Anda di halaman 1dari 17

PROPOSAL TENTANG

PENGUKURAN KUALITAS UDARA TERHADAP KANDUNGAN


PARTIKEL DEBUDI PABRIK MEBEL SAPALEWA DESA WAEHERU
KECEMATAN BAGUALA TAHUN 2017

Oleh:
Angelina KombongLamba
Nim. 711335119015

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK


KESEHATAN KEMENKES MANADO JURUSAN KESEHATAN
LINGKUNGAN

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat
dan karunia-Nya , sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal penelitian ini
pada waktuny adengan judul “pengukuran kualitas udara terhadap kandungan
partike ldebu di pabrikmebelsapalewawaeherukecamatanbaguala”.Maksud dan
tujuan penyusunan proposal ini adalah untuk mengetahui kualitas udarater hadap
kandungan partikel debu di pabrik mebelsapalewa.

Dalam penyusunan proposal ini, tentunya penulis banyak menemui kesulitan


dan hambatan, oleh karena itu, penulisan mengucapkan terima kasih atas dorongan
dan bantuan yang telah diberikan oleh semua pihak, sehingga penyusunan proposal
penelitian ini dapat terselesaikan dangan baik. Namun, dalam penyusunan proposal
ini masih terdapat kekurangan, untuk itu kritik dan saran yang membangun sangat
diperlukan untuk kedepannya bisa lebih baik lagi.

Demikian pengantar dari penulis, semoga proposal penelitian ini dapat


bermanfaat untuk para pembaca khususnya bagi mahasiswa jurusan kesehatan
lingkungan.

Manokwari, 20 April 2020

Penyusun

Angelina Kombong Lamba

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................................................ii
DAFTAR ISI............................................................................................................................................iii
BAB I....................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.................................................................................................................................1
A.   LATAR BELAKANG.....................................................................................................1
B.   RUMUSAN MASALAH................................................................................................5
C. TUJUAN PENELITAN..................................................................................................5
D.  MANFAAT PENELITIAN.............................................................................................5
BAB II...................................................................................................................................................7
TINJAUAN PUSTAKA........................................................................................................................7
A.Pengertian Pencemaran Udara.....................................................................................7
B. Penyebab Pencemaran Udara.....................................................................................8
C. Sifat Debu........................................................................................................................9
BAB III................................................................................................................................................11
METODE PENELITIAN....................................................................................................................11
A. Jenis Penelitian………………………………………………………………………………………………………………………..11

B. Waktu Dan Lokasi…..………………………………………………………………………………………………………………11

C.Popuasi Dan Sampel………………………………………………………………………………………………………………….11

D. Variabel Dan Defenisi Operasional……………………………………………………………………………………………11

E. Pengolahan Dan Analisis Data

F.Penyajian Data...............................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................................13

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A.   LATAR BELAKANG


Pada hakikatnya, manusia selalu memerlukan udara untuk bernapas dan
melaksanakanmetabolisme dalam tubuh yang nantinyamenghasilkan energi yang
digunakan dalam melakukan aktivitas sehari – hari. Dalam udara yang kita hirup,
tidak selamanya bersih.

Kadang kala udara tersebut mengandung partikel pencemar yang disebut


polutan. Salah satu polutan tersebut ialah berupa butiran debu yang bayak
ditemukan pada industri. Sekarang ini, kebedaraan sektor industri di Indonesia
semakin meningkat dari tahun ke tahun, peningkatan ini sejalandengan peningkatan
taraf ekonomi Negara.  Amar, dkk (2011).

Dengan majunya industri maka terbukalah lapangan kerja buat masyarakat,


daerah di sekitar perindustrian juga berkembang dalam bidang sarana transportasi,
komunikasi, perdagangan dan bidang lain. Meskipun perkembangan industri yang
pesat dapat meningkatkan taraf hidup, tetapi berbagai dampak negatif juga bisa
terjadi pada masyarakat. Salah satu dampak negatif adalah terhadap paru para
pekerja dan masyarakat di sekitar daerah perindustrian misalnya saja penyakit asma
dan penyakit lainnya yang kerap dipandang sebelah mata oleh semua orang,
terutama pada saluran pernapasan yang disebabkan oleh debu. Amar, dkk (2011).

Partikel debu termasuk dalam kelompok yang perlu mendapatkan perhatian


serius, karena besarnya dampak yang dapat ditimbulkan, baik terhadap makhluk
hidup maupun lingkungan fisik lainnya. Dalam hal ini yang dimaksud dengan
partikel/debu adalah benda padat yang terjadi karena proses mekanis (pemecahan
reduksi) terhadap massa padat yang masih dipengaruhi oleh gaya gravitasi.
Partikel/debu dapat terhirup melalui saluran pernapasan. Partikel yang berukuran
lebih besar dari 0.6 μakan tertahan pada saluran nafas bagian atas, sedangkan yang
dibawah 0.3 μakan mengikuti gerakan brown, yaitu keluar masuk, dan hanya yang
memiliki ukuran antara 0.3 μs/d 0.6 μakan sampai pada bagian alveoli paru. (Aisyia
dan Sutikno  2014)

1
Adanya  peningkatan  pada  komunikasi,  inovasi,  dan transportasi
merupakan dampak positif globalisasi. Namun, secara  bersamaan  globalisasi 
turut  memberikan  dampak pada siklus ekologis berupa polusi. Salah satu polusi
pada lingkungan  hidup  adalah  polusi  udara. Pencemaran udara mempunyai
berbagai dampak terhadap semua segi kehidupan, antar lain terhadap kesehatan
manusia, hewan, tanaman maupun dampak terhadap material. Dampak bagi
kesehatan manusia seperti gangguan pernapasan, gangguan emosi, anorexia,
depresi mental di pusat pernapasan dan pusat sistem syaraf.Diantara sekian banyak
bahan yang menyebabkan pencemaran udara. (Aisyia dan Sutikno  2014).

Bahaya partikel debu, telah lama memicu masalah kesehatan bagi warga
kota. Tiga juta orang meninggal setiap tahun di seluruh dunia akibat dampak
pencemaran udara. Kebanyakan kasusnya terjadi di Asia, terutama warga di Cina
dan India yang menderita penyakit akibat cemaran partikel.

Partikel halus dari cemaran udara juga membebani jantung. Jika tidak
dicegah, pencemaran udara pada 2050 akan menyebabkan kematian 6 juta orang
pertahun sebagai dampak polusi. Dan di Asia jumlah fatalitasnya akan mencapai 4
juta orang. (Riebe 2016)

Demikian perhitungan para ilmuwan dari Institut Max-Planck untuk kimia di


Mainz yang dipimpin Prof. Johannes Lelieveld. Tim dari Jerman itu meneliti, berapa
banyak orang yang sakit akibat beban cemaran udara dengan komposisi kandungan
partikel, ozon dan nitrogen oksida? Dan terutama di kawasan mana?Yang
mencengangkan para peneliti adalah kenyataan, bahwa penyebab utama kualitas
buruk udara di kawasan perkotaan bukanlah emisi dari industri dan lalu lintas. Prof.
Johannes Lelieveld mengatakan: tungku di dapur memicu beban partikel tinggi di
Asia. Di Cina kontribusi partikel berukuran mikroskopisnya mencapai 30 persen. Di
India dan Indonesia kontribusinya bahkan 50 hingga 60 persen. (Riebe 2016).

Sementara di Eropa, Jepang dan Amerika Serikat sumber cemaran partikel


terbesarnya adalah sektor pertanian. Penggunaan pupuk buatan secara intensif dan
peternakan besar memproduksi Amoniak dalam jumlah besar yang lepas ke
atmosfir. Amoniak berperan besar dalam terbentuknya partikel mikroskopis. (Riebe
2016).

2
Menimbang data itu, harus dikembangkan strategi baru. Di Eropa harus
diupayakan penurunan emisi sektor pertanian. Ini bisa diterapkan di sektor
peternakan intensif. Sedangkan di Asia yang penting warga harus punya akses
teknologi, agar bisa memasak dan menghangatkan ruangan, tanpa banyak
memproduksi asap. Teknologi ini sudah ada serta tidak mahal.

Berbagai faktor berpengaruh dalam timbulnya penyakit atau gangguan pada


saluran napas akibat debu. Faktor itu antara lain adalah faktor debu yang meliputi
ukuran partikel, bentuk, konsentrasi, daya larut dan sifat kimiawi, lama paparan.
Faktor individual meliputi mekanisme pertahanan paru, anatomi dan fisiologi saluran
napas dan faktor imunologis. (Sibarani 2014).

Debu yang masuk ke dalam saluan napas, menyebabkan timbulnya reaksi


mekanisme pertahanan nonspesifik berupa batuk, bersin, gangguan transport
mukosilier dan fagositosis oleh makrofag. Otot polos di sekitar jalan napas dapat
terangsang sehingga menimbulkan penyempitan. Keadaan ini terjadi biasanya bila
kadar debu melebihi nilai ambang batas, (Sibarani 2014).

Sistem mukosilier juga mengalami gangguan dan menyebabkan produksi


lendir bertambah. Bila lendir makin banyak atau mekanisme pengeluarannya tidak
sempurna terjadi obstruksi saluran napas sehingga resistensi jalan napas
meningkat.

Partikel debu yang masuk ke dalam alveoli akan membentuk fokus dan
berkumpul di bagian awal saluran limfe paru. Debu ini akan difagositosis oleh
makrofag. Debu yang bersifat toksik terhadap makrofag seperti silika bebas
menyebabkan terjadinya autolisis. Makrofag yang lisis bersama silika bebas
merangsang terbentuknya makrofag baru. Makrofag baru memfagositosis silika
bebas tadi sehingga terjadi lagi autolisis, keadaan ini terjadi berulang-ulang.
Pembentukan dan destruksi makrofag yang terus menerus berperan penting pada
pembentukan jaringan ikat kolagen dan pengendapan hialin pada jaringan ikat
tersebut. Fibrosis ini terjadi pada parenkim paru, yaitu pada dinding alveoli dan
jaringan interstisial. Akibat fibrosis paru menjadi kaku, menimbulkan gangguan
pengembangan paru yalta kelainan fungsi paru yang restriktif. (Sibarani 2014)

3
Penyakit paru yang dapat timbul karena debu selain tergantung pada sifat-sifat
debu, juga tergantung pada jenis debu, lama paparan dan kepekaan individual.
Pneumokoniosis biasanya timbul setclah paparan bertahun-tahun. Apabila kadar
debu tinggi atau kadar silika bebas tinggi dapat terjadi silikosis akut yang
bermanifestasi setelah paparan 6 bulan. . (Sibarani 2014).

Berdasarkan Kunjungan awal peneliti pada hari Rabu Tanggal 18 januari


2017 di pabrik Mebel Sapalewa yang terletak di Waeheru kecamatan Baguala,
Mebel Sapalewa merupakan salah satu pabrik yang memproduksikan kerajinan
yang terbuat bahan kayu, hasil produksi yang di hasilkan Mebel ini di antaranya
beberapa jenis Kursi, Meja, Lemari dan beberapa jenis kerajinan lainnya.

Mebel Sapalewa mulai berproduksi pada tahun 2008 dengan jumlah


karyawan 3 orang yaitu. kunjungan yang saya lakukan bahwa ada beberapa
masalah yang di temukan pada Mebel Sapalewa yaitu letak Mebel Sapalawa ini
sangat berdekatan dengan lingkungan masyarakat sekitar dan kegiatan produksi
yang di lakukan yaitu proses pemotongan dan penghalusan kayu yang dilakukan
dengan mesin secara otomatis sehingga ampas atau debu yang dihasilkan dari
proses tersebut berserakan di sekitar lokasi Mebel dan ada juga yang berterbangan
di sekitar lingkungan masyarakat yang pada umumnya, seperti tinjauan saya pada
masyarakat sekitar bahwa mereka merasa terganggu dengan debu yang dihasilkan
dari proses produksi tersebut, serta ada beberapa masyarakat setempat pernah
mengalami batuk akibat dari pemaparan debu yang di hasilkan. Selain masyarakat,
para karyawan yang bekerja di Mebel tersebut pernah mengalami gangguan
pernapasan yang di akibatkan dari debu yang dihasilkan oleh proses produksi yang
dilakukan di Mebel tersebut.

4
B.    RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan Latar belakang permasalahan di atas maka peneliti tertarik
untuk melakukan penelitian tentang Bagaimana Pengukuran Kualitas Udara
Terhadap Kandungan Partikel Debu di Pabrik Mebel Sapalewa Desa Waeheru
Kecamatan Baguala Tahun 2017….?

C. TUJUAN PENELITAN
1.    Tujuan Umum

Untuk mengetahui Kualitas Udara terhadap Kandungan Partikel Debu di


Pabrik Mebel Sapalewa Desa Waeheru Kecamatan Baguala.

2.    Tujuan Khusus

a.Untuk mengetahui Kandungan Partikel Debu pada Ruang kerja/Produksi


Mebel Sapalewa.

b. Untuk mengetahui kandungan Partikel Debu berdasarkan Karakteristik


ukuran Debu diantaranya:

1)    Kurang dari (< ) 5 Mikron.

2)    Lebih dari    ( > )10 Mikron.

D.    MANFAAT PENELITIAN


Adapun manfaat Penelitian sebagai berikut :

1.    Bagi Mahasiswa

Untuk menambah pengetahuan dan wawasan tentang pemeriksaan Kualitas


Udara terhadap kandungan Partikel Debu yang ada di Pabrik Mebel Sapalewa yang
ada di desa Waeheru Kecamatan Baguala.

2.    Bagi Institusi Politeknik Kesehatan Kemenkes Manado Jurusan

KesehatanLingkungan.Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan


informasi guna meningkatkan mutu pendidikan dan dapat dijadikan pula sebagai
bahan referensi bagi perpustakaan, serta masukan bagi mahasiswa yang akan
melakukan penelitian.

3.    Bagi Instansi Terkait ( Pabrik Mebel Sapalewa)

5
Sebagai bahan pertimbangan dan masukan serta evaluasi untuk dapat di
tindak lanjut masalah tersebut terkait dengan sebab dan sumber pencemaran Debu
dan dapat di realisasikan untuk menghindari dampak lebih lanjut.

6
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A.Pengertian Pencemaran Udara


Peraturan  Pemerintah  Republik  Indonesia  No.  41  Tahun  1999 
menyebutkan  bahwa pencemaran udara adalah masuknya atau dimasukkannya
zat, energi, dan/ataukomponen  lain  kedalam  udara  ambien  oleh  kegiatan 
manusia,sehinggamutu udara ambien turun sampai tingkat tertentu yangmenyebabk
anudara ambien tidak dapat memenuhifungsinya.Menurut Chambers, 
yang di maksud dengan pencemaran udara   adalah   bertambahnya bahan
atausubstrat fisik ataukimiakedalam lingkungan udara normal yang  mencapai 
sejumlah  tertentu,  sehingga  dapat  dideteksi  oleh  manusia (atau yang  dapat 
dihitung  dan  diukur)  serta  dapat  memberikan  efek  pada  manusia, 
binatang, vegetasi,dan material (Sugiarta, 2008).

Sedangkan  menurut kumar,  pencemaran udara adalah adanya bahan  polutan  di 


atmosfer yang  dalam konsentrasi   tertentu   akan   mengganggu   
keseimbangandinamikdiatmosfer danmempunyai efek pada manusia dan lingkungan
nya  (Sugiarta, 2008).

Pencemaranudaradapat digolongkankedalam tigakategori


yaitupergesekanpermukaan, dan pembakaran.Pergesekan permukaan adalah penye
babutama  pencemaran  partikel  padat  di  udara dan ukurannya dapat bermacam-
macam.Penguapan  merupakan  perubahan  fase  cairan  menjadi  gas.  Polusi 
udara banyak disebabkan  zatzat  yang  mudah  menguap,  seperti  pelarut  cat  dan 
perekat.  Demikian  pula  terjadi  uap  pencemaran  jika  ada  reaksi  kimia  pada 
suhu tinggi atau tekananrendah.Dan   pembakaran   merupakan   reaksi   kimia   
yang   berjalan   cepat   dan   membebaskan energi, cahaya atau panas (Suhariyono
dan wiyono 2009).

Pencemaran udara dapat menimbulkan  dampak terhadap kesehatan, harta


benda, ekosistem maupun iklim. Umumnya gangguan kesehatan sebagai akibat
pencemaran udara terjadi pada saluran pernafasan dan organ penglihatan. Salah

7
satu dampak kronis dari pencemaran udara adalah bronchitis dan emphysema
(Suhariyono dan wiyono 2009)

B. Penyebab Pencemaran Udara


Pembangunan yang berkembang pesat dewasa ini, khususnya dalam industri
dan teknologi, serta meningkatnya jumlah kendaraan bermotor yang menggunakan
bahan bakar fosil (minyak) menyebabkan udara yang kita hirup di sekitar kita
menjadi tercemar oleh gas-gas buangan hasil pembakaran (Sinolungan, 2009).

Secara umum penyebab pencemaran udara ada 2 macam, yaitu:

a.    Faktor internal (secara alamiah), contoh:

1)    Debu yang beterbangan akibat tiupan angin

2)    Abu (debu) yang dikeluarkan dari letusan gunung berapi berikut gas-gas
vulkanik.

3)    Proses pembusukan sampah organik, dll.

b.    Faktor eksternal ( karena ulah manusia), contoh:

1)    Hasil pembakaran bahan bakar fosil

2)    Debu/serbuk dari kegiatan industri.

3)    Pemakaian zat-zat kimia yang disemprotkan ke udara.

C.  Pengertian Partikel Debu

Debu adalah partikel-partikel zat padat yang disebabkan oleh kekuatan-


kekuatan alami atau mekanis, seperti pengolahan, penghancuran, pelembutan,
pengepakan yang cepat, peledakan dan lain-lain dari bahan-bahan organik maupun
anorganik, misalnya batu, kayu, bijih logam, arang batu, butir-butir zat padat dan
sebagainya (Sinolungan, 2009). 

Sedangkan menurut Sarudji (2010), dalam buku Kesehatan Lingkungan, debu


(partikulat)  adalah  bagian  yang  besar  dari  emisi  polutan  yang  berasal  dari 
berbagai  macam  sumber  seperti  mobil,  truk,  pabrik  baja,  pabrik  semen,  dan 
pembuangan sampah   terbuka.  Mungkin hal   ini   sangat   mengejutkan   bahwa
Environmental Protection   Agency   (EPA) memperkirkan bahwa kebakaran  hutan
menghasilkan   seperempat  dari  seluruh  emisi  partikulat.  Sepertiga  darinya 

8
berasal  dari  kebakaran  hutan  yang  dapat  dikendalikan  dan  dua  pertiganya 
dari  kebakaran  hutan  yang  tak terkendali. (Sinolungan, 2009).

C. SIFAT DEBU
Partikel (debu) sebagai pencemar udara mempunyai waktu hidup, yaitu pada
saat partikel masih melayang-layang sebagai pencemar di udara sebelum jatuh ke
bumi. Waktu hidup partikel berkisar antara beberapa detik sampai beberapa bulan.
Sedangkan kecepatan pengendapannya tergantung pada ukuran partikel, massa
jenis partikel serta arah dan kecepatan angin yang bertiup. Partikel yang sudah mati
karena jatuh mengendap di bumi, dapat hidup kembali apabila tertiup oleh angin
kencang dan melayang-layang lagi di udara (Suhariyono dan wiyono 2009)

Menurut Departemen Kesehatan RI tahun 1994 yang dikutip oleh Sinolungan,


(2009).sifat-sifat debu adalah sebagai berikut:

a)  Mengendap

Debu cenderung mengendap karena gaya grafitasi bumi. Namun karena


ukurannya yang relatif kecil berada di udara. Debu yang mengendap dapat
mengandung proporsi partikel yang lebih besar dari debu yang terdapat di udara.

b)    Permukaan cenderung selalu basah

Permukaan debu yang cenderung selalu basah disebabkan karena


permukaannya selalu dilapisi oleh lapisan air yang sangat tipis. Sifat ini menjadi
penting sebagai upaya pengendalian debu di tempat kerja.

c)    Menggumpal

Debu bersifat menggumpal disebabkan permukaan debu yang selalu basah,


sehingga debu menempel satu sama lain dan membentuk gumpalan.

d)    Listrik statistik (Elektrostatis)

Sifat ini menyebabkan debu dapat menarik partikel lain yang berlawanan.
Adanya partikel yang tertarik ke dalam debu akan mempercepat terjadinya proses
penggumpalan.

9
e)    Opsis

Opsis adalah debu atau partikel basah atau lembab lainnya dapat
memancakan sinar yang dapat terlihat pada kamar gelap.

Partikel  debu  yang  berdiameter  lebih  besar  dari  10  mikron  dihasilkan 
dariproses-proses  mekanis  seperti  erosi  angin,  penghancuran  dan 
penyemprotan, dan  pelindasan benda-benda oleh kendaraan atau pejalan kaki.
Partikel yang berdiameter antara  1-10  mikron  biasanya  termasuk  tanah  dan 
produk-produk  pembakaran  dari  industri  lokal.  Partikel  yang  mempunyai
diameter  0,1-1 mikron  terutama  merupakan  produk pembakaran dan aerosol
fotokimia (Joviana, 2009). 

Polutan  partikel  masuk  ke  dalam  tubuh  manusia  terutama  melalui 


sistem pernafasan, oleh karena itupengaruh  yang  merugikan  terutama  terjadi 
pada  sistem  pernafasan. Faktor lain yang paling berpengaruh terhadap sistem
pernafasan terutamaadalah  ukuran  partikel,  karena  ukuran  partikel  yang 
menentukan  seberapa  jauh penetrasi partikel ke dalam pernafasan. Debu-debu
yang berukuran 5-10 mikronakanditahan  oleh  jalan  pernafasan  bagian  atas, 
sedangkan  yang  berukuran  3-5  mikron  ditahan oleh bagian tengah jalan
pernafasan (Joviana, 2009). 

4.   Sumber Debu

Debu yang terdapat di dalam udara terbagi dua, yaitu deposite particulate
matter adalah partikel debu yang hanya berada sementara di udara, partikel ini
segera mengendap karena ada daya tarik bumi. Suspended particulate matter
adalah debu yang tetap berada di udara dan tidak mudah mengendap (Joviana,
2009). 

                

10
11
BAB III

METODE PENELITIAN

A.   Jenis Penelitian


Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian yang bersifat deskriptif  yang
didukung dengan pemeriksaan laboratorium untuk memperoleh gambaran tentang
Kualitas Udara terhadap Kandungan Partikel Debu di Pabrik Mebel Sapalewa Desa
Waeheru Kecamatan Baguala.
B.   Waktu dan Lokasi Penelitian
1.    Waktu Penelitian.
Waktu penelitian ini dilakukan pada bulan Maret tahun 2017
2.    Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini dilakukan pada Pabrik Mebel Sapalewa Desa Waeheru
Kecamatan Baguala
C.   Populasi dan Sampel
1.    Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah Udara yang ada didalam ruang kerja Mebel
Sopalewa Desa Waeheru Kecamatan Baguala.
2.    Sampel
Dalam penelitian ini teknik pengambilan sample dengan metode Simple Random
Sampling (sample acak sederhana) yaitu teknik pengambilan sample yang memberi
peluang sama kepada populasi untuk dapat dipilih sebagai anggota sample. Bahan
pemeriksaan adalah udara yang berada didalam ruang Kerja di Mebel Sapalewa
Desa Waeheru Kecamatan Baguala Tahun 2017
D. Variable dan Defenisi Operasional
1. Variable Penelitian
Dalam Penelitian ini yaitu peneliti menggunakan variabel sebagai berikut :
a.Variabel Independen
Variabel Independen adalah variabel yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya
variabel dependen. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel Independen adalah
kualitas Udara terhadap kandungan partikel Debu
b. Variabel Dependen
Variabel dependen adalah variabel yang di duga nilainya akan berubah karena
adanya pengaruh nilai dari variabel Independen.Dalam penelitian ini tidak terdapat
variabel dependen.
 Defenisi OperasionalNoVariabel DefenisiCara UkurAlat Ukur Hasil Ukur Skala
1.Kualita jumlahUji LABDustmeter (<) 90Ug/Nm3 Ordinal

12
Udara kandungan tidak menimbulkan terhadap partikeldampak, kandungan debu
yang dapat mempengaruhimenimbulkan debukualitas udara(WHO 1996)
2.Kandunganadanya perbedaanUji LAB.   Dustmeter. Ukuran 0,1-5Ordinal
Partikel ukuran yangmikron sangatdebuterdapatberbahaya bagimanusia,
Berdasarkanpadapartikel karakteristikdebu ukuran (>) 5 mikron tidak berbahaya
bagi manusia(WHO 1996)
E.Cara Pengumpulan Data
Pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini yaitu dengan melakukan
survei langsung pada lapangan untuk melakukan pengambilan data awal di peroleh
dari PT Persero PLTD Cabang Poka Kecamatan Teluk Ambon, sumber data yang di
peroleh dalam penelitian ini adalah :
a Data Primer
Data yang di peroleh langsung dari hasil pengujian Laboratorium tentang Kualitas
Udara terhadap kandungan partikel Debu pada Pabrik Mebel Sapalewa Desa
Waeheru Kecamatan Baguala.
b.Data Sekunder
Data yang di peroleh langsung dari Mebel Sapalewa Desa Waeheru Kecamatan
Baguala dan sumber dari Media Internet.
c. Instrumen Penelitian
Instrument yang digunakan dalam melakukan penelitian ini adalah dengan
menggunakan  : Alat pengukuran debu yaitu Dustmeter
E.Pengolahan Dan Analisis Data
1.Cara Pengolahan Data.
Cara pengolahan data dilakukan secara manual dengan menggunakan sistim
pengoperasian Komputer.
2.    Analisis Data
Analisa yang dilakukan dalam penelitian ini adalah Analisis deskriptif yaitu diartikan
sebagai prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan
keadaan subjek atau objek dalam penelitian dapat berupa orang, lembaga,
masyarakat dan yang lainnya yang pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta
yang tampak atau apa adanya, Serta dukungan data yang diperoleh dari hasil
pemeriksaan laboratorium

F.PENYAJIAN DATA
Penyajian data pada penelitian ini adalah disajikan dalam bentuk tabel dan narasi.

13
DAFTAR PUSTAKA

Amar Ma’ruf dkk. 2011 Makalah pencemaran oleh partikel Debu/ Jurnal (Online) Vol.
2 http://ejurnal.bppt.go.id. Diakses  6 Oktober 2013.// Jakarta

Anak Agung G, Sugiarta 2008//Dampak kebisingan dan kualitas udara pada


lingkungan kota Denpasar// Jurnal    (Online) http://www.bbkk-litbang.go.id. Diakses
25 September 2013.

Gianto Sibarani, 2016// makalah tentang penyebaran partikel debu di pusat pusat
kota.// Tesis (Online) http://repository.usu.ac.id.    Diakses 23 Oktober 2013.

Gatot Suhariyono dan Muji Wiyono, 2009 // Distribusi partikel Debu dalam udara
sekitar kawasan pabrik semen Citeureup Bogor.tahun 2009

Jesohua S.v Sinolungan, 2009 // Konsentrasi Aktivitas Industri dengan kendaraan


terhadap partikel debu dan gas buang// FKM UI// tahun 2009.Tersedia dalam
http://digilib.its.ac.id/public/IT-Undergraduate-8637-2504100006-Abstract_in.pdf
(diakses Rabu 21 Desember)

Kurniasari Aisyia Sutisno nyoman Latra. 2014 // Pedoman konsentrasi debu pada
pencemaran udara kota/tahun //.Surabaya Cetakan Pertama. Jakarta: UI Press

Martin Riebe, 2016 // pencemaran udara Smog di kota membunuh jutaan warga
kota. Jurnal    (Online) http://www.bbkk-litbang.go.id. Diakses 25 September 2013.

14

Anda mungkin juga menyukai