Disusun Oleh :
KELOMPOK 1
FAKULTAS TEKNIK
DEPOK
2018
2
BAB 1
TRASE JALAN ALTERNATIF 1
Universitas Indonesia
3
Adapun lokasi jalan yang penulis pilih yaitu di Kota Batam, tepatnya jalan
yang akan dirancang akan menghubungkan Jalan S.Parman, Kota Bagan dengan
Jalan Raya Kampung Bagan. Lokasi tersebut dipilih karena tidak terlalu padat
penduduk, selain itu kondisi medan jalan yang datar di lokasi tersebut.
Universitas Indonesia
4
Pemerintah No 34 Tahun 2006 Tentang jalan, Jalan Arteri Primer merupakan jalan
yang menghubungkan secara berdaya guna antarpusat kegiatan nasional atau antara
pusat kegiatan nasional dengan pusat kegiatan wilayah.
Pada tugas besar ini, penulis menggunakan kecepatan rencana ( Vr )
sebesar 80 km/jam.
Universitas Indonesia
5
Universitas Indonesia
6
Keterangan :
d1 : jarak yang di tempuh kendaraan penyiap selama waktu reaksi dan waktu
kendaraan hendak membelok ke lajur kanan.
d2 : jarak yang di tempuh kendaraan penyiap pada lajur kanan.
d3 : jarak antara kendaraan yang mendahului dengan yang datang dari berlawanan
d4 : jarak yang ditempuh kendaraan dari arah berlawanan (2/3 d2)
Universitas Indonesia
7
d2 = 0.278 x V x t2
t2 = 6.56 + 0.048 V = 6.56 + 0.048 ( 80 ) = 10.4
d2 = 0.278 x V x t2 = 231.296 m
Nilai jarak pandang mendahului yang diperoleh sebesar 567.125 m, hal ini
menunjukan bahwa nilai JPM memenuhi standar Bina Marga. Pada standar Bina
Marga untuk kecepatan rencana 80 km/jam, panjang JPM minimum yaitu 550 m.
Keterangan :
Vr = kecepatan rencana ( km/jam )
Universitas Indonesia
8
e = superlevasi ( % )
F = koefisien gesek, untuk perkerasan aspal f = 0.14 – 0.24
Universitas Indonesia
9
1) 66.6667 66.6667
47.7331 47.7331
2)
35.5556 35.5556
3)
Berdasarkan perhitungan nilai Ls tersebut, nilai Ls yang penulis gunakan yaitu yang
terbrsar yaitu 66.67 m
4. Lengkungan Horizontal
Pada tugas besar ini, penulis menggunakan lengkung SCS ( Spiral – Circle
– Spiral )
Universitas Indonesia
10
5. Posisi titik ST, TS pada trase jalan rencana dan panjang trase saat sudah ada
lengkung S-C-S
STA TS 1184.484
STA SC 1251.151
Lengkung
1 Tengah 1385.51252
STA CS 1519.87438
STA ST 1586.541
STA TS 3593.335
Universitas Indonesia
11
STA SC 3660.00204
Lengkung Tengah 3763.35881
2 STA CS 3866.71557
STA ST 3933.38257
25
Alinemen vertikal
20
ELEVASI ASLI ELEVASI DESIGN Poly. (ELEVASI DESIGN)
15
ELEVASI
10
0 Jarak ( m )
0 1000 2000 3000 4000 5000 6000
Universitas Indonesia
12
Universitas Indonesia
13
Universitas Indonesia
14
Lengkung Jenis g1 g2 A S Y
1 Cembung 0.5 -0.74 1.24 127.469 8
2 Cekung -0.74 0.9 1.64 127.469 8
Keterangan :
X = jarak stasiun ke VPC
A = elevasi VPC
B = gradien 1
𝑔2−𝑔1
C= 2𝑥𝐿
1. Lengkung 1
Jarak Elevasi Lengkung
Rencana
0 24.76608 24.76608
25 25.42 25.45875
50 26.56583 26.720834
25 26.40934 26.448092
0 25.86934 25.869342
Universitas Indonesia
15
LENGKUNG 1
27
26.5
26
Elevasi
25.5 lengkung
alignment
25
24.5
1240 1260 1280 1300 1320 1340 1360
Jarak
2. Lengkung 2
Jarak Elevasi Lengkung
Rencana
0 2.001342 2.001342
25 1.569342 1.620592
50 0.885054 1.090054
25 1.346718 1.397968
0 1.976718 1.976718
LENGKUNG 2
2.5
1.5
Elevasi
lengkung
1
alignment
0.5
0
3600 3650 3700 3750 3800 3850 3900
Jarak
Universitas Indonesia
16
Universitas Indonesia
17
Universitas Indonesia
18
MASS DIAGRAM
mass diagram Log. (mass diagram) Poly. (mass diagram)
1000
500
0
0 1000 2000 3000 4000 5000 6000
-500
-1000
-1500
Universitas Indonesia
19
BAB 2
TRASE JALAN ALTERNATIF 2
Universitas Indonesia
20
𝑉𝑟²
JPH = 0.278 𝑥 𝑉𝑟 𝑥 𝑇 + 0.039 𝑎
80²
= 0.278 x 80 x 2.5 + 0.039 3.4
= 128 m
JPM= 𝑑1 + 𝑑2 + 𝑑3 + 𝑑4
𝑎𝑡1
𝑑1 = 0,278 𝑡1 (𝑉𝑟 − 𝑚 − )
2
2.34𝑥4.2
= 0.278 (4.2) (80 - 10 - ) = 87.5 m
2
2 2
𝑑4 = 3 𝑑2 = 3 𝑥 253.3 = 154.2 m
Universitas Indonesia
21
Lengkung 1 (S-C-S)
Universitas Indonesia
22
Vr = 80 km/jam
emax = 4%
enormal= 2%
fmax= 0.14
𝑉𝑟² 80²
Rmin = 127 ( 𝑒𝑚𝑎𝑥+𝑓𝑚𝑎𝑥) = 127 ( 0.04+0.14) =279.97 m
𝑉𝑟² 80²
Rmax = 127 ( 𝑒𝑚𝑖𝑛+𝑓𝑚𝑎𝑥) = 127 ( 0.02+0.14) =314.96 m
𝑉²
e – f = 127 𝑅
80²
e = 127 300 + 0.14
e = 2.8 %
Δ = 63o
Vr 80
LS 1 = 3.6 𝑇 = 𝑥 3 = 66.67 m
3.6
Universitas Indonesia
23
(em−en)Vr (0.028−0.02)80
LS 3 = = = 7.09 m
3.6 (0.035) 3.6 (0.035)
LS 4 = 78.61 m
𝐿𝑆 78.61
θs = = = 7.51o
2𝑅 2 𝑥 300
θc = Δ - 2 θs = 63 - 2 (7.51) = 47.98o
LS3 78.613
Xc = Ls - (40 𝑥 𝑅2 ) = 78.61 - (40 𝑥 3002 ) = 78.47 m
LS2 78.612
Yc = = = 3.43 m
6𝑅 6(300)
LS3 78.613
p = (24 𝑥 𝑅) = (24 𝑥 300)= 0.86 m
Δ 63
Es = (R+P)sec 2 - R = (300+0.86)sec 2 - 300 = 52.85 m
Δ 63
TS = (R+P)tan 2 + k = (300+0.86)tan 2 + 39.26 = 223.63 m
θc 47.98
Lc = 360 𝑥 2 𝜋 𝑅 = 𝑥 2 𝜋 300 = 251.09 m
360
Universitas Indonesia
24
Lengkung Vertikal
35.74
Elevasi (m) 35.73
35.72
35.71 Alinemen
35.7
Parabolik
35.69
0 20 40 60 80 100
Jarak (m)
Jph = 128 m
g1 = 0%
g2 = 8%
A = g2-g1 = 0 + (8) = 8%
L = A.Y = 8 x 8 = 64 m
𝑆² 128²
L = 405 = = 40.45 m
405
405 405
L=2𝑆− = 2.128 − = 205.38 m (Tidak OK)
𝐴 8
𝐴𝑆² 8𝑥128²
L = 150+3.5𝑆 = 150+(3.5𝑥128) = 219.18 m (OK)
Universitas Indonesia
25
150+3.5𝑆 150+3.5𝑥128
L = 2𝑆 − = 2 𝑥 128 − = 181.25 m (Tidak OK)
𝐴 8
Penentuan Nilai Ev
L. Vertikal 1
50.5500
50.5000
50.4500
Elevasi (m)
50.4000
50.3500
Alinemen
50.3000
50.2500
Parabolik
50.2000
50.1500
0 20 40 60 80 100
Jarak (m)
Jph = 83 m
g1 = 8%
g2 = 7.3%
Universitas Indonesia
26
𝑆² 83²
L = 405 = = 17.01 m
405
399 399
L = 2𝐽𝑝ℎ − = 2 . 83 − 15.3 = 139.92 m (Tidak OK)
𝐴
Penentuan Nilai Ev
Superelevasi
Universitas Indonesia
27
Elevasi Kontur Desain Luas Total Volume Volume Total Volume Komulatif
Titik
Luar Dalam Kiri CL kanan Kiri CL Kanan Galian Timbun Galian Timbun
(%) (%) m m m m m m m2 m2 m3 m3 m3 m3
A -2 -2 127,00 130,00 132,00 126,00 130,00 131,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
T -2 -2 108,00 110,00 112,00 109,00 110,00 111,00 131,15 0,00 8524,45 0,00 8524,45 8524,45
T -2 -2 97,00 99,00 101,00 98,00 99,00 102,00 0,00 0,00 12458,81 0,00 12458,81 20983,26
T -2 -2 95,00 96,00 97,00 96,00 96,00 98,00 0,00 -26,78 0,00 -3133,5 -3133,59 17849,68
B -2 -2 92,00 94,00 96,00 91,00 94,00 95,00 0,00 0,00 0,00 -4352,2 -4352,21 13497,47
TS -2 0 90,00 92,00 94,00 91,00 92,00 95,00 47,46 0,00 617,04 0,00 617,04 14114,51
SC -4 -4 88,00 90,00 93,00 87,00 90,00 92,00 98,89 0,00 2927,02 0,00 2927,02 17041,53
CS -2 0 85,00 88,00 89,00 86,00 88,00 90,00 47,46 0,00 23416,17 0,00 23416,17 40457,71
TS -2 -2 70,00 72,00 74,00 71,00 72,00 73,00 196,14 0,00 4872,04 0,00 4872,04 45329,75
T -2 -2 68,00 70,00 72,00 67,00 70,00 71,00 51,49 0,00 11143,21 0,00 11143,21 56472,95
TS 0 -2 64,00 67,00 69,00 64,00 67,00 70,00 0,00 0,00 875,32 0,00 875,32 57348,27
SC -4 -4 55,00 56,00 58,00 54,00 56,00 59,00 0,00 -17,16 0,00 -423,95 -423,95 56924,32
CS 0 -2 53,00 55,00 57,00 54,00 55,00 56,00 0,00 0,00 0,00 -3425,1 -3425,08 53499,24
TS -2 -2 43,00 44,00 47,00 43,00 44,00 45,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 53499,24
C -2 -2 58,00 60,00 62,00 60,00 60,00 63,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 53499,24
D -2 -2 62,50 64,50 66,50 63,50 64,50 65,50 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 53499,24
DIAGRAM MASSA
70000
60000
50000
40000
Volume (m3)
30000
20000
10000
0
-200 0 200 400 600 800 1000 1200 1400 1600 1800 2000 2200 2400
-10000
STA (m)
Universitas Indonesia
28
2.7 Pembahasan
Jalan yang dirancang ini merupakan jalan dengan kecepatan rencana 80
km/jam, dengan klasifikasi jalan arteri primer, tipe II kelas 2. Jalan arteri primer
adalah jalan yang melayani angkutan utama dengan ciri-ciri perjalanan jarak jauh
kecepatan rata-rata tinggi, dan jumlah jalan masuk dibatasi seefisien, dengan
peranan pelayanan jasa distribusi untuk masyarakat dalam kota. Jalan tipe II kelas
2 merupakan standar tertinggi bagi jalan-jalan 4 lane atau lebih, memberikan
pelayanan angkutan cepat dengan kontrol. Berdasarkan ketentuan dari Bina Marga
Jalan Perkotaan dan RSNI-T14-2004, jalan tipe II kelas 2 memiliki lalu lintas harian
17000 SMP dan lalu lintas harian perjalur 13000 SMP. Jumlah jalur dari jalan yang
direncanakan ini adalah 2 jalur yang terdiri dari 4 lajur tanpa diberikan median.
Masing-masing lajur memiliki lebar 3.5 m. Jalan yang direncanakan ini memiliki
bahu jalan selebar 2.5 m dan trotoar selebar 3 m. Jarak pandang juga ditentukan
dalam perancangan geometrik jalan ini. Jarak pandang henti telah dihitung sebesar
128 m dan jarak pandang menyiap sebesar 528 m. Jarak pandang henti dan jarak
pandang menyiap tersebut memenuhi persyaratan yang tercakup dalam Bina
Marga.
Setelah membuat perencanaan awal, langkah selanjutnya adalah merancang
trase jalan, alinyemen horizontal, dan alinyemen vertikal. Terdapat beberapa desain
trase jalan dan alinyemen horizontal. Dari beberapa desain yang telah dibuat dan
diperhitungkan, kami memilih alternatif ketiga untuk alinyemen horizontal dan
alinyemen vertikal. Alinyemen horizontal yang kami pilih, jari-jari lengkung
pertama 300 m, dengan sudut keduanya 63o, dan panjang lengkung masing-masing
78.6 m. Alinyemen horizontal tersebut kami pilih dengan beberapa alasan
pendukung, diantaranya, karena panjang lengkungnya lebih panjang daripada
panjang lengkung dari percobaan pertama dan kedua. Hal ini tentunya berpengaruh
terhadap kenyamanan pengendara atau pemakai jalan. Semakin panjang lengkung
maka akan semakin nyaman. Pada percobaan pertama, perhitungan lengkung belum
dilanjutkan hingga terselesaikan setiap detailnya, namun dilihat dari besar jari-jari
dari lengkung Spiral-Circle-Spiral yang sama.
Universitas Indonesia
29
dengan kedalamannya. Potongan melintang dari desain jalan ini berisi 2 jalur lalu
lintas dengan 4 lajur, bahu jalan, trotoar, dan saluran. Lebar masing-masing lajur
adalah 3.5 m, lebar bahu jalan 3.5 m, lebar trotoar 3 m, dan lebar saluran 0.6 m.
Setelah menghitung galian dan timbunan berdasarkan potongan pada 16 stasiun,
diketahui banyak galian sebesar 64834 m3 dan banyak timbunan sebesar 11335 m3.
Dari angka tersebut dapat dilihat bahwa tidak terjadi defisit tanah karena banyak
galian lebih besar daripada timbunan. Terjadi kelebihan tanah sebanyak 53499 m3.
Universitas Indonesia
30
BAB 3
TRASE JALAN ALTERNATIF 3
3.2 Superelevasi
Universitas Indonesia
31
Universitas Indonesia
32
BAB 4
TRASE JALAN ALTERNATIF 4
4.2 Superelevasi
Universitas Indonesia
33
Universitas Indonesia
34
Universitas Indonesia
35
Mass Diagram
2500000
2000000
1500000
1000000
500000
0
0 2000 4000 6000 8000 10000 12000 14000
-500000
-1000000
-1500000
4.7 Pembahasan
Pada trase ini, penulis menggunakan jari – jari dengan panjang 300 m.
Adapun, panjang lengkung peralihan ( Ls ) yang digunakan yaitu 70 m. Untuk
superelevasi pada trase ini, penulis mengasumsikan besarnya yakni 6 %. Sedangkan
pada alinemen vertikal, Lv yang digunakan penulis pada lengkung 1 yaitu 400 m,
sedangkan untuk lengkung 2 yaitu 500 m. Panjang lengkung vertikal ( Lv ) ini
menyesuaikan dengan panjang lengkung horizontal. Warna ungu – hijau – ungu
yang terdapat pada grafik alinemen vertikal tersebut menggambarkan lengkung
horizontal yang sudah penulis buat.
Berdasarkan openroads, penulis memperoleh besar cut and fill. Besar
volume galian ( cut ) yaitu 2568695.4504, sedangkan volume timbunan ( fill ) yaitu
2537476.7664. Sehingga selisih volume cut and fill yaitu 31218.684. Hal ini
menunjukkan dalam pembuatan jalan menggunakan trase ini, selisih volume galian
dan timbunan <10%.
Universitas Indonesia
36
BAB 5
TRASE JALAN ALTERNATIF 5
5.2 Superelevasi
Universitas Indonesia
37
Universitas Indonesia
38
5.6 Pembahasan
Pada trase ini, kriteria desain yang penulis gunakan yaitu panjang jari –
jari 400 m dengan asumsi elevasi 4%. Berdasarkan hasil perhitungan galian dan
timbunan, terlihat selisih volume galian dan volume timbunan yaitu 27731.3249
yang menunjukkan bahwa selisih galian dan timbunan masih memenuhi standar
normal yakni selisihnya harus <10%.
Universitas Indonesia
39
BAB 6
ALTERNATIF TRASE JALAN 6
6.2 Superelevasi
Universitas Indonesia
40
Universitas Indonesia
41
ditentukan kembali trasse dengan elevasi dan penentuan alinyemen yang ideal
sehingga dapat mengefisiensikan pengeluaran dana.
Universitas Indonesia
42
Referensi :
Tata cara perencanaan geometrik jalan antar kota Direktorat Jenderal Bina
Marga Departemen Pekerjaan Umum tahun 1997.
Universitas Indonesia