Anda di halaman 1dari 10

PELATIHAN KADER PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT

Diajukan untuk memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Manajemen Pelatihan Promosi Kesehatan
Dosen: Ruhyandi, SKM., MKM

Disusun oleh :

Mike Kalora NPM 113218009


Asiyami Ranistiya Widyaningrum NPM 113218035
Sheila Noor Imanni NPM 113218050
Ratnawati NPM 113116062
Evan Ery Diyan Denny NPM 113116068
Rima Selinah NPM 113116078

Peminatan Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku


Kesehatan Masyarakat (S-1)
SEKOLAH ILMU KESEHATAN JENDERAL ACHMAD YANI
CIMAHI
2019
KERANGKA ACUAN
KEGIATAN PELATIHAN KADER PHBS 2019

I. PENDAHULUAN
Promosi kesehatan merupakan upaya untuk meningkatkan kemampuan
masyarakat melalui proses pembelajaran dari oleh dan bersama masyarakat agar
mereka dapat menolong diri sendiri serta mengembangkan kegiatan yang bersumber
daya masyarakat sesuai dengan kondisi sosial budaya setempat yang didukung oleh
kebijakan public yang berwawasan kesehatan. Perilaku Hidup bersih dan sehat adalah
sekumpulan perilaku yang dipraktekkan atas dasar kesadaran sebagai hasil
pembelajaran yang menjadikan individu /kelompok dapat menolong diri nya sendiri
dalam bidang kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan derajat kesehatan
masyarakat, Peran serta masyarakat sangat vital dalam menerapkan PHBS di wilayah
Puskesmas Bendan, karena peran serta masyarakat dalam hal ini kader kesehatan
merupakan ujung tombak dalam pelaksanakan PHBS. Maka dari itu perlu dianggap
penting untuk mengembangkan pengetahuan kader kesehatan dalam masalah
kesehatan serta peningkatan kemampuan dalam memberikan pelayanan UKM kepada
masyarakat luas melalui kegiatan pelatihan

II. LATAR BELAKANG


Dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat perlu adanya
dukungan dari berbagai pihak, salah satunya adalah kader kesehatan yang ada di
kelurahan. Untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan kader PHBS maka
sangat diperlukan pelatihan kader dalam bidang kesehatan. Sehingga dalam
melaksanakan tugas dan fungsinya kader bisa lebih efektif dan efisien sehingga dapat
meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.
.
III. TATA HUBUNGAN KERJA DAN ALUR PELAPORAN

1. Tata Hubungan Kerja


a. Kepala Puskesmas menugaskan penanggung jawab upaya Promosi
Kesehatan menentukan penyelenggaraan kegiatan Pelatihan Kader PHBS
b. Penggung Jawab Promosi Kesehatan menyusun jadwal rencana pelaksanaan
kegiatan.
c. Penanggung jawab upaya Promosi Kesehatan dalam melaporkan hasil
kegiatan kepada Penanggung Jawab Upaya Kesehatan Masyarakat
d. Penanggung Jawab Upaya Kesehatan Masyarakat melaporkan hasil
monitoring dan evaluasi kegiatan kepada Kepala Puskesmas.
e. Penanggung Jawab Upaya Kesehatan Masyarakat dan Kepala Puskesmas
memberikan umpan balik atas hasil pelaksanaan kegiatan.
f. Komunikasi dengan lintas program dan lintas sektor diperlukan peran
sertanya guna keterpaduan dan berkesinambungan kegiatan. Terkait hal ini
peran lintas program dan lintas Sektor adalah :
1) Peran Lintas Program
N Lintas Upaya Peran
o
1. Dokter/ Membantu memberikan materi pendidikan PHBS
Tenaga medis kepada kader
2. Promkes Membantu pelaksanaan kegiatan penyelenggaraan
kegiatan Pelatihan kader PHBS

2) Peran Lintas Sektor


N Lintas Sektor Peran
o
1. Kelurahan Sebagai Narasumber pada kegiatan pelatihan
kader PHBS
2. Tokoh masyarakat Koordinasi kegiatan Pelatihan kader PHBS
3. Kader Kesehatan Sebagai peserta pelatihan kader PHBS

2. Pelaporan
Penggung jawab upaya Promosi Kesehatan membuat laporan hasil
pelaksanaan kegiatan kepada Penangung jawab Upaya Kesehatan Masyarakat
dan Kepala Puskesmas.

IV. TUJUAN
A. Tujuan Umum
Tujuan di adakannya pembinaan dan pelatihan adalah kader dapat memahami
dan mengerti serta mempraktekan PHBS dalam keluarga dan memberi contoh
kepada yang lain tentang pentingnya PHBS
B. Tujuan Khusus
1. Menjelaskan PHBS kepada para kader
2. Menjelaskan Manfaat PHBS kepada para kader
3. Menjelaskan 16 indikator PHBS rumah tangga
4. Menjelaskan manfaat dari 16 indikator PHBS rumah tangga
V. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN
Setiap melaksanakan kegiatan harus dilandasi visi, misi dan tata nilai puskesmas
yaitu : Komitmen, Ramah, Profesional, Aman
N Kegiatan Pokok Rincian Kegiatan
o
1 Persiapan  Merencanakan kegiatan
2 Pelaksanaan  Pelatihan Kader PHBS
3 Pelaporan  Melaporkan hasil kegiatan kepada Penanggung Jawab
Upaya Kesehatan Masyarakat dan Kepala Puskesmas

VI. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN DAN SASARAN


A. Cara Melaksanakan Kegiatan
Kegiatan dilaksanakan melalui proses Pelatihan kepada para kader dan tokoh
masyarakat yang hadir

B. Sasaran:
19 (sembilan Belas) kader dan 6 tokoh masyarakat terkait di kelurahan X

C. Rincian Kegiatan, Sasaran Khusus, Cara Melaksanakan Kegiatan


Cara
Kegiatan Sasaran
No Rincian Kegiatan Sasaran melaksanakan
Pokok Umum
kegiatan
1 Persiapan Kader dan  Mengundang  Kader dan  Koordinasi
tokoh perwakilan tokoh dengan para
masyaraka kader dan masyarakat kader dan
t tokoh terkait dapat tokoh
masyarakat hadir di masyarakat
dari kelurahan pelatihan yang di undang
X kader PHBS  Koordinasi
 Mengundang  Lurah dengan pihak
Lurah X Bendan kelurahan dan
sebagai Kergon Lurah X
Narasumber bersedia
untuk
menjadi
Narasumber

2 Pelaksanaa Kader Dan  Pelatihan  Kader  Penyampaian


n tokoh kader PHBS mengerti dan materi oleh
Masyaraka dapat Para
t menjadi Narasumber di
penyuluh Aula
PHBS di Puskesmas X
masyarakat
3 Pelaporan Pelaporan  Pelaporan  Adanya hasil  Pertemuan
kegiatan pembahasan
hasil kegiatan

VII. JADWAL KEGIATAN

Tahun 2019
N
Kegiatan Fe Ma Me Ag
o Jan Apr Jun Jul Sep Okt Nop Des
b r i s
1 Pelatihan V
Kader
PHBS

VIII. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORANNYA


Evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan dilakukan setelah selesai melaksanakan
kegiatan dengan pelaporan hasil yang dicapai

IX. PENCATATAN, PELAPORAN, DAN EVALUASI KEGIATAN


Kegiatan ini meliputi:
A. Adanya laporan hasil pelaksanaan kegiatan
B. Kegiatan melibatkan peran lintas sektor terkait dari pelaksanaan, monitoring dan
evaluasi
C. Melaporkan hasil kegiatan kepada Penanggung jawab Upaya kesehatan Masyarakat
dan Kepala Puskesmas

Materi Program
a. Cuci Tangan Pakai Sabun
Mencuci tangan adalah salah satu tindakan sanitasi dengan membersihkan tangan dan
jari jemari dengan menggunakan air ataupun cairan lainnya oleh manusia dengan tujuan
untuk menjadi bersih, sebagai bagian dari ritual keagamaan, ataupun tujuan-tujuan
lainnya.
Mencuci tangan baru dikenal pada akhir abad ke 19 dengan tujuan menjadi sehat saat
perilaku dan pelayanan jasa sanitasi menjadi penyebab penurunan tajam angka kematian
dari penyakit menular yang terdapat pada negara-negara kaya (maju). Perilaku ini
diperkenalkan bersamaan dengan isolasi dan pemberlakuan teknik membuang kotoran
yang aman dan penyediaan air bersih dalam jumlah yang mencukupi.
Dengan mencuci tangan, penyebaran kuman-kuman yang ada di tangan dapat dicegah.
Kuman-kuman tersebut dapat disebarkan melalui beberapa cara, antara lain :
 Melalui air atau makanan yang sudah terkontaminasi
 Melalui droplet atau percikan yang dikeluarkan saat batuk atau bersin
 Melalui tangan yang kotor yang sudah terkontaminasi
 Melalui benda-benda lain yang sudah terkontaminasi
 Melalui cairan tubuh seperti darah milik orang lain yang sakit

Jika tangan seseorang terkena kuman yang berasal dari salah satu sumber seperti yang
telah disebutkan di atas, maka ia dapat terinfeksi oleh kuman tersebut hanya dengan
menyentuhkan tangannya ke mata, hidung atau mulutnya. Infeksi kuman tersebut
merupakan tahap awal timbulnya penyakit.

6 langkah cuci tangan yang benar menurut WHO yaitu :

1. Tuang cairan handrub pada telapak tangan kemudian usap dan gosok kedua telapak
tangan secara lembut dengan arah memutar.
2. Usap dan gosok juga kedua punggung tangan secara bergantian
3. Gosok sela-sela jari tangan hingga bersih
4. Bersihkan ujung jari secara bergantian dengan posisi saling mengunci
5. Gosok dan putar kedua ibu jari secara bergantian
6. Letakkan ujung jari ke telapak tangan kemudian gosok perlahan
4 hal yang benar dalam mencuci tangan adalah :

1. Gunakan sabun.
2. Mencuci tangan di bawah air yang mengalir.
3. Cuci seluruh permukaan tangan, termasuk pergelangan, telapak, punggung tangan,
jari-jari, dan di bawah kuku.
4. Keringkan tangan dengan handuk dengan cara menepuk-nepukkan handuk atau lap
tangan, hindari menggosok agar kulit tidak merekah dan pecah, gunakan handuk sekali
pakai jika memungkinkan.

Berikut 10 kondisi wajib mencuci tangan :

1. Sebelum mempersiapkan dan menyantap makanan


2. Sebelum mengobati luka dan merawat orang sakit
3. Sebelum menggunakan atau melepaskan lensa kontak (contact lenses)
4. Sesudah dari kamar mandi dan kamar kecil
5. Sesudah memasak makanan mentah, seperti daging, ayam, atau ikan.
6. Sesudah mengganti popok
7. Sesudah bersin atau batuk
8. Sesudah bermain atau menyentuh binatang
9. Sesudah mengurus sampah
10. Sesudah merawat orang sakit

Mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun sangat diperlukan. Derasnya air yang
mengalir mampu membersihkan kuman. Berbeda dengan mencuci tangan
dalam tembala atau kobokan. Praktek mencuci tangan seperti itu tidak dianjurkan karena
air dalam keadaan diam dan digunakan untuk mencuci tangan yang kotor justru menjadi
tempat berkumpulnya kuman penyakit dan menempel lagi saat tangan diangkat dari
wadah tersebut. Membersihkan tangan dengan sabun membantu untuk melepaskan
lemak, minyak, dan protein di mana zat-zat ini merupakan bagian dari kotoran organik.
Cara lain yang dapat dilakukan adalah membersihkan tangan menggunakan cairan
antiseptik berisi alkohol atau non alkohol. Namun, cairan pembersih tangan berbahan
dasar alkohol tidak efektif membunuh bacteria lain seperti e-coli penyebab diare dan
salmonella penyebab demam tipus. Mencuci tangan dengan antiseptik baru dianjurkan
apabila keadaan yang tidak memungkinkan untuk mengakses air dan sabun, seperti
dalam ketika dalam perjalanan. Selain dengan antiseptik, juga dikembangkan mencuci
tangan menggunakan tisyu basah. Beberapa tisu basah telah mengandung wewangian
beralkohol, antibakteri, dan minyak almond agar kulit tangan tidak kering. Namun, menurut
Hendrawan Nadesul, tisu basah tidak baik untuk mencuci tangan karena hanya
mengembalikan kuman bolak-balik di tangan.
b. Kesehatan Gigi dan Gusi
Anatomi Gigi dan Gusi

Macam-macam gigi berdasarkan bentuk dan fungsinya:

1. Gigi seri
2. Gigi taring
3. Gigi geraham

Macam-macam gigi berdasarkan masa tumbuhnya :

1. Gigi susu atau gigi sulung


2. Gigi tetap

Gusi yang sehat berwarna merah muda, namun adakalanya berwarna agak kecoklatan
karena mengandung pigmen. Gusi melekat erat di sekitar mahkota gigi, tipis, mengkilap,
dan tidak menggelembung.

Macam-macam penyakit gigi dan mulut:


1. Gigi keropos/berlubang
2. Radang gusi: gusi yang memerah dan mudah berdarah bila disentuh
Karang gigi: lapisan keras pada leher gigi akibat endapan sisa makanan yang
mengeras.
      
Pencegahan penyakit gigi dan mulut:
1. Hilangkan plak dengan sikat gigi teratur minimal 2 kali sehari
2. Gunakan pasta gigi yang mengandung fluor untuk menguatkan gigi
3. Gunakan zat pewarna plak untuk melihat apakah gigi sudah bersih
4. Pilihlah sikat gigi berbulu halus, permukaan datar, dan kepala sikat kecil
5. Hindari makanan yang dapat merusak gigi seperti permen dan coklat.
6. Pilihlah makan yang dapat menyehatkan gigi seperti buah dan sayuran
7. Bila gigi terasa ngilu segera periksakan ke dokter
8. Hindari kebiasaan sering menggigit jari, pensil, bibir, membuka botol dengan gigi
9. Periksalah ke dokter gigi setiap 6 bulan sekali
Cara menyikat gigi yang baik dan benar adalah sebagai berikut :
1)    Letakkan posisi sikat 45 derajat terhadap gusi

2)      Gerakan sikat dari arah gusi kebawah untuk gigi rahang atas (seperti mencungkil)

3)      Gerakan sikat dari arah gusi ke atas untuk gigi rahang bawah

4)      Sikat seluruh permukaan yang menghadap bibir dan pipi serta permukaan dalam
dan luar gigi dengan cara tersebut.

5)      Sikat permukaan kunyah gigi dari arah belakang ke depan.

c. Kebersihan Lingkungan

Kesehatan dapat diwujudkan jika lingkungan juga sehat yaitu dengan cara:

1. Rumah yang memenuhi syarat rumah sehat


2. Adanya air bersih dan air sehat
3. Air bekas dibuang melalui saluran pembuangan yang memenuhi syarat
4. Jamban keluarga dipelihara dengan baik
5. Membuang sampah dengan benar
                
Rumah Sehat
Syarat rumah sehat secara sederhana antara lain:
1. Memiliki ruangan terpisah untuk keperluan sehari-hari dan mempunyai ukuran yang
memadai.
2. Tersediannya air bersih, saluran pembuangan limbah, tempat sampah, jamban, dan
saluran pembuangan air hujan.
3. Kamar-kamar harus mempunyai jendela dan terdapat ventilasi serta dibuat
menghadap arah angin. Jendela kamar selalu di buka pada siang hari.
4. Pertukaran udara dalam rumah harus lancar.
5. Pada pagi hari, sinar matahari dapat masuk dan pada malam hari terdapat
penerangan yang cukup untuk membaca.
6. Dinding dan lantai harus kering dan tidak lembab.
7. Asap dapur mempunyai jalan keluar melaui lubang-lubang langit-langit.
8. Halaman rumah harus selalu bersih dan halaman ditanami dengan tanaman yang
bermanfaat.
9. Jika terdapat kandang peliharaan hewan ternak, jaraknya lebih dari 10 meter dari
rumah.
10. Tidak terdapat jentik-jentik, nyamuk, lalat, kecoa, dan tikus.
                   
Air Bersih dan Air Sehat

Air bersih adalah air yang jernih, tidak berbau, tidak berwarna (tampak bening), tidak
berasa, dan tidak tampak adanya kotoran, serangga, dan kuman.
Sumber air bersih dapat diperoleh dari:

1. Sumur pompa tangan.


2. Sumur gali tertutup.
3. Mata air yang dirawat atau dari air perpipaan.
4. Penampungan air hujan, jika tidak ada sumber lain.

Air sehat adalah air yang sudah dimasak, dan dalam pemeriksaan mikroskop tidak
mengandung bibit atau kuman penyakit dan tidak mengandung zat kimia yang berlebihan.

Pembuangan Air Limbah

Air limbah atau air bekas dari kamar mandi, dapur atau cucian yang dapat mengotori
sumur, sungai, dan danau. Air bekas jika tidak dibuang dapat:

1. Mengganggu kesehatan.
2. Menganggu pemandangan.
3. Menimbulkan bau busuk.
4. Menjadi sarang nyamuk yang dapat menularkan penyakit.
5. Mencemari sumber air minum.
6. Mengurangi jumlah tanah yang seharusnya dapat digunakan.
             
   Jamban Keluarga

Cara menggunakan jamban yang benar:

1. Setelah jamban dipakai, saluran jamban disiram denagn air hingga tidak ada kotoran.
2. Sediakan air yang cukup untuk cebok dan menyiram lubang jamban kemudian
gunakan sabun untuk mencuci tangan.
3. Bila keluar dari toilet, kita harus yakin bahwa jamban telah bersih.
   
Sampah

Sampah adalah benda-benda bekas yang tidak terpakai lagi. Macam-macam sampah
antara lain :

1. Sampah anorganik/kering adalah sampah yang tidak dapat megalami pembusukan


secara lami. Contoh: logam, besi, kaleng, dan lain-lain.
2. Sampah organik/basah adalah sampah yang dapat mengalami pembusukan secara
alami. Contoh: sampah dapur, sampah restoran, rempah-rempah, dan lain-lain.
3. Sampah berbahaya adalah sampah yang dapat membahayakan tubuh secara
langsung. Contoh : baterai, botol racun nyamuk, jarum suntik bekas, dan lain-lain.

Anda mungkin juga menyukai