Anda di halaman 1dari 15

Dampak perkembangan

pembayaran non tunai


terhadap pertembuhan
ekonomi di indonesia

By
Kelompok 2
Nama kelompok:
Mukarramah
Hajra Nurul Aswad
Ita Pratiwi
Nur Fadlya Hasbar
Agung Maulana
01
Sistem
pembayaran
sistem pembayaran
Sistem pembayaranSistem Pembayaran
adalah sistem yang mencakup seperangkat
aturan, lembaga, dan mekanisme yang
dipakai untuk melaksanakan pemindahan
dana, guna memenuhi suatu kewajiban yang
timbul dari suatu kegiatan ekonomi. Sistem
Pembayaran lahir bersamaan dengan
lahirnya konsep 'uang' sebagai media
pertukaran (medium of change) atau
intermediary dalam transaksi barang, jasa
dan keuangan
Pemahaman kajian gender
Memahami persoalan gender bukanlah hal yang mudah, tetapi diperlukan
berbagai kajian yang bisa mengantarkan pada pemahaman yang benar tetang
gender.KaJian-kajian yangseringdigunakan untuk memahami persoalan gender adalah
kajian-kajian dalam ilmu ilmu sosial,terutama sosiolgi. berbagai kajian sosial inilah
muncul berbagai teori sosial yang kemudian dijadikan sebagai teori- teori gender atau
sering juga disebut teori feininisme.

Sandra Harding menyatakan bahwa kajian gender meliputi tiga dimensi,


simbolisme gender (budaya), pembagian kerja secara sosio-seksual (struktur sosial)
dan identitas gender (tin dakan dan agensi). Dalam sosiologi, tradisi-tradisi teoretik
yang berbeda mengonseptualisasikan gender dengan cara-cara yang berbeda, biasanya
menekankan satu atau lainnya dari dimensi dimensi tersebut
02
Sistem pembayaran
non tunai
Sistem pembayaran non
tunai

sistem pembayaran non-tunai,


instrumen yang digunakan berupa
Alat Pembayaran Menggunakan
Kartu (APMK), cek, bilyet giro, nota
debit, maupun uang elektronik (card
based dan server based). Cakupan
sistem pembayaran non tunai
dikelompokkan menjadi 2 jenis
transaksi yaitu transaksi nilai besar
(wholesale) dan transaksi ritel.
Karakteristik transaksi
Transaksi nilai besar memiliki karakteristik transaksi yang bersifat
penting dan segera (urgent), meliputi transaksi antar bank, transaksi di pasar keuangan
atau transaksi dengan nilai ticket size ≥ Rp1 Miliar. Infrastruktur yang digunakan
untuk memroses aktivitas transaksi ini adalah Bank Indonesia Real Time Gross
Settlement (BI-RTGS) dan Bank Indonesia Scripless Securities Settlement System
(BI-SSSS). Transaksi ritel meliputi transaksi antar individu dengan nilai ticket size <
Rp1 Miliar dengan karakteristik bernilai kecil dan relatif tinggi frekuensinya.
Infrastruktur yang digunakan untuk memroses aktivitas transaksi ini adalah Sistem
Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI).
Karakteristik transaksi
Pengaruh nilai transaksi kartu debet /ATMPeningkatan penggunaan sistem
pembayaran non tunai seperti APMK (kartu ATM/debit dan kartu kredit) dan uang
elektronik (e-money) juga berdampak terhadap fungsi permintaan uang, dimana
permintaan uang merupakan salah satu faktor penting untuk bank sentral dalam
menentukan kebijakan moneter.
Jika dilihat dari hasil regresi variabel nilai transaksi kartu debit maka menunjukkan
hasil yang signifikan dengan arah yang negatif. Ketika variabel nilai transaksi kartu
debit meningkat, maka variabel pertumbuhan ekonomi akan turun. Penggunaan kartu
debit untuk bertransaksi ini membuat masyarakat memilih untuk menggunakannya
untuk bertransaksi seperti uang kartal atau menyimpannya dalam rekening
tabungan/debit dengan kompensasi akan mendapatkan keuntungan yang lebih berupa
bunga tabungan dibandingkan menggunakannya untuk bertransaksi
Karakteristik transaksi

Melalui berbagai instrument yang dimiliki dapat mempengaruhi likuiditas atau suku bunga
perbankan yang kemudian akan mempengaruhi kegiatan perekonomian secara keseluruhan.
Ketika masyarakat memilih untuk menyimpan uangnya di bank dan mengurangi transaksinya
maupun menggunakan tunai ataupun kartu ATM/Debit maka secara otomatis dana yang dimiliki
pihak bank akan lebih banyak lagi sehingga penyaluran kredit untuk usaha akan lebih banyak
lagi, selain itu jumlah uang beredar di masyarakat pun dapat berkurang dan dapat
mempengaruhi pertumbuhan ekonomi. Karena kartu ATM/Debit disini berbeda fungsi dan
manfaat dengan kartu Kredit, dimana di dalam kartu ATM/Debit terdapat nominal uang yang
dimiliki dan akan bertambah sesuai dengan bunga yang telah ditetapkan jika nominal uang tetap
disimpan pada tabungan/ATM. Jumlah Kartu Debit/ATM beredar berpengaruh signifikan
negatif terhadap pertumbuhan ekonomi indonesia pada jangka panjang, pada jangka pendek
tidak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Pengaruh nilai transaksi kartu
kredit
jika dilihat dari hasil regresi variabel nilai transaksi kartu kredit maka menunjukkan hasil yang
signifikan dengan arah yang positif, artinya bahwa variabel nilai transaksi kartu kredit memiliki
pengaruh yang positif terhadap pertumbuhan ekonomi. Ketika variabel nilai transaksi kartu kredit
meningkat, maka variabel pertumbuhan ekonomi juga akan naik. Nilai transaksi kartu kredit
dalam penelitian ini dapat menggantikan peranan uang tunai yang dimaksud. Dimana jika dengan
uang tunai saja transaksi sudah dirasa lancar dan murah apalagi dengan adanya inovasi tekhnologi
berupa kartu kredit yang memilik berbagai macam manfaat yang didapat dibandingkan dengan
uang tunai. Dengan adanya transaksi pembayaran non tunai menggunakan kartu khususnya kartu
kredit dapat juga membantu produsen untuk mendapatkan atau membeli bahan-bahan yang
dibutuhkan untuk memperlancar proses produksi dengan cepat dan efisien. Hal ini membuktikan
bahwa nilai transaksi kartu kredit berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan
ekonomi.
Pengaruh nilai transaksi kartu
kredit
Variabel Jumlah Kartu Kredit Beredar berpengaruh signifikan dan memiliki hubungan
positif terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia pada jangka panjang dan jangka
pendek, hal ini disebabkan karena peningkatan penggunaan kartu kredit mampu
mengurangi biaya transaksi dan kegiatan perputaran uang akan semakin cepat sehingga
akan berpengaruh kepada produktivitas dan output pada pertumbuhan ekonomi
Pengaruh nilai transaksi e-
money
Jika dilihat dari hasil regresi variabel nilai transaksi e-money maka menunjukkan hasil yang
tidak signifikan dengan arah yang positif, artinya bahwa variabel nilai transaksi e-money tidak
memiliki pengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi. Dalam grafik perkembangan nilai dan
volume transaksi e-money pergerakannya memang mengalami kenaikan dari tahun ke tahun
namun tidak terlalu signifikan. Meskipun dari tahun ke tahun terlihat selalu mengalami
peningkatan namun masih belum bisa memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Hal ini dikarenakan bertransaksi secara non tunai
menggunakan e-money memang masih belum begitu dikenal oleh masyarakat Indonesia sendiri,
tidak seperti sistem pembayaran non tunai menggunakan kartu (APMK) yang terdiri dari kartu
debit dan kartu kredit yang dikenal lebih dulu oleh masyarakat.
Pengaruh nilai transaksi e-
money
Sedangkan untuk uang elektronik (e-money) masih tergolong alat pembayaran non tunai
yang sangat baru di Indonesia, sehingga banyak masyarakat yang masih belum mengenal
dan mengetahui manfaat dari teknologi baru ini apalagi menggunakannya dibanding
menggunakan kartu kredit dan kartu ATM/debit. yang menjadi faktor utama yang terlihat
sehingga membuat emoney tidak memiliki pengaruh yang signifikan pada pertumbuhan
ekonomi selain faktor e-money yang masih tergolong alat pembayaran non tunai terbaru
adalah jumlah dari nilai transaksi emoney sendiri yang hanya bernominal kecil dan hanya
diperbolehkan dengan maksimal saldo Rp. 1.000.000.000 di dalam kartu.
03

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai