TATA TERTIB
RAPAT ANGGOTA XIV
PPGT JEMAAT MORIA TONDON
BAB I
Ketentuan
Pasal 1
1. Persidangan PPGT Jemaat Moria Tondon yang selanjutnya
dalam tata tertib ini disebut Rapat Anggota XIV PPGT Jemaat
Moria Tondon adalah Rapat Anggota sebagaimana dimaksud
dalam Anggaran Dasar Pasal 10 ayat 1 a dan Anggaran
Rumah Tangga Pasal 6 dan 7, junto Peraturan Organisasi
PPGT Bab III Pasal 6 tentang Petunjuk Pelaksanaan Rapat
Anggota.
2. Rapat Anggota PPGT Jemaat Moria Tondon diselenggarakan
dalam bentuk Ibadah dan Sidang Paripurna/Pleno.
3. Sidang Paripurna/Pleno adalah kegiatan persidangan yang
diikuti oleh semua peserta.
4. Tata Tertib Rapat Anggota adalah sejumlah ketentuan-
ketentuan yang mengatur pelaksanaan Rapat Anggota
secara tertib, lancer dan efektif serta efesien.
BAB II
BAB III
Peserta
Pasal 3
Kategori Peserta
Peserta Rapat Anggota Jemaat Moria Tondon berdasarkan
Anggaran Rumah Tangga Pasal 7 ayat 9 adalah sebagai berikut
:
a. Pengurus PPGT Jemaat Moria Tondon periode 2016-29017
b. Anggota PPGT Jemaat Moria Tondon
c. Pengurus Klasis Makale
d. Badan Pekerja Majelis Jemaat Moria Tondon
e. Badan Verifikasi Majelis Jemaat Moria Tondon
f. Undangan yang ditentukan oleh Pengurus Jemaat
Pasal 5
Hak Peserta
1. Anggota PPGT Jemaat Moria Tondon memiliki hak untuk :
a. Mengikuti semua kegiatan Rapat Anggota;
b. Mengikuti Sidang Paripurna,Pleno;
c. Memilih dan dipilih;
d. Berbicara;
e. Memperoleh layanan administrasi sesuai ketentuan.
2. Pengurus PPGT Jemaat Moria Tondon Periode 2016-2017
memiliki hak untuk :
a. Mengikuti semua kegiatan Rapat Anggota;
b. Memilih dan dipilih;
c. Berbicara;
d. Mengikuti Sidang Pleno;
e. Memperoleh layanan administrasi sesuai ketentuan.
3. BPM, BVJ, dan Pengurus PPGT Klasis Makale memiliki hak
untuk :
a. Mengikuti semua kegiatan Rapat Anggota;
BAB IV
Rapat Anggota
Pasal 6
Materi Rapat Anggota
Materi Rapat Anggota terdiri dari :
1. Ibadah yang dilaksanakan dalam Rapat Anggota.
2. Laporan Pertanggung jawaban Pengurus PPGT Jemaat Moria
Tondon periode 2016-2017.
3. Hasil Kongres di Seriti dan Rapat Anggota Klasis Makale.
4. Usul-usul, tanggapan dan pandangan yang muncul dalam
Rapat Anggota.
Pasal 7
Pimpinan Sidang
1. Sebelum terbentuknya Pimpinan Sidang, Rapat Anggota
dipimpin oleh 3 (tiga) orang Pimpinan Sidang Sementara
dipimpin oleh Pengurus PPGT Jemaat (ART Pasal 7 ayat 4 dan
6).
2. Rapat Anggota dipimpin oleh 3 (tiga) orang Pimpinan Sidang
yang terdiri dari 1 (satu) orang Ketua dan 2 (duara) orang
Wakil Ketua, yang dipilih dari anggota PPGT Jemaat.
3. Sekretaris Pengurus Jemaat secara otomatis menjadi
Sekretaris Fungsional Sidang dan dalam hal Sekretaris
BAB V
Bentuk-Bentuk Rapat Anggota
Pasal 8
Sidang Paripurna
Sidang Paripurna berfungsi untuk :
1. Pengesahan Peserta Rapat Anggota;
2. Pengesahan Acara Rapat Anggota;
3. Pengesahan Tata Tertib Rapat Anggota;
4. Pemilihan Pimpinan Sidang;
5. Penetapan Penasihat Rapat Anggota;
6. Penyampaian Laporan Pengurus Jemaat Moria Tondon
periode 2016-2017;
7. Penyampaian Tanggapan terhadap Laporan Pengurus PPGT
Jemaat;
8. Penetapan Usul-usul;
9. Penetapan dan pemilihan Pengurus PPGT Jemaat untuk
periode selanjutnya.
BAB VI
Mekanisme
Laporan Pengurus PPGT Jemaat Moria Tondon
Pasal 10
Pasal 11
Tata Cara Berbicara
1. Tiap peserta berbicara melalui dan seizin Pimpinan Sidang
2. Setiap pembicara hendaknya langsung pada pokok
permasalahan dan disampaikan secara singkat dan jelas.
3. Setiap peserta dapat menyampaikan interupsi setelah
mendapat izin dari Pimpinan Sidang.
BAB VII
Kuorum dan Tata Cara Pengambilan Keputusan
Pasal 12
1. Rapat Anggota dinyatakan kuorum mengambil keputusan
apabila dihadiri oleh sekurang-kurangnya setengah
ditambah satu dari jumlah anggota PPGT Jemaat yang hadir
2. Keputusan sedapat-dapatnya diambil dengan jalan
musyawarah untuk mufakat.
BAB VIII
Penasihat Rapat Anggota
Pasal 13
1. Sidang Paripurna mengangkat Penasihat Rapat Anggota
yang beranggotakan :
a. Badan Pekerja Majelis Jemaat yang hadir
b. Majelis Jemaat Moria Tondon yang hadir
c. Badan Verifikasi Jemaat yang hadir
d. Pengurus PPGT Jemaat yang telah demisioner
e. Pengurus PPGT Klasis Makale yang hadir
f. Undangan yang dianggap kompeten dan ditetapkan dalam
Rapat Anggota
2. Nama calon anggota Penasihat Rapat Anggota diajukan oleh
Pimpinan Sidang dan atau unsure utusan untuk ditetapkan
dalam Sidang Paripurna.
Pasal 14
1. Penasihat Rapat Anggota berfungsi member nasehat atas
izin Pimpinan Sidang.
2. Penasihat Rapat Anggota membantu Pimpinan Sidang dan
memecahkan masalah-masalah yang tidak dapat
diselesaikan dalam sidang.
Pasal 1
Struktur Pengurus
1. Struktur Pengurus Persekutuan Pemuda Gereja Toraja
Jemaat Moria Tondon periode 2018-2019 sebagai berikut :
Ketua : 1 orang
Ketua Bidang : 3 orang
Sekretaris : 1 orang
Sek. Fungsional : 3 orang
Wakil Sekretaris : 1 orang
Bendahara : 1 orang
Wakil Bendahara: 1 orang
Koor. Kelompok : 10 orang
2. Jumlah Pengurus : 21 orang
3. Pembagian tugas ketua-ketua bidang disesuaikan dengan
pengorganisasian pokok-pokok program dalam GGBP 2018-
2019, yaitu :
a. Ketua Bidang I membidangi Pembinaan Spritualitas
khususnya internal PPGT Jemaat Moria Tondon.
b. Ketua Bidang II membidangi Kaderisasi dan SDM.
c. Ketua Bidang III membidangi Aksi Pelayanan Sosial dan
Kemitraan.
4. Untuk menempatkan personil sesuai bidangnya berpijak
pada motto the right person in the right place maka
penentuan Ketua-ketua bidang harus melalui pertimbangan-
pertimbangan yang sangat matang
Pasal 2
Bagan Struktur Pengurus PPGT Jemaat Moria Tondon
BPM JMT
RAPAT
ANGGOTA
KETUA
BENDAHARA
SEKRETARIS
WAKIL
BENDAHARA
KOORDINATO
R
KELOMPOK
B. Khusus
1. Ketua
a. Bertanggungjawab penuh atas kebijakan organisasi
kedalam dan keluar.
b. Bersama Sekretaris memberikan pengarahan untuk
melaksanakan program kerja sesuai keputusan Rapat
Anggota.
c. Mempersiapkan gagasan yang merupakan kebijakan
dalam menentukan prioritas program.
2. Ketua-ketua Bidang
a. Bertanggungjawab atas pelaksanaan programnya
masing-masing.
b. Menggantikan Ketua bila berhalangan atas mandate
dari Ketua.
c. Membantu Ketua dalam melaksanakan tugasnya
d. Mempersiapkan bahan laporan pertanggungjawaban
sesuai bidang masing-masing.
3. Sekretaris
a. Bersama-sama dengan Ketua bertanggungjawab atas
kebijakan organisasi ke dalam dan ke luar
b. Bersama-sama Ketua memberikan pengarahan untuk
melaksanakan program kerja sesuai dengan keputusan
Rapat Anggota.
c. Mempersiapkan gagasan yang merupakan kebijakan
dalam menentukan prioritas program.
d. Bersama-sama dengan ketua memimpin rapat-rapat.
e. Bersama-sama dengan Ketua menandatangani surat-
surat organisasi.
f. Mengelola administrasi dan keseketariatan.
g. Bersama dengan semua pengurus menyusun laporan
pertanggungjawaban.
Pasal 4
Kriteria Nominasi Pengurus
Kriteria untuk menjadi nominasi Pengurus PPGT Jemaat Moria
Tondon periode 2018-2019, adalah :
a. Anggota Biasa PPGT (15-35 tahun).
b. Menerima dan memahami AD/ART PPGT, Pengakuan Iman
Gereja Toraja dan Tata Gereja Toraja (TTGT).
c. Tidak sedang kena disiplin gerejawi.
d. Anggota Sidi.
e. Mempunyai dedikasi dan loyalitas terhadap PPGT.
f. Pernah atau sedang menjabat Pengurus PPGTdi tingkat
Jemaat.
g. Berdomisili dalam wilayah pelayanan Jemaat Moria Tondon.
h. Khusus untuk KSB, sebaiknya telah lulusn LKPD PPGT.
Pasal 5
Sistem Pemilihan
1. Pengurus harian yakni Ketua, Sekretaris dan Bendahara
dipilih langsung oleh Rapat Anggota, sedangkan pemilihan
Ketua-ketua Bidang, Sekretaris Fungsional Bidang an
Koordinator Kelompok dilakukan oleh Tim Formatur.
2. Tim Formatur terdiri dari, KSB terpilih, BPM Jemaat Moria
Tondon (satu orang), Pengurus demisioner (satu orang),
Pimpinan Rapat Anggota (satu orang) dan Peserta Rapat
Anggota (satu orang).
3. Pemilihan Ketua, sekretaris dan Bendahara secara tertulis
dan rahasia.
4. Pemilihan Ketua, Sekretaris dan Bendahara dilakukan
terpisah dan ditetapkan secara kolektif.
Pasal 6
Pemilihan Ketua
Pemilihan Ketua dilakukan dengan urut-urutan sebagai berikut :
1. Anggota PPGT menulis satu nama sebagai Bakal Calon Ketua
pada kertas yang telah disediakan oleh Pengurus.
2. Bakal Calon Ketua dapat diajukan sebagai Calon Ketua jika
memperoleh suara minimal sama dengan Jumlah Suara Total
dibagi jumlah Bakal Calon Ketua. (Calon = min jumlah
suara/jumlah bakal Calon).
3. Diseleksi berdasarkan criteria pemilihan.
Pasal 7
Pemilihan Sekretaris
Pemilihan Sekretaris dilakukan dengan urut-urutan sebagai
berikut :
1. Anggota PPGT menulis satu nama sebagai Bakal Calon
Sekretaris pada kertas yang telah disediakan oleh Pengurus.
2. Bakal Calon Sekretaris dapat diajukan sebagai Calon
Sekretaris jika memperoleh suara minimal sama dengan
Jumlah Suara Total dibagi jumlah Bakal Calon Sekretaris.
(Calon = min jumlah suara/jumlah bakal Calon).
3. Calon Sekretaris yang menyatakan kesediaan diseleksi
berdasarkan criteria pemilihan.
4. Calon Sekretaris dimintai kesedian untuk menyampaikan hal-
hal yang dipandang penting untuk dipertimbangkan.
5. Pemilihan dilakukan dengan menulis nama Calon Sekretaris
pada kertas yang telah disiapkan. Selanjutnya dilakukan
Pasal 8
Pemilihan Bendahara
Pemilihan Bendahara dilakukan dengan urut-urutan sebagai
berikut :
1. Anggota PPGT menulis satu nama sebagai Bakal Calon
Bendahara pada kertas yang telah disediakan oleh Pengurus.
2. Bakal Calon Bendahara dapat diajukan sebagai Calon
Bendahara jika memperoleh suara minimal sama dengan
Jumlah Suara Total dibagi jumlah Bakal Calon Bendahara.
(Calon = min jumlah suara/jumlah bakal Calon).
3. Calon Bendahara yang menyatakan kesediaan diseleksi
berdasarkan criteria pemilihan.
4. Calon Bendahara dimintai kesedian untuk menyampaikan
hal-hal yang dipandang penting untuk dipertimbangkan.
5. Pemilihan dilakukan dengan menulis nama Calon Bendahara
pada kertas yang telah disiapkan. Selanjutnya dilakukan
perhitungan suara dengan disaksikan oleh saksi yang
ditunjuk oleh Rapat Anggota.
Pasal 9
Pemilihan Pengurus Lengkap
1. Pengurus PPGT Jemaat Moria Tondon periode 2018-2019
yang sudah dilengkapi, disampaikan kepada BPM untuk
dilantik dan diutus.
2. Pelantikan dan pengutusan serta serah terima kepengurusan
dilaksanakan dalam satu ibadah jemaat yang disiapkan oleh
Pengurus demisioner berkerjasama dengan BPM.
3. Pelaksanaan Rapat Kerja 1 dilaksanakan terpisah dari
pelaksanaan Pengutusan dan Pelantikan.
Pasal 10
Suara Batal
Suara dinyatakan batal jika :
1. Kertas dikembangkan dalam keadaan kosong.
2. Pemilih memilih lebih dari satu calon dalam satu kertas.
3. Nama calon tidak jelas.