F DI DESA
KALIPLOSO KECAMATAN CLURING KABUPATEN BANYUWANGI
Oleh:
NIM 192311101166
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER
2020
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
A. Latar Belakang
D. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab
E. Media
1. Leaflet
F. Kegiatan Penyuluhan
G. Evaluasi (terlampir)
1. Pasien antusias dalam mengikuti arahan dari pemateri
2. Pasien memilih terapi kompres air hangat untuk mengurangi rasa nyerinya
3. Pasien dapat melakukan kompres air hangat secara mandiri
H. Daftar Pustaka
Angelia, L. M., R. J. Sitorus, dan F. Etrawati. 2017. Model prediksi kejadian
dismenore primer pada siswi sma negeri di palembang. Jurnal Ilmu
Kesehatan Masyarakay. 8(1):10–18.
Larasati, T. dan F. Alatas. 2016. Dismenore primer dan faktor risiko dismenore
primer pada remaja. Majority. 5(3):79–84.
Novita, R. 2018. Hubungan status gizi dengan gangguan menstruasi pada remaja
putri di sma al-azhar surabaya correlation between nutritional status and
menstrual disorders of female adolescent in sma al-azhar surabaya. Amerta
Nutr. 172–181.
Santi, D. R. dan eko teguh Pribadi. 2018. Kondisi gangguan menstruasi pada
pasien yang berkunjung di klinik pratama uin sunan ampel. Journal of
Health Science and Prevention. 2(1):14-21. ISSN: 2549-919X.
A. Pengertian Dismenore
Dismenore merupakan nyeri yang terjadi ketika masa menstruasi, dismenore
dibagi menjad dua yaitu dismenore primer (berkaitan dengan pelepasan sel-sel
telur dari ovarium) dan dismenore sekunder (biasanya terjadi gangguan pada
organ reproduksi) (Setyowati, 2018). Dismenore juga dapat didefinisikan adanya
rasa kram di darah uterus atau dibagian perut bawah selama masa menstruasi, hal
ini disebabkan ketidakseimbangan hormon progresteron (Petraglia dkk., 2017).
B. Penyebab Dismenore
a. Dismenore primer menurut (Angelia dkk., 2017):
1) Faktor perilaku (stres, waktu tidur malam, jumlah tidur)
2) Faktor hereditas (riwayat dismenore keluarga)
3) Faktor internal (hormon, lamanya menstruasi)
b. Dismenore sekunder menurut (Angelia dkk., 2017):
1) Adanya penyakit seperti endometriosis, inflamasi pelvis, adenomiosis,
kista, ovarium dan penyakit sistem reproduksi lainnya.
D. Penanganan Dismenore
Penanganan pada dismenore dapat dilakukan dengan dua cara yaitu terapi
farmakologis (pemberian obat anti inflamasi non-steroid (NSAID)) dan non-
farmakologis (Kompres air hangat, olahraga yang cukup, tidur cukup, terapi
relaksasi nafas dalam) (Larasati dan Alatas, 2016).
Lampiran media penyuluhan (Leaflet)
Lampiran SOP (Kompres air hangat)
PSIK
UNIVERSITAS JEMBER
NO NO
HALAMAN:
DOKUMEN: REVISI:
PROSEDUR TETAP
DITETAPKAN OLEH:
TANGGAL
TERBIT
1. PENGERTIAN Teknik pemberian kompres hangat adalah suatu cara
memberikan rasa hangat pada pasien dengan
menggunakan cairan yang menimbulkan hangat pada
bagian tubuh yang memerlukannya.
2. TUJUAN a. Menurunkan suhu tubuh
b. Memperlancar sirkulasi darah
c. Mengurangi rasa saki
d. Merangsang peristaltik usus
e. Memperlancar pengeluaran getah
radang/eksudat
f. Memberi rasa nyaman/ hangat dan tenang.
3. INDIKASI a. Pasien demam
b. Pasien dengan perut kembung
c. Pasien yang kedinginan
d. Pasien yang mengalami radang
e. Pasien yang mengeluh nyeri
f. Kejang otot/spasme
g. Adanya abses/ bengakak akibat suntikan
h. Tubuh dengan abses, hematoma.
4. KONTRAINDIKASI ---
5. PERSIAPAN PASIEN a. Berikan salam, perkenalkan diri anda, dan
tanyakan kondisi pasien.
b. Jelaskan tentang prosedur tindakan yang akan
dilakukan, berikan kesempatan kepada pasien
untuk bertanya dan jawab seluruh pertanyaan
pasien.
c. Atur posisi yang aman dan nyaman pada pasien.
6. PERSIAPAN ALAT a. Handuk kecil
b. Kom berisi air hangat
9 HAL YANG PERLU 1. Handuk kecil diganti pada waktunya dan suhu
DIPERHATIKAN kompres dipertahankan untuk tetap hangat.
2. Cairan kompres jangan terlalu panas, hindarkan
jangan sampai kulit terbakar.
3. Handuk kompres harus lebih besar dari bagian
yang akan dikompres.
4. Untuk kompres hangat basah pada luka terbakar,
harus steril
5. Untuk permukaan tertutup (bengaka, mamar),
peralatan harus bersih (tidak steril)
Lampiran foto penyuluhan