Anda di halaman 1dari 1

BAB 15: Perencanaan Strategis : Merger dan akuisisi

Terdapat dua macam strategi ekspansi yang dapa dilakukan oleh perusahaan, yaitu Ekspansi
Internal dan Ekspansi Eksternal. Ekspansi Internal merupakan strategi perluasan usaha yang
tidak melibatkan entitas atau perusahaan lain. Contohnya dengan mendirikan cabang agen, atau
anak perusahaan. Ekspansi eksternal merupakan strategi perluasan usaha yang melibatkan
entitas atau perusahaan lain. Contohnya: penyertaan modal pada perusahaan lain, penggabungan
usaha atau merger, dan pengambilalihan perusahaan atau akuisisi. Merger dan Akuisisi
merupakan strategi perluasan usaha yang utama. Secara garis besar, merger dan akuisisi
dapat dilakukan dalam 3 bentuk: Integrasi vertikal, integrasi horizontal, dan integrasi
konglomerasi. Tujuan utamanya adalah untuk memaksimumkan nilai pasar saham perusahaan.
Strategic Value Analysis merupakan strategi yang memiliki konsep tentang nilai dan strategic
value yang dapat dikuantifikasikan untuk keperluan perencanaan dan pengambilan keputusan
oleh management. SVA akan membahas mengenai alasan pentingnya pengukuran dan
pengelolaan terhadap nilai bisnis, kinerja finansial dan nilai korporat, analisis strategik , dan
pengukuran nilai strategi bisnis. Terdapat dua alternatif perusahaan dalam membeli atau
mengakuisisi perusahaan yakni dengan transaksi kena pajak dan transaksi tidak kena pajak.
Transaksi kena pajak meliputi pembelian saham dan pembelian aset. Transaksi tidak kena
pajak dibagi menjadi 3 yakni; merger dan konsolidasi, pertukaran saham, dan pertukaran
dengan aset bersih. Perencanaan pajak dan biaya transaksi pada perusahaan yang melakukan
merger atau akuisisi dapat berupa alokasi nilai perolehan dan trade off dalam pelaporan
keuangan komersial. Memaksimalkan manfaat pajak juga dapat dilakukan dengan cara hak
atas kompensasi kerugian, depresiasi aset tetap, leveraged buyot, strategi defensif, aplikasi
savant framework, dan lainnya.
BAB 16: Perencanaan Strategis: Restrukturisasi Perusahaan
Restrukturisasi merupakan upaya untuk meningkatkan keunggulan daya-saing perusahaan di
pasar global. Tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan nilai perusahaan . Perusahaan yang
merestrukturisasi bisnisnya diikuti dengan manajemen dan perencanaan pajak yang tepat akkan
meningkatkan nilai perusahaan. Restrukturisasi meliputi 3 aktivitas yakni restrukturisasi
finansial, restrukturisasi bisnis, dan restrukturisasi entitas atau badan usaha.
Restrukturisasi finansial dapat berupa kebijakan struktur modal, seperti pelunasan utang
sebelum jatuh tempo, pengorversian utang dengan saham, dan pelunasan saham. Restrukturisasi
finansial dapat dinalisi menggunakan SAVANT framework. Restrukturisasi bisnis meliputi
perubahan mendasar dalam proses bisnisnya. Konsep yang mendasari restrukturisasi proses
bisnis adalah secara aktif perusahaan mengidentifikasi jenis-jenis produk jasa mana yang tepat
untuk dipertahankan atau tidak, desain ulang sistem, metode, proses produksi, dan lainnya.
Restrukturisasi Entitas atau badan usaha dapat berupa perusahaan melakukan divestasi baik di
dalam atau luar negeri, seperti melakukan peleburan, pemekaran, maupun pemecahan.
Ketiganya merupakan pemisahan sebagian segmen dari suatu perusahaan besar dan mengubah
kepemilikan secara langsung di tangan pemegang saham. Divestasi dapat dianilis juga
menggunakan SAVANT Framework.
Penggunaan Flow-Through Entities dalam Divestasi memiliki keuntungan bagi perushaan
yakni perusahaan baru sebagai manifestasi dari salah satu segmen usahanya tidak lagi harus
tercermin dalam laporan keungan perusahaan. Penggunaan Flow-Through Entities dalam
Akusisi dapat berupa pembelian saham-saham perusahaan target, yang diikuti oleh penyerahan
aset dan saham-saham perusahaan target kepada flow-through entities. Hal ini dapat berupa
likuidasi perusahaan dan pembelian aktiva dan saham anak perusahaan.

Anda mungkin juga menyukai