Anda di halaman 1dari 20

A. Struktur Pasar..................................................................................................

2
B. Pasar Input.......................................................................................................28
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................37

i
KEGIATAN BELAJAR
3
Pasar

Capaian Pembelajara Mata Kegiatan (CPMK)

Peserta Kompeten dalam Menguasai konsep dasar ekonomi termasuk


ekonomi syariah, permintaan dan penawaran, teori harga, teori pasar,
teori konsumsi, dan teori produksi serta hasil penelitian terkait

Pokok Materi

1. Pengertian Pasar
2. Pasar persaingan sempurna
3. Pasar persaingan tidak sempurna
4. Pasar input.

URAIAN MATERI

A. Pengertian Pasar
Pasar secara umum diartikan sebagai tempat penjual menawarkan barang
atau jasa sesuai taksiran harga penjual serta pembeli mendapatkan barang atau
jasa sesuai dengan taksiran harga pembeli. Di pasar antara penjual dan pembeli
akan melakukan transaksi. Transaksi muncul setelah ada kesepakatan antara
penjual dan pembeli.  Syarat terjadinya transaksi adalah ada barang yang diperjual
belikan, ada penjual, ada pembeli, ada kesepakatan harga barang, dan tidak ada
paksaan dari pihak manapun. Pengertian pasar dalam ilmu ekonomi lebih
konseptual, yakni terjadinya keseimbangan antara permintaan dan penawaran.
Dengan demikian sebuah pasar tidak harus dikaitkan dengan suatu tempat.
Pasar (market) adalah tempat bertemunya antara pembeli dengan penjual
yang bertujuan untuk melakukan transaksi ekonomi yaitu membeli atau menjual
barang dan jasa atau sumber daya ekonomi serta faktor-faktor produksi lainnya.
Pengertian pasar tidak menunjuk ke suatu lokasi atau tempat-tempat tertentu, hal
ini karena pasar tidak mempunyai batas-batas geografis. Adanya sistem jaringan

1
komunikasi modern yang dapat meniadakan hambatan atau batasan geografis,
sehingga memungkinkan para pembeli dan penjual bertransaksi tanpa harus
melihat wajah satu sama lain.
Berdasarkan ilmu ekonomi, pasar berhubungan dengan kegiatannya
bukanlah tempatnya. Ciri khas suatu pasar yaitu ada aktivitas transaksi jual beli.
Beberapa pembeli datang ke pasar untuk belanja dengan membawa uang untuk
membayar harga barang yang diperjual belikan. Penjual akan mengirimkan
produk/jasa yang telah dibayar oleh sipembeli. Jadi, dalam pengertian itu terdapat
faktor-faktor yang mendukung terjadinya pasar, yaitu: keinginan, daya beli, serta
prilaku konssumen dan produsen. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa pasar
merupakan intraksi pembeli dan penjual untuk melakukan transaksi jual beli
barang atau jasa. Syarat terbentuknya pasar antara lain:
1. Terdapat penjual dan pembeli
2. Adanya barang atau jasa yang diperjualbelikan
3. Terjadinya kesepakatan harga antara penjual dan pembeli

B. Struktur Pasar
1. Pasar Persaingan Sempurna
Banyak kalangan ekonom memiliki argumentansi tentang defenisi pasar
persaingan sempurna, tetapi pada umumnya defenisi dari beberapa ekonom
tentang pasar persaingan sempurna secara konsep memiliki kesamaan walau pun
dalam bentuk kalimat berbeda-beda. Sukirno menjelaskan bahwa pasar persaingan
sempurna dapat didefenisikan sebagai struktur pasar atau industri dimana terdapat
banyak penjual dan pembeli, dan setiap penjual atau pun pembeli tidak dapat
mempengaruhi keadaan dipasar. Sama hal dari defenisi dari Samuelson dan
Nordhaus yang menyatakan bahwa persaingan sempurna adalah pasar dimana
pembeli dan penjual hanya bertindak sebagai price taker. Didalam pasar
persaingan sempurna produk yang diperjuaal belikan bersifat homogen (produk
yang identik dengan produk yang dijual oleh perusahaan–perusahaan lain didalam
industri). Kedudukan seorang produsen maupun pembeli sedemikian kecil
dibandingkan pasarnya sehingga ia tidak dapat mempengaruhi harga. Harga
terbentuk melalui mekanisme pasar (interaksi antara penawaran dan permintaan)

2
dan seorang maupun pembeli tidak dapat mempengaruhi harga. Kedudukan
mereka hanya berperan sebagai penerima harga (price taker).
Pembeli tidak dapat membedakan apakah suatu barang berasal dari produsen
A, produsen B, atau produsen C. Oleh karena itu, promosi dengan iklan tidak akan
memberikan pengaruh terhadap penjualan produk.
Jenis pasar persaingan sempurna terjadi ketika jumlah produsen sangat
banyak sekali dengan memproduksi produk yang sejenis dan mirip dengan jumlah
konsumen yang banyak. Contoh produknya adalah seperti beras, gandum,
batubara, kentang, dan lain-lain.

a. Ciri-ciri pasar persaingan sempurna :


1) Komoditas yang diperjual belikan adalah homogen (serupa). Dalam pasar
persaingan sempurna, jenis komoditas tertentu yang dijual oleh para
penjualnya harus sama dalam segala hal. Karena semua komoditas yang
ditawarkan adalah homogen maka dalam menentukan pembeliannya,
konsumen tidak tergantung pada siapa yang menjual komoditas tersebut
melainkan pada tingkat harga komoditas tersebut.
2) Jumlah penjual atau pembeli yang sangat banyak, sehingga jumlah komoditas
yang dibeli oleh seorang pembeli atau jumlah komoditas yang dijual oleh
seorang penjual sangatlah kecil kontribusinya jika dibandingkan dengan
jumlah total yang ada di pasar. Dengan demikian baik pembeli maupun
penjual secara orang per orang tidak mungkin mempengaruhi harga pasar dari
komoditas yang diperjual belikan tersebut.
3) Penjual dan pembeli berkeududukan sebagai penerima harga (price taker).
Para pengusaha yang menghasilkan suatu komoditas tertentu yang homogen,
dalam menawarkan komoditas yang dihasilkannya di pasar komoditas
tersebut, melakukan persaingan atas dasar harga pasar yang telah tertentu
karena pengusaha komoditas tersebut secara perorangan tidak dapat
mempengaruhi harga pasar yang terbentuk, sebaliknya pengusaha yang harus
menyesuaikan diri dengan harga pasar yang telah ada. Di sisi lain
konsumenm pun secara perorangan tidak dapat mempengaruhi harga pasar.
Dalam hal ini seorang konsumen tidak dapat mengubah harga pasar dengan
jalan memperbesar atau memperkecil jumlah pembeliannya, karena

3
kontribusi seorang kosumen terhadap seluruh konsumen yang ada dipasar
sangatlah kecil.
4) Tidak adanya penetapan–penetapan dari luar yang bersifat memaksa baik
terhadap permintaan, penawaran ataupun terhadap harga dari komoditas yang
diperjualbelikan. Dalam pasar persaingan sempurna, tiap–tiap penjual dan
atau masing-masing pembeli bebas untuk melakukan atau tidak melakukan
jual beli pada pasar yang telah ada tersebut.
5) Penjuaal daan pembeli mempunyai pengetahuan yang sempurna mengenai
pasar. Tiap pembeli memiliki pengetahuan yang sempurna mengenai harga
komoditas yang akan dibeli. Dengan demikian bila ada seorang penjual ingin
menjual komoditasnya dengan harga yang lebih tinggi dari harga yang
diberlakukan pedagang–pedagang lainnya, ia tidak akan memperoleh pembeli
sebab semua pembeli mengetahui dengan sempurna bahwa di tempat lain
mereka dapat membeli komoditas yang sama dengan harga yang lebih rendah.
Karena pengetahuan yang sempurna mengenai harga ini, hanya ada satu harga
saja dari satu macam komoditas di pasar.
6) Terdapat mobilitas sumber–sumber daya, untuk menghasilkan barang-barang
dan atau jasa-jasa dalam aktivitas ekonomi.
7) Penjual dan pembeli bebas keluar atau masuk pasar.

b. Permintaan Dan Hasil Penjualan


Dalam menganalisis upaya perusahaan untuk mencapai keuntungan, perlu
diperhatikan biaya produksi yang dikeluarkan oleh perusahaan dan hasil penjualan
yang diperoleh perusahaan tersebut. Diketahui bahwa sifat biaya produksi dari
perusahaan adalah tidak terpengaruh struktur pasar dimana perusahaan tersebut
berada. Akan tetapi hasil penjualan komoditas mereka akan berbeda-beda bila
mereka berada pada struktur pasar yang berbeda. Perbedaan ini disebabkan oleh
bentuk permintaan bagi perusahaan dalam struktur pasar yang berbeda akan
berbeda pula.

c. Kurva permintaan pada pasar persaingan sempurna


Setiap konsumen memiliki kontribusi dalam menentukan bentuk
permintaan pasar. Penjumlahan seluruh permintaan perseorangan akan suatu

4
komoditas pada suatu tingkat harga akan menentukan kurva permintaan pasar.
Selanjutnya interaksi kurva permintaan pasar dengan kurva penawaran pasar akan
membentuk jumlah dan harga keseimbangan pasar. Gambar 3.1 menunjukkan
interaksi permintaan dan penawaran komoditas jagung yang dihasilkan oleh
petani-petani dalam pasar persaingan sempurna. Pada pasar suatu komoditas
dengan persaingan sempurna, kurva permintaan bagi seorang pengusaha di pasar
tersebut akan merupakan garis yang sejajar dengan sumbu horizontal yang ditarik
melalui titik harga pasar komoditas tersebut seperti terlihat pada Gambar 3.1.

Harga Per
Keranjang

PASAR

D
Keranjang Jagung
(jutaan ton)
15

Gambar 3.1. Kurva Permintaan Dan Penawaran Dalam Pasar

Kurva permintaan perusahaan yang bersifat elastis sempurna terbentuk


karena produsen pada pasar persaingan sempurna adalah penerima harga (price
taker), dalam artian berapapun yang bersangkutan memproduksi dan menjual
komoditasnya di pasar, harga pasar tidak berubah. Bila pengusaha tersebut
berupaya menaikkan harga komoditasnya, konsumen akan beralih ke komoditas
yang dihasilkan oleh pengusaha lainnya karena produk perusahaan tersebut adalah
serupa dengan hasil produksi perusahaan lainnya. Disamping itu karena
perusahaan tersebut hanya menghasilkan dalam jumlah yang relatif sangat kecil
dibandingkan dengan jumlah komoditas yang beredar di pasar maka perusahaan
tersebut dapat menjual seluruh komoditasnya di pasar, sehingga tidak ada alasan
bagi perusahaan tersebut untuk menurunkan harga jual.

5
Harga Per
Keranjang Perusahaan
Costner

3.00 D

Keranjang Jagung (Kg)


5.000

Gambar 3.2. Kurva Permintaan Sebuah Perusahaan dalam


Pasar Persaingan sempurna

d. Penerimaan perusahaan
Dalam pasar persaingan sempurna, kurva permintaan seorang pengusaha
selain menjelaskan hubungan antara jumlah komoditas yang diminta pada setiap
tingkat harga juga dapat menjelaskan penerimaan rata-rata (AR = Average
Revenue) dan penerimaan marginalnya (Marginal Revenue). Pada pasar
persaingan sempurna berlaku kondisi D = AR = MR = P karena sifat perusahaan
yang price taker dan kurva permintaan yang elastis sempurna (dalam hal ini D =
demand atau kurva permintaan dan P = Price atau harga). Penjelasan untuk
kondisi tersebut adalah sebagai berikut:
1. Bila perusahaan tersebut menjual seluruh komoditas yang dihasilkannya,
seluruh pendapatan yang diterima perusahaan dinamakan penerimaan total (TR
= Total Revenue). Dalam pasar persaingan sempurna, harga satuan komoditas
tidak akan berubah berapapun banyaknya komoditas yang dijual oleh
perusahaan tersebut. Bila harga satuan komoditasnya adalah P dan perusahaan
tersebut menjual sebanyak Q maka TR = P × Q. Karena harga jual satuan
komoditas tidak berubah maka kurva total revenue (TR) berbentuk garis lurus
yang bermula dari titik O seperti tampak pada Gambar 3.3.
2. Marginal Revenue (MR) adalah tambahan hasil penerimaan yang diperoleh
perusahaan bila perusahaan tersebut menjual satu unit tambahan komoditas
yang diproduksikannya. Karena harga jual satuan komoditasnya tidak berubah,
berapapun ia menambah jumlah penjualan komoditasnya, marginaal revenunya

6
sebesar harga komoditas tersebut. Misalnya kalau harga persatuan
komoditasnya Rp 200,- maka marginal revenunya juga Rp 200,- . Keadaan ini
dapat dituliskan sebagai berikut :
Δ TR Δ( PQ) P( ΔQ)
MR = = = =P
ΔQ ΔQ ΔQ

P
TR

12 AR = MR

0 Q

Gambar 3.3. Kurva AR, MR dan TR sebuah Perusahaan dalam


Pasar Persaingan Sempurna

3. Nilai Average Revenue (AR) sama dengan hasil bagi Total Revenue dengan
banyaknya komoditas yang dijual, sehingga dapat dituliskan sebagai berikut:
TR P x Q
AR = = =P
Q Q

Tabel 3.1. TR, AR dan MR Perusahaan dalam Pasar Persaingan Sempurna

Q P TR AR MR
0 12 0 - -
1 12 12 12 12
2 12 24 12 12
3 12 36 12 12
4 12 48 12 12
5 12 60 12 12
6 12 72 12 12
7 12 84 12 12
8 12 96 12 12
9 12 108 12 12
10 12 120 12 12
11 12 132 12 12

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Price = Demand = Avarage


Revenue = Marginal Revenue P = D = AR = MR. Untuk menggambar

7
apa yang telah diuraikan di atas, marilah kita perhatikan Tabel 3.1 di bawah ini.
Berdasarkan tabel tersebut nampak bahwa pada tingkat Q berapapun P, AR dan
MR tetap sama, sedangka TR terlihat bahwa semakin banyak Q, maka TR
semakin besar

e. Maksimasi keuntungan
Pembahasan tentang perolehan keuntungan suatu perusahaan dibedakan
menjadi jangka pendek dan jangka panjang. Hal ini mengingat sifat biaya
produksi dari perusahaan dalam jangka pendek berbeda dengan jangka panjang.
Dalam jangka pendek dikenal adanya biaya tetap (fixed cost) dan biaya variabel
(variable cost) sedangkan dalam jangka panjang tidak dikenal lagi adanya
pemilahan fixed cost maupun variable cost. Meskipun demikian pada kedua
jangka waktu tersebut terdapat kesamaan dalam menghitung keuntungan suatu
perusahaan yaitu dengan membandingkan hasil penjualan total (total revenue =
TR) dengan biaya total (total cost = TC) dan membandingkan hasil penjualan
marginal (marginal revenue = MR) dengan biaya marginal (marginal cost = MC).
Keuntungan adalah perbedaan antara TR dengan TC. Saat perbedaan keduanya
mencapai kondisi maksimum maka tercapailah kondisi keuntungan yang tertinggi.
Pemaksimumkan keuntungan juga bisa dicapai pada tingkat produksi dimana MR
sama dengan MC.

1. Pemaksimuman keuntungan jangka pendek


Dalam jangka pendek dikenal adanya fixed cost (FC) yang ditimbulkan
oleh pemakaian input tetap dan variable cost (VC) yang ditimbulkan oleh
pemakaian input variabel. Tabel 3.2 menunjukkan pengeluaran dari suatu
perusahaan yang bersaing sempurna. Pada tabel 3.2 perbedaan antara TR dengan
TC dapat dilihat pada kolom ke 10, yang menunjukkan bahwa selisih TR dengan
TC yang memaksimum tercapai bila perusahaan menghasilkan komoditas
sebanyak 8 unit. Bila kondisi cost dan revenue yang ditunjukkan dalam tabel di
atas digambarkan dalam grafik, maka keuntungan maksimum dapat dijumpai pada
kondisi dimana perbedaan TR yang berada di atas TC adalah terjauh. Dengan
menampilkan TR, TC dan TVC dalam satu grafik, dapat dilihat kondisi

8
keuntungan dari perusahaan tersebut. Pada saat TC>TR, perusahaan mengalami
kerugian karena biaya yang dikeluarkan melebihi penerimaannya.
Tabel 3.2. Biaya dan Hasil Penjualan Perusahaan Kurniawan dalam
Pasar Persaingan Sempurna
MC=<MR
MC MR
MC >MR
Q P TR AR TC TFC TVC AC AVC TR-TC MC MR Ket
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14)
0
1
12
12
0
12
-
12
15
25
15
15
0
10
-
25
-
10
-15
-13
-
-13
-
10
12
12
Pada
2 12 24 12 33 15 18 16.5 9 -9 -4.5 8 12
saat 3 12 36 12 40 15 25 13.3 8.3 -4 -1.3 7 12 TR >
4 12 48 12 46 15 31 11.5 7.8 2 0.5 6 12
5 12 60 12 54 15 39 10.8 7.8 6 1.2 8 12
TC, 6 12 72 12 63 15 48 10.5 6 9 1.5 9 12
7 12 84 12 73 15 58 10.4 8.3 11 1.57 10 12
8 12 96 12 84,9 15 69.9 10.61 8.7 11.1 1.39 11.9 12
9 12 108 12 98 15 83 10.9 9.2 10 1.25 13.1 12
10 12 120 12 113 15 98 11.3 9.8 7 0.7 15 12
11 12 132 12 132 15 117 12 10.6 0 0 19 12

perusahaan memperoleh keuntungan karena penerimaan perusahaan lebih besar


dari pada biaya yang dikeluarkannya. Pada saat TR dan TC berpotongan,
terjadilah kondisi dimana TR = TC. Kondisi tersebut dinamakan Break Even Point
atau titik kembali modal karena titik tersebut menunjukkan biaya total yang
dikeluarkan perusahaan sama dengan hasil penjualan yang diterimanya.
Disamping melihat hubungan TR dengan TC dapat juga diperhatikan
hubungan antara TR dengan TVC. Pada kondisi dimana posisi TVC di bawah TR
berarti penerimaan perusahaan dapat menutup semua pengeluaran variable cost
perubahan dapat ditutup oleh totol revenuenya.
Contoh :
Dalam suatu pasar persaingan sempurna, diketahui fungsi permintaannya adalah:
Q = 15 – 2,5P dan kurva marginal cost MC = 1,5 + 0,2Q.
Q = Jumlah komoditas yang dijual dan P = Harga jual. Pada waktu perusahaan
tersebut mencapai keuntungan maksimum, total fixed cost adalah sebesar 13,50,-.
Ditanya:
a. Jumlah komoditas yang dijual
b. Harga jual
c. Total Revenue
d. Average fixed cost
e. Average variable cost
f. Keuntungan maksimum perusahaan
Penyelesaian :
Q=15-2.5 P MC=1.5 + 0.2Q TFC = 13. 50

9
Syarat agar (profit) maksimum: P = MC (karena MR = P)

a. Q= 15 - 2.5P →P = 6 - 0.4Q → 6-0. 4Q=1 .5+0 .2Q → 0.6Q = 4.5 →


Q=7.5
b. P=6-0. 4 (7 . 5 )= 3
c. TR = P.Q = 3 x 7.5 =22.5
TFC 13.50
AFC = = =1 .8
d. Q 7 .5

e.
TVC =∫ (1.5 + 0.2Q) → TVC=1.5Q+0 .1Q2 →
1.5 Q+0.1Q 2
AVC= =1.5+ 0.1Q
Q
Jika Q = 7 .5 → AVC=1. 5+0 .1(7 . 5)=2. 25
2
f. π =TR - TC=P . Q -( TFC+TVC ) → =P . Q - (13.50 + 1.5Q+0.1Q )
→ ¿ ( 3 x 3.75 ) −(13.50+1.5 ( 1.7 ) +0.1 ( 7.52 ) ) = 22.5 – 30.375 = -7.875

Kemungkinan kedudukan perusahaan dalam jangka pendek


Gambaran besarnya keuntungan perusahaan dalam satu grafik dengan total
cost dan total revenue dapat memperjelas keadaan dimana perusahaan mencapai
keuntungan maksimum, yaitu saat perusahaan menghasilkan 8 unit output. Saat
itu, pada gambar kurva (profit)` terlihat bahwa keuntungan mencapai titik C
yang merupakan keadaan keuntungan tertinggi. Bila dari titik output sebanyak 8
unit tersebut ditarik garis vertikal memotong kurva TC dan kurva TR, maka
perpotongan garis vertikal dengan kurva TR terjadi di titik A dan perpotongan
dengan kurva TC terjadi di titik B. Dari situ terlihat bahwa kemiringan pada
titik B (yang dalam hal ini adalah MC) sama dengan kemiringan pada titik A
(yang dalam hal ini adalah MR). Dengan demikian sebagaimana telah disebutkan,
pada tingkat output sebanyak 8 unit tercapai kondisi MR = MC.
Dengan menggambarkan MC, AC, AVC dan MR dalam satu grafik seperti
tampak pada Gambar 3.4, terlihat bahwa saat MR berpotongan dengan MC,
perusahaan akan menghasilkan 8 unit output. Pada kondisi tersebut harga jual per
unit output adalah 12 sedangkan biaya per unit produksinya adalah 10,61. Dengan
demikian untuk per unit komoditas yang dihasikan perusahaan adalah 11,1
(diperoleh dari 1,39 × 8 = 11,1, yang ditunjukkan oleh kotak ABCD).

10
Gambar 3.4. Kurva MC, ATC, AVC dan MR

Dari Gambar 3.4. dapat dilihat jika MC < MR, total profit perusahaan
belum maksimum dan perusahaan masih akan memperbesar output untuk
meningkatkan profitnya. Sebaliknya jika MC > MR total profit perusahaan akan
berkurang dan perusahaan akan memperkecil output yang dihasilkannya. Profit
perusahaan akan maksimum jika MC = MR. Namun demikian perlu kehati–hatian
saat menentukan tingkat produksi yang dapat memaksimumkan keuntungan
dengan menggunakan acuan MC = MR, karena terkadang potongan MC dengan
MR terjadi di dua titik, yaitu pada saat kurva MC sedang turun (slopenya negatif)
dan pada saat kurva MC sedang naik (slopenya positif). Bila dijumpai kasus
demikian, keuntungan maksimum perusahaan akan dicapai bila perpotongan MC
dan MR terjadi saat kurva MC sedang naik (yaitu saat MC = MR dan slope MC >
slope MR). Pada Gambar 3.4. ditunjukkan bahwa keuntungan perusahaan akan
maksimum bila mereka berproduksi sebanyak Q1 unit (ketika perpotongan MC
dan MR terjadi di titik C).

2. Kiat Perusahaan pada Pasar Persaingan Sempurna dalam Jangka


Panjang.

Dalam jangka panjang, tidak lagi dikenal pemilihan antara fixed cost dan
variable cost. Dengan demikian yang perlu diperhatikan dalam memproduksi
suatu unit komoditas adalah biaya rata-ratanya (average cost). Untuk melihat

11
kondisi suatu perusahaan di pasar tentunya tidak lagi perlu diperhatikan posisi
harga komoditas terhadap AVC tetapi cukup dengan AC dan MC saja. Bila
perpotongan harga komoditas dengan MC masih terletak pada kurva AC atau di
atas kurva AC maka perusahaan masih layak berproduksi karena masih
memperoleh keuntungan normal atau di atas normal. Tetapi pada umumnya dalam
jangka panjang, perusahaan–perusahaan dalam pasar persaingan sempurna hanya
akan memperoleh keuntungan normal saja, karena dengan keuntungan di atas
normal akan menarik perhatian perusahaan–perusahaan baru untuk masuk ke
dalam pasar sehingga berakibat pertambahan jumlah komoditas yang ditawarkan
yang pada akhirnya akan menekan keuntungan perusahaan ke kondisi keuntungan
normal.
Dalam jangka panjang perkembangan yang terjadi dipengaruhi oleh
perubahan permintaan dan penawaran. Pertambahan permintaan dipengaruhi oleh
banyak faktor seperti selera, pendapatan, dan perkembangan penduduk.
Perubahan penawaran juga dipengaruhi oleh banyak faktor seperti perubahan
teknologi yang berpengaruh langsung ke biaya produksi, perubahan harga faktor–
faktor produksi dan juga efisiensi perusahaan itu sendiri maupun perusahaan–
perusahaan pemasok bahan bakunya.

a. Efek kenaikan permintaan


Dimisalkan terdapat 1.000 buah perusahaan yang berpartisipasi dalam
suatu industri. Dengan demikian penawaran industri tersebut ditentukan oleh
jumlah komoditas yang ditawarkan oleh 1.000 perusahaan tersebut. Diasumsikan
kurva biaya untuk setiap perusahaan yang berpartisipasi di pasar adalah sama
sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 3.5a. Kurva penawaran dari 1.000
perusahaan yang beroperasi di pasar ditunjukkan oleh S 0 pada Gambar 3.5b. Bila
pada kondisi pasar berlaku kurva permintaan D0, keseimbangan akan terbentuk di
E0 dengan harga keseimbangan P0 dan jumlah keseimbangan 40.000 unit.
Dari Gambar 3.5a terlihat bahwa pada saat harga P 0, average cost tiap
perusahaan adalah P0. Perpotongan P0 dengan MC terjadi di titik A pada saat AC
minimum sehingga perusahaan–perusahaan yang beroperasi di pasar hanya akan
memperoleh untung normal. Pada saat itu tiap perusahaan akan menghasilkan
sebanyak 40 unit output, sehingga 1.000 perusahaan akan menghasilkan 40.000

12
unit output yang ditawarkan ke pasar. Dengan adanya perubahan faktor–faktor
yang mempengaruhi permintaan, terjadilah perubahan permintaan. Kurva
permintaan yang semula D0 kini bergeser menjadi D1 (Gambar 3.5b).
Keseimbangan jangka pendek yang baru, terbentuk pada perpotongan D1 dengan
S0 di titik E1. Saat itu harga keseimbangan baru terbentuk di P1 dan jumlah
komoditas yang diperjualbelikan adalah 48.000 unit. Di P1 perpotongan MC
dengan P1 terjadi pada titik B yang terletak di atas AC. Keadaan ini menyebabkan
perusahaan–perusahaan yang beroperasi di pasar memperoleh keuntungan
melebihi normal yang akan menarik minat perusahaan–perusahaan baru
memasuki pasar. Masuknya perusahaan-perusahaan baru ke dalam industri akan
menyebabkan pertambahan penawaran komoditas sehingga kurva penawaran
bergeser dari S0 ke S1.
P
P
MC S0
AC
B S1
P1
P1 E3

P0 E1
P0
A

D1
D0
Q
40 48 Q
40.000 48.000 60.000

a. Keseimbannggan Perusahaan b. Keseimbangan Pasar

Gambar 3.5. Kurva Efek Kenaikan Permintaan

Pergeseran kurva penawaran tersebut menyebabkan terbentuknya


keseimbangan baru di titik E2. Harga pada titik keseimbangan baru adalah P0
(kembali ke tingkat harga mula-mula), tetapi jumlah yang diperjualbelikan
menjadi 60.000 unit. Dengan kembalinya harga ke tingkat awal, perusahaan-
perusahaan yang beroperasi di pasar persaingan sempurna kembali akan
memperoleh keuntungan normal. Pada kondisi tersebut tiap perusahaan-
perusahaan hanya bersedia memproduksi 40 unit output. Karena jumlah
keseimbangan kini adalah 60.000 unit maka jumlah perusahaan yang beroperasi di

13
60 . 000
= =1.500
pasar menjadi 40 buah. Karena pada awalnya hanya terdapat
1.000 perusahaan yang beroperasi di pasar, berarti ada tambahan 500 buah
perusahaan baru yang masuk ke pasar karena tertarik dengan keuntungan di atas
normal sebelumnya.
Contoh:
Diketahui bahwa titik terendah pada kurva LAC untuk masing-masing
perusahaan yang identik dalam industri yang bersaing sempurna adalah 4 dan itu
terjadi pada output sebesar 500 unit. Apabila skala operasi optimum di operasikan
untuk memproduksi 600 unit output per unit waktu, SAC untuk setiap perusahaan
adalah 4,50 dan fungsi permintaan dan penawaran pasar ditentukan berturut-turut
oleh QD = 70.000 – 5.000P dan QS = 40.000 + 2500P
Hitunglah :
a. Harga dan kuantitas keseimbangan.
b. Berapa jumlah perusahaan yang ada bila industri berada dalam ekulibrium
jangka panjang.
c. Jika fungsi D bergeser ke Q*D = 100.000 – 5000P. Berapa harga dan
keseimbangan yang baru dan berapa keuntungan perusahaan.
d. Jika terjadi pergeseran fungsi S menjadi Q* S = 55.000 + 2500P. Berapa
harga dan kuantitas keseimbangan.
Penyelesaian:

a. QD =70 .000-5 . 000P dan


QS =40 .000+2. 500P
Keseimbangan pasar tercapai bila
QD =QS
70 .000-5 . 000P=40 . 000+2. 500P. ; 7 .500P=30. 000 P=4
Maka QD =70 .000-5. 000( 4 )=50 . 000
Jadi keseimbangan pasar teracapai saat harga 4 dan kuantitas 50.000 unit
50 .000
=100
b. Jumlah perusahaan yang ada 500 perusahaan
c. Keseimbangan baru tercapai jika
Q*D =QS
100 .000 -5. 000P = 40 . 000+2 .500P ; 7 .500P=60 .000 ; P=8
Maka Q*D =100. 000-5 . 000P=100 . 000-5 . 000(8)=60 .000
d. Perubahan QS menjadi Q*S membuat keseimbangan baru pada saat Q*D = Q*S
100 .000-5. 000P=55 . 000+2 .500P ; 7 .500P-5 . 000P=55 . 000+2 .500P
7 .500P=45 . 000` ; P=6 Maka Q*D =100. 000-500 (6)= 70 . 000

14
Keseimbangan baru tercapai saat harga 6 dan kuantitas 70.000 unit output.
b. Efek penurunan permintaan
Dimisalkan ada 1.000 perusahaan yang memiliki kurva biaya yang sama
beroperasi di pasar. Pada kondisi keseimbangan awal, tiap-tiap perusahaan
menerima harga P0 dan memproduksi 40 unit output. Jumlah komoditas yang
diperjualbelikan di pasar adalah 40.000 unit. Pada saat itu tiap perusahaan
memperoleh untung normal (lihat Gambar 6.3a). Berikutnya terjadi penurunan
permintaan dari D0 ke D1 dan terbentuk keseimbangan baru di E1 (lihat Gambar
6.3b). Pada keseimbangan baru, harga menjadi P1 dan jumlah yang
diperjualbelikan adalah 34.000 unit.

P P S1

E0 S0
MC AC

P0
E2
P0

P1
E1
P1
D1 D0
Q
40 48
Q
28.000 34.000 40.000

a Keseimbangan Perusahaan B Keseimbangan Pasar

Gambar 3.6. Efek penurunan permintaan

Bila jumlah perusahaan yang beroperasi di pasar tetap 1000 buah, maka
tiap perusahaan akan memproduksi 34 unit. Pada kurva harga dan biaya terlihat
bahwa P1 berada di bawah AC sehingga perusahaan merugi. Saat itu sebagian
perusahaan akan membubarkan kegiatannya sehingga berdampak kepada
pengurangan penawaran dari S0 ke S1. Keseimbangan baru yang terbentuk sebagai
hasil interaksi D1 dengan S1 terjadi di titik E2, yang menunjukkan harga
keseimbangan P0 dan jumlah yang diperjualbelikan 28.000 unit. Pada harga P 0
perusahaan kembali berada pada posisi untung normal. Dengan demikian tiap
perusahaan akan memproduksi 40 unit komoditas. Sekarang dengan adanya
sejumlah perusahaan yang meninggalkan pasar, jumlah perusahaan yang tersisa

15
28 .000
=700
adalah 40 buah (semula 1.000 buah, berarti ada 300 buah
perusahaan meninggalkan pasar). Dua ilustrasi yang diberikan sebelumnya
menunjukkan bahwa dalam jangka panjang, perusahaan-perusahaan dalam pasar
persaingan sempurna cenderung untuk memperoleh keuntungan normal saja.

Forum Diskusi

Dari sekian banyak jenis pasar berdasarkan strukturnya, menurut pendapat


saudara jenis pasar mana yang paling ideal dalam arti pasar yang paling cocok
baik bagi konsumen maupun produsen, coba saudara diskusikan jawaban saudara.

16
RANGKUMAN
1. Pasar secara umum diartikan sebagai tempat penjual menawarkan barang atau
jasa sesuai taksiran harga penjual serta pembeli mendapatkan barang atau jasa
sesuai dengan taksiran harga pembeli.
2. Pasar persaingan sempurna dapat didefenisikan sebagai struktur pasar atau
industri dimana terdapat banyak penjual dan pembeli, dan setiap penjual atau
pun pembeli tidak dapat mempengaruhi keadaan dipasar.Fungsi permintaan
adalah persamaan yang menunjukkan hubungan antara jumlah barang yang
diminta dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
3. Pasar persaingan tidak sempurna adalah pasar yang tidak terorganisasi secara
sempurna, atau bentuk-bentuk dari pasar di mana salah satu ciri dari pasar
persaingan sempurna tidak terpenuhi.
4. Pasar monopoli adalah suatu bentuk pasar di mana hanya terdapat satu penjual
yang menguasai pasar.
5. Pasar duopoli adalah yang memiliki karakteristik yang sama dengan oligopoli,
namun pada Pasar duopoli pasar dimana suatu barang dikuasai oleh hanya ada
dua perusahaan.
6. Pasar persaingan monopolistik adalah salah satu bentuk pasar di mana terdapat
banyak produsen yang menghasilkan barang serupa tetapi memiliki perbedaan
dalam beberapa aspek.
7. Pasar Oligopoli adalah pasar di mana penawaran satu jenis barang dikuasai
oleh beberapa perusahaan.
8. Pasar monopsoni adalah suatu bentuk pasar yang dikuasai oleh satu
orang/badan/lembaga sebagai pembeli dengan penawaran dari sejumlah
penjual/produsen sehingga pihak pembeli memiliki kemampuan untuk
menetapkan harga.
9. Pasar oligopsoni adalah suatu bentuk pasar yang dikuasai oleh beberapa orang
perusahaan sebagai pembeli degan penawaran dari sejumlah penjual.
10. pasar input adalah tempat bertemunya permintaan dan penawaran faktor-
faktor  produksi yang berupa alam (tanah), tenaga kerja, dan modal (uang).

17
TES PORMATIF
1. Dibawah ini merupakan ciri-ciri dari pasar persaingan sempurna kecuali :
A. Komoditas yang diperjual belikan adalah homogen (serupa).
B. Jumlah penjual atau pembeli yang sangat banyak.
C. Penjual dan pembeli berkedudukan sebagai penerima harga (price
taker).
D. Hambatan masuk cukup kuat, karena paten dan modal yang
diperlukan sangat besar.
E. Tidak adanya penetapan–penetapan dari luar yang bersifat memaksa
baik terhadap permintaan, penawaran ataupun terhadap harga dari
komoditas yang diperjualbelikan.
2. Perusahaan dalam pasar persaingan sempurna dalam jangka pendek akan
tetap berproduksi walaupun menderita rugi, karena ....
A. tambahan penerimaan lebih besar dari tambahan biayanya
B. tambahan penerimaan lebih besar dari tambahan biaya dari
bertambahnya produksi sebanyak satu unit
C. biaya rata-ratanya (biaya per unitnya) minimum
D. harganya masih di atas biaya marginal
E. harga jual masih di atas biaya variabel rata-rata
3. Tabel ciri- ciri pasar persaingan sempurna dan pasar persaingan tidak
sempurna
No A B C
1 Jumlah penjual dan Beberapa penjual Satu orang penjual
pembeli banyak /produsen yang yang menguasai
menguasai pasar pasar
2 Terdapat cukup Barang yang diperjual Masing-masing
banyak penjual belikan homogen penjual dapat
mempenaruhi
pasar
3 Terdapat beberapa Barang yang Ada mobilisasi
pembeli diperjualbelikan Sumber produksi
terdiferensiasi

Ciri-ciri pasar persaingan sempurna ditunjukkan oleh nomor...


A. A1, B1, dan C1
B. A2, B3, dan C3

18
C. A2, B2, dan C2
D. A1, B2, dan C3
E. A1, B3, dan C3
7. Pasar voucher pulsa ”Rembulan” berstruktur persaingan sempurna. Harga
nomor perdananya Rp50.000,00. Minggu yang lalu seorang pedagang
berhasil menjual 40 unit nomor perdana ”Rembulan”, sedangkan dalam
minggu ini ia berhasil menjual sebanyak 54 unit. Penerimaan marjinal
(marginal revenue) dari minggu yang lalu ke minggu ini adalah....
A. Rp2.700.000,00
B. Rp2.000.000,00
C. Rp700.000,00
D. Rp50.000,00
E. Rp 2.500.000,00
8. Seorang tengkulak di sebuah desa menaikkan harga beras sewaktu-waktu,
karena dia adalah satu-satunya penampung beras hasil penan para petani di
desa tersebut. Berdasarkan siatuasi tersebut kegiatan tengkulak tersebut
tergolong kedalam jenis pasar ...
A. Monopoli
B. Persaingan sempurna
C. Monopsoni
D. Monopolistik
E. Oligopoli
9. Dalam suatu pasar bersaing sempurna, diketahui kurva permintaan
industrinya adalah: P = 8 - 0,5Q dan kurva marginal cost industri MC =
1,7 + 0,2Q.
Q = Jumlah komoditas yang dijual dan P = Harga jual.
Berdasarkan data tersebut maka jumlah quantitas yang dijual
A. 25
B. 31
C. 21
D. 18
E. 22

19

Anda mungkin juga menyukai