Anda di halaman 1dari 16

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA)

MATERI PELAJARAN PKN

KURIKULUM 2013

Satuan Pendidikan : SMP Negeri 3 Medan

Oleh : Livia Syafhira

Nim : 0309172069

Jur/Smt : P.IPS 3/V

Mata Kuliah :Rencana Pembelajaran Ips

Dosen Pengampu : Yumi Jumiati, Mpd.

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

TADRIS ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

UIN SUMATERA UTARA

MEDAN

2019
RENCANA PELAKSANA PEMBELAJARAN (RPP)

Sekolah : SMP Negeri 3 Medan

Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan (PKN)

Kelas/semester : X/2

Materi Pokok : Sistem Hukum dan Peradilan Internasional

Alokasi Waktu : 2 kali Pertemuan (4 x 45 Menit )

A. Kompetensi Inti
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli
(gotong royong, kerja sama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif dan
menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai
dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan
mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar

No. Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi

1. 3.1 Menelaaah sistem hukum dan 3.1.1 Memahami sistem hukum dan
peradilan Internasional. peradilan Internasional.
3.1.1 Memahami Jenis – Jenis peradilan
Internasional.
3.1.3 Memahami timbulnya sengketa
internasional dan cara penyelesaian oleh
Mahkamah Internasional
3.1.4 Memahami putusan Makamah Agung.
2. 4.1 Mengkomunikasikan hukum 4.1.1 Membuat kliping sistem hukum dan
dan peradilan Internasional peradilan Internasional.
berdasarkan karakteristik dalam
bentuk artikel ilmiah atau makalah.

C. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa mampu menangkap sistem hukum dan Peradilan Internasional dengan jelas.
2. Siswa mampu mengklasifikasi Jenis – Jenis peradilan Internasional dengan baik.
3. Siswa mampu menentukan timbulnya sengketa Internasional dan cara
penyelesaian oleh Makamah Internasional dengan jelas.
4. Siswa mampu menangkap putusan Makamah Agung Internasional dengan baik.

D. Materi Pembelajaran
(Terlampir)
a. sistem hukum dan Peradilan Internasional.
b. Jenis – Jenis peradilan Internasional.
c. Timbulnya sengketa Internasional dan cara penyelesaian oleh Makamah
Internasional.
d. Putusan Makamah Agung Internasional.
E. Metode/Model Pembelajaran
1. Pendekatan : Student Centered Approach
2. Model : Kooperatif Learning
3. Strategi : Pembelajaran Berbasis Masalah dan inkuiri.
4. Metode : Ceramah, Diskusi dan Tanya Jawab
5. Pemberian tugas
F. Media dan Bahan
1. Media
a. Globe
b. Atlas
c. Video tentang hukum dan peradilan Internasional.
2. Bahan
a. Laptop.
b. Proyektor.
c. Alat Tulis.
G. Sumber Belajar
1. Buku RPUL.
2. Buku Amandemen 1945.
3. Buku Kewarganegaraan Esis Kelas X, karangan Dra. Retno Listyarti
4. Internet, perpustakaan, lingkungan sekitar.
H. Langkah – Langkah Pembelajaran
Pertemuan 1:
Materi Pembelajaran :
- sistem hukum dan Peradilan Internasional.
- Jenis – Jenis peradilan Internasional.

Langkah Kegiatan

Kegiatan Pendahuluan Orientasi


(5 menit) 1. Peserta didik dan guru mengucapkan salam dan berdoa.
2. Guru memeriksa kehadiran peserta didik.
3. Guru menyiapakan fisik dan Psikis peserta didik dalam awal
kegiatan pembelajaran.
Apersepsi
1. Mengaitkan materi baru dengan pembelajaran yang akan
dilakukan.
2. Sebagai pre-tes, guru memperlihatkan video tentang hukum
dan peradilan Internasional melaui proyektor dan
memberikan pertanyaan, misalnya apakah kalian tahu
hukum?, Apakah hukum berlaku di semua negara?,
kemudian mengaitkan dengan materi yang akan dipelajari.
3. Peserta didik menerima informasi tentang topik dan tujuan
pembelajaran.
Motivasi
1. Memberi gambaran tentang manfaat mempelajari pelajaran
yang bagus.
2. Menyampaikan tujuan pembelajaran,
Kegiatan Inti 1. Orientasi terhadap Masalah
(65 Menit) Guru menyampaikan secara singkat tentang pengertian dan
jenis - jenis hukum peradilan Internasional. Peserta didik di
berikan kesempatan untuk bertanya dari hal – hal yang
kurang dipahaminya. Selanjutnya, guru memperlihatkan atlas
Dunia.
Guru menyampaikan sejumlah permasalahn untuk dibahas
peserta didik:
a. Menentukan penyebab adanya hukum dan peradilan
Internasional?
b. Menemukan solusi permasalahan hukum dan peradilan
Internasional di dunia?
2. Orientasi Belajar
Guru Membimbing peserta didik untuk memahami masalah
yang telah disajikan, yaitu mengidentifikasi apa yang telah
mereka diketahui. Peserta didik berbagai peran /tugas untuk
menyelesaikan masalah tersebut. Oleh karena itu, kelas
dibagi menjadi dalam beberapa kelompok kecil (2 – 4 )
kelompok.
3. Penyelidikan individual maupun kelompok
Guru memberikan Lembar Kerja Siswa Perkelompok dengan
mengisi jawaban, dalam menjawab permasalaham yang di
buat guru. Guru meberikan bimbingan peserta didik
melakukan pengumpulan informasi melaui berbagai macam
sumber.
4. Pengembangan dan penyajian hasil Penyelesaian masalah
Guru membimbing peserta didik dalam menyelesaikan
masalah yang paling tepat dalam pemecahan masalah yang
paling tepat dan ditemukan. Peserta didik menyusun laporan
hasil penyelesaian masalah. Selanjutnya ketua kelomok
mengkomunikasiakan hasil kerja perkelompok.
5. Analisis dan evaluasi proses penyelesaian
Guru membimbing peserta didik untuk melakukan refleksi
atau evaluasi terhadap penyelesaian masalah yang dilakukan.

Kegiatan Penutup 1. Dibawah bimbingan guru, peserta didik menyimpulkan


(10 Menit) materi pembelajaran.
2. Sebagai pre–tes guru memberikan tes tertulis bentuk
pertanyaan uraian.
3. Peserta didik diingatkan untuk membaca materi pelajaran
selanjutnya.
4. Peserta didik dan guru mengucapkan salam dan doa.

Pertemuan 2:

Materi Pembelajaran:

- Timbulnya sengketa Internasional dan cara penyelesaian oleh Makamah


- Internasional.Putusan Makamah Agung Internasional.

Langkah Kegiatan

Kegiatan Pendahuluan Orientasi


(5 menit) 1. Peserta didik dan guru mengucapkan salam dan berdoa.
2. Guru memeriksa kehadiran peserta didik.
3. Guru menyiapakan fisik dan Psikis peserta didik dalam awal
kegiatan pembelajaran

Apersepsi
1. Mengaitkan materi baru dengan pembelajaran yang akan
dilakukan.
2. Peserta didik mendapatkan pertanyaan – pertanyaan
mengenai materi pembelajaran sebelumnya, kemudian
mengaitkan materi yang akan dipelajari.
3. Peserta didik menerima informasi tentang topik dan tujuan
pembelajaran yang akan di pelajari.
Motovasi
1. Memberi gambaran tentang manfaat mempelajari pelajaran
yang bagus.
2. Menyampaikan tujuan pembelajaran
Kegiatan Inti 1. Mengamati
(65 menit) Peserta didik diminta mengamati gambar atau video tentang
kondisi alam flora dan fauna di Indonesia, kemudian
menyeleksi hal – hal yang ingin diketahui dari pengamatan.

2. Menanya
a. Peserta didik diminta untuk membentuk kelompok kecil
dengan 3 – 5 orang.
b. Peserta didik diminta merumuskan pertanyaan
berdasarkan hal – hal yang diketahui dari hasil
pengamatan. Contoh : bagaimana cara menyelesaikan
permasalahan hukum dan peradilan Internasional di
dunia?, bagaiamana pemerintah Indonesia melakukan
keadilan jika negara asing masuk ke Indonesia ?, dan
lain. Wakil dari peserta didik diminta mewakilkan
menuliskan pertanyaan yang telah dirumuskan peserta
didik di papan tulis.
3. Mengumpulkan data/informasi
Peserta didik memperhatikan penjelasan singkat guru
mengenai kondisi hukum dan peradilan Internasional.
Peserta didik diminta mengumpulkan data/ informasi yaang
relavan terkait dengan pertanyaan yang telah dirumuskan
beberapa sumber.
4. Mengasosiasi (menganisis data/informasi)
Peserta didik diminita membuat analisis sederhana untuk
menajwab pertanyaaan dan membuat simpulan dari jawaban
atas pertanyaan.
5. Mengkomunikasikan
Wakil peserta didik dalam kelompok menyampaikan
kesimpulan secara lisan atau tertulis, sedangkan kelompok
lain diminta memberi tanggapan ataupun pertanyaan.
Kegiatan Penutup 1. Dibawah bimbingan guru, peserta didik menyimpulkan
(10 enit) materi pembelajaran.
2. Sebagai pre–tes guru memberikan tes tertulis bentuk
pertanyaan uraian.
3. Peserta didik diingatkan untuk membaca materi pelajaran
selanjutnya.
4. Peserta didik dan guru mengucapkan salam dan doa.

I. Penilaian Hasil Pembelajaran


1. Teknik Penilaian
a. Sikap (spritual dan sosial)
- Observasi ( Pada saat pembelajaran berlangsung).

Jurnal Perkembangan Sikap (Spritual dan Sosial)

No Waktu Nama Peserta Catatan Butir Ttd. Keterangan/Tindak


. Didik Perilaku Sikap lanjut
1.
2.
3.

b. Pengetahuan
- Tes tertulis dalam pilihan berganda dan uraian (Pada saat pembelajaran
berlangsung)

Kisi – Kisi Soal:

No. KD Materi Indikator Bentuk Jumlah soal


Sosal
1. 3.1 Menelaaah sistem Penjelasan Memahami sistem PG 5
hukum dan peradilan hukum dan hukum dan peradilan
Internasional. jenis – jenis Internasional.
hukum
Internasional Memahami Jenis –
Jenis peradilan Uraian 3
Internasional.

Timbulnya Memahami timbulnya PG 5


sengketa sengketa  internasional
Internasional dan cara penyelesaian
dan cara oleh Mahkamah
penyelesaian Internasional
oleh
Makamah Memahami putusan Uraian 3
Internasional Makamah Agung
. Putusan Internasional.
Makamah
Agung
Internasional
.
Rubrik Penilaian Bentuk Soal Uraian

No. Skor Maksimal Alternatif Jawaban

1. 3 Jawaban Lengkap

2. 2 Jawaban Lengkap

3. 2 Jawaban Lengkap

4. 2 Jawaban Lengkap

5 4 Jawaban Lengkap

Pedoman Penilaian

1) Soal Pilihan ganda dari nomor 1 sampai 10 masing - masing soal memiliki skor 1,
sehingga skor maksimal 10.
2) Soal uraian dari nomor 1 sampai 5 masing – masing memiliki skor, yaitu sebagai
berikut:
Soal nomor 1 : 3
Soal nomor 2 : 2
Soal nomor 3 : 2
Soal nomor 4 : 2
Soal nomor 5 : 4
3) Skor Maksimal ideal adalah jumlah skor pilihan ganda ditambah dengan jumlah skor
uraian (13 + 10 = 23)
4) Rumus Nilai
Jumlah Skor PG + Uraian
Nilai = X 100
23

c. Keterampilan.
- Praktik diskusi kelompok persentasi terhadap setiap materi (Pada saat
pembelajaran berlangsung).
- Praktik tugas membuat kliping permasalahan dan solusi hukum dan peradilan
Internasional. (setelah pembelajaran materi usai).
Rubrik Penilaian Praktik Diskusi dan Persentasi Kelompok

No. Nama Kemampuan Kemampuan Kemampua Menjaga Jumlah


Peserta Presentasi Bertanya n Menjawab tata tertib Skor
Didik (1 – 4) (1 – 4) (1 – 4) berdiskusi
(1 – 4)
1.
2.
3.

Pedoman Penskoran dan penentuan nilai:

Skor terentang antara nilai 1 – 4, yaitu 1 = Kurang, 2 = Cukup, 3 = Baik, 4 = Amat Baik.

Jumlah Skor

Nilai = X 100

Rubrik Penskoran Penilaian Membuat Kliping

No. Aspek yang Dinilai Skor

0 1 2 3 4
1. Menyiapkan bahan untuk membuat kliping
2. Kesesuaian dengan materi pembelajaran
3. Komentar atau pendapat terhadap artikel/gambar
4. Kerapian dan komposisi kliping
Jumlah
Skor Maksimum
Pedoman Penskoran dan penentuan nilai:

Skor tentang antara 1 – 4, yaitu 1 = Kurang, 2 = Cukup, 3 = Baik, 4 = Amat baik.

Jumlah Skor

Nilai = X 104
4

Lampiran Materi

Bahan Ajar
SISTEM HUKUM DAN PERADILAN INTERNASIONAL

1. Pengertian Hukum Internasional


Dalam menjalin hubungan internasional, setiap negara dibatasi oleh hukum yang
mengatur kepentingan suatu negara dengan negara lain. Hukum tersebut adalah hukum
internasional. Hukum internasional dapat dibedakan menjadi dua, yaitu hukum publik
internasional dan hukum privat internasional.
Jadi, Hukum Internasional adalah merupakan hukum yang mengatur hubungan hukum
antara negara dan negara,negara dan subjek hukum lain bukan negara, atau subjek hukum
bukan negara satu sama lain
2. Asas Hukum Internasional
Hukum internasional haruslah memperhatikan asas-asas berikut :
a. Asas Teritorial
Asas ini didasarkan pada kekuasaan negara atau wilayahnya. Menurut asas ini, negara
melaksanakan hukum bagi semua orang dan semua barang yang ada di wilayahnya. Jadi,
terhadap semua orang atau barang yang berada diluar wilayah tersebut, berlaku hukum asing
( internasional ) sepenuhnya.
b.  Asas Kebangsaan
Asas ini didasarkan pada kekuasaan negara untuk warga negaranya. Menurut asas ini, setiap
warga negara, di mana pun dia berada, tetap mendapatkan perlakuan hukum dari negaranya.
Asas ini mempunyai kekuatan ekstrateritorial. Artinya, hukum negara tersebut tetap berlaku
bagi warga negaranya, walaupun ia berada di negara asing.
c. Asas Kepentingan Umum
Asas ini didasarkan pada wewenang negara untuk melindungi dan mengatur kepentingan
dalam kehidupan bermasyarakat. Menurut asas ini, negara dapat menyesuaikan diri dengan
semua keadaan dan peristiwa yang berkaitan dengan kepentingan umum. Jadi, hukum tidak
terikat pada batas-batas wilayah suatu negara.
d. Asas Persamaan Derajat
Hubungan antara bangsa hendaknya didasarkan pada asas bahwa negara yang berhubungan
adalah negara yang berdaulat. Secara formal memang negara-negara di dunia sudah lama
derajatnya, tetapi secara faktual dan substansi masih terjadi ketidaksamaan derajat, khususnya
dalam bidang ekonomi.
e. Asas Keterbukaan
Dalam hubungan antar bangsa yang berdasarkan hukum internasional diperlukan adanya
ketersediaan masing-masing untuk memberikan informasi secara jujur dan dilandasi rasa
keadilan. Sehingga masing-masing pihak mengetahui secara jelas manfaat, hak, serta
kewajiban dalam menjalin hubungan internasional.
3. Konsep Dasar Hukum Internasional
Hukum internasional dibedakan menjadi dua, yaitu :
a. Hukum Publik Internasional , adalah kumpulan peraturan hukum yang mengatur
hubungan antarnegara merdeka dan berdaulat. Hukum publik internasional disebut
juga hukum antarnegara atau hukum internasional.
b.  Hukum Privat ( Perdata ) Internasional , adalah ketentuan-ketentuan yang
mengatur hubungan hukum antar seseorang dan orang lain yang berlainan warga
negaranya dalam sebuah negara yang berkenaan dengan keperdataan. Hukum privat
( perdata ) internasional disebut juga dengan istilah hukum antar bangsa.
4. Lembaga Peradilan Internasional
a. Mahkamah internasional
Mahkamah internasional merupakan pengadilan tertinggi dalam kehidupan bernegara di
dunia ini. Sebagai alat perlengkapan PBB, Mahkamah Internasional beranggotakan 15
orang hakim yang dapat dipilih oleh Majelis Umum dan Dewan Keamanan. Masa jabatan
para hakim Mahkamah Internasional adalah 9 tahun dengan ketentuan dapat dipilih
kembali.

b.      Pengadilan Internasional
Dalam penyelenggaraan Pengadilan Internasional, setiap negara anggota PBB tidak
diwajibkan membawa masalah perselisihan yang mereka hadapi ke pengadilan, kecuali
bagi negara-negara yang telah menandatangai optional clause. Ketentuan tersebut
tercantum dalam pasal 36 ayat 2 Piagam Mahkamah Internasional, yang menyatakan
bahwa “negara-negara peserta Piagam Mahkamah Internasional dapat menerangkan
bahwa mereka mengakui kekuasaan Mahkamakh Internasional sebagai kekuasaan yang
mengikat berdasar hukum dan dapat tidak mengikat berdasarkan perjanjian istimewa”.
Dalam hal ini, hubungan internasional mengenai proses perkara didasarkan surat gugatan.
Optional clause menunjukkan suatu langkah penting menuju suatu pengadilan
internasional yang bersifat wajib, walaupun penandatanganan negara-negara anggota
hanya mengenai penyelesaian perselisihan hukum saja.
5. SENGKETA INTERNASIONAL

- Sebab-Sebab Sengketa Internasional

     Sengketa adalah permasalah antara dua negara atau lebih


a.  Tujuan hukum internasional ialah untuk mengatur hubungan-hubungan antarnegara
berdasarkan keadilan, perikemanusiaan, kesusilaan, baik masa perang maupun masa
damai. Hukum damai mengurus hubungan antar negara walaupun dalam keadaan
damai. Peranan hukum internasional, misalnya mengatur batas negara, mengatur
hubungan diplomasi, membuat, melaksanakan, dan menghapus traktat. Selain
mengatur masalah kepentingan bersama dalam ekonomi, sosial, dan budaya. Hukum
damai juga mengatur cara memecahkan perselisihan dengan jalan damai, seperti
perundingan diplomatik dan mediasi dengan meminta pihak ketiga sebagai perantara.
b. Hukum perang adalah hukum yang mengatur hubungan antarnegara yang berperang
dan menentukan larangan-larangan cara berperang. Dalam konteks hukum
internasional, sengketa internasional melibatkan hubungan antarnegara. Jika dilihat
dari cakupannya, maka sengketa internasional mencakup sengketa antarnegara dan
negara, negara dan individu, negara dan korporasi asing serta sengketa antarnegara
dan kesatuan kenegaraan bukan negara. Dari beberapa permasalahan mengenai suatu
tindakan yang dapat menimbulkan sengketa internasional dapat dibagi dalam
pelanggaran internasional.
6.  Macam-macam Pelanggaran Internasional, yaitu :
a.       Pelanggaran Traktat atau berkenan dengan kewajiban-kewajiban kontraktual ;
pengambilan hak milik. Prinsip hukum internasional adalah bahwa “ setiap
pelanggaran atas perjanjian menimbulkan suatu kewajiban untuk mengganti rugi “
b.      Pelanggaran-pelanggaran Internasional ( kesalahan-kesalahan yang tidak ada
kaitannya dengan kewajiban-kewajiban kontraktual ).
c.       Klaim-klaim.
  Tindakan-tindakan yang membahayakan atau dapat membahayakan
Perdamaian Internasional, seperti  :
-          Agresi;
-          Gangguan terhadap kemerdekaan nasional;
-          Gangguan terhadap hubungan persahabatan negara-negara.
 Pelanggaran internasional yang dapat menimbulkan sengketa, yaitu :
a.       Pelanggaran agresi;
b.      Mempertahankan dominasi kolonial dengan ketentuan ( yang bertentangan
dengan penentuan nasib sendiri );
c.       Pelanggaran-pelanggaran yang sifatnya serius terhadap larangan melakukan
perbudakan , genocide,apartheid serta pencemaran besar-besaran terhadap atmosfer
dan udara.

  Faktor yang menyebabkan terjadinya Sengketa Internasional, yaitu :


a.       Faktor Ideologi, yaitu pertentangan atau sengketa Internasional yang dipicu
oleh perbedaan Ideologi. Misalnya, pertentangan antara Negara pendukung Negara
Liberal dan Negara pendukung Ideologi Sosialis-Komunis. 
b.      Faktor Politik, yaitu pertentangan atau sengketa antar negara yang dipicu oleh
adanya kepentingan untuk menguasai bagian wilayah Negara atau perbatasan wilayah
Negara. Misalnya, sengketa antara Malaysia dan Indonesia mengenai Pulau Sipandan
dan Ligitan.
c.       Faktor Ekonomi, yaitu pertentangan atau sengketa antar negara yang dipicu
oleh adanya perebutan Sumber Daya Alam ( SDA ). Misalnya ketika Amerika Serikat
menyerang Irak, banyak pengamat politik yang menduga bahwa disamping faktor
politik, juga faktor ekonomi, yaitu ingin menguasai Minyak di Timur Tengah.
d.      Faktor Sosial Budaya, yaitu pertentangan atau sengketa yang terjadi karena
perbedaan sosial budaya. Misalnya, Fanatisme Budaya Arab terhadap Dunia Non-
Arab sehingga terjadi pemberontakkan dan teror ( Mesir, Iran, Aljazair, dan Libya )
e.       Faktor Pertahanan dan Keamanan, yaitu pertentangan atau sengketa yang
terjadi karena masing-masing pihak mempertahankan daerahnya atau kekuasaannya.
Misalnya, saat Irak menduduki dan mempertahankan wilayah Kuwait, kemudian
diserang oleh pasukan Amerika Serikat dengan pasukan multinasional dari berbagai
negara

Gambar Media Hukum dan Peradilan Internasional


Peta Dunia

Video

Anda mungkin juga menyukai