NAMA : NAPISAH
NIM : 1910121120009
KELAS : A/2019
1
cita-cita teoritis, tetapi sungguh-sungguh mengetahui dan mengerti apa
yang benar, karena ia telah mengalami dan menyadari konsekuensi-
konsekuensi perbuatan yang benar.
6. Cara mengajar Socrates pada dasarnya disebut dialekta, yang disebabkan
dalam pengajaran itu dialog memegang peranan penting (Hadiwijono,
1980: 36).
7. Dalam pendidikan Socrates mengemukakan sistem atau cara berpikir yang
bersifat induksi, yaitu menyimpan pengetahuan yang bersifat umum
dengan berpangkal dari banyak pengetahuan tentang hal khusus.
2
yang paling dominan dari semua itu adalah bahwa pendidikan mereka akan
lahir kembali (they shall be born again) (Raper, 1988: 110).
5. Tujuan pendidikan menurut Plato adalah untuk menemukan kemampuan-
kemampuan ilmiah setiap individu dan melatihnya sehingga ia akan
menjadi seorang warga negara yang balk, dalam suatu masyarakat yang
harmonis, melaksanakan tugas-tugasnya secara efisien sebagai seorang
anggota kelasnya.
6. Menurut Plato pendidikan direncanakan dan diprogram menjadi tiga tahap
dengan tingkat usia, tahap pertama adalah pendidikan yang diberikan
kepada taruna hingga sampai dua puluh tahun; dan tahap kedua, dari usia
dua puluh tahun sampai tiga puluh tahun; sedangkan tahap ketiga, dari tiga
puluh tahun sampai usia empat puluh tahun.
3
5. Disiplin merupakan hal yang essensial untuk mengajarkan para pemuda
dan kaum laki-laki muda untuk mematuhi perintah-perintah dan
mengendalikan gerakan hati mereka.
4
(game), permainan peran (role playing), atau simulasi dan permainan
(simulation and game), adapun ditingkat atas menggunakan metode
dialektika. Sedangkan menurut Aristoteles, prinsip pokok pendidikan itu
adalah pengumpulan dan penelitian fakta-fakta belajar induktif, suatu
pencarian yang objetif akan kebenaran sebagai dasar dari semua ilmu
pengetahuan
2. Aliran filsafat pendidikan Socrates dan Aristoteles adalah Realisme,
dimana realitas, pengetahuan, dan nilai yang ada secara independen dari
pikiran manusia. Sedangkan aliran filsafat pendidikan Plato yaitu
idealisme yang berpaham bahwa pengetahuan dan kebenaran tertinggi
adalah ide.
3. Kurikulum pendidikan menurut Socrates adalah Kurikulum Pembelajaran
Dialogis. Kurikulum pendidikan disini menggunakan cara mengajukan
pertanyaan, menunjukkan kesalahan logika dari jawaban, serta dengan
menanyakan lebih jauh lagi, sehingga para siswa terlatih untuk mampu
memperjelas ide-ide mereka sendiri dan dapat mendefinisikan konsep-
konsep yang mereka maksud dengan detail. Sedangkan kurikulum
pendidikan Aristoteles yaitu terdiri dari 2 komponen dasar. Pertama,
bidang ilmu tertentu seperti sejarah, biologi, kimia, dll. Kedua, ilmu
tentang kependidikan untuk membentuk kesiapan dan kedewasaan siswa.
Sedangkan kurikulum pendidikan menurut Plato dengan paham
idelaismenya adalah pengembangan kemampuan berpikir dan penyiapan
keterampilan bekerja melalui pendidikan praktis
4. Socrates tidak seperti Plato, ia tidak membangun suatu sistem filsafat yang
luas, tidak pernah menggali secara mendalam bidang psikologi, emosi,
motivasi, kebiasaan dan aspek-aspek dari proses pengetahuan tersebut.
Namun demikian la telah membuat suatu permulaan yang besar dalam
membangun konsepsi-konsepsi dan metode-metode yang lebih luas, lebih
sungguh-sungguh dan lebih efektif. Dalam pendidikan Socrates
mengemukakan sistem atau cara berpikir yang bersifat induksi, yaitu
5
menyimpan pengetahuan yang bersifat umum dengan berpangkal dari
banyak pengetahuan tentang hal khusus.
DAFTAR REFERENSI