Anda di halaman 1dari 9

EKUIVALENSI KEKONVERGENAN POINTWISE DAN KEKONVERGENAN

SERAGAM PADA BARISAN FUNGSI


Wahidah Alwi i, Muh. Irwanii, Ishak R iii

i
Prodi Matematika FST, UINAM, wahidah.alwi@uin-alauddin.ac.id
ii
Prodi Matematika FST, UINAM, muhirwan@uin-alauddin.ac.id
iii
Mahasiswa Program Studi Matematika-FST, UINAM, ishakr97@gmail.com

ABSTRAK, Tulisan ini membahas tentang ekuivalensi kekonvergenan seragam. Salah satu kekurangan
kekonvergenan pointwise dan kekonvergenan seragam dari kekonvergenan pointwise adalah ketidak
pada barisan fungsi. Kekonvergenan pointwise adalah mampuannya mempertahankan kekontinuan
kekonvergenan barisan fungsi dimana suatu barisan fungsi
dapat memiliki satu atau lebih nilai limit dan tidak mampu fungsi. Lain halnya dengan kekonvergenan
mempertahankan sifat kontinu suatu fungsi. Sedangkan seragam, ketika suatu barisan fungsi dinyatakan
kekonvergenan seragam mengakibatkan ketunggalan nilai konvergen seragam ke f maka dapat dipastikan
limit dan mampu mempertahankan kekontinuan fungsi. bahwa f kontinu. Dengan kata lain,
Sehingga penelitian ini bertujuan untuk menunjukkan kekonvergenan seragam lebih kuat dari pada
karakteristik dari barisan fungsi yang menjamin
ekuivalensi dari dua jenis kekonvergenan tersebut. Terkait kekonvergenan pointwise dengan
dengan ekuivalensi kekonvergenan pointwise dan kemampuannya mempertahankan sifat
kekonvergenan seragam, dapat ditunjukkan karakteristik kekontinuan fungsi. Meski demikian, namun ada
barisan fungsi yang menjadi syarat terjadinya ekuivalensi hal dimana kekonvergenan pointwise dan
yaitu barisan yang monoton dan terbatas serta ketunggalan kekonvergenan seragam bernilai sama.
nilai limitnya. Selain itu ditunjukkan karakteristik fungsi
yang menjamin terjadinya ekuivalensi yaitu barisan fungsi Pembahasan dalam tulisan ini akan mencari
monoton seragam. ekuivalensi dari kedua kekonvergean tersebut.
Pembahasan mengenai ekuivaensi akan dibatasi
Kata Kunci: barisan fungsi, konvergen pointwise, pada interval [𝑎𝑎, 𝑏𝑏].
konvergen seragam
2. TINJAUAN PUSTAKA
1. PENDAHULUAN
Sistem bilangan real
Salah satu cabang dari matematika analisis Himpunan dalam bilangan real biasa disajikan
adalah barisan. Barisan dapat diartikan sebagai dalam bentuk interval atau yang lain. Bentuk
fungsi dari himpunan bilangan asli kehimpunan tersebut menyatakan batasan dari himpunan.
bilangan real (𝑓𝑓: 𝑁𝑁 → 𝑅𝑅). Barisan telah
mengalami perkembangan yang cukup besar, Definisi 1. Diberikan subset tak kosong 𝑆𝑆 ⊂ 𝑅𝑅
khususnya dalam mencari sifat-sifat yang Himpunan 𝑆𝑆 dikatakan terbatas keatas
dimiliki serta kekonvergenannya. Hingga saat (𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏 𝑎𝑎𝑏𝑏𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜) jika terdapat suatu bilangan
ini sifat-sifat barisan tetap menarik untuk dikaji. 𝑢𝑢 ∈ 𝑅𝑅 sedemikian hingga 𝑠𝑠 ≤ 𝑢𝑢 untuk semua
Barisan fungsi merupakan salah satu bentuk dari 𝑠𝑠 ∈ 𝑆𝑆. Setiap bilangan 𝑢𝑢 seperti ini disebut
barisan yang elemen-elemennya berupa fungsi. dengan batas atas (𝑢𝑢𝑢𝑢𝑢𝑢𝑢𝑢𝑢𝑢 𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏) dari 𝑆𝑆.
Dimana bentuk fungsi yang merupakan suku ke- a) Himpunan 𝑆𝑆 dikatakan terbatas kebawah
n bergantung pada bilangan asli. Seperti halnya (𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏 𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏) jika terdapat suatu
barisan bilangan riil, barisan fungsi juga bilangan 𝑤𝑤 ∈ 𝑅𝑅 sedemikian hingga 𝑤𝑤 ≤ 𝑠𝑠
memiliki sifat dan kekonvergenannya pun dapat untuk semua 𝑠𝑠 ∈ 𝑆𝑆. Setiap bilangan 𝑤𝑤 seperti
diselidiki. Seperti pada barisan bilangan riil,
ini disebut dengan batas bawah
ketika dihadapkan dengan sebuah barisan fungsi
{fn} maka terjadi ketertarikan untuk mengetahui (𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙 𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏) dari 𝑆𝑆.
perilaku fn apabila 𝑛𝑛 → ∞. b) Suatu himpunan dikatakan terbatas
Kekonvergenan dalam barisan fungsi terdapat (𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏) jika terbatas keatas dan terbatas
dua jenis, yaitu kekonvergenan pointwise dan

15
Jurnal Msa Vol. 6 No. 2 Ed. Juli-Desember 2018

kebawah. Jika tidak, maka dikatakan tidak Beberapa sifat barisan konvergen dapat dilihat
terbatas(𝑢𝑢𝑢𝑢𝑢𝑢𝑢𝑢𝑢𝑢𝑢𝑢𝑢𝑢𝑢𝑢𝑢𝑢). dalam teorema berikut yang menyangkut
Suatu himpunan yang terbatas dapat dengan ketunggalan nilai limit dan keterbatasan barisan.
diketahui dengan mudah batasnya. Akan tetapi Teorema 5. Jika barisan ( 𝑥𝑥𝑛𝑛 ) konvergen, maka
lain halnya dengan batas optimum terkadang ( 𝑥𝑥𝑛𝑛 ) mempunyai paling banyak satu limit
tidak dimiliki oleh suatu himpunan. Dalam (limitnya tunggal).
bagian ini akan dijelaskan mengenai batas atas
terkecil dan batas bawah terbesar dari suatu Bukti:
himpunan. Misalkan lim (𝑥𝑥𝑛𝑛 ) = 𝑥𝑥′dan lim (𝑥𝑥𝑛𝑛 ) = 𝑥𝑥"
𝑛𝑛→∞ 𝑛𝑛→∞
Definisi 2. Diberikan subset tak kosong R dengan 𝑥𝑥′ ≠ 𝑥𝑥". Jika diambil 𝜀𝜀 > 0 terdapat 𝐾𝐾′
a) Jika 𝑆𝑆 terbatas keatas, maka suatu bilangan 𝑢𝑢 𝜀𝜀
sedemikian sehingga |𝑥𝑥𝑛𝑛 − 𝑥𝑥 ′ | < 2 untuk setiap
disebut supremum (batas atas terkecil) dari 𝑆𝑆
𝑛𝑛 ≥ 𝐾𝐾" dan terdapat 𝐾𝐾" sedemikian sehingga
jika memenuhi kondisi berikut: 𝜀𝜀
|𝑥𝑥𝑛𝑛 − 𝑥𝑥| < untuk semua 𝑛𝑛 ≥ 𝐾𝐾". Dipilih
1) 𝑢𝑢 merupakan batas atas 𝑆𝑆, dan 2
𝐾𝐾 =max{𝐾𝐾 ′ , 𝐾𝐾"}. Menurut Ketaksamaan
2) Jika 𝑣𝑣 adalah sebarang batas atas 𝑆𝑆, 𝑢𝑢 ≤ 𝑣𝑣. Segitiga untuk 𝑛𝑛 ≥ 𝐾𝐾 diperoleh
Ditulis 𝑢𝑢 = sup 𝑆𝑆
b) Jika 𝑆𝑆 terbatas kebawah, maka suatu bilangan |𝑥𝑥 ′ − 𝑥𝑥"|=|x'-xn +xn -x"|
𝑤𝑤 disebut infimum (batas bawah terbesar) = |𝑥𝑥 ′ − 𝑥𝑥𝑛𝑛 | + |𝑥𝑥𝑛𝑛 − 𝑥𝑥"|
dari 𝑆𝑆 jika memenuhi kondisi berikut: 𝜀𝜀 𝜀𝜀
< 2 + 2 = 𝜀𝜀
1) 𝑤𝑤 merupakan batas bawah 𝑆𝑆, dan
2) Jika 𝑡𝑡 adalah sebarang batas atas 𝑆𝑆, 𝑡𝑡 ≤ 𝑤𝑤. Karena berlaku untuk setiap 𝜀𝜀 > 0 , maka 𝑥𝑥 ′ −
Ditulis 𝑤𝑤 = inf 𝑆𝑆. 𝑥𝑥" = 0 yang berarti 𝑥𝑥 ′ = 𝑥𝑥". Kontradiksi dengan
Suatu himpunan tak kosong 𝑆𝑆 subset dari 𝑅𝑅 pengandaian, sehingga terbukti bahwa limit
memiliki supremum yang tunggal, sebab sup 𝑆𝑆 (𝑥𝑥𝑛𝑛 ) tunggal.
merupakan batas atas terkecil dari 𝑆𝑆. Hal Teorema 6. Jika 𝑋𝑋 = (𝑥𝑥𝑛𝑛 ) konvergen, maka
tersebut berlaku pula untuk infimum suatu 𝑋𝑋 = (𝑥𝑥𝑛𝑛 ) terbatas.
himpunan.
Bukti:
Barisan bilangan real Diketahui lim(𝑥𝑥𝑛𝑛 ) = 𝑥𝑥 dan ambil 𝜀𝜀 = 1, maka
Barisan bilangan real merupakan pemetaan dari terdapat bilangan asli 𝐾𝐾 = 𝐾𝐾(1) sedemikian
bilangan asli kebilangan real yang diperjelas hingga berlaku |𝑥𝑥𝑛𝑛 − 𝑥𝑥| < 1 untuk semua 𝑛𝑛 ≥
dengan definisi berikut 𝐾𝐾 . Dengan ketaksamaan segitiga untuk 𝑛𝑛 ≥ 𝐾𝐾
maka diperoleh
Definisi 3 |𝑥𝑥𝑛𝑛 | = |𝑥𝑥𝑛𝑛 − 𝑥𝑥 + 𝑥𝑥| ≤ |𝑥𝑥𝑛𝑛 − 𝑥𝑥| + |𝑥𝑥|
Barisan bilangan real (atau barisan di R) adalah < 1 + |𝑥𝑥|
fungsi yang didefinisikan pada himpunan 𝑁𝑁 Jika dipilih
dengan range dalam 𝑅𝑅. 𝑀𝑀 = sup{|𝑥𝑥1 |, |𝑥𝑥2 |, … , |𝑥𝑥𝑘𝑘−1 |, 1 + |𝑥𝑥|}
Selanjutnya, suatu barisan dikatakan konvergen Maka terbukti bahwa |𝑥𝑥𝑛𝑛 | ≤ 𝑀𝑀 untuk semua
kesuatu titik jika barisan tersebut memiliki limit. 𝑛𝑛 ∈ 𝑁𝑁.
Definisi 4 Suatu barisan dikatakan monotn naik apabila
Barisan 𝑋𝑋 = (𝑥𝑥𝑛𝑛 ) dikatakan konvergen ke 𝑥𝑥 ∈ 𝑥𝑥𝑛𝑛 ≤ 𝑥𝑥𝑛𝑛+1 untuk semua 𝑛𝑛 ∈ 𝑁𝑁 dan barisan
𝑅𝑅, atau 𝑥𝑥 dikatakan limit barisan (𝑥𝑥𝑛𝑛 ) jika untuk dikatakan monoton tuerun apabila 𝑥𝑥𝑛𝑛 ≥
setiap 𝜀𝜀 > 0 terdapat bilangan asli 𝐾𝐾(𝜀𝜀) 𝑥𝑥𝑛𝑛+1 untuk semua 𝑛𝑛 ∈ 𝑁𝑁.
sedemikian hingga untuk setiap 𝑛𝑛 ≥ 𝐾𝐾(𝜀𝜀), Teorema 7
untuk 𝑥𝑥𝑛𝑛 berlaku |𝑥𝑥𝑛𝑛 − 𝑥𝑥| < 𝜀𝜀. (i) Jika 𝑋𝑋 = (𝑥𝑥𝑛𝑛 ) naik (monoton) dan terbatas
ke atas, maka 𝑋𝑋 = (𝑥𝑥𝑛𝑛 ) konvergen dengan

16
Jurnal Msa Vol. 6 No. 2 Ed. Juli-Desember 2018

lim(𝑥𝑥𝑛𝑛 ) = sup{𝑥𝑥𝑛𝑛 : 𝑛𝑛 ∈ 𝑁𝑁}. pertidaksamaan. Sehingga jelas bahwa dalam


(ii) Jika 𝑋𝑋 = (𝑥𝑥𝑛𝑛 ) turun (monoton) dan terbatas memenuhi pertidak samaan, 𝑛𝑛 bergantung
ke bawah, maka 𝑋𝑋 = (𝑥𝑥𝑛𝑛 ) konvergen terhadap nilai 𝑥𝑥 dan 𝜀𝜀.
dengan Selanjutnya, suatu barisan yang knvergen
seragam hanya bergantung pada nilai 𝜀𝜀 dan
lim(𝑥𝑥𝑛𝑛 ) = inf{𝑥𝑥𝑛𝑛 : 𝑛𝑛 ∈ 𝑁𝑁}. berlaku untuk semua nilai 𝑥𝑥 dalam interval.
Bukti: Keknvergenan seragam didefinisikan sebagai
Karena 𝑋𝑋 = (𝑥𝑥𝑛𝑛 ) terbatas ke atas, maka terdapat berikut.
𝑀𝑀 ∈ 𝑁𝑁 sedemikian hingga 𝑥𝑥𝑛𝑛 ≤ 𝑀𝑀 untuk semua Definisi 10. Barisan fungsi {𝑓𝑓𝑛𝑛 } bernilai riil di
∈ 𝑁𝑁 . Namakan 𝐴𝐴 = {𝑥𝑥𝑛𝑛 : 𝑛𝑛 ∈ 𝑁𝑁}, maka ⊂ 𝑅𝑅 , 𝐸𝐸 ⊆ 𝑅𝑅. Barisan fungsi {𝑓𝑓𝑛𝑛 } dikatakan
terbatas ke atas dan tidak kosong. Menurut Sifat konvergen seragam ke fungsi 𝑓𝑓 di 𝐸𝐸, jika
Lengkap, maka 𝐴𝐴 memiliki supremum, misalkan diberikan 𝜀𝜀 > 0, ∃ 𝑁𝑁𝜀𝜀 ∋ |𝑓𝑓𝑛𝑛 (𝑥𝑥) − 𝑓𝑓(𝑥𝑥)| < 𝜀𝜀,
𝑥𝑥 = sup 𝐴𝐴. Diambil 𝜀𝜀 > 0, maka terdapat 𝐾𝐾 ∈ ∀𝑛𝑛 ≥ 𝑁𝑁𝜀𝜀 , 𝑥𝑥 ∈ 𝐸𝐸. Fungsi 𝑓𝑓(𝑥𝑥) merupakan nilai
𝑁𝑁 sedemikian hingga 𝑥𝑥 − 𝜀𝜀 < 𝑥𝑥𝑘𝑘 ≤ 𝑥𝑥. Karena 𝑋𝑋 limit dari 𝑓𝑓𝑛𝑛 (𝑥𝑥) untuk nilai 𝑛𝑛 → ∞.
monoton naik, maka untuk ∀𝑛𝑛 ≥ 𝐾𝐾 berlaku
Akibat 11. Barisan fungsi {𝑓𝑓𝑛𝑛 } tidak konvergen
𝑥𝑥 − 𝜀𝜀 < 𝑥𝑥𝑘𝑘 ≤ 𝑥𝑥𝑛𝑛 ≤ 𝑥𝑥 < 𝑥𝑥 + 𝜀𝜀 seragam ke 𝑓𝑓 di 𝐸𝐸 jika dan hanya jika ∃𝜀𝜀0 > 0 ∋
Atau ∄𝑁𝑁 yang memenuhi |𝑓𝑓𝑛𝑛 (𝑥𝑥) − 𝑓𝑓(𝑥𝑥)| < 𝜀𝜀0 ∀𝑛𝑛 ≥
𝑥𝑥 − 𝜀𝜀 < 𝑥𝑥𝑛𝑛 < 𝑥𝑥 + 𝜀𝜀 ⇔ |𝑥𝑥𝑛𝑛 − 𝑥𝑥| < 𝜀𝜀 𝑁𝑁𝜀𝜀0 , ∀𝑥𝑥 ∈ 𝐸𝐸.
Ini membuktikan bahwa 𝑋𝑋 = (𝑥𝑥𝑛𝑛 ) konvergen Bukti:
ke 𝑥𝑥 = lim(𝑥𝑥𝑛𝑛 ) = sup{𝑥𝑥𝑛𝑛 : 𝑛𝑛 ∈ 𝑁𝑁}. Sesuai dengan definisi bariasan konvergen
pembuktian untuk infimum serupa. seragam bahwa Barisan fungsi {𝑓𝑓𝑛𝑛 } dikatakan
Barisan fungsi konvergen seragam ke fungsi 𝑓𝑓 di 𝐸𝐸, jika
Barisan fungsi merupakan barisan yang diberikan 𝜀𝜀 > 0, ∃ 𝑁𝑁𝜀𝜀 ∋ |𝑓𝑓𝑛𝑛 (𝑥𝑥) − 𝑓𝑓(𝑥𝑥)| < 𝜀𝜀,
elemennya adalah berupa fungsi. Sehingga ∀𝑛𝑛 ≥ 𝑁𝑁𝜀𝜀 , 𝑥𝑥 ∈ 𝐸𝐸. Fungsi 𝑓𝑓(𝑥𝑥) merupakan nilai
fungsi untuk setiap suku bergantung pada limit dari 𝑓𝑓𝑛𝑛 (𝑥𝑥) untuk nilai 𝑛𝑛 → ∞, diketahui
bilangan asli. Baisan fungsi konvergen terbagi bahwa jika diambil 𝜀𝜀 > 0 maka ∀𝑛𝑛 ≥ 𝑁𝑁𝜀𝜀
atas konvergen pointwise dan konvergen memenuhi pertidaksamaan |𝑓𝑓𝑛𝑛 (𝑥𝑥) − 𝑓𝑓(𝑥𝑥)| < 𝜀𝜀.
seragam. Kekonvergenan pointwise Jadi, jika diambil 𝜀𝜀 > 0 sehingga tidak ada 𝑛𝑛 ≥
didefinisikan sebagai berikut. 𝑁𝑁𝜀𝜀 yang memenuhi pertidaksamaan |𝑓𝑓𝑛𝑛 (𝑥𝑥) −
𝑓𝑓(𝑥𝑥)| < 𝜀𝜀 maka 𝑓𝑓𝑛𝑛 (𝑥𝑥) dinyatakan tidak
Definisi 8
konvergen seragam.
Barisan fungsi {𝑓𝑓𝑛𝑛 } dikatakan konvergen
Seperti halnya dalam barisan bilangan real,
pointwise ke suatu fungsi 𝑓𝑓 jika lim 𝑓𝑓𝑛𝑛 (𝑥𝑥) =
𝑛𝑛→∞ dalam barisan fungsi juga dikenal kriteria
𝑓𝑓(𝑥𝑥), untuk setiap 𝑥𝑥 ∈ 𝐸𝐸 dimana 𝐸𝐸 ⊆ 𝑅𝑅. Cauchy dengan memperhatikan nilai mutlak dari
Definisi tersebut cukup jelas menggambarkan selisih suku yang berdekatan sebagaimana
bahwa nilai interval yang diberikan sangat disajikan dalam teorema berikut.
mempengaruhi nilai limitnya sebagaimana
dalam lemma berikut. Teorema 12 (Kriteria Cauchy)
Barsian fungsi {𝑓𝑓𝑛𝑛 } konvergen seragam ke 𝑓𝑓 di
Lemma 9 𝐸𝐸 jika dan hanya jika diberikan 𝜀𝜀0 > 0 maka ada
Suatu barisan fungsi {𝑓𝑓𝑛𝑛 } pada himpunan 𝐴𝐴 ⊆ 𝑅𝑅 bilangan asli 𝑁𝑁𝜀𝜀 ∈ 𝑁𝑁 sedemikan sehingga
konvergen ke suatu fungsi jika dan hanya jika |𝑓𝑓𝑚𝑚 (𝑥𝑥) − 𝑓𝑓𝑛𝑛 (𝑥𝑥)| < 𝜀𝜀, untuk semua 𝑚𝑚, 𝑛𝑛 ≥ 𝑁𝑁𝜀𝜀 ;
untuk setiap 𝜀𝜀 > 0 dan setiap 𝑥𝑥 ∈ 𝐴𝐴 ada bilangan 𝑥𝑥 ∈ 𝐸𝐸.
asli 𝑁𝑁𝜀𝜀,𝑥𝑥 sedemikian sehingga untuk semua 𝑛𝑛 ≥
𝑁𝑁𝜀𝜀,𝑥𝑥 berlaku |𝑓𝑓𝑛𝑛 (𝑥𝑥) − 𝑓𝑓(𝑥𝑥)| < 𝜀𝜀. Bukti:
Misalkan {𝑓𝑓𝑛𝑛 } konvergen seragam ke 𝑓𝑓 di 𝐸𝐸.
𝜀𝜀
Bukti: Diberikan 𝜀𝜀 > 0 ⟹ 2 > 0, barisan fungsi {𝑓𝑓𝑛𝑛 }
Pertidaksamaan di atas menunjukkan bahwa
konvergen seragam ke 𝑓𝑓 sedemikian sehingga
𝑥𝑥 berpengaruh terhadap 𝑛𝑛 untuk memenuhi

17
Jurnal Msa Vol. 6 No. 2 Ed. Juli-Desember 2018
𝜀𝜀
|𝑓𝑓𝑛𝑛 (𝑥𝑥) − 𝑓𝑓(𝑥𝑥)| = |𝑓𝑓(𝑥𝑥) − 𝑓𝑓𝑛𝑛 (𝑥𝑥)| < . 𝑚𝑚 4. PEMBAHASAN
2
merupakan bilangan asli juga dimana 𝑚𝑚 ≥ 𝑁𝑁𝜀𝜀 ,
𝜀𝜀 Hubungan keknvergenan pointwise dan
berlaku |𝑓𝑓𝑚𝑚 (𝑥𝑥) − 𝑓𝑓(𝑥𝑥)| < 2. Maka diperoleh kekonvergenan seragam
|𝑓𝑓𝑚𝑚 (𝑥𝑥) − 𝑓𝑓𝑛𝑛 (𝑥𝑥)| = |(𝑓𝑓𝑚𝑚 (𝑥𝑥) − 𝑓𝑓(𝑥𝑥)) + Kekonvergenan seragam yang menyatakan limit
(𝑓𝑓(𝑥𝑥) − 𝑓𝑓𝑛𝑛 (𝑥𝑥))| ≤ |𝑓𝑓𝑚𝑚 (𝑥𝑥) − 𝑓𝑓(𝑥𝑥)| + barisan {𝑓𝑓𝑓𝑓} yang berlaku untuk semua nilai 𝑥𝑥
𝜀𝜀 𝜀𝜀 mengakibatkan kekonvergenan pointwise atau
| 𝑓𝑓(𝑥𝑥) − 𝑓𝑓𝑛𝑛 (𝑥𝑥)| < + = 𝜀𝜀.
2 2 dengan kata lain, kekonvergenan pointwise
Kemampuan dari kekonvergenan seragam merupakan syarat perlu untuk kekonvergenan
dalam mempertahankan kekontinuan fungsi seragam. Hal ini dapat dilihat dari definisi
terdapat dalam teorema berikut. konvergen pointwise yang diperjelas dengan
lemma 2.45 bahwa, Barisan {𝑓𝑓𝑓𝑓} ∈ 𝐸𝐸 ⊆ 𝑅𝑅
Teorema 13 konvergen pointwise ke suatu fungsi jika dan
Misalkan {𝑓𝑓𝑛𝑛 } konvergen seragam ke 𝑓𝑓 pada hanya jika ∀𝜀𝜀 > 0 dan ∀𝑥𝑥 ∈ 𝐸𝐸, ∃𝑁𝑁𝜀𝜀,𝑥𝑥 ∈ 𝑁𝑁 ∋
suatu interval 𝐼𝐼 ⊆ 𝑅𝑅. Jika 𝑓𝑓𝑛𝑛 kontinu di 𝑐𝑐 ∈ 𝐼𝐼 ∀𝑛𝑛 ≥ 𝑁𝑁𝜀𝜀,𝑥𝑥 , berlaku |𝑓𝑓𝑛𝑛 (𝑥𝑥) − 𝑓𝑓(𝑥𝑥)| < 𝜀𝜀.
untuk tiap 𝑛𝑛 ∈ 𝑁𝑁, maka 𝑓𝑓 juga kontinu di 𝑐𝑐. Pertidaksamaan ini menyatakan bahwa untuk
Bukti: memenuhi pertidaksamaan, 𝑛𝑛 tidak hanya
Ambil 𝜀𝜀 > 0, kemudian pilih 𝑁𝑁 ∈ ℕ dipengaruhi oleh nilai 𝜀𝜀, akan tetapi 𝑥𝑥 juga
sedemikian sehingga untuk setiap 𝑛𝑛 ≥ 𝑁𝑁 dan berpengaruh dalam memenuhi pertidaksamaan.
𝜀𝜀 Kemudian menurut definisi konvergen seragam,
𝑥𝑥 ∈ 𝐼𝐼 berlaku |𝑓𝑓𝑓𝑓(𝑥𝑥) − 𝑓𝑓(𝑥𝑥)| < 3 . Karena 𝑓𝑓𝑁𝑁
Barisan 𝑓𝑓𝑛𝑛 (𝑥𝑥) ∈ 𝐸𝐸 ⊆ 𝑅𝑅 konvergen seragam
kontinu di 𝑐𝑐, maka suatu interval 𝐼𝐼𝛿𝛿 (𝑐𝑐) ⊆ 𝐼𝐼 yang kesuatu fungsi di 𝐸𝐸, jika diberikan 𝜀𝜀 > 0, ∃ 𝑁𝑁𝜀𝜀 ∋
memuat 𝑐𝑐 sedemikian sehingga untuk setiap 𝑥𝑥 ∈ |𝑓𝑓𝑛𝑛 (𝑥𝑥) − 𝑓𝑓(𝑥𝑥)| < 𝜀𝜀, ∀𝑛𝑛 ≥ 𝑁𝑁𝜀𝜀 , 𝑥𝑥 ∈ 𝐸𝐸.
𝜀𝜀
𝐼𝐼𝛿𝛿 (𝑥𝑥) berlaku |𝑓𝑓𝑁𝑁 (𝑥𝑥) − 𝑓𝑓(𝑥𝑥)| < 3 . Jadi, Pertidaksamaan ini menunjukkan bahwa dalam
untuk setiap 𝑥𝑥 ∈ 𝐼𝐼𝛿𝛿 (𝑐𝑐), kita mempunyai memenuhi pertidaksamaan, hanya nilai 𝜀𝜀 yang
|𝑓𝑓(𝑥𝑥) − 𝑓𝑓(𝑐𝑐)| ≤ |𝑓𝑓(𝑥𝑥) − 𝑓𝑓𝑁𝑁 (𝑥𝑥)| + berpengaruh terhadap 𝑛𝑛 dan nilai 𝜀𝜀 berlaku
𝜀𝜀 untuk semua nilai 𝑥𝑥.
|𝑓𝑓𝑁𝑁 (𝑥𝑥) − 𝑓𝑓𝑁𝑁 (𝑐𝑐)| + |𝑓𝑓𝑁𝑁 (𝑐𝑐) − 𝑓𝑓(𝑐𝑐)| < 3 +
𝜀𝜀 𝜀𝜀 Penjelasan tersebut menunjukkan bahwa
3
+ 3 = 𝜀𝜀. Ini membuktikan bahwa 𝑓𝑓 kekonvergenan pointwise memuat
kontinu di 𝑐𝑐. kekonvergenan seragam yang berarti suatu
barisan {𝑓𝑓𝑓𝑓} konvergen seragam jika dan hanya
3. METODOLOGI jika {𝑓𝑓𝑓𝑓} konvergen pointwise dan ketika nilai
dari keduanya ada maka nilainya sama.
ini merupakan kajian teori mengenai
Sifat-sifat kekonvergenan pointwise
kekonvergenan barisan fungsi yaitu ekuivalensi Kekonvergenan pointwise memiliki kekurangan
kekonvergenan pointwise dan kekonvergenan dalam hal kekontinuan. Hal tersebut
seragam. Prosedur pada penelitian ini adalah mengindikasikan bahwa nilai limitnya dapat
menunjukkan hubungan dari kedua lebih dari satu. Hal ini disebabkan karena
keknvergenan berdasarkan definisinya.
kekonvergenan tersebut dipengaruhi oleh nilai 𝑥𝑥
Kemudian menganalisis sifat-sifat yang berlaku
sehinnga dapat menimbulkan nilai limit yang
pada kedua kekonvergenan tersebut.
berbeda dalam suatu interval.
Selanjutnya, menentukan sifat-sifat yang
Kasus 14. Tentukan kekonvergenan barisan
berlaku pada kekonvergenan pointwise
fungsi 𝑓𝑓𝑛𝑛 (𝑥𝑥) = 𝑥𝑥 𝑛𝑛 ; 𝑥𝑥 ∈ [0,1].
sekaligus pada kekonvergenan seragam.
Penyelesaian:
Terakhir, akan ditunjukkan ekuivalensi
Fungsi 𝑓𝑓𝑛𝑛 (𝑥𝑥) = lim 𝑥𝑥 𝑛𝑛 = 0, untuk 𝑥𝑥 ∈ [0,1)
kekonvergenan berdasarkan karakteristik 𝑛𝑛→∞
barisan fungsi yang didapat dari sifat-sifat dan 𝑓𝑓𝑛𝑛 (𝑥𝑥) = lim 𝑥𝑥 𝑛𝑛 = 1, untuk 𝑥𝑥 = 1 yang
𝑛𝑛→∞
kekonvergenan barisan. berarti ∀𝜀𝜀 > 0 , 𝑥𝑥 ∈ 𝐸𝐸, ∀𝑛𝑛 ≥ 𝑁𝑁𝜀𝜀,𝑥𝑥 berlaku
1
|𝑓𝑓𝑛𝑛 (𝑥𝑥) − 𝑓𝑓(𝑥𝑥)| = |𝑥𝑥 𝑛𝑛 − 0| < 𝑛𝑛 < 𝜀𝜀 untuk 𝑥𝑥 ∈
[0,1) dan |𝑓𝑓𝑛𝑛 (𝑥𝑥) − 𝑓𝑓(𝑥𝑥)| = |𝑥𝑥 𝑛𝑛 − 1| = 0 < 𝜀𝜀

18
Jurnal Msa Vol. 6 No. 2 Ed. Juli-Desember 2018

untuk 𝑥𝑥 = 1. Secara umum diketahui bahwa tersebut seperti ketunggalan nilai limit dan
Barisan fungsi 𝑓𝑓𝑛𝑛 (𝑥𝑥) = 𝑥𝑥 𝑛𝑛 konvergen pointwise keterbatasan barisan konvergen.
di 𝑥𝑥 ∈ [0,1] yaitu konvergen pointwise ke 0
Teorema 17. Jika barisan {𝑓𝑓𝑓𝑓} konvergen
untuk 𝑥𝑥 ∈ [0,1) dan konvergen pointwise ke 1
seragam, maka limit barisan {𝑓𝑓𝑓𝑓} tunggal.
untuk 𝑥𝑥 = 1.
Suatu barisan fungsi dikatakan terbatas apabila Bukti:
barisan tersebut terbatas keatas dan terbatas Andaikan barisan {𝑓𝑓𝑓𝑓} konvergen ke 𝑓𝑓 dan 𝑔𝑔
kebawah atau 𝑐𝑐 ≤ 𝑓𝑓𝑛𝑛 ≤ 𝑔𝑔. Selanjutnya terema dengan 𝑓𝑓 ≠ 𝑔𝑔. Maka untuk sebarang 𝜀𝜀 > 0
keterbatasan barisan dpat berlaku pada 𝜀𝜀
terdapat 𝐾𝐾𝜀𝜀 ′ sedemikian sehingga |𝑓𝑓𝑛𝑛 − 𝑓𝑓| < 2
kekonvergenan pointwise di [𝑎𝑎, 𝑏𝑏].
untuk setiap 𝑛𝑛 ≥ 𝐾𝐾𝜀𝜀 ′ dan terdapat 𝐾𝐾𝜀𝜀 "
𝜀𝜀
Teorema 15. barisan fungsi 𝑓𝑓𝑛𝑛 (𝑥𝑥) yang sedemikian sehingga |𝑓𝑓𝑛𝑛 − 𝑔𝑔| < 2 untuk setiap
konvergen pointwise adalah barisan terbatas. 𝑛𝑛 ≥ 𝐾𝐾𝜀𝜀 ". Dipilih 𝐾𝐾𝜀𝜀 = max{𝐾𝐾𝜀𝜀 ′ , 𝐾𝐾𝜀𝜀 "}.
Bukti: Menggunakan Ketaksamaan Segitiga, maka
andaikan {𝑓𝑓𝑓𝑓} konvergen ke 𝑓𝑓 dan ambil 𝜀𝜀 = 1, untuk 𝑛𝑛 ≥ 𝐾𝐾𝜀𝜀 diperoleh
maka terdapat bilangan asli 𝐾𝐾𝜀𝜀,𝑥𝑥 = 𝐾𝐾(1) |𝑓𝑓 − 𝑔𝑔|=|𝑓𝑓 - 𝑓𝑓n + 𝑓𝑓n -𝑔𝑔|
sedemikian hingga berlaku |𝑓𝑓𝑛𝑛 − 𝑓𝑓| < 1 untuk = |𝑓𝑓 − 𝑓𝑓𝑛𝑛 | + |𝑓𝑓𝑛𝑛 − 𝑔𝑔|
semua 𝑛𝑛 ≥ 𝐾𝐾𝜀𝜀,𝑥𝑥 . Jika digunakan ketaksamaan 𝜀𝜀 𝜀𝜀
< 2 + 2 = 𝜀𝜀
segitiga dengan 𝑛𝑛 ≥ 𝐾𝐾𝜀𝜀,𝑥𝑥 maka didapat
|𝑓𝑓𝑛𝑛 | = |𝑓𝑓𝑛𝑛 − 𝑓𝑓 + 𝑓𝑓| ≤ |𝑓𝑓𝑛𝑛 − 𝑓𝑓| + |𝑓𝑓| < Karena berlaku untuk setiap 𝜀𝜀 > 0 , maka 𝑓𝑓 −
1 + |𝑓𝑓| 𝑔𝑔 = 0 yang berarti 𝑓𝑓 = 𝑔𝑔. Kontradiksi dengan
Jika dipilih pengandaian. Jadi, terbukti bahwa limitnya
tunggal.
𝑀𝑀 = sup{|𝑓𝑓1 |, |𝑓𝑓2 |, … , |𝑓𝑓𝑘𝑘−1 |, 1 + |𝑓𝑓|} Ketunggalan nilai limit pada barisan fungsi yang
Maka itu menyatakan bahwa |𝑓𝑓𝑛𝑛 | ≤ 𝑀𝑀 untuk konvergen seragam merupakan indikasi dari
semua 𝑛𝑛 ∈ 𝑁𝑁𝜀𝜀,𝑥𝑥 kekontinuan nilai 𝑓𝑓(𝑥𝑥) yang merupakan limit
Kasus 16: dari barisan 𝑓𝑓𝑛𝑛 (𝑥𝑥).
Tentukan kekonvergenan barisan fungsi Teorema 18. Jika barisan {𝑓𝑓𝑓𝑓} konvergen
1
𝑓𝑓𝑛𝑛 (𝑥𝑥) = 𝑛𝑛𝑛𝑛 untuk 0 ≤ 𝑥𝑥 < dan seragam, maka {𝑓𝑓𝑓𝑓} terbatas.
𝑛𝑛
1
𝑓𝑓𝑛𝑛 (𝑥𝑥) = 1 untuk 𝑛𝑛 ≤ 𝑥𝑥 ≤ 1. Dapat dilihat Bukti:
bahwa 𝑓𝑓𝑛𝑛 (𝑥𝑥) terbatas 0 ≤ 𝑓𝑓𝑛𝑛 ≤ 1 dan naik Diketahui {𝑓𝑓𝑓𝑓} konvergen ke 𝑓𝑓 dan ambil 𝜀𝜀 =
monoton 𝑓𝑓𝑛𝑛 ≤ 𝑓𝑓𝑛𝑛+1 untuk setiap 𝑛𝑛. Fungsi 1, maka terdapat bilangan asli 𝐾𝐾𝜀𝜀 = 𝐾𝐾(1)
𝑓𝑓𝑛𝑛 (𝑥𝑥) = lim 𝑛𝑛𝑛𝑛 = 1, untuk 𝑥𝑥 ∈ (0,1] dan sedemikian hingga berlaku |𝑓𝑓𝑛𝑛 − 𝑓𝑓| < 1 untuk
𝑛𝑛→∞
𝑓𝑓𝑛𝑛 (𝑥𝑥) = lim 𝑛𝑛𝑛𝑛 = 0, untuk 𝑥𝑥 = 0 yang berarti semua 𝑛𝑛 ≥ 𝐾𝐾𝜀𝜀 . Jika digunkan ketaksamaan
𝑛𝑛→∞ segitiga dengan 𝑛𝑛 ≥ 𝐾𝐾𝜀𝜀 maka didapat
∀𝜀𝜀 > 0 , 𝑥𝑥 ∈ 𝐸𝐸, ∀𝑛𝑛 ≥ 𝑁𝑁𝜀𝜀,𝑥𝑥 berlaku |𝑓𝑓𝑛𝑛 (𝑥𝑥) −
𝑓𝑓(𝑥𝑥)| = |𝑛𝑛𝑛𝑛 − 1| ≤ 0 < 𝜀𝜀 untuk 𝑥𝑥 ∈ (0,1] dan |𝑓𝑓𝑛𝑛 | = |𝑓𝑓𝑛𝑛 − 𝑓𝑓 + 𝑓𝑓| ≤ |𝑓𝑓𝑛𝑛 − 𝑓𝑓| + |𝑓𝑓| < 1 + |𝑓𝑓|
|𝑓𝑓𝑛𝑛 (𝑥𝑥) − 𝑓𝑓(𝑥𝑥)| = |𝑛𝑛𝑛𝑛 − 0| = 0 < 𝜀𝜀 untuk 𝑥𝑥 = Jika dipilih
0. Secara umum diketahui bahwa Barisan fungsi 𝑀𝑀 = sup{|𝑓𝑓1 |, |𝑓𝑓2 |, … , |𝑓𝑓𝑘𝑘−1 |, 1 + |𝑓𝑓|}
𝑓𝑓𝑛𝑛 (𝑥𝑥) = 𝑛𝑛𝑛𝑛 konvergen pointwise di 𝑥𝑥 ∈ [0,1] Maka itu menyatakan bahwa |𝑓𝑓𝑛𝑛 | ≤ 𝑀𝑀 untuk
yaitu konvergen pointwise ke 1 untuk 𝑥𝑥 ∈ (0,1] semua 𝑛𝑛 ∈ 𝑁𝑁𝜀𝜀
dan konvergen pointwise ke 0 untuk 𝑥𝑥 = 0. Sebagaimana dalam barisan bilangan real,
Sifat-sifat kekonvergenan seragam barisan {𝑓𝑓𝑓𝑓} dikatakan naik monoton jika 𝑓𝑓𝑛𝑛 ≤
Kekonvergenan seragam merupakan 𝑓𝑓𝑛𝑛+1 dan barisan {𝑓𝑓𝑓𝑓} dikatakan turun monoton
kekonvergenan barisan fungsi yang mirip jika 𝑓𝑓𝑛𝑛 ≥ 𝑓𝑓𝑛𝑛+1 . Sebuah barisan {𝑓𝑓𝑓𝑓} dikatakan
dengan kekonvergenan barisan bilangan real. hal monoton apabila {𝑓𝑓𝑓𝑓} monoton naik atau
itu dapat dilihat dengan berlakunya teorema monoton turun. Suatu barisan {𝑓𝑓𝑓𝑓} yang
dalam barisan bilangan real pada kekonvergenan monoton naik atau monoton turun dan juga

19
Jurnal Msa Vol. 6 No. 2 Ed. Juli-Desember 2018

terbatas belum tentu konvergen seragam. Hal ini Sifat-sifat yang mengakibatkan ekuivalensi
disebakan barisan {𝑓𝑓𝑓𝑓} belum tentu memiliki pada kekonvergenan pointwise dan
supremum atau infimum. kekonvergenan seragam
Bagian meupakan pembahasan mengenai sifat-
Teorema 19. Jika barisan {𝑓𝑓𝑓𝑓} monoton dan sifat barisan konvergen seragam yang dapat
mempunyai supremum/infimum maka barisan mengakibatkan terjadinya ekuivalensi dengan
{𝑓𝑓𝑓𝑓} konvergen seragam ke kekonvergenan poitwise. Pembuktian teorema
supremum/infimumnya. selanjutnya digunakan pemisalan konvergen
Bukti: yang berarti barisan fungsi konvergen pointwise
Misalkan 𝐴𝐴 = {𝑓𝑓𝑛𝑛 : 𝑛𝑛 ∈ 𝑁𝑁𝜀𝜀 } dan 𝑠𝑠 = sup 𝐴𝐴. sekaligus konvergen seragam. Berikut ini
Diambil 𝜀𝜀 > 0, maka terdapat 𝐾𝐾𝜀𝜀 ∈ 𝑁𝑁𝜀𝜀 dibahas teorema yang menjadi syarat terjadinya
sedemikian hingga 𝑠𝑠 − 𝜀𝜀 < 𝑓𝑓𝑘𝑘 ≤ 𝑠𝑠. Karena {𝑓𝑓𝑓𝑓} ekuivalensi disajikan dalam Teorema 4.4.1 dan
naik monoton, maka untuk 𝑛𝑛 ≥ 𝐾𝐾𝜀𝜀 berlaku Teorema 4.4.2

𝑠𝑠 − 𝜀𝜀 < 𝑓𝑓𝑘𝑘 ≤ 𝑓𝑓𝑛𝑛 ≤ 𝑠𝑠 < 𝑠𝑠 + 𝜀𝜀 Teorema 21. Jika barisan {𝑓𝑓𝑓𝑓} konvergen, maka
Atau limit barisan {𝑓𝑓𝑓𝑓} tunggal.

𝑠𝑠 − 𝜀𝜀 < 𝑓𝑓𝑛𝑛 < 𝑠𝑠 + 𝜀𝜀 ⇔ |𝑓𝑓𝑛𝑛 − 𝑠𝑠| < 𝜀𝜀 Bukti:


Jadi, terbukti bahwa {𝑓𝑓𝑓𝑓} konvergen ke 𝑠𝑠 = Andaikan barisan {𝑓𝑓𝑓𝑓} konvergen ke 𝑓𝑓 dan 𝑔𝑔
sup{𝑓𝑓𝑛𝑛 : 𝑛𝑛 ∈ 𝑁𝑁𝜀𝜀 }. dengan 𝑓𝑓 ≠ 𝑔𝑔. Maka untuk sebarang 𝜀𝜀 > 0
Selanjutnya, Barisan {𝑓𝑓𝑓𝑓} dikatakan naik terdapat 𝐾𝐾𝜀𝜀,𝑥𝑥 ′
= 𝐾𝐾𝜀𝜀 ′ sedemikian sehingga |𝑓𝑓𝑛𝑛 −
seragam (uniformly nondecreasing) jika 𝜀𝜀 ′
𝑓𝑓| < untuk setiap 𝑛𝑛 ≥ (𝐾𝐾𝜀𝜀,𝑥𝑥 = 𝐾𝐾𝜀𝜀 ′) dan
diberikan 𝜀𝜀 > 0 terdapat 𝑁𝑁 ∈ ℕ sehingga untuk 2
∀𝑛𝑛 ≥ 𝑁𝑁 berlaku 0 ≤ 𝑓𝑓𝑛𝑛+1 (𝑥𝑥) − 𝑓𝑓𝑛𝑛 (𝑥𝑥) < 𝜀𝜀. terdapat 𝐾𝐾𝜀𝜀,𝑥𝑥 " = 𝐾𝐾𝜀𝜀 " sedemikian sehingga |𝑓𝑓𝑛𝑛 −
𝜀𝜀
Barisan {𝑓𝑓𝑓𝑓} dikatakan turun seragam 𝑔𝑔| < 2 untuk setiap 𝑛𝑛 ≥ (𝐾𝐾𝜀𝜀,𝑥𝑥 " = 𝐾𝐾𝜀𝜀 ").
(uniformly nonincreasing) jika diberikan 𝜀𝜀 > 0 Dipilih (𝐾𝐾𝜀𝜀,𝑥𝑥 = 𝐾𝐾𝜀𝜀 ) = ′
max{(𝐾𝐾𝜀𝜀,𝑥𝑥 =
terdapat 𝑁𝑁 ∈ ℕ sehingga untuk ∀𝑛𝑛 ≥ 𝑁𝑁 berlaku 𝐾𝐾𝜀𝜀 ′), (𝐾𝐾𝜀𝜀,𝑥𝑥 " = 𝐾𝐾𝜀𝜀 ")}. Menggunakan
0 ≤ 𝑓𝑓𝑛𝑛 (𝑥𝑥) − 𝑓𝑓𝑛𝑛+1 (𝑥𝑥) < 𝜀𝜀. Ketaksamaan Segitiga, maka untuk 𝑛𝑛 ≥
Pembahasan terakhir untuk kekonvergenan (𝐾𝐾𝜀𝜀,𝑥𝑥 = 𝐾𝐾𝜀𝜀 ) =diperoleh
seragam yaitu teorema yang menjamin suatu |𝑓𝑓 − 𝑔𝑔|=|𝑓𝑓 - 𝑓𝑓n + 𝑓𝑓n -𝑔𝑔|
barisan fungsi {𝑓𝑓𝑓𝑓} konvergen seragam ke = |𝑓𝑓 − 𝑓𝑓𝑛𝑛 | + |𝑓𝑓𝑛𝑛 − 𝑔𝑔|
fungsi 𝑓𝑓 yang disajikan dalam teorema berikut. 𝜀𝜀 𝜀𝜀
< 2 + 2 = 𝜀𝜀
Teorema 20. Diberikan barisan 𝑓𝑓𝑛𝑛 (𝑥𝑥) terbatas. Karena berlaku untuk setiap 𝜀𝜀 > 0 dan juga
Jika 𝑓𝑓𝑛𝑛 (𝑥𝑥) monoton seragam maka 𝑓𝑓𝑛𝑛 (𝑥𝑥) berlaku untuk semua 𝑥𝑥, maka 𝑓𝑓 − 𝑔𝑔 = 0 yang
memiliki supremum/infimum. Lebih jauh, berarti 𝑓𝑓 = 𝑔𝑔. Kontradiksi dengan pengandaian.
barisan 𝑓𝑓𝑛𝑛 (𝑥𝑥) konvergen ke Jadi, terbukti bahwa limitnya tunggal.
supremum/infimumnya. Ketunggalan nilai limit dapat menjadi indikasi
terjadinya ekuivalensi dalam kekonvergenan
Bukti:
pointwise dan kekonvergenan seragam hal
Misalkan 𝑓𝑓𝑛𝑛 (𝑥𝑥) terbatas dan monoton seragam
tersebut sesuai dengan Teorema 4.3.1 tentang
(naik). Diambil 𝜀𝜀 > 0 terdapat 𝑁𝑁𝜀𝜀 ∈ ℕ sehingga
ketunggalan nilai limit dan akan terjadi barisan
untuk ∀𝑛𝑛 ≥ 𝑁𝑁𝜀𝜀 berlaku
fungsi konvegen poitwise ketikan barisan fungsi
0 ≤ 𝑓𝑓𝑛𝑛+1 (𝑥𝑥) − 𝑓𝑓𝑛𝑛 (𝑥𝑥) <
kovergen seragam sebagaimana diketahui
𝜀𝜀, ∀𝑥𝑥 ∈ [𝑎𝑎, 𝑏𝑏].
bahwa kekonvergenan poitwise merupakan
Karena 𝑓𝑓𝑛𝑛 (𝑥𝑥) terbatas pada interval [𝑎𝑎, 𝑏𝑏] maka syarat perlu terjadinya kekonvergenan seragam.
𝑓𝑓𝑛𝑛 (𝑥𝑥) terbatas di 𝑅𝑅. Menurut sifat lengkap, maka Teorema 22. Jika barisan {𝑓𝑓𝑓𝑓} konvergen, maka
terdapat 𝑓𝑓(𝑥𝑥) = sup 𝑓𝑓𝑛𝑛 (𝑥𝑥) untuk ∀𝑥𝑥 ∈ [𝑎𝑎, 𝑏𝑏]. {𝑓𝑓𝑓𝑓} terbatas
Berdasarkan Teorema 4.3, maka 𝑓𝑓𝑛𝑛 (𝑥𝑥) Bukti:
konvergen ke supremumnya.Bukti untuk turun Diketahui {𝑓𝑓𝑓𝑓} konvergen ke 𝑓𝑓 dan ambil 𝜀𝜀 =
seragam yang konvergen keinfimumnya serupa. 1, maka terdapat bilangan asli (𝐾𝐾𝜀𝜀 = 𝐾𝐾𝜀𝜀,𝑥𝑥 ) =

20
Jurnal Msa Vol. 6 No. 2 Ed. Juli-Desember 2018

𝐾𝐾(1) sedemikian hingga berlaku |𝑓𝑓𝑛𝑛 − 𝑓𝑓| < Atau


1 untuk semua 𝑛𝑛 ≥ (𝐾𝐾𝜀𝜀 = 𝐾𝐾𝜀𝜀,𝑥𝑥 ) . Jika digunkan 𝑠𝑠 − 𝜀𝜀 < 𝑓𝑓𝑛𝑛 < 𝑠𝑠 + 𝜀𝜀 ⇔ |𝑓𝑓𝑛𝑛 − 𝑠𝑠| < 𝜀𝜀
ketaksamaan segitiga dengan 𝑛𝑛 ≥ (𝐾𝐾𝜀𝜀 = 𝐾𝐾𝜀𝜀,𝑥𝑥 )
maka didapat Jadi, terbukti bahwa {𝑓𝑓𝑓𝑓} konvergen ke 𝑠𝑠 =
|𝑓𝑓𝑛𝑛 | = |𝑓𝑓𝑛𝑛 − 𝑓𝑓 + 𝑓𝑓| ≤ |𝑓𝑓𝑛𝑛 − 𝑓𝑓| + |𝑓𝑓| < sup{𝑓𝑓𝑛𝑛 : 𝑛𝑛 ∈ (𝑁𝑁𝜀𝜀 = 𝑁𝑁𝜀𝜀,𝑥𝑥 )}.
1 + |𝑓𝑓| Pembuktian untuk infimum serupa.
Jika dipilih Kasus 25:
𝑀𝑀 = sup{|𝑓𝑓1 |, |𝑓𝑓2 |, … , |𝑓𝑓𝑘𝑘−1 |, 1 + |𝑓𝑓|} Tentukan kekonvergenan barisan fungsi
𝑥𝑥
Maka itu menyatakan bahwa |𝑓𝑓𝑛𝑛 | ≤ 𝑀𝑀 untuk 𝑓𝑓𝑛𝑛 (𝑥𝑥) = �1 + 𝑛𝑛�; 𝑥𝑥 ∈ [0,1].
semua 𝑛𝑛 ∈ (𝑁𝑁𝜀𝜀 = 𝑁𝑁𝜀𝜀,𝑥𝑥 ).
Kasus 23: Penyelesaian:
Tunjukkan keterbatasan barisan konvergen 𝑥𝑥
𝑥𝑥 Fungsi 𝑓𝑓𝑛𝑛 (𝑥𝑥) = lim (1 + 𝑛𝑛) = 1, untuk 𝑥𝑥 ∈
𝑓𝑓𝑛𝑛 (𝑥𝑥) = 𝑥𝑥+𝑛𝑛 ; 𝑥𝑥 ∈ [0, 𝑎𝑎]. 𝑛𝑛→∞
[0,1] yang berarti ∀𝜀𝜀 > 0 , 𝑥𝑥 ∈ 𝐸𝐸, ∀𝑛𝑛 ≥ 𝑁𝑁𝜀𝜀,𝑥𝑥
Penyelesaian: 𝑥𝑥 1
berlaku |𝑓𝑓𝑛𝑛 (𝑥𝑥) − 𝑓𝑓(𝑥𝑥)| = |(1 + 𝑛𝑛) − 1| ≤ 𝑛𝑛 <
Cukup jelas bahwa 𝑓𝑓𝑛𝑛 (𝑥𝑥) konvergen (pointwise 𝜀𝜀 yang berarti berdasarkan 𝜀𝜀 dan 𝑥𝑥 yang
dan seragam) ke 0 untuk 𝑥𝑥 ∈ [0, 𝑎𝑎]. diberikan barisan 𝑓𝑓𝑛𝑛 (𝑥𝑥) konvergen pointwise ke
𝑓𝑓𝑛𝑛 (𝑥𝑥) monoton turun dengan 𝑓𝑓𝑛𝑛+1 (𝑥𝑥) ≤ 𝑓𝑓𝑛𝑛 (𝑥𝑥) 1 pada interval [0,1] dan barisan fungsi 𝑓𝑓𝑛𝑛 (𝑥𝑥) =
𝑥𝑥
dan terbatas dengan 0 ≤ 𝑓𝑓𝑛𝑛 (𝑥𝑥) ≤ 𝑎𝑎. (1 + 𝑛𝑛) konvergen seragam menuju 𝑓𝑓(𝑥𝑥) = 1
𝑥𝑥
Dapat dilihat bahwa suatu barisan yang pada 𝑥𝑥 ∈ [0,1] karena nilai �(1 + ) − 1� ≤
𝑛𝑛
konvergen pointwise sekaligus konvergen 1
𝑛𝑛
< 𝜀𝜀, yang berarti jika diambil sebarang nilai
seragam merupakan barisan terbatas, akan tetapi
ketebatasan dari barisan {𝑓𝑓𝑓𝑓} tidak memastikan 𝜀𝜀 > 0 ada nilai 𝑛𝑛 ≥ 𝑁𝑁𝜀𝜀 sedemikian sehingga
𝑥𝑥
terjadinya ekuivalensi. Jadi, keterbatasan suatu �𝑛𝑛 − 1� < 𝜀𝜀 berlaku untuk semua 𝑥𝑥 ∈ [0,1].
barisan merupakan syarat ekuivalennya kedua Disini dapat dilhat bahwa supremum dari 𝑓𝑓𝑛𝑛
kekonvergenan tersebut. Hal ini dapat diketahui adalah barisan monoton turun, selanjutnya 𝑓𝑓𝑛𝑛
dari barisan fungsi yang konvergen pointwise memiliki infimum yaitu 1 dan 𝑓𝑓𝑛𝑛 konvergen ke
merupakan barisan terbatas yang pada dasarnya 𝑓𝑓(𝑥𝑥) = 1. Sehingga jelas bahwa 𝑓𝑓𝑛𝑛 konvergen
barisan fungsi kovergen pointwise belum tentu ke infimumnya.
barisan tersebut konvergen seragam. Selanjutnya, dijelaskan sifat terakhir yang
Selanjutnya, sifat yang mengindikasikan menjamin ekuivalensi konvergen pointwise dan
terjadinya ekuivalensi antara kekonvergenan konvergen seragam dalam teorema berikut ini.
pointwise dan kekonvergenan seragam yaitu
kepemilikan supremum atau infimum disajikan Teorema 26. Diberikan barisan {𝑓𝑓𝑓𝑓} terbatas.
dalam Teorema 4.4.3 sebagai berikut. Jika {𝑓𝑓𝑓𝑓} monton seragam maka {𝑓𝑓𝑓𝑓} memiliki
supremum/infimum. Lebih jauh, barisan {𝑓𝑓𝑓𝑓}
Teorema 24. Jika barisan {𝑓𝑓𝑓𝑓} naik monoton
konvergen ke supremum/infimumnya.
dan mempunyai supremum/infimum maka
barisan {𝑓𝑓𝑓𝑓} konvergen ke Bukti:
supremum/infimumnya. Diberikan barisan 𝑓𝑓𝑛𝑛 (𝑥𝑥) terbatas dan naik
seragam. Diambil 𝜀𝜀 > 0 maka terdapat (𝑁𝑁𝜀𝜀 =
Bukti:
𝑁𝑁𝜀𝜀,𝑥𝑥 ) ∈ ℕ sedemikian hingga untuk ∀𝑛𝑛 ≥
Misalkan 𝐴𝐴 = {𝑓𝑓𝑛𝑛 : 𝑛𝑛 ∈ (𝑁𝑁𝜀𝜀 = 𝑁𝑁𝜀𝜀,𝑥𝑥 )} dan 𝑠𝑠 =
(𝑁𝑁𝜀𝜀 = 𝑁𝑁𝜀𝜀,𝑥𝑥 ) berlaku
sup 𝐴𝐴. Diambil 𝜀𝜀 > 0, maka terdapat (𝐾𝐾𝜀𝜀 =
𝐾𝐾𝜀𝜀,𝑥𝑥 ) ∈ (𝑁𝑁𝜀𝜀 = 𝑁𝑁𝜀𝜀,𝑥𝑥 ) sedemikian hingga 𝑠𝑠 − 𝜀𝜀 < 0 ≤ 𝑓𝑓𝑛𝑛+1 (𝑥𝑥) − 𝑓𝑓𝑛𝑛 (𝑥𝑥) < 𝜀𝜀, ∀𝑥𝑥 ∈ [𝑎𝑎, 𝑏𝑏].
𝑓𝑓𝑘𝑘 ≤ 𝑠𝑠. Karena {𝑓𝑓𝑓𝑓} naik monoton, maka untuk
𝑛𝑛 ≥ (𝐾𝐾𝜀𝜀 = 𝐾𝐾𝜀𝜀,𝑥𝑥 ) berlaku
Karena 𝑓𝑓𝑛𝑛 (𝑥𝑥) terbatas pada [𝑎𝑎, 𝑏𝑏] maka 𝑓𝑓𝑛𝑛 (𝑥𝑥)
𝑠𝑠 − 𝜀𝜀 < 𝑓𝑓𝑘𝑘 ≤ 𝑓𝑓𝑛𝑛 ≤ 𝑠𝑠 < 𝑠𝑠 + 𝜀𝜀 terbatas di 𝑅𝑅. Menurut sifat lengkap, terdapat
𝑓𝑓(𝑥𝑥) = sup 𝑓𝑓𝑛𝑛 (𝑥𝑥) untuk ∀𝑥𝑥 ∈ [𝑎𝑎, 𝑏𝑏].

21
Jurnal Msa Vol. 6 No. 2 Ed. Juli-Desember 2018

Berdasarkan Teorema 4.7, maka 𝑓𝑓𝑛𝑛 (𝑥𝑥) d. 𝑓𝑓𝑛𝑛 (𝑥𝑥) naik seragam jika ∀𝜀𝜀 > 0 terdapat
konvergen ke supremumnya. bilangan asli 𝑁𝑁 sehingga untuk setiap 𝑛𝑛 ≥ 𝑁𝑁
Pembuktian untuk turun seragam yang kovergen berlaku 0 ≤ 𝑓𝑓𝑛𝑛+1 − 𝑓𝑓𝑛𝑛 < 𝜀𝜀.
ke infimumnya serupa.
Ekuivalensi kekonvergenan pointwise dan Sehingga berdasarkan karakteristik
kekonvergenan seragam dari suatu barisan kekonvergenan seragam, 𝑓𝑓𝑛𝑛 (𝑥𝑥) tidak konvergen
fungsi dijamin terjadi jika barisan fungsi naik seragam di 𝑥𝑥 ∈ [0,1] karena tidak memenuhi (c)
seragam atau turun seragam. dan (d)
Ekuivalensi kekonvergenan pointwise dan Kasus 28:
seragam berdasarkan karakteristik barisan Tentukan kekonvergenan barisan fungsi
Sifat barisan fungsi telah dibahas pada bagian- 𝑥𝑥 𝑛𝑛
bagian sebelumnya berdasarkan teorema 𝑔𝑔𝑛𝑛 (𝑥𝑥) = 𝑛𝑛 ; 𝑥𝑥 ∈ [0,1].
konvergensi barisan. Pada bagian ini Penyelesaian:
ditunjukkan karakteristik barisan fungsi yang Barisan 𝑔𝑔𝑛𝑛 (𝑥𝑥) dinyatakan konvergen pointwise
kovergen berdasarkan karakteristik barisan karena memiliki karakteristik berikut:
fungsi yang telah dibahas. a. Barisan 𝑓𝑓𝑛𝑛 (𝑥𝑥) monoton dimana 𝑔𝑔𝑛𝑛 (𝑥𝑥)
Kasus 27: monoton turun 𝑔𝑔𝑛𝑛 ≤ 𝑔𝑔𝑛𝑛+1 untuk setiap 𝑛𝑛 ≥
Tentukan kekonvergenan barisan fungsi 𝑓𝑓𝑛𝑛 (𝑥𝑥) 𝑁𝑁.
yang didefinisikan 𝑓𝑓𝑛𝑛 (𝑥𝑥) = 𝑛𝑛𝑛𝑛 untuk 0 ≤ 𝑥𝑥 < b. 𝑔𝑔𝑛𝑛 (𝑥𝑥) terbatas sebab 0 ≤ 𝑔𝑔𝑛𝑛 ≤ 1 untuk
1 1
𝑛𝑛
dan 𝑓𝑓𝑛𝑛 (𝑥𝑥) = 1 untuk 𝑛𝑛 ≤ 𝑥𝑥 ≤ 1 dengan 𝑥𝑥 ∈ setiap 𝑛𝑛 ≥ 𝑁𝑁.
[0,1]. c. Limit barisannya ada yaitu, 𝑔𝑔𝑛𝑛 (𝑥𝑥) =
Penyelesaian: 𝑥𝑥 𝑛𝑛
Barisan 𝑓𝑓𝑛𝑛 (𝑥𝑥) dinyatakan konvergen pointwise lim = 0, 𝑥𝑥 ∈ [0,1].
𝑛𝑛→∞ 𝑛𝑛
karena memiliki karakteristik berikut:
a. Barisan 𝑓𝑓𝑛𝑛 (𝑥𝑥) monoton dimana 𝑓𝑓𝑛𝑛 (𝑥𝑥) naik Berdasarkan karakteristik keterbatasan dari
monoton 𝑓𝑓𝑛𝑛 ≤ 𝑓𝑓𝑛𝑛+1 untuk setiap 𝑛𝑛 ≥ 𝑁𝑁. barisan monoton maka diketahui bahwa 𝑔𝑔𝑛𝑛 (𝑥𝑥)
konvergen pointwise di 𝑥𝑥 ∈ [0,1]. jika 𝑔𝑔𝑛𝑛 (𝑥𝑥)
b. 𝑓𝑓𝑛𝑛 (𝑥𝑥) terbatas sebab 0 ≤ 𝑓𝑓𝑛𝑛 ≤ 1 untuk
konvergen pointwise ke 0 untuk 𝑥𝑥 ∈ [0,1] maka
setiap 𝑛𝑛 ≥ 𝑁𝑁. limitnya ada.
c. Limit barisannya ada yaitu, 𝑓𝑓𝑛𝑛 (𝑥𝑥) = Barisan 𝑔𝑔𝑛𝑛 (𝑥𝑥) dinyatakan konvergen seragam
lim 𝑛𝑛𝑛𝑛 = 1, 𝑥𝑥 ∈ (0,1] dan 𝑓𝑓𝑛𝑛 (𝑥𝑥) = karena memiliki karakteristik kekonvergenan
𝑛𝑛→∞
seragam. Berikut ini karakteristik barisan fungsi
lim 𝑛𝑛𝑛𝑛 = 0, 𝑥𝑥 = 0.
𝑛𝑛→∞ konvergen seragam, yaitu:
a. Barisan 𝑔𝑔𝑛𝑛 (𝑥𝑥) monoton dimana 𝑔𝑔𝑛𝑛 (𝑥𝑥) naik
Berdasarkan karakteristik dari barisan monoton
monoton 𝑔𝑔𝑛𝑛 ≤ 𝑔𝑔𝑛𝑛+1 untuk setiap 𝑛𝑛 ≥ 𝑁𝑁
dan terbatas maka 𝑓𝑓𝑛𝑛 (𝑥𝑥) konvergen pointwise di
𝑥𝑥 ∈ [0,1]. Jika 𝑓𝑓𝑛𝑛 (𝑥𝑥) konvergen pointwise ke 1 b. 𝑔𝑔𝑛𝑛 (𝑥𝑥) terbatas sebab 0 ≤ 𝑔𝑔𝑛𝑛 ≤ 1 untuk
untuk 𝑥𝑥 ∈ (0,1] dan konvergen pointwise ke 0 setiap 𝑛𝑛 ≥ 𝑁𝑁.
untuk 𝑥𝑥 = 0 maka limitnya ada. c. 𝑔𝑔𝑛𝑛 (𝑥𝑥) monoton turun dan memiliki infimum
Barisan 𝑓𝑓𝑛𝑛 (𝑥𝑥) dinyatakan tidak konvergen yaitu 0.
seragam karena tidak memiliki keseluruhan d. 𝑔𝑔𝑛𝑛 (𝑥𝑥) turun seragam sebab untuk setiap 𝜀𝜀 >
karakteristik barisan fungsi seragam. Berikut ini
0 terdapat 𝑛𝑛 ≥ 𝑁𝑁 berlaku 0 ≤ 𝑔𝑔𝑛𝑛 − 𝑔𝑔𝑛𝑛+1 <
karakteristik barisan fungsi konvergen seragam,
yaitu: 𝜀𝜀.
a. Barisan 𝑓𝑓𝑛𝑛 (𝑥𝑥) monoton dimana 𝑓𝑓𝑛𝑛 (𝑥𝑥) naik
Sehingga berdasarkan karakteristik
monoton 𝑓𝑓𝑛𝑛 ≤ 𝑓𝑓𝑛𝑛+1 untuk setiap 𝑛𝑛 ≥ 𝑁𝑁. kekonvergenan 𝑔𝑔𝑛𝑛 (𝑥𝑥) konvergen seragam ke 0
b. 𝑓𝑓𝑛𝑛 (𝑥𝑥) terbatas sebab 0 ≤ 𝑓𝑓𝑛𝑛 ≤ 1 untuk di 𝑥𝑥 ∈ [0,1].
setiap 𝑛𝑛 ≥ 𝑁𝑁. Dengan demikian, berdasarkan Kasus 27 dan
c. 𝑓𝑓𝑛𝑛 (𝑥𝑥) memiliki supremum. Kasus 28 memberikan gambaran tentang

22
Jurnal Msa Vol. 6 No. 2 Ed. Juli-Desember 2018

karakteristik barisan konvergen pointwise dan [7] Setiawan, Restu Puji & Hartono. 2107 ”
kovergen seragam serta ekuivalensinya pada Analisis Kekonvergenan pada Barisan
interval [a,b]. suatu barisan fungsi akan Fungsi”, Jurnal Matematika Vol 6 No 1
konvergen pointwise apabila barisan tersebut Tahun 2017 Universitas Negeri
adalah barisan monoton dan terbatas. Sedangkan Yogyakarta.
barisan fungsi akan konvergen seragam apabila [8] Trench, William F. 2013. “Introduction to
barisan tersebut adalah barisan monoton, Real Analysis”. Trinity University.
terbatas, memiliki supremum atau infimum dan [9] Ubaidillah, Firdaus, Soeparna
turun seragam atau naik seragam. Sehingga Darmawijaya dan Ch. Rini Indrati. (2013).
berdasarkan karakteristik yang harus dipenuhi “Kekonvergenan Barisan didalam Ruang
suatu barisan fungsi, dapat disimpulkan bahwa Fungsi Kontinu C[a,b]”.Jurnal CAUCHY,
ekuivalensi antara kekonvergenan pointwise dan Vol. 2 No. 4, halaman 184-188.
kekonvergenan seragam pada interval [a,b]
adalah barisan fungsi 𝑓𝑓𝑛𝑛 terbatas dan monoton
seragam. Oleh karena itu, jika barisan fungsi 𝑓𝑓𝑛𝑛
konvergen seragam maka barisan fungsi 𝑓𝑓𝑛𝑛
konvergen pointwise.

5. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil dan pembahasan dapat


disimpulkan bahwa karakteristik yang harus
dimiliki suatu barisan fungsi agar terjadi
ekuivalensi antara kekonvergenan pointwise dan
kekonvergenan seragam yaitu barisan fungsi 𝑓𝑓𝑛𝑛
terbatas dan monoton seragam pada interval
[a,b].

6. DAFTAR PUSTAKA

[1] Alwi, Wahidah.2012 “Analisis Real:


Landasan Berfikir Formal dalam
Matematika”. Makassar: Alauddin Press
[2] Bartle, R. G dan Donald R. Sherbert. 2000.
“Introduction to Real Analysis”. 3th. New
York : John Wiley and Sons.

[3] Goldberg, Richard R. 1976. “Method of


Reall Analysis”.New York : John Wiley
and Sons.

[4] Gunawan, Hendra. 2009. “Pengantar


Analisis Real”. Institut Teknologi
Bandung
[5] Parhusip, Hanna Arini. 2013.”Analisa
Real”. Salatiga: Tisara Grafika.
[6] Riyanto, M. Zaky. 2010. “Pengantar
Analisis Real I “.Universitas Ahmad
Dahlan.

23

Anda mungkin juga menyukai