tepat dari
wawancara terpimpin serta melihat data rekam medik dan dianalisis dengan uji
riwayat bayi berat lahir rendah (3,7%), tidak mendapatkan imunisasi campak
(40,7%) dan gizi kurang (25,9%). Hasil analisis bivariat menunjukkan terdapat
eksklusif, paparan asap rokok, riwayat bayi berat lahir rendah dan imunisasi
kontrol. Hasil penelitian dapat disimpulkan yaitu tidak ada hubungan yang
signifikan antara kategori luas ventilasi rumah, jenis lantai, jenis dinding,
50
Yulia, Rizanda, Pertiwi,2016.
43
keberadaan anggota lain yang merokok dengan kejadian pneumonia pada anak
balita di wilayah kerja Puskesmas Semin I Kabupaten Gunung Kidul dan ada
Pengetahuan Dan Sikap Ibu Dengan Kejadian Pneumonia Pada Balita Di Desa
Cross Sectional. Sampel dalam penelitian ini diambil dengan cara minimal
sampel yaitu 30 ibu yang memiliki balita di Desa Sungai Arang wilayah kerja
antara pengetahuan dengan kejadian pneumonia P-value 0,706 (> 0,05), dan
ada hubungan antara sikap dengan kejadian pneumonia P-value 0,049 (<
0,05).52
51
Amalia,Suhartono,Winarni, 2017, Hubungan Antara Faktor Lingkungan Fisik Rumah Dengan
Kejadian Pneumonia Pada Anak Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Semin I Kabupaten Gunung
Kidul: Jurnal Kesehatan Masyarakati, vol. 5, no. 5 (Oktober).
52
Franciska, 2018, Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Dengan Kejadian Pneumonia Pada
Balita Di Desa Sungai Arang Wilayah Kerja Puskesmas Muara Bungo II Tahun 2018” : Scientia
Journal, vol. 2, no.2 (Desember).
44
kerja Puskesmas Kebun handil tahun 2016 yang berjumlah 3.731. Sampel
pada penelitian ini dipilih dengan teknik accidental sampling, yang berjumlah
53
Astuti, 2018, “Tingkat Pengetahuan Masyarakat Tentang Pengaruh Polusi Udara Terhadap
Penyakit Ispa Di Puskesmas Perawatan Betungan Kota Bengkulu” : Journal of Nursing and
Public Health, vol. 6, no.1 (April)
45
hubungan antara pengetahuan ibu dengan kejadian pneumonia pada balita (p-
balita. Metode Penelitian ini adalah Pre eksperimen dengan pendekatan waktu
post-test. Sampel dalam penelitian ini adalah total sampling yaitu 45 orang.
dilakukan dengan wilcoxon match pairs test. Hasil uji statistik didapatkan p
pembahasan yang relevan dengan penelitian yang peneliti lakukan. Dari uraian
54
Fitrianti, 2018, Hubungan Pengetahuan Ibu Dengan Kejadian Pneumonia Pada Balita Di
Puskesmas Kebun Handil Kota Jambi : Jurnal Akademika Baiturrahim Jambi, vol. 7, no. 2,
(September),109
55
Puspitasari, 2018, Pengetahuan ibu tentang pneumonia pada balita mengalami peningkatan
setelah diberikan penyuluhan: Jurnal Health of Studies , vol. 3, no. 2 (September).
46
E. Kerangka Teori
Pengetahuan
Penyakit Pneumonia
Faktor - Pengertian
Predisposisi Pneumonia
Sikap - Penyebab
Perilaku
Pneumonia
- Tanda dan gejala
Pneumonia
Tindakan - Penularan