Anda di halaman 1dari 12

PERBANDINGAN CAMPURAN EFFECTIVE MIKROORGANISM 4 (EM4)

DENGAN KOTORAN SAPI DAN KOTORAN BABI DALAM PROSES


KOMPOSTING ENCENG GONDOK

PROPOSAL PENELITIAN

Program Studi Diploma IV Jurusan Kesehatan Lingkungan


Politeknik Kesehatan Kemenkes Manado

Oleh :
Ni Wayan Widya Puspawardani
711335119006

Kepada

KEMENTRIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MANADO
APRIL 2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahamat dan
karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal penelitian ini pada waktunya
dengan judul ”PERBANDINGAN CAMPURAN EFFECTIVE MIKROORGANISM 4
(EM4) DENGAN KOTORAN SAPI DAN KOTORAN BABI DALAM PROSES
KOMPOSTING ENCENG GONDOK”
Dalam penulisan proposal ini, penulis menyadari bahwa proposal ini masih jauh dari
kesempurnaan, baik dari cara penulisan, maupun isinya. Oleh karena itu penulis sangat
mengharapkan kritikan dan saran-saran yang dapat membangun demi kesempurnaan proposal
ini. Terima Kasih.

Manado, 14 April 2020


Penyusun

Ni Wayan Widya Puspawardani

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................1
DAFTAR ISI.......................................................................................................2
BAB I. PENDAHULUAN .................................................................................3
A. Latar Belakang.........................................................................................3
B. Rumusan Masalah....................................................................................4
C. Tujuan Penalitian.....................................................................................4
D. Manfaat Penelitian...................................................................................4
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA........................................................................5
A. Pengertian Sampah...................................................................................5
B. Jenis-Jenis Sampah Padat........................................................................5
C. Pengolahan Sampah Padat.......................................................................5
D. Komponen Sistem Pengolahan Sampah...................................................5
E. Pengertian Effective Mikroorganism 4 (EM4)........................................5
F. Pengertian kotoran sapi.............................................................................5
G. Pengertian kotoran babi............................................................................5
H. Pengertian enceng gondok.......................................................................6
I. Pengertian kompos...................................................................................6
J. Keunggulan pupuk kompos.....................................................................6
K. Kerangka Konsep.....................................................................................7
BAB III. METODE PENELITIAN....................................................................8
A. Jenis Penelitian....................................................................................8
B. Waktu Dan Tempat Penelitian............................................................8
C. Variabel Penelitian..............................................................................8
D. Definisi Oprasional dan kriteria objektif............................................8
E. Instrumen penelitian............................................................................9
F. Teknik Pengumpulan Data.................................................................10
G. Jalan penelitian...................................................................................10
H. Analisis Data.....................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................11

2
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan kawasan yang potensial untuk bercocok tanam.
Kesuburan tanahnya telah terbukti mampu menumbuhkan aneka ragam pertumbuhan
dan tanaman pangan yang berlimpah. Kesuburan yang ada tentu perlu di pertahankan
untuk diwariskan kepada anak cucu kelak. Namun, amat sangat disayangkan, terdapat
salah satu tren umum yang jamak dilakukan oleh para petani yang justru mengurangi
kesuburan tanah yaitu penggunaan pupuk kimia. Sifatnya yang instan dan praktis
membuat pupuk kimia menjadi pilihan. Akan tetapi,sifat pupuk kimia yang selalu
mengakibatkan peningkatan dosis mengakibatkan kerusakan tanah yang konstan.
Apabila tidak ditanggulangi, kondisi ini akan membuat kesuburan tanah tak dapat
diselamatkan (Khalimatu, Dkk. 2016).
Perkembangan dan pertumbuhan penduduk yang pesat didaerah perkotaan
mengakibatkan daerah pemukiman semakin luas dan padat. Peningkatan aktivitas
manusia, lebih lanjut menyebabkan bertambahnya sampah. Faktor yang
mempengaruhi jumlah sampah selain aktivitas penduduk antara lain adalah: jumlah
atau kepadatan penduduk, sistem pengolahan sampah, keadaan geografi, musim dan
waktu, kebiasaan penduduk, teknologi serta tingkat sosial ekonomi (Depkes RI,1987).
Sampah organik diyakini sebagai penyumbang terbesar meningkatnya
akumulasi sampah berbagai kota di Indonesia karena umumnya sampah organik
merupakan komposisi sampah terbesar, yakni sekitar 60-70%. Dilatar belakangi oleh
semakin terbatasnya lahan yang tersedia untuk pembuangan air (TPA) maka perlu
dilakukan upaya-upaya mengurangi timbunan sampah yang dibuangke TPA dimulai
dari sumbernya (rumah tangga). Salah satu upaya mengurangi sampah yang dibuang
ke TPA dapat dilakukan melalui pemanfaatan sampah organik dengan metode
pengomposan (Zulkifli,2010).
Kompos adalah pupuk alami (organik) yang terbuat dari bahan-bahan hijauan
dan bahan organik lain yang sengaja ditambahkan untuk mempercepat proses
pembusukan, misalnya kotoran ternak atau bila dipandang perlu, bisa ditambahkan
pupuk buatan pabrik, seperti urea. Sampah kota bisa juga digunakan sebagai kompos
dengan catatan bahwa sebelum diproses menjadi kompos sampah kota harus terlebih
dahulu di pilah-pilah. Jadi yang nantinya dimanfaatkan sebagian kompos hanyalah
sampah-sampah jenis sampah saja (Wied, 2004).

3
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian
ini adalah apakah campuran effective mocroorganism 4 (EM4) dan kotoran sapi lebih
efektif jika dibandingkan dengan campuran effective mikroorganism 4 (EM4) dan
kotoran babi dalam mempercepat composting Enceng Gondok.

C. Tujuan Penelitian
a. Tujuan Umum
Untuk mengetahui perbandingan campuran Effective Microorganism 4
(EM4) dan kotoran sapi dengan campuran effective microorganism 4 (EM4)
dan kotoran babi dalam mempercepat komposting enceng gondok.
b. Tujuan Khusus
1) Mengetahui perbedaan antara effective microorganism 4 (EM4) kotoran
sapi dengan effective microorganism 4 (EM4) kotoran babi terhadap
komposting pada eceng gondok.
2) Untuk mengetahui proses komposting enceng gondok terhadap campuran
Effective Microorganism 4 (EM4) dengan kotoran sapi Effective
Microorganism 4 (EM4) dan kotoran babi.

D. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Teoritis
Menjadi tambahan pengetahuan bagi masyarakat umum dalam
membuat kompos dengan menggunakan bahan dekomposer alternative lain
yang lebih murah tanpa menggunakan biaya yaitu menggunakan kotoran
ternak (sapi dan babi) sebagai bahan dekomposer kompos.
b. Manfaat Praktis
1) Dapat menjadi acuan bagi penelitian berikutnya.
Hasil penelitian manjadi masukan bagi pemerintah, terutama
bagi dinas kesehatan, dinas pertanian, serta dinas peternakan untuk
diaplikasikan pada petani di pedesaan.

4
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Sampah
Menurut Amerika Public Health Association, sampah (waste) diartikan sebagai
sesuatu yang tidak digunakan, tidak terpakai, tidak disenangi atau sesuatu yang dibuang, yang
berasal dari kegiatan manusia dan tidak dapat terjadi dengan sendirinya.
Ada beberapa batasan-batasan lain, tetapi pada umumnya mengandung prinsip-prinsip
yang sama, yaitu:
1. Adanya sesuatu benda atau zat padat atau bahan.
2. Adanya hubungan langsung/tak langsung dengan aktivitas manusia.
3. Benda atau bahan tersebut tidak dipakai lagi, tak disenangi dan dibuang.
4. Dibuang dalam arti pembuangannya dengan cara-cara yang diterima oleh umum
(perlu pengelolahan yang baik).
Sampah-Sampah yang terjadi di sekitar kita di kota-kota besar atau pedesaan di mana
ada kegiatan manusia termasuk dalam pengertian sampah yang dimaksud. Yang tidak
termasuk atau bukan sampah misalnya kebakaran hutan, dimana abu sisa pembakaran
tidak mengganggu hidup manusia (Sumantri, 2010).

B. Jenis-jenis Sampah Padat


Berdasarkan zat kimia yang terkandung di dalamnya, sampah dibagi menjadi:
1) Sampah an-organik, adalah sampah yang umumnya tidak dapat
membusuk, misalnya: logam/besi, pecahan gelas, plastic, dan sebagainya.
2) Sampah organik adalah jenis sampah yang dapat dan mudah membusuk,
contohnya adalah daun, sisa makanan, buah, sayuran dan sebagainya.

C. Pengolahan Sampah Padat


1. Tahap pengumpulan dan penyimpanan ditempat sumber pengumpulan sampah dapat
dilakukan dengan 2 metode:
- Sistem duet: tempat sampah kering dan tempat sampah basah
- Sistem trio: sampah basah, kering dan tidak mudah terbakar
2. Tahap pengangkutan, sampah diangkut ke tempat pembangan akhir atau pemusnahan
sampah dengan mempergunakan truk pengangkutan sampah yang disediakan oleh
dinas kebersihan kota.
3. Tahap pemusnahan

5
Sanitary landfill, dengan cara menimbun sampah dengan tanah yang dilakukan
dengan tanah yang dilakukan dengan tanah yang dilakukan selapis demi selapis.
Sanitary landfill yang baik harus memenuhi persyaratan berikut
- Tersedia tempat yang luas
- Tersedia tanah untuk menimbunnya
- Tersedia alat-alat besar

D. Komponen Sistem Pengolahan Sampah


Tanggapan pengolahan
Gambaran tentang tahapan proses pengolahan sampah, mulai dari timbulan sampai
Dengan pembuangan akhir
Model pengolahan
Gambaran tentang model-model pengolahan berdasarkan cakupan atau area pelayanan

E. Pengertian Effective Mikroorganism 4 (EM4)


Pengertian Effective Mikroorganism 4 (EM4) merupakan mikroorganisme (bakteri) pengurai
yang dapat membantu dalam pembusukan sampah organik. Effective Mikroorganism 4
(EM4) adalah suatu larutan kultur (biakan) dari mokroorganisme yang hidup secara alami
ditanah yang subur serta bermanfaat untuk peningkatkan produksi.

F. Pengertian kotoran sapi


Kotoran sapi adalah limbah hasil pencernaan sapi dan hewan dari subfamili Bovinae lainnya.
Kotoran sapi memiliki warna yang bervariasi dari kehijauan hingga kehitaman, tergantung
makanan yang dimakan.

G. Pengertian kotoran babi


Kotoran babi adalah limbah hasil pencernaan dari babi yang banyak digunakan untuk
membuat pupuk.

H. Pengertian enceng gondok


Eceng gondok adalah salah satu jenis tumbuhan air yang mengapung. Eceng gondok
memiliki kecepatan tumbuh yang tinggi, sehingga tumbuhan ini dianggap sebagai gulma
yang dapat merusak lingkungan perairan. Eceng gondok dengan mudah menyebar melalui
saluran air ke badan air lainnya.

6
I. Pengertian kompos
Kompos adalah hasil penguraian perisal/tidak lengkap dari campuran bahan-bahan organik
yang dapat dipercepat secara artifisial oleh populasi berbagai macam mikrob dan kondisi
lingkungan yang hangat, lembab, dan aerobik atau anaerobik.

J. Keunggulan pupuk kompos


Keunggulan pupuk kompos:
- Meningkatkan kesuburan tanah
- Memperbaiki struktur dan karakteristik tanah
- Meningkatkan kapasitas serap air tanah
- Meningkatkan aktivitas mikroba tanah
- Meningkatkan kualitas hasil panen (rasa, nilai gizi, dan jumlah panen)
- Menyediakan hormon dan vitamin bagi tanaman
- Menekan pertumbuhan/serangan penyakit tanaman
- Meningkatkan retensi/ketersediaan hara di dalam tanah
K. Kerangka Konsep

a. suhu
b. kelembapan
c. waktu
d. kualitas fisik

(EM4)
+
Kotoran Sapi
+
Enceng Gondok

BAB III. METODE PENELITIAN


A. Jenis Penelitian Efektif
(EM4)
+
Kotoran Babi
7
+
KOMPOS
Enceng Gondok
Jenis penelitian ini adalah Eksperimen semu (Quasi Experiment), experiment yang
memiliki perlakuan (treatmens), dan unit-unit eksperiment (experimental units), namun tidak
menggunakan penempatan secara acak.

B. Waktu Dan Tempat Penelitian


Penelitian ini akan dilakukan selama bulan Mei-Juni tahun 2018, di Bengkel Jueusan
Kesehatan Lingkungan Politeknik Kesehatan Kemenkes Manado.

C. Variabel Penelitian
1. Variabel independen
1) Campuran effective microorganism 4 (EM) dengan kotoran sapi dan Enceng Gondok.
2) Campuran effective microorganism 4 (EM) dengan kotoran babi dan Enceng Gondok.
2. Variabel dependen
1) Kompos

D. Definisi Oprasional dan kriteria objektif


1. Definisi Operasional
1) Kompos adalah bahan organik yang sudah matang dan berwarna
2) Waktu adalah waktu yang diperlukan untuk menjadikan bahan baku kompos
(sampah organik) sampai kompos telah matang (bentuk seperti tanah).
3) Suhu adalah temperatur dalam tumpukan bahan kompos yang di ukur
menggunakan thermometer, pengukuran dilakukan saat dimulai pengomposan (0
hari), kemudian di ukur kembali hari ke 3 sapai proses pengomposan selesai. Suhu
optimim 30-650 C.
4) kelembapan adalah kadar air dalam tumpukan bahan kompos selama proses
pengomposan yang diukur menggunakan higrometer. Kelembaban yang baik 40-50%
5) kualitas fisik kompos adalah hasil pengomposan berwarna cokelat tua kehitaman,
bau khas tanah dan mengalami penyusutan berat 50%
6) Effective Microorganisme 4 (EM4) merupakan kultur campuran berbagai
mikroorganisme, berwarna kuning kecoklatandigunakan sebagai dekomposer bahan
organik
7) Kotoran sapi adalah hasil buangan saluran pencemaraan sapi.
8) Kotoran babi adalah hasil buangan saluran pencernaan babi.
9) Enceng gondok adalah suatu tanaman liar yang tumbuhannya tidak diinginkan

8
10) Sampah organik adalah sampah yang berasal dari danau yaitu enceng gondok.

2. kriteria objektif
1) Efektifitas adalah jika selama proses pengomposan memerlukan waktu sampai
proses pengomposan selesai adalah 14-21 hari.
2) Jika tidak efektif yaitu kurang dari 14 hari atau lebih dari 21 hari.

E. Instrumen penelitian
1. Alat dan bahan
1) alat-alat yang digunakan :
a. Ember
b. Mesin Penghalus
c. Bor Listrik
d. Gurinda
e. APD
f. Termometer
g. Higrometer
2) Bahan-bahan yang digunakan:
a) 15 kg sampah organic yaitu enceng gondok
b) 15 kg kotoran sapi
c) 15 kotoran babi
d) Stater effective microorganism 4 (EM4)
2. Prosedur Kerja
1. Menyediakan alat dan bahan yang digunakan
2. Pemilihan dan pemotongan bahan kompos
3. Pada bagian ember yang dibawahnya dilubangi kecil-kecil menggunakan bor
listrik, agar air lindi kotoran sapi, kotoran babi, dan enceng gondok bisa meresap.
4. Campurkan 1 cc EM4 dengan 1 liter air (1000 cc) dan 1 gram air gula (untuk 0,1 %
stater EM4). Adukan campuran ini lalu di diamkan selama 2-24 jam untuk
memperoleh stater EM4 stater EM4 siap digunakan.
5. Bahan dimasukan ke dalam wadah kompos, kemudian bahan kompos dicampur dan
di aduk secara merata sambil dilakukan penyemprotan menggunakan stater effective
microorganism 4 (EM4) yang sudah aktif agar bahan kompos menjadi lembab.

9
6. Jika proses pencampuran selesai, dilakukan pengukuran suhu dan kelembaban di
hari pertama kemudian wadah ditutup.
7. Setelah 3 hari pertama, dilakukan pencatatan dan mengontrol suhu, kelembaban
bahan kompos.
8. Apabila suhu rata-rata kurang dari 450C maka bahan harus ditambahkan air. Namun
jika lebih dari 650C maka bahan perlu bolak balik.
9. Pencatatan pengontrolan suhu, dan kelembaban dilakukan setiap hari pada pagi
hari.
10. Apabila bahan menyerupai tanah, suhu bahan stabil serta berat bahan menyusut
mencapai 50% maka bahan sudah dinyatakan menjadi kompos.
11. pengayakan kompos, hal ini dilakukan agar mendapatkan kualitas kompos yang
baik berupa butiran yang seragam.

F. Teknik Pengumpulan Data


1. Data primer, data yang di ambil dari hasil pengamatan dilapangan seperti kotoran
sapi, babi, enceng gondok dan EM4.
2. Data sekunder, data yang di dapat dari kajian teori jurnal umum internet dan
perpustakaan yang terkait dengan penelitian.

G. Jalan penelitian
1. Survey awal.
2. Tahap persiapan.
3. Tahap pelaksanaan
4. Tahap finising (pematangan)

H. Analisis Data
Hasil penelitian ini disajikan dalam bentuk Tabel frekuensi, Narasi, dan Grafik.

DAFTAR PUSTAKA

10
Agromedia, (2007) Cara Praktis Pembuatan Kompos: penerbit PT Agromedia Pustaka,
Jakarta.

Blaine F.M, (1994). Soil Mikrobial Ecologi, Marcel Dekker, New York.

Depkes, RI. (1987). Prdoman Bidang Studi Pembuangan Sampah, Akademi Penelitik
Kesehatan Teknologi Sanitasi (APKTS). Jakarta : Proyek Pengembangan Pendidikan Tenaga
Sanitasi Pusat Departement KesehatanVOL.2, NO.1, JULI 2005 : 77-8.

Habibi Lafiran, (2009). Pupuk kompos Dari Limbah Rumah Tangga, Titian Ilmu, Bandung.

Hadisuwito, Sukamto, (2007), Membuat Pupuk Kompos Cair, Cetakan Ketiga, Agromedia
Pustaka, Jakarta.

Khalimatu dkk, (2016) Memproduksi Kompos Dan Mikro Organisme Lokal (MOL). Penerbit
Bibit Publisher. Jakarta Timur.

Murbandono,H.S.L, (2002), Membuat Kompos, Penerbangan Swadaya, Jakarta.

Notoatmodjo, (2003) Ilmu Kesehatan Masyarakat (Prinsip-Prinsip Dasar): Penerbit PT


RINEKA CIPTA, Jakarta.

Nastiti, Sri. (2008). “Penampilan Budidaya Ternak Ruminansia Di Pedesaan Melalui


Teknologi Ramah Lingkungan.” Seminar Nasional Teknologi Peternakan Dan Veteriner,
Diakses Tanggal 16 Juli 2018.

Panji Nugroho, (2010) Panduan Membuat Pupuk Kompos Cair: Penerbit Pustaka Baru Press,
Yogyakarta.

11

Anda mungkin juga menyukai