DAFTAR ISI
Daftar Isi.............................................................................................................. 1
Pendahuluan........................................................................................................ 5
Tujuan................................................................................................... 28
Uraian Materi........................................................................................ 29
Latihan.................................................................................................. 41
Rangkuman........................................................................................... 42
Uraian Materi........................................................................................ 64
Latihan.................................................................................................. 70
Rangkuman........................................................................................... 71
Latihan.................................................................................................. 106
Rangkuman........................................................................................... 106
PENDAHULUAN
Deskripsi Singkat, Relevansi, Tujuan, dan Petujuk Belajar
DESKRIPSI SINGKAT
5
Mata Kuliah:Etikolegal dalam Praktik Kebidanan
RELEVANSI
U ntuk menguasai modul ini selain mahasiswa harus pernah memperoleh mata
kuliah Evidence Based
TUJUAN INSTRUKSIOAL
6
Mata Kuliah:Etikolegal dalam Praktik Kebidanan
PETUJUK BELAJAR
1. Bacalah dengan cermat bagian pendahuluan sampai memahami betul apa, untuk
apa dan bagaimana mempelajari modul ini
2. Baca bagian demi bagian dan temukan kata kunci dan kata-kata yang dianggap
baru.
3. Tangkaplah pengertian demi pengertian dari isi modul
4. Mantapkan pemahaman melalui diskusi
5. Carilah informasi sebanyak-banyaknya tentang materi modul untuk lebih
memahami materi yang dipelajari
7
Mata Kuliah:Etikolegal dalam Praktik Kebidanan
Kegiatan Belajar : 1
PENDAHULUAN
8
Mata Kuliah:Etikolegal dalam Praktik Kebidanan
9
Mata Kuliah:Etikolegal dalam Praktik Kebidanan
1. Sebagian besar kematian ibu dan perinatal terjadi saat pertolongan pertama sangat
dibutuhkan.
2. Pengawasan antenatal masih belum memadai sehingga penyulit hamil dan hamil
dengan risiko tinggi tidak atau terlambat diketahui.
3. Masih banyak dijumpai ibu dengan jarak hamil pendek, terlalu banyak anak, terlalu
muda, dan terlalu tua untuk hamil.
4. Gerakan keluarga berencana masih dapat digalakkan untuk meningkatkan sumber
daya manusia melalui norma keluarga kecil bahagia dan sejahtera (NKKBS).
5. Jumlah anemia pada ibu hamil cukup tinggi.
6. Pendidikan masyarakat yang rendah cendrung memilih pemeliharaan kesehatan
secara tradisional, dan belum siap menerima pelaksanaan kesehatan modern.
Berdasarkan tingginya angka kematian ibu dan perinatal yang dialami sebagian
besar negara berkembang, maka WHO menetapkan salah satu usaha yang sangat
penting untuk dapat mencapai peningkatan pelayanan kebidanan yang menyeluruh dan
bermutu yaitu dilaksanakannnya praktek berdasar pada evidence based. Dimana bukti
secara ilmiah telah dibuktikan dan dapat digunakan sebagai dasar praktek terbaru yang
lebih aman dan diharapkan dapat mengendalikan asuhan kebidanan sehingga mampu
memberikan pelayanan yang lebih bermutu dan menyeluruh dengan tujuan menurunkan
angka kematian ibu dan angka kematian perinatal.
10
Mata Kuliah:Etikolegal dalam Praktik Kebidanan
TUJUAN
Setelah mempelajari modul ini, Anda diharapkan akan dapat menjelaskan tentang
Evidence base dalam pelayanan kebidanan, untuk mengetahui wewenang dan tanggung
jawab seorang bidan sehingga terlahir bidan yang professional dengan kinerja yang
bermutu tinggi.
URAIAN MATERI
11
Mata Kuliah:Etikolegal dalam Praktik Kebidanan
12
Mata Kuliah:Etikolegal dalam Praktik Kebidanan
13
Mata Kuliah:Etikolegal dalam Praktik Kebidanan
metode pengukuran yang dapat menghindari resiko “bias” dari penulis atau
peneliti.
2. Clinical expertise.
Untuk menjabarkan EBM diperlukan suatu keterampilan klinik (clinical
skills) yang memadai. Di sini termasuk keterampilan untuk secara cepat
mengidentifikasi kondisi pasien dan menentukan diagnosis secara cepat dan
tepat, termasuk mengidentifikasi faktor-faktor resiko yang menyertai serta
memperkirakan kemungkinan manfaat dan resiko (risk and benefit) dari bentuk
intervensi yang akan diberikan. Keterampilan klinik ini hendaknya juga disertai
dengan pengenalan secara baik terhadap nilai-nilai yang dianut oleh pasien serta
harapan- harapan yang tersirat dari pasien.
3. Patient values.
Setiap pasien, dari manapun berasal, dari suku atau agama apapun, tentu
mempunyai nilai-nilai yang unik tentang status kesehatan dan penyakitnya.
Pasien juga tentu mempunyai harapan-harapan atas upaya penanganan dan
pengobatan yang diterimanya. Hal ini harus dipahami benar oleh seorang klinisi
atau praktisi medik, agar setiap upaya pelayanan kesehatan yang dilakukan,
selain dapat diterima dan didasarkan pada bukti-bukti ilmiah, juga
mempertimbangkan nilai-nilai subyektif yang dimiliki oleh pasien.
Mengingat bahwa EBM merupakan suatu cara pendekatan ilmiah yang
digunakan untuk pengambilan keputusan terapi, maka dasar-dasar ilmiah dari
suatu penelitian juga perlu diuji kebenarannya untuk mendapatkan hasil
14
Mata Kuliah:Etikolegal dalam Praktik Kebidanan
penelitian yang selain update, juga dapat digunakan sebagai dasar untuk
pengambilan keputusan.
15
Mata Kuliah:Etikolegal dalam Praktik Kebidanan
LATIHAN
Diskusi.
RANGKUMAN
16
Mata Kuliah:Etikolegal dalam Praktik Kebidanan
Kegiatan Belajar : 2
PENDAHULUAN
Kemampuan berpikir kritis merupakan kemampuan yang sangat esensial untuk
kehidupan, pekerjaan, dan berfungsi efektif dalam semua aspek kehidupan lainnya.
Berpikir kritis telah lama menjadi tujuan pokok dalam pendidikan sejak 1942.
Penelitian dan berbagai pendapat tentang hal itu, telah menjadi topik pembicaraan
dalam sepuluh tahun terakhir ini. Definisi berpikir kritis banyak dikemukakan para ahli.
Kember (1997) menyatakan bahwa kurangnya pemahaman pengajar tentang berpikir
kritis menyebabkan adanya kecenderungan untuk tidak mengajarkan atau melakukan
penilaian ketrampilan berpikir pada siswa. Seringkali pengajaran berpikir kritis
diartikan sebagai problem solving, meskipun kemampuan memecahkan masalah
merupakan sebagian dari kemampuan berpikir kritis.
17
Mata Kuliah:Etikolegal dalam Praktik Kebidanan
TUJUAN
Setelah mempelajari modul ini, Anda diharapkan akan dapat menjelaskan tentang
Critical thinking dalam pelayanan kebidanan, untuk mengetahui wewenang dan
tanggung jawab seorang bidan sehingga terlahir bidan yang professional dengan kinerja
yang bermutu tinggi.
URAIAN MATERI
A. Definisi Berpikir Kritis
Berpikir kritis adalah cara berpikir tentang subjek, konten, atau masalah yang
dilakukan oleh pemikir secara aktif dan terampil secara konseptual dan
memaksakan standar yang tinggi atas intelektualitas mereka. Dapat juga diartikan
sebagai proses berfikir secara aktif dalam menerapkan, menganalisis, mensintesis,
dan mengevaluasi informasi yang dikumpulkan dan atau dihasilkan melalui
observasi, pengalaman, refleksi, penalaran, atau komunikasi, sebagai acuan dalam
meyakini suatu konsep dan atau dalam melakukan tindakan. Dalam
pelaksanaannya, hal ini didasarkan pada nilai-nilai universal intelektual yang
melampaui cabang suatu ilmu yang meliputi: kejelasan, akurasi, presisi,
18
Mata Kuliah:Etikolegal dalam Praktik Kebidanan
konsistensi, relevansi, bukti suara, alasan yang baik, kedalaman, luasnya ilmu, dan
keadilan.
B. Manfaat Berpikir Kritis
1. Memiliki banyak alternatif jawaban dan ide kreatif
Membiasakan diri berpikir kritis akan melatih Anda memiliki kemampuan
untuk berpikir jernih dan rasional. Dimana Anda juga akan dapat berpikir secara
mandiri dan reflektif. Berpikir dan bertindak reflektif adalah tindakan dan
pikiran yang tidak Anda rencanakan, terjadi secara spontan dan begitu saja,
secara refleks otak Anda akan memikirkan suatu hal serta melakukan hal-hal
lain tanpa perlu Anda memikirkan atau menyuruh otak Anda untuk memikirkan
secara ulang. Terbiasa berpikir kritis juga akan membuat Anda memiliki banyak
alternatif jawaban serta ide-ide kreatif. Jika Anda mempunyai suatu masalah,
Anda tidak hanya terpaku pada satu jalan keluar atau penyelesaian, Anda akan
memiliki banyak opsi atau pilihan penyelesaian masalah tersebut. Berpikir kritis
akan membuat Anda memiliki banyak ide-ide kreatif dan inovatif serta out of
the box.
2. Mudah memahami sudut pandang orang lain
Berpikir kritis membuat pikiran dan otak Anda lebih fleksibel. Anda tidak
akan terlalu kaku dalam berpikir atas pendapat atau ide-ide dari orang lain.
Anda lebih mudah untuk menerima pendapat orang lain dan persepsi yang
berbeda dari persepsi Anda sendiri. Hal ini memang tidak mudah untuk
dilakukan, namun jika Anda telah terbiasa untuk berpikir kritis, maka dengan
sendirinya, secara spontanitas, hal ini akan mudah untuk Anda lakukan.
19
Mata Kuliah:Etikolegal dalam Praktik Kebidanan
Keuntungan lain dari memiliki pikiran yang lebih fleksibel dari berpikir kritis
adalah Anda lebih mudah memahami sudut pandang orang lain. Tidak terlalu
terpaku pada pendapat Anda sendiri, dan lebih terbuka terhadap pemikiran, ide,
atau pendapat orang lain.
3. Menjadi rekan kerja yang baik
Lebih banyak manfaat-manfaat lain yang bisa Anda peroleh karena
berpikir kritis. Dan manfaat-manfaat itu pada umumnya saling berkaitan.
Misalnya saja Anda lebih mudah, terbuka, menerima, serta tidak kaku dalam
menerima pendapat orang lain, Anda tentu kaan lebih dihormati oleh rekan kerja
Anda. Karena Anda mau menerima pendapat orang lain dengan pikiran terbuka.
Maka rekan kerja Anda pasti akan menganggap Anda sebagai rekan kerja yang
baik. Di dalam lingkungan kerja, hal lain yang penting selain pekerjaan dan
hubungan dengan atasan adalah lingkungan kerja. Lingkungan kerja ini tentu
saja dipengaruhi oleh rekan-rekan kerja Anda. Jika hubungan Anda baik dengan
rekan kerja, situasi lingkungan kerja juga akan lebih baik dan lebih kondusif
serta produktif dalam bekerja.
4. Lebih Mandiri
Berpikir kritis membuat Anda mampu berpikir lebih mandiri, artinya tidak
harus selalu mengandalkan orang lain. Saat dihadapkan pada situasi yang rumit
dan sulit serta harus segera mengambil keputusan, Anda tidak perlu menunggu
seseorang yang Anda anggap mampu menyelesaikan masalah, karena Anda
sendiri juga mampu menyelesaikan masalah tersebut. Dengan memiliki pikiran
yang kritis, Anda dapat memunculkan ide-ide, gagasan, serta saran-saran
20
Mata Kuliah:Etikolegal dalam Praktik Kebidanan
penyelesaian masalah yang baik. Dengan berpikir kritis, akan melatih otak Anda
untuk berpikir lebih kritis, tajam, kreatif, serta inovatif.
2. Analisis (Analysis)
22
Mata Kuliah:Etikolegal dalam Praktik Kebidanan
LATIHAN
Diskusi.
RANGKUMAN
berpikir kritis merupakan cara bagi seorang untuk meningkatkan kualitas dari
hasil pemikiran menggunakan dan menghasilkan daya pikir intelektual dalam ide(ide
yang digagas. Seseorang yang berpikir secara kritis akan dapat menjawab
permasalahan(permasalahan yang penting dengan baik. )ia akan berpikir secara jelas
dan tepat. Selain itu, dapat menggunakan ide untuk bisa membuat model penyelesaian
masalah secara efektif. Beberapa kriteria yang dapat kita jadikan standar dalam proses
berpikir kritis adalah logika berpikir yang digunakan, keluasan sudut pandang,
24
Mata Kuliah:Etikolegal dalam Praktik Kebidanan
kedalaman berpikir, kejujuran, kelengkapan informasi, dan bagaimana dari solusi kita
kemukakan.
Kegiatan Belajar : 3
PENDAHULUAN
Ilmu kebidanan adalah ilmu yang mempelajari tentang kehamilan, persalinan,
dan kala nifas serta kembalinya alat reproduksi ke keadaan normal. Tujuan ilmu
kebidanan adalah untuk mengantarkan kehamilan, persalinan, dan kala nifas serta
pemberian ASI dengan selamat dengan kerusakan akibat persalinan sekecil-kecilnya
dan kembalinya alat reproduksi kekeadaan normal. Kemampuan pelayanan kesehatan
suatu negara ditentukan dengan perbandingan tinggi rendahnya angka kematian ibu dan
angka kematian perinatal. Dikemukakan bahwa angka kematian perinatal lebih
mencerminkan kesanggupan suatu negara untuk memberikan pelayanan kesehatan.
Indonesia, di lingkungan ASEAN, merupakan negara dengan angka kematian ibu dan
perinatal tertinggi, yang berarti kemampuan untuk memberikan pelayanan kesehatan
segara untuk memberikan pelayanan kesehatan masih memerlukan perbaikan yang
bersifat menyeluruh dan lebih bermutu.
26
Mata Kuliah:Etikolegal dalam Praktik Kebidanan
3. Angka kematian ibu sebesar 19.500-20.000 setiap tahunnya atau terjadi setiap 26-
27 menit. Penyebab kematian ibu adalah perdarahan 30,5 %, infeksi 22,5.%,
gestosis 17′,5 %, dan anestesia 2,0 %.
4. Kematian bayi sebesar 56/10.000 menjadi sekitar 280.000 atau terjadi setiap 18- 20
menit sekali. Penyebab kematian bayi adalah asfiksia neonatorum 49-60 %, infeksi
24-34 %, prematuritas/BBLR 15-20 %, trauma persalinan 2-7 %, dan cacat bawaan
1-3 %.
Memperhatikan angka kematian ibu dan bayi, dapat dikemukakan bahwa
7. Sebagian besar kematian ibu dan perinatal terjadi saat pertolongan pertama sangat
dibutuhkan.
8. Pengawasan antenatal masih belum memadai sehingga penyulit hamil dan hamil
dengan risiko tinggi tidak atau terlambat diketahui.
9. Masih banyak dijumpai ibu dengan jarak hamil pendek, terlalu banyak anak, terlalu
muda, dan terlalu tua untuk hamil.
10. Gerakan keluarga berencana masih dapat digalakkan untuk meningkatkan sumber
daya manusia melalui norma keluarga kecil bahagia dan sejahtera (NKKBS).
11. Jumlah anemia pada ibu hamil cukup tinggi.
12.Pendidikan masyarakat yang rendah cendrung memilih pemeliharaan kesehatan
secara tradisional, dan belum siap menerima pelaksanaan kesehatan modern.
Berdasarkan tingginya angka kematian ibu dan perinatal yang dialami sebagian
besar negara berkembang, maka WHO menetapkan salah satu usaha yang sangat
penting untuk dapat mencapai peningkatan pelayanan kebidanan yang menyeluruh dan
bermutu yaitu dilaksanakannnya praktek berdasar pada evidence based. Dimana bukti
27
Mata Kuliah:Etikolegal dalam Praktik Kebidanan
secara ilmiah telah dibuktikan dan dapat digunakan sebagai dasar praktek terbaru yang
lebih aman dan diharapkan dapat mengendalikan asuhan kebidanan sehingga mampu
memberikan pelayanan yang lebih bermutu dan menyeluruh dengan tujuan menurunkan
angka kematian ibu dan angka kematian perinatal.
TUJUAN
Setelah mempelajari modul ini, Anda diharapkan akan dapat menjelaskan tentang
Evidence base dalam pelayanan kehamilan, untuk mengetahui wewenang dan tanggung
jawab seorang bidan sehingga terlahir bidan yang professional dengan kinerja yang
bermutu tinggi.
URAIAN MATERI
A. Evidence Based Dalam Praktik Kehamilan
Salah satu aspek yang harus dipenuhi dalam memberikan asuhan kebidanan
yang bertanggung jawab adalah dengan mengacu pada hasil penelitiann yang
paling up to date. Hasil penelitian yang didapatkan besrta rekomendasidari peneliti
dijadikan sebagi acuan dalam memberikan pelayanan.
Beberapa hasil penelitian mengenai ibu hamil antara lain:
28
Mata Kuliah:Etikolegal dalam Praktik Kebidanan
1. Penelitian mengenail ibu hamil dan KB yang dilakukan oleh Dra. Flourisa
Julian Sudrajad, M.Kes., dari puslitbang KR-BKKBN tahun 2003 di 10
kabupaten di provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur, menemukan bahwa :
a. Sebanyak 45 % wanita tidak tahu mengenai jenis komplikasi dalam
kehamilan.
b. Sebanyak 83% wanita hamil meemeriksakan kehamilannya di fasilitas
kesehatan, cakupan ini lebih rendah dari target PWS-KIA, yaitu 90%.
c. Cakupan KI ( Kunjungan atau kontak pertama antara wanita hamil
trimester
dengan tenaga kesehatan ) sekitar 40-90% target propenas tahun 2010
sebesar 95%.
d. Cakupan K4 ( Kontak atau kunjungan wanita hamil yang keempat kalinya
dengan tenaga kesehatan , dilakukan pada trimester III ) sebesar 40-90%,
target propenas tahun 2010, K4 sebanyak 90%.
e. Lebih dari 50% responden tidak tahu mengenai komplikasi dalam masa
persalinan dan nifas.
f. Hanya 26% cakupan bayi yang mendapat imunisasi lengkap, sedangkan
8% lainnya tidak mendapat imunisasi sama sekali.
g. Tingkat pengetahuan KB sudah cukup tinggi , yaitu 90%
h. Sebanyak 18-70% wanita tidak mengetahui bagaimana cara menghindari
penyakit AIDS.
29
Mata Kuliah:Etikolegal dalam Praktik Kebidanan
2. Penelitian yang dilakukan oleh Jumirah, dkk, tahun 1998 mnemukan bahwa
ibu hamil penderita anemia berat mempunyai resiko 4,2 kali lebih besar untuk
melahirkan bayi dengan bayi berat lahir rendah ( BBLR )
3. Dari staff pengajar faultas kesehatan masyarakat Universitas Indonesia
mengemukakan hasil penelitiannya mengenai pengaruh pemeriksaan
kehamilan terhadap pemilihan penolong persalinan, yaitu sebagai berikut :
a. Ibu hamil yang melakukan ANC minimal empat kali mempunyai peluang
dua kali lebih besar untuk memilih tenaga kesehatan sebagai penolong
persalinannya dari pada ibu hamil denganANC kurang dari empat kali.
b. Ibu hamil yang mendapat konseling pada saat ANC mempunyai peluang
3,7 kali lebih besar untuk memilih tenaga kesehatan sebagai penolong
persalinan dibandingkan ibu hamil yang tidak mendapatkan konseling.
30
Mata Kuliah:Etikolegal dalam Praktik Kebidanan
32
Mata Kuliah:Etikolegal dalam Praktik Kebidanan
3. Imunisasi TT 0,5 cc
Imunisasi adalah proses untuk membangun kekebalan sebagai upaya
untuk pencegahan ter hadap infeksi tetanus. Vaksin tetanus yaitu toksin kuman
tetanus yang telah dilemahkan dan kemudian dimurnikan.
TT Interval Lama Perlindungan % Perlindungan
TT 1 Kunjungan ANC pertama - -
TT 2 4 minggu setelah TT 1 3 tahun 80%
TT 3 6 Bulan betelan TT 2 5 tahun 95%
TT 4 1 Tahun setelah TT 3 10 tahun 99%
TT 5 1 Tahun setelah TT 4 25 tahun / seumur 99%
hidup
33
Mata Kuliah:Etikolegal dalam Praktik Kebidanan
b. Tablet Fe
c. Tekanan darah
d. Tetanus Toksoid ( suntik TT )
e. Tentukan status gizi ( mengukur LILA )
f. Tinggi Fundus Uteri
g. Tentukan presentasi Janin dan DJJ
h. Temu wicara
i. Tes PMS
j. Tes Laboratorium
34
Mata Kuliah:Etikolegal dalam Praktik Kebidanan
Menggunakan pita ukur untuk mengukur jarak antara tepi atas simpisis
pubis dengan fundus uteri dalam centimeter adalah metoda yang dapat
diandalkan untuk memperkirakan TFU.
Jarak tersebut ( dalam cm ) sesuai dengan umur kehamilan ( dalam
minggu ) setelah umur kehamilan 24 minggu.
uterus pada vena pelvis major dan vena cava inferior yang akan mengurangu
sirkulasi darah ke jantung bagian kanan dan akan mengakibatkan pengaliran
oksigen ke otak dan akan mengakibatkan pingsan.
Keadaan tersebut lebih terkenal dengan supine hypotensif syndrome yang
dapat mengakibatkan denyut jantung janin ( DJJ ) abnormal. Namun apabila
posisi terlentang dibutuhkan maka dianjurkan untuk meletakkan bantal kecil
dibawah sisi kiri punggung bawah. Secara ringkas penelitian menunjukan hasil:
a. Posisi terlentag mempengaruhi fisiologi ibu dan janin.
b. Setiap ibu hamil hendaknya menghindari posisi terlentang terutama pada
kehamilan lanjut.
c. Bila posisi terlentang dibutuhkan maka dianjurkan untuk meletakkan bantal
kecil dibawah sisi kiri punggung bawah.
komplikasi, juga keamanan palsu oleh karena banyak ibu yang dimasukan
dalam risiko rendah mengalami komplikasi, namun mereka tidak pernah
mendapat informasi mengenai komplikasi kehamilan dan cara penanganannya.
Bila terpaku pada ibu rrisiko tinggi makan pelayanan kehamilan ( pada wanita
hamil ) yang sebetulnya bisa berisiko akan terabaikan.
Dapat dikatakan bahwa wanita hamil mempunyai risiko untuk mengalami
komplikasi dan haruus mempunyai akses terhadap asuhan ibu bersalin yang
berkualitas. Bahkan wanita yang digolongkan dalam risiko rendah bisa saja
mengalami komplikasi.
Jadi pendekatan risiko bukan merupakan strategi yang efisien ataupun
efektif untuk menurunkan angka mortalitas ibu karena:
Faktor risiko tidak dapat memperkirakan komplikasi, biasanya bukan
penyebab langsung terjadinya komplikasi.
Apa yang akan anda lakukan bila megidentifikasi pasien beresiko tinggi dan
apa yang harus dilakukan pada pasien dengan risiko rendah?
Mortalitas ibu relatif rendah pada populasi yang beresiko ( semua wanita usia
subur ). Faktir risiko secara relatif adalah umum pada populasi yang sama,
faktir risiko tersebut bukan merupakan indikator yang baik dimana para ibu
mungkin akan mengalami komplikasi.
Mayoritas ibu yang mengalami komplikasi dianggap berisiko rendah,
sebagian besar ibu yang dianggap berisiko rendah melahirkan bayinya tanpa
komplikasi.
38
Mata Kuliah:Etikolegal dalam Praktik Kebidanan
39
Mata Kuliah:Etikolegal dalam Praktik Kebidanan
LATIHAN
Diskusi
40
Mata Kuliah:Etikolegal dalam Praktik Kebidanan
RANGKUMAN
Paradigma baru (aktif) yang disebutkan sebelumnya yang berdasarkan evidence
based terkini, terbukti dapat mencegah atau mengurangi komplikasi yang sering terjadi.
Hal ini memberi manfaat yang nyata dan mampu membantu upaya penurunan angka
kematian ibu dan bayi baru lahir. Karena sebagian besar persalinan di Indonesia terjadi
di desa atau di fasilitas pelayanan kesehatan dasar dimana tingkat keterampilan petugas
dan sarana kesehatan sangat terbatas maka paradigma aktif menjadi sangat strategis bila
dapat diterapkan pada tingkat tersebut. Jika semua penolong persalinan dilatih agar
kompeten untuk melakukan upaya pencegahan atau deteksi dini secara aktif terhadap
berbagai komplikasi yang mungkin terjadi, memberikan pertolongan secara adekuat dan
tepat waktu, dan melakukan upaya rujukan yang optimal maka semua upaya tersebut
dapat secara bermakna menurunkan jumlah kesakitan atau kematian ibu dan bayi baru
lahir.
Kegiatan Belajar : 4
41
Mata Kuliah:Etikolegal dalam Praktik Kebidanan
PENDAHULUAN
TUJUAN
Setelah mempelajari modul ini, Anda diharapkan akan dapat menjelaskan tentang
Critical thinking dalam pelayanan kehamilan, untuk mengetahui wewenang dan
tanggung jawab seorang bidan sehingga terlahir bidan yang professional dengan kinerja
yang bermutu tinggi.
URAIAN MATERI
43
Mata Kuliah:Etikolegal dalam Praktik Kebidanan
44
Mata Kuliah:Etikolegal dalam Praktik Kebidanan
LATIHAN
Diskusi.
RANGKUMAN
berpikir kritis merupakan cara bagi seorang untuk meningkatkan kualitas dari
hasil pemikiran menggunakan dan menghasilkan daya pikir intelektual dalam ide(ide
yang digagas. Seseorang yang berpikir secara kritis akan dapat menjawab
permasalahan(permasalahan yang penting dengan baik. )ia akan berpikir secara jelas
dan tepat. Selain itu, dapat menggunakan ide untuk bisa membuat model penyelesaian
masalah secara efektif. Beberapa kriteria yang dapat kita jadikan standar dalam proses
berpikir kritis adalah logika berpikir yang digunakan, keluasan sudut pandang,
kedalaman berpikir, kejujuran, kelengkapan informasi, dan bagaimana dari solusi kita
kemukakan.
47
Mata Kuliah:Etikolegal dalam Praktik Kebidanan
Kegiatan Belajar : 5
PENDAHULUAN
48
Mata Kuliah:Etikolegal dalam Praktik Kebidanan
13. Sebagian besar kematian ibu dan perinatal terjadi saat pertolongan pertama sangat
dibutuhkan.
14. Pengawasan antenatal masih belum memadai sehingga penyulit hamil dan hamil
dengan risiko tinggi tidak atau terlambat diketahui.
15. Masih banyak dijumpai ibu dengan jarak hamil pendek, terlalu banyak anak, terlalu
muda, dan terlalu tua untuk hamil.
16. Gerakan keluarga berencana masih dapat digalakkan untuk meningkatkan sumber
daya manusia melalui norma keluarga kecil bahagia dan sejahtera (NKKBS).
17. Jumlah anemia pada ibu hamil cukup tinggi.
18.Pendidikan masyarakat yang rendah cendrung memilih pemeliharaan kesehatan
secara tradisional, dan belum siap menerima pelaksanaan kesehatan modern.
Berdasarkan tingginya angka kematian ibu dan perinatal yang dialami sebagian
besar negara berkembang, maka WHO menetapkan salah satu usaha yang sangat
penting untuk dapat mencapai peningkatan pelayanan kebidanan yang menyeluruh dan
bermutu yaitu dilaksanakannnya praktek berdasar pada evidence based. Dimana bukti
secara ilmiah telah dibuktikan dan dapat digunakan sebagai dasar praktek terbaru yang
lebih aman dan diharapkan dapat mengendalikan asuhan kebidanan sehingga mampu
memberikan pelayanan yang lebih bermutu dan menyeluruh dengan tujuan menurunkan
angka kematian ibu dan angka kematian perinatal.
50
Mata Kuliah:Etikolegal dalam Praktik Kebidanan
TUJUAN
Setelah mempelajari modul ini, Anda diharapkan akan dapat menjelaskan tentang
Evidence base dalam pelayanan persalinan, untuk mengetahui wewenang dan tanggung
jawab seorang bidan sehingga terlahir bidan yang professional dengan kinerja yang
bermutu tinggi.
URAIAN MATERI
melaporkan penelitian. Ada juga keinginan untuk ini ditulis oleh dan untuk bidan.
EBM secara resmi diluncurkan sebagai sebuah jurnal mandiri untuk penelitian
murni bukti pada konferensi tahunan di RCM Harrogate, Inggris pada tahun 2003
(Hemmings et al, 2003). Itu dirancang 'untuk membantu bidan dalam mendorong
maju yang terikat pengetahuan kebidanan dengan tujuan utama meningkatkan
perawatan untuk ibu dan bayi '(Silverton, 2003).
EBM mengakui nilai yang berbeda jenis bukti harus berkontribusi pada
praktek dan profesi kebidanan. Jurnal kualitatif mencakup aktif serta sebagai
penelitian kuantitatif, analisis filosofis dan konsep serta tinjauan pustaka
terstruktur, tinjauan sistematis, kohort studi, terstruktur, logis dan transparan,
sehingga bidan benar dapat menilai arti dan implikasi untuk praktek, pendidikan
dan penelitian lebih lanjut.
B. Asuhan Persalinan Normal
Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi
pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi
belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu
maupun pada janin (Saifuddin,10)
Sedangkan persalinan normal menurut WHO adalah persalinan yang dimulai
secara spontan, beresiko rendah pada awal persalinan dan tetap demikian selama
proses persalinan. Bayi dilahirkan secara spontan dalam presentasi belakang kepala
pada usia kehamilan antara 37 hingga 42 minggu lengkap. Setelah persalinan ibu
maupun bayi berada dalam kondisi sehat.
52
Mata Kuliah:Etikolegal dalam Praktik Kebidanan
3. Asuhan Pascakeguguran
Menatalaksanakan gawat-darurat keguguran dan komplikasinya serta
tanggap terhadap kebutuhan pelayanan kesehatan reproduksi lainnya
4. Persalinan yang Bersih dan Aman serta Pencegahan Komplikasi
Kajian dan bukti ilmiah menunjukkan bahwa asuhan persalinan bersih,
aman dan tepat waktu merupakan salah satu upaya efektif untuk mencegah
terjadinya kesakitan dan kematian
5. Penatalaksanaan Komplikasi yang terjadi sebelum, selama dan
setelah persalinan.
Dalam upaya menurunkan kesakitan dan kematian ibu, perlu diantisipasi
adanya keterbatasan kemampuan untuk menatalaksana komplikasi pada jenjang
pelayanan tertentu. Kompetensi petugas, pengenalan jenis komplikasi, dan
ketersediaan sarana pertolongan menjadi penentu bagi keberhasilan
penatalaksanaan komplikasi yang umumnya akan selalu berbeda menurut
derajat, keadaan dan tempat terjadinya
Fokus asuhan persalinan normal adalah persalinan bersih dan aman serta
mencegah terjadinya komplikasi. Hal ini merupakan pergeseran paradigma dari
menunggu terjadinya dan kemudian menangani komplikasi, menjadi pencegahan
komplikasi. Persalinan bersih dan aman serta pencegahan komplikasi selama dan
pascapersalinan terbukti mampu mengurangi kesakitan atau kematian ibu dan bayi
baru lahir. Beberapa contoh dibawah ini, menunjukkan adanya pergeseran
paradigma tersebut diatas:
54
Mata Kuliah:Etikolegal dalam Praktik Kebidanan
56
Mata Kuliah:Etikolegal dalam Praktik Kebidanan
LATIHAN
Diskusi
58
Mata Kuliah:Etikolegal dalam Praktik Kebidanan
RANGKUMAN
Paradigma baru (aktif) yang disebutkan sebelumnya yang berdasarkan evidence
based terkini, terbukti dapat mencegah atau mengurangi komplikasi yang sering terjadi.
Hal ini memberi manfaat yang nyata dan mampu membantu upaya penurunan angka
kematian ibu dan bayi baru lahir. Karena sebagian besar persalinan di Indonesia terjadi
di desa atau di fasilitas pelayanan kesehatan dasar dimana tingkat keterampilan petugas
dan sarana kesehatan sangat terbatas maka paradigma aktif menjadi sangat strategis bila
dapat diterapkan pada tingkat tersebut. Jika semua penolong persalinan dilatih agar
kompeten untuk melakukan upaya pencegahan atau deteksi dini secara aktif terhadap
berbagai komplikasi yang mungkin terjadi, memberikan pertolongan secara adekuat dan
tepat waktu, dan melakukan upaya rujukan yang optimal maka semua upaya tersebut
dapat secara bermakna menurunkan jumlah kesakitan atau kematian ibu dan bayi baru
lahir.
59
Mata Kuliah:Etikolegal dalam Praktik Kebidanan
Kegiatan Belajar : 6
PENDAHULUAN
TUJUAN
Setelah mempelajari modul ini, Anda diharapkan akan dapat menjelaskan tentang
Critical thinking dalam pelayanan kesehatan reproduksi dan keluarga berencana, untuk
mengetahui wewenang dan tanggung jawab seorang bidan sehingga terlahir bidan yang
professional dengan kinerja yang bermutu tinggi.
61
Mata Kuliah:Etikolegal dalam Praktik Kebidanan
URAIAN MATERI
Dari hasil pemeriksaaan, kekuatan mengejan ibu baik, ibu belum lelah
dan tidak sesak nafas. Pada palpasi kontraksi uterus ibu adekuat. Tidak ada
masalah dengan kondisi janin ataupun letak janin, presentasi kepala.
d. Menganalisis konsep
Berdasarkan kasus, kemajuan persalinan berjalan sangat lama.
Kemajuan persalinan bisa berjalan lama karena pengaruh kelainan his,
kelainan letak janin, kelainan jalan lahir dan kekuatan mengejan kurang
kuat. Dari hasil pemeriksaan semuanya baik-baik saja, kecuali kelainan jalan
lahir yang belum terdeteksi.
e. Asumsi.
Kemajuan persalinan berjalan lama dikarenakan kelainan jalan lahir,
yaitu bentuk panggul ibu yang sempit, sehingga kemajuan persalinan tidak
berjalan dengan normal. Tindakan selanjutnya yang dilakukan bidan adalah
merujuk, agar bisa dilakukan persalinan secara caesar.
Apakah sudah ada peningkatan tekanan pada rectum dan atau vagina
Ibu?
Apakah perineum sudah menonjol?
Apakah vulva-vagina dan sfingter ani sudah membuka?
Apakah terdapat peningkatan pengeluaran lendir bercampur darah?
Apakah pembukaan serviks telah lengkap?
Apakah sudah terlihat bagian kepala bayi melalui introitus vagina?
3. Menujukan bukti
Kala dua persalinan dimulai ketika pembukaan serviks sudah
lengkap (10 cm) dan berakhir dengan lahirnya bayi. Kala dua juga disebut
sebagai kala pengeluaran bayi.
Gejala dan tanda persalinan kala dua adalah:
Ibu merasa ingin meneran bersamaan dengan terjadinya kontraksi
Ibu merasakan adanya peningkatan tekanan pada rectum dan/atau vagina
Perineum menonjol.
Vulva-vagina dan sfingter ani membuka.
Meningkatnya pengeluaran lendir bercampur darah.
Tanda pasti kala dua ditentukan melalui periksa dalam (informasi obyektif)
yang hasilnya adalah:
Pembukaan serviks telah lengkap, atau
Terlihatnya bagian kepala bayi melalui introitus vagina.
4. Menganalisis konsep
64
Mata Kuliah:Etikolegal dalam Praktik Kebidanan
65
Mata Kuliah:Etikolegal dalam Praktik Kebidanan
terdorong oleh kandung kemih yang penuh. Hal ini dapat mengganggu
kontraksi uterus Ibu.
Tanda-tanda bila plasenta telah lepas dari implantasinya mencakup
beberapa atau semua hal-hal berikut:
Perubahan bentuk dan tinggi fundus. Setelah bayi lahir dan sebelum
miometrium mulai berkontraksi, uterus berbentuk bulat penuh dan tinggi
fundus biasanya dibawah pusat. Setelah uterus berkontraksi dan plasenta
terdorong kebawah, uterus berbentuk seritiga atau seperti buah pir atau
alpukat dan fundus berada di atas pusat.
Tali pusat memanjang. Tali pusat terlihat menjulur keluar melalui vulva.
Semburan darah mendadak dan singkat. Darah yang terkumpul di
belakang plasenta akan membantu mendorong plasenta keluar dibantu
oleh gaya gravitasi. Apabila kumpulan darah dalam ruang diantrara
dinding uterus dan permukaan dalam plasenta melebihi kapasitas
tampungnya, maka darah tersembur keluar dari tepi plasenta yang
terlepas.
Setelah bayi lahir, diberikan oksitosin sebanyak 10 IU IM pada
sepertiga paha lateral kanan. Jika dalam 15 menit plasenta belum lahir,
berikan suntikan oksitosin dosis kedua. Jika dalam 30 menit belum lahir
juga, sudah merupakan patologis dalam persalinan kala III.
4. Menganalisis konsep
66
Mata Kuliah:Etikolegal dalam Praktik Kebidanan
67
Mata Kuliah:Etikolegal dalam Praktik Kebidanan
batas normal (± 100-200 cc), TTV Ibu dalam batas normal dan laserasi jalan
lahir tidak ada. Pmantauan dini dan lanjutan pada kala IV dalam batas normal,
menunjukkan bahwa kala IV berjalan dengan normal.
4. Menganalisis konsep:
Berdasarkan hasil pemantauan pada kala IV baik dini maupun lanjutan,
plasenta dan selaput ketuban Ibu lahir lengkap, kandung kemih Ibu kosong,
kontraksi uterus baik, pengeluaran darah pervaginam dalam batas normal (± 150
cc), TTV Ibu dalam batas normal dan tidak terjadi laserasi jalan lahir pada Ibu.
Hal ini sesuai dengan teori mengenai kala IV normal.
5. Asumsi:
Kala IV dalam kasus ini berada dalam keadaan normal.
LATIHAN
Diskusi.
RANGKUMAN
Berpikir kritis adalah suatu aktifitas kognitif yang berkaitab dengan
penggunaan nalar.Belajar untuk berpikir kritis berarti menggunakan
68
Mata Kuliah:Etikolegal dalam Praktik Kebidanan
Kegiatan Belajar : 7
PENDAHULUAN
Ilmu kebidanan adalah ilmu yang mempelajari tentang kehamilan, persalinan,
dan kala nifas serta kembalinya alat reproduksi ke keadaan normal. Tujuan ilmu
kebidanan adalah untuk mengantarkan kehamilan, persalinan, dan kala nifas serta
pemberian ASI dengan selamat dengan kerusakan akibat persalinan sekecil-kecilnya
dan kembalinya alat reproduksi kekeadaan normal. Kemampuan pelayanan kesehatan
suatu negara ditentukan dengan perbandingan tinggi rendahnya angka kematian ibu dan
angka kematian perinatal. Dikemukakan bahwa angka kematian perinatal lebih
mencerminkan kesanggupan suatu negara untuk memberikan pelayanan kesehatan.
Indonesia, di lingkungan ASEAN, merupakan negara dengan angka kematian ibu dan
perinatal tertinggi, yang berarti kemampuan untuk memberikan pelayanan kesehatan
segara untuk memberikan pelayanan kesehatan masih memerlukan perbaikan yang
bersifat menyeluruh dan lebih bermutu.
71
Mata Kuliah:Etikolegal dalam Praktik Kebidanan
TUJUAN
Setelah mempelajari modul ini, Anda diharapkan akan dapat menjelaskan tentang
Evidence base dalam pelayanan nifas, untuk mengetahui wewenang dan tanggung
jawab seorang bidan sehingga terlahir bidan yang professional dengan kinerja yang
bermutu tinggi.
URAIAN MATERI
A. Postnatal Care
1. Pengertian Asuhan Postnatal Care
Posnatal artinya suatu periode yang tidak kurang dari 10 atau lebih dari 28
setelah persalinan. Dimana selama waktu itu kehadiran yang continue dari bidan
kepada ibu dan bayi sedang di perlukan bertujuan untuk mendeteksi dini adanya
kompiliasi dan penyulit pada masa postnatal.
a. Nifas adalah masa dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika
alat kandung kembali seperti semula sebelum hamil, yang berlangsung
selama 6 minggu atau ± 40 hari (Prawirohardjo, 2002).
b. Masa nifas (puerperium) adalah pulih kembali, mulai dari persalinan selesai
sampai alat – alat kandung kembali seperti pra hamil. Lamanya masa nifas
ini yaitu 6 – 8 minggu (Mochtar, 1998).
c. Masa nifas dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat
kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil yang berlangsung kira-
kira 6 minggu. (Abdul Bari,2000:122).
d. Masa nifas merupakan masa selama persalinan dan segera setelah kelahiran
yang meliputi minggu-minggu berikutnya pada waktu saluran reproduksi
kembali ke keadaan tidak hamil yang normal. (F.Gary cunningham,Mac
Donald,1995:281).
73
Mata Kuliah:Etikolegal dalam Praktik Kebidanan
74
Mata Kuliah:Etikolegal dalam Praktik Kebidanan
76
Mata Kuliah:Etikolegal dalam Praktik Kebidanan
78
Mata Kuliah:Etikolegal dalam Praktik Kebidanan
LATIHAN
Diskusi.
RANGKUMAN
Berdasarkan tingginya angka kematian ibu dan perinatal yang dialami sebagian
besar negara berkembang, maka WHO menetapkan salah satu usaha yang sangat
penting untuk dapat mencapai peningkatan pelayanan kebidanan yang menyeluruh dan
bermutu yaitu dilaksanakannnya praktek berdasar pada evidence based. Dimana bukti
secara ilmiah telah dibuktikan dan dapat digunakan sebagai dasar praktek terbaru yang
lebih aman dan diharapkan dapat mengendalikan asuhan kebidanan sehingga mampu
memberikan pelayanan yang lebih bermutu dan menyeluruh dengan tujuan menurunkan
angka kematian ibu dan angka kematian perinatal.
79
Mata Kuliah:Etikolegal dalam Praktik Kebidanan
Kegiatan Belajar : 8
PENDAHULUAN
Kemampuan berpikir kritis merupakan kemampuan yang sangat esensial untuk
kehidupan, pekerjaan, dan berfungsi efektif dalam semua aspek kehidupan lainnya.
Berpikir kritis telah lama menjadi tujuan pokok dalam pendidikan sejak 1942.
Penelitian dan berbagai pendapat tentang hal itu, telah menjadi topik pembicaraan
dalam sepuluh tahun terakhir ini. Definisi berpikir kritis banyak dikemukakan para ahli.
Kurangnya pemahaman pengajar tentang berpikir kritis menyebabkan adanya
kecenderungan untuk tidak mengajarkan atau melakukan penilaian ketrampilan berpikir
pada siswa. Seringkali pengajaran berpikir kritis diartikan sebagai problem solving,
meskipun kemampuan memecahkan masalah merupakan sebagian dari kemampuan
berpikir kritis.
Review yang dilakukan dari 56 literatur tentang strategi pengajaran ketrampilan
berpikir pada berbagai bidang studi pada siswa sekolah dasar dan menengah
menyimpulkan bahwa beberapa strategi pengajaran seperti strategi pengajaran kelas
dengan diskusi yang menggunakan pendekatan pengulangan, pengayaan terhadap
80
Mata Kuliah:Etikolegal dalam Praktik Kebidanan
materi, memberikan pertanyaan yang memerlukan jawaban pada tingkat berpikir yang
lebih tinggi, memberikan waktu siswa berpikir sebelum memberikan jawaban
dilaporkan membantu siswa dalam mengembangkan kemampuan berpikir. Dari
sejumlah strategi tersebut, yang paling baik adalah mengkombinasikan berbagai
strategi.
Faktor yang menentukan keberhasilan program pengajaran ketrampilan berpikir
adalah pelatihan untuk para pengajar. Pelatihan saja tidak akan berpengaruh terhadap
peningkatan keterampilan berpikir jika penerapannya tidak sesuai dengan harapan yang
diinginkan, tidak disertai dukungan administrasi yang memadai, serta program yang
dijalankan tidak sesuai dengan populasi siswa.
TUJUAN
Setelah mempelajari modul ini, Anda diharapkan akan dapat menjelaskan tentang
Critical thinking dalam pelayanan nifas, untuk mengetahui wewenang dan tanggung
jawab seorang bidan sehingga terlahir bidan yang professional dengan kinerja yang
bermutu tinggi.
URAIAN MATERI
81
Mata Kuliah:Etikolegal dalam Praktik Kebidanan
82
Mata Kuliah:Etikolegal dalam Praktik Kebidanan
motivasi pada diri demi mencapai tujuan. motivasi yang tinggi terlihat dari
kemampuan atau kapasitas atau daya serap dalam belajar, mengambil resiko,
menjawab pertanyaan, menentang kondisi yang tidak mau berubah kearah yang
lebih baik, mempergunakan kesalahan sebagai kesimpulan belajar, semakin
cepat memperoleh tujuan dan kepuasan, memperlihatkan tekad diri, sikap
kotruktif, memperlihatkan hasrat keingintahuan, serta kesediaan untuk
menyetujui hasil perilaku.
3. kecemasan
kecemasan adalah keadaan emosional yang ditandai dengan kegelisahan
dan ketakutan terhadap kemungkinan bahaya; kemalangan; nasib buruk. jika
terjadi ketegangan hipotalamus dirangsang dan mengirim implus untuk
menggiatkan tubuh untuk bertindak. kelelahan terjadi apabila penyebab
ketegangan keras sehingga pertahanan tubuh menurun.
85
Mata Kuliah:Etikolegal dalam Praktik Kebidanan
LATIHAN
Diskusi
RANGKUMAN
Bertfikir kritis adalah suatu proses dimana seseorang atau individu dituntut untuk
menginterpretasikan dan mengevaluasi informasi untuk membuat sebuah penilaian atau
keputusan berdasarkan kemampuan, menerapkan ilmu pengetahuan dan pengalaman.
Proses berpikir ini dilakukan sepanjang waktu sejalan dengan keterlibatan kita dalam
pengalaman baru dan menerapkan pengetahuan yang kita miliki. Proses berpikir kritis
merupakan kerangka dasar bidan dalam memberikan asuhaan kebidanan, dalam bingkai
manajemen kebidanan. Sehingga, apabila bidan memberikan asuhan kebidanan kepada
86
Mata Kuliah:Etikolegal dalam Praktik Kebidanan
Kegiatan Belajar : 9
PENDAHULUAN
Ilmu kebidanan adalah ilmu yang mempelajari tentang kehamilan, persalinan,
dan kala nifas serta kembalinya alat reproduksi ke keadaan normal. Tujuan ilmu
87
Mata Kuliah:Etikolegal dalam Praktik Kebidanan
26. Pengawasan antenatal masih belum memadai sehingga penyulit hamil dan hamil
dengan risiko tinggi tidak atau terlambat diketahui.
27. Masih banyak dijumpai ibu dengan jarak hamil pendek, terlalu banyak anak, terlalu
muda, dan terlalu tua untuk hamil.
28. Gerakan keluarga berencana masih dapat digalakkan untuk meningkatkan sumber
daya manusia melalui norma keluarga kecil bahagia dan sejahtera (NKKBS).
29. Jumlah anemia pada ibu hamil cukup tinggi.
30.Pendidikan masyarakat yang rendah cendrung memilih pemeliharaan kesehatan
secara tradisional, dan belum siap menerima pelaksanaan kesehatan modern.
Berdasarkan tingginya angka kematian ibu dan perinatal yang dialami sebagian
besar negara berkembang, maka WHO menetapkan salah satu usaha yang sangat
penting untuk dapat mencapai peningkatan pelayanan kebidanan yang menyeluruh dan
bermutu yaitu dilaksanakannnya praktek berdasar pada evidence based. Dimana bukti
secara ilmiah telah dibuktikan dan dapat digunakan sebagai dasar praktek terbaru yang
lebih aman dan diharapkan dapat mengendalikan asuhan kebidanan sehingga mampu
memberikan pelayanan yang lebih bermutu dan menyeluruh dengan tujuan menurunkan
angka kematian ibu dan angka kematian perinatal.
TUJUAN
Setelah mempelajari modul ini, Anda diharapkan akan dapat menjelaskan tentang
89
Mata Kuliah:Etikolegal dalam Praktik Kebidanan
Evidence base dalam pelayanan bayi baru lahir dan balita, untuk mengetahui wewenang
dan tanggung jawab seorang bidan sehingga terlahir bidan yang professional dengan
kinerja yang bermutu tinggi.
URAIAN MATERI
A. EVIDENCE BASED MIDWIFERY (PRACTICE)
EBM didirikan oleh RCM dalam rangka untuk membantu mengembangkan
kuat profesional dan ilmiah dasar untuk pertumbuhan tubuh bidan berorientasi
akademis. RCM Bidan Jurnal telah dipublikasikan dalam satu bentuk sejak 1887
(Rivers, 1987), dan telah lama berisi bukti yang telah menyumbang untuk
kebidanan pengetahuan dan praktek. Pada awal abad ini, peningkatan
jumlah bidan terlibat dalam penelitian, dan dalam membuka kedua atas dan
mengeksploitasi baru kesempatan untuk kemajuan akademik. Sebuah kebutuhan
yang berkembang diakui untuk platform untuk yang paling ketat dilakukan dan
melaporkan penelitian. Ada juga keinginan untuk ini ditulis oleh dan untuk bidan.
EBM secara resmi diluncurkan sebagai sebuah jurnal mandiri untuk penelitian
murni bukti pada konferensi tahunan di RCM Harrogate, Inggris pada tahun 2003
(Hemmings et al, 2003). Itu dirancang 'untuk membantu bidan dalam mendorong
90
Mata Kuliah:Etikolegal dalam Praktik Kebidanan
ibu, dengan demikian ini menuntun bayi untuk menemukan puting. Lemak
(verniks) yang menyamankan kulit bayi sebaiknya dibiarkan tetap menempel.
Kontak antar kulit ini bisa dilakukan sekitar satu jam sampai bayi selesai
menyusu. Selain mendekatkan ikatan kasih sayang (bonding) antara ibu dan
bayi pada jam-jam pertama kehidupannya, IMD juga berfungsi menstimulasi
hormon oksitosin yang dapat membuat rahim ibu berkontraksi dalam proses
pengecilan rahim kembali ke ukuran semula. Proses ini juga membantu
pengeluaran plasenta, mengurangi perdarahan, merangsang hormon lain yang
dapat meningkatkan ambang nyeri, membuat perasaan lebih rileks, bahagia,
serta lebih mencintai bayi.
Tatalaksana inisiasi menyusu dini:
a. Inisiasi dini sangat membutuhkan kesabaran dari sang ibu, dan rasa
percaya diri yang tinggi dan membutuhkan dukungan yang kuat dari sang
suami dan keluarga, jadi akan membantu ibu apabila saat inisiasi menyusu
dini suami atau keluarga mendampinginya.
b. Obat-obatan kimiawi, seperti pijat, aroma therapi, bergerak, hypnobirthing
dan lain sebagainya coba untuk dihindari.
c. Ibulah yang menentukan posisi melahirkan, karena dia yang akan
menjalaninya.
d. Setelah bayi dilahirkan, secepat mungkin keringkan bayi tanpa
menghilangkan vernix yang menyamankan kulit bayi.
92
Mata Kuliah:Etikolegal dalam Praktik Kebidanan
e. Tengkurapkan bayi di dada ibu atau perut ibu dengan skin to skin contact,
selimuti keduanya dan andai memungkinkan dan dianggap perlu beri si
bayi topi.
f. Biarkan bayi mencari puting ibu sendiri. Ibu dapat merangsang bayi
g. Dukung dan bantu ibu untuk mengenali tanda-tanda atau perilaku bayi
sebelum menyusu (pre-feeding) yang dapat berlangsung beberapa menit
atau satu jam bahkan lebih, diantaranya:
Istirahat sebentar dalam keadaan siaga, menyesuaikan dengan
lingkungan.
Memasukan tangan ke mulut, gerakan mengisap, atau mengelurkan
suara.
Bergerak ke arah payudara.
Daerah areola biasanya yang menjadi sasaran.
Menyentuh puting susu dengan tangannya.
Menemukan puting susu, reflek mencari puting (rooting) melekat
dengan mulut terbuka lebar.
Biarkan bayi dalam posisi skin to skin contact sampai proses menyusu
pertama selesai.
h. Bagi ibu-ibu yang melahirkan dengan tindakan seperti oprasi, berikan
kesempatan skin to skin contact.
i. Bayi baru dipisahkan dari ibu untuk ditimbang dan diukur setelah menyusu
awal. Tunda prosedur yang invasif seperti suntikan vit K dan menetes mata
bayi.
93
Mata Kuliah:Etikolegal dalam Praktik Kebidanan
j. Dengan rawat gabung, ibu akan mudah merespon bayi. Andaikan bayi
dipisahkan dari ibunya, yang terjadi kemudian ibu tidak bisa merespon
bayinya dengan cepat sehingga mempunyai potensi untuk diberikan susu
formula, jadi akan lebih membantu apabila bayi tetapi bersama ibunya
selama 24 jam dan selalu hindari makanan atau minuman pre-laktal.
2. Baby Friendly
Baby friendly atau dikenal dengan Baby Friendly Initiative (inisiasi
sayang bayi) adalah suatu prakarsa internasional yang didirikan oleh WHO/
UNICEF pada tahun 1991 untuk mempromosikan, melindungi dan mendukung
inisiasi dan kelanjutan menyusui.
94
Mata Kuliah:Etikolegal dalam Praktik Kebidanan
95
Mata Kuliah:Etikolegal dalam Praktik Kebidanan
Cara melakukannya:
a. Gunakan tutup kepala karena 25% panas hilang pada bayi baru lahir adalah
melalui kepala.
b. Dekap bayi diantara payudara ibu dengan posisi bayi telungkup dan posisi
kaki seperti kodok serta kepala menoleh ke satu sisi.
c. Metode kangguru bisa dilakukan dalam posisi ibu tidur dan istirahat
d. Metode ini dapat dilakukan pada ibu, bapak atau anggota keluarga yang
dewasa lainnya.
Kontak kulit ke kulit sangat berguna untuk memberi bayi kesempatan
dalam menemukan puting ibunya, sebelum memulai proses menyusui untuk
pertama kalinya. Inilah kunci dari inisiasi menyusui dini yang akan sangat
berpengaruh dalam proses ASI Eksklusif selama 6 bulan setelahnya.
langkah APN yaitu pemotongan tali pusat segera setelah bayi lahir. Benar atau
tidaknya asumsi tersebut, beberapa hasil penelitian dari jurnal-jurnal
internasional di bawah ini mungkin bisa menjawab pertanyaan di atas.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Kinmond, S. et al. (1993)
menunjukkan bahwa pada bayi prematur, ketika pemotongan tali pusat ditunda
paling sedikit 30 menit atau lebih, maka bayi akan:
a. Menunjukkan penurunan kebutuhan untuk tranfusi darah
b. Terbukti sedikit mengalami gangguan pernapasan
c. Hasil tes menunjukkan tingginya level oksigen
d. Menunjukkan indikasi bahwa bayi tersebut lebih viable dibandingkan
dengan bayi yang dipotong tali pusatnya segera setelah lahir
e. Mengurangi resiko perdarahan pada kala III persalinan
f. Menunjukkan jumlah hematokrit dan hemoglobin dalam darah yang lebih
baik.
Dalam jurnal ilmiah yang dilakukan oleh George Marcom Morley (2007)
dikatakan bahwa seluruh proses biasanya terjadi dalam beberapa menit setelah
kelahiran, dan pada saat bayi mulai menangis dan kulitnya berwarna merah
muda, menandakan prosesnya sudah komplit. Menjepit dan memotong tali pusat
pada saat proses sedang berlangsung, dari sirkulasi oksigen janin menjadi sistem
sirkulasi bayi sangat menggangu sistem pendukung kehidupan ini dan bisa
menyebabkan penyakit serius. Dalam penelitian ini dikatakan bahwa saat
talipusat dilakukan pengekleman, pulse rate dan cardiac out put berkurang 50%
karena 50% dari vena yang kembali ke jantung telah dimatikan (clamped off).
98
Mata Kuliah:Etikolegal dalam Praktik Kebidanan
Banyak sekali akibat yang tidak menguntungkan pada pemotongan tali pusat
segera setelah bayi lahir dan dalam penelitian ini dikatakan resiko untuk
terjadinya brain injury, cerebral palsy, asfiksia, autis, kejadian bayi kuning
bahkan anemia pada bayi sangatlah banyak.
tidak menimbulkan infeksi, sisa potongan tadi harus dirawat dengan benarCara
merawatnya adalah sebagai berikut:
a. Saat memandikan bayi, usahakan tidak menarik tali pusat. Membersihkan tali
pusat saat bayi tidak berada di dalam bak air. Hindari waktu yang lama bayi
di air karena bisa menyebabkan hipotermi.
b. Setelah mandi, utamakan mengerjakan perawatan tali pusat terlebih dahulu.
c. Perawatan sehari-hari cukup dibungkus dengan kasa steril kering tanpa
diolesi dengan alkohol. Jangan pakai betadine karena yodium yang
terkandung di dalamnya dapat masuk ke dalam peredaran darah bayi dan
menyebabkan gangguan pertumbuhan kelenjar gondok.
d. Jangan mengolesi tali pusat dengan ramuan atau menaburi bedak karena
dapat menjadi media yang baik bagi tumbuhnya kuman.
e. Tetaplah rawat tali pusat dengan menutupnya menggunakan kasa steril
hingga tali pusat lepas secara sempurna.
bertambahnya kemampuan (skill) dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih
kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan sebagai hasil dari
proses pematangan. Stimulasi pertumbuhan dan perkembangan bayi dan balita
adalah rangsangan yang dilakukan sejak bayi baru lahir yang dilakukan setiap
hari untuk merangsang semua sistem indera (pendengaran, penglihatan
perabaan, pembauan, dan pengecapan). Selain itu harus pula merangsang gerak
kasar dan halus kaki, tangan dan jari-jari, mengajak berkomunikasi serta
merangsang perasaan yang menyenangkan dan pikiran bayi dan balita.
Rangsangan yang dilakukan sejak lahir, terus menerus, bervariasi dengan
suasana bermain dan kasih sayang akan memicu kecerdasan anak.
Waktu yang ideal untuk stimulasi adalah saat bayi bangun tidur/ tidak
mengantuk, tenang, siap bermain dan sehat. Gunakan peralatan yang aman dan
bersih antara lain tidak mudah pecah, tidak mengandung racun/ bahan kimia,
tidak tajam dan sebagainya.
Stimulasi dilakukan setiap ada kesempatan berinteraksi dengan bayi atau
balita setiap hari, terus-menerus, bervariasi, dan disesuaikan dengan umur
perkembangan kemampuannya. Stimulasi juga harus dilakukan dalam suasana
yang menyenangkan dan kegembiraan antara pengasuh dan bayi/ balitanya.
Jangan memberikan stimulasi yang terburu-buru dan tidak memperhatikan minat
atau keinginan bayi/ balita, atau bayi sedang mengantuk, bosan atau ingin
bermain yang lain. Pengasuh yang sering marah, bosan, sebal, maka tanpa
disadari pengasuh justru memberikan rangsangan emosional yang negatif.
Karena pada prinsipnya semua ucapan, sikap dan perbuatan pengasuh
101
Mata Kuliah:Etikolegal dalam Praktik Kebidanan
merupakan stimulasi yang direkam, diingat dan akan ditiru atau justru
menimbulkan ketakutan bagi bayi/ balitanya.
LATIHAN
Diskusi
RANGKUMAN
102
Mata Kuliah:Etikolegal dalam Praktik Kebidanan
Kegiatan Belajar : 10
PENDAHULUAN
Kemampuan berpikir kritis merupakan kemampuan yang sangat esensial untuk
kehidupan, pekerjaan, dan berfungsi efektif dalam semua aspek kehidupan lainnya.
Berpikir kritis telah lama menjadi tujuan pokok dalam pendidikan sejak 1942.
Penelitian dan berbagai pendapat tentang hal itu, telah menjadi topik pembicaraan
dalam sepuluh tahun terakhir ini. Definisi berpikir kritis banyak dikemukakan para ahli.
Kurangnya pemahaman pengajar tentang berpikir kritis menyebabkan adanya
kecenderungan untuk tidak mengajarkan atau melakukan penilaian ketrampilan berpikir
pada siswa. Seringkali pengajaran berpikir kritis diartikan sebagai problem solving,
meskipun kemampuan memecahkan masalah merupakan sebagian dari kemampuan
berpikir kritis.
Review yang dilakukan dari 56 literatur tentang strategi pengajaran ketrampilan
berpikir pada berbagai bidang studi pada siswa sekolah dasar dan menengah
menyimpulkan bahwa beberapa strategi pengajaran seperti strategi pengajaran kelas
dengan diskusi yang menggunakan pendekatan pengulangan, pengayaan terhadap
103
Mata Kuliah:Etikolegal dalam Praktik Kebidanan
materi, memberikan pertanyaan yang memerlukan jawaban pada tingkat berpikir yang
lebih tinggi, memberikan waktu siswa berpikir sebelum memberikan jawaban
dilaporkan membantu siswa dalam mengembangkan kemampuan berpikir. Dari
sejumlah strategi tersebut, yang paling baik adalah mengkombinasikan berbagai
strategi.
Faktor yang menentukan keberhasilan program pengajaran ketrampilan berpikir
adalah pelatihan untuk para pengajar. Pelatihan saja tidak akan berpengaruh terhadap
peningkatan keterampilan berpikir jika penerapannya tidak sesuai dengan harapan yang
diinginkan, tidak disertai dukungan administrasi yang memadai, serta program yang
dijalankan tidak sesuai dengan populasi siswa.
TUJUAN
Setelah mempelajari modul ini, Anda diharapkan akan dapat menjelaskan tentang
Critical thinking dalam pelayanan bayi baru lahir dan balita, untuk mengetahui
wewenang dan tanggung jawab seorang bidan sehingga terlahir bidan yang
professional dengan kinerja yang bermutu tinggi.
104
Mata Kuliah:Etikolegal dalam Praktik Kebidanan
URAIAN MATERI
A. Berpikir kritis dalam pelayanan BBL dan Balita
Bayi baru lahir atau neonatus meliputi umur 0 – 28 hari. Kehidupan pada
masa neonatus ini sangat rawan oleh karena memerlukan penyesuaian fisiologik
agar bayi di luar kandungan dapat hidup sebaik-baiknya. Hal ini dapat dilihat dari
tingginya angka kesakitan dan angka kematian neonatus. Diperkirakan 2/3
kematian bayi di bawah umur satu tahun terjadi pada masa neonatus. Peralihan dari
kehidupan intrauterin ke ekstrauterin memerlukan berbagai perubahan biokimia
dan faali.
Banyak masalah pada bayi baru lahir yang berhubungan dengan gangguan
atau kegagalan penyesuaian biokimia dan faali yang disebabkan oleh prematuritas,
kelainan anatomik, dan lingkungan yang kurang baik dalam kandungan, pada
persalinan maupun sesudah lahir.
Masalah pada neonatus biasanya timbul sebagai akibat yang spesifik terjadi
pada masa perinatal. Tidak hanya merupakan penyebab kematian tetapi juga
kecacatan. Masalah ini timbul sebagai akibat buruknya kesehatan ibu, perawatan
kehamilan yang kurang memadai, manajemen persalinan yang tidak tepat dan tidak
bersih, kurangnya perawatan bayi baru lahir. Kalau ibu meninggal pada waktu
melahirkan, si bayi akan mempunyai kesempatan hidup yang kecil.
Adapun masalah Bayi baru Lahir beberapanya antara lain yaitu sebagai
berikut :
1. Ikterus
105
Mata Kuliah:Etikolegal dalam Praktik Kebidanan
tanpa perlu terlalu dikhawatirkan. Jika cegukan bayi berlangsung lama, sekitar
5-10 menit, ibu dapat memompa ASI ke sendok, dan menyuapi beberapa sendok
ASI atau air putih dapat mengurangi kemungkinan bayi menyusu terlalu cepat.
5. Infeksi pernapasan
Ini disebabkan oleh virus atau bakteri dan sangat umum pada bayi.
Penyakit ini berlangsung selama satu atau dua minggu dengan hidung meler,
demam, dan tidak menyusu untuk beberapa hari, yang dapat bertahan sekitar 2-3
minggu. Gejala yang lebih serius memerlukan perawatan dokter. Oleh karena
itu, penting bagi anak-anak untuk segera memeriksakan diri ke dokter.
LATIHAN
Diskusi
RANGKUMAN
Berpikir kritis merupakan cara bagi seorang untuk meningkatkan kualitas dari
hasil pemikiran menggunakan dan menghasilkan daya pikir intelektual dalam ide-ide
yang digagas. Seseorang yang berpikir secara kritis akan dapat menjawab
107
Mata Kuliah:Etikolegal dalam Praktik Kebidanan
permasalahan-permasalahan yang penting dengan baik. ia akan berpikir secara jelas dan
tepat. Selain itu, dapat menggunakan ide untuk bisa membuat model penyelesaian
masalah secara efektif, terutama dalam pelayanan BBL dan Balita.
Kegiatan Belajar : 11
108
Mata Kuliah:Etikolegal dalam Praktik Kebidanan
PENDAHULUAN
Indonesia merupakan negara yang dilihat dari jumlah penduduknya ada pada
posisi keempat di dunia, dengan laju pertumbuhan yang masih relatif tinggi. Esensi
tugas program Keluarga Berencana (KB) dalam hal ini telah jelas yaitu menurunkan
fertilitas agar dapat mengurangi beban pembangunan demi terwujudnya kebahagiaan
dan kesejahteraan bagi rakyat dan bangsa Indonesia. Seperti yang disebutkan dalam UU
No.10 Tahun 1992 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga
Sejahtera, definisi KB yakni upaya meningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat
melalui pendewasaan usia perkawinan, pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan
keluarga, dan peningkatan kesejahteraan keluarga guna mewujudkan keluarga kecil,
bahagia dan sejahtera.
Berdasarkan data dari SDKI 2002 – 2003, angka pemakaian kontrasepsi
(contraceptive prevalence rate/CPR) mengalami peningkatan dari 57,4% pada tahun
1997 menjadi 60,3% pada tahun 2003. Pada 2015 jumlah penduduk Indonesia hanya
mencapai 255,5 juta jiwa. Namun, jika terjadi penurunan angka satu persen saja, jumlah
penduduk mencapai 264,4 juta jiwa atau lebih. Sedangkan jika pelayanan KB bisa
ditingkatkan dengan kenaikan CPR 1%, penduduk negeri ini sekitar 237,8 juta jiwa
(Kusumaningrum dalam Andy, 2011).
Pada awal tahun 70-an seorang wanita di Indonesia rata-rata memiliki 5,6 anak
selama masa reproduksinya. Hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI)
menunjukkan angka TFR (Total Fertility Rate) pada periode 2002 sebesar 2,6 artinya
potensi rata–rata kelahiran oleh wanita usia subur berjumlah 2-3 anak. Pada tahun 2007,
109
Mata Kuliah:Etikolegal dalam Praktik Kebidanan
angka TFR stagnan pada 2,6 anak. Sekarang ini di samping keluarga muda yang ketat
membatasi anak, banyak pula yang tidak mau menggunakan KB dengan alasan masing-
masing seperti anggapan banyak anak banyak rezeki. Artinya ada dua pandangan yang
berseberangan, yang akan berpengaruh pada keturunan atau jumlah anak masing-
masing (Kusumaningrum dalam Andy, 2011).
Menurut SDKI 2002-2003 Pada tahun 2003, kontrasepsi yang banyak digunakan
adalah metode suntikan (49,1 %), pil (23,3 %), IUD/spiral (10,9 %), implant (7,6 %),
MOW (6,5 %), kondom (1,6 %), dan MOP (0,7 %) (Kusumaningrum dalam Andy,
2011).
Alat kontrasepsi sangat berguna sekali dalam program KB namun perlu diketahui
bahwa tidak semua alat kontrasepsi cocok dengan kondisi setiap orang. Untuk itu,
setiap pribadi harus bisa memilih alat kontrasepsi yang cocok untuk dirinya. Pelayanan
kontrasepsi (PK) adalah salah satu jenis pelayanan KB yang tersedia. Sebagian besar
akseptor KB memilih dan membayar sendiri berbagai macam metode kontrasepsi yang
tersedia.
Faktor lain yang mempengaruhi pemilihan jenis kontrasepsi antara lain faktor
pasangan (umur, gaya hidup, jumlah keluarga yang diinginkan, pengalaman dengan
metode kontrasepsi yang lalu), faktor kesehatan (status kesehatan, riwayat haid, riwayat
keluarga, pemeriksaan fisik, pemeriksaan panggul), faktor metode kontrasepsi
(efektivitas, efek samping, biaya), tingkat pendidikan, pengetahuan, kesejahteraan
keluarga, agama, dan dukungan dari suami/istri. Faktor-faktor ini nantinya juga akan
mempengaruhi keberhasilan program KB. Hal ini dikarenakan setiap metode atau alat
kontrasepsi yang dipilih memiliki efektivitas yang berbeda-beda.
110
Mata Kuliah:Etikolegal dalam Praktik Kebidanan
TUJUAN
Setelah mempelajari modul ini, Anda diharapkan akan dapat menjelaskan tentang
Evidence base dalam pelayanan kesehatan reproduksi dan keluarga berencana, untuk
mengetahui wewenang dan tanggung jawab seorang bidan sehingga terlahir bidan yang
professional dengan kinerja yang bermutu tinggi.
URAIAN MATERI
A. Keluarga Berencana (KB)
1. Definisi Keluarga Berencana (KB)
Keluarga berencana adalah usaha untuk mengukur jumlah dan jarak anak
yang diinginkan. Cara-cara tersebut termasuk kontrasepsi atau pencegahan
kehamilan dan perencanaan keluarga. Metode kontrasepsi bekerja dengan dasar
mencegah sperma laki-laki mencapai dan membuahi telur wanita (fertilisasi)
atau mencegah telur yang sudah dibuahi untuk berimplantasi (melekat) dan
berkembang di dalam rahim. (Dinda, 2012)
2. Tujuan Keluarga Berencana (KB)
111
Mata Kuliah:Etikolegal dalam Praktik Kebidanan
112
Mata Kuliah:Etikolegal dalam Praktik Kebidanan
5. Tujuan Konseling KB
113
Mata Kuliah:Etikolegal dalam Praktik Kebidanan
a. Meningkatkan penerimaan
Informasi yang benar, diskusi bebas dengan cara mendengarkan,
berbicara dan komunikasi non-verbal meningkatkan penerimaan informasi
mengenai KB oleh klien
b. Menjamin pilihan yang cocok
Menjamin petugas dan klien memilih cara terbaik yang sesuai dengan
keadaan kesehatan dan kondisi klien
c. Menjamin penggunaan yang efektif
Konseling efektif diperlukan agar klien mengetahui bagaimana
menggunakan KB dengan benar dan mengatasi informasi yang keliru
tentang cara tersebut
d. Menjamin kelangsungan yang lebih lama
Kelangsungan pemakaian cara KB akan lebih baik bila klien ikut
memilih cara tersebut, mengetahui cara kerjanya dan mengatasi
efeksampingya
6. Kegiatan KIP/K
Tahapan dalam KIP/K
a. Menjajaki alasan pemilihan alat
b. Menjajaki apakah klien sudah mengetahui/ paham tentang alat kontrasepsi
tersebut
c. Menjajaki klien tahu/tidak alat kontrasepsi lain
d. Bila belum, berikan informasi
114
Mata Kuliah:Etikolegal dalam Praktik Kebidanan
menggunakan kontrasepsi hormonal kombinasi selama masa 21 hari setelah melahirkan oleh
karena resiko tinggi untuk mendapatkan tromboemboli vena (TEV) selama masa ini. Masa
21-42 hari postpartum, pada umumnya wanita tanpa faktor resiko TEV dapat memulai
penggunaan kontrasepsi hormonal kombinasi, tetapi wanita yang memiliki resiko TEV
(riwayat TEV sebelumnya atau post melahirkan secara caesar), tidak boleh menggunakan
metode kontrasepsi ini. Nanti, setelah masa 42 hari postpartum, barulah tidak ada pembatasan
penggunaan kontrasepsi hormonal kombinasi yang berdasarkan pada keadaan pasien tersebut
setelah melahirkan.
Pentingnya penggunaan kontrasepsi selama Masa postpartum. Sebagian
dari kehamilan di Amerika Serikat merupakan kehamilan yang tidak direncanakan, dan
kehamilan-kehamilan tersebut biasanya diikuti dengan perilaku kehamilan yang merugikan
dan memberikan beberapa dampak negatif, seperti terlambat melakukan prenatal care,
kebiasaan merokok, meningkatkan insidensi bayi berat rendah, dan tidak menyusui asi secara
ekslusif. Selain itu, interval kehamilan yang terlalu dekat juga dapat menghasilkan dampak
negatif seperti, kelahiran bayi berat rendah dan bayi prematur. Masa postpartum merupakan
masa yang cukup penting untuk memulai penggunaan kontrasepsi karena sebagai salah satu
cara untuk menjaga kesehatan wanita dan juga dapat meningkatkan motivasi wanita untuk
menghindari kehamilan berikutnya. Masa ovulasi dapat terjadi secepatnya pada umur 25 hari
postpartum pada wanita yang tidak menyusui, yang menjadi alasan kuat buat wanita
untuk menggunakan kontrasepsi secepat mungkin.
Meskipun demikian, keamanan pengggunaan kontrasepsi postpartum tetap juga harus
dipertimbangkan. Perubahan hematologi secara normal akan terjadi selama kehamilan,
termasuk peningkatan faktor koagulasi dan fibrinogen dan penurunan bahan antikoagulan
116
Mata Kuliah:Etikolegal dalam Praktik Kebidanan
alami, yang menyebabkan peningkatan resiko tromboemboli vena (TEV) selama masa
postpartum. Selain itu, banyak wanita postpartum memiliki faktor resiko tambahan yang
meningkatkan resiko tromboemboli, misalnya umur ≥ 35 tahun, merokok, atau
melahirkan secara caesar. Hal-hal tersebut merupakan perhatian utama yang harus
dipertimbangkan dalam penentuan penggunaan kontrasepsi oleh karena kontrasepsi
hormonal kombinasi (estrogen dan progestin) itu sendiri memiliki efek samping yang bisa
meningkatkan resiko tromboemboli pada wanita usia produktif.
Rasional dan Metode
Publikasi kriteria penggunaan kontrasepsi (US MEC) dilakukan pertama kali pada
tahun 2010 oleh CDC Amerika Serikat. Laporan ini diadaptasi dari Medical Eligibility
Criteria for Contraceptive Use yang dipublikasikan oleh WHO, yang disebarluaskan
secara global sebagai pedoman penggunaan kontrasepsi berdasarkan evidence sejak tahun
1996. Meskipun demikian pedoman yang dibuat oleh CDC ini mengadaptasi sejumlah kecil
rekomendasi WHO dan ditambahkan beberapa rekomendasi baru untuk tenaga medis di
Amerika Serikat. Namun, umumnya rekomendasi antara pedoman WHO dan US MEC
adalah sama. Rekomendasi yang diperoleh menggunakan kategori 1-4. Rekomendasi ini
berdasarkan pada pertimbangan keuntungan dan kerugian signifikan dari keamanan
penggunaan kontrasepsi itu sendiri bagi wanita dengan keadaan atau karakteristik kesehatan
tertentu. Kategori 1 mewakili kelompok pasien yang bisa menggunakan kontrasepsi tanpa
adanya pembatasan sedangkan kategori 4 merupakan kelompok yang sama sekali tidak bisa
menggunakan alat kontrasepsi apapun (Tabel1). CDC merevisi pedoman penggunaan
kontrasepsi ini untuk menjamin bahwa rekomendasi tersebut berdasarkan pada bukti
117
Mata Kuliah:Etikolegal dalam Praktik Kebidanan
scientific terbaik yang tersedia berupa indentifikasi bukti baru atau berdasarkan pada update
evidence-based yang dibuat sesuai dengan pedoman WHO.
Ligasi tuba
yang diproduksi oleh wanita selama 2 minggu pada setiap awal siklus
menstruasi. Hormon tersebut mencegah wanita untuk melepaskan sel telur
sehingga memberikan efek kontrasepsi. Banyak klinik kesehatan yang
menyarankan penggunaan kondom pada minggu pertama saat suntik
kontrasepsi. Sekitar 3 dari 100 orang yang menggunakan kontrasepsi suntik
dapat mengalami kehamilan pada tahun pertama pemakaiannya.
4. KONTRASEPSI DARURAT IUD
4
Alat kontrasepsi intrauterine device (IUD) dinilai efektif 100% untuk
kontrasepsi darurat. Hal itu tergambar dalam sebuah studi yang melibatkan
sekitar 2.000 wanita China yang memakai alat ini 5 hari setelah melakukan
hubungan intim tanpa pelindung.
Alat yang disebut Copper T380A, atau Copper T - bahkan terus efektif
dalam mencegah kehamilan setahun setelah alat ini ditanamkan dalam rahim.
5. IMPLAN
5
Implan atau susuk kontrasepsi merupakan alat kontrasepsi yang berbentuk
batang dengan panjang sekitar 4 cm yang di dalamnya terdapat hormon
progestogen, implan ini kemudian dimasukkan ke dalam kulit di bagian
lengan atas. Hormon tersebut kemudian akan dilepaskan secara perlahan dan
implan ini dapat efektif sebagai alat kontrasepsi selama 3 tahun. Sama seperti
pada kontrasepsi suntik, maka disarankan penggunaan kondom untuk minggu
pertama sejak pemasangan implan kontrasepsi tersebut.
120
Mata Kuliah:Etikolegal dalam Praktik Kebidanan
6. Metode Amenorea Laktasi (MAL)
6
Lactational Amenorrhea Method (LAM) adalah
metode kontrasepsi sementara yang mengandalkan pemberian Air Susu Ibu
(ASI) secara eksklusif, artinya hanya diberikan ASI saja tanpa
tambahan makanan dan minuman lainnya. Metode Amenorea Laktasi (MAL)
atau Lactational Amenorrhea Method (LAM) dapat dikatakan sebagai metode
keluarga berencana alamiah (KBA) atau natural family planning, apabila tidak
dikombinasikan dengan metode kontrasepsi lain.
Patch ini didesain untuk melepaskan 20µg ethinyl estradiol dan 150 µg
norelgestromin. Mencegah kehamilan dengan cara yang sama seperti
kontrasepsi oral (pil). Digunakan selama 3 minggu, dan 1 minggu bebas patch
untuk siklus menstruasi.
10 PIL KONTRASEPSI
Pil kontrasepsi dapat berupa pil kombinasi (berisi hormon estrogen &
progestogen) ataupun hanya berisi progestogen saja. Pil kontrasepsi bekerja
dengan cara mencegah terjadinya ovulasi dan mencegah terjadinya penebalan
dinding rahim. Apabila pil kontrasepsi ini digunakan secara tepat maka angka
kejadian kehamilannya hanya 3 dari 1000 wanita. Disarankan penggunaan
kontrasepsi lain (kondom) pada minggu pertama pemakaian pil kontrasepsi.
KONTRASEPSI STERILISASI
11
Kontrasepsi mantap pada wanita atau MOW (Metoda Operasi Wanita)
atau tubektomi, yaitu tindakan pengikatan dan pemotongan saluran telur agar
sel telur tidak dapat dibuahi oleh sperma. Kontrasepsi mantap pada pria atau
MOP (Metoda Operasi Pria) atau vasektomi., yaitu tindakan pengikatan dan
pemotongan saluran benih agar sperma tidak keluar dari buah zakar.
12 KONDOM
Kondom merupakan jenis kontrasepsi penghalang mekanik. Kondom
mencegah kehamilan dan infeksi penyakit kelamin dengan cara menghentikan
sperma untuk masuk ke dalam vagina. Kondom pria dapat terbuat dari bahan
latex (karet), polyurethane (plastik), sedangkan kondom wanita terbuat dari
polyurethane. Pasangan yang mempunyai alergi terhadap latex dapat
menggunakan kondom yang terbuat dari polyurethane. Efektivitas kondom
pria antara 85-98 % sedangkan efektivitas kondom wanita antara 79-95 %.
Harap diperhatikan bahwa kondom pria dan wanita sebaiknya jangan
122
Mata Kuliah:Etikolegal dalam Praktik Kebidanan
mengganggu kesehatan klien.
Tidak mempunyai pengaruh
sistemik.
Mudah digunakan.
Meningkatkan lubrikasi
selama hubungan seksual.
Tidak memerlukan resep
ataupun pemeriksaan medic
2. Cervical Cap Bisa dipakai jauh sebelum Tidak melindungi dari
berhubungan. HIV/AIDS.
123
Mata Kuliah:Etikolegal dalam Praktik Kebidanan
Darurat IUD dipasang setiap 5-10 tahun Kadangkala IUD / AKDR dapat
sekali, tergantung dari tipe alat terlepas. Perforasi rahim (jarang
yang digunakan. Alat tersebut sekali).
harus dipasang atau dilepas
oleh dokter.
5. Implan/ Dapat mencegah terjadinya Sama seperti kekurangan
125
Mata Kuliah:Etikolegal dalam Praktik Kebidanan
127
Mata Kuliah:Etikolegal dalam Praktik Kebidanan
LATIHAN
Diskusi.
RANGKUMAN
128
Mata Kuliah:Etikolegal dalam Praktik Kebidanan
Kegiatan Belajar : 12
PENDAHULUAN
Kemampuan berpikir kritis merupakan kemampuan yang sangat esensial untuk
kehidupan, pekerjaan, dan berfungsi efektif dalam semua aspek kehidupan lainnya.
Berpikir kritis telah lama menjadi tujuan pokok dalam pendidikan sejak 1942.
Penelitian dan berbagai pendapat tentang hal itu, telah menjadi topik pembicaraan
dalam sepuluh tahun terakhir ini. Definisi berpikir kritis banyak dikemukakan para ahli.
Kurangnya pemahaman pengajar tentang berpikir kritis menyebabkan adanya
kecenderungan untuk tidak mengajarkan atau melakukan penilaian ketrampilan berpikir
pada siswa. Seringkali pengajaran berpikir kritis diartikan sebagai problem solving,
meskipun kemampuan memecahkan masalah merupakan sebagian dari kemampuan
berpikir kritis.
Review yang dilakukan dari 56 literatur tentang strategi pengajaran ketrampilan
berpikir pada berbagai bidang studi pada siswa sekolah dasar dan menengah
menyimpulkan bahwa beberapa strategi pengajaran seperti strategi pengajaran kelas
129
Mata Kuliah:Etikolegal dalam Praktik Kebidanan
TUJUAN
Setelah mempelajari modul ini, Anda diharapkan akan dapat menjelaskan tentang
Critical thinking dalam pelayanan kesehatan reproduksi dan keluarga berencana, untuk
mengetahui wewenang dan tanggung jawab seorang bidan sehingga terlahir bidan yang
professional dengan kinerja yang bermutu tinggi.
130
Mata Kuliah:Etikolegal dalam Praktik Kebidanan
URAIAN MATERI
A. Critical Thinking (Berfikir Kritis) dalam Asuhan Kebidanan
Berpikir kritis adalah cara berpikir tentang subjek, konten, atau masalah yang
dilakukan oleh pemikir secara aktif dan terampil secara konseptual dan
memaksakan standar yang tinggi atas intelektualitas mereka. Dapat juga diartikan
sebagai proses berfikir secara aktif dalam menerapkan, menganalisis, mensintesis,
dan mengevaluasi informasi yang dikumpulkan dan atau dihasilkan melalui
observasi, pengalaman, refleksi, penalaran, atau komunikasi, sebagai acuan dalam
meyakini suatu konsep dan atau dalam melakukan tindakan. Dalam
pelaksanaannya, hal ini didasarkan pada nilai-nilai universal intelektual yang
melampaui cabang suatu ilmu yang meliputi: kejelasan, akurasi, presisi,
konsistensi, relevansi, bukti suara, alasan yang baik, kedalaman, luasnya ilmu, dan
keadilan.
Dengan adanya proses berfikir kritis diharapkan dapat:
1. Menimbulkan pertanyaan penting terkait topik/masalah yang sedang difikirkan,
kemudian dapat merumuskan masalah dengan jelas dan tepat
2. Mengumpulkan dan menilai informasi yang relevan, menggunakan ide-ide
abstrak untuk menafsirkan secara efektif terkait kesimpulan yang beralasan dan
solusi pemecahan masalah, menguji alternatif pemecahan masalah terhadap
kriteria dan standar yang relevan
131
Mata Kuliah:Etikolegal dalam Praktik Kebidanan
135
Mata Kuliah:Etikolegal dalam Praktik Kebidanan
3. Kanker serviks
Kanker serviks adalah penyakit kanker yang terjadi pada daerah leher
rahim. Yaitu daerah pada organ reproduksi wanita yang merupakan pintu masuk
ke arah rahim. Letaknya antara rahim (uterus) dengan liang senggama wanita
(vagina). Kanker ini 99,7% disebabkan oleh human papilloma virus (HPV)
onkogenik, yang menyerang leher rahim. Berawal terjadi pada leher rahim,
apabila telah memasuki tahap lanjut, kanker ini bisa menyebar ke organ-organ
lain di seluruh tubuh penderita.
Solusi/Pencegahannya:
Meski menempati peringkat tertinggi di antara berbagai jenis penyakit
kanker yang menyebabkan kematian, kanker serviks merupakan satu-satunya
jenis kanker yang telah diketahui penyebabnya. Karena itu, upaya
pencegahannya pun sangat mungkin dilakukan. Yaitu dengan cara :
Tidak berhubungan intim dengan pasangan yang berganti-ganti
Rajin melakukan pap smear setiap dua tahun sekali bagi yang sudah
137
Mata Kuliah:Etikolegal dalam Praktik Kebidanan
4. Keputihan
Kebanyakan pada wanita mengalami keputihan. Keputihan didefinisikan
sebagai keluarnya cairan dari vagina. Cairan tersebut bervariasi dalam
konsistensi (padat,cair,kental) dalam warna (jernih, putih, kuning, hijau) dan bau
(normal, berbau). Sebagian wanita menganggap cairan yang keluar dari vagina
masalah biasa, ada juga yang menganggap masalah keputihan mengganngu
aktifitas sehari-hari.
Masalah yang perlu diwaspadai adalah apakah keputihan tersebut normal
atau ada status kelainan/penyakit.
Beberapa contoh penyebab keputihan adalah :
Vaginitis atropik, timbal pada usia lanjut (menopause), biasanya disertai
rasa nyeri akibat kurangnya hormon estrogen.
Obat – obatan seperti : antibiótica, obat kontrasepsi yang mengandung
estrogen.
Radiasi pada organ reprodukdi, penyinaran pada organ reproduksi dapat
menyebabkan rangsangan pengeluaran cairan keputihan.
Adanya benda asing seperti adanya benang, kas tampon atau benda lain
yang secara sengaja/tidak sengaja ada di jalan lahir (vagina).
138
Mata Kuliah:Etikolegal dalam Praktik Kebidanan
Solusi :
a. Jagalah kebersihan daerah organ reproduksi untuk mencegah beberapa
penyakit/penyebab keputihan.
b. Jangan menggunakan obat-obatan untuk pembilasan vagina secara rutin dan
berlebihan. Hal ini dapat menyebabkan hilangnya flora normal yang ada di
vagina yang bertugas melindungi terhadap kuman dari luar.
c. Hindari stress yang berlebihan.
d. Pada penderita diabetes usakan kadar gula yang stabil.
e. Segera ke dokter bila keputihan berlebihan.
139
Mata Kuliah:Etikolegal dalam Praktik Kebidanan
LATIHAN
Diskusi.
140
Mata Kuliah:Etikolegal dalam Praktik Kebidanan
RANGKUMAN
Berpikir kritis adalah cara berpikir tentang subjek, konten, atau masalah yang
dilakukan oleh pemikir secara aktif dan terampil secara konseptual dan memaksakan
standar yang tinggi atas intelektualitas mereka.Masalah kesehatan reproduksi pada
remaja diantaranya yaitu masalah kehamilan remaja, masalah aborsi, kanker servik dan
keputihan dan juga berbagai masalah keluarga berencana(KB).Dalam menangani
berbagai masalah kesehatan reproduksi dan kb perlu di lakukan critical thinkinng untuk
menangani masalah masalah tersebut.
141
Mata Kuliah:Etikolegal dalam Praktik Kebidanan
DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI, 2001, Catatan Perkembangan Dalam Praktek Kebidanan, EGC : Jakarta.
“ issue terkini dan evidence based practice dalam asuhan kehamilan” (online), dari
https://caridokumen.com/queue/issue-terkini-dan-evidence-based-practice-
dalam-asuhan-kebidanan-kehamilan5a44c852b7d7bc7b7a86051a_pdf?
queue_id=-1
142
Mata Kuliah:Etikolegal dalam Praktik Kebidanan
143