Anda di halaman 1dari 9

LEMBAGA SERTIFIKASI PROFESI

GEO MINERAL BATUBARA & ENERGI (LSP GMBE)


PT. Indonesia Jangkau Semesta Raya
Tangerang dan Bandung
Kantor : Jl. Gatot Subroto No.46E Kel. Malabar Kec. Lengkong – Bandung | Email : lsp.gmbe@gmail .com
Kantor Pusat : Jl. Citra Raya Boulevard Mardi Gras, Blok KC 09/11, Kel. Mekar Bakti, Kec. Panongan – Kab. Tangerang
Hp.081320108181

SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI


PENGAWAS OPERASIONAL PERTAMA (POP)
PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA

Skema Sertifikasi Pengawas Operasional Pertama (POP) Pertambangan Mineral dan


Batubara merupakan skema sertifikasi okupasi yang dikembangkan oleh komite skema
sertifikasi Lembaga Sertifikasi Profesi Geo Mineral Batubara dan Energi
(LSP.GMBE). Kemasan kompetensi yang digunakan mengacu pada Standar
Kompetensi Kerja Khusus (SKKK) yang ditetapkan berdasarkan Peraturan Menteri
Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2016 tentang
Penetapan dan Pemberlakuan Standar Kompetensi Kerja Khusus Pengawas
Operasional di Bidang Pertambangan Mineral dan Batubara. Skema sertifikasi ini
digunakan untuk memastikan kompetensi Tenaga Kerja dengan jabatan Pengawas
Operasional Pertama (POP) Pertambangan Mineral dan Batubara dan digunakan
sebagai acuan dalam asesmen oleh Lembanga Sertifikasi Profesi Geo Mineral
Batubara dan Energi (LSP GMBE) dan asesor dalam pelaksanaan sertifikasi
kompetensi.

Nomor Dokumen : SS-POP-NIK-009-LSP.GMBE-2018


Status Distribusi : Terkendali
Tidak Terkendali
SKEMA SERTIFIKASI
PENGAWAS OPERASIONAL PERTAMA
PERTAMBANGAN (THE LOWER OPERATION SS-POP-NIK-009
SUPERVISOR ) LSP.GMBE 2018
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------

HALAMAN PENGESAHAN

Skema Sertifikasi Pengawas Operasional Pertama di Bidang Pertambangan Mineral


dan Batubara ini dikembangkan dalam Rapat Komita Skema Sertifikasi LSP Geo
Mineral Batubara dan Energi (LSP GMBE) dengan mengacu pada Peraturan Badan
Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) Nomor: 1/BNSP/III/2014 tentang Pedoman
Penilaian Kesesuaian – Persyaratan Umum Lembaga Sertifikasi Profesi dan Nomor:
2/BNSP/VIII/2017 tentang Pedoman Pengembangan dan Pemeliharaan Skema
Sertifikasi

Bandung, 18 Januari 2018


Ditetapkan Disahkan
Ketua Komite Skema Ketua LSP GMBE

Kustomo Hasan Ph.D Drs.Tasman Sihombing,B.Sc


Tanggal: 18 Januari 2018 Tanggal: 18 Januari 2018
SKEMA SERTIFIKASI
PENGAWAS OPERASIONAL PERTAMA
PERTAMBANGAN (THE LOWER OPERATION SS-POP-NIK-009
SUPERVISOR ) LSP.GMBE 2018

1. Latar Belakang
Dengan diterbitkannya Peraturan Badan Nasional Sertifikat Profesi Nomor :
1/BNSP/III/2014 tentang Pedoman Penilaian Kesesuaian-Persyaratan Umum
Lembaga Sertifikasi Profesi dan Nomor :2/MNSP/III/2014 tentang pedoman
Pembentukan Lembaga Sertifikasi Profesi, maka Lembaga Sertifikasi Perofesi Geo
Mineral Batubara dan Energi (LSP.GMBE) perlu segera melakukan penyesuaian
tentang Skema Sertifikasi. Dengan demikian skema sertifikasi yang akan disusun oleh
Komite Lembaga Sertifikasi Profesi Geo Mineral Batubara dan Energi (LSP.GMBE)
setelah mendapatkan Lisensi dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) dapat
diterapkan oleh Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) yang memiliki ruang lingkup yang
sama. Diharapkan proses sertifikasi dapat menghasilkan sumber daya manusia yang
kompeten.

2. Ruang Lingkup
2.1. Ruang Lingkup : Mineral dan Batubara.
2.2. Lingkup Penggunaan Sertifikat : di Industri Pertambangan Minerba

3. Tujuan
3.1.Memastikan dan memelihara kompetensi tenaga teknik untuk jabatan Pengawas
Operasional Pertama (POP)
3.2. Sebagai acuan dalam pelaksanaan asesmen oleh Lembaga Sertifikasi Profesi Geo
Mineral Batubara dan Energi (LSP.GMBE) dan asessor kompetensi atas
penugasan ketua Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP).

4. Acuan Normatif.
Persyaratan ini disusun berdasarkan perundangan yang berlaku di Indonesia dengan
mengacu kepada :
4.1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan;
4.2. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2004 tentang Pertambangan
mineral dan batubara;
4.3. Peraturan pemerintah Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 2006 tentang sistem
Pelatihan Kerja Nasional
4.4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2018 tentang Badan
Nasional Sertifikat Profesi (BNSP)
4.5. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor 2
Tahun 2016 tentang Sistem Standardisasi kompetensi Kerja Nasional
4.6. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor 3
Tahun 2016 tentang Tata Cara Penetapan Standar Kompetensi Kerja Nasional
Indonesia;
4.7. Keputusan Menteri Pertambangan dan Energi Nomor 555.K/26/M.PE/1995
Tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja khusus Pertambangan Umum;
4.8. Peraturan Menteri ESDM Nomor 43 Tahun 2016 tentang Penetapan dan
Pemberlakuan Standar Kompetensi Kerja Khusus Pengawas Operasional di
Bidang Pertambangan Mineral dan Batubara;
4.9. Peraturan Badan Nasional Sertifikasi Profesi Nomor :1/BNSP/III/2014 tentang
Pedoman Penilaian Kesesuaian-Persyaratan Umum Lembaga Sertifikasi Profesi:
4.10.Peraturan Badan Nasional Sertifikasi Profesi Nomor.2/BNSP/IV/2016 tentang
Pedoman Pengembangan dan Pemeliharaan Skema Sertifikasi.

5. Kemasan/Paket Kompetensi.
a. Jenis Kemasan : Okupasi Nasional
b. Rincian Unit Kompetensi :

Skema Sertifikasi Pengawas Operasional Pertama (POP) Mineral Batubara (Standar


Kompetensi Kerja Khusus Pengawas Operasional di Bidang Pertambangan Mineral
dan Batubara ,PerMen ESDM No. 43 Tahun 2016 tanggal 8 Desember 2016)

KODE UNIT JUDUL UNIT KOMPETENSI


PMB.PO02.001.01 Melaksanakan Peraturan Perundang-undangan terkait Keselamatan
Pertambangan
PMB.PO02.002.01 Melaksanakan Tugas dan Tanggung Jawab Keselamatan Pertambangaan
pada Area yang menjadi Tanggung Jawabnya
PMB.PO02.003.01 Melaksanakan Pertemuan Keselamatan Pertambangan Terencana
PMB.PO02.004.01 Melaksanakan Investigasi Kecelakaan
PMB.PO02.005.01 Melaksanakan Identifikasi Bahaya dan Pengendalian Risiko
PMB.PO02.006.01 Melaksanakan Peraturan Perundang-undangan terkait Perlindungan
Lingkungan
PMB.PO02.007.01 Melaksanakan Inspeksi
PMB.PO02.007.01 Melaksanakan Analisis Keselamatan Pekerjaan

6. Persyaratan Dasar Pemohon Sertifikasi

6.1. Pendidikan SLTA atau sederajat berpengalaman minimal 10 (sepuluh) tahun di


pertambangan mineral dan/atau batubara; atau
6.2. Pendidikan SLTA atau sederajat berpengalaman minimal 10 (sepuluh) tahun di
luar pertambangan mineral dan/atau batubara untuk area kerja tertentu; atau
6.3. Pendidikan Sarjana Muda/D3 berpengalaman di pertambangan mineral dan/atau
batubara minimal 3 (tiga) tahun; atau
6.4. Pendidikan S1/S2/S3 berpengalaman di pertambangan mineral dan/atau
batubara minimal 1 (satu) tahun, atau.
7. Hak Pemohon Sertifikat dan Kewajiban Pemegang Sertifikat.
7.1. Hak Pemohon
7.1.1. Memperoleh penjelasan tentang gambaran proses sertifikasi sesuai dengan
skema sertifikasi
7.1.2. Mendapatkan hak bertanya berkaitan dengan kompetensi
7.1.3. Memperoleh pemberitahuan tentang kesempatan untuk menyatakan, dengan
alasan, permintaan untuk disediakan kebutuhan khusus sepanjang integritas
asesmen tidak dilanggar, serta mempertimbangkan aturan yang bersifat
Nasional
7.1.4. Memperoleh hak banding terhadap keputusan Sertifikasi
7.1.5. Memperoleh sertifikat kompetensi jika dinyatakan kompeten
7.1.6. Menggunakan sertifikat untuk promosi diri sebagai Pengawas Operasional
Pertama (POP).

7.2. Kewajiban Pemegang Sertifikat


7.2.1. Melaksanakan keprofesian di bidang Pertambangan Mineral dan
Batubara
7.2.2. Menjaga dan mentaati kode etik profesi secara sungguh-sungguh dan
konsekuen
7.2.3. Menjamin bahwa sertifikat kompetensi tidak disalahgunakan
7.2.4. Menjamin terpelihara kompetensi yang sesuai pada sertifikat kompetensi
7.2.5. Menjamin bahwa seluruh pernyataan dan informasi yang diberikan adalah
terbaru, benar dan dapat dipertanggung jawabkan

8. Biaya
8.1. Biaya sertifikasi bagi peserta yang mengikuti diklat Pengawas Operasional
Pertama (POP) di luar Lembaga Diklat di lingkungan Lembaga Sertifikasi Profesi
Geo Mineral Batubara dan Energi ( LSP.GMBE) mengacu kepada Peraturan
Pemerintah tentang Tarif Atas Jenis Penerimaan Bukan Pajak yang berlaku.
8.2. Biaya sertifikasi bagi peserta Diklat Pengawas Operasional Pertama (POP) yang
diselenggarakan oleh lembaga diklat di lingkungan Lembaga Sertifikasi Profesi
Geo Mineral Batubara dan Energi ( LSP.GMBE) termasuk dalam biaya
penyelenggaraan diklat.

9. Proses Sertifikasi
9.1. Proses Pendaftaran
9.1.1. Pemohon memahami proses Asesmen Pengawas Operasional Pertama
(POP). yang mencakup persyaratan dan ruang lingkup sertifikasi,
penjelasan proses penilaian, hak pemohon, biaya sertifikasi dan kewajiban
pemegang sertifikat
9.1.2. Pemohon mengisi formulir Permohonan Sertifikasi (APL 01) yang
dilengkapi dengan bukti :
a. KTP/Kartu Kariawan
b. Memiliki Ijazah pendidikan SLTA atau sederajat berpengalaman
minimal 10 (sepuluh) tahun di pertambangan mineral dan/atau
batubara; atau Memiliki Ijazah pendidikan SLTA atau sederajat
berpengalaman minimal 10 (sepuluh) tahun di luar pertambangan
mineral dan/atau batubara untuk area kerja tertentu; atau Memiliki Ijazah
pendidikan Sarjana Muda/D3 berpengalaman di pertambangan mineral
dan/atau batubara minimal 3 (tiga) tahun; atau Memiliki Ijazah
pendidikan S1/S2/S3 berpengalaman di pertambangan mineral dan/atau
batubara minimal 1 (satu) tahun,
c. Pas foto 4x6 sebanyak 4 lembar
9.1.3. Pemohon mengisi formulir Asesmen Mandiri (APL 02) dan dilengkapi
dengan bukti-bukti pendukung
9.1.4. Pemohon telah memenuhi persyaratan dasar sertifikasi yang telah
ditetapkan
9.1.5. Pemohon menyatakan setuju untuk memenuhi persyaratan sertifikasi dan
memberikan setiap informasi yang diperlukan untuk penilaian
9.1.6. LSP.GMBE menelaah berkas pendaftaran untuk konfirmasi bahwa
pemohon sertifikasi memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam skema
sertifikasi

9.2. Proses Asesmen


9.2.1. Asesmen Pengawas Operasional Pertama (POP direncanakan dan
disusun dengan cara yang menjamin bahwa verifikasi persyaratan skema
sertifikasi telah dilakukan secara obyektif dan sistematis dengan bukti
terdokumentasi untuk memastikan kompetensi.
9.2.2. Lembaga Sertifikasi Profesi Geo Mineral Batubara dan Energi
( LSP.GMBE) menugaskan Asesor Kompetensi untuk melaksanakan
Asesmen.
9.2.3. Asesor memilih perangkat asesmen dan metoda asesmen untuk
mengkonfirmasikan bukti yang akan dikumpulkan dan bagaimana bukti
tersebut akan dikumpulkan.
9.2.4. Asesor menjelaskan, membahas dan menyepakati rincian rencana asesmen
dan proses asesmen dengan Peserta Sertifikasi.
9.2.5. Asesor melakukan pengkajian dan evaluasi kecukupan bukti dari dokumen
pendukung yang disampaikan pada lampiran dokumen Asesmen Mandiri
APL-02, untuk memastikan bahwa bukti tersebut mencerminkan bukti yang
diperlukan.
9.2.6. Hasil proses asesmen yang telah memenuhi aturan bukti direkomendasikan
Kompeten dan yang belum memenuhi aturan bukti direkomendasikan untuk
mengikuti proses lanjut ke Proses Uji Kompetensi.

9.3. Proses Uji Kompetensi


9.3.1.Uji kompetensi Pengawas Operasional Pertama (POP) dirancang untuk
menilai kompetensi secara praktek, tertulis, lisan, pengamatan atau cara lain yang
andal dan objektif, serta berdasarkan dan konsisten dengan skema sertifikasi.
Rancangan persyaratan uji kompetensi menjamin setiap hasil uji dapat
dibandingkan satu sama lain, baik dalam hal muatan dan tingkat kesulitan,
termasuk keputusan yang sah untuk kelulusan atau ketidaklulusan
9.3.2. Uji kompetensi dilaksanakan di Tempat Uji Kompetensi (TUK) yang
ditetapkan;
9.3.3. Peralatan teknis yang digunakan dalam proses pengujian Memililiki
sertifikat pelatihan berbasis kompetensi pada jabatan Pengawas
Operasional Pertama (POP) diverifikasi dan dikalibrasi
9.3.4. Bukti yang dikumpulkan melalui uji praktek, tulis , lisan , diperiksa dan
dievaluasi untuk memastikan bahwa bukti tersebut mencerminkan bukti
yang diperlukan untuk memperlihatkan kompetensi telah memenuhi aturan
bukti
9.3.5. Hasil proses uji kompetensi yang telah memenuhi aturan bukti Valid, Asli,
Terkini , dan Memadai (VATM) direkomendasikan “Kompeten” dan yang
belum memenuhi aturan bukti VATM direkomendasikan “Belum
Kompeten”
9.4. Keputusan Sertifikasi
9.4.1. LSP GMBE menjamin bahwa keputusan sertifikasi didasarkan atas bukti-
bukti dan rekomendasi hasil asesmen dan/atau uji kompetensi.
9.4.2. Keputusan sertifikasi yang ditetapkan oleh LSP adalah berdasarkan
informasi dan bukti-bukti yang dikumpulkan selama proses sertifikasi.
9.4.3. LSP GMBE membatasi keputusan sertifikasinya sesuai prosedur yang
dipersyaratkan dalam skema sertifikasi.
9.4.4. Personel yang mengambil dan membuat keputusan sertifikasi dijamin telah
memiliki pengetahuan yang cukup dan pengalaman yang cukup dengan
proses sertifikasi, dan tidak terlibat dalam pelaksanaan uji kompetensi
sehingga keputusan yang diambil dijamin objektif sesuai bukti-bukti yang
diperoleh selama proses sertifikasi.
9.4.5. Peserta yang telah mendapat keputusan dan dinyatakan kompeten berhak
mendapatkan sertifikat kompetensi dari LSP.
9.4.6. Sertifikat kompetensi LSP GMBE harus sesuai pedoman BNSP, dan
dirancang untuk mengurangi risiko pemalsuan dengan masa berlaku 3
tahun.

9.5. Pembekuan dan Pencabutan Sertifikasi Kompetensi


9.5.1. LSP berhak membekukan sertifikat kompetensi apabila pemegang sertifikat
kompetensi terbukti melakukan penyalahgunaan sertifikat yang tidak sesuai
kaidah penggunaan sertifikat dan melanggar ketentuan dalam perjanjian
penggunaan sertifikat yang telah disepakati dengan LSP GMBE.
9.5.2. LSP berhak melakukan pencabutan sertifikat, apabila pemegang sertifikat
telah terbukti menyalahgunakan sertifikat kompetensi yang dikeluarkan
oleh LSP GMBE apabila telah ditegur sesuai dengan tahapan yang
ditetapkan LSP GMBE dan terbukti melakukan penipuan dan
penyalahgunaan sertifikat serta kode etik jabatan.
9.6. Pemantauan Pemegang Sertifikat
9.6.1. LSP GMBE dapat melakukan surveilan terhadap pemegang sertifikat
dalam kurun waktu 2 tahun setelah sertifikat kompetensi diterbitkan.
9.6.2. Surveilan dapat dilakukan dengan cara pengecekan melalui telepon,
ataupun melalui sidak.
9.6.3. Pemegang sertifikat diharapkan dapat melaporkan dirinya apabila terdapat
perubahan data, baik tempat bekerja maupun jabatan/okupasi dalam rangka
pemutakhiran data pemegang sertifikat.

9.7. Proses Sertifikasi Ulang


9.7.1. Sertifikasi ulang dapat dilakukan pada Lembaga Sertifikasi Profesi Geo
Mineral Batubara dan Energi (LSP.GMBE) dengan syarat mengikuti
pendidikan dan pelatihan berbasis kompetensi untuk Pengawas Operasional
Pertama (POP)
9.7.2. Metoda yang digunakan dalam sertifikasi ulang adalah dengan
memverifikasi bukti pemegang sertifikat tetap bekerja pada ruang lingkup
skema dan dapat dilengkapi dengan metoda lain diantaranya uji profisiensi
dan uji praktek, uji lisan dan lainnya

9.8. Penggunaan Sertifikat


Dalam penggunaan sertifikat, logo dan penanda, pemegang sertifikat kompetensi
harus menandatangani persetujuan untuk :
9.8.1. Memenuhi ketentuan yang relevan dalam Skema Sertifikasi
9.8.2. Menyatakan bahwa sertifikasinya hanya berlaku untuk ruang lingkup
sertifikasi yang diberikan.
9.8.3. Tidak menyalahgunakan sertifikat, yang dapat merugikan LSP dan tidak
memberikan/membuat pernyataan yang berkaitan dengan sertifikasi yang
menurut LSP dianggap dapat menyesatkan atau tidak sah.
9.8.4.Menghentikan penggunaan semua pernyataan yang berhubungan dengan
sertifikasi yang merujuk pada LSP GMBE setelah dibekukan atau dicabut
sertifikasinya serta mengembalikan sertifikat kepada LSP GMBE yang
menerbitkannya, bilamana LSP GMBE dibekukan oleh BNSP, maka
pemeliharaan kompetensi dilakukan oleh BNSP.

9.9. Banding
9.9.1. LSP GMBE memberikan peluang banding untuk peserta sertifikasi yang
tidak puas terhadap hasil uji, mengikuti prosedur yang telah ditetapkan.
9.9.2. LSP GMBE akan menangani proses banding mencakup antara lain unsur-
unsur berikut :
a) Menerima, melakukan validasi dan menyelidiki banding, dan
memutuskan tindakan yang akan diambil dalam menanggapi banding
tersebut dengan mempertimbangkan hasil banding sebelumnya yang
serupa.
b) Melakukan penelusuran dan perekaman banding, termasuk tindakan-
tindakan untuk mengatasinya.
c) Memastikan bahwa, jika berlaku, perbaikan yang tepat dan tindakan
perbaikan dilakukan.
9.9.3. LSP GMBE akan membuat kebijakan dan prosedur banding yang
menjamin bahwa setiap banding ditangani secara konstruktif, tidak
berpihak, dan tepat waktu.
9.9.4. LSP GMBE akan memberikan akses kepada publik mengenai proses
penanganan banding.
9.9.5. LSP GMBE bertanggung jawab atas semua keputusan disemua tingkat
proses penanganan banding LSP GMBE menjamin bahwa personil yang
terlibat dalam pengambilan keputusan proses penanganan banding berbeda
dari mereka yang terlibat dalam keputusan yang menyebabkan banding.
9.9.6. LSP GMBE menjamin bahwa proses banding, mulai dari
pengajuan/penyerahan permohonan banding, investigasi, dan pengambilan
keputusan atas banding tidak akan mengakibatkan tindakan diskriminatif
terhadap pemohon banding.
9.9.7. LSP GMBE akan menerima banding, dan memberikan laporan kemajuan
serta hasil penanganannya kepada pemohon banding.
9.9.8. LSP GMBE akan memberitahukan secara resmi kepada pemohon banding
pada akhir proses penanganan banding.

Anda mungkin juga menyukai