METODE PENELITIAN
OLEH
OCVIANUS KEVIN KAKALANG
1714201001
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN INDONESIA
MANADO
2020
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Diare menurutWorld Health Organization (WHO) adalah kejadian buang
air besar dengan konsistensi lebih cair dari biasanya, dengan frekuensi tiga kali
atau lebih dalam periode 24 jam (WHO, 2017). Diare dapat disebabkan oleh infeksi
fekal oral. Bila diare pada anak tidak segera ditangani, maka anak akan mengalami
Data WHO pada tahun 2017 menunjukkan sebanyak 1,7 miliar anak yang
menderita diare dibandingkan dengan tahun 2015 sebanyak 688 juta anak dengan
angka kematian pada tahun 2017 sekitar 525.000 anak dibandingkan dengan tahun
2015 sebanyak 499.000 anak.Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada tahun
2018 persentase jumlah anak yang mengalami diare di Indonesia yaitu 11,0% . Di
Provinsi Sulawesi Utara tahun 2018 jumlah anak yang menderita diare sebanyak
keseluruhan tercatat sebanyak 1.435 orang dan yang telah ditangani sebanyak
2
Penanganan diare pada anak perlu ditangani agar tidak terjadi status
Adapun salah satu intervensi keperawatan yang dapat diberikan yaitu melalui
Anggrek pada bulan Januari 2020 secara keseluruhan tercatat sebanyak 82 anak
yang dirawat dan 28 anak diantaranya menderita diare dengan persentase 34%.
Kendage Tahuna.
B. Rumusan Masalah
1. Masyarakat
3
Masyarakat dapat mengetahui tentang manajemen diare pada anak dengan
diare.
2. Rumah Sakit
Sebagai acuan bagi rumah sakit dalam memberikan perawatan pada anak
dengan diare.
3. Institusi
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Diare
1. Pengertian Diare
2. Etiologi
antara lain : sanitasi lingkungan yang buruk, infeksi, malabsorbsi, makanan dan
psikologis.
ialah tidak memadainya penyediaan air bersih, air tercemar oleh tinja,
b. Proses infeksi
5
elektrolit, adanya toksin bakteri juga akan menyebabkan sistem transport
menjadi aktif dalam usus, sehingga sel mukosa mengalami iritasi dan
c. Faktor malabsorbsi
elektrolit ke rongga usus yang dapat meningkatkan isi rongga usus sehingga
terjadi diare.
d. Faktor makanan
Dapat terjadi apabila toksin yang ada tidak mampu diserap dengan baik dan
e. Faktor psikologis
3. Patofisiologi
a. Gangguan Osmotik
Akibat adanya makanan atau zat yang tidak dapat diserap oleh tubuh akan
menyebabkan tekanan osmotic dalam rongga usus. Isi rongga usus yang
6
berlebihan akan merangsang usus untuk mengeluarkan isinya sehingga
timbul diare.
b. Gangguan sekresi
Akibat rangsangan tertentu, misalnya toksin pada dinding usus yang akan
usus, sehingga akan terjadi peningkatan isi rongga usus yang akan
merangsang pengeluaran isi dari rongga usus dan akhirnya timbul diare.
untuk menyerap makanan yang masuk sehingga akan timbul diare. Akan
tetapi juga apabila penurunan dari peristaltic usus maka akan dapat
Menurut WHO (2017), manifestasi klinis pada anak dengan diare adalah
sebagai berikut :
7
c. Anus dan sekitarnya lecet karena seringnya defekasi sementara tinja menjadi
cekung pada bayi, tonus oto dan turgor kulit berkurang, dan selaput lender
5. Cara penularan
melalui makanan atau minuman yang kontak langsung tangan dengan penderita
atau barang-barang yang telah tercemar tinja penderita atau tidak langsung
6. Klasifikasi diare
Menurut WHO (2017), klasifikasi diare pada anak adalah sebagai berikut :
a. Diare akut
Diare yang berlangsung kurang lebih dari 14 hari, umumnya kurang dari 7
b. Diare persisten
c. Diare disentri
8
Diare yang disertai darah di tinja, akibat disentri adalah anoreksia sehingga
Anak yang menderita diare akut, persisten mungkin juga disertai dengan
9
Sumber : Tarwoto dan Wartono (2013)
7. Komplikasi
Menurut Kemenkes (2016), komplikasi diare adalah sebagai berikut :
a. Dehidrasi
b. Renjatan hipovelemik
c. Kejang
d. Bakterimia
e. Malnutrisi
f. Hipoglikemia
g. Intoleransi sekunder akibat kerusakan mukosa.
8. Penatalaksanaan
Menurut Kemenkes (2016), penatalaksanaan diare adalah sebagai berikut :
a. Pemberian oralit
Untuk mencegah terjadinya dehidrasi dapat dilakukan mulai dari rumah
tangga dengan memberikan oralit osmolaritas rendah, dan bila tidak tersedia
berikan cairan rumah tangga seperti kuah sayur, air matang. Oralit
merupakan cairan yang terbaik bagi penderita diare untuk mengganti cairan
10
yang hilang. Bila anak tidak bisa minum harus segera dibawah ke sasaran
kesehatan untuk mendapat pertolongan cairan melalui infus.
1) Diare tanpa dehidrasi :
Umur <1 tahun : ¼ - ½ gelas setiap kali anak BAB cair
Umur < 1-4 tahun : ½ - 1 ½ gelas setiap kali anak BAB cair
Umur di atas 5 tahun : 1 – 1 ½ gelas setiap kali anak BAB cair
2) Diare dengan dehidrasi ringan/sedang
Dosis oralit yang diberikan dalam 3 jam pertama 75 ml/kg bb dan
selanjutnya diteruskan dengan pemberian oralit seperti tanpa dehidrasi
3) Dehidrasi dengan dehidrasi berat
Penderita diare tidak dapat minum harus segera dirujuk ke sarana
kesehatan untuk dilakukan tindakan pemasangan infus.
b. Pemberian zinc
Zinc merupakan salah satu mikronutrien yang penting dalam tubuh. Zinc
dapat menghambat enzim INOS (Inducible Nitric Oxide synthase), dimana
eksresi enzim ini meningkat selama diare dan mengakibatkan hipersekresi
epitel usus
c. Pemberian antibiotic
Pemberian antibiotic hanya atas indikasi. Antibiotic hanya bermanfaat pada
penderita diare dengan darah sebagian (besar karena shigellosis), suspek
kolera.
d. Pemberian ASI/makanan
Pemberian ASI/makanan harus diteruskan selama diare dan ditingkatkan
setelah sembuh. Dan nafsu makan akan timbul setelah dehidrasi teratasi.
e. Pemberian nasihat.
Ibu dan pengasuh yang berhubungan langsung dengan balita harus
diberikan nasihat tentang cara :
1) Cara memberikan cairan dan obat dirumah
11
2) Kapan harus membawa kembali balita, anak, ke petugas kesehatan bila :
a) Diare lebih sering
b) Muntah lebih sering
c) Makan/minum sedikit
d) Demam
e) Tinja berdarah
f) Tidak membaik dalam 3 hari.
B. Manajemen Diare
1. Definisi
Mengidentifikasi dan mengelola diare dan dampaknya (Tim Pokja SIKI DPP
PPNI, 2018).
2. Tindakan
Menurut Tim Pokja SIKI PP PPNI (2018) tindakan pada anak dengan diare
meliputi :
a. Observasi
bayi)
12
e) Monitor tanda dan gejala hypovolemia (mis. Takikardia, nadi teraba
lemah, tekanan darah turun, turgor kulit turun, mukosa mulut kering,
b. Terapeutik
pedialyte, renalyte
c) Berikan cairan intravena (mis. Ringer asetat, ringer laktat), jika perlu
Evaluasi
1. Formatif Tujuan tercapai
2. Somatif
BAB III
METODOLOGI STUDI KASUS
Subyek studi kasusini yaitu dua orang anak yang didiagnosis menderita diare
C. Fokus Studi
D. Definisi Operasional
14
1) Diare adalah pengeluran feses lebih dari 3 kali dengan konsistensi cair.
Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Maret 2020 di Ruang Anggrek RSD
G. Pengumpulan Data
keluarganya.
H. Penyajian Data
menuliskan inisial.
3. Confidentialy ( Kerahasiaan)
15
Semua informasi yang didapat baik dari data primer maupun data sekunder
DAFTAR PUSTAKA
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi. Keperawatan Indonesia: Definisi
dan Tindakan Keperawatan. Edisi 1. Jakarta : DPP PPNI
Rana, S. 2017. Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Diare Dengan Kejadian
Diare Akut Pada Balita di Kelurahan Lubuk Buaya. http://www. Jurnal
Keperawatan. Vol. 1 Diakses 20 Februari 2020
16
Tarwoto & Wartono. 2013.Ilmu Perawatan Dasar, penerbit Salemba Medika Jakarta
17