Anda di halaman 1dari 19

KEBUTUHAN DASAR MANUSIA

DOSEN PEMBIMBING : BAIDAH.,S.Kep.,Ns.,M.Kep


MATA KULIAH : KEPERAWATAN DASAR MANUSIA

Kelompok 1:

1. Abdul Yamin (11409719001) 8. Ambi Irfan (11409719008)

2. Abdurrahman (11409719002) 9. Anita dewi (11409719009)

3. Ade Agustiena (11409719003) 10. Asdar (11409719010)

4. Adi Sumarno (11409719004) 11. Ayu Rizeky A (11409719011)

5. Ahmad Nazmy Aldavin (11409719005) 12. Bayu A.P (11409719012)

6. Akhsin Muzadi (11409719006) 13. Dewi W (11409719013)

7. Amanda Dhea Putri .A (11409719007)

AKPER KESDAM VI TANJUNGPURA

TAHUN AJARAN 2020/2021


DAFTAR ISI

BAB 1
PENDAHULUAN........................................................................................................3
A. Latar Belakang.................................................................................................3
BAB II
Pembahasan……………………………………………………………..………………..8

A. Kebutuhan dasar menurut pandangan islam...................................................11


B. Konsep Islam tentang Kebutuhan....................................................................12
BAB III
PENUTUP................................................................................................................25
SIMPULAN DAN SARAN.....................................................................................25
Daftar pustaka
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
1. Teori Konsep Kebutuhan Dasar Manusia Menurut Abraham Maslow
Manusia mempunyai kebutuhan tertentu yang harus dipenuhi
secara memuaskan melalui proses homeostasis, baik fisiologis
maupun psikologis. Adapun kebutuhan merupakan suatu hal yang
penting, bermanfaat atau diperlukan untuk menjaga homeostatis dan
kehidupan itu sendiri. Banyak ahli filsafat, psikologis, dan fisiologis
menguraikan kebutuhan manusia dan membahasnya dari berbagai
segi. Orang pertama yang menguraikan kebutuhan manusia adalah
Aristoteles. Sekitar tahun 1950, Abraham Maslow seorang psikolog
dari Amerika mengembangkan teori tentang kebutuhan dasar manusia
yang lebih dikenal dengan istilah Hierarki kebutuhan dasar manusia
Maslow (Wolf, Lu Verne, dkk, 1984). Hierakhi tersebut meliputi 5
kategori kebutuhan dasar, yakni :
a. Kebutuhan fisiologis dan biologis
Kebutuhan Fisiologi memiliki prioritas tertinggi dalam hierakhi
Maslow. Umumnya, seorang yang memiliki beberapa kebutuhan
yang belum terpenuhi akan lebih dahulu memenuhi kebutuhan
fisiologisnya dibandingkan kebutuhan yang lain. Kebutuhan
fisiologis seperti yang dikembangkan oleh Khalish, 1973 yaitu:
1) Oksigen dan pertukaran gas
2) Cairan dan elektrolit
3) Nutrisi dan makanan
4) Elemenasi urine dan alvi
5) Istirahat atau tidur
6) Menghindari diri dari rasa nyeri
7) Regulasi suhu badan
8) Kebersihan diri
9) Rangsangan
10) Seksual
11) Melaksanakan aktivitas atau kegiatan
12) Eksplorasi dan manipulasi

Contoh:
“Apabila ada pasien yang mengeluhkan sesak nafas yang
dikarenakan obesitas dan mempunyai riwayat asma yang
memerlukan bantuan oksigen. Tindakan kita sebagai perawat
memberikan oksigen dengan cara memasangkan nebulizer dan
berkoloborasi dengan dokter terkait obat yang akan diberikan”
b. Rasa aman dan keselamatan
Kondisi yang membuat seseorang merasa aman dan
berkaitan dengan suatu kehidupan yang bebas dari segala bahaya
dan ancaman. Jenis kebutuhan rasa aman dikembangkan oleh
khalish (1973) yaitu:
1) bebas dari bahaya yang di sebabkan oleh penyakit
2) bebas dari rasa takut
3) bebas dari bahan-bahan kimia
4) bebas dari bahaya yang mengancam tubuh
5) bebas dari ancaman psikologis
6) bebas dari bahaya yang di sebabkan oleh suhu.

Contoh:
“Apabila ada pasien yang menderita penyakit yang sulit
disembuhkan seperti kanker dan si pasien ketakutan untuk
melakukan kemo maka kita sebagai perawat harus bisa
menjelaskan penyakit tersebut dan menenangkan pasien dengan
memberi motivasi dan semangat untuk melawan penyakit yang di
alami pasien.
c. Kebutuhan cinta dan rasa memiliki
Yaitu kebutuhan untuk memberikan dan menerima rasa cinta
sayang dan memiliki. Rasa saling memiliki menciptakan rasa
kebersamaan, kesatuan, kesepakatan dan dukungan untuk
merasa berdaya dan sukses.
Jenis kebutuhan yang dikembangkan khalish (1973):
1) Memberikan dan menerima cinta dan kasih sayang.
2) Membutuhkan teman hidup dan bergaul.
3) Membutuhkan hubungan interpersonal/ restu dari orang tua.
4) Membutuhkan perlakuan yang halus/ hubungan yang hangat.
5) Membutuhkan kebersamaan/persahabatan/keakraban.
6) Membutuhkan pergaulan yang bersatu dengan yang dicintai.

Contoh:
“Apabila ada pasien anak-anak yang rewel dan nakal kita sebagai
perawat harus tetap bersikap lemah lembut seperti orang tua
mereka sendiri”
d. Penghargaan dan harga diri
Kondisi membuat orang merasa puas akan dirinya, bangga
dan merasa dihargai. Jenis kebutuhan yang dikembangkan khalish
(1973):
1) Menghargai diri sendiri
2) Menghargai orang lain
3) Dihargai oleh orang lain/ berguna
4) Kebebasan yang mandiri/ terampil
Contoh:
“Apabila kita berhadapan dengan pasien sikap kita sebagai
perawat sebaiknya selalu memberikan pujian dan berterimakasih
kepada pasien serta meminta ijin saat kita melakukan tindakan
dan menjaga privasi pasien”
e. Aktualisasi diri
Kebutuhan untuk melakukan sesuatu dengan bakatnya.
Maslow beranggapan bahwa setiap orang akan selalu berusaha
mengembangkan dirinya semaksimal mungkin. Jenis kebutuhan
seperti yang dikembangkan oleh khalish (1973):
1) Kebutuhan pengenalan diri sendiri / peningkatan proses
belajar
2) Kebutuhan penerimaan diri sendiri/ kemampuan mengatasi
masalah
3) Kebutuhan kenyataan diri sendiri/ sadar akan potensinya .
4) Kebutuhan Interpersonal yang mendalam
5) Kebutuhan pemenuhan diri sendiri/ lebih menyukai hal hal
yang kompleks dari pada ynag sederhana
6) Kebutuhan akan presepsi yang sehat dan realistis
7) Kebutuhan pekembangan diri secara maksimum / ekspesi diri/
peningkatan kreativitas.
Contoh:
“ Apabila ada pasien yang bercerita kepada kita tentang masalah
pribadinya maka kita sebagai perawat harus memberikan
kebebasan kepada pasien untuk menceritakan masalah pribadinya
dan berpendapat tentang penyakitnya “
2. Faktor yang mempengaruhi pemenuhan kebutuhan dasar manusia:
a. Penyakit: saat seseorang dalam kondisi sakit ia tidak mampu
untuk memenuhi kebutuhannya sendiri.
b. Hubungan yang berarti: keluarga dapat membantu klien menyadari
kebutuhannya dengan cara yang sehat untuk memenuhi
kebutuhan tersebut.
c. Konsep diri: mempengaruhi kemampuan individu untuk memenuhi
kebutuhannya. Selain itu, juga mempengaruhi kesadaran individu
untuk mengetahui apakah kebutuhan dasarnya terpenuhi atau
tidak.
d. Tahap perkembangan: bertambahnya kemampuan dalam hal
struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks.
e. Struktur keluarga: dapat mempengaruhi cara klien memuaskan
kebutuhannya.

Gambar 1.1
Sumber: https://jurnalmanajemen.com/teori-hierarki-kebutuhan-maslow/
3. Revisi Teori Maslow

Hieraki kebutuhan Maslow telah mengalami revisi yaitu pada


tahun 1970 dan 1971. Pada tahun 1970, Maslow memisahkan
kecenderungan tingkah laku yang ada dalam aktualisi diri menjadi
kebutuhan kognitif dan kebutuihan estitika tahun 1791 Maslow
menemukan beberapa orang bisa mengaktualisasikan dirinya melalui
kemampuan diri dan pengalaman sendiri. Oleh Maslow, kemampuan
seperti itu disebut sebagai kemampuan akan transendensi. Akan tetapi
Maslow tidak pernah memasukkan self transcendence ke dalam
hierakri kebutuhannya. Tapi peneliti penerus Maslow seperti Hendry
Gleitman Alan Fridlund, dan Daniel Reisberg memasukkannya sebagai
hierakhi paling tinggi yaitu hierakhi kedelapan. Menurut versi yang
paling baru, hierakhi kebutuhan manusia terdiri dari delapan level,
yaitu kebutuhan fisiologis , kebutuhan akan rasa aman, kebutuhan
sosial, kebutuhan penghargaan, kebutuhan kognitif, kebutuhan
estitika,kebutuhan aktualisasi diri, dan kebutuhan transendensi.

Teori Hierakhi Kebutuhan Maslow ini mempunyai kebaikan dan


kelemahan sebagai berikut (Hasibuan, Malayu, S.P.,2007:107)

Kebaikannya:
a. Teori ini memberikan informasi bahwa kebutuhan manusia itu
jamak (materil dan non ateril) dan bobotnya bertingkat-tingkat pula.
b. Manajer mengetahui seseorang berperilaku atau bekerja adalah
untuk dapat memenuhi kebutuhan –kebutuhan ( materil dan non
materil) yang akan memberikan kepuasan baginya.
c. Kebutuhan manusia itu berjenjang sesuai dengan kedudukan atau
sosial ekonominya. Seseorang yang berkedudukan rendah (sosial
ekonominya lemah) cenderung dimotivasi oleh materil sedangkan
orang yang berkedudukan tinggi cenderung dimotivasi oleh non
materil.
d. Manajer akan lebih mudah memberikan alat motivasi yang paling
sesuai untuk merangsang semangat bekerja bawahannya.
Kelemahannya:
a. Menurut teori ini kebutuhan manusia itu adalah bertingkat-tingkat
atau hierakhi, tetapi dalam kenyataannya manusia
menginginkannya tercapai sekaligus dan kebutuhan manusia itu
merupakan siklus, seperti lapar-akan-lapar lagi makan lagi dan
seterusnya.
b. Walaupun teori ini sangat populer tetapi belum pernah dicoba
kebenarannya, karena Maslow mengembangkannya hanya atas
dasar pengamatan saja.

Hofstede (dalam Stoner dan Freeman, 1994, dalam buku Edi


Sutresno,2010), mampu menentukan sejauh mana teori Maslow dapat
diterapkan di negara-negara lain untuk membantu manajemen
memotivasi karyawannya. Ia menemukan terdapat banyak perbedaan
diantara berbagai kebudayaan dan juga perbedaan dalam motivasi
karyawan, gaya manajemen. Hofstede menyimpulkan bahwa terori
motivasi seperti hierakhi kebutuhan dari Maslow sama sekali bukan
gambaran dari proses motivasi manusia universal. Sebaliknya, bahwa
itu merupakan gambaran dari sistem nilai, yakni sistem nilai
masyarakat kelas menengah Amerika Serikat yang mana Maslow
masuk didalamnya.

Negara-negara yang mengembangkan sistem nilai lain-lain bisa


jadi menganggap kebutuhan makan, rasa aman melampaui sosial atau
penghargaan diri . Contoh di Swedia, cukup berhasil menerapkan gaya
manajemen partisipasif, kebutuhan sosial bernilai lebih dari kebutuhan
akan penghargaan.

B. Rumusan masalah
1. apa itu modernitas?
2. apa dampak modernitas terhadap kebutuhan dasar manusia?
3. apakah agama islam dapat menjadi penyaring efek negative dari
moderenitas?
4. bagaimana membuat masyarakat dapat memahami tindakan
keperawatan tidaklah melanggar nilai dan norma religious yang dipercaya
oleh masyarakat?
C. Tujuan
1.mengetahui dampak modernitas dalam kebutuhan dasar manusia.
2.memahami agama islam sebagai penyaring efek negativ dari
mordenitas.
3.memahami kebutuhan dasar manusia dalam system tradisional.
4.memahami tindakan keperawatan,agar tidak melanggar nilai dan norma
religius yg dianut masyarakat.

D. Manfaat

Agar perawat bisa mengaplikasikan kebutuhan dasar manusia dengan


syariat islam,modernitas dan tradisional.tanpa melanggar norma-norma
yang sudah diatur dalam kebutuhan dasar masyarakat, syariat islam,
modernitas dan tradisional masyarakat
BAB II
Pembahasan

A. Kebutuhan Dasar Manusia Dalam Perspektif Pendidikan Islam

Kebutuhan merupakan sesuatu yang sangat dibutuhkan oleh manusia untuk


mencapai tingkat kesejahteraan, sehingga jika kebutuhan manusia tersebut tidak
terpenuhi dengan baik maka manusia mereka merasa tidak sejahtera. Dapat
dikatakan bahwa kebutuhan adalah suatu hal yang harus ada, karena tanpa itu
hidup kita menjadi tidak sejahtera atau setidaknya kurang sejahtera. Ada lima
Kebutuhan mendasar manusia sebagaimana yang di kemukakan oleh Abraham
Maslow, Kebutuhan Aktualisasi diri, Kebutuhan harga diri, Kebutuhan akan rasa
cinta serta kebutuhan akan rasa sayang, Kebutuhan akan rasa aman dan
kebutuahn rasa nyaman dan Kebutuhan. Dalam Islam memandang kebutuhan
paling dasar manusia merupakan kewajiban mutlak yang harus dijalani dan
dipenuhi diantaranya kebutuhan: Kebutuhan Dharuriyat ( i) kebutuhan menjaga
Agama: Berpegang teguh dengan agama, mempelajarinya, lalu
mendakwahkannya, Menjauhi dan memperingatkan dari perbuatan syirik dan riya’;
Memerangi orang-orang yang murtad; Mengingatkan dari perbuatan bid’ah dan
melawan ahlul bid’ah. (ii).kebutuhan menjaga diri: dalam kondisi darurat
(terpaksa), dapat memakan makanan apa saja demi bertahan hidup, walaupun
yang tersedia hanya sesuatu yang diharam pada asalnya; Memenuhi kebutuhan
mendasar dasar diri, seperti makanan-makanan, minuman serta pakaian; (iii)
kebutuhan akhlaq. (iv) menjaga keturunan; Anjuran melakukan pernikahan;
menjadi saksi
Nilai-nilai keIslaman nampaknya menjadi salah satu kekuatan yang dominan
dalam kebutuhan hidup manusia di abad ini. Kultur masyarakat dapat
mempengaruhi antara sesamanya melalui perdagangan, migrasi, dan lain
sabagainya. Berbagai kultur budaya masyarakat akan saling melengkapi dan
saling berkompetisi dalam kebaikan untuk mempertahankan identitas diri mereka
masing-masing. Sebagai konsekwensidari modernitas, menciptakan tantangan
baru di setiap identitas manusia, yang kemudian berimplikasi dan juga mengubah
system tradisional yang sdah ada, dan menuju era baru yang begitu asing bagi
mereka, sehingga adakalanya mereka rentan pada penyakit jiwa, sebab
persinggungan pada kultur dan identitas masyarakat membuat masyarakat yang
asing tersebut dapat menjadi gagu dalam segala hal, khususnya dengan berbagai
kemajuan yang sangat global.

1. Modernitas
Modernitas merupakan globalisasi yang melekat pada fenomena konsekuensi-
konsekuensi yang berkombinasi dengan sirkularitas karakter refleksinya dalam
membentuk kejadian-kejadian resikio dan bahaya yang mengukuhkan karakter alur
hidup. Tendensi-tendensi globalisasi modernitas secara simultan merupakan
modernitas dan intensitas yang dapat menghubungkan individu-individu pada
sistem berkala besar sebagai bagian dialektika kompleks perubahan pilar-pilar
lokal dan global. Modernitas terorientasi sebagai masa depan yang memiliki
bentuk counter faktual, sementara postmodern mungkin berupa tiga kumpulan
faktor, pertama menunjuk pada penggarisbawahan alam dianmis modernitas, jika
institusi modern suatu saat transidentalkan maka ia akan turut berubah secara
fundamental.
Jadi sebutan “modern” karena adanya sebutan “tradisional” atau sebutan
“global” karena adanya sebutan “lokal”. Personalnya, memungkinkan ada fase
kehidupan diantara “lokal” dan “global”, ataukah diantara “tradisional” dan
“modern”? untuk itu dalam kesimpulan penulis, bahwa negara yang sangat
mempunyai kepentingan dan andil dalam menentukan arah masa depan modern
ini, atau orang pada dewasa ini lebih cenderung mempertahankan tradisi atau lokal
yang masih dianggap memberi keuntungan melalui pemeliharaan dan pelestarian
tradisi atau global, disamping juga menerima globalisasi dan modernitas sebagai
keseimbangan antara perkembangan dinamika sosial(postmodernitas).

2. Dampak Modernitas Terhadap Kebutuhan Dasar Manusia


Dampak positif
a. cara berkomunikasi dan mencapai informasi semakin mudah didapat,sehingga
ilmu pengetahuan menjadi cepat berkembang untuk di terapkan.
b. tidak ada batas antar negara, karena jalur atau akses untuk berkomunikasi yang
semakin canggih
c. pembangunan yang terus berkembang di indonesia daopat merubah
perekonomian indonesia dan mencapai tatanan kehidupan bermasyarakat yang
adil, maju, dan makmur
d. perubahan tata nilai dan sikap adanya modernitas dalam budaya menyebabkan
pergeseran nilai dan sikap masyarakat yang semua irasional menjadi rasional
e. berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi.

Dampang negatif
a. Menyalahgunakan media teknologi untuk sesuatu yang tidak bermanfaat.
b. Tumbuhnya praktek-peraktek curang dan terlarang dalam dunia kerja seperti
korupsi, kolusi dan nepotisme.
c. Pengaruh Sekularisasi, yaitu proses pemisahansecara total antara institusi-
institusi dan simbol-simbol politis dari initusi-institusi dan simbol-simbol religius.
Agama dan negara berjalan berdasarkan relnya masing-masing, sehingga
berbagai kebijakan negara tidak didasarkan pada norma-norma agama,
tetapididasarkan kepada hal non-religius, seperti etika dan pragmatisme politik.
d. Pengaruh pluralisme, yaitu sebuah pandangan yang ada di dalam kebudayaan
untukmemunculkan sikap-sikap yang menerima keragaman orientasi-orientasi nilai
di dalam masyarakat modern. Katika masyarakat mengalami modernisasi, maka
mereka akan mengalami pluralisme dalam berbagai bidang.
e. Akibat liberalisme.

3. Agama Islam Dapat Menjadi penyaring Efek Negatif Dari Moderenitas

Budaya modern memang memudahkan umat Islam dalam melakukan apapun,


juga berkontribusi dalam mengembangkan dakwah keagamaan melalui media-
media yang modern, yaitu melalui jaringan internet.Sehingga hal tersebut bisa
diakses oleh siapapun yang menghendakinya, mereka tidak perlu sibuk-sibuk
mencari informasi secara langsung melalui pertemuan-pertemuan, cukup memakai
teknologi masa kini sudah bisa membantu semuanya. Melalui teknologi yang
berupa pesawat, manusia bisa berdakwah dan bisa bersilaturahmi kepada
siapapun tanpa membutuhkan waktu yang lama.Jamaah haji yang dulunya
berangkat ke mekah melalui jalur laut dan memakan waktu yang lama, kini sudah
merasakan hasil dari budaya modern tersebut. Namun di sisi lain, umat Islam
harus memikirkan dampak negatif dari budaya modern tersebut, yang ditengarai
akan muncul konflik-konflik tertentu, degradasi moral, berubahnya sikap manusia
terhadap agama, individualistis, dan sebagainya. Dari sini agama dan para
pemeluknya harus mengambil sikap yang tegas untuk menyusun strategi
selanjutnya dalam menghadapi tantangan budaya modern. Dari ketiga bentuk
relasi antara agama dan budaya yang telah dijelaskan di atas, dapat
memnunculkan bermacammacam sikap umat Islam.Kelompok pertama menolak
adanya budaya modern yang masuk dalam agama, karena kelompok ini khawatir
terhadap kemurnian agama.Lalu kelompok kedua adalah sekumpulan umat Islam
yang menerima sepenuhnya budaya modern yang datang dari Timur Tengah
maupun Barat.Sedangkan kelompok terakhir tidak terlalu menghawatirkan adanya
budaya modern, mereka memandang positif hal tersebut. Kelompok-kelompok ini
memiliki ciri khas tersendiri yang sangat berbeda, jalan pemikirannya ialah:
a. Sebagian umat Islam yang menolak adanya budaya modern karena dirinya
menunjukkan kekhawatiran dan ketakutan dalam merespon pemikiran dan aliran
baru yang merambah dunia Islam. Dari kekhawatiran tersebut, umat Islam
cenderung melindungi nilai-nilai luhur agama dan identitas umat Islam sendiri dari
pengaruhpengaruh negatif pemikiran baru.

b. Pada waktu yang sama, muncul pula golongan umat Islam yang cenderung
menerima sesuatu yang datang dari Barat dan Timur tanpa reserve.Golongan ini
membanggakan sesuatu yang baru yang datang dari kedua belah pihak, dan
mengecam orang-orang yang menolaknya dengan mengklaim kelompok yang
bodoh, terbelakang, dan konservatif. Menurut pandangan ini, segala sesuatu yang
datang dari negara-negara yang maju merupakan faktor yang menjami
terselenggaranya kemanjuan dan perkembangan Islam Kelompok ini memandang
bahwa konsepsi tradisional memiliki banyak kelemahan dalam menghadapi
modernisasi yang saat ini sedang berlangsung.
c. Idealnya, umat Islam tidak tergesa-gesa untuk menolak maupun menerimanya
dengan penuh keyakinan. Umat Islam yang dibekali dengan akal oleh Allah,
seharusnya bersikap kritis dan terhadap sesuatu yang baru dari berbagai
aspeknya, terutama dari pandangan Islam sendiri. Baru setelah itubisa
menentukan sikap menerima atau menolak. Dalam hal ini Islam tidak perlu
khawatir dengan datangnya budaya modern, karena Islam adalah agama dan yang
baru bukanlah agama, melainkan hanya sebuah pemikiran dan aliran. Maka umat
Islam harus bersikap adakalanya menerima dan adakalanya menolak hal-hal baru
tersebut.35 Dalam pandangan kelompok ini, budaya modern dimodifikasi agar
tidak bertentangan dengan hal-hal yang dianggap prinsip dalam Islam. Barat tidak
dianggap secara otomatis dianggap sebagai musuh bebuyutan yang harus dijauhi
dan bahkan diperangi. Barat juga tidak secara otomatis dianggap sebagai role
model yang segala sesuatunya harus ditiru oleh umat Islam sendiri. Bagi kelompok
ini Barat memiliki unsur kebaikan, sehingga tidak keberatan untuk menerimanya
tanpa harus mengorbankan agamanya.

4. Memahami bahwa tindakan keperawatan tidak melanggar nilai dan norma


religius

Dalam menjalankan praktik keperawatan, terdapat beberapa masalah etik


yang sering dijumpai oleh perawat isu mengenai asuhan pasien HIV/AIDS, aborsi,
transplantasi organ, keputusan untuk mengakhiri hidup, isu penekanan biaya yang
membahayakan kesejahteraan klien dan akses terhadap pelayanan kesehatan,
serta pelanggaran kerahasiaan pasien. Pada kesempatan kali ini saya akan
membahas sebuah kasus mengenai perawat yang melakukan selfie di depan
pasien yang sekarat.  Dilansir dari Kompas.com "Aksi tidak terpuji yang dilakukan
dua perawat Puskesmas Blega, Kabupaten Bangkalan, dengan berfoto selfie di
depan pasien yang sedang sekarat dengan luka berlumur darah. Kepala Dinkes
Bangkalan, Muzakki kepada Kompas.com mengatakan, dua perawat tersebut
sudah dimintai klarifikasi terkait dengan aksi selfie di depan pasien sekarat.
Mereka mengaku hal itu dilakukan mereka secara spontan karena diajak oleh
temannya yang menemani pasien. Kejadian foto selfie tersebut pada kamis
(11/5/2017) lalu saat Kepala Desa Karang Gayam, Kecamatan Blega, H. Dofir (43)
mengalami luka berat setelah terlibat carok dengan Muhammad Mahdi Muzakki
(17). Dofir mengalami luka sepanjang 20 cm di kepala bagian depan hingga daun
telinga dan luka sayatan di lengan kanan. Dofir kemudian meninggal dunia di
puskemas."

Jika melihat dari kasus di atas, dapat saya katakan bahwa kedua perawat
tersebut telah melakukan pelanggaran etik dan moral dalam keperawatan.
Sebelum saya lebih lanjut membahas mengenai pelanggaran tersebut, saya akan
membahas terlebih dahulu mengenai etik dan moral dalam keperawatan itu
sendiri. Etik memiliki beberapa pengertian, di antaranya yaitu metode penyelidikan
yang membantu orang memahami moralitas perilaku manusia (ilmu yang
mempelajari moralitas), praktik atau keyakinan kelompok tertentu (misalnya etika
kedokteran dan etika keperawatan), standar perilaku moral yang diharapkan dari
kelompok tertentu sesuai yang diuraikan dalam kode etik profesi resmi kelompok
tersebut (Berman et al.,2012).  Kode etik yaitu dokumen tertulis yang
menggunakan prinsip-prinsip perilaku yang digunakan dalam membuat berbagai
keputusan (Rue & Byars, 2006). Tujuan dari kode etik profesi keperawatan adalah
meningkatkan praktik keperawatan dengan moral dan kualitas dan
menggambarkan tanggung jawab, akuntabilitas serta mempersiapkan petunjuk
bagi anggotanya (Berman et al.,2012). Kode etik keperawatan di Indonesia
disusun oleh PPNI yang membahas mengenai:

a.Kewajiban antara perawat dengan klien


1).Perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan menghargai harkat dan
martabat manusia, keunikan klien, dan tidak terpengaruh oleh pertimbangan
kebangsaan, kesukuan, warna kulit, umur, jenis kelamin, aliran politik, dan agama
yang dianut serta kedudukan sosial
2).Perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan senantiasa memelihara
suasana lingkungan yang menghormati nilai-nilai budaya, adat istiadat dan
kelangsungan hidup beragama dari klien
3).Tanggung jawab utama perawat adalah kepada mereka yang membutuhkan
asuhan keperawatan
4).Perawat wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahui sehubungan
dengan tugas yang dipercayakan kepadanya kecuali jika diperlukan oleh
berwenang sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku.

b.Kewajiban antara perawat dengan praktik


1).Perawat memelihara dan meningkatkan kompetisi dibidang keperawatan melalui
belajar terus menerus
2).Perawat senantiasa memelihara mutu pelayanan keperawatan yang tinggi
disertai kejujuran profesional yang menerapkan pengetahuan serta keterampilan
keperawatan sesuai dengan kebutuhan klien
3).Perawat dalam membuat keputusan didasarkan pada informasi yang akurat dan
mempertimbangkan kemampuan serta kualifikasi seseorang bila melakukan
konsultasi, menerima delegasi dan memberikan delegasi kepada orang lain
4).Perawat senantiasa menjunjung tinggi nama baik profesi keperawatan dengan
selalu menunjukkan perilaku profesional.

c.Kewajiban antara perawat dengan masyarakat


Perawat mengemban tanggung jawab bersama masyarakat untuk memprakarsai
dan mendukung berbagai kegiatan dalam memenuhi kebutuhan dan kesehatan
masyarakat.

d.Kewajiban antara perawat dengan teman sejawat


1).Perawat senantiasa memelihara hubungan baik dengan sesama perawat
maupun dengan tenaga kesehatan lainnya, dan dalam memelihara keserasian
suasana lingkungan kerja maupun dalam mencapai tujuan pelayanan kesehatan
secara menyeluruh
2).Perawat bertindak melindungi klien dari tenaga kesehatan yang memberikan
pelayanan kesehatan secara tidak kompeten, tidak etis dan ilegal.

e.Kewajiban antara perawat dengan profesi


1).Perawat mempunyai peran utama dalam menentukan standar pendidikan dan
pelayanan keperawatan serta menerapkannya dalam kegiatan pelayanan dan
pendidikan keperawatan
2).Perawat berperan aktif dalam berbagai kegiatan pengembangan profesi
keperawatan
3).Perawat berpartisipasi aktif dalam upaya profesi untuk membangun dan
memelihara kondisi kerja yang kondusif demi terwujudnya asuhan keperawatan
yang bermutu tinggi.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kebutuhan dasar manusia merupakan suatu kebutuhan yang wajib dipenuhi
agar menjadi sejahtera. Dalam islam memandang, bahwa kebutuhan dasar
manusia adalah hal yang mutlak atau wajib untuk dijalani, nilai keislaman menjadi
salah satu yang dominan dalam kebutuhan dasar manusia pada abad ini.
Modernitas dan kultur juga berperan penting pada kebutuhan dasar
manusia, bahkan modernitas mampu menciptakan tantangan baru di setiap
identitas manusia. Yang kemudian berimplikasi dan merubah sistem kultur yang
sudah ada. Maka ada kalanya mereka rentan terhadap penyakit jiwa. Tetapi
dengan didampingi keislaman diharapkan bisa untuk mengurangi efek negatif yang
di timbulkan modernitas ataupun kultur pada penerapan kebutuhan dasar manusia.
Dengan adanya pemahaman tentang agama pada perawat akan membantu
tindakan keperawatan agar tidak melanggar nilai, norma religius, harkat dan
martabat manusia.

B. Saran
1. Setidaknya sebagai seorang perawat harus mampu memahami tentang norma
agama yang dianut, agar dalam tindakan asuhan keperawatan di bidang
kebutuhan dasar manusia tidak melanggar nilai dan norma religius.
2. Sebagai seorang perawat harus bisa memilah-milah dampak negatif dan positif
dari modernitas agar tidak berbenturan dengan kultur. Supaya kebutuhan
dasar manusia dapat terpenuhi dengan baik.

Daftar Pustaka

Sada, HJ. 2017. Kebutuhan Manusia dalam Perspektif Pendidikan Islam. Al-
Tadzkiyyah: Jurnal Pendidikan Islam, 8, 213-226
Sari, E., Dwiarti, R. 2018. Pendekatan Herarki Abraham maslow pada Prestasi
Kerja Karyawan PT.Madubaru(PG Madukismo)Yogyakarta. Jurnal Prilaku dan
Strategi Bisnis, 6(1), 58-77

Anda mungkin juga menyukai