Anda di halaman 1dari 4

RANGKUMAN BAB 1 : The Ethics Environment for Business

Lingkungan Etika Bisnis: Pertarungan antara Kredibilitas, Reputasi dan Keuntungan


Kompetitif
Adanya peningkatan harapan publik akan keberadaan bisnis untuk melayani kebutuhan para
pemegang saham dan masyarakat ditandai dengan dukungan stakeholder pada perusahaan.
Stakeholder memberikan dukungannya melihat dari adanya kredibilitas pada komitmen
perusahaan, reputasi perusahaan, dan kekuatan atas keunggulan kompetitifnya. Dasar dasar
tersebut menjadikan aktivitas perusahaan harus menjunjung tinggi nilai etika sebagai bentuk
penghormatan pada nilai-nilai dan kepentingan mereka. Aktivitas perusahaan harus
dijalankan dengan dasar etika dimana manajemen (eksekutif, karyawan, dan agen) harus
bertindak secara etis.
Penilaian kinerja yang dilakukan sekarang bukan hanya pada apakah perusahaan telah
mencapai tujuannya, namun juga berdasarkan apakah tujuan yang tercapai telah memenuhi
etika yang berlaku di masyarakat. Faktor-faktor yang menyebabkan adanya perubahan
harapan publik atas perilaku bisnis perusahaan, yakni adanya masalah lingkungan,
kepekaan/sensitivitas moral, tekanan ekonomi dan kompetitif, terjadinya skandal keuangan
sehingga menimbulkan kesenjangan harapan dan kesenjangan kredibilitas, kegagalan tata
kelola dan penilaian risiko, dan lain sebagainya.
Harapan Baru Bagi Bisnis
 Tujuan Baru Bagi Bisnis
Perubahan ekspektasi bisnis telah mendorong adanya perubahan baru dalam dunia bisnis.
Tujuan bisnis saat ini telah bertransformasi dari fokus utama untuk memaksimalkan laba
menjadi prestasi apa yang akan dicapai dengan menggabungkan profit dan kepentingan
publik secara beriringan. Penilaian akan keberhasilan perusahaan nantinya akan dibuat dalam
kerangka kepentingan stakeholder yang lebih luas, terlebih dalam apa yang ingin dicapai dan
bagaimana cara mencapainya.
 Tata kelola baru dan akuntabilitas yang jelas
Perusahaan yang sukses merupakan perusahaan yang dapat menyajikan tata kelola dan
akuntabilitas secara jelas dalam hal tujuan, proses, dan hasil yang tercermin dalam satu
laporan terintegrasi.
 Peran Akuntan Profesional yang menguat
Laporan yang dapat dipercaya merupakan harapan utama publik dimana hal ini harus diiringi
dengan sikap profesional akuntan publik yang senantiasa menjunjung tinggi objektivitas dan
integritas untuk melindungi kepentingan publik. Maka tanggung jawab utama akuntan
professional harus kepada publik atau untuk kepentingan umum. Apabila tujuan ini bergeser,
harapan para stakeholder tidak akan terpenuhi dan kredibilitas perusahaan akan jatuh, begitu
pula dengan kredibilitas dan reputasi dari profesi akuntansi yang juga akan terdampak.

RANGKUMAN BAB 1 : The Ethics Environment for Business


Respon dan Perkembangan
 Berkembangnya Model Tata Kelola dan Akuntabilitas Stakeholder
Ada beberapa tren yang berkembang dan berdampak dari tekanan ekonomi sehingga
mempunyai efek pada etika bisnis dan akuntan professional. Diantaraya adalah memperluas
tanggung jawab hukum bagi direktur (CEO dan CFO), pernyataan manajemen kepada para
pemegang saham tentang kecukupan atas pengendalian internal, dan keinginan untuk
mengelola risiko dan melindungi reputasi.
Selain itu, perkembangan yang signifikan juga terjadi dalam bagaimana cara organisasi
beroperasi, termasuk adanya restrukturisasi organisasi, pemberdayaan karyawan, penggunaan
data elektronik, dan meningkatnya ketergantungan manajemen terhadap indikator kinerja
non-keuangan yang digunakan pada suatu basis langsung.
Dampak dari adanya tren tersebut, perusahaan mulai menekankan dalam bagaimana beretika
dalam setiap kegiatan mereka dan bagaimana memastikan bahwa masalah-masalah etika
tidak muncul. Apabila organisasi ingin mencapai tujuan strategisnya secara optimal,
kepentingan para stakeholder juga harus diperhitungkan ketika manajemen membuat suatu
keputusan. Cara terbaik untuk melakukannya adalah dengan memberikan pengakuan atas
kepentingan para stakeholder dalam menyusun perencanaan strategis organisasi.
 Manajemen Berdasarkan Pada Nilai, Reputasi, dan Risiko
Nilai dasar adalah nilai yang umumnya dihormati oleh sekelompok stakeholder. Jika
perusahaan menghormati nilai ini, maka perusahaan akan dihargai oleh kelompok stakeholder
dan akan menjadikan mendukung aktivitas perusahaan. Nilai dasar yang mendasari
kepentingan stakeholder melibatkan nilai kejujuran, kasih sayang, kemampuan prediksi,
keadilan, integritas, dan tanggung jawab.
Reputasi perusahaan dan tingkat dukungan yang dikumpulkan dari para stakeholder
tergantung pada pemahaman akan nilai atas kepentingan stakeholder dan kemampuan
perusahaan untuk mengelola risiko. Terdapat empat faktor penting penentu reputasi yaitu
kredibilitas, kepercayaan, keandalan, dan tanggung jawab.
Risiko adalah kemungkinan yang terjadi kepada sebuah keputusan dan akan berdampak pada
tujuan. Manajemen risiko meliputi budaya, proses, dan struktur yang diarahkan menuju
pengelolaan yang efektif dari kesempatan potensial dan efek samping. Proses manajemen
risiko meliputi aplikasi yang sistematis dari kebijakan manajemen, prosedur dan praktek
untuk menyusun konteks, mengidentifikasi, menganalisis, menilai, mengelola, memantau,
dan mengomunikasikan risiko.
 Akuntabilitas
Laporan keuangan harus memiliki prinsip-prinsip yang berdasar pada integritas, transparansi,
dan akurasi untuk memberikan pedoman yang lebih kuat.
Lingkungan Etika Bagi Akuntan Profesional
 Peran & Perilaku

RANGKUMAN BAB 1 : The Ethics Environment for Business


Akuntan professional memiliki loyalitas kepada kepentingan publik, bukan hanya untuk
kepentingan keuangan mereka sendiri, direktur perusahaan, atau manajemen. Seorang
akuntan professional juga harus dipastikan telah menjalankan kode etiknya dengan benar dan
bersedia untuk memberikan peran terbaiknya untuk menjaga kredibilitas dan dukungan untuk
profesi akuntan.
 Tata Kelola
Dalam profesi akuntan, terdapat satu kumpulan harmonisasi peraturan prinsip akuntansi dan
auditing secara global (GAAP dan GaAS) untuk menyediakan kemudahan bagi para investor
untuk masuk ke pasar dunia dan efisiensi komputasi serta audit di seluruh dunia.
 Layanan yang Ditawarkan
Semua jasa non-audit bagi klien audit diawasi dengan ketat sehingga meminimalisir adanya
konflik kepentingan.
Mengelola Risiko dan Peluang Etika
Apabila aspek etika dari krisis bisa dikelola dengan baik, maka reputasi perusahaan dapat
ditingkatkan. Memasukkan etika dalam manajemen krisis jelas dapat mengubah risiko
menjadi peluang. Maka, perlu perusahaan untuk memikirkan reputasi mereka dengan cara
melakukan manajemen krisis yang baik dan sesuai dengan dasar-dasar etika yang berlaku.

Kasus Bhopal Carbide

Overview Kasus
Malam tanggal 2 Desember 1984 terjadi sebuah kebocoran di tangki penyimpanan pabrik
kimia Union Carbride, Bhopal, India. nTangki tersebut berisi 10.000 galon Metil isosianat
(MIC), zat kimia yang sangat beracun dan biasanya digunakan dalam pembuatan pestisida.
Kebocoran yang terjadi menimbulkan awan gas beracun di atas lingkungan kumuh di sekitar
pabrik bhopal itu menyebabkan kematian lebih dari 2000 orang dan melukai 200.000 orang.
Manajemen pabrik jelas mengabaikan keselamatn. Unio carbride juga tampak kurang peduli
karena tidak menyiapkan rencaa untuk memperingatkan dan mengevakuasi penduduk di
sekitar pabrik pada saat kecelakaan. Rencana seperti itu merupakan rencana standar yang
berlaku di Amerika dan diwajibkan oleh pemerintah sekitar.
Kesalahan terbesar ditimpahkan kepda union carbride karena gagal meberikan pelatihan yang
cukup dan gagal mengawasi karyawan india dalam pemeliharaan dan prosedur keselmatan
yan diberlakukan di pabrik yang sama di amerika. Setelah kecelakaan itu terjadi, tuntutan
hukum yang jumlahnya hampir 250 M dollar diajukan oleh korban kecelakaan dan union
carbride menjanjikan bahwa korban akan mendapatkan kompensasi seumur hidup serta
pelatihan kerja. Warren Anderson, sebagai pimpinan akhirnya dituntut pengadilan india atas
pembunuhan kriminal.

RANGKUMAN BAB 1 : The Ethics Environment for Business


Pembahasan Kasus
1. What are the ethical issue raised by this case ?
Jawaban:
Isu yang yang diperoleh pada kasus ini:
o Isu keselamatan kerja
Isu ini berkaitan dengan fakta adanya fasilitas keselamatan kerja di Carbide
yang kurang baik, seperti: teknologi yang digunakan sudah tidak layak pakai,
banyak pipa yang sudah berkarat sampai tidak berfungsi dengan baik namun
masih tetap digunakan, penggunaan bahan kimia berbahaya yaitu MIC dan
penyimpanannya bukan di dalam drum, program maintenance pertahanan
peralatan pabrik yang buruk, kegagalan sistem keselamatan pabrik, dan
penonaktifan beberapa peralatan keselamatan termasuk sistem pendingin MIC.
o Isu lingkungan (pencemaran udara)
Isu ini berkaitan dengan adanya fakta bahwa bahan zat-zat kimia yang berada
di dalam pabrik ini beragam dan apabila beberapa zat tercampur maka akan
terjadi reaksi yang dapat membahayakan saluran pernafasan
o Isu hak asasi manusia (uang tidak memadai)
Isu ini berkaitan dengan adanya fakta bahwa pihak carbiden melakukan
negosiasi dengan pejabat pemerintah India namun ditolak, karena negosiasi
tidak mencukupi uang kompensasi atas kematian 2000 orang dan 200.000
orang lainnya yang cedera. Fakta lain dengan alasan keuangan, perusahaan
tidak memberikan pelatihan terhadap pegawai yang bekerja di perusahaan.
Pekeja kurang terlatih karena tidak adanya pelatihan serta banyaknya personil
pabrik tidak menyadari risiko dari gas MIC.

2. Did the legal doctrine of “limited liability” apply to protect the shareholders of
union carbide corporation (U.S.)?
Jawaban:
Menurut saya, doktrin tersebut masih tetap berlaku namun belum diterapkan di
Carbide dikarenakan hutang perusahaan yang masih sangat besar ($1 Milyar)
menyebabkan para pemegang saham mengalami kerugian. Namun pemegang saham
tidak sepenuhnya dilindungi oleh doktrin hukum perseroan terbatas. Hal ini
menyebabkan mereka juga tidak sepenuhnya bertanggung jawab atas kematian dan
luka-luka yang terjadi karena kebocoran.

3. Were the Indian operations, which were being overseen by the managers of
Union Carbide Corporation (U.S.), in compliance with legal or moral or ethical
standards?
Jawaban:
Tidak. Manajer Serikat Union Carbride Corporation tidak memerhatikan standar
hukum, moral ataupun etika. Melihat dari fakta yang ditemukan, perusahaan telah
lalai dalam melakukan prosedur keselamatan kerja sehingga menyebabkan adanya
kebocoran tangki. Banyak insiden yang terjadi di pabrik karena kelalaian yang tidak
diinginkan karyawan dan kurangnya pelatihan yang diberikan serta mayoritas
karyawan yang buta huruf sehingga tidak tahu bahaya zat kimia yang digunakan.

RANGKUMAN BAB 1 : The Ethics Environment for Business

Anda mungkin juga menyukai