Anda di halaman 1dari 8

Kurikulum Pendidikan Anak Usia Dini

Tugas III

Resume

Model Pembelajaran AUD, Penataan Lingkungan Pembelajaran AUD, Dan


Pengorganisasian Pembelajaran AUD

Disusun Oleh:
Nama: Mutiara Nur Alifah
NIM : 19022029

Dosen Pengampu: Dra. Hj. Sri Hartati, M.pd (1802)

Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
30 Maret 2020
A. Model Pembelajaran Anak Usia Dini
Model pembelajaran adalah suatu desain atau rancangan yang menggambarkan
proses rincian dan penciptaan situasi lingkungan yang memungkinkan anak
berinteraksi dalam pembelajaran, sehingga terjadi perubahan atau perkembangan
pada diri anak.
Model – model pembelajaran Anak Usia Dini, sebagai berikut:
1. Model pembelajaran klasikal
Adalah pola pembelajaran dimana dalam waktu yang sama, kegiatan dilakukan
oleh seluruh anak sama dalam satu kelas. Model pembelajaran ini merupakan
model pembelajaran yang paling awal digunakan di TK, dengan sarana
pembelajaran yang pada umumnya sangat terbatas, serta kurang memperhatikan
minat individu anak. Seiring dengan perkembangan teori dan pengembangan
model pembelajaran, model ini sudah banyak ditinggalkan.
2. Model pembelajaran kelompok dengan pengaman
Adalah pola pembelajaran dimana anak-anak dibagi menjadi beberapa kelompok
(biasanya menjadi tiga kelompok), masing-masing kelompok melakukan kegiatan
yang berbeda. Dalam satu pertemuan, anak didorong harus mampu menyelesaikan
2 – 3 kegiatan dalam kelompok secara bergantian. Apabila dalam pergantian
kelompok terdapat anak-anak yang sudah menyelesaikan tugasnya lebih cepat
daripada temannya, maka anak tersebut dapat meneruskan kegiatan lain selama
dalam kelompok lain masih ada tempat. Jika sudah tidak ada tempat, anak-anak
tersebut dapat bermain pada tempat tertentu yang sudah disediakan oleh guru, dan
tempat itulah yang disebut dengan kegiatan pengaman. Pada kegiatan pengaman
sebaiknya disediakan alat-alat yang lebih bervariasi dan sering diganti sesuai
dengan tema atau subtema yang dibahas.
3. Model pembelajaran berdasarkan sudut-sudut kegiatan.
Model pembelajaran ini menyediakan sudut-sudut kegiatan yang menjadi pusat
kegiatan pembelajaran berdasarkan minat anak. Alat-alat yang disediakan harus
bervariasi mengngat minat anak yang beragam. Alat-alat tersebut juga harus
sering diganti disesuaikan dengan tema dan subtema yang dibahas.
4. Model pembelajaran berdasarkan area.
Model ini pada dasarnya hamper sama dengan model pembelajaran berdasarkan
sudut-sudut kegiatan. Model ini lebih member kesempatan kepada anak didik
untuk memilih kegiatan sendiri sesuai dengan minatnya. Pembelajarannya
dirancang untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan spesifik anak dan menghormati
keberagaman budaya. Kecuali itu juga menekankan pada pengalaman belajar bagi
setiap anak, pilihan-pilihan kegiatan dan pusat-pusat kegiatan serta peran serta
keluarga dalam proses pembelajaran.
5. Model pembelajaran sentra.
Model pembelajaran berdasarkan sentra memiliki ciri utama pemberian pijakan
(scaffolding) untuk membangun konsep, aturan, ide, dan pengetahuan anak serta
konsep densitas serta intensitas bermain. Model pembelajaran ini berfokus pada
anak yang dalam proses pembelajarannya berpusat di sentra bermain dan pada
saat anak berada dalam lingkaran. Pada umumnya pijakan/dukungan dalam model
ini untuk mendukung perkembangan anak, yaitu pijakan sebelum bermain,
pijakan selama bermain dan pijakan setelah bermain. Pijakan ini dimaksudkan
untuk mendukung perkembangan anak lebih tinggi. Ada 3 jenis permainan yang
disediakan dalam model ini yaitu; bermain sensorimotorik atau fingsional,
bermain peran, dan bermain pembangunan (konstruktif, yaitu membangun
pemikiran anak).

Analisis:
Jadi, model pembelajaran untuk Anak Usia Dini ada beberapa macam,
yaitu model pembelajaran klasikal, Model pembelajaran kelompok dengan
pengaman, Model pembelajaran berdasarkan sudut-sudut kegiatan, Model
pembelajaran berdasarkan area, dan Model pembelajaran sentra. Dimana setiap
model pembelajaran memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing serta
memerlukan kondisi yang berbeda-beda. Oleh karena itu guru dapat memilih
model pembelajaran yang akan diterapkan dengan mempertimbangkan
kemampuan yang dimiliki, sarana dan prasarana yang tersedia, serta factor-faktor
pendukung lainnya.
B. Penataan Lingkungan Pembelajaran AUD
Merupakan penataan Lingkungan Fisik, baik di dalam maupun di luar ruangan.
Penataan Lingkungan termasuk asesoris yang digunakan, baik di dalam maupun di
luar ruangan, seperti: bentuk dan ukuran ruang, pola pemasangan lantai, warna dan
hiasan dinding, bahan dan ukuran mebeulair, bentuk, warna, ukuran, ukuran, dan
bahan berbagai alat utama yang digunakan sesuai dengan perencanaan.
Syarat-syarat Dalam Menata Lingkungan Belajar PAUD, yaitu sebagi berikut:
1. Ruang / tempat yang digunakan untuk pembelajaran harus menarik dan
mengundang minat anak untuk bermain di situ.
2. Segala sesuatu dan setiap tempat harus mengandung pendidikan. Dari warna,
cahaya, tanaman, kamar mandi, dapur, pintu gerbang, dan penataan bahan-bahan
utama ditata dengan nilai-nilai keindahan.
3. Aman, nyaman, sehat. bebas dari benda-benda yang dapat melukai anak-anak
serta binatang-binatang kecil yang berbisa.
4. Menekankan berbagai media termasuk bahan-bahan alam, bahan daur ulang, dll.
Bahan-bahan utama disimpan di tempat yang mudah digunakan dan disimpan
kembali oleh anak.

Fungsi Menata Lingkungan Belajar Anak Usia Dini, Sebagai Berikut:


1. Mempersiapkan Lingkungan fisik yang aman, nyaman, menarik, dan dirancang
sesuai dengan perencanaan sehingga mendorong anak untuk mengoptimalkan
perkembangannya.
2. Menyerahkan anak untuk mandiri, bersosialisasi dan menyelesaikan
masalahPrinsip yang Harus Diperhatikan Dalam Menata Lingkungan Belajar
PAUD
3. Mengembangkan kemandirian. Lingkungan yang ditata dengan rapi, semua
mainan yang dapat digunakan anak ditata dalam rak yang terjangkau anak,
membuat anak dapat mandiri mengambil dan menyimpan kembali, tanpa harus
meminta bantuan pendidik. Jika di Unit PAUD menerima anak berkebutuhan
khusus dengan kursi roda, ramp harus tersedia agar anak dapat mengakses
lingkungan tanpa harus bergantung pada orang lain.
4. Mengembangkan kepercayaan diri anak. Lingkungan yang ditata sesuai dengan
kondisi anak dapat membangun kepercayaan diri anak, itulah sebabnya mereka
dapat melakukan. Lingkungan yang penuh tantangan, tetapi aman dilakukan
anak, mendorong anak untuk mencari jalan keluar untuk mengatasi setiap
tantangan yang ada. Hal ini menumbuhkan kreativitas dan sikap pantang
menyerah.

Analisis:
Jadi, Penataan Lingkungan Pembelajaran Anak Usia Dini ada banyak cara
menghasilkan suasana lingkungan belajar yang kondusif untuk mengoptimalkan
kecerdasan jamak anak menjadi konsep dasar dalam proses pendidikan anak usia
dini. Sepanjang melakukan hal tersebut, suatu filsafah yang menjadi tumpuannya
adalah bahwa setiap anak atau murid adalah mereka yang dilayani dan diberikan
suasana yang memungkinkan mereka bertumbuh dan berkembang. Anak tidak
dicetak atau dipaksa menjadi sesuatu yang tidak cocok dengan kemampuan khas
dan minat anak. Dengan kata lain, pendidik berfungsi sebagai bidan yang
membantu proses kelahiran seorang bayi. Dengan sabar pendidik menolong
proses tadi berjalan, serta dengan bijaksana dan waspada. Kebanggannya ialah
apabila hasil dari proses tadi bertumbuh dan berkembang dengan baik dan
optimal.

C. Pengorganisasian Pembelajaran AUD


Pada hakikatnya belajar harus berlangsung sepanjang hayat. Untuk menciptakan
generasi yang berkualitas, masyarakat sangat mengharapkan adanya pendidikan yang
memadai untuk putra-putrinya, terlebih pada saat mereka masih berada dalam tataran
usia dini. PAUD akan menjadi cikal bakal pembentukan karakter bangsa (nation
character building), sebagai titik awal dari pembentukan SDM berkualitas, yang
memiliki wawasan, intelektual, kepribadian, tanggung jawab, inovatif, kreatif,
proaktif, dan partisipatif serta semangat mandiri. Untuk mencapai SDM berkualitas,
pendidikan dimulai dari PAUD. Oleh karena itu, manajemen PAUD diperlukan,
terutama dalam rangka meningkatkan layanan pendidikan anak usia dini sehingga
bisa mengembangkan potensinya secara optimal.
Pengorganisasian belajar anak usia dini adalah pengaturan ruang belajar anak
usia dini yang disesuaikan dengan bentuk layanan, jumlah anak, dan kelompok usia
anak yang dilayani. Pengorganisasian ruang belajar atau kelas memperhatikan hal
sebagai berikut:
1. Standar Jumlah Anak PAUD Setiap Kelompok. Idealnya setiap anak
membutuhkan ruang bergerak di dalam ruangan 3 m2. Namun, ruang belajar
dalam ruangan bukan satu-satunya tempat belajar anak. Jika satuan PAUD
memiliki ruang belajar luar ruangan yang cukup luas, satuan PAUD dapat
menambah jumlah anak yang dapat dilayani di satuan PAUD tersebut.jadi jika
PAUD tersebut memiliki ruangan yang kecil maka jumlah anak akan sedikit
karena tidak cukup untuk anak melakukan kegiatan yang akan diberikan oleh
gurunya.
2. Kelompok Usia Anak PAUD. Kelompok usia anak mempengaruhi penataan
ruangan dan jumlah anak yang dapat diterima di satuan PAUD. Semakin muda
anak yang dilayani, semakin luas keperluannya untuk bergerak.Jika seorang anak
itu diterima di PAUD itu harus sesuai dengan tingkat umurnya masing-masing
sehingga mereka tidak ada masalah karena kebutuhan setiap anak itu disesuaikan
dengan umurnya.
3. Standar Waktu Belajar PAUD. Penggunaan ruangan dan kebutuhan pendidik,
waktu belajar pun berbeda antara kelompok usia anak didik. Kebutuhan tersebut
tergantung pada kematangan perkembangan anak.jadi setiap anak itu kan bersifat
unik yaitu berbeda antara satu dengan lainnya sehingga dalam pembelajaran anak
pun harus disesuaikan waktu anak dalam belajar terkadang ada anak yang lama
bosan dalam belajar, kadang-kadang ada juga yang cepat bosannya.

Analisis:
Jadi Pengorganisasian Pembelajaran Anak Usia Dini, dapat dimaknai
sebagai proses perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan penilaian
kegiatan pembelajaran yang dilakukan. Jadi, dengan adanya evaluasi atau
penilaian dapat mengetahui apakah kemampuan/perkembangan siswa sudah
maksimal atau belum. Membahas kualitas pembelajaran PAUD tentu tidak
terlepas dari kegiatan utamanya yaitu proses pengelolaan pembelajaran
(perencanaan, pelaksanaan dan penilaian) yang berlangsung atau dilaksanakan di
lembaga PAUD yang bersangkutan. Proses pengelolaan pembelajaran yang tepat
dapat menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas.
DAFTAR PUSTAKA

https://paudanakceria.wordpress.com.2011/02/17/model-%E2%80%93-model-
pembelajaran-di-taman-taman-kanak-kanak/

https://jurnal.ar-raniry.ac.id/index.php.bunayya.article/download/2046/1517

https://www.silabus.web.id/pengelolaan-pembelajaran-paud/

Anda mungkin juga menyukai