Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

Perlindungan Kesehatan Dalam K3 Merupakan Kewajiban Terhadap Pekerja

DISUSUN OLEH ;
AHMAD FIKRI ALFIANSYAH
18020061

PROGRAM STUDI FIRE AND SAFETY


AKADEMI MINYAK DAN GAS BALONGAN
INDRAMAYU
2020
KATA PENGANTAR

Allamdulilah puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena penyusunan
mampu menyelesaikan Makalah Pembelajaran Kuliah Online Dengan Menggunakan
Media Whatshap Dengan Mata Kuliah Statistika dan Dan Kinerja k3 Mahasiswa
Akamigas Balongan Prodi FS B Angkatan 18. Makalah ini dibuat agar mengetahui
apakah minat bertanya Mata Kuliah Ststistika Dan Kinerja K3 melalui media whatsapp
pada mahasiswa fire and safety dan apakah efektif melalui media whatsaap.
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT karena telah melimpahkan
rahmatnya sehingga makalah tentang “Perlindungan Kesehatan Dalam K3 Merupakan
Kewajiban Terhadap Pekerja” ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Makalah
ini dibuat guna menunjukkan partisipasi kami dalam menyelesaikan tugas pembuatan
makalah sebagai salah satu penunjang nilai mata kuliah K3 (Kesehatan dan
Keselamatan Kerja). Tak lupa pula kami mengucapkan terima kasih kepada pihak yang
telah membantu dalam penyelesaian makalah ini.
Penyusun menyadari bahwa dalam makalah ini masih terdapat banyak sekali
kekurangan. Oleh karena itu penyusun mengharapkan kritik dan dan saran yang
bersifat membangun demi kebaikan pembuat makalah selanjutnya. Semoga makalah
ini dapat berguna bagi pembaca sebagaimana mestinya

Indramayu 03 April 2020

Penyusun
BAB 1
PENDAHULUUAN

1.1 Latar Belakang


K3 atau yang dikenal sebagai keselamatan dan kesehatan kerja sudah banyak
diterapkan hampir diseluruh perusahaan. peraturan pemerintah, dan manajemen
kualitas dari setiap perusahaan atau tempat kerja mulai menanamkan program ini.
sebenarnya K3 memang penting untuk diterapkan apalagi jika para stake holder dan
pihak perusahaan melihat lebih jauh mengenai keuntungan jangka panjang.
Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan instrumen yang
memproteksi pekerja, perusahaan, lingkungan hidup, dan ma-syarakat sekitar dari
bahaya akibat kecelakaan kerja. Perlindungan tersebut merupakan hak asasi yang
wajib dipenuhi oleh perusahan.
K3 bertujuan mencegah, mengurangi, bahkan menihilkan risiko kecelakaan
kerja (zero accident). Penerapan konsep ini tidak boleh dianggap sebagai upaya
pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang menghabiskan banyak
biaya (cost) perusahaan, melainkan harus dianggap sebagai bentuk investasi jangka
panjang yang memberi keuntungan yang berlimpah pada masa yang akan datang.
Tiga aspek utama hukum K3 yaitu norma keselamatan, kesehatan kerja, dan
kerja nyata. Norma keselamatan kerja merupakan sarana atau alat untuk mencegah
terjadinya kecelakaan kerja yang tidak diduga yang disebabkan oleh kelalaian kerja
serta lingkungan kerja yang tidak kondusif.
Konsep ini diharapkan mampu menihilkan kecelakaan kerja sehingga
mencegah terjadinya cacat atau kematian terhadap pekerja, kemudian mencegah
terjadinya kerusakan tempat dan peralatan kerja. Konsep ini juga mencegah
pencemaran lingkungan hidup dan masyarakat sekitar tempat kerja.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu:

untuk mengetahui sarana – sarana perlindungan kesehatan pekerja yang terdiri dari:
1. Pertolongan pertama pada Kecelakaan (P3K)
2. Alat Pelindung Diri (PEE)
3. Penggunaan Layar display dengan Aman
BAB 2
LANDASAN TEORI

PERLINDUNGAN KESEHATAN DALAM K3 MERUPAKAN KEWAJIBAN


TERHADAP PEKERJA
Terdapat beberapa teknik baku yang digunakan dalam pemeliharaan kesehatan
pekerja. Ini meiputi pengambilan tindakan pencegahan penyakit, yang memberikan
sarana sarana untuk mencegah pekerja berkontak dengan substansi substansi
berbahaya, dan memastikan bahwa jika para pekerja terluka, cederanya dirawat dengan
benar.
Berikut akan dibahas sarana – sarana perlindungan kesehatan pekerja;

2.1 Pertolongan pertama pada Kecelakaan (P3K)


Pertolongan pertama pada Kecelakaan (P3K) didefinisikan sebagai:
• Perawatan darurat hingga tenaga medis atau perawat tiba ditempat
• Perawatan cedera kecil yang tidak memerlukan perawatan atau bahkan tidak
memerlukan perhatian medis.
Fasilitas – fasilitas pertolongan pertama yang harus disediakan tercantum dalam
health and safety (first Aid) Regulations 1981, dengan rincian lebih jelasnya diberikan
dalam Approved Code of Practice and Guidance ‘First aida at work’, publikasi HSE L
74.
Saran – sarannya meliputi:
a. Cakupan fasilitas kesehatannya tergantung pada resiko yang dihadapi, misalnya
semakin tinggi resiko, semakin luaslah cakupan persoalan tersebut.
b. Jumlah petugas P3K harus mencukupi satu petugas untuk Setiap 50 puluh
pekerja untuk pekerjaan beresiko rendah. Perbandingan antara jumlah pekerja
dengan petugas P3K ini disesuaikan apabila resiko pekerjaannya meningkat.
c. Harus terdapat ruang P3K jika:
o Tapak tersebut beresiko tinggi
o Tapak tersebut berada jauh dari rumah sakit, misalnya didaerah
pedesaan.
o Akses kerumah sakit atau dokter sulit dilakukan, misalnya
didaerah dengan lalu lintas yang sangat macet.
o Jumlah yang dipekerjakan ditempat tersebut mensyaratkannya.

d. Pekerja yang bekerja jauh dari pusat:


o Jika area kerjanya beresiko rendah tidak perlu ada fasilitas kesehatan
o Jika area kerjanya berada dalam persil majikan lain pergunakanlah
fasilitas setempat.
o Jika area kerjanya beresiko tinggi atau tidak memiliki akses kefasilitas
pertolongan pertama, kotak P3K perlu dibawa.

e. Kotak P3K harus:


o Kuat agar dapat melindungi isinya
o Dapat diisi lagi
o Berisi kartu panduan pertolongan pertama pada kecelakaan
o Digunakan hanya untuk barang-barang P3K, bukan barang lain.
f. Jika lebih dari satu majikan yang menempati satu bangunan atau tapak, mereka
dapat menyediakan fasilitas bersama

g. Pekerja harus mendapatkan informasi tentang fasilitas P3K dan lokasi


penempatannya.

h. Fasilitas P3K harus mudah dijangkau oleh para tamu, kontraktor dan sebagainya,
ketika mereka telah diberi izin untuk berada dilingkungan perusahaan.
i. Jika tersedia ruang P3K, ruang tersebut harus:
o Berada dibawah pengawasan petugas P3K atau perawat
o Menyediakan petugas P3K yang siaga selama ada orang yang sedang bekerja
dipersil bersangkutan.
o Memiliki petugas pengganti yang bertanggung jawab terhadap setiap tindakan
P3K yang dibutuhkan jika petugas P3K tidak berada ditempat.
o Mudah diakses oleh Ambulans
o Cukup luas untuk meletakkan tmpat tidur
o Memiliki pintu yang cukup lebar untuk dilalui oleh kursi roda.
o Didesain dengan permukaan yang dapat dibersihkan dengan mudah.
o Memiliki air panas dan dingin untuk keperluan cuci mencuci.
o Dapat didentifikasi dengan mudah
o Menyediakan tempat bagi petugas P3K
o Dilengkapi dengan buku penatalaksanaan ( treatment book ) yang dapat berupa
buku kegiatan harian perusahaan untuk mencatat penatalaksanaan yang
dilakukan.
j. Petugas P3K harus:
o Dilatih dalam pelatihan yang telah disetujui oleh HSE
o Telah menerima pelatihan tertentu jika terdapat bahaya – bahaya khusus yang
muncul
o Mencatat selruh penatalaksanaan yang diberikan
o Menerima pelatihan secara teratur.

2.1.2 Kotak P3K


2.1.2.1 Kotak P3K minimal harus memuat:
o Kartu petunjuk
o 20 bungkus perban balut steril berperekat
o 4 bungkus perban segitiga
o 6 buah peniti
o 6 bungkus perban balut steril berukuran sedang tanpa obat
o 6 bungkus perban balut steril berukuran besar tanpa obat
o 6 bungkus perban balut steril berukuran ekstra besar tanpa obat.
o 1 pasang sarung tangan sekali pakai
o 2 tampal mata steril
2.1.2.2 Pasokan air keran atau steril dalam botol untuk mencuci mata
sebaiknya disediakan. Barang-barang tambahan yang dapat disediakan
meliputi:
o Tandu atau bidang datar lainnya untuk membawa pasien.
o Sepasang gunting baja tahan karat berujung tumpul
o Celemek plastic dan sarung tangan sekali pakai
o Selimut
o Tempat sampah untuk membuang kasa dan baju pembalut yang telah dipakai.
2.1.2.3 Kotak P3K untuk tugas luar berisikan:
o Kartu panduan P3K
o 6 bungkus pembalut steril berperekat
o 6 bungkus pembalut steril berukuran sedang tanpa obat
o 2 gulung perban selebar 1”
o 2 peniti
o Beberapa bungkus tisu basah
o Satu pasang sarung tangan sekali pakai.

2.2 Alat Pelindung Diri (PEE)


Persyaratan umum penyediaan alat pelindung diri (personal protective
equipment - PPE) tercantum dalam personal protective equipment at work regulstion
1992. Akan tetapi, ada beberapa ketentuan khusus, yang lebih utama selain ketentuan
umum ini, yang diantumkan dalam aturan-aturan tentang bahaya-bahaya tertentu,
yaitu:
The control of lead at work regulations 2002.
The lonizing radiation regulations 1999.
The control of asbestos at work regulations 2002.
The noise at work regulations 1989.
The construction (Head protection) Regulations 1989.
Aturaan-aturan yang disebut belakangan tersebut dibahas secara terpisah di
bagian lain dan tidak tercakup dalam bab ini.
Dalam menyediakan perlindungan terhadap bahaya, prioritas pertama seorang
majikan adalah melindungi pekerjanya secara vkeseluruhan ketimbang secara individu.
Penggunaan PEE hanya dipandang perlu jika metode-metode perlindungan yang lebih
luas ternyata tidak praktis dan tidak terjangkau.
Dengan seluruh jenis PEE yang tersedia, pemasok akan menyarankan jenis
yang paling sesuai untuk kebutuhan perlindungan pekerja dan dapat menawarkan
beberapa pilihan berdasarkan material, desain, warna dan sebagainya. Akan tetapi, ada
beberapa prinsip umum yang harus diikuti.
PPE yang efektif harus:
➢ Sesuai dengan bahaya yang dihadapi
➢ Terbuat dari material yang akan tahan terhadap bahaya tersebut
➢ Cocok bagi orang yang akan menggunakannya
➢ Tidak mengganggu kerja operator yang sedang bertugas
➢ Memiliki konstruksi yang sangat kuat
➢ Tidak mengganggu PPE lain yang sedang dipakai secara bersamaan
➢ Tidak meningkatkan resiko terhadap pemakainya.
PPE harus:
➢ Disediakan secara gratis
➢ Diberikan satu per orang atau jika tidak, harus dibersihkan setelah digunakan
➢ Hanya digunakan sesuai peruntukannya
➢ Dijaga dalam kondisi baik
➢ Diperbaiki atau diganti jika mengalami kerusakan
➢ Disimpan ditempat sesuai ketika tidak digunakan.
Operator-operator yang menggunakan PPE harus memperoleh:
➢ Informasi tentang bahaya yang dihadapi
➢ Instruksi tentang tindakan pencegahan yang perlu diambil
➢ Pelatihan tentang penggunaan peralatan dengan benar
➢ Konsultasi dan diizinkan memiliki PPE yang tergantung pada kecocokannya.
➢ Pelatihan cara memelihara dan menyimpan PPE dengan rapi
➢ Instruksi agar melaporkan setiap kecacatan atau kerusakan.

Berikut tabel bagian bagian PPE;


Bagian Tubuh Bahaya PPE
Kepala Benda – benda jatuh Helm Keras (Hard hats)
Ruang yang sempit Helm empuk (bumps
Rambut terjerat caps)
Topi, harnet atau
pemangkasan rambut

Telinga/ Suara bising Tutup telinga (Ear


Pendengaran mufj) dan sumbat
telinga (Ear plug)
Mata Debu, kersik, Kacamata pelindung
Partikel–partikel (goggles), Pelindung
beterbangan wajah.
Radiasi, laser, bunga api las. Goggles khusus
Paru Debu Masker wajah,
Asap Respirator
Gas beracun dan atmosfer Respirator dengan filter
miskin oksigen penyerap
(keefektifitannya
terbatas)
Alat bantu pernapasan
Tangan Tepi – tepi dan ujung yang Sarung tangan
tajam pelindung
Zat kimia korosif
Sarung tangan tahan
Temperature bahan kimia
Tinggi/Rendah Sarung tangan insulasi

Kaki Terpeleset, benda tajam Sepatu pengaman,


dilantai, benda jatuh, selubung kaki (gaiter)
percikan logam cair dan sepatu pengaman
Torso dan Tubuh Zat Pelarut, Kelembaban, Celemek overall
dsb.
Keseluruhan Tubuh Atmosfer yang berbahaya Pakaian bertekanan
(uap beracun / debu udara (pressurized
radioaktif) suits)
Terjatuh
Kendaraan Bergerak

Gergaji Rantai
Temperatur tinggi Tali temali pelindung
Cuaca ekstri (harness)
Baju/Rompi yang
terlihat dikegelapan
(high-visibility)
Baju pelindung khusus
Baju tahan panas
Baju untuk segala cuaca

Publikasi – Publikasi berikut ini memberikan masukan bagi PPE:


o Buklet dari HSE L25 ‘Personal Protective Equipment at Work’
o Buklet dari HSE HSG 53 ‘The Selection, Use and Maintenance of Respiratory
Protective Equipment’
o Buklet dari HSE L101 ‘Safe Working in Confined Spaced’.
2.3 Penggunaan Layar display dengan Aman
Peningkatan penggunaan computer, word processors, dan piranti display grafis
elektronik lainnya dalam pekerjaan memperluas bahaya terhadap kesehatan. Ketentuan
untuk mengurangi pengaruh-pengaruh bahaya ini tercantum dalam Health and safety
(Display screen equipment) regulations 1992. Regulasi – regulasi ini didukung oleh
buklet panduan HSE no. L 26 ‘Display screen equipment work’.
2.3.1 Mendefinisikan :
❖ Display screen equipment (DSE) sebagai sembarang layar alfanumerik atau
layar display grafis tanpa memeperhatikan peruntukan atau prosesnya dengan
kata lain definisi ini tidak hanya terbatas misalnya pada wordprocessors, tetapi
juga untuk desain komputer dan permesinan kendali komputer.
❖ ‘operator’ sebagai pengguna bagi dirinya sendiri
❖ ‘pengguna’ adalah setiap orang yang menggunakan DSE untuk bagian penting
dari pekerjaan hariannya.
❖ ‘work station’ adalah setiap piranti atau bagian darinya yang digunakan untuk
bekerja dengan DSE
2.3.2 Membutuhkan pelaksanaan penilaian resiko
2.3.3 Memerlukan tindakan pencegahan yang dijabarkan dalam buklet pandua
Tindakan pencegahan utama yang dirangkum dibawah ini.
Bahaya Tindakan pencegahan
Sikap tubuh - Memakai kursi yang dapat disetel sehingga kedudukan lengan
operator akan sejajar ketika menggunakan keyboard
· - Kursi harus memiliki sandaran yang dapat disetel
· - Tumpuan kaki berada pada ketinggian yang pas ketika setelan
kursinya telah sesuai
· - Posisi layar bias disetel sehingga operator dapat
memandangnya dalam kedudukan yang nyaman dan santai
· - Map dokumen harus diletakkan dalam kedudukan yang
sedemikian rupa sehingga kedudukan dokumen tidak
membutuhkan atau meminimalkan pergerakan kepala operator.

Waktu Batasi waktu bekerja dengan keyboard yang continu dan pastikan
bahwa ada istirahat pada selang waktu yang teratur. Waktu antara
break istirahat ditentukan oleh jenis pekerjaan namun tidak boleh
melebihi satu jam.
Penglihatan Pe - riksalah apakah operator memiliki penglihatan yang normal,
indikasi bahwa penglihatan terganggu adalah ketegangan pada
mata, pusing, penglihatan yang kabur
· - Jika tidak normal, operator memerlukan kacamata khusus dan
pemeriksaan mata harus dilakukan oleh dokter mata (majikan
menanggung biaya bingkai kacamata standar namun pekerja
harus membayar sendiri kelebihan biayanya jika menginginkan
bingkai tertentu).
· - Penerangan latar sebaiknya berupa hamburan cahaya biasa,
bukan titik lampu yang dapat menyilaukan layar.
· - Layar sebaiknya didudukkan atau disetel sedemikian rupa
untuk menghilangkan silau atau pantulan dari sumber cahaya
atau jendela.

kelelahan / Stres
M - Memberikan pelatihan penggunaan software
· - Software disesuaikan dengan tugas-tugas yang dikerjakan.
Software dengan desain buruk atau tidak sesuai dapat
menyebabkan stress
· - Bantuan teknis yang efektif diberikan dengan segera ketika
muncul masalah dalam penggunaan program.
Informasi -Bahaya yang berkaitan dengan workstation
- Tindakan pencegahan disediakan untuk menghindari bahaya

Pertimbangan juga perlu diberikan pada :


perlengkapan ❖ Layar harus memberikan gambar yang stabil, jika terjadi
ketidakstabilan, berkedip, berkelap-kelip, dan
sebagainya secara berkepanjangan, mintalah saran dari
pemasok
❖ Polaritas sebaiknya dapat disetel untuk memberikan
kenyamanan pada pengguna
❖ Polaritas positif = karakter gelap pada latar belakang
terang
❖ Polaritas negatif = karakter terang pada latar belakang
gelap
❖ Keyboard harus nyaman bagi pengguna atau pengguna
perlu dilatih untuk menggunakan keyboard tertentu
yang disediakan
❖ Meja kerja perlu memiliki luas bidang permukaan yang
cukup untuk meletakkan keyboard, alat-alat kerja, map
dokumen dan sebagainya.
❖ Permukaan meja kerja harus datar, halus dan mudah
dibersihkan
❖ Workstation sebaiknya lega dengan ruang bebas
dibawahnya untuk memudahkan kaki dan badan
bergerak bebas.
Lingkungan ❖ Kebisingan sebaiknya dijaga seminimum mungkin.
Perlengkapan penghasil bising (printer, dsb.) yang berada
didekatnya sebaiknya diletakkan didalam cabinet yang
kedap suara
❖ Tabir/bidang penyerap suara dapat membantu mengurangi
kebisingan dari perlengkapan lain
❖ Pelengkapan elektronik dapat membuat atmosfer menjadi
kering ; ventilasi atau sarana lain (tanaman) dapat
digunakan untuk menjaga kelembaban
❖ Radiasi seperti elektromagnetik, ionisasi dan frekuensi
radio yang dipancarkan oleh DSE sebaiknya dibawah level
standar nasional yang disarankan dan kurang dari level
harian
❖ Listrik statis yang menumpuk dapat menyebabkan iritasi
kulit pada beberapa orang. Menyeka layar dengan
menggunakan lap basah dapat mengurangi
penumpukannya.
Antar – muka o Para pengguna harus dilatih menggunakan software
dengan tertentu
o Software harus disesuaikan dengan tugas yang
pengguna dikerjakan
o Software harus dapat digunakan pada laju yang sesuai
dengan pengguna
o Sebaiknya ada petugas back-up yang efektif untuk
membantu memecahkan masalah yang tidak dapat
diselesaikan oleh pengguna.

BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah suatu program yang dibuat
pekerja maupun pengusaha sebagai upaya mencegah timbulnya kecelakaan akibat
kerja dan penyakit akibat kerja dengan cara mengenali hal yang berpotensi
menimbulkan kecelakaan dan penyakit akibat kerja serta tindakan antisipatif apabila
terjadi kecelakaan dan penyakit akibat kerja.
Tujuannya adalah untuk menciptakan tempat kerja yang aman ,sehat sehingga
dapat menekan serendah mungkin resiko kecelakaan dan penyakit.
sarana – sarana perlindungan kesehatan pekerja yaitu:
1. Pertolongan pertama pada Kecelakaan (P3K)
2. Alat Pelindung Diri (PEE)
3. Penggunaan Layar display dengan Aman
3.2 Saran
Dalam penyusunan makalah ini penulis menyadari bahwa masih jauh dari
kesempurnaanya dan adapun kelemahan-kelemahan dari penulis dalam penulisan
makalah ini, baik itu kurangnya fasilitas yang mendukung seperti buku-buku
referensi yang begitu terbatas dalam menjamin penyelesaian penulisan makalah ini
sehingga kritik dan saran yang bersifat konstruktif baik itu dari bapak dosen maupun
dari rekan-rekan mahasiswa/i sangatlah diharapkan untuk membantu prosses
penulisan lebih lanjut.

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai