Disusun Oleh:
Sakbaniar (0309171015)
SMT V/P.IPS 3
Kelompok 5
TAHUN 2019
Kata Pengantar
Assalamualaikum wr.wb
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT. yang mana karena rahmat
dan hidayah-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Pendekatan
Sistem dalam Pembelajaran IPS”. Makalah ini merupakan tugas dari mata kuliah
Perencanaan Pembelajaran IPS di Program Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
di Universitas Islam Negeri Sumatera Utara Medan.
Kelompok Lima
i
Daftar Isi
Kata Pengantar...................................................................................................................i
Daftar Isi.............................................................................................................................ii
BAB I Pendahuluan
A. Latar Belakang...............................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..........................................................................................................1
C. Tujuan Masalah..............................................................................................................2
A. Pengertian Sistem...........................................................................................................3
B. Pendekatan Sistem dalam Perencanaan Pembelajaran.................................................10
C. Pendekatan Sistem dalam Penyusunan Perencanaan Pembelajaran............................20
Kesimpulan........................................................................................................................25
Daftar Pustaka..................................................................................................................26
ii
BAB I
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Pendekatan pembelajaran adalah jalan yang ditempuh oleh guru dan siswa dalam
mencapai tujuan intruksional untuk suatu satuan instruksional tertentu. Pendekatan
pembelajaran merupakan aktivitas guru dalam memilih kegiatan pembelajaran.
Pendekatan pembelajaran ini sebagai penjelas untuk mempermudah bagi para guru
memberikan pelayanan belajar dan juga mempermudah bagi siswa untuk memahami
materi ajar yang disampaikan guru dengan memelihara suasana pembelajaran yang
menyenangkan.
B. Rumusan Masalah
1
C. Tujuan Masalah
2
BAB II
A. Pengertian Sistem
Istilah sistem meliputi spektrum konsep yang sangat luas. Sebagai misal,
seorang manusia, organisasi, mobil, susunan tata surya merupakan suatu sistem dan
masih banyak lagi. Semua contoh tersebut memiliki batasan sendiri-sendiri yang satu
sama lain berbeda. Meskipun demikian terdapat kesamaan dari segi prosesnya dalam hal
ini terdapat masukan dan menghasilkan keluaran. Itulah sebabnya pengertian sistem
tidak lain adalah suatu kesatuan unsur-unsur yang saling berinteraksi secara fungsional
yang memperoleh masukan menjadi keluaran. Kesamaan lain dapat dilihat melalui ciri-
cirinya sebagaimana dikemukakan dan digambarkan dalam berbagai literatur
pembelajaran yang antara lain, yaitu adanya tujuan, adanya fungsi untuk mencapai
fungsi, ada bagian komponen yang melaksanakan fungsi-fungsi tersebut, adanya
interaksi antara komponen atau saling hubungan, adanya penggabungan yang
menimbulkan jalinan keterpaduan, adanya proses transformasi, adanya proses umpan
balik untuk perbaikan dan adanya daerah batasan dan lingkungan.1
Istilah sistem berasal dari bahasa Yunani “systema” yang berarti sehimpunan
bagian atau komponen yang saling berhubungan secara teratur dan merupakan satu
keseluruhan (a whoe), (Tatang,1996:1). Istilah komponen menurut Awad dalam Tatang
dapat menunjuk daam tiga hal, yaitu: (1) bagian-bagian fisik, misalnya sayap, mesin dan
ekor pesawat terbang, (2) langkah-langkah administrasi, misalnya perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, pengontrolan, dan sebagainya, dan (3) subsistem yang
kedudukannya lebih rendah atau lebih kecil. Komponen atau subsistem suatu sistem
bisa terdiri lagi dari beberapa subsistem yang lebih kecil.
Dengan kata lain, sistem adalah benda, atau peristiwa (kejadian) yang
terorganisir, yang terdiri dari bagian-bagian yang lebih kecil dan berfungsi untuk
mencapai suatu tujuan tertentu. Sesuatu dapat dikatakan suatu sistem apabila
mengandung empat kriteria sebagai berikut:
1
Hamzah B. Uno, Perencanaan Pembelajaran, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2012), h. 11
3
1. Dapat dibagi menjadi bagian-bagian yang lebih kecil
2. Setiap bagian memiliki fungsi sendiri-sendiri
3. Seluruh bagian itu melakukan fungsinya secara bersama-sama
4. Fungsi bersama yang dilakukannya itu mempunyai suatu tujuan tertentu.
Selanjutnya Bruce Keith Alcom menstir pendapat Ludwig Von Bertalanfy dalam
Sucipto mengatakan bahwa: A “System” can be difined as a compex of element
standing in interaction. There are general principles holding system, irrespective of the
nature of the component element and of the relations or forces between them.
Selain pengertian sistem secara umum, para ahli dan pakar memiliki pendangan
dan pendapat yang berbeda-beda dalam mendefinisikan apa itu sistem. Untuk lebih
jelasnya, berikut ini pengertian sistem menurut para ahli secara lengkap.
Sistem merupakan gabungan dari berbagai elemen yang bekerja sama untuk
mencapai suatu target.
Sistem merupakan gabungan obyek yang memiliki hubungan secara fungsi dan
hubungan antara setiap ciri obyek, secara keseluruhan menjadi suatu kesatuan yang
berfungsi.
Sistem adalah seperangkat unsus yang secara teratur saling berkaitan sehingga
membentuk suatu rangkaian komponen yang berhubungan satu sama lain.
Sistem merupakan prosedur logis dan rasional guna melakukan atau merancang
suatu rangkaian komponen yang berhubungan satu sama lain.
4
5. Menurut Henry Prat Fairchild dan Eric Kohler
Sistem adalah sebuah rangkaian yang saling terkait antara beberapa bagian dari
yang terkecil, jika suatu bagian atau sub bagian terganggu, maka bagian yang
lainnya ikut merasakan ketergangguan tersebut.
6. Menurut Musanef
Sistem adalah suatu sarana yang menguasai pekerjaan dan keadaan agar mampu
menjalankan tugas dengan teratur.
Sistem adalah suatu kumpulan kesatuan perangkat hubungan satu sama lain.
Sistem adalah kesatuan yang utuh dari sesuatu rangkaian yang terikat satu
dengan yang lainnya.
Pengertian diatas menunjukkan bahwa pada setiap sistem dijumpai tiga aspek
utama, yaitu:
1. Tujuan; yaitu hasil yang ingin dicapai. Tujuan ini menentukan perbuatan-perbuatan
apa yang harus diakukan dan menentukan proses apa yang akan dijalankan.
Demikian pula tujuan tersebut memberi arah kepada seluruh sistem.
2. Proses; yaitu merupakan ilustrasi tentang pengelolaan dan pengorganisasian dari
fungsi-fungsi komponen yang ada di dalamnya.
2
Mubiar Agustin, Sistem Pembelajaran, (Bandung : PT Reflika Aditama, 2001), hlm.123
5
3. Isi; yaitu bahan-bahan yang diperlukan untuk dioah dan diorganisir guna mencapai
tujuan.
Dari uraian diatas, kata sistem memberi petunjuk kepada kita, adanya suatu
kesatuan dari beberapa komponen, dimana fungsi komponen itu tidak terpisah satu sama
lain, melainkan saling berinteraksi, berinterelasi dan berintegrasi untuk mencapai suatu
tujuan tertentu. Karena setiap sistem pasti mempunyai tujuan, dan setiap kegiatan dari
komponen-komponen diarahkan untuk menuju tercapainya tujuan tersebut.
Setiap sistem mempunyai tujuan. Tujuan ini merupakan akhir dari apa yang
dikehendaki oleh suatu kegiatan. Demikian pula kegiatan instruksional memiliki tujuan
tertentu. Tujuan suatu lembaga pendidikan ialah untuk memberikan pelayanan
pendidikan kepada yang membutuhkan. Tujuan instruksional ialah agar siswa belajar
mengalami perubahan perilaku tertentu sesuai dengan tingkatan taksonomi yang telah
dirumuskan terlebih dahulu.4
1. Rencana, penataan intensional orang, material dan prosedur yang merupakan unsur
sistem pembelajaran sesuai dengan suatu rencana khusus, sehingga tidak
mengambang.
2. Kesalingtergantungan (independent), unsur-unsur suatu sistem merupakan bagian
yang koheren dalam keseluruhan, masing-masing bagian bersifat esensial, satu sama
lain saling memberikan sumbangan tertentu.
3. Tujuan, setiap sistem pengajaran memiliki tujuan tertentu.5
3
Farida Jaya, Perencanaan Pembelajaran IPS, (Medan: CV. Gema Ihsani, 2018), h. 75
4
Hamzah B. Uno, Perencanaan Pembelajaran, h. 11
5
Wina Sanjaya, Perencanaan Dan Desain Sistem Pembelajaran, (Jakarta: Kencana, 2008), h. 3
6
Secara lebih rinci, ciri-ciri yang terkandung dalam sistem atau pendekatan
sistem, adalah:
1. Adanya tujuan
Setiap rakitan sistem pasti bertujuan, tujuan sistem telah ditentukan lebih
dahulu, dan itu menjad tolak ukur pemilihan komponen serta kegiatan dalam proses
kerja sistem. Komponen, fungsi komponen, dan tahap kerja yang ada dalam suatu
sistem mengarah ke pencapaian tujuan sistem. Tujuan sistem adalah pusat orientasi
dalam suatu sistem.6
Jika suatu sistem itu adalah sebuah mesin, maka setiap bagian (onderdil)
adalah kompinen dari mesin (sistemnya);demikian pula halnya dengan pengajaran di
sekolah sebagai sistem, maka semua unsur yang tercakup di dalamnya (baik
manusia maupun non manusia) dan kegiatan-kegiatan lain yang terjadi didalamnya
adalah merupakan komponen sistem. Jadi setiap sistem pasti memiliki komponen-
komponen sistem.
3. Adanya fungsi yang menjamin dinamika (gerak) dan kesatua kerja sistem
Tubuh kita merupakan suatu sistem, setiap organ (bagian) dalam tubuh
tersebut mengemban fungsi tertentu, yang keseluruhannya (semua fungsi
komponen sistem) dikoordinasikan secara kompak, agar diri kita dan kehidupan kita
sebagai manusia berjalan secara sehat dan semestinya.
7
kebijakan, penilaian hasil belajar siswa,dsb): jika guru cakap menjalankan fungsinya
maka akan sangat membantu kelancaran serta keberhasilan belajar siswa dan
sebaliknya.
Misalnya: keguruan seseorang barulah menjadi nyata jika ada siswa yang
bersedia untuk di didiknya; siswa yang reponsif, kritis, dan koordinatif banyak
membantu guru dalam mengembangkan kariernya.
Pengertian supra sistem, sistem, sub sistem, dan sub-sub sistem menunjuk
suatu indikator bahwa setiap sistem memiliki keutuhannya masing-masing (punya
daerah sistem tertentu=inner system), yang dikelilingi oleh daerah luar sistemnya
(lingkungannya=external system). Daerah batasan suatu sistem dan lingkungannya
akan tampak jelas dan eksklusif bila suatu sistem itu berhubungan dengan gejala
fisis dan atau mekanis (misalnya: suatu mesin dengan modul dan onderdil
onderdilnya), tetapi batasan suatu sistem dan lingkungannya tampak menjadi samar-
samar bila suatu sistem itu berhubungan dengan gejala sosial (misalnya:
pendidikan).7
8
1. Siswa
Proses pembelajaran pada hakikatnya untuk membelajarkan siswa agar dapat
mencapai tujuan yang telah ditentukan. Dengan demikian, maka proses
pengembangan dan desain pembelajaran, siswa harus dijadikan pusat dari segala
kegiatan. Artinya, keputusan-keputusan yang diambil dalam perencanaan dan desain
pembelajaran disesuaikan dengan kondisi siswa yang bersangkutan, baik sesuai
dengan kemampuan dasar, minat dan bakat, motivasi belajar dan gaya belajar siswa
itu sendiri.
2. Tujuan
3. Kondisi
4. Sumber-sumber belajar
5. Hasil belajar
8
Agus Rasoki, Perencanaan Pembelajaran, (Jakarta : PT Erlaga, 2000), h. 84
9
B. Pendekatan Sistem dalam Perencanaan Pembelajaran IPS
9
Samana, Sistem Pengajaran, (Yogyakarta: Kanisius,1992), h.42
10
mendalami pula apa bagian-bagiannya, dan dapat memahami cara bagaimana masing-
masing bagian itu saling mencapai tujuan tertentu. Sesuai dengan yang dikatakan Jujun
(1975 : 6) bahwa, pendekatan sistem adalah cara berfikir, yaitu cara berfikir yang
menggunakan konsep sistem di mana objek yang ditelaah dideskripsikan secara
sistematis dan sistemik (menyeluruh). Menurut Roestiyah (1982 : 11), berfikir secara
sistem dimulai dengan menemukan sesuatu jawaban pada pertanyaan “untuk apakah hal
itu?”. Masalah ini sungguh-sungguh diharapkan untuk memberikan definisi tujuan
khusus atau indikator yang lebih mendetail. Hanya dengan mengidentifikasi tujuan
secara jelas, kita dapat menspesifikkan “ Apakah yang harus dikerjakan?”.
11
adalah suatu proses dan suatu perangkat alat konseptual. Oleh sebab itu, menurutnya
ada dua ciri pendekatan sistem pembelajaran, yaitu:
10
Farida Jaya, Perencanaan Pembelajaran IPS, ( Jalan M. Yakub Lubis no. 51 : CV. Gema Ihsani, 2018), h.
76
12
masing-masing bagian itu saling berinteraksi, saling berfungsi dan saling bergantung di
dalam sebuah sistem untuk mencapai tujuan pembelajaran. Maka dengan demikian,
tujuan utama sistem pembelajaran adalah keberhasilah siswa mencapai tujuan.
1. Tahunan
2. Program semester
3. Minggu efektif
4. Alokasi waktu
5. Silabus serta perencanaan pembelajaran
11
R. Ibrahim, Perencanaan Pengajaran, (Jakarta : PT Rineka Cipta, 2010), h. 54-56
13
diharapkan. Berdasarkan hal diatas maka dalam pelaksanaan pembelajaran guru harus
mampu memberikan pelayanan bagi peserta didik yang bersifat pembinaan, pengayaan
dan pengembangan kompentensi. Dalam hal ini peserta didik dan pendidik harus saling
menerima, menghargai, akrab, terbuka dan hangat sehingga pelaksanaan pembelajaran
terselenggara dalam kondisi aktif, kreatif, inovatif, menyenangkan, bermakna,
seimbang, terkait serta kesinambungan. Guru IPS khususnya harus mampu melakukan
pengelolaan pembelajaran secara optimal sesuai dengan pedoman dan prosedur
sehingga realita dilapangan sesuai yang diharapkan.
14
6. Kurangnya variatif metode pembelajaran yang menyebabkan kurang efektifnya
penyampaian materi.12
1. Kegiatan pendahuluan
Menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses
pembelajaran.
12
Ibid., h. 60
13
Udin Syaefuddin, Perencanaan Pendidikan, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2009), h. 41-45
15
Mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang materi yang sudah dipelajari dan
terkait dengan materi yang akan dipelajari.
Mengantarkan peserta didik kepada suatu permasalahan atau tugas yang akan
dilakukan untuk mempelajari suatu materi dan menjelaskan tujuan
pembelajaran atau kd yang akan dicapai.
Menyampaihkan garis besar cakupan materi dan penjelasan tentang kegiatan
yang akan dilakukan peserta didik untuk menyelesaikan permasalahan atau
tugas.
2. Kegiatan inti
Mengamati
16
Dalam kegiatan mengamati, guru membuka secara luas dan bervariasi
kesempatan peserta didik untuk melakukan pengamatan melalui kegiatan:
melihat, menyimak, mendengar dan membaca. Guru memfasilitasi peserta didik
untuk melakukan pengamatan, melatih mereka untuk memperhatikan (melihat,
mendengar, membaca) hal yang penting dari suatu benda atau objek.
Menanya
Dalam kehiatan mengamati, guru membuka kesempatan secara luas kepada
peserta didik untuk bertanya mengenai apa yang sudah dilihat, disimak, dibaca.
Guru perlu membimbing peserta didik untuk dapat mengajukan pertanyaa-
pertanyaan tentang yang hasil pengamatan objek yang konkrit sampai kepada
yang abstrak berkenaan dengan fakta, konsep, prosedur atau pun hal lain yang
lebih abstrak. Pertanyaan yang bersifat faktual sampai kepada pertanyaan yang
bersifat hipotetik. Dari situasi dimana peserta didik menggunakan pertanyaan
dari guru, masih memerlukan bantuan guru untuk mengajukan pertanyaan
sampai ke tingkat di mana peserta didik mampu mengajukan pertanyaan secara
mandiri. Dari kegiatan kedua dihasilkan sejumlah pertanyaan. Melalui kegiatan
bertanya dikembangkan rasa ingin tahu peserta didik. Semakin terlatih dalam
bertanya maka rasa ingin tahu semakin dapat dikembangkan.
Mengumpulkan dan mengasosiasikan
Tindak lanjut dari bertanya adalah menggali dan mengumpulkan informasi dari
berbagai sumber melalui berbagai cara. Untuk itu peserta didik dapat membaca
buku yang lebih banyak, memperhatikan fenomena atau objek yang lebih teliti
atau bahkan melakukan eksperimen. Dari kegiatan tersebut terkumpul sejumlah
informasi. Informasi tersebut menjadi dasar bagi kegiatan berikutnya, yaitu
memproses informasi untuk menemukan keterkaitan satu informasi dengan
informasi lainnya.
Mengkomunikasikan hasil
Kegiatan berikutnya adalah menuliskan atau menceritakan apa yang ditemukan
dalam kegiatan mencari informasi, mengasosiasikan dan menemukan pola.
Hasil tersebut disampaikan di kelas dan dinilai oleh guru sebagai hasil belajar
peserta didik atau kelompok peserta didik tersebut.
3. Kegiatan penutup
17
Dalam kegiatan penutup, guru bersama-sama dengan peserta didik atau sendiri
membuat rangkuman atau simpulan pelajaran, melakukan penelitian atau refleksi
terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram,
memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran, merencanakan
kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajatan remedi, program pengayaan,
layanan konseling dan memberikan tugas, baik tuga individu maupun kelompok
sesuai dengan hasil belajar peserta didik dan menyampaikan rencana pembelajaran
pada pertemuan berikutnya.
18
dalam kurikulum. Penyusunan perencanaan program pembelajaran sebagai sebuah
proses, disiplin, ilmu pengetahuan, realitas, sistem dan teknologi dalam pembelajaran
bertujuan agar pelaksanaa pembelajaran berjalan lebih lancar dan hasilnya lebih baik.
19
diperhatikan. Prinsip-prinsip dalam pemilihan materi pembelajaran meliputi prinsip
relevansi, konsistensi dan kecukupan. Prinsip relevansi artinya materi pembelajaran
harus relevan atau ada kaitannya dengan pencapaian standar kompetensi dan
kompetensi dasar. Prinsip konsistensi artinya keajengan. Jika kompetensi dasar harus
dikuasai siswa empat macam, maka bahan ajar yang harus diajarkan juga harus meliputi
empat macam. Prinsip kecukupan artinya materi yang diajarkan hendaknya cukup
memadai dan membantu siswa menguasai kompetensi dasar yang diajarkan. Dengan
kata lain, materi tidak boleh terlalu sedikit dan tidak boleh terlalu banyak.14
Prinsip sistematis dan sistemik merupakan prinsip yang berawal dari pemikiran
bahwa penyusunan rancangan pembelajaran merupakan bagian dari sebuah sistem. Oleh
karena itu, dalam penyusunan rancangan juga perlu disusun secara sistematis.
Kurikulum 2013 menekankan pada dimensi pedagogik modern dalam pembelajaran,
yaitu menggunakan pendekatan ilmiah. Pendekatan ilmiah dalam pembelajaran sebagai
dimaksud meliputi :
1. Mengamati
2. Menanya
3. Eksperimen/explore
4. Mengasosiasi
5. Mengkomunikasikan
Proses pembelajaran terjadi secara internal pada diri peserta didik. Proses
tersebut mungkin saja terjadi akibat stimulus dari luar yang diberikan guru, teman,
lingkungan. Proses tersebut mungkin pula terjadi akibat stimulus dari dalam diri peserta
didik terutama disebakan oleh rasa ingin tahu. Proses pembelajaran dapat pula terjadi
sebagai gabungan dari stimulus luar dan dalam. Dalam proses pembelajaran, guru perlu
mengembangkan kedua stimulus pada diri setiap peserta didik. Didalam pembelajaran,
peserta didik difasilitasi untuk terlibat secara aktif mengembangkan potensi dirinya
menjadi kompetensi. Guru menyedian pengalaman belajar bagi peserta didik untuk
melakukan berbagai kegiatan yang memungkinkan mereka mengembangkan potensi
14
Ibid. h. 55-68
20
yang dimiliki mereka menjadi kompetensi yang diterapkan dalam dokumen kurikulum
atau lebih. Pengalaman belajar tersebut dapat semakin lama semakin meningkat menjadi
kebiasaan belajar mandiri dan ajeg sebagai salah satu dasar untuk belajar sepanjang
hayat.
1. Mencantumkan identitas
Identitas terdiri dari; nama sekolah, mata pelajaran, kelas, semester, standar
kompetensi, kompetensi dasar, indokator dan alokasi waktu. Yang perlu
diperhatikan adalah:
15
Farida jaya, Perencanaan Pembelajaran IPS, ( Jalan M. Yakub Lubis no. 51 : CV. Gema Ihsani, 2018), h.
78
21
- Penanda pencapaian kompetensi dasar yang ditandai oleh perubahan
perilaku yang dapat diukur yang mencakup sikap, pengetahuan dan
keterampilan.
- Dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik, satuan pendidik
dan potensi daerah.
- Rumusannya menggunakan kerja operasional yang terukur dan dapat di
observasi.
- Digunakan sebagai dasar untuk menyusun alat penilaian.
Alokasi waktu diperhitungkan untuk pencapaian satu kompetensi dan
dinyatakan dalam jam pelajaran dan banyaknya pertemuan.
2. Merumuskan tujuan pembelajaran
22
- Metode-metode yang digunakan, misalnya ceramah, inkuuiri, observasi,
tanya jawab, learning dan sebagainya.
5. Menetapkan kegiatan pembelajaran
- Kegiatan pendahuluan
Orientasi : memutuskan perhatian siswa pada materi yang akan diajarkan,
dengan cara menunjukkan benda yang menarik, memberikan ilustrasi,
membaca surat kabar, menampilkan slide dan sebagainya.
Apersepsi : Guru memberikan gambaran manfaat mempelajari gempa
bumi, bidang-bidang pekerjaan berkaitan dengan gempa bumi dan
sebagainya.
Pemberian acuan : pemberian kelompok belajar dan penjelasan mekanisme
pelaksanaan pengalaman belajar.
- Kegiatan inti
Berisi langkah-langkah sistematis yang dilalui peserta didik untuk dapat
mengkonstruksikan ilmu sesuai dengan skemata (frame work) masing-
masing langkah tersebut di susun sedemikian rupa agar peserta didik dapat
menunjukkan perubahan perilaku sebagaimana dituangkan pada tujuan
pembelajaran dan indikator.
- Kegiatan penutup
Guru mengarahkan siswa untuk membuat rangkuman atau simpulan.
Guru memberikan hasil belajar siswa. Dapat dengan tes tertulis, lisan atau
meminta siswa mengulang kemballi simpulan yang telah disusun atau
dalam bentuk tanya jawab dengan mengambil ±25% sebagai sample.
Memberikan arahan tindak lanjut pembelajaran, dapat berupa kegiatan
diluar kelas, rumah atau tugas sebagai remidi atau pengayaan.
6. Memilih sumber belajar
23
Pemilihan sumber belajar mengacu pada perumusan yang ada dalam silabus
yang dikembangkan. Sumber belajar mencakup sumber rujukan, lingkungan, media,
nada sumber, alat dan bahan. Sumber belajar mencakup sumber belajar lingkungan,
media, narasumber, alat dan bahan. Sumber belajar dituliskan secara lebih
operasional dan bisa langsung dinyatakan bahan ajar apa yang digunakan. Misalnya:
sumber belajar yang sebenarnya. Jika menggunakan buku, maka harus ditulis judul
buku teks tersebut, pengarang dan halaman yang diacu.
7. Menunjukkan penilaian
16
R. Ibrahim, Perencanaan Pengajaran, (Jakarta : PT Rineka Cipta, 2010), h. 84
24
BAB III
Penutup
Kesimpulan
Dari pembahasan diatas, dapat disimpulkan bahwa sistem adalah adanya suatu
kesatuan dari beberapa komponen, dimana fungsi komponen itu tidak terpisah satu sama
lain, melainkan saling berinteraksi, berinterelasi dan berintegrasi untuk mencapai suatu
tujuan tertentu. Karena setiap sistem pasti mempunyai tujuan, dan setiap kegiatan dari
komponen-komponen diarahkan untuk menuju tercapainya tujuan tersebut.
Daftar Pustaka
25
Agus Rasoki (2000), Perencanaan Pembelajaran, Jakarta : PT Erlaga.
Farida Jaya (2018), Perencanaan Pembelajaran IPS, Jalan M. Yakub Lubis no. 51 :
CV. Gema Ihsani.
26