Anda di halaman 1dari 5

148 SEBATIK 2621-069X

PENGARUH E-MONEY DAN E-COMMERCE TERHADAP TINGKAT


INFLASI
Siti Rahmayuni

Manajemen, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Balikpapan


Jl. Guntur Damai no 166 Balikpapan, 76123
E-mail : sitirahmayuni@stie-balikpapan

ABSTRAK
Perkembangan teknologi berpengaruh terhadap kehidupan masyarakat, baik itu gaya hidup maupun ekonomi, dimana
banyaknya bermunculan e money seperti kartu kredit dan aplikasi aplikasi pendukung e money, dan e commerce seperti
shopee, tokopedia dan lainnya, Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh e money dan e commerce terhadap
tingkat inflasi, metode penelitian ini menggunakan deskriptif kuantitatif. Populasi dan sample sebanyak 50 responden.
Teknik analisa data yang digunakan pada penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif dan regresi linear bergandadengan
hasil penelitian menujukkan dengan uji F ditemukan bahwa E Money dan E Commerce berpengaruh terhadap inflasi
dengan nilai 3,39 dan nilai koefisien 0.153 dan pada uji t E-Money menunjukkan nilai signifikan dengan jumlah nilai
13,28>3,88 serta signifikan 0,000<0,0005 dan pada E-Comerce dengan nilai 63,1 dengan nilai koefisien regresi bernilai
positif yaitu sebesar 0,499 dan uji t pada E-Commerce menunjukan nilai thitung lebih besar dari pada nilai t tabel yaitu
7,123 > 2,040 serta nilai Sig. 0,000 < 0,05, pengaruh tersebut dapat dijadikan kebijakan bagi Bank Indonesia untuk
mengantisipasi tingkat inflasi yang bertambah dengan adanya E-money dan E-comerce

Kata Kunci: E Money, E Commerce dan Inflasi


1. PENDAHULUAN (EFT), Internet Banking, Mobile Banking Anjungan
Perkembangan teknologi berpengaruh terhadap Tunai Mandiri (ATM) dll.
kehidupan masyarakat, baik itu gaya hidup maupun Dengan adanya e money dan e commerce dapat
ekonomi, dimana banyaknya bermunculan e money mempengaruhi tingkat inflasi. Inflasi diartikan sebagai
seperti kartu kredit dan aplikasi aplikasi pendukung e kenaikan harga secara umum dan terus menerus dalam
money, dan e commerce seperti shopee, tokopedia dan jangka waktu tertentu. maka inflasi mengalami kenaikan.
lainnya. Hal ini didukung dengan dengan kebutuhan S. Sukirno (2002) Mengungkapkan Bahwa Inflasi
manusia yang semakin bervariatif, pembayaran dengan Ialah Suatu Proses Ketika Terjadinya Suatu Kenaikan
menggunakan pembayaran elektronik ( emoney) sangat Harga Yang Berlaku Terhadap Perekonomian.
memudahkan masyarakat karena tidak harus membawa Laju inflasi yang terkendali akan menambah
uang yang banyak untuk ke store yang tersedia. Cukup keuntungan pengusaha, pertambahan keuntungan akann
membawa kartu ATM, kartu kredit dan handphone menggalakkan investasi di masa datang dan pada
dimana didalamnya dapat menggunakan fasilitas yang akhirnya akan mempercepat terciptanya pertumbuhan
disediakan oleh bank, begitu juga dengan adanya e ekonomi. Sebaliknya tingkat inflasi yang tinggi akan
commerce memudahkan masyarakat untuk berbelanja berdampak negatif pada perekonomian yang selanjutnya
tanpa harus datang ketempat perbelanjaan ataupun pasar. dapat mengganggu kestabilan sosial dan politik. Dampak
Berdasarkan ketentuan Peraturan Bank Indonesia negative pada perekonomian diantaranya mengurangi
Nomor 20/06/ PBI/ 2018 tentang uang elektronik (E- kegairahan penanam modal, tidak terjadinya
Money) yaitu alat pembayaran yang diterbitkan atas pertumbuhan ekonomi, memperburuk distribusi
dasar nilai uang yang disetor terlebih dahulu oleh pendapatan dan mengurangi daya beli masyarakat.
pemegang kepada penerbit. Nilai uang disimpan secara Oleh karena itu perlu diupayakan jangan sampai
elektronik dalam sebuah media aplikasi atau dalam penyakit ekonomi itu menjadi penghambat jalannya roda
bentuk kartu yang digunakan sebagai alat pembayaran pembangunan.
yang sah kepada pedagang penyedia mesin pembayaran Berdasarkan beberapa teori dasar tentang inflasi
namun bukan sebagai penerbit kartu atau uang tersebut berbagai penelitian mengenai inflasi telah
elektronik, dilakukan di banyak negara, baik di negara maju maupun
E Commerce merupakan transaksi antara pembeli dan di negara berkembang. Jika diklasifikasikan secara
penjual dengan pertukaran jasa dan barang melalui media umum maka inflasi dapat dilihat dari berbagai sudut
yang sudah di tersedia oleh para pembuat lapak pandang berdasarkan faktor penyebabnya, inflasi dapat
menggunakan jaringan internet dengan metode berasal sisi permintaan (demand-side inflation), inflasi
pembayaran less cash, melalui Elektronik Fund Transfer yang berasal dari sisi penawaran (supply-side inflation)
atau kombinasi dari keduanya (demand-supply inflation).
SEBATIK 1410-3737 149

Dari sisi penawaran penyebab inflasi misalnya adalah 1990 hingga 2010 dan menerapkan model regresi kuadrat
karena kenaikan upah (wage cost push inflation) dan terkecil (OLS), kami menemukan kuat bukti bahwa uang
kenaikan harga barang-barang impor (import cost elektronik memiliki dampak negatif pada M0, tetapi
inflation). Sementara itu, dari sisi permintaan disebabkan berdampak positif pada M1. Di Selain itu, kemampuan
oleh kenaikan permintaan yang tidak diimbangi oleh bank sentral untuk mengendalikan jumlah uang beredar
penawaran (demand pull inflation). dapat dipengaruhi secara luas penerapan uang elektronik.
Adrian Sutawijaya (2012) Pengaruh Faktor-Faktor Selanjutnya, hasil ini dapat membantu bank sentral dan
Ekonomi Terhadap Inflasi Di Indonesia Inflasi yaitu keuangan lembaga memprediksi lingkungan ekonomi
mendapat perhatian khusus dalam perekonomian dan mengambil tindakan yang diperlukan,
Indonesia. Setiap kali ada distorsi di masyarakat, politik menghilangkannya mempengaruhi dan memperkuat
atau ekonomi, orang selalu mengaitkannya dengan stabilitas pasar uang.
inflasi. Tingkat inflasi yang rendah dan stabil akan Frida Calson-Ohman (2018) The Effect Of Increased
menjadi inflasi stimulator pertumbuhan ekonomi. E-Commerce On Inflation, yaitu model regresi efek tetap
Variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah diterapkan, berdasarkan data panel untuk 28 Eropa
tingkat suku bunga, investasi, uang beredar, dan nilai negara untuk periode waktu 2006-2017. Regresi
tukar. Penelitian ini menggunakan data dari Badan Pusat memperoleh hasil yang mendukung hipotesis bahwa
Statistik (BPS) dan Bank Indonesia (BI) antara 1985- peningkatan e-commerce memiliki efek negatif pada
2005. Data penelitian dianalisis dengan menggunakan inflasi. Selanjutnya, hasilnya menunjukkan bahwa
OLS (Ordinary Least Square). Studi ini menunjukkan efeknya berkurang dari Model Koreksi Kesalahan dan
bahwa tingkat suku bunga, jumlah uang beredar, data deret waktu untuk Swedia selama periode 2006-
investasi, dan nilai tukar secara simultan mempengaruhi 2017. Hasilnya menunjukkan bahwa ada koreksi
inflasi di Indonesia. Tingkat bunga memiliki pengaruh kesalahan menuju keseimbangan jangka panjang dan
positif 1,289%. Uang beredar akan memiliki pengaruh pendek estimasi jangka menunjukkan bahwa ada efek
positif terhadap inflasi 0,001%. Investasi berdampak negatif jangka pendek dari peningkatan e-commerce
negatif inflasi -,0001802%. Kurs memiliki dampak tentang inflasi
positif pada inflasi 0,00427%. Nastiti, Nisaulfathona, dkk (2017) Analisis Pengaruh
A.H.G.M. Spithoven (1995) Human capital inflation Instrumen Pembayaran Nontunai Terhadap Stabilitas
and unemployment , Menyatakan bahwa persetujuan dari Sistem Keuangan Di Indonesia menunjukkan Bahwa E-
banyak pengangguran dengan inflasi tidak menghasilkan Money Dan Kartu Kredit transaksi berpengaruh positif
ide-ide baru dan bahwa pemerintah mendalilkan bahwa signifikan pada M1, transaksi e-money berpengaruh
pengeluaran berlebihan, pembayaran jaminan sosial signifikan efek negatif pada suku bunga, dan transaksi
khususnya, adalah penyebab utama keduanya: kebijakan kartu kredit memiliki efek positif yang signifikan pada
moneter dan fiskal ketat restriktif yang sah ini, tetapi suku bunga
hasil yang diharapkan gagal muncul . Menemukan Banyaknya penelitian tentang E-Money dan E-
bahwa inflasi memang mereda tetapi peningkatan Commerce serta Inflasi namun belum ada yang
pengangguran tidak. Menyarankan bahwa, karena menyatukan pengaruh antar ketiganya sehingga perlu
layanan yang diperlukan untuk meningkatkan sumber diteliti untuk mendapatkan hasilnyanya
daya manusia adalah prasyarat untuk kemajuan ekonomi,
maka negara harus menjamin setidaknya kondisi 2. RUANG LINGKUP
minimum untuk akses siap ke layanan. Untuk pemerintah 1. Rumusan Masalah
yang menghitung, ini sulit diimplementasikan. Itulah Adapun rumusan masalah pada penelitrian ini
sebabnya prinsip penghitungan yang mendominasi dalam adalah:
politik (semacam sikap pembukuan monetaris) merusak 1) Apakah E Money Berpengaruh terhadap tingkat
kinerja ekonomi suatu negara dan mengancam Inflasi
demokrasi. Namun kerangka ekonomi moneter tetap ada. 2) Apakah E Commerce berpengaruh terhadap
Selain itu, menunjukkan Perjanjian Maastricht benar- tingkat Inflasi
benar menetapkan kerangka hukum dan ekonomi dimana 2. Batasan masalah
stabilitas harga lebih diutamakan daripada pertumbuhan, Berdasarkan latar belakang masalah maka penulis
pengurangan pengangguran dan pertimbangan membatasi masalah hanya pengaruh e money dan
kesejahteraan sosial. Merasa bahwa pemeriksaan ulang e commerce terhadap tingkat inflasi
tentang penyebab sebenarnya dari inflasi dan 3. Rencana hasil
pengangguran telah menjadi keharusan. Setelah melihat latar belakang masalah dan
Rui Qin (2017) The Impact of Money Supply and fenomena yang terjadi penelitian ini menunjukkan
Electronic Money: Empirical Evidence from Central adanya pengaruh e money dan e commerce
Bank in China menunjukkan dalam model teoritis terhadap tingkat inflasi
ilustratif bahwa uang elektronik akan berdampak pada
jumlah uang beredar, terutama mempengaruhi M0 dan
M1. Menggunakan data bank sentral di Tiongkokselama
150 SEBATIK 2621-069X

3 BAHAN DAN METODE 4 PEMBAHASAN


Bahan penelitian diperoleh dari kuesioner, dan E-money berkembang di Indonesia, dari tahun
menggunakan metode penelitian deskriptif kuantitatif ketahun penguna E-money semakin meningkat. Hal ini
dan regresi berganda didukung banyaknya munculnya E-Commerce yang
menggunakan E-Money dalam transaksi. Dan banyaknya
3.1 Bahan Memuat Kajian Teori fasilitas umum yang mualai tumbuh dengan pembayaran
Penelitian ini dilakukan dengan menyebarkan dengan E-Money.
kuesioner untuk mengetahui pengaruh E- Money dan E- Banyaknya pihak yang menerbitkan E-Money
Commerce terhadap Inflasi yang dilakukan dikota sehingga perkembangan cukup pesat, money datang dari
Balikpapan masyarakat pengguna ponsel yang jauh lebih berpotensi.
1. Objek penelitian E–Money merupakan uang elektronik yang
Objek penelitian ini di lakukan di kota Balikpapan digunakan sebagai alat pembayaran dengan
dimana data di ambil secara acak dengan jumlah menggunakan media elektronik yaitu menggunakan
populasi 50 responden jaringan internet. Biasa juga disebut Digital currency,
2. Data Penelitian Digital Money, digital Cash, Electronic Curency.
Pada penelitian ini digunakan data primer dan Electronic Cash.
skunder yaitu: E-Money biasa digunakan tanpa adanya otorisasi dan
1) Data primer adalah data yang didapat secara tidak dikenakan beban pada bank dan umumnya disukai
langsung untuk mendapatkan hasil penelitian masyarakat karena mempunyai beberapa manfaat yaitu
2) Data skunder adalah data yang didapat dari lebih nyaman dan mudah untuk pemakaiaannya, dapat
referensi sebagai pendukung penelitian ini dilakukan untuk beberapa transaksi, tidak mesti
membuka rekening bank, tidak membawa uang tunai,
3.2 Metode Penelitian danm mengurangi tingkat uang palsu.
Penelitian ini menggunakan dua metode yaitu: Berdasarkan data Bank Indonesia banyaknya E
1. Metode Deskriptif Kuantitatif yaitu utuk Money selama bulan February sampai desember 2018
menghitung pengaruh e money dan e commerce dapat dilihat dari
terhadap tingkat inflasi dan
2. Metode Regresi Linear Berganda yaitu untuk Tabel 1. Perkembangan E Money Februari -
menghubungkan e money dan e commerce secara September 2018
fungsional
Bulan Jumlah Instrumen
3.3 Analisis data Februabri 103.707.405
Pada analisis data ini maka digunakan uji hipotesis Maret 109,775,772
dengan April 113,837,552
1. Uji t ( Uji Parsial) Mei 118,650,970
Digunakan untuk mengetahui hubungan antara E Juni 125,182,806
money dan E Commerce terhadap Tingkat Inflasi Juli 131,806,962
Agustus 135,812,593
Menentukan H0 dan Ha.
September 142,477,296
1) H0 : β1 > 0 E Money tidak berpengaruh negatif
terhadap tingkat inflasi
Data diatas menunjukkan bahwa banyaknya E-
Ha : β1 < 0 E Money berpengaruh negatif
Money yang beredar selama 8 bulan bertambah terus.
terhadap Inflasi
Hal ini dapat meningkatkan inflasi apabila nilai
2) H0 : β2 > 0 E - Commerce tidak berpengaruh
pembayaran melebihkan atau mengurangkan nilai
negatif terhadap Inflasi
aslinya, hal ini disebabkan oleh kemampuan nilai barang
Ha : β2 < 0 E - Commerce berpengaruh
yang dibeli dengan harga yang tertera berbeda pada
negatif terhadap Inflasi
barang tersebut.
Dengan pengambilan keputusan
E-Commerce merupakan perdagangan yang
Jika nilai t-statistik > nilai t-tabel maka H0
menggunakan elektronikdimana didalamnya terdapat
ditolak atau menerima Ha Jika nilai t-statistik <
beberapa aktivitas yang terdiri dari penjualan, pembelian
nilai t-tabel maka H0 diterima atau menolak Ha
dan pemasaran, dan dalam bertransaksi menggunakan E-
2. Uji F Statistik
money dan dapat di katakan juga dengan E-Bisnis
Uji F dikenal dengan uji serentak atau uji model/uji
dimana pada E-Commerce terdapat bisnis yang
Anova yaitu untuk menguji yang pengaruh E Money
berkembang baik secara jasa maupun dagang. E
dan E Commerce terhadap Tingkat Inflasi dan untuk
Commerce terdiri dari
menguji model regresi yang ada signifikan atau
tidak signifikan. Uji F dapat dilakukan dengan
membandingkan F-hitung dengan F-tabel
SEBATIK 1410-3737 151

1. E commmerce Bussines to bussines yaitu kerjasama Berdasarkan uraian diatas menunjukkan tingkat
yang dilakukan antara pembeli dan penjual yang pengguna E-Commerce sangatlah besar hal ini berkaitan
berkelanjutan dengan menggunakan alat dengan pengguna E-Money dimana pada pembayaran
pembayaran E-Money transaksi biasa E-Commerce menggunakan alat
2. E-Commerce Bussines to customer yaitu bisnis yang pembayaran elektronik.
biasa dilakukan antar penjual dan pembeli yang Inflasi disebutkan dari defenisi bank Sentral republik
berjualan via online Indonesia adalah terjadinya kenaikan harga yang secara
3. E-Commerce Customer to Customer yaitu dimana terus menerus.
konsumen menjual kembali kepada konsumen Adapun Indikator inflasi adalah berdasarkan
lainnya international best practice antara lain:
4. E-Commerce Customer to Bussines yaitu dimana 1. Indeks Harga Perdagangan Besar (IHPB).
konsumen mencari produsen untuk barang yang Harga Perdagangan Besar pada suatu komoditas
dibutuhkannya adalah harga yang terjadi antara produsen dengan
Manfaat E Commerce yaitu mempermudah pembeli pertama besar dengan jumlah yang besar
bertemunya antara pembeli dan penjual tanpa harus juga.
ketempat atau pasar dan dapat dilakukan dimana saja 2. Indeks Harga Produsen (IHP)
maupun kapan saja, Dampaknya adalah berkurangnya Perubahan harga yang gterjadi pada produksi barang
tenaga kerja dan retail dikarenakan banyaknya jual beli yang mereka produksi.
dapat dilakukan beberapa orang yaitu admin dan pegawai 3. Deflator Produk Domestik Bruto (PDB)
gudang sementara pada pasar atau retail dibutuhkan Terjadinya perubahan harga barang baru, barang
banyak karyawan. produksi lokal, barang jadi, dan jasa. Dan
Berdasarkan Data dari IlmuOne Data bahwa berhubungan dengan PDB.
perkembangan E-Commerce di Indonesia adalah Daftar 4. Indeks Harga Aset
6 pemain teratas kebetulan memiliki porsi yang imbang Pergerakan harga aset diukur dengan indeks harga
antara kategori C2C (Consumer-to Consumer) aset yang beredar dengan tekanan terhadap harga
Bukalapak, Shopee, Tokopedia; dan B2C Business-to- saham dan property. Salah satu aspek yang
Consumer): Blibli, Jd.id, Lazada. Dari penilaian mempengaruhi tingkat inflasi adalah kestabilan nilai
reputasi, masing-masing memiliki angka yang cukup rupiah. Kestabilan nilai rupiah ini mengandung dua
berimbang, Blibli dan Tokopedia mendapati angka aspek, yaitu kestabilan nilai mata uang terhadap
tertinggi. Penilaian terhadap reputasi umumnya Barang dan jasa, serta kestabilan terhadap mata uang
didasarkan pada kepercayaan konsumen yang terbentuk negara lain. Aspek pertama tercermin pada
dari beberapa faktor, di antaranya jaminan produk, perkembangan laju inflasi, sementara aspek kedua
kualitas layanan, hingga efektivitas sistem yang tercermin pada perkembangan nilai tukar rupiah terhadap
disajikan. mata uang Negara lain.
JD.id dan Shopee adalah pemain yang paling baru, Bank Indonesia pada kebijakan moneter ditujukan
keduanya memiliki cara berbeda untuk berbaur dalam pada pengelolaan tekanan harga dari permintaan
persaingan dengan top-players yang ada. Shopee aggregat relatif pada penawaran barang dan jasa.
misalnya, dengan nilai investasi besar yang didapat dari Dimana tingkat peredaran uang dan tenaga kerja sangat
perusahaan induk Sea (dulunya Garena) mereka berpengaruh terhadap tingkat inflasi dan pada E
memanjakan konsumen dengan beragam diskon produk. commerce dan E-Money keduanya saling berkaitan
Meleburnya kategori C2B dan B2C juga ditengarai antara banyaknya E-Commerce yang menggunakan E-
hadirnya “Official Store” di online marketplace–sebagai Money dalam pembayaran sehingga mempengaruhi
contoh brand tertentu memiliki tempat khusus di terhadap peredaran uang dan banyaknya tenaga kerja
Bukalapak untuk menjual produk dari distributor yang harus dilepas karena tidak dibutuhkannya tenaga
resminya. Implikasinya justru menguatkan SKU produk kerja dalam menjalankan E-Commerce.
yang dimiliki C2C, hal tersebut sekaligus tervalidasi Pada E-Money hasil regresi menunjukkan besarnya
dalam penilaian kelengkapan produk dengan persentase pengaruh terhadap tingkat Inflasi sebesar 3,39 dengan
tertinggi didapat oleh Tokopedia. nilai koefisien 0.153 dan pada uji t E-Money
Namun demikian salah satu keuntungan yang dapat menunjukkan nilai signifikan dengan jumlah nilai
dioptimalkan oleh para pemain B2C ialah seputar 13,28>3,88 serta signifikan 0,000<0,0005
pengalaman pelanggan. Beberapa aspek yang mulai E-Commerce Berdasarkan hasil penelitian yang telah
dieksplorasi misalnya menekankan pada kualitas produk, dilakukan berpengaruh terhadap inflasi. besarnya
peningkatan layanan logistik misalnya Lazada pengaruh E-commerce terhadap tingkat inflasi sebesar
mengakomodasi layanan eLogistics secara mandiri atau 63,1 dengan nilai koefisien regresi sederhana bernilai
bekerja sama dengan layanan on-demand untuk one-day- positif yaitu sebesar 0,499 dan uji t E-Commerce
delivery, opsi pembayaran yang lebih beragam – menunjukan nilai thitung lebih besar dari pada nilai t
memungkinkan adanya mekanisme seperti cash-on- tabel yaitu 7,123 > 2,040 serta nilai Sig. 0,000 < 0,05.
delivery.
152 SEBATIK 2621-069X

Sehingga dapat disimpulkan bahwa Ha diterima dan


Ho ditolak artinya E-Commerce dalam penelitian ini Nastiti, Nisaulfathona, dkk .2017. Analisis Pengaruh
memiliki berpengaruh signifikan terhadap tingkat inflasi Instrumen Pembayaran Nontunai Terhadap
Stabilitas Sistem Keuangan Di Indonesia.
5 KESIMPULAN Universitas Diponegoro
Berdasarkan hasil penelitian bahwa E-Money dan E- Peraturan Bank Indonesia Nomor 20/6/Pbi/2018
Commerce berpengaruh terhadap tingkat Inflasi sehingga Tentang Uang Elektronik.
butuh aturan yang harus diterapkan sehingga perputaran https://www.bi.go.id/id/peraturan/sistem
tidak terlalu cepat pembayaran/Pages/PBI-200618.aspx. (diakses
tanggal 01 Nopember 2018)
6 SARAN State of eCommerce Asia Tenggara. 2017
Dengan adanya pengaruh E-Money dan E-Commerce .https://iprice.co.id/insights/mapofecommerce
terhadap Inflasi maka diharapkan adanya peraturan harga Sukirno, Sadono. 2008. Makroekonomi Teori Pengantar.
yang tertera dan yang di E-Commerce sama dengan Edisi ketiga. Jakarta: P.T Raja Granfindo Persada
pembayaran yang menggunakan E-money Sugiono, 2017 Statistika Untuk Penelitian, Bandung:
Alfabeta
7 DAFTAR PUSTAKA Sutawijaya (2012) Pengaruh Faktor-Faktor Ekonomi
Terhadap Inflasi Di Indonesia Jurnal Organisasi
A.H.G.M. Spithoven, 1995. "Human capital inflation dan Manajemen, Volume 8, Nomor 2, September
and unemployment", International Journal of 2012, 85-101
Social Economics, Vol. 22 Issue: 5, pp.4-14
Calson-Ohman, Frida .2018. The Effect Of Increased E-
Commerce On Inflation Sodertorn University,
School of Social Sciences, Economics
men, Volume 8, Nomor 2, September 2012, 85-101

Anda mungkin juga menyukai