Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

DIFUSI INOVASI PENDIDIKAN


Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas pada mata kuliah Inovasi Pendidikan

Dosen Pengampu:
Dr. Farida Jaya, M.Pd

Disusun oleh :
CICI RAMADHANI
0309173127

PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL - 3/VI

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA
MEDAN
2020
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warahmatullah wabarakattuh


Segala puji bagi Tuhan yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan hidayah –
Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah Difusi Inovasi Pendidikan dengan
baik. Makalah ini disusun agar pembaca dapat memahami Difusi Inovasi Pendidikan yang
disajikan berdasarkan referansi dari berbagai sumber.
Penyusun menbuat makalah ini dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari
diri penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan
terutama peetolongan dari Tuhan akhirnya makalah ini dapat terselesaikan. Penyusun
juga mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing yang telah banyak membantu
penyusun agar dapat menyelesaikan makalah ini. semoga makalah ini dapat memberikan
wawasan yang lebih luas kepada pembaca. Walaupun makalah ini memilik kekurangan.
Penyusun mohon kritik dan sarannya.

Waalaikumsalam warahmatullah wabarakattuh

Medan, 18 Maret 2020

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................
DAFTAR ISI......................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................
A. latar Belakang Masalah............................................................................................
B. Rumusan Masalah....................................................................................................
C. Tujuan Penulisan.....................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................
A. Pengertian Difusi.....................................................................................................
B. Pengertian Inovasi...................................................................................................
C. Unsur – Unsur Difusi Inovasi..................................................................................
D. Strategi Difusi Inovasi dalam Pendidikan...............................................................
BAB III PENUTUP...........................................................................................................
Kesimpulan ...................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan oleh manusia untuk menjaga nilai
nilai kehidupan dan budaya, untuk mewariskan ilmu pengetahuan dari satu generasi ke
generasi lainnya, dengan demikian hidup manusia akan lebih berbudaya dan beradab.
Dewasa ini, sebagaimana yang kita ketahui, ilmu pengetahuan dan teknologi diwariskan
melalui insitusi - institusi pendidikan. Di institusi pendidikan, anak didik betul – betul
menjadi hal yang diutamakan. Katena tujuan dari dibentuknya pendidikan adalah untuk
menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas, baik segi keilmuwannya, maupun
dari segi akhlak dan kepribadiannya.
Teknologi pendidikan merupakan kajian dan praktek untuk membantu proses belajar
dan meningkatkan kinerja dengan membuat, menggunakan , dan mengelolah proses dan
sumber teknologi yang memadai. Konsep inovasi, difusi, dan difusi inovasi merupakan
suatu hal baru. Keberanian betindak untuk melakukan suatu inovasi tidak pernah berakhir
walaupun hal tersebut bukan suatu hal yang mudah dilaksanakan.
Difusi dan inovasi diperlukan bukan saja dalam bidang teknologi, tetapi di segala
bidang termasuk bidang pendidikan. Difusi pendidikan diterapkan di dalam berbagai
jenjang pendidikan juga dalam setiap komponen sistem pendidikan.
Kompetensi dasar yang ingin dicapai dalam kegiatan pembelajaran ini adalah dapat
memahami berbagai konsep teori tentang inovasi dan difusi inovasi serta faktor – faktor
yang mempengaruhi guna diaplikasikan dalam garapan pendidikan.

B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas, kami selaku penulis membuat rumusan
masalah sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan difusi ?
2. Apa yang dimaksud dengan inovasi ?
3. Apa saja unsur – unsur difusi inovasi ?
4. Apa saja strategi difudi inovasi dalam pendidikan ?

C. Tujuan Penulisan
Dari rumusan masalah diatas, kami selaku penulis membuat tujuan
penulisan sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui apa itu difusi.
2. Untuk mengetahui apa itu inovasi.
3. Untuk mengetahui apa saja unsur – unsur difusi inovasi.
4. Untuk mengetahui apa saja strategi difusi inovasi pendidikan.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Difusi
Teori difusi inovasi pada dasarnya menjelaskan proses bagaimana suatu inovasi
disampaikan ( dikomunikasikan) melalui saluran – saluran tertentu sepanjang waktu
kepada sekelompok anggota dari sistem sosial. Hal tersebut sejalan dengan pengertian
difusi dari Roger ( 1961 ), yaitu as the bz which an innovation is communicated though
certain channels over time among the members of a social system.
Difusi adalah proses komunikasi inovasi antara warga masyarakat ( anggota sistem
sosial), dengan menggunakan saluran tertentu dan dalam waktu tertentu. Komunikasi
dalam definisi ini di tekankan dalam arti, terjadinya saling tukar informasi ( hubungan
timbal balik ), antar beberapa individu baik secara memusat ( konvergen ) maupun
memencar ( divergen ), yang berlangsung secara spontan. 1
B. Pengertian Inovasi
Secara umum, inovasi didefinisikan sebagai suatu ide, praktek atau obyek yang
dianggap sebagai sesuatu yang baru oleh seorang individu atau satu unit adopsi lain.
Thompson Eveland ( 1967 ) mendefinisikan inovasi sama dengan teknologi, yaitu suatu
desain yang digunakan untuk tindakan instrumental dalam rangka mengurangi
ketidakteraturan suatu hubungan sebab akibat dalam mencapai suatu tujuan tertentu. Jadi,
inovasi dapat dipandang sebagai suatu upaya untuk mencapai tujuan tertentu.2
Fullan ( 1996 ) menyatakan bahwa tahun 1960 –an adalah era dimana banyak inovasi
– inovasi pendidikan komtemporer diadopsi, seperti matematika, kimi, dan fisika baru,
mesin belajar ( teaching machine ) dan termasuk daam hal ini adalah sistem belajar
mandiri.3
Dalam konteks lain inovasi adalah pengenalan cara – cara baru atau kombinasi baru
dari cara – cara lama dalam menstrasformasikan input menjadi output sehingga
menghasilkan perubahan besar dalam perbandingan antara nilai guna dan harga yang
ditawarkan kepada kimsumen dan atau pengguna ( Fontana, 2009: 22).

1
Muhammad Kristiawan, dkk, Inovasi Pendidikan (Jawa Timur: Wade Group, 2018), h. 15-16
2
Suryantiningsih, Inovasi dan Difusi Pendidikan, ( staffnew.uny.ac.id), h. 2
3
Ibid.h.2
Dari beberapa pendapat di atas, jelaslah inovasi adalah memperkenalkan ide baru atau
barang baru, pelayanan baru dan cara – cara baru yang lebih bermanfaat bagi kehidupan
manusia. Dalam konteks ini tentu saja inovasi berhubungan dengan kreativutas manusia.
Bahkan hakikat inovasi atau innovation berasal dari kata to innovate yang mempunyai arti
yaitu membuat perunahan atau memperkenalkan sesuatu yang baru4.
Saat ini manusia berada di tengah – tengah samudera hasil inovasi. Ada inovasi
pengetahuan, teknologi, ICT, ekonomi, pendidikan, sosial dan lain sebagainya. Inovasi
dapat dikelompokkan pula atas inovasi besar dan inovasi kecil- kecil, namun sangat
banyak wujudnya. Begitu pula, inovasi itu tidak hars mahal. Proses inovasi itu dapat
dilakukan oleh siapa saja, kapan saja, dan di mana saja. Kalau leluhur manusia tidak
inovatif, maka manusia semuanya akan tetap tinggal di gua – gua, dalam kegelapan, dan
tanpa busana, apalagi memiliki kendaraan yang super canggih, seperti pesawat terbang
dan mobil – mobil terkini.
Bagaimanapun, setiap inovasi adalah suatu ide atau konstelasi ide, yang menurut
kodratnya hanya dalam organisasi sentral, dalam tata pikir yang bersifat rohaniah. Inovasi
akan tampak nyata jika telah menhadi kelakuan, tindakan atau sesuatu yang dihasilkan
sebagai konsekuensi inovasi yang dilakukan seseorang atau sekelompok dalam organisasi
dan atau masyarakat tertentu.5
Inovasi pendidikan adalah perbaikan yang terencana dalam sistem pendidikan yang
terencana dlam sistem penidikan yang ditujukan pada pelaksanaan pendidikan,
pemanfaatan sumber belajar dan pengorganisasian pengajaran yang tujuannya
peningkatan hasil belajar siswa ( segi kualitas ). Pembaharuan pendidikan atau inovasi
pendidikan digunakan akibat adanya masalah pendidikan. Inovasi pendidikan merupakan
salah satu upaya untuk mengatasi masalah pendidikan.
Dikutip dari buku Syafruddin dkk, menurut Wijaya: inovasi pendidikan di indonesia
dapat diliha dari empat aspek, yaitu tujuan pendidikan, struktur pendidikn, pengajaran,
metode kurikulum dan pengajaran serta perubahan terhadap aspek – aspek pendidikan
dan proses.6
Sedangkan pembaharuan pendidikan dapat merupakan perubahan yang mendasar di
dalam pendidikan yang akan menyangkut baik sasaran maupun kebijakan di dalam
pendidikan. Karena itu suatu pembaharuan pendidikan selalu merupakan tindakan yang
4
. Syafaruddin, dkk, Inovasi Pendidikan suatu analisis terhadap kebijakan baru pendidikan( Medan:
Perdana Pulishing, 2012),h. 24
5
Ibid,h.25
6
Ibid,h.55
bersifat politis, berdasarkan suatu landasam ldeologis. Meskipun pembaharuan tidak
selalu harus merupakan suatu perubahan yang besar. Jadi pembaharuan umumnya akan
mempengaruhi banyak pilihan antara lain : sistem tenaga kerja, pemeliharaan kesehatan,
penggunaan waktu terluang dan kemungkinan sistem perekonomian.
Menurut santoso tujuan utama inovasi yakni meningkatkan sumber – sumber tenaga,
uang dan sarana dan termasuk struktur dan prosedur organisasi. Sedangkan, tujuan
inovasi pendidikan adalah meningkatkan efisien, relevansi, kualitas dan efektifitas sarana
serta jumlah peserta didik sebanyak- banyaknya dengan hasil pendidikan sebsar –
besarnya ( menurut kriteria kebutuhan peserta didik, masyarakat, dan pembangunan )
dengan menggunakan sumber, tenaga, uang, alat dan waktu dalam jumlah yang sekecil –
kecilnya.7
C. Unsur – Unsur Difusi Inovasi
Elemen pokon difusi inovasi, Rogers mengemukakan ada 4 elemen pokok difusi
inovasi sebagai berikut :
1. Inovasi
Inovasi adalah suatu ide, barang, kejadian, metode, yang diamati sebagai suatu
yang baru bagi seseorang atau sekelompok orang, baik itu berupa hasil ivensi atau
diskoveri, yang diadakan untuk mencapai tujuan tertentu. Mulai tahun 1970 para
ahli yang mempelajari difusi mulai memperhatikan adanya “ reinvention” yaitu
inovasi yang diubah atau dimodifikasi oleh para pemakai dalam proses
penerimaan dan penerapannya. Jadi dapat disimpulkan bahwa suatu inovasi dalam
proses difusi terbuka kemungkinan terjadinya perubahan ( reivention), dan para
penerima inovasi bukan berperan secara pasif hanya sekedar menerima apa yang
diberikan.
2. Komunikasi dengan saluran tertentu
Seperti telah kita ketahui bahwa komunikasi dalam pembicaraan difusi inovasi
ini, diartikan sebagai proses pertukarang informasi antar anggota sistem sosial
( warga masyarakat ), sehingga terjadi saling pengertian antara satu dengan yang
lain. Inti dari pengertian difusi ialah terjadinya komunikasi ( pertukaran informasi)
tentang sesuatu hal yang baru ( inovasi ). Kegiatan komunikasi dalam proses
difusi mencakup hal – hal :
a. Suatu inovasi.

7
Fuad-Hasan, Dasar-dasar Kependidikan, ( Jakarta: RinekaCipta, 2008), h. 192
b. Individu atau kelompok yang telah mengetahui dan berpengalaman dengan
inovasi.
c. Individu atau kelompok yang lain yang belum mengenal inovasi.
d. Saluran komunikasi yang menggabungkan antara kedua pihak tersebut.
3. Waktu
Waktu adalah elemen yang penting dalam proses difusi, karena waktu
merupakan aspek utama dalam proses komunikasi. waktu tidak nyata berdiri
sendiri terlepas dari suatu kejadian. Tetapi waktu merupakan aspek dari suatu
kegiatan. Peranan dimensi waktu dalam proses difusi terdapat pada tiga hal
sebagai berikut :8
a. Proses keputusan inovasi ialah proses sejak seseorang mengetahui inovasi
pertama kali sampai ia memutuskan untuk menerima atau menolak inovasi.
b. Kepekaan seseorang terhadap inovasi. Tidak semua orang dalam suatu system
sosial ( masyarakat ) meneriman inovasi dalam waktu yang sama. Kepekaan
inovasi ditandai dengan lebih dahulunya seseorang menerima inovasi daripada
yang lain, dalam suatu system social ( masyarakat ). Berdasarkan kepekaan
terhadap inovasi atau terdahulunya dan terlambatnya menerima inovasi, dapat
dikategorikan menjadi 5 macam kategori penerima inovasi dalam suatu sistem
sosial tertentu yaitu, 1) innovator, 2) pemula, 3) mayoritas awal, 4) mayoritas
akhir, 5) terlambat ( tertinggal).
c. Kecepatan penerimaan inovasi. Dimensi waktu yang ketiga dalam proses
difusi inovasi ialah kecepatan penerimaan inovasi. Yang dimaksud dengan
kecepatan penerimaan iovasi ialah kecepatan relative doterimanya inovasi
oleh warga masyakat ( anggota sistem sosial ). Orang yang menerima inovasi
dalam tiap periode waktu tertwntu ( misalnya tahun, atau bulan ), mereka itu
adalah inovator. Kecepatan inovasi biasanya diukur berdasarkan lamanya
waktu yang diperlukan untuk mencapai prosentase tertentu dari jumlah warga
masyarakat yang telah menerima inovasi.
Warga masyarakat ( anggota sistem sosial) ialah individu atau kelompok yang
bekerja sama untuk memecahkan masalah guna mencapai tujuan tertentu.
Anggota sistem sosial dapat berupa individu, kelompok informasi, organisasi
dan subsistem yang lain. Contohnya, petani dinpeesaan, dosen, pegawai di
perguruan tinggi, kelompok dokter dirumah sakit, dan sebagainya. Semua
8
Muhammad Kristiawan, dkk, Inovasi Pendidikan (Jawa Timur: Wade Group, 2018), h. 16
anggota sistem sosial bekerja sama untuk memecahkan masalah guna
mencapai tujuan bersama.9
4. Sistem sosial
Sistem sosial ialah hubungan ( interaksi ) atar individu atau unit dengan
bekerja sama untuk memecahkan masalah guna mencapai tujuan tertentu.
Anggota sistem sosial dapat individu, kelompok – kelompok informal, organisasi,
dan sub sistem yang lain. Proses difusi melibatkan hubungan antar individu dalam
sistem sosial, maka jelaslah bahwa individu akan terpengaruh oleh sistem sosial
dalam menghadapi suatu inovasi. Berbeda sistem sosial akan berbeda pula proses
difusi inovasi, walaupun mungkin dikenalkan dana diberi fasilitas dengan cara dan
perlengkapan yang sama.10
Menurut Roger ( 1962 ) ada beberapa ciri suatu pembaharuan yang relevan
untuk diterima, yaitu :
1. Secara relatif lebih menguntungkan daripada praktik atau kebiasaan yang
sudah ada.
2. Sepadan dengan nilai – nilai yang ada dan pengalaman potensi adopsi masa
lalu.
3. Tidak terlalu rumit.
4. Disesuaikan dengan daya serap adopter, atau dapat didemostrasikan pasa suatu
basis tertentu.
5. Adopter – adopter awal ( early adopter ), bila dibandingkan dengan adopter –
adopter yang mengikuti kemudian ( late adoption ), tampaknya lebih muda
usia, menampilkan fungsi yang lebih terspesialisasi, merespons terhadap
sumber – sumber informasi yang lebih impersonal, berani dalam
mengemukakan opini.
6. Secara relatif pengarih personal diri orang – orang terkemuka lebih kuat bagi
yang mengikuti kemudian.11

D. Strategi Difusi Inovasi dalam Pendidikan


Beberapa strategi pembaharuan untuk dipertimbangan dalam rangka mencapai rangka
tujuan pembelajaran :
9
Rusdiana, Konsep Inovasi Pendidikan ( Bandung: Pustaka Setia, 2014), h. 65
10
Muhammad Kristiawan, dkk, Inovasi Pendidikan (Jawa Timur: Wade Group, 2018), h. 16
11
Syafaruddin, dkk, Inovasi Pendidikan suatu analisis terhadap kebijakan baru pendidikan( Medan: Perdana
Pulishing, 2012), h. 32
1. Strategi Empiris Rasional
Asumsi dasar dalam strategi ini adalah bahwa manusia mampu menggunakan
akalnya dan akan bertindak dengan cara – cara yang rasional. Oleh karena itu.
Tugas inovasi yang utama adalah mendemonstrasikan pembaharuan tertentu
melalui metode terbaik yang valid akan lebih memungkinkan pengadsiannya bagi
reseiver
a. Pemahaman dasar reseiver terhadap pembaharuan riset dan persebaran
pengetahuan melalui pendidikan umum. Asumsi dasarnya ialah bahwa
pembaharuan besar kemungkinannya akan terjadi melalui perbuatan orang –
orang yang akan memperbaharuinya segera setelah pemahaman dasar mereka
berubah.
b. Pemilihan dan penempatan personal. Strategi khusus dalam memilih personal
untuk suatu tigas tertentu dapat diperlakukan dengan penataran yang ilmiah
melalui testing dan bakat personal. Personal terpilih yang ditempatkan pada
tempatnya akan menjamin kelancaran proses dengan hasil pembahasan.
c. Analisis Sistem. Strategi ini adalah suatu strategi yang mendasarkan pada
ilmunya behavioral sebagai sistem analisis. Pendekatan ini menganggap harus
dipandang sebagai leater. Dalam pendekatan ini semua bawaan ( features),
input, output dianalisis. Pendekatan tersebut didasarkan atas equabilibrium
model yang mengubah suatu sistem dari beberapa sistem yang kurang menjadi
suatu sistem yang “ harmonis”
d. Riset terapan dan sistem – sistem mata rantai untuk difusi hasil- hasil riset.
Strategi ini mendasarkan diri pada riset terapan dengan penelitian dasar pada
suatu pihak dan dengan orang – orang yang sedang bekerja dan berpraktek
pada pihak lain.12
e. Penikiran kaun tropis sebagai suatu strategi perubahan. Pendekatan ini lahir
dari studi tentang masa depan pendidikan seperti studi “ Eropa tahun 2000”.
Pada dasarnya pendekatan ini beralaskan pengetahuan masa sekarang,
berusaha untuk “ meramal” masa depan. Dengan kata lain, masa depan akan
didasakan atas tren dan tendensi yang dapat diobservasi.
2. Strategi Normatif – Reedukatif
Strategi ini didasarkan atas tulisan- tulisan Sigmund Freud, John Dewey, Kurt
Lewin, dan lain – lain. Dalam hal ini yang menjadi pusat kepentingan ialah
12
Wibowo, Sigit, (2011). Difusi Inovasi Pembelajaran, Bahan Kajian Perkuliahan, Jakarta, UIA, 41
persoalan mengenal bagaimana klien memahami permasalahannya. Masalah
pembaharuan bukan perkara mengisi ( suplying) informasi teknis yang menamdai,
tetapi lebih merupakan perkara perybahan ( changing) sikap, skill, nilai- nilai dan
hubunga – hubungan manusia.
Dalam strategi normatif- reedukatif, seorang agen mengubah bekerja bersama
– sama klienya. Dia mendasarkan pekerjaan atas ilmu – ilmu behavioral dan
tugasnya yang utama adalah mengidentifikasi dan mengerek ke luar serta
mempertimbangkan sikap, nilai dan opini yang perlu bagu klien. Sesuai dengan
ajaran ini, agen perubahan mencoba menghindarkan manipulasi dari kliennya
dengan jarak menggerek ke luar nilai dari kliennya iu, bersama – sama dengan
nilai- nilai yang dimilikinya, dengan jalan bekerja melalui konflik – konflik nilai
secara spesifik.13
3. Strategi Kebijakan Administrasif
Tentang pendekatan ini Bennis, Banne dan Chi mengatakan : “ pendekatan
keboajakan administratif bukanlah penggunaan kekuasa dalam pengaruh oleh satu
orang atas orang lain atau oleh satu kelompok atas kelompok lain, yang
membedakan keluarga strategi ini dari strategi-strategi yang sudah didiskusikan.
Kekuasaan dalam pemahaman ini merupakan suatu bahan dari seluruh tindakan
manusia. Mereka cenderung melihat perbedaan – perbedaan strategi – strategi
dalam unsur – unsur kekuasaan tempat strategi perubahan itu tergantung, dan dara
– cara kekuasaan dibentuk dan dipakai dalam proses pengubahan.
4. Straetegi Gabungan Politik Administratif.
Strategi ini memandang bahwa pendekatan yang spesifik terhadap pembaharuan
tidak dapat digambarkan hanya saja ditekankan kepada strategi empiris rasional,
normatif reedukatif, kebijakan administratif, tetapi sedikit cenderung sebagai yang
dipengaruhi oleh ketiga strategi itu ( strategi gabungan ).14

13
Ibid, h. 48
14
ibid, h. 49-50
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Difusi adalah proses komunikasi inovasi antara warga masyarakat ( anggota sistem
sosial), dengan menggunakan saluran tertentu dan dalam waktu tertentu. Komunikasi
dalam definisi ini di tekankan dalam arti, terjadinya saling tukar informasi ( hubungan
timbal balik ), antar beberapa individu baik secara memusat ( konvergen ) maupun
memencar ( divergen ), yang berlangsung secara spontan.
inovasi adalah pengenalan cara – cara baru atau kombinasi baru dari cara – cara lama
dalam menstrasformasikan input menjadi output sehingga menghasilkan perubahan besar
dalam perbandingan antara nilai guna dan harga yang ditawarkan kepada konsumen dan
atau pengguna ( Fontana, 2009: 22).
Inovasi pendidikan adalah perbaikan yang terencana dalam sistem pendidikan yang
terencana dlam sistem penidikan yang ditujukan pada pelaksanaan pendidikan,
pemanfaatan sumber belajar dan pengorganisasian pengajaran yang tujuannya
peningkatan hasil belajar siswa ( segi kualitas ). Pembaharuan pendidikan atau inovasi
pendidikan digunakan akibat adanya masalah pendidikan. Inovasi pendidikan merupakan
salah satu upaya untuk mengatasi masalah pendidikan.
DAFTAR PUSTAKA

Kristiawan, Irmi, dkk. 2018. Inovasi Pendidikan. Jawa Timur: wade Group.
Syafaruddin, Asrul, dkk. 2012. Inovasi Pendidikan Suatu Analisis Terhadap kebijakan Baru
Pendidikan. Medan: Perdana Publishing.
Fuad Hasan. 2008. Dasar- Dasar Kependidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Suryantiningsih. Inovasi dan Difusi Pendidikan. Jurnal Ilmiah Pendidikan.
Rusdiana. 2014. Konsep Inovasi pendidikan. Bandung: Pustaka Setia
Wibowo, Sigit. 2011. Difusi dan Inovasi Pembelajaran,Bahan Kajian Perkuliahan, Jakarta,
UIA.

Anda mungkin juga menyukai