Anda di halaman 1dari 2

Kemiskinan adalah fenomena yang selalu diupayakan untuk diminimalisir, jika mungkin

dihilangkan. Namun dalam kenyataannya kemiskinan masih melekat dalam sendi kehidupan
manusia. Untuk itu diperlukan upaya penanggulangan yang komprehensif, integral dan
berkelanjutan.

Berbagai konsep tentang kemiskinan. Mulai dari ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan
konsumsi dasar dan memperbaiki kondisi. Kurangnya peluang bisnis, untuk pemahaman yang
lebih luas yang mencakup aspek sosial dan moral. Misalnya, ada kemiskinan yang terkait dengan
sikap, budaya kehidupan, dan lingkungan dalam suatu masyarakat. Atau ada yang mengatakan
bahwa kemiskinan adalah ketidakberdayaan sekelompok orang menuju suatu sistem yang
dilaksanakan oleh pemerintah.

Sehingga mereka berada dalam posisi yang sangat lemah dan tereksploitasi (kemiskinan
struktural). Tetapi secara umum, ketika orang berbicara tentang kemiskinan, yang dimaksud
adalah kemiskinan materi. Dengan pemahaman ini, seseorang masuk dalam kategori miskin jika
dia tidak mampu memenuhi standar minimum kebutuhan dasar. Untuk bisa hidup dengan baik.
Ini sering disebut kemiskinan konsumsi.

Kemiskinan tidak dapat dipisahkan dari ketidaktahuan dan keterbelakangan. Demikian juga
ketidaktahuan sangat terkait erat dengan kemiskinan dan keterbelakangan dalam ekonomi dan
kemakmuran. Meski pada kenyataannya ada keluarga miskin dengan otak cemerlang. Tertunda
untuk mengambil peluang di berbagai bidang kehidupan, karena ketidaktahuan dan kemiskinan,
karena diskriminasi karena status sosial dan ekonomi yang rendah.

Memerangi kemiskinan tentu harus bekerja keras. Memerangi ketidaktahuan tentunya harus aktif
dalam pembelajaran, tetapi biaya pendidikan semakin sulit dijangkau oleh kebanyakan orang.
Melawan keterbelakangan akan menjadi lebih sulit, ketidaktahuan bertabrakan dengan
kemiskinan, yang akan menghasilkan tindakan tidak bermoral dan kejahatan.

Masyarakat kita telah disusupi oleh penyakit "keserakahan, keserakahan, kesombongan,


kedengkian, kemalasan dan ketidaktahuan". Masalahnya adalah, siapa yang ingin mengklaim
memiliki kualitas pribadi negatif seperti itu, lalu dengan tulus melawan mereka sementara
godaan materi meningkat?

Singkatnya, kemiskinan adalah masalah yang sangat kompleks dan kronis. Maka cara untuk
mengurangi kemiskinan juga membutuhkan analisis yang tepat. Libatkan semua komponen
masalah, dan itu membutuhkan strategi manajemen yang tepat, berkelanjutan, dan tidak
sementara. Sulit untuk menentukan sejumlah variabel yang dapat digunakan untuk melacak
masalah kemiskinan. Karena variabel yang akan diproduksi dapat menentukan serangkaian
strategi dan kebijakan.

Kesimpulannya adalah bahwa pengentasan kemiskinan tepat sasaran dan berkelanjutan. Dari
dimensi pendidikan, misalnya, pendidikan rendah dipandang sebagai penyebab kemiskinan. Dari
dimensi kesehatan, rendahnya kualitas kesehatan masyarakat menyebabkan kemiskinan. Dari
dimensi ekonomi, kepemilikan alat produktif terbatas, penguasaan teknologi dan kurangnya
keterampilan dipandang sebagai alasan dasar untuk kemiskinan. Faktor budaya dan struktural
juga sering dipandang sebagai elemen penting, yang menentukan tingkat kemakmuran dan
kemakmuran masyarakat. Tidak ada yang salah dan salah dengan pendekatan ini. Namun
diperlukan integrasi antara berbagai faktor yang menyebabkan kemiskinan. Di antara faktor-
faktor lain yang menyebabkan sangat banyak, dengan indikator yang jelas. Sehingga kebijakan
penanggulangan kemiskinan tidak bersifat sementara, tetapi bersifat permanen dan
berkelanjutan.

Anda mungkin juga menyukai