Anda di halaman 1dari 8

CONTOH SURAT SANGGAHAN

No          : …………………………….

Lampiran :1 (satu) berkas

Kepada Yth,

Kuasa Pengguna Anggaran ……………………………………………………….

Jl. Prof. A. Majid Ibrahim Kota Jantho

Perihal :  Sanggahan Pemilihan Penyedia Barang/Jasa Paket


Pekerjaan………………………………………………………

Dengan Hormat,

Kami peserta pemilihan penyedia barang/jasa yang merasa dirugikan akibat penyalahgunaan
wewenang dan rekayasa tertentu oleh panitia dan/atau pejabat yang berwenang lainnya  sehingga
menghalangi terjadinya persaingan yang sehat.

Penyalahgunaan wewenang dan rekayasa tersebut adalah:

1. Bahwa harga dokumen penawaran sebesar Rp. 30.000,- (Tiga Puluh Ribu Rupiah)
bertentangan dengan ketentuan pasal 14 ayat (12) Keppres nomor 80 tahun 2003, yang
bunyinya:

Pada setiap tahapan proses pemilihan penyedia barang/jasa, pengguna barang/jasa/panitia/pejabat


pengadaan dilarang membebani atau memungut biaya apapun kepada penyedia barang/jasa,
kecuali biaya penggandaan dokumen pengadaan.

Bahwa harga tersebut, setelah dibandingkan dengan harga barang yang sejenis pada instansi lain,
kami perkirakan melebihi dari nilai penggandaan dokumen yang sebenarnya dan bisa
digolongkan kedalam pungutan liar.

Harga yang seharusnya menurut perkiraan kami adalah:

 1 Keping CD = Rp. 10.000 (Sepuluh Ribu Rupiah)

Bukan Rp. 30.000 (Tiga Puluh Ribu Rupiah), seperti yang dijual oleh ULP Pemda Aceh Besar.
 Sekedar untuk diketahui, total paket pekerjaan yag dilelang adalah 167 paket. Seandainya
tiap paket, ada yang mengambil dokumennya sebayak 10 perusahaan, maka total
pungutan liarnya mencapai:

167 Paket X 10 Perusahaan X Rp. 20.000 = Rp. 33.400.000 (Tiga Puluh Tiga Juta Empat Ratus
Ribu Rupiah).-

2. Penetapan alokasi waktu pendaftaran dengan melakukan penutupan pendaftaran lebih


cepat beberapa hari sebelum waktu pemasukan penawaran, telah melanggar ketentuan pada
Lampiran I Bab I Bagian D angka 1 huruf b Perpres nomor 8 tahun 2006 Tentang Perubahan
Keempat Atas Keputusan Presiden Nomor 80 Tahun 2003 Tentang Pedoman Pelaksanaan
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.

Menurut Perpres nomor 8 tahun 2006, pada Lampiran I Bab I Bagian D angka 1 huruf b diubah,
sehingga Lampiran I Bab I Bagian D angka 1 huruf b seluruhnya berbunyi sebagai berikut :

“b. Pelelangan umum dengan pasca kualifikasi :

1) Ketentuan alokasi waktu dalam penyusunan jadual adalah sebagai berikut:

a). Penayangan pengumuman lelang sekurang-kurangnya dilaksanakan selama 7 (tujuh) hari


kerja di website pengadaan nasional. Penayangan pengumuman lelang yang dilaksanakan
melalui surat kabar nasional/propinsi minimal dilakukan 1 (satu) kali tayang pada awal masa
pengumuman.

b). Pendaftaran dan pengambilan dokumen penawaran dilakukan 1 (satu) hari setelah
pengumuman sampai dengan satu hari sebelum batas akhir pemasukan dokumen penawaran.

3. Penetapan batas akhir pemasukan penawaran, hanya 4 hari kerja setelah setelah
penjelasan (aanwijzing), padahal banyak paket pekerjaan yang dilelang membutuhkan waktu
lebih lama untuk menyiapkan dokumen penawarannya, seperti pekerjaan peningkatan jalan,
telah bertentangan dengan ketentuan Lampiran I Bab I Bagian D angka 1 huruf d Perpres
nomor 8 tahun 2006 Tentang Perubahan Keempat Atas Keputusan Presiden Nomor 80 Tahun
2003 Tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.

Bunyi Lampiran I Bab I Bagian D angka 1 huruf d tersebut adalah sebagai berikut:

d). Pemasukan dokumen penawaran dimulai 1 (satu) hari setelah penjelasan (aanwijzing). Batas
akhir pemasukan dokumen penawaran sekurang-kurangnya 2 (dua) hari kerja setelah penjelasan.
Penetapan waktu pemasukan dokumen penawaran harus memperhitungkan waktu yang
diperlukan untuk mempersiapkan dokumen penawaran sesuai dengan jenis, kompleksitas, dan
lokasi pekerjaan.

Contoh :
waktu pemasukan dokumen penawaran untuk pengadaan ATK cukup 2 (dua) hari kerja, waktu
pemasukan dokumen penawaran untuk pengadaan untuk peningkatan jalan kabupaten/kota
14 (empat belas) hari kerja, waktu pemasukan dokumen penawaran untuk pengadaan pekerjaan
kompleks dapat lebih dari 30 (tiga puluh) hari kerja.

4. Permintaan SPT tahunan yang mengharuskan dilampirkannya SPT tahun 2009, padahal
jadwal pemasukan penawaran tanggal 24 Maret 2010, 25 Maret 2010 dan 30 Maret 2010,
bertentangan dengan ketentuan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 tentang Perubahan
Ketiga atas Undang Undang nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara
Perpajakan pasal 3 ayat (3) huruf c, yang menyatakan bahwa untuk batas akhir penyampaian
Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak badan, paling lama 4
(empat) bulan setelah akhir Tahun Pajak.

5. Penyalahgunakan wewenang yang dilakukan oleh panitia dan/atau pejabat yang


berwenang lainnya, pada poin 2, 3 dan 4 yaitu melakukan rekayasa dengan cara menetapkan
alokasi waktu pendaftaran yang tidak sesuai dengan ketentuan, penetapan batas akhir
pemasukan penawaran yang tidak sesuai ketentuan, permintaan SPT tahunan yang tidak sesuai
dengan ketentuan, telah menyebabkan penawaran kami tidak bisa diselesaikan dengan
sempurna dan banyak terjadi kesalahan karena kurangnya alokasi waktu yang diberikan,
selain itu banyak juga penyedia jasa yang tidak bisa/tidak sempat memasukkan penawaran
kerena tidak mampu memenuhi permintaan yang direkayasa tersebut. Oleh sebab itu maka
pelelangan ini menjadi diskriminatif dan menghalangi terjadinya persaingan usaha yang
sehat.

6. Pengumuman pemenang dilakukan pada hari libur (bukan hari kerja) dan tidak sesuai dengan
jadwal yang telah ditetapkan dalam dokumen lelang, perubahan jadwal tersebut juga tidak diberi
tahukan kepada penyedia jasa, semakin menguatkan dugaan rekayasa tersebut.

Oleh sebab itu kami minta supaya:

1. Membatalkan dan melakukan lelang ulang terhadap paket pekerjan ini.  Pembatalan
tersebut telah sesuai dengan ketentuan pasal 27 dan 28 Keppres Nomor 80 Tahun 2003.

2. Membatalkan dan melakukan lelang ulang terhadap semua paket pekerjan lain yang
mempunyai permasalahan yang sama.

3. Menindak seluruh panitia dan/atau pejabat yang berwenang lainnya, yang terkait
dengan sanggahan ini, dengan mengikuti ketentuan pasal 54 Poin (7) Undang-undang
Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik dan aturan perundang-undangan
lainnya.

4. Dalam jawaban sanggahan ini, dilampirkan juga dokumen perusahaan yang


dimenangkan. Dasar permintaan tersebut adalah Qanun Nomor 8 Tahun 2008 tentang
Pelayanan Publik dan Undang-Undang Nomor 14 tentang Keterbukaan Informasi Publik.
Demikian surat pengaduan ini kami sampaikan, semoga mendapat tanggapan dan respon yang
positif, demi terwujudnya pelayanan publik sesuai dengan asas; kepentingan umum, kepastian
hukum, kesamaan hak, keseimbangan hak dan kewajiban, keprofesionalan, partisipatif,
persamaan perlakuan/tidak diskriminatif, keterbukaan, akuntabilitas, ketepatan waktu dan
kecepatan, kemudahan, dan keterjangkauan.

Aceh Besar, 28 Mai 2010

CV…………………..

(……………………………….)

Direktur
Format Sanggahan, apabila nilai penawaran pemenang lebih tinggi dari nilai penawaran
kita

No :………………………
Lampiran     : -

KepadaYth,
………………………

Perihal : Sanggahan Pemilihan Penyedia Barang/Jasa Paket Pekerjaan…………..

Dengan Hormat,

Berdasarkan pasal 27 ayat 1 Keppres Nomor 80 tahun 2003 yang bunyinya:

Peserta pemilihan penyedia barang/jasa yang merasa dirugikan, baik secara sendiri maupun
bersama-sama dengan peserta lainnya, dapat mengajukan surat sanggahan kepada pengguna
barang/jasa apabila ditemukan:

1. penyimpangan terhadap ketentuan dan prosedur yang telah ditetapkan dalam dokumen
pemilihan penyedia barang/jasa;
2. rekayasa tertentu sehingga menghalangi terjadinya persaingan yang sehat;
3. penyalahgunaan wewenang oleh panitia/pejabat pengadaan dan/atau pejabat yang
berwenang lainnya;
4. adanya unsur KKN di antara peserta pemilihan penyedia barang/jasa;
5. adanya unsur KKN antara peserta dengan anggota panitia/ pejabat pengadaan dan/atau
dengan pejabat yang berwenang lainnya.

Berdasarkan Keppres nomor 80 tahun 2003, pada Lampiran I dijelaskan mengenai Evaluasi
Penawaran.

Pelaksanaan evaluasi penawaran dilakukan oleh panitia/pejabat pengadaan terhadap semua


penawaran yang masuk. Evaluasi tersebut meliputi evaluasi administrasi, teknis, dan harga
berdasarkan kriteria, metoda, dan tatacara evaluasi yang telah ditetapkan dalam dokumen
pemilihan penyedia barang/jasa.

Penawaran yang memenuhi syarat adalah penawaran yang sesuai dengan ketentuan, syarat-
syarat, dan spesifikasi yang ditetapkan dalam dokumen pemilihan penyedia barang/jasa, tanpa
ada penyimpangan yang bersifat penting/pokok atau penawaran bersyarat.

Penyimpangan yang bersifat penting/pokok atau penawaran bersyarat adalah:

a) jenis penyimpangan yang berpengaruh terhadap hal-hal yang sangat substantif dan akan
mempengaruhi lingkup, kualitas, dan hasil/kinerja/performance pekerjaan;
b) substansi kegiatan tidak konsisten dengan dokumen pemilihan penyedia barang/jasa;

c) adanya penawaran dari penyedia barang/jasa dengan persyaratan tambahan di luar ketentuan
dokumen pemilihan penyedia barang/jasa yang akan menimbulkan persaingan tidak sehat
dan/atau tidak adil di antara peserta lelang yang memenuhi syarat.

Evaluasi Harga

(a) Evaluasi harga hanya dilakukan terhadap penawaran yang dinyatakan lulus/memenuhi
persyaratan administrasi dan teknis;

(b) Berdasarkan hasil evaluasi harga, panitia/pejabat pengadaan membuat daftar urutan
penawaran yang dimulai dari urutan harga penawaran terendah dan mengusulkan penawar
terendah sebagai calon pemenang.

Berdasarkan ketentuan diatas, kami sebagai peserta pemilihan penyedia barang/jasa yang
penawarannya paling rendah merasa dirugikan, oleh sebab itu maka kami melakukan sanggahan
ini.

Menurut kami, penawaran kami sudah memenuhi semua unsur-unsur substansi seperti yang telah
ditetapkan dalam dokumen lelang. Kenapa perusahaan kami tidak ditunjuk sebagai pemenang
lelang?

Apabila kesalahan/kekurangan/penyimpangan dokumen penawaran kami sifatnya tidak


substantif, maka kami mohon supaya dilakukan evaluasi kembali.

Demikian surat sanggahan dan pengaduan ini kami sampaikan, semoga mendapat tanggapan dan
respon yang positif, demi terwujudnya pelayanan publik sesuai dengan asas; kepentingan umum,
kepastian hukum, kesamaan hak, keseimbangan hak dan kewajiban, keprofesionalan, partisipatif,
persamaan perlakuan/tidak diskriminatif, keterbukaan, akuntabilitas, ketepatan waktu dan
kecepatan, kemudahan, dan keterjangkauan.

…………………,…………………….2010
CV/PT…………………………….

…………………….
Direktur

Tembusan:
Tahapan pengadaan langsung

1. PPK membuat HPS, spesifikasi teknis dan rancangan SPK. Pejabat Pengadaan menyusun
dokumen pengadaan;
2. Pejabat Pengadaan tidak diharuskan menyusun dokumen pengadaan untuk pengadaan
langsung sebagaimana Standar Dokumen Pengadaan untuk Pelelangan/Seleksi. Dokumen
Pengadaan untuk pekerjaan yang bernilai sampai dengan Rp.10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah)
lebih sederhana, dimana sekurang-kurangnya terdiri dari HPS, spesifikasi teknis dan jadwal
waktu pengiriman/ penyelesaian pekerjaan;
3. Pejabat Pengadaan membuat Surat Permintaan Informasi Harga sekurang-kurangya kepada 2
(dua) calon penyedia atau melakukan survei untuk mendapatkan sekurang-kurangnya 2 (dua)
informasi harga;
4. Pejabat Pengadaan membandingkan informasi harga yang diperoleh dengan HPS yang
ditetapkan oleh PPK. Bilamana penawaran (informasi) harga yang diperoleh melebihi HPS,
maka Pejabat Pengadaan mencari penyedia lain;
5. Setelah diperoleh Penyedia yang memenuhi persyaratan, maka Pejabat Pengadaan melakukan
evaluasi, klarifikasi dan negosiasi penawaran kepada calon Penyedia yang dituangkan dalam
Berita Acara Klarifikasi & Negosiasi Harga;
6. Pejabat Pengadaan membuat Berita Acara Hasil pengadaan langsung kepada PPK;
7. Pejabat Pengadaan membuat surat Penetapan Penyedia;
8. PPK selanjutnya membuat SPPBJ;
9. PPK dan Penyedia menandatangani SPK (bila menggunakan SPK).

Berdasarkan pasal 16 ayat (3), pengadaan langsung dapat dilakukan oleh 1 (satu) orang pejabat
pengadaan. Dalam hal dilakukan oleh ULP, maka pemilihan tersebut dilakukan melalui
pelelangan umum/sederhana atau penunjukan langsung.

Draf kontrak untuk pengadaan langsung yang merupakan bagian dari SDP pengadaan langsung
sedang disiapkan.Untuk sementara anda dapat menggunakan SDP pelelangan umum tentunya
dengan beberapa penyesuaian.
Pengadaan langsung dilakukan oleh Pejabat Pengadaan (pasal 16 ayat 3). PA/KPA dapat
menunjuk lebih dari 1 Pejabat Pengadaan pada suatu satker, bergantung kepada ruang lingkup
pekerjaan dan beban kerja.

Pengadaan Jasa Konsultan Perencana Teknis dengan anggaran sampai dengan Rp.50.000.000,- ,
dapat dilakukan dengan pengadaan langsung, maka proses pengadaan dapat dilakukan dengan
langsung meminta surat permintaan penawaran harga kepada konsultan atau mendapakan
kontrak sejenis dalam waktu yang berdekatan untuk mendapatkan sekurang-kurangnya 2
informasi harga.

Bila salah satu informasi harga yang diperoleh lebih tinggi dari HPS dan Penyedia tersebut tidak
bersedia menurunkan harga penawarannya, maka Pejabat Pengadaan melakukan klarifikasi dan
negosiasi hanya kepada satu Penyedia yang memiliki penawaran sekurang-kurangnya sama
dengan HPS. Namun bila tidak terdapat Penyedia yang memiliki penawaran sekurang-kurangnya
sama dengan HPS, maka Pejabat Pengadaan mengusulkan kepada PPK untuk menetapkan HPS
yang baru.

Dalam proses pengadaan langsung, yang meminta penawaran untuk mendapatkan info harga
dimaksud adalah Pejabat pengadaan, bukan penyedia yang diminta untuk memasukkan
penawaran. Pengadaan jasa akomodasi hotel dapat pula dilakukan dengan penunjukan langsung
bila bernilai di atas seratus juta rupiah, dan proses pemilihannya dilakukan oleh ULP dengan
tahapan yang berbeda dengan pengadaan langsung.

Untuk kegiatan pemeliharaan gedung dengan kontrak kurang dari 100 juta yang dilakukan
dengan pengadaan langsung, maka penyedia jasa tidak diharuskan menyampaikan jaminan
penawaran dan jaminan pelaksanaan. Namun jaminan pemeliharaan atau retensi pemeliharaan
tetap harus disampaikan.

Pada pengadaan langsung, PPK melakukan survey pasar untuk menetapkan rencana pelaksanaan
pengadaan Barang/jasa yang meliputi spesifikasi teknis barang/jasa, HPS dan rancangan kontrak
(Pasal 11 ayat 1 huruf a). Sedangkan pada pengadaan langsung pejabat pengadaan melakukan
survei harga dalam melakukan pemilihan penyedia.

Dalam pengadaan langsung yang perlu disusun oleh Pejabat Pengadaan adalah laporan hasil
survei harga, BA Klarifikasi dan Negosiasi, Surat Penetapan Penyedia serta BA Serah Terima
Pekerjaan. Surat Penetapan Penyedia serta BA Serah Terima Pekerjaan ditujukan untuk
pekerjaan yang menggunakan SPK.

Anda mungkin juga menyukai