0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
49 tayangan2 halaman
Dokumen tersebut membahas strategi penghematan pajak perusahaan melalui revaluasi aset tetap dan manfaat ekonomi beda waktu. Revaluasi aset tetap dapat mengurangi penghasilan kena pajak perusahaan dengan mengakui biaya depresiasi yang lebih besar, sementara manfaat ekonomi beda waktu terjadi dari perbedaan pengakuan akuntansi dan perpajakan atas aset dan kewajiban perusahaan. Dokumen ini
Dokumen tersebut membahas strategi penghematan pajak perusahaan melalui revaluasi aset tetap dan manfaat ekonomi beda waktu. Revaluasi aset tetap dapat mengurangi penghasilan kena pajak perusahaan dengan mengakui biaya depresiasi yang lebih besar, sementara manfaat ekonomi beda waktu terjadi dari perbedaan pengakuan akuntansi dan perpajakan atas aset dan kewajiban perusahaan. Dokumen ini
Dokumen tersebut membahas strategi penghematan pajak perusahaan melalui revaluasi aset tetap dan manfaat ekonomi beda waktu. Revaluasi aset tetap dapat mengurangi penghasilan kena pajak perusahaan dengan mengakui biaya depresiasi yang lebih besar, sementara manfaat ekonomi beda waktu terjadi dari perbedaan pengakuan akuntansi dan perpajakan atas aset dan kewajiban perusahaan. Dokumen ini
BAB 5: Strategi Penghematan Pajak: Revaluasi Aset Tetap dan Manfaat Ekonomi Beda Waktu
Erosi Kapital dan Revaluasi Aset Tetap
Erosi kapital terjadi akibat adanya depresiasi atau penyusutan aset tetap berwujud yang mempunyai umur atau masa manfaat terbatas dan berbasis pada kos atau nilai perolehan. 2 macam efek terjadinya erosi kapital: 1) perusahaan tidak dapat mengganti aset tetapnya (dengan sejenis dengan revenue/cash generating ability yang sama dengan aset yang diganti (pada akhir masa pemakaian). 2) perusahaan yang mengoperasikan aset lama harus membayar pajak dalam jumlh yang lebihi besar dibanding perusahaan yang mengoperasikan aset yang baru.
Revaluasi Aset Tetap
Revaluasi aktiva tetap memang tidak mempengaruhi revenue dan cash generating ability dari aktiva terkait, tetapi membuat perusahaan berhak untuk mengakui biaya kepemilikan (depresiasi) aktiva terkait sebagai biaya fiskal dalam jumlah yang relatif lebih besar, sehingga berdampak pada berkurangnya penghasilan kena pajak dan beban serta pajak penghasilan terutang dikemudian hari. Ikhtisar Keputusan Menteri Keuangan Nomor : 384/KMK.04/1998 berisikan tentang wajib pajak yang diperkenankan untuk melakukan dan aktiva yang dapat direvaluasi; dasar penilaian, perlakuan akuntansi, dan tarif pajak; penyusutan setelah penilaian kembali Ikhtisar Keputusan Menteri Keuangan Nomor : 486/KMK.03/2002 dan No: 79/PMK.03/2008 berisikan tentang wajib pajak yang diperkenankan untuk melakukan dan aktiva yang dapat direvaluasi; dasar penilaian, perlakuan akuntansi, dan tarif pajak; penyusutan setelah penilaian kembali; penjualan/ pengalihan aktiva tetap yang sudah direvaluasi dan pembayaran pajak penghasilan terkait
Revaluasi tanpa fasilitas Kompensasi Kerugian
Hanya penghasilan yang berasal dari dari aktivitas operasi dapat digunakan untuk mengkompensasi kerugian fiskal yang terjadi dalam tahun berjalan dan tahun-tahun sebelumnya. Contoh Manfaat pajak dari revaluasi aktiva tetap berdasar peraturan No. 79/PMK.04/2008 yaitu untuk aktiva tetap dengan masa manfaat tak terbatas dan aktiva tetap dengan manfaat terbatas. Metode Garis Lurus sebagai Basis Perhitungan Depresiasi. Revaluasi tidak mempengaruhi revenue atau cash generating ability dari aktiva terkait, namun ada potensi penghematan pajak selama sisa manfaat aktiva terkait. 2 hal yang harus diperhatikan manajemen untuk memanfaatkan fasilitas pajak berupa revaluasi aktiva tetap, yaitu: 1) tingkat kepastian bahwa operasi perusahaan akan memperoleh keuntungan dalam masa sekurang-kurangnya 4 tahun kedepan. 2) nilai tunai penghematan pajak-neto (nilai tunai manfaat atau penghematan pajak selama sisa masa manfaat aktiva tetap minus pajak penghasilan yang terutang atas selisih lebih karena revaluasi). Metode Menurun Ganda sebagai Basis Perhitungan Depresiasi. Metode ini adalah metode paling hemat pajak. hal ini dikarenakan: 1) perbedaan nilai buku pada saat revaluasi- semakin kecil nilai buku aktiva pada saat revaluasi semakin besar peluang untuk memperoleh penghematan pajak. 2) perbedaan selisih lebih karena penilaian kembali- semakin besar selisih lebih karena penilaian kembali semakin kecil peluang untuk memperoleh penghematan pajak.
Beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan
Ketepatan waktu merupakan salah satu faktor penting yang harus dipertimbangkan oleh manajemen di dalam membuat keputusan tentang revaluasi aktiva tetap. Dengan demikian, seperti halnya keputusan manajemen lainnya, keputusan merevaluasi aktiva tetap juga harus didasarkan pada informasi menyangkut masa depan, khususnya prediksi nilai wajar aktiva.
Revaluasi dengan Fasilitas Kompensasi Kerugian (Peraturan No. 486/KMK.03/2002)
Aktiva tetap yang mempunyai umur terbatas pada khususnya terdapat dua potensi manfaat pajak dari revaluasi aktiva tetap: 1) manfaat pajak dari kenaikan nilai aktiva yang dapat dikompensasikan dengan kerugian dalam tahun berjalan dan tahun tahun sebelumnya. 2) manfaat pajak dari kenaikan beban depresiasi/ amortisasi dalam tahun tahun pajak berikutnya. Revaluasi kompensasi kerugian dibedakan menjadi dua metode yaitu: Metode garis lurus sebagai basis perhitungan depresiasi dan metode saldo menurun ganda sebagai basis perhitungan depresiasi.
Revaluasi berdampak Penurunan Nilai Aktiva
Tidak ada penghematan pajak yang dapat diharapkan oleh perusahaan dari revaluasi aktiva tetap yang berakibat pada penurunan nilai aktiva. Dalam kondisi demikian, bagi perusahaan manfaat pajak justru diperoleh apabila tidak merevaluasi aktiva tetapnya yang mengalami overvalued. Oleh karena itu, laba fisiknya akan senantiasa relatif kecil bahkan merugi, sehingga terkena pajak penghasilan.
Manfaat Ekonomi beda waktu (Economics of temporary differences)
Perbedaan temporer atau beda waktu adalah perbedaan antara jumlah tercatat suatu aktiva atau kewajiban dengan dasar pengenaan pajaknya, yang berakibat pada bertambah atau berkurangnya penghasilan kena pajak di kemudian hari; pada saat nilai tercatat aset dipulihkan atau nilai tercatat kewajiban diselesaikan. Perbedaan temporer terjadi karena kebijakan akuntansi perusahaan didasarkan pada standar akuntansi keuangan yang menggunakan pendekatan aset-kewajiban dan bukan pendekatan pendapatan-biaya sebagaimana halnya akuntansi perpajakan. Perbedaan temporer dapat dipandang sebagai konsekuensi dari upaya manajemen di dalam menghasilkan informasi yang dibutuhkan melalui kebijakan-kebijakan akuntansinya.Perbedaan temporer dibedakan menjadi 2 kategori: perbedaan temporer kena pajak dan perbedaan temporer yang dapat dikurangkan. Taxable temporary difference terdiri dari penghentian dan penggantian aktiva tetap dilakukan pada akhir tahun ke 5,penghentian dan penggantian aktiva tetap dilakukan pada akhir tahun ke 4, penghentian dan penggantian aktiva tetap dilakukan pada akhir tahun ke 3,dll.