Anda di halaman 1dari 22

Ayu Nursari, I Wayan Suparta, Yoke Moelgini

Pengaruh Pembayaran Non Tunai Terhadap Jumlah Uang Yang Diminta


Masyarakat (M1) Dan Perekonomian

Pengaruh Pembayaran Non Tunai Terhadap Jumlah Uang Yang Diminta


Masyarakat (M1) Dan Perekonomian

Oleh:
Ayu Nursari, I Wayan Suparta, Yoke Moelgini
Magister Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi Bisnis Universitas Lampung
Email: yoek_thea@yahoo.co.id

Abstrak
Perkembangan teknologi telah menyentuh aspek kehidupan termasuk sektor
ekonomi perbankan.Seiring dengan kemajuan teknologi finansial, transaksi
ekonomi terus mengalami perubahan pada pola dan sistem pembayaran
(payment) yang pengaruhnya mempermudah jangkauan masyarakat dengan
produk keuangan bank.Saat ini peranan pembayaran uang tunai mulai tergeser
dengan adanya kemajuan teknologi. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui pengaruh pembayaran non tunai (Kartu Debit/ATM, Kartu Kredit, E
Money, Kliring, RTGS) terhadap perekonomian dan permintaan uang tunai di
masyarakat Indonesia. Penelitian ini menggunakandata yang bersumber dari
Bank Indonesia (BI) dan Badan Pusat Statistik (BPS).Data penelitianyang
digunakan adalah data time seriestriwulan dengan sampel waktu 2013 : 1 sampai
dengan 2018 : 4.Teknik analisis data yang digunakan adalah Eror Correction
Model (ECM) dan Analisis Trend.Hasil penelitian menunjukkan
bahwapembayaran non tunai (Kartu Debit/ATM, Kartu Kredit, E Money, Kliring,
RTGS) berpengaruh positif terhadap perekonomian dan permintaan uang tunai di
masyarakat Indonesia.

Kata kunci: Kartu Debet/ATM, Kartu Kredit, E-money, Kliring, RTGS, PDB, M1

Pendahuluan
Seiring dengan kemajuan based. Perkembangan teknologi
teknologi finansial, transaksi telah menyentuh aspek kehidupan
ekonomi terus mengalami termasuk sektor ekonomi. Bentuk
perubahan pada pola dan sistem inovasi pelayanan bank berupa
pembayaran (payment) yang pelayanan electronic transaction (e
pengaruhnyamempermudah banking) melalui sistem pembayaran
jangkauan masyarakat dengan non tunai dengan menggunakan
produk keuangan bank dan lembaga kartu (Kartu debet/ATM, kartu kredit)
keuangan non bank. Saat ini dan uang elektronik (e money) serta
peranan pembayaran uang tunai transaksi Kliring dan RTGS.
mulai tergeser dengan adanya Berdasarkan kajian yang dilakukan
kemajuan teknologi. Kondisi oleh Costa dan Grauwe (2001),
demikian juga telah mendorong penggunaan alat pembayaran non
berkembangnya alat pembayaran tunai secara luas memiliki implikasi
dari cash based menjadi non cash pada berkurangnya pemintaan uang

JEP-Vol. 8, N0 3, Nopember |1
2019
terhadap uang yang diterbitkan Bank yang diterbitkan Bank Indonesia.
Sentral, base money yang pada Nominal transaksi uang elektronik
gilirannya dapat mempengaruhi mencapai Rp. 10,42 triliun.
pelaksanaan tugas Bank Sentral Kemunculan e-money ditengah
dalam melaksanakan kebijakan masyarakat bertujuan untuk
moneter. Hal yang sama juga mengurangi tingkat pertumbuhan
dikemukakan oleh Freidman (1999), penggunaan uang tunai.
perkembangan teknologi informasi Kehadiran alat pembayaran non
akan memberikan implikasi terhadap tunai berbentuk kartu berpotensi
berkurangnya peran base money untuk mendorong kenaikan tingkat
dalam transaksi pembayaran. konsumsi. Kenaikan konsumsi
2,000,000,000
akhirnya akan mempengaruhi
1,500,000,000 peningkatan pendapatan nasional
1,000,000,000 dan dapat mendorong meningkatnya
Pe…

500,000,000-
permintaan uang (money demand).
2013 2104 2015 2016 2017 2018 Dari sisi produsen peningkatan
Sumber: Bank Indonesia, data diolah (2019)
konsumsi berpotensi mendorong
Gambar 1: Perkembangan Peredaran Uang
aktifitas usaha dan ekspansi. Dari
Sebagaimana terlihat dalam sisi pemerintah penggalakan
Gambar 1, jumlah uang beredar penggunaan pembayaran non tunai
dalam arti sempit (M1) mengalami dalam jangka panjang dapat
peningkatan dari waktu ke waktu menghemat biaya cetak uang.
selama periode tersebut.Kehadiran Peningkatan pembayaran non
alat pembayaran non tunai bagi tunai akan mempengaruhi
perekonomian memberikan manfaat permintaan uang dan keseimbangan
peningkatan efisiensi dan produk- di pasar uang, serta output dan
tifitas keuangan yang mendorong harga, yang tentunya mempunyai
aktifitas sektor rill pada gilirannya implikasi terhadap pengendalian
dapat mendorong pertumbuhan moneter. Perubahan tingkat suku
ekonomi dan meningkatkan kese- bunga, output dan harga tersebut
jahteraan masyarakat (Pramono et tentunya akan di respon oleh Bank
al, 2006). Di Indonesia pengguna e Indonesia dalam bentuk
money tumbuh secara signifikan pengendalian moneternya.
yang tercermin dari data volume dan Berdasarkan uraian latar
nominal transaksi pada tahun 2017 belakang diatas dan fenomena di
Indonesia maka penulis tertarik kartal.Pembayaran non tunai dalam
untuk melakukan penelitian dengan penggunaannya melibatkan jasa
judul:“Pengaruh Pembayaran Non perbankan. Perbankan selaku badan
Tunai Terhadap Jumlah Uang Yang usaha penghimpun dana
Diminta Masyarakat (M1) Dan masyarakat selayaknya memberikan
Perekonomian”. pelayanan lalu lintas pembayaran
Kajian Pustaka yang dapat membanatu dalam
Sistem pembayaran adalah suatu pemenuhan kebutuhan ekonomi
sistem yang mencakup pengaturan, nasabah.
kontrak/perjanjian, fasilitas
Electronic payment system
operasional, dan mekanisme teknis
merupakan penerapan teknologi
yang digunakan untuk penyampaian,
pada sistem pembayaran agar
pengesahan dan penerimaan
aktifitas perbankan lebih cepat,
instruksi pembayaran, serta
tepat, akurat yang akhirnya akan
pemenuhan kewajiban pembayaran
meningkatkan produktifitas
melalui pertukaran “nilai”
perbankan. Sistem pembayaran ini
antarperorangan, bank, dan
pun berkembang menjadi electronic
lembaga lainnya baik domestik
payment system, dimana sistem
maupun antarnegara (Subari &
pembayaran elektronik ini
Ascarya 2003). Dalam prakteknya,
memanfaatkan teknologi dalam
transaksi pembayaran dilakukan
bertransaksi, misalnya kartu debit
dengan instrumen tunai dan
dan kartu kredit.(Warjiyo,
nontunai. Sistem pembayaran
Perry.2006).
merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari sistem keuangan Teori Pasca Keynes
dan perbankan suatu negara. Teori permintaan uang Keynes
Pembayaran Non Tunai mendasarkan pada adanya dua
Pembayaran non tunai adalah motif memegang uang kas, yakni
pembayaran yang dilakukan tanpa motif transaksi dan spekulasi. Motif
menggunakan uang tunai yang transaksi tergantung dari
beredar melainkan menggunakan pendapatan. Sedangkan, motif
cek atau bilyet giro (BG) dan berupa spekulasi tergantung dari tingkat
sistem pembayaran elektronik bunga. Perkembangan selanjutnya
berbasis kartu yang dapat dari teori Keynes ini didasarkan atas
mengganti peranan uang dua pembagian tersebut, yang
masing-masing dilakukan oleh
William J. Baumol dan James penelitian secara statistik untuk
Tobin.Pengaruh peningkatan mengetahui pengaruh variable
pembayaran non-tunai tersebut bebas Pembayaran Non Tunai
terhadap permintaan uang kartal, (Kartu debet/ATM, kartu kredit, e
M1, dan M2 juga dapat terjadi pada money, kliring dan RTGS) terhadap
putaran berikutnya. Seiring dengan variabel terikat (permintaan uang
peningkatan GDP akibat masyarakat (M1) dan perekonomian
peningkatan pembayaran non-tunai Indonesia). Pada penelitianini,data
tersebut (diperkirakan), akan bersumber dari Bank Indonesia (BI)
terdapat peningkatan permintaan dan Badan Pusat Statistik (BPS).
uang kartal, M1, dan M2. Di sisi lain Data penelitianyang digunakan
pembayaran non-tunai diperkirakan adalah data time seriestriwulan
juga turut meningkat. Peningkatan dengan sampel waktu 2013 : 1
GDP, uang kartal, M1, dan M2 sampai dengan 2018 : 4
tersebut tentunya perlu lag beberapa Metode Analisis Data
periode. Analisis yang digunakan dalam
Dalam perekonomian tertutup, penelitian ini adalah Analisis Eror
Keynes membagi permintaan Correction Model (ECM) digunakan
agregat menjadi dua sektor yaitu untuk mengidentifikasi pengaruh
sektor pengeluaran rumah tangga variabel pembayaran non tunai yaitu
(C) dan pengeluaran swasta berupa kartu debet/ATM,kartu kredit, e
Investasi (I).Sedangkan pada tiga money, Kliring, dan RTGS terhadap
sektor, ditambah dengan perekonomian Indonesia dan
pengeluaran pemerintah (G). Untuk permintaan uang (M1). Metode Eror
perekonomian terbuka, Keynes Correction Model (ECM) dalam
memasukan unsur factor luar negeri penelitian ini adalah :
yaitu berupa sektor dan impor yang PDBt = β0 +β1 NTKDt + β2NTKKt +
sering disebut ekspor netto (X-
β3NTEMt+ β4NTKLt +
M)
β5NTGSt+β6ECT6..........(1)
Metodepeneltian
M1t = α0+α1 NTKDt + α2NTKKt +
Jenis dan Sumber Data
α3NTEMt + α4NTKLt
Penelitian ini merupakan
+α5NTGSt + α6ECT6.........(2)
penelitian kuantitatif yang
Keterangan :
menekankan pada pengujian teori
PDB = Perekonomian Indonesia
melalui pengukuran variable
(PDB)
M1 = Permintaan Uang (M1) Y = adalah nilai dari ramalan
NTGS = Nominal Transaksi RTGS dengan trend.
NTKL = Nominal Transaksi Kiliring a = nilai tetap (konstanta) atau
NTEM = Nominal Transaksi E nilai Y pada X sama dengan
Money nol.
NTKK = Nominal Transaksi Kartu b = kemiringan (slope) atau
Kredit perubahan nilai Y dari waktu
NTKD = Nominal Transaksi Kartu ke waktu
Debit/ATM X = Periode waktu ke waktu
β0 – β5 = Koefisien Regresi PDB β6
=Speed Of AdjustmentPDB
Hasil & Pembahasan
α0– α 5 = Koefisien Regresi M1
α6 =Speed Of AdjustmentM1 Uji Stasionaritas
ECT = Residual/eror dalam
Pada penelitian ini, langkah
persamaan jangka panjang
ᵋ = Residual/eror dalam pertama yang dilakukan adalah
persamaan jangka pendek
melihat kestasionaritasan data yang
ᵗ = Waktu /period ke t
Dalam penelitian ini juga digunakan dengan melakukan uji
digunakanmetode Trend Kuadrat stasionaritas.
Terkecil (Least SquareMethod)untuk Berdasarkanhasil uji stasionaritas
mengidentifikasi efek dari perubahan data, terdapat tiga variabel tidak
waktu terhadap jumlah uang yang stasioner di tingkat level, kemudian
beredar di masyarakat. Rumus dilakukan uji stasioneritas pada
perhitungannya: tingkat first difference yang diperoleh
Y = a + bX hasil satu variabel tidak stasioner.
b = n∑XY - ∑XY Maka dilakukan uji stasionaritas
pada tingkat second difference dan
n 2
∑XY – (∑XY) diperoleh hasil yang bahwa semua
varabel stasioner dengan nilai
a = ∑Y – b ∑X probabilitas lebih kecil dari 0.05
n n (5%).
Keterangan:

Tabel 1. Hasil Uji Root PDB


Variabel Level First Difference Second
Difference
ADF Prob. ADF Prob. ADF Prob.
NTKD 0,05 0.7483 0,05 0.0000 0,05 0.0000
NTKK 0,05 0.4685 0,05 0.6037 0,05 0.0000
NTEM 0,05 0.9999 0,05 0.0046 0,05 0.0000
NTKL 0,05 0.0302 0,05 0.0000 0,05 0.0002
NTGS 0,05 0.0198 0,05 0.0001 0,05 0.0013
PDB 0,05 0.9882 0,05 0.0000 0,05 0.0000
Sumber: Hasil Estimasi Menggunakan Eviews 8
Tabel 2. Hasil Uji Root M1 Indonesia sebesar 50,96%,
Variabel Level First
sementara sisanya sebesar 49.04%
Difference
dipengaruhi faktor lain yang tidak
ADF Prob. ADF Prob.
NTKD 0,05 0.7000 0,05 0.0000 dijelaskan dalam persamaan regresi.
NTKK 0,05 0.4304 0,05 0.0000
Hasil penelitian menunjukkan
NTEM 0,05 1.0000 0,05 0.0086
NTKL 0,05 0.0356 0,05 0.0000
bahwa variabel pembayaran non
NTGS 0,05 0.0046 0,05 0.0000 tunai sejalan dengan harapan jangka
M1 0,05 0.8366 0,05 0.0000
panjang dan jangka pendek. Nilai
Sumber: Hasil Estimasi Menggunakan Eviews 8
Nominal transaksi kartu debet/ATM,
Berdasarkanhasil uji stasionaritas
Nilai Nominal transaksi kartu Kartu
data, terdapat tiga variabel tidak
Kredit, Nilai Nominal transaksi E
stasioner di tingkat level, kemudian
Money, dan Nilai Nominal transaksi
dilakukan uji stasionaritas pada
RTGS, bertanda Positif sedangkan
tingkat first difference diperoleh hasil
Nilai Nominal transaksi kliring
yang bahwa semua varabel
bertanda Negatif. Hal ini dapat
stasioner dengan nilai probabilitas
disimpulkan bahwa semakin besar
lebih kecil dari 0.05 (5%).
penggunaan pembayaran non tunai
Uji Stasionaritas
akan meningkatkan perekonomian
Secara ekonomi, variabel
Indonesia. Koefisien adjustment pada
terkointegrasi merupakan kondisi
persamaan bernilai positif, yang
terkait hubungan jangka panjang
artinya penyesuaian variabel nominal
antara variabel variabel tersebut
transaksi kartu debet/ATM, kartu
dapat untuk mengevaluasi
nominal transaksi kartu kredit,
ketidakseimbangan jangka pendek.
nominal transaksi e-money, nilai dan
Dalam persamaan jangka pendek
nominal transaksi RTGS terhadap
hasil nilai R2 sebesar 0,509646, yang
perekonomian Indonesia jangka
artinya variabel nominal transaksi
pendek dan jangka panjang cukup
kartu debet/ATM, nominal transaksi
tinggi. Kilring merupakan salah satu
kartu Kartu Kredit, nominal transaksi
variabel yang belum mampu mewakili
E Money, nominal transaksi kliring
pergerakan pembayaran non tunai.
dan nominal transaksi RTGS dan
eror correction term (ECT) dalam
persamaan jangka pendek secara
bersama sama mempengaruhi
variabel pendapatan domestik bruto
(PDB) dalam perekonomian
Eror Correction Model (ECM)
Tabel 3. Hasil Eror Correction Model (ECM)
Dependent Variabel: Perekonomian (PDB)
Independen Coefficient t-Statistik Prob. Keterangan
Variabel
C 0.003477 1.535237 0.1443
NTKD 0.112323 1.754112 0.0985 Signifikan
NTKK 0.051104 0.601031 0.5562 Tidak Signifikan
NTEM 0.001218 0.073809 0.9421 Tidak Signifikan
NTKL -0.055924 -2.697391 0.0159 Signifikan
NKGS 0.111091 2.405871 0.0286 Signifikan
ECT 0.0005 Signifikan
R-Square 0.643379
Adjusted R-Square 0.509646
F-Statistic 4.810924
Prob. (Statistik) 0.005507
Sumber: Hasil Estimasi Menggunakan Eviews 8 (Lampiran)
Tabel 4. Hasil Hasil Eror Correction Model (ECM)
Dependent Variabel: Permintaan Uang (M1)
Independen Coefficient t- Prob. Keterangan
Variabel Statistik
C 0.003854 0,946936 0.3578
NTKD 0.206794 1.834690 0.0852 Tidak Signifikan
NTKK 0.205537 1.291808 0.2148 Tidak Signifikan
NTEM 0.019444 0.655642 0.5214 Tidak Signifikan
NTKL -0.033988 - 0.3787 Tidak Signifikan
0.905303
NKGS 0.222682 2.672081 0.0167 Signifikan
ECT 0.0080 Signifikan
R-Square 0.616750
Adjusted R-Square 0.473031
F-Statistic 4.291362
Prob. (Statistik) 0.009135
Sumber: Hasil Estimasi Menggunakan Eviews 8 (Lampiran)

Berdasarkan Tabel 4, diketahui permintaan uang di masyarakat


nilai koefisien Eror Corecction Term Indonesia periode 2013-2018
(ECT) pada hasil estimasi dipengaruhi.
persamaan jangka panjang Dalam persamaan jangka pendek
signifikan dengan tingkat probabilitas hasil nilai R2 sebesar 0,473031,
sebesar 0,0080 ≤ 0,05 yang artinya variabel nominal transaksi
menunjukkan bahwa Eror Correction kartu debet/ATM, nominal transaksi
Model (ECM) yang digunakan valid, kartu Kartu Kredit, nominal transaksi
sedangkan nilai keseimbangannya E Money, nominal transaksi kliring
menunjukkan 0,6I6750 yang dan nominal transaksi RTGS dan
dinyatakan bahwa proses eror correction term (ECT) dalam
penyesuaian terhadap kesimbangan persamaan jangka pendek secara
bersama sama mempengaruhi jangka pendek tidak terjadi masalah
variabel permintaan uang 47,30%, multikolineritas, namun dalam
sementara sisanya sebesar 52.7% persamaan jangka panjang pada
dipengaruhi faktor lain yang tidak variabel kartu debet/ATM dan kartu
dijelaskan dalam persamaan regresi. kredit dengan nilai VIF lebih besar
Uji Asumsi Klasik dari 10 yaitu variabel Kartu Debit
Uji Multikolineritas dan Kartu Kredit. Permasalahan
Pengujian Multikolineritas multikolineritas dapat diatasi dengan
dilakukan dengan mengunakan uji membiarkan data yang ada pada
VIF (Variance Inflation Factors) variabel dengan mempertimbangkan
dengan melihat besaran hasil dari agar tidak merusak asumsi regresi
nilai VIF. (widarjono, 2005)
Berdasarkan Tabel 5.variabel Uji Heterokedasitas
bebas dikatakan saling berhubungan Pada penelitian ini digunakan uji
erat dengan variabel bebas lainnya metode Glejser, yang kemudian
jika nilai VIF lebih kecil dari 10. Pada disajikan dalam hasil estimasi dari uji
penelitian ini dalam persamaan heterokedasitas, sebagai berikut:

Tabel 5. Uji Multikolineritas


Persamaan Jangka Pendek Persamaan Jangka Panjang
Variabel Nilai VIF Variabel Nilai VIF
Kartu Debet/ATM 1.183363 Karu Debet/ATM 12.27909
Kartu Kredit 1.358855 Kartu Kredit 14.57506
E-Money 1.099565 LogE-Money 4.905669
Kliring 1.309281 Kliring 2.315129
RTGS 1.320855 RTGS 3.625529
Sumber: Hasil Estimasi Menggunakan Eviews 8
Tabel 6. Uji Heterokedasitas
Persamaan Jangka Pendek Persamaan Jangka Panjang
F-Statistic 0.690942 F-Statistic 2.648682
Obs*R-sqared 4.733030 Obs*R-sqared 10.17296
Scaled Explained SS 3.672655 Scaled Explained SS 9.663590
Prob F(5,66) 0.6603 Prob F(5,66) 0.0579
Prob. Chi-Square(5) 0.5785 Prob. Chi-Square(5) 0.0705
Prob. Chi-Square(5) 0.7209 Prob. Chi-Square(5) 0.0853
Sumber: Hasil Estimasi Menggunakan Eviews 8 (Lampiran)
Tabel 7.Hasil UjiAutokorelasi
Bruesche-Godfrey Serial Correlation LM Test
Persamaan Jangka Pendek Persamaan Jangka Panjang
F-Statistic 1.392266 F-Statistic 0.838901
Obs*R-Squared 3.815670 Obs*R-Squared 2.277842
Prob. (2,16) 0,2809 Prob. (2,16) 0.4053
Prob. Chi-Square(2) 0,1484 Prob. Chi-Square(2.) 0.3202
Sumber: Hasil Estimasi Menggunakan Eviews 8 (Lampiran)
Tabel 6. menunjukan tingkat nilai residual dalam persamaan jangka
chi-square dari Obs*R-Squared pendek yang dihasilkan terdistribusi
pada persamaan jangka pendek normal. Kemudian nilai JB sebesar
sebesar 4.733030 atau ≥ 5%. 2,691465 atau ≥ 5% sehingga data
Sedangkan tingkat nilai chi-square residual dalam persamaan jangka
dari Obs*R-Squared pada panjang yang dihasilkan terdistribusi
persamaan jangka panjang sebesar normal.
10.17296 atau ≥ 5%, maka pada Analisis Trend
kedua persamaan tersebut tidak Pada Gambar 3 baik sistem
terdapat heterokedasitas. nominal transaksi Kartu Debit/ATM
Uji Autokorelasi maupun nilai transaksi kartu kredit
Pada penelitian ini pengujian menunjukkan trend kenaikan selama
dilakukan dengan menggunakan periode pengamatan. Hal ini
Bruesche-Godfrey Serial Correlation disebabkan semakin luasnya
LM Test, Pengujian yang digunakan cakupan wilayah pelaksanaan dan
adalah Bruesche Godfrey serial penyempurnaan kartu debit/ATM
corelation LM (Lagrange Multiplier) dan kartu kredit, pembaharuan fitur
Test yang disajikan dalam Table 15 fitur transaksi, efisiensi dalam
Diketahui nilai Prob. Cji Squared bertransaksi, kemudahan dalam
pada persamaan jangka pendek akses semua kebutuhan masyarakat
sebesar 0,1484 ≥ 5% yang disim- yang semakin meningkatkan minat
pulkan tidak ada indikasi adanya masyarakat untuk mengunakan jasa
autokorelasi. Persamaan jangka pembayaran tersebut.
panjang nilai Prob. Cji Squared Dibandingkan dengan instrumen
sebesar 0,3202 ≥ 5%, yang artinya non tunai lainnya penggunaan e-
tidak ada indikasi adanya money masih belum signifikan
autokorelasi. meskipun pada dasarnya e-money
Uji Normalitas memiliki potensi yang cukup besar.
Dalam penelitian ini metode yang Dalam gambar dibawah ini
digunakan untuk menguji ditunjukkan perkembangan transaksi
nomarmalitas data adalah metode menggunakane-money. Tahun 2017
Jargue Beta Test (J.B.Test), mulai naik transaksi E money
Hasil dari penelitian ini dengan inovasi teknologi seperti
didapatkan nilai JB sebesar NFC, RFID,QR Code dll.
0,517470 ≥ 5%, sehingga data
Mempercepat proses transaksi, hal tersebut. Rtgs transaksi di atas
menawarkan biaya lebih murah dan Rp. 100.000.000 sehingga tidak
memberikan layanan yang lebih semua masyarakat menggunakan
aman. transaksi tersebut.Hal tersebut
Selama periode pengamatan mempengaruhi pilihan masyarakat
Gambar 4.nilai kliring dan RTGS dalam bertransaksi
menunjukkan trend yang tidak stabil. Perkembangan transaksi Non
Penggunaan Cek dan BG terus Tunai menunjukkan trend
menurun sementara penggunaan peningkatan dari waktu ke waktu
kartu cenderung meningkat. selama periode penelitian.
Transaksi kliring dan RTGS bisa Peningkatan ini diprediksi akan terus
menggunakan Cek/Bilyet Giro. meningkat sejalan dengan semakin
Untuk kliring efektif dana adalah beragamnya fasilitas dan fungsi
pukul 15.30 nasabah peserta kliring yang di tawarkan oleh bank ataupun
wajib mempunyai Giro dan lembaga keuangan non bank yang
menyiapkan sejumlah dana sesuai berpengaruh dengan semakin
jumlah dana yang pada warkat meningkatnya produk domestik bruto
Cek/Bilyet Giro, terdapat biaya (PDB) dalam perekonomian dan
bulanan serta biaya lainnya terkait permintaan Uang.

Sumber: data diolah(2019)


Gambar 5. Nominal Transaksi Kliring dan RTGS

Sumber: data diolah(2019)


Gambar 6. Produk Domestik Bruto & M1
Pembahasan mengalami peningkatan sebesar 1
Pengaruh pembayaran non tunai
(Kartu Debit/ATM, Kartu Kredit, E trilyun maka produk domestik bruto
Money, Kliring, RTGS ) terhadap (PDB) dalam perekonomian
perekonomian di Indonesia.
Indonesia akan mengalami
Pengaruh Penggunaan Kartu peningkatan sebesar 0.2335895
Debit/Atm Terhadap Per-
ekonomian Indonesia Milyar. Hasil penelitian ini sejalan
Pada periode penelitian bulan dengan penelitian dari hasan et al
Januari 2013 sampai dengan (2012) menyatakan bahwa beralih
Desember 2018 hasil perhitungan nya masyarakat menggunakan
penelitian menunjukkan bahwa pembayaran non tunai dapat
koefisien nominal transaksi kartu menstimulus pertumbuhan
debit adalah sebesar 0.112323 ekonomi.Oyewole et al (2012)
yang artinya ketika nominal bahwa transaksi menggunakan
transaksi kartu debit mengalami kartu debit/ATM memiliki hubungan
peningkatan sebesar 1 trilyun positif terhadap pertumbuhan
produk domestik bruto (PDB) dalam ekonomi.
perekonomian Indonesia akan Pengaruh Penggunaan Kartu
mengalami peningkatan sebesar Kredit Terhadap Perekonomian
Indonesia
0.112323 Milyar. Sesuai dengan Berdasarkan hasil perhitungan
penelitian Zandi et al (2016) penelitian jangka pendek menunjuk-
meningkatnya penggunaan kartu kan bahwa koefisien nominal
debit dapat meningkatkan konsumsi transaksi kartu debit adalah sebesar
dan PDB. Pengaruh tersebut 0.163575 yang artinya ketika
disebabkan efek dari efisiensi yang nominal transaksi kartu kredit
ditimbulkan oleh pembayaran non mengalami peningkatan sebesar 1
tunai tersebut sehingga Trilyun maka produk domestik bruto
meningkatkan output dan (PDB) dalam perekonomian
pertumbuhan ekonomi (Syarifuddin Indonesia akan mengalami
et al, 2009). Selanjutnya hasil peningkatan sebesar 0.163575
perhitungan penelitian jangka Milyar. Sedangkan hasil
panjang menunjukkan bahwa perhitungan penelitian jangka
koefisien nominal transaksi kartu panjang menunjukkan bahwa
debit/Atm adalah sebesar koefisien nominal transaksi kartu
0.2335895 yang artinya ketika kredit adalah sebesar 0.163575
nominal transaksi kartu debit/Atm yang artinya ketika nominal
transaksi kartu kredit mengalami peningkatan sebesar 0.001218
peningkatan sebesar 1 Trilyun Milyar. Sedangkan hasil
maka produk domestik bruto (PDB) perhitungan penelitian menunjukkan
dalam perekonomian Indonesia bahwa koefisien nominal transaksi
akan mengalami peningkatan e money adalah sebesar 0.028018
sebesar 0.163575 Milyar. yang artinya ketika nominal
Berdasarkan hasil estimasi transaksi e money mengalami
penelitian diperoleh informasi dalam peningkatan sebesar 1 Trilyun
jangka pendek maupun jangka maka produk domestik bruto (PDB)
panjang variabel nominal transaksi dalam perekonomian Indonesia
kartu kredit memiliki koefisien positif akan mengalami peningkatan
dan tidak signifikan. Pengunaan sebesar 0.028018 Milyar.
kartu kredit hanya merupakan pola Pembayaran elektronik yang
baru gaya hidup dan buka paling jarang digunakan, dan baru
merupakan cara transaksi andalan diperkenalkan sebagai alat
masyarakat (Snellmanet al, 2009). pertukaran atau pembayaran,
Dalam transaksi kartu kredit tingkat literasi dan teknologi
adanya tambahan bunga yang pembangunan di suatu Negara,
dibebankan oleh bank kepada antara lain menentukan efektivitas
pengunya, serta beberapa biaya system pembayaran elektronik dan
lainnya untuk transaksi sehingga karenanya berhasil implementasi
menjadi pilihan masyarakat untuk ekonomi tanpa uang tunai (Oginni,
menggunakannya. 2013). Mengacu pada pengalaman
Pengaruh Penggunaan E-Money di beberapa Negara, E Money
Terhadap Perekonomian
Indonesia sebagai instrument pembayaran
Berdasarkan hasil perhitungan elektronik terbukti telah memberikan
penelitian jangka pendek manfaat sebagai alternatif
menunjukkan bahwa koefisien instrument pembayaran khususnya
nominal transaksi e money adalah untuk pembayaran yang bersifat
sebesar 0.001218 yang artinya mikro dan ritel, hidayati (2006).
ketika nominal transaksi e money Pengaruh Penggunaan Kliring
mengalami peningkatan sebesar 1 Terhadap Perekonomian
Indonesia
Trilyun maka produk domestik Berdasarkan hasil perhitungan
bruto (PDB) dalam perekonomian penelitian jangka pendek
Indonesia akan mengalami menunjukkan bahwa koefisien
nominal transaksi kartu debit adalah pendapatan masyarakat melalui
sebesar -0.055924 yang artinya pendapatan bunga yang diperoleh
ketika nominal transaksi kliring dari dana kas yang seharusnya
mengalami peningkatan sebesar 1 dibawa dalam setiap kali transaksi
Trilyun maka produk domestik bruto namun ditempatkan di bank dalam
(PDB) dalam perekonomian bentuk tabungan.
Indonesia akan mengalami Penyelenggaraan Kliring juga tak
penurunan sebesar 0,055925. luput dari kemungkinan risiko
Selanjutnyan hasil perhitungan terjadinya gagal bayar. Dalan
penelitian jangka panjang rangka mencegah terjadinya gagal
menunjukkan bahwa koefisien bayar pada saat setelmen hasil
nominal transaksi kliring adalah kliring maka diwajibkan kepada
sebesar 0.041867 yang artinya setiap peserta untuk menyediakan
ketika nominal transaksi kliring sejumlah dana dengan jumlah
mengalami peningkatan sebesar 1 tertentu setiap awal hari.,
Trilyun maka produk domestik bruto dikarenakan transaksi non tunai
(PDB) dalam perekonomian tersebut menggunakan alat berupa
Indonesia akan mengalami cek/Bilyet Giro dan efektif dana
penurunan sebesar 0.041867 kliring adalah pukul 15.30.
Milyar.Selanjutnya hasil estimasi Penggunaan kliring lebih kearah
penelitian diperoleh informasi dalam retail sehingga belum bisa
jangka pendek maupun jangka merangkul semua kalangan
panjang variabel nominal transaksi masyarakat untuk menggunakan
kliring memiliki koefisien negatif dan transaksi tersebut. Peserta kliring
signifikan pada jangka pendek dan wajib mempunyai simpanan Giro di
koefisien negatif dan tidak signifikan bank dan melakukan pengendapan
pada jangka panjang. Hasil atau menyimpan sejumlah dana di
penelitian ini tidak sejalan dengan simpanan tersebut untuk kemudian
penelitian Pramono all (2006) dilakukan setelmen transaksi kliring.
menyatakan penggunaan Pengaruh Penggunaan RTGS
pembayaran transaksi non tunai Terhadap Perekonomian
Indonesia
selain meningkatkan pendapatan Berdasarkan hasil perhitungan
masyarakat melalui penurunan penelitian jangka pendek
biaya transaksi dan penghematan menunjukkan bahwa koefisien
waktu juga meningkatkan nominal transaksi RTGS adalah
sebesar 0.111090 yang artinya nominal transaksi kartu debit adalah
ketika nominal transaksi RTGS sebesar 0.206794 yang artinya
mengalami peningkatan sebesar 1 ketika nominal transaksi kartu debit
Trilyun maka produk domestik bruto mengalami peningkatan sebesar 1
(PDB) dalam perekonomian trilyun permintaan uang (M1) di
Indonesia akan mengalami masyarakat Indonesia akan
peningkatan sebesar 0.111090 mengalami kenaikan sebesar
Milyar. Sedangkan hasil penelitian 0.112323 Milyar. Hal ini sejalan
jangka panjang bulan Januari 2013 dengan penelitian Pramono et al
sampai dengan Desember 2018, 2006. Semakin besar penggunaan
Untuk nominal transaksi RTGS pembayaran non tunai akan
(NTGS) jangka panjang diperoleh menurunkan permintaan uang (M1).
nilai t-hitung sebesar -0.392002 Berdasarkan hasil perhitungan
dengan nilai probabilitas-t sebesar penelitian jangka panjang
0.6007. Berdasarkan hasil menunjukkan bahwa koefisien
penelitian diperoleh informasi dalam nominal transaksi kartu debit adalah
jangka pendek maupun jangka sebesar 0.339913 yang artinya
panjang variabel nominal transaksi ketika nominal transaksi kartu debit
RTGS memiliki koefisien positif dan mengalami peningkatan sebesar 1
signifikan pada jangka pendek dan trilyun permintaan uang (M1) di
koefisien positif dan tidak signifikan masyarakat Indonesia akan
pada jangka panjang. Hal ini sesuai mengalami penurunan sebesar
dengan penelitian yang dilakukan 0.339913 Milyar. Hal ini sesuai
oleh Medyawati dan Hermana dengan penelitian yang dilakukan
(2014) BI-RTGS mempengaruhi oleh Istanto S. Lasondy, & Fauzie
pertumbuhan ekonomi. Syarief. 2014 bahwa Nilai Nominal
Pengaruh pembayaran non tunai Transaksi Kartu Debit/ATM
(Kartu Debit/ATM, Kartu Kredit, E
Money, Kliring, RTGS) terhadap berpengaruh positif terhadap M1
permintaan uang (M1) di jangka panjang.
masyarakat Indonesia.
Pengaruh Kartu Kredit terhadap
Pengaruh Kartu Debit/ATM permintaan uang (M1) di
terhadap permintaan uang (M1) di masyarakat Indonesia.
masyarakat Indonesia. Berdasarkan hasil perhitungan
Berdasarkan hasil perhitungan penelitian menunjukkan bahwa
penelitian jangka pendek koefisien nominal transaksi kartu
menunjukkan bahwa koefisien kredit adalah sebesar 0.205537
yang artinya ketika nominal peningkatan sebesar 1 trilyun
transaksi kartu kredit mengalami permintaan uang (M1) di
peningkatan sebesar 1 trilyun masyarakat Indonesia akan
permintaan uang (M1) di mengalami penurunan sebesar
masyarakat Indonesia akan 0.019444 Milyar. Sedangkan hasil
mengalami kenaikan sebesar perhitungan penelitian jangka
0.205537 Milyar. Sedangkan hasil panjang menunjukkan bahwa
perhitungan penelitian jangka koefisien nominal transaksi E
panjang menunjukkan bahwa Money adalah sebesar 0.081111
koefisien nominal transaksi kartu yang artinya ketika nominal
debit adalah sebesar 0.113437 transaksi E Money mengalami
yang artinya ketika nominal peningkatan sebesar 1 trilyun
transaksi kartu debit mengalami permintaan uang (M1) di
peningkatan sebesar 1 trilyun masyarakat Indonesia akan
permintaan uang (M1) di mengalami kenaikan sebesar
masyarakat Indonesia akan 0.081111 Milyar. Hal ini sejalan
mengalami kenaikan sebesar dengan penelitian Sitorus 2006,
0.113437 Milyar. Hal ini sejalan dalam jangka panjang penggunaan
dengan penelitian Pramono et all transaksi E Money berpengaruh
2006. Kartu kredit mempunyai arah positif terhadap transaksi tunai.
negatif terhadap M1 karena dalam Pengaruh Kliring terhadap
penggunaannya dapat menunjuk- permintaan uang (M1) di
masyarakat Indonesia.
kan kesadaran tingkat minat Berdasarkan hasil perhitungan
masyarakat akan kemudahan, penelitian menunjukkan bahwa
keamanan dan keamanan sehingga koefisien nominal transaksi Kliring
melakukan subtitusi dalam adalah sebesar -0.033988 yang
melakukan pembayaran. artinya ketika nominal transaksi
Pengaruh E Money Kliring mengalami peningkatan
terhadappermintaan uang (M1) di
masyarakat Indonesia. sebesar 1 trilyun permintaan uang
Berdasarkan hasil perhitungan (M1) di masyarakat Indonesia akan
penelitian menunjukkan bahwa mengalami penurunan sebesar
koefisien nominal transaksi E 0.033988 Milyar. Sealnjutnya hasil
Money adalah sebesar 0.019444 perhitungan penelitian jangka
yang artinya ketika nominal panjang menunjukkan bahwa
transaksi E Money mengalami koefisien nominal transaksi Kliring
adalah sebesar 0.004218 yang mengalami kenaikan sebesar
artinya ketika nominal transaksi 0.082835Milyar.Penelitian Priscylia,
Kliring mengalami peningkatan 2014 perkembangan permintaan
sebesar 1 trilyun permintaan uang uang selalu meningkat fluktuasi
(M1) di masyarakat Indonesia akan dengan transaksi RTGS.
mengalami peningkatan sebesar Implikasi Pengaruh pembayaran
0.004218 Milyar. Hal ini sejalan non tunai (Kartu Debit/ATM,
Kartu Kredit, E Money, Kliring
dengan Priyo (2012) menjelaskan dan RTGS ) terhadap permintaan
bahwa pembayaran transaksi uang (M1) di Masyarakat
Indonesia.
menggunakan Kliring tidak Dias (2009) menggambarkan
berpengaruh dalam jangka pendek efisiensi biaya transaksi dan
dan jangka panjang tehadap menunggu dalam kurva biaya yang
perimintaan uang menggambarkan total biaya yang
muncul dari aktivitas ekonomi yang
Pengaruh RTGS terhadap dilakukan masyarakat yang
permintaan uang (M1) di
masyarakat Indonesia. diasumsikan terdiri dari biaya
Berdasarkan hasil perhitungan transaksi dan berjaga jaga dan
penelitian menunjukkan bahwa biaya lainnya termasuk biaya
koefisien nominal transaksi RTGS menunggu, dengan
adalah sebesar 0.222682 yang mengasumsikan biaya transaksi
artinya ketika nominal transaksi sebagai biaya suatu biaya tetap,
RTGS (NTGS) mengalami maka semakin lama interval atau
peningkatan sebesar 1 trilyun durasi melakukan transaksi
permintaan uang (M1) di semakin tinggi biaya transaksi.
masyarakat Indonesia akan Kehadiran alat pembayaran non
mengalami kenaikan sebesar tunai, seperti kartu Debit/Atm,
0.222682Milyar. Selanjutnya hasil Kartu Kredit, E Money, Kliring dan
perhitungan penelitian jangka RTGS menurunkan opportunity cost
panjang menunjukkan bahwa untuk menyimpan uang di rumah
koefisien nominal transaksi RTGS dalam jumlah tertentu dan
adalah sebesar 0.082835 yang mengurangi waktu untuk menunggu
artinya ketika nominal transaksi melakukan transaksi yang terecrmin
RTGS mengalami peningkatan dari pergeseran kurva Ct ke C’t dan
sebesar 1 trilyun permintaan uang kurva Cw ke C’w. Secara total, biaya
(M1) di masyarakat Indonesia akan transaksi akan turun dari C ke C’.
Interval (Durasi) Transaksi
Keterangan : Cw= biaya menunggu
CT= biaya transaksi
Gambar 7. Kurva Biaya

Sebagaimana di uraikan pada masyarakat karena tidak perlu


gambar 7.pembayaran non tunai membawa uang tunai dalam jumlah
akan menimbulkan efek subtitusi besar, lebih aman dari pencurian,
terhadap pembayaran tunai tidak ada uang palsu, bayar tagihan
(maimun, 2016). Peningkatan lebih mudah, lebih hemat,
penggunaan sistem pembayaran mempermudah belanja online,
non tunai seperti Kartu debit/ATM, diterima diseluruh negara dan
kartu Kredit, E Money, Kliring dan adanya dokumen pencatatan.
RTGS secara perlahan telah Dengan adanya peningkatan
merubah pola hidup masyarkat pembayaran non tunai didukung
dalam melakukan transaksi oleh data bahwa penggunaan
ekonomi.Peningkatan penggunaan transaksi menggunakan APMK
system pembayaran non tunai masih didominasi oleh penggunaan
secara perlahan telah merubah pola untuk tarik tunai dibandingkan
hidup masyarkat dalam melakukan dengan transaksi transfer ataupun
transaksi ekonomi. Pembayaran belanja.
non tunai menjadi pilihan

Sumber: Data diolah (2019)


.Gambar 8. Komposisi Jenis Transaksi APMK (Kartu Debit/ATM) periode 2013-2018
Implikasi Pengaruh pembayaran perekonomian Indonesia.
non tunai (Kartu Debit/ATM,
Kartu Kredit, E Money, Kliring, Kemudahan dalam transaksi
RTGS) terhadap Perekonomian. kegiatan ekonomi yang memiliki alat
Hasil penelitian meunjukan
pembayaran non tunai dapat
bahwa arah pembayaran non tunai
mendorong kenaikan konsumsi dari
telah sesuai denga teori ekonomi
nasabah tersebut yang mendorong
Keynesian. Apabila konsumsi
meningkatnya perekonomian. Pada
masyarkat meningkat maka akan
Gambar digambarkan transaksi
meningkatkan pendapat nasional
yang tercermin dari pergeseran
bersama sama memberikan
kurva C1 ke C2Secara total, PDB
manfaat efisiensi dan peningkatan
dalam perekonomian akan naik
sector rill dalam mempengaruhi
dari Y1 ke Y2.
produk domestic bruto (PDB) dalam

AD
Y=A

Y2=C+I+G+(X-M)
C2

C1
Y1=C+I+G+(X-M)

2
1 Y Y
Y
Sumber: Data diolah (2019)
Gambar 9.Keynesian Crossing
Kesimpulan RTGS berpengaruh negatif belum
Berdasarkan hasil pengolahan mampu mempengaruhi produk
data dan pembahasan yang telah domestik bruto (PDB) dalam
dilakukan, maka dapat disimpulkan perekonomian Indonesia.
sebagai berikut : 3. Pembayaran Non Tunai dalam
1. Pembayaran Non Tunai dalam jangka pendek nilai nominal
jangka pendek nilai nominal transaksi Kartu Debit/ATM, nilai
transaksi Kartu Debit/ATM, nilai nominal transaksi kartu Kredit,
nominal transaksi kartu Kredit, nilai nominal transaksi E Money,
nilai nominal transaksi E Money, nilainominal transaksi RTGS
nilainominal transaksi RTGS berpengaruh positif, secara
berpengaruh positif, secara bersama sama berpengaruh
bersama sama memberikan terhadap jumlah permintaan uang
manfaat efisiensi dan peningkatan masyarakat (M1) Indonesia. Nilai
sector rill dalam mempengaruhi nominal transaksi Kliring
produk domestik bruto (PDB) berpengaruh negatif terhadap
dalam perekonomian Indonesia. permitaan uang (M1) masyarakat
Nilai nominal transaksi Kliring Indonesia..
berpengaruh negatif belum 4. Pembayaran Non Tunai dalam
mampu mempengaruhi produk jangka panjang nilai nominal
domestik bruto (PDB) dalam transaksi Kartu Debit/ATM, nilai
perekonomian Indonesia. nominal transaksi kartu Kredit,
2. Pembayaran Non Tunai dalam nilai nominal transaksi E Money,
jangka panjang nilai nominal nilai nominal transaksi kliring dan
transaksi Kartu Debit/ATM, nilai nilainominal transaksi RTGS
nominal transaksi kartu Kredit, berpengaruh positif, secara
nilai nominal transaksi E Money bersama sama berpengaruh
positif, secara bersama sama terhadap jumlah permintaan uang
memberikan manfaat efisiensi dan masyarakat (M1) Indonesia.
peningkatan sector rill dalam Saran
mempengaruhi produk domestik 1. Untuk Bank Indonesia agar
bruto (PDB) dalam perekonomian kembali melakukan pemantauan
Indonesia. Nilai nominal transaksi dalam sistem pembayaran untuk
Kliring, dan nilai nominal transaksi keamanan transaksi non tunai,dan
biaya transkasi yang diterapkan provinsi, kabupaten apakah
bank dan lembaga keuangan non dengan pembayaran non tunai
bank agar semua lapisan mempengaruhi PDB dalam
masyarakat lebih tertarik perekonomian di daerah masing
menggunakan pembayaran non masing.
tunai. Perlu mengadakan
sosialisasi secara menyelur Daftar Pustaka
terhadap masyarakat untuk Ajija, Shochur R. 2011. CaraCerdas
Menguasai EViews. Salemba
menerapan less cash society. Empat. Jakarta
2. Untuk perbankan dan lembaga
Ascaraya.2002. Instrumen-instrumen
keuangan bukan bank yang Pengendalian Moneter.Seri
menerbitkan alat pembayran non Kebanksentralan Bank
Indonesia.No.3.
tunai, agar lebih aktif melakukan
sosialiasi terhadapa nasabah Consumer Payment Attitudes Study,
https://www.visa.co.id, diakses
masing masing, baik mengenai pada 15 Januari 2019.
fitur layanan, keamanan, biaya dll.
Dias.Joilson. 2001. Digital Money:
Sehingga masyarakat akan Review Of Literature and
mengetahi dengan jelas Simulation Of Welfare
Improvement Of This
keuntungan yang didapatkan Technological Advance. State
ketika menggunakan alat University Maringa.Brazil.
pembayaran non tunai. Friedman, Benjamin M. 1999. The
3. Untuk Pemerintah Indonesia Future Of Monetary Policy. The
Central Bank as an Army With
diharapkan penelitian ini dapat Only A Signal Corps ?.NBER
dijadikan acuan dalam Working Paper No. 7420 - 1050
Massacushetts Avenue
meningkatkan teknologi Cambridge.
(keamanan dan fitur) serta
Hidayati et al. 2006. Kajian
infrastruktur yang merata agar Operasional E Money. Kajian
seua lapisan masyarakat dapat Bank Indonesia.
menggunakan transaksi non tunai. Hasan, Iftekhar. Tania De Renzis &
4. Untuk peneliti selanjutnya Heiko Shmiedel. 2012. Retail
Payments and Economic
disarankan untuk menambah Growth. Bank Of Finlandia
tahun penelitian dan variabel Research Discussion Papers
19.
variabel lain yang belum diteliti
dalam penelitian ini. Melakukan Istanto S. Lasondy, & Fauzie Syarief.
2014. Analisi Pengaruh
perbandingan penelitian antara Pembayaran Non Tunai
Terhadap Jumalah Uang yang
Beredar di Indonesia. Jurnal 10.
Ekonomi Keuangan. Vol. 2 No.
Juhro, Solikin M. & Eyke, Bernard Pengaruh Pembayaran Non
Njindan. 2019. Monetery Policy Tunai Terhadap Perekonomian
And Financial Conditions In dan Pengendalian Moneter.
Indonesia.JEL Clasifications. Working Paper Bank Indonesia.
E44; E52. No. 11.
Friedman, Benjamin M. 1999. The Priscylia, Dona Anggia. 2014.
Future Of Monetary Policy. The Pengaruh Tingkat Bunga
Central Bank as an Army With Srtifikat Bank Indonesia
Only A Signal Corps ?.NBER terhadap Permintaan Uang di
Working Paper No. 7420 - 1050 Indonesia. Jurnal Ekonomi
Massacushetts Avenue Pembangunan. Volume 12 no 2
Cambridge. Hal 106-117.
Latumaerisa, Julius Rahardja, Pratama & Manurung,
R.2015.Perekonomian Mandala. Pengantar Ilmu
Indonesia dan Dinamika Ekonomi (Mikroekonomi &
Ekonomi Global, Edisi Makroekonomi). Penerbit:
Asli. Mitra Wacana Fakultas Ekonomi Universitas
Media. Indonesia. Jakarta, 2008.
Mankiw, Gregory N. Rukmana, Rismawati D. 2016.
2000.Makroekonomi, Edisi Pengaruh Perkembangan
Keenam. Fitria, Liza. Dan Pembayaran Non Tunai
Imam, Nurmawan. Terhadap Pertumbuhan
(Penerjemah). PT. Geloran Ekonomi Indonesia. Jurnal
Aksara. Ilmiah Mahasiswa FEB
UNBRAW, Malang.
Miskhin, F. S. 2001. The Economic of
Money Banking, and Financial Rinaldi, Laura. 2001. Payment cards
Markets.Sixth Edition. Addison and money demand in belgium.
Wesley Longman : Columbia Center For Economics Studies
University. Discussion Paper Serries
(DPS), 01.06.
Nirmala, Tiara & Tri Widodo. 2011.
Effect Of Increasing Use The Sholeh, Aula Ahmad Hafidh. 2016.
Card Payment Equipment On Analisis Transaksi Non Tunai (
Indonesian Economy. Jurnal Less Cash Transcaction )
Bisnis dan Ekonomi (JBE). Vol. dalam mempengaruhi
18 No. 01. Permintaan Uang ( Money
Demand ) guna mewujudkan
Oyewole, Oginni Simon, J. Abba, M & Perekonomian yang Efisien.
Onuh M, E. 2013.Electronic Prosiding Seminar Nasional,
Payment System and Economic LPPM UNY.
Growth :Areview of Transition
to Cashless Economy in Sukirno, Sadono. Ekonomi
Nigeria. International Journal Pembangunan, Edisi Kedua,
Of Scientific Engineering and Kencana, Jakarta, 2006.
Technology, Vol. 2, ( No. 9).
Pramono, Bambang. Tri Yanuarti.
Pipih D. Purusitawati & Yesefin
Tyas Emmy DK. 2006.
Ayu Nursari, I Wayan Suparta, Yoke Moelgini
Pengaruh Pembayaran Non Tunai Terhadap Jumlah Uang Yang Diminta
Masyarakat (M1) Dan Perekonomian

Syarifudin, Ferry. Ahmad Hidayat. &


Instrumen Pembayaran
Tarsidin. 2009. Pengaruh
sebagai Leading sebagai
Peningkatan Pembayaran
Leading Indikator
Non-Tunai Terhadap
Makroekonomi. Working Paper
Perekonomian Dan
Bank Indonesia, No. 6.
Implikasinya Terhadap
Pengendalian Moneter Di
Widarjono, Agus.
Indonesia. Bulletin Ekonomi
2005.Ekonometrika.Fakultas
Moneter dan Perbangkan.
Ekonomi UII. Penerbit
April.
Ekonosia.
Todaro, Michael P. Pembangunan
Zandi et al. 2016.The Impact of
Ekonomi di Dunia Ketiga.
Penerbit: Erlangga. Jakarta. Electronic Payment on
2000
Economic Growth..Moody’s
Untoro, Priyo R. Widodo & Arifin MS, Analytics. Canada
2014. Kajian Penggunaan

| Jurnal Ekonomi Pembangunan


306

Anda mungkin juga menyukai