Anda di halaman 1dari 21

PERATURAN MENTERI AGAMA TENTANGPENYELENGGARAAN PERJALANAN IBADAH

UMRAH NOMOR 8 TAHUN 2018

Pemenuhan Persyaratan
No Pasal No Uraian PJW
Pedoman / Prosedur / IK /
Rekaman

P1 1 KETENTUAN UMUM

Penyelenggaraan Perjalanan Ibadah


Umrah adalah rangkaian kegiatan
perjalanan Ibadah Umrah di luar musim
1 haji yang meliputi pembinaan, pelayanan, MR PM-02,Rev.00,01Nov.2018
dan perlindungan Jemaah, yang
dilaksanakan oleh pemerintah dan/atau
penyelenggara perjalanan ibadah umrah.

Penyelenggara Perjalanan Ibadah Umrah


yang selanjutnya disingkat PPIU adalah
2 biro perjalanan wisata yang telah MR PM-02,Rev.00,01Nov.2018
mendapat izin dari Menteri untuk
menyelenggarakan perjalanan Ibadah
Umrah.

Jemaah Umrah yang selanjutnya disebut


Jemaah adalah setiap orang yang
3 beragama Islam dan telah mendaftarkan MR PM-02,Rev.00,01Nov.2018
diri untuk menunaikan Ibadah Umrah
sesuai dengan persyaratan yang
ditetapkan.

Biaya Penyelenggaraan Ibadah Umrah


4 yang selanjutnya disingkat BPIU adalah
sejumlah dana MR PM-02,Rev.00,01Nov.2018

yang dibayarkan oleh Jemaah untuk


menunaikan perjalanan Ibadah Umrah.

BPIU Referensi adalah biaya rujukan


5 Penyelenggaraan Perjalanan Ibadah MR PM-02,Rev.00,01Nov.2018
Umrah yang ditetapkan oleh Menteri.

6 Asosiasi PPIU adalah perkumpulan yang


MR PM-02,Rev.00,01Nov.2018
mengoordinasikan PPIU.

7 Menteri adalah Menteri Agama MR PM-02,Rev.00,01Nov.2018


Republik Indonesia.

Direktur Jenderal adalah Direktur Jenderal


8 MR PM-02,Rev.00,01Nov.2018
Penyelenggaraan Haji dan Umrah.

1
Direktorat Jenderal adalah Direktorat
9 Jenderal Penyelenggaraan Haji dan MR PM-02,Rev.00,01Nov.2018
Umrah.

Kantor Wilayah adalah Kantor Wilayah


10 MR PM-02,Rev.00,01Nov.2018
Kementerian Agama Provinsi.

Kepala Kantor Wilayah adalah Kepala


11 Kantor Wilayah Kementerian Agama MR PM-02,Rev.00,01Nov.2018
Provinsi.

Penyelenggaraan Perjalanan Ibadah Kebijakan mutu, dok.no. PM-


- Umrah dilaksanakan berdasarkan prinsip 02,Rev.00,01Nov.2018, bab 2.0
2 2 TM
profesionalitas, transparansi,
- Sosialisasi mengenai paket
akuntabilitas, dan syariat. produk & persyaratan biaya.

Penyelenggaraan Perjalanan Ibadah


Umrah bertujuan memberikan pembinaan, Kebijakan mutu, dok.no.PM-
3 3 - pelayanan, dan perlindungan kepada 02,Rev.00,01Nov.2018,bab 2.0
Jemaah, sehingga Jemaah dapat TM
menunaikan - Kegiatan manasik
- Asuransi
ibadahnya sesuai dengan ketentuan - Traveling Knowledge
syariat.
PENYELENGGARA PERJALANAN IBADAH UMRAH
Penyelenggaraan Perjalanan Ibadah Umrah
1 dapat dilakukan oleh pemerintah dan/atau TM Difahami dan dimengerti.
PPIU.
4 4
Penyelenggaraan Perjalanan Ibadah Umrah oleh
2 pemerintah sebagaimana dimaksud pada ayat TM Difahami dan dimengerti.
(1), dilaksanakan oleh Menteri.

SK Sebagai Penyelenggara
Penyelenggaraan Perjalanan Ibadah Umrah
5 5 1 TM Perjalanan Ibadah Umrah
dilaksanakan oleh biro perjalanan wisata yang
KEMENAG D/206/2017,
memiliki izin operasional sebagai PPIU.
tanggal 6 April 2017.

Untuk memiliki izin operasional sebagai PPIU


2 sebagaimana dimaksud pada ayat (1), biro
perjalanan wisata harus memenuhi persyaratan :

Memiliki akta notaris pendirian perseroan


terbatas dan/atau perubahannya sebagai biro
a. perjalanan wisata yang memiliki salah satu TM Akta Notaris No. 40, tanggal 28
kegiatan usahanya di bidang Agustus 2017
keagamaan/perjalanan ibadah yang telah
mendapat pengesahan dari Kementerian
Hukum dan Hak Asasi Manusia ;

Pemilik saham, komisaris, dan direksi yang


b. tercantum dalam akta notaris perseroan TM Sesuai dengan Akta Notaris No.
terbatas merupakan warga negara Indonesia

2
yang beragama Islam ;
40, tanggal 28 Agustus 2017

Pemilik saham, komisaris, dan direksi tidak


c. pernah atau sedang dikenai sanksi atas TM Difahami dan dimengerti
pelanggaran Penyelenggaraan Perjalanan
Ibadah Umrah ;

Memiliki kantor pelayanan yang dibuktikan


dengan surat keterangan domisili perusahaan Surat keterangan domicile
d. dari pemerintah daerah dan melampirkan bukti TM perusahaan No. 09/DP/IV/2014,
kepemilikan atau sewa menyewa paling tanggal 07 April 2014
singkat 4 (empat) tahun yang dibuktikan
dengan pengesahan atau legalisasi dari
Notaris ;

Tanda daftar usaha parisiwisata


e Memiliki tanda daftar usaha pariwisata; TM No. 0009/TDUP-
HERR/VI/2018/DPMPTSP,
Bandung tanggal 8 Juni 2018

Telah beroperasi paling singkat 2 (dua)


Risalah hasil Raker, tanggal 19
f tahun sebagai biro perjalanan wisata yang TM
November 2018
dibuktikan dengan laporan kegiatan
usaha ;

Memiliki sertifikat usaha jasa perjalanan


g wisata dengan kategori biro perjalanan TM Proses tunggu sertifikat
wisata yang masih berlaku ;

Hasil Audit Sucofindo tanggal


Memiliki kemampuan teknis untuk
19-20 Februari 2019, telah
menyelenggarakan perjalanan Ibadah
h TM memberikan konklusi bahwa PT.
Umrah yang meliputi kemampuan sumber
Dago Wisata Internasional telah
daya manusia, manajemen, serta sarana
memenuhi semua persyaratan
dan prasarana;
Sertifikasi BPW

Memiliki laporan keuangan perusahaan 2


i (dua) tahun terakhir dan telah diaudit Mjr.
akuntan publik yang terdaftar di Dalam proses audit
Kementerian Keuangan dengan opini Keu
wajar tanpa pengecualian ;

Melampirkan surat keterangan fiskal dan NPWP 02.606.904.7-423.000


fotokopi nomor pokok wajib pajak atas Mjr.
j PT. Dago Wisata Internasional,
nama perusahaan dan pimpinan
perusahaan ; Keu Jl. Puter No. 7, Sadang Serang –
Coblong – Bandung
SK Sebagai Penyelenggara
Memiliki surat rekomendasi asli dari
k Perjalanan Ibadah Umrah
Kantor Wilayah dengan masa berlaku 3 SET
KEMENAG D/206/2017,
(tiga) bulan ; dan
tanggal 6 April 2017

3
Menyerahkan jaminan dalam bentuk
deposito/ bank garansi atas nama biro Jaminan Pelaksana (Bank
l perjalanan wisata yang diterbitkan oleh Mjr. Garansi) No.
bank syariah dan/atau bank umum MBG774025731413N, tanggal 5
Keu Agustus 2016
nasional yang memiliki layanan syariah
dengan masa berlaku 4 (empat) tahun

Izin operasional sebagaimana dimaksud SK Sebagai Penyelenggara


3 pada ayat (1), ditetapkan dengan TM Perjalanan Ibadah Umrah
Keputusan Menteri yang ditandatangani KEMENAG D/206/2017,
oleh Direktur Jenderal. tanggal 6 April 2017

Ketentuan lebih lanjut mengenai jaminan Jaminan Pelaksana (Bank


dalam bentuk deposito/bank garansi Mjr. Garansi) No.
4
ditetapkan dengan Keputusan Direktur MBG774025731413N, tanggal 5
Jenderal. Keu Agustus 2016

Rekomendasi sebagaimana dimaksud


SK Sebagai Penyelenggara
dalam Pasal 5 ayat (2) huruf k diberikan
6 6 1 SET Perjalanan Ibadah Umrah
setelah dilaksanakan verifikasi terhadap
KEMENAG D/206/2017,
dokumen persyaratan perizinan dan
tanggal 6 April 2017
peninjauan lapangan oleh Kantor Wilayah.

Peninjauan lapangan sebagaimana SK Sebagai Penyelenggara


2 dimaksud pada ayat (1) dilakukan SET Perjalanan Ibadah Umrah
bersama-sama dengan kantor kementerian KEMENAG D/206/2017,
agama kabupaten/kota. tanggal 6 April 2017

Ketentuan lebih lanjut mengenai SK Sebagai Penyelenggara


3 persyaratan rekomendasi oleh Kantor Perjalanan Ibadah Umrah
SET
Wilayah ditetapkan dengan Keputusan KEMENAG D/206/2017,
Direktur Jenderal. tanggal 6 April 2017

PPIU wajib melaporkan perubahan


susunan pemilik saham, direksi, dan Akta Notaris Ibu Irma
7 7 1 komisaris dan/atau tempat/domisili TM Rachmawati SH, No. 23, tanggal
perusahaan kepada Menteri melalui 14 Juli 2014
Direktur Jenderal paling lama 3 (tiga)
bulan setelah terjadi perubahan.

Dalam hal terjadi perubahan terhadap


Sesuai dengan Surat keterangan
direksi dan tempat/domisili perusahaan
2 SET domicili perusahaan No.
sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
09/DP/IV/2014, tanggal 07 April
Menteri menerbitkan perubahan keputusan
2014
izin operasional.

SK Sebagai Penyelenggara
Izin operasional sebagaimana dimaksud
3 SET Perjalanan Ibadah Umrah
pada ayat (2) tidak menghilangkan kinerja
KEMENAG D/206/2017,
perusahaan.
tanggal 6 April 2017

4
Surat Keterangan Domisili
Usaha (cabang) :
PPIU dapat membuka kantor cabang di
luar domisili perusahaan sebagaimana - Tasikmalaya :
8 8 1 SET - Garut Nomor : 536/2008/1383-
tercantum dalam keputusan tentang
penetapan perizinan PPIU. Ds/VIII/2018
- Kuningan
- Sukabumi
- Solo Nomor : 510/099
(perlu dilengkapi)

Pembukaan kantor cabang PPIU Surat Rekomendasi Kemenag


2 sebagaimana dimaksud pada ayat (1), SET untuk cabang Garut :
wajib memperoleh pengesahan dari B.617/Kk.12.05/HJ.00/09/2018
Kepala Kantor Wilayah.
Surat Rekomendasi Kemenag
untuk cabang Tasik :

Pimpinan PPIU wajib melaporkan


Surat pemberitahuan/laporan
3 pembukaan kantor cabang PPIU SET pembukaan cabang PPIU
sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
kepada Direktur Jenderal.
(perlu dilengkapi)

Perlu konfirmasi mengenai


Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara, Ketentuan lebih lanjut mengenai
4 persyaratan, dan pelaporan pembukaan tata cara, persyaratan, dan
SET pelaporan pembukaan kantor
kantor cabang ditetapkan dengan
Keputusan Direktur Jenderal. cabang ditetapkan dengan
Keputusan Direktur Jenderal

(perlu dilengkapi)

BIAYA PERJALANAN IBADAH UMRAH

PPIU menetapkan BPIU sesuai dengan


9 9 1 SET Struktur biaya BPIU (Quotation)
fasilitas dan pelayanan yang diberikan.

BPIU meliputi seluruh komponen biaya


yang diperlukan untuk pelaksanaan Struktur biaya BPIU (Quotation
2 TM
Penyelenggaraan Perjalanan Ibadah + Brosur)
Umrah.

PPIU dilarang memungut biaya lain Mematuhi peraturan PMA No.8


3 TM
sebagaimana dimaksud pada ayat (2). tahun 2018

Menteri menetapkan BPIU Referensi


Akan memantau dan mematuhi
10 10 1 secara berkala sebagai pedoman penetapan SET
ketetapan Menteri tentang BPIU
BPIU.
Contoh pelaporan BPIU dibawah
Dalam hal PPIU menetapkan BPIU di
referensi pada tanggal
2 bawah BPIU Referensi, PPIU wajib SET
melaporkan secara tertulis kepada Direktur
(perlu dilengkapi)
Jenderal.

5
DWI siap untuk memberikan
Dalam hal PPIU tidak melaporkan secara
SET penjelasan tentang pelaporan
3 tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat
BPIU di bawah BPIU referensi
(2), Direktur Jenderal meminta penjelasan.
secara tertulis

PENDAFTARAN DAN PEMBATALAN

11 11 1 Pendaftaran Jemaah dilakukan setiap hari. MKT YA

Pendaftaran Jemaah dilakukan oleh calon


Dalam proses pelaksanaan
jemaah yang bersangkutan pada PPIU
2 MKT pralihan penggunaan formulir
sesuai dengan format pendaftaran dan
pendaftaran yang ditetapkan oleh
perjanjian yang ditetapkan oleh Direktur
Direktur Jendral
Jenderal.

Isi perjanjian sebagaimana dimaksud pada


Perlu dikonfirmasi terlebih
3 ayat (2) paling sedikit memuat hak dan SET
dahulu ke Depag
kewajiban kedua belah pihak.

DWI patuh untuk melakukan


PPIU wajib menjelaskan isi perjanjian penjelasan kepada Jemaah
4 sebagaimana dimaksud pada ayat (2) MKT perihal isi yang tercantum pada
kepada calon jemaah sebelum formulir pendaftaran, contoh :
ditandatangani kedua belah pihak. Jemaah a/n ……………. (sudah
ada sosialisasi Jemaah)

PPIU wajib memberangkatkan Jemaah


DWI patuh melaksanakan PMA
5 paling lambat 6 (enam) bulan setelah TM
No.8 tahun 2018 Pasal 11 Ayat 5
pendaftaran.

PPIU wajib memberikan informasi DWI patuh melaksanakan PMA


6 mengenai paket umrah kepada calon MKT No. 8 tahun 2018 Pasal 11 Ayat
jemaah. 6

DWI patuh melaksanakan PMA


PPIU wajib melaporkan Jemaah yang
7 MKT No. 8 tahun 2018 Pasal 11 Ayat
telah terdaftar kepada Direktorat Jenderal
7, contoh : Rekap Data (Print
melalui sistem pelaporan elektronik.
Out) SIPATUH

PPIU wajib memberikan dokumen DWI patuh melaksanakan PMA


8 perjanjian kepada Jemaah segera setelah MKT No. 8 tahun 2018 Pasal 11 Ayat
ditandatangani kedua belah pihak. 8, contoh : form lampiran kedua

DWI patuh melaksanakan PMA


PPIU hanya menerima pelunasan BPIU
Mjr. No. 8 tahun 2018 Pasal 11 Ayat
9 paling lama 3 (tiga) bulan sebelum
9, contoh : Kwitansi Pembayaran
waktu/tanggal keberangkatan. Keu a/n ………..

Dalam hal Jemaah yang telah terdaftar


DWI patuh melaksanakan PMA
membatalkan keberangkatan, PPIU wajib Mjr.
10 No. 8 tahun 2018 Pasal 11 Ayat
mengembalikan BPIU setelah dikurangi
10, contoh : form canceling
biaya yang telah dikeluarkan sesuai Keu Jemaah a/n ………
dengan perjanjian yang telah disepakati.

6
Ketentuan lebih lanjut mengenai DWI patuh melaksanakan PMA
11 pendaftaran Jemaah ditetapkan dengan MKT No. 8 tahun 2018 Pasal 11 Ayat
Keputusan Direktur Jenderal. 11

PPIU dilarang memfasilitasi DWI patuh melaksanakan PMA


Mjr.
12 12 1 keberangkatan Jemaah menggunakan No. 8 tahun 2018 Pasal 11 Ayat
BPIU yang berasal dari dana talangan. Keu 12

PELAYANAN

PPIU wajib memberikan pelayanan: a. Mengacu kepada Buku


a. bimbingan ibadah umrah ; PJP Tuntunan Manasik Umrah-Haji
13 13 1 b. transportasi Jemaah ; PT. Dago Wisata, edisi cetakan
c. akomodasi dan konsumsi ; ke 3 tanggal 25 Juli 2018
d. kesehatan Jemaah ;
e. perlindungan Jemaah dan petugas b&c. Sesuai dengan persyaratan
umrah ; dan yang telah diinformasikan
kepada pelanggan/Jemaah
f. administrasi dan dokumentasi umrah. d&e. Asuransi ZURICH
f. Administrasi dan dokumentasi
persyaratan umrah (contoh :
passport, visa, tiket, itinerary,
manifest, roomlist)

14 14 Bagian Kesatu Bimbingan Ibadah Umrah

Bimbingan Jemaah sebagaimana


dimaksud dalam Pasal 13 huruf a, IK- PJP-005 tentang intruksi
1 diberikan oleh pembimbing ibadah PJP kerja pembimbing haji dan
sebelum keberangkatan, dalam perjalanan, umrah
dan selama di Arab Saudi.

Mengacu kepada Buku Tuntunan


Bimbingan Jemaah sebagaimana Manasik Umrah-Haji PT. Dago
2 dimaksud pada ayat (1), meliputi materi PJP Wisata, edisi cetakan ke 3
bimbingan manasik dan perjalanan umrah. tanggal 25 Juli 2018 dan
Travelling Knowledge

Bimbingan Jemaah sebelum Mengacu kepada Buku Tuntunan


3 keberangkatan sebagaimana dimaksud PJP Manasik Umrah-Haji PT. Dago
pada ayat (1) diberikan paling sedikit 1 Wisata, edisi cetakan ke 3
(satu) kali pertemuan. tanggal 25 Juli 2018

Bimbingan sebagaimana dimaksud pada


IK-PJP-001 tentang Penanganan
4 ayat (3) diberikan dalam bentuk teori dan PJP
Jamaah
praktik.

Pembimbing ibadah sebagaimana SK Dirut DWI untuk


5 dimaksud pada ayat (1), diangkat oleh MR pengangkatan Pembimbing.
pimpinan PPIU dan telah melaksanakan Contoh : Pengangkatan an. Dede
ibadah haji/umrah. Hidayat

7
DWI memberikan Buku
PPIU wajib memberikan buku paket atau
6 PJP Tuntunan Manasik Umrah-Haji
buku pedoman materi bimbingan manasik
PT. Dago Wisata, edisi cetakan
dan perjalanan umrah.
ke 3 tanggal 25 Juli 2018

Buku Tuntunan Manasik Umrah-


Materi bimbingan manasik dan perjalanan Haji PT. Dago Wisata, edisi
umrah sebagaimana dimaksud pada ayat cetakan ke 3 tanggal 25 Juli
7 (2), berpedoman pada bimbingan manasik PJP 2018 mengacu kepada Doa Doa
dan perjalanan haji dan umrah yang Manasik Ziarah dan Perjalanan
diterbitkan oleh Kementerian Agama. Haji Departemen Agama RI,
Jakarta 1990

15 15 Bagian Kedua Transportasi Jemaah


1 Pelayanan transportasi Jemaah PJP Sesuai dengan persyaratan yang
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 tertera di dalam brosur yang
huruf b dilakukan oleh PPIU meliputi ditawarkan kepada Jamaah.
pelayanan pemberangkatan ke dan dari Contohnya : mengacu kepada
Arab Saudi dan selama di Arab Saudi. brosur Umroh Hijrah Plus Oman
City Tour 10 Hari

Sesuai dengan persyaratan yang


Pemberangkatan ke dan dari Arab Saudi
tertera di dalam brosur yang
sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
2 PJP ditawarkan kepada Jamaah.
dilaksanakan oleh PPIU sesuai dengan
Contohnya : mengacu kepada
jadwal yang tertera dalam perjanjian yang
brosur Umroh Hijrah Plus Oman
telah disepakati dengan calon jemaah.
City Tour 10 Hari

Jadwal pemberangkatan ke dan dari Arab Kesesuain dari rencana


3 Saudi sebagaimana dimaksud pada ayat PJP pemberangkatan dengan tiket
(2) dibuktikan dengan tiket pesawat ke dan pesawat yang di jadwal kan ke
dari Arab Saudi. dan dari arab saudi

Kesesuain dari rencana


pemberangkatan dengan
Transportasi sebagaimana dimaksud pada menggunakan transportasi udara
ayat (1) meliputi transportasi udara dari yang telah di persyaratkan dalam
Indonesia ke Arab Saudi dan dari Arab PJP brosur, baik dari Indonesia ke
4
Saudi ke Indonesia, serta transportasi darat Arab Saudi dan dari Arab Saudi
atau udara selama di Arab Saudi. ke Indonesia, serta transportasi
darat atau udara selama di Arab
Saudi (contoh : MOU)

Transportasi udara dari Indonesia ke Arab


Saudi dan dari Arab Saudi ke Indonesia DWI patuh terhadap PMA No. 8
sebagaimana dimaksud pada ayat (4) tahun 2018 Pasal 15 Ayat 5,
paling banyak 1 (satu) kali transit dengan PJP
5 DWI telah menyepakati MOU
menggunakan penerbangan langsung atau dengan 2 maskapai. (contoh :
paling banyak 1 (satu) kali transit dengan No. MOU al buroq & tiara tour)
paling banyak 2 (dua) maskapai
penerbangan.

8
Jemaah DWI telah ditempatkan
PPIU wajib menyediakan tempat yang pada tempat yang layak dan
6 layak dan nyaman bagi Jemaah selama PJP nyaman bagi Jemaah selama
berada di bandara. berada di bandara (lounge
umrah)

DWI patuh dengan ketentuan


PPIU wajib memfasilitasi Jemaah yang perundangan PMA No. 8 tahun
7 mengalami keterlambatan penerbangan PJP 2018 Pasal 15 Ayat 7 dan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang
perundang-undangan. berlaku umum mengenai
keterlambatan penerbangan.

Transportasi darat selama di Arab Saudi


Land arrangement mematuhi
8 sebagaimana dimaksud pada ayat (4) PJP persyaratan DWI sesuai dengan
wajib menggunakan kendaraan yang layak
MOU kontrak yang berlangsung
dan nyaman.

Transportasi darat selama di Arab Saudi


Land arrangement mematuhi
9 sebagaimana dimaksud pada ayat (8) harus PJP persyaratan DWI sesuai dengan
memenuhi standar kelayakan dan
MOU kontrak yang berlangsung
kenyamanan:

Land arrangement mematuhi


a usia bus paling lama 5 (lima) tahun; persyaratan DWI sesuai dengan
MOU kontrak yang berlangsung

Land arrangement mematuhi


kapasitas bus paling banyak 50 (lima
b persyaratan DWI sesuai dengan
puluh) seat/bus; dan
MOU kontrak yang berlangsung

memiliki air condition, sabuk pengaman,


tombol manual darurat pembuka pintu,
alat pemecah kaca, alat pemadam
kebakaran, bagasi yang terletak di bawah, Land arrangement mematuhi
c ban cadangan atau ban anti bocor, kotak persyaratan DWI sesuai dengan
pertolongan pertama pada kecelakaan MOU kontrak yang berlangsung
lengkap dengan obat-obatan, pengeras
suara, toilet, dan kulkas seluruhnya dalam
kondisi baik dan berfungsi.

PPIU wajib menyediakan sarana


Land arrangement mematuhi
10 transportasi bagi Jemaah yang aman,
persyaratan DWI sesuai dengan
layak, dan nyaman sesuai dengan
MOU kontrak yang berlangsung
perjanjian yang disepakati.

16 16 Bagian Ketiga Akomodasi dan Konsumsi

Land arrangement mematuhi


Pelayanan akomodasi dan konsumsi persyaratan kontrak yang di
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ajukan oleh DWI tentang
1 huruf c wajib dilakukan oleh PPIU selama PJP pelayanan akomodasi dan
Jemaah berada di Arab Saudi. konsumsi yang memadai dan
sesuai dengan brosur yang di

9
tawarkan kepada konsumen

DWI mematuhi PMA No. 8


Dalam hal Jemaah harus menginap tahun 2018 Pasal 16 Ayat 2
2 sebelum keberangkatan ke Arab Saudi, PJP tentang penyediaan penginapan
PPIU wajib menyediakan akomodasi. bagi Jemaah sebelum
keberangkatan ke arab saudi

Pelayanan akomodasi sebagaimana


dimaksud pada ayat (1), wajib dilakukan
oleh PPIU dengan menempatkan Jemaah DWI mematuhi PMA No. 8
3 paling jauh 1.000 (seribu) meter dari PJP tahun 2018 Pasal 16 Ayat 3
Masjidil Haram di Makkah dan di dalam tentang pelayanan akomodasi
wilayah Markaziyah di Madinah pada
hotel paling rendah bintang 3 (tiga).

4 Dalam hal Jemaah ditempatkan lebih dari PJP DWI mematuhi PMA No. 8
1.000 (seribu) meter dari Masjidil Haram tahun 2018 Pasal 16 Ayat 4
di Makkah, PPIU wajib menyediakan tentang penyediaan transportasi
transportasi selama 24 (dua puluh empat) local jika Jemaah ditempatkan
jam lebih dari 1000 meter

Akomodasi sebagaimana dimaksud pada DWI mematuhi PMA No. 8


5 ayat (1) dalam setiap kamar diisi paling PJP tahun 2018 Pasal 16 Ayat 5
banyak 4 (empat) orang.
(contoh roomlist)

Pelayanan konsumsi sebagaimana


dimaksud pada ayat (1), diberikan oleh DWI mematuhi PMA No. 8
6 PJP
PPIU sebelum berangkat, dalam tahun 2018 Pasal 16 Ayat 6
perjalanan, dan selama di Arab Saudi.

Konsumsi selama di Arab Saudi


7 sebagaimana dimaksud pada ayat (6)
wajib memenuhi persyaratan:

DWI mematuhi dan akan


pelayanan dengan sistem penyajian secara PJP
a melaksanakan PMA No. 8 tahun
prasmanan sebanyak 3 (tiga) kali sehari;
2018 Pasal 16 Ayat 7

DWI mematuhi dan akan


PJP
beberapa pilihan menu, termasuk menu melaksanakan mematuhi PMA
b
Indonesia; dan No. 8 tahun 2018 Pasal 16 Ayat
7

segala bentuk konsumsi yang disajikan DWI mematuhi dan akan


c harus memenuhi standar higienitas dan PJP melaksanakan PMA No. 8 tahun
kesehatan. 2018 Pasal 16 Ayat 7

DWI mematuhi dan akan


Konsumsi sebelum, dalam perjalanan, atau
8 PJP melaksanakan PMA No. 8 tahun
di bandara diberikan dalam kemasan boks.
2018 Pasal 16 Ayat 7

17 17 Bagian Keempat Kesehatan Jemaah

10
PPIU wajib memberikan pembinaan,
pelayanan, dan perlindungan kesehatan
1 bagi Jemaah sebelum pemberangkatan ke PJP Asuransi ZURICH (no MOU)
dan dari Arab Saudi dan selama di Arab
Saudi.

Pelayanan kesehatan sebagaimana


2 dimaksud pada ayat (1) paling sedikit
meliputi :

Sub Kon atau insurance dan


pembimbing yang merangkap
a penyediaan petugas kesehatan ; PJP sebagai petugas kesehatan
(surat tugas)

b penyediaan obat-obatan sesuai dengan PJP DWI patuh untuk menyediakan


ketentuan peraturan perundang-undangan ; obat-obatan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-
undangan
PERMENAKERTRANS NO.
PER.15 MEN VIII 2008
TENTANG PERTOLONGAN
PERTAMA PADA
KECELAKAAN DI TEMPAT
KERJA.

pemeriksaan kondisi kesehatan awal


c PJP Kewajiban vaksin meningitis
Jemaah sebelum keberangkatan ;

pengurusan bagi Jemaah yang sakit selama


d PJP Asuransi ZURICH (MOU)
di perjalanan dan di Arab Saudi ;

pengurusan Jemaah yang meninggal dunia


e PJP Asuransi ZURICH (MOU)
; dan

DWI akan mematuhi dan


bimbingan kesehatan Jemaah diberikan
f melaksanakan PMA No. 8 tahun
sebelum pemberangkatan ke dan dari Arab PJP
2018 Pasal 17 Ayat 2 Item F
Saudi dan selama di Arab Saudi.

PPIU wajib memastikan Jemaah telah


DWI akan mematuhi dan
3 mendapatkan vaksinasi meningitis sesuai PJP melaksanakan PMA No. 8 tahun
dengan ketentuan peraturan perundang-
2018 Pasal 17 Ayat 3
undangan.

PPIU bertanggung jawab terhadap


18 18 1 perawatan dan pemulangan jemaah yang PJP Asuransi ZURICH (MOU)
dirawat inap di Arab Saudi dan negara
transit

DWI akan mematuhi dan


Setiap Jemaah wajib melakukan vaksinasi
19 19 1 PJP melaksanakan PMA No. 8 tahun
meningitis.
2018 Pasal 19 Ayat 1

11
Vaksinasi meningitis sebagaimana DWI akan mematuhi dan
2 dimaksud pada ayat (1), menjadi tanggung PJP melaksanakan PMA No. 8 tahun
jawab Jemaah secara individu. 2018 Pasal 19 Ayat 2

Pelayanan perlindungan Jemaah dan


20 20 1 petugas umrah sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 13 huruf e wajib dilakukan
oleh PPIU, meliputi:

DWI patuh pada PMA No. 8


a asuransi jiwa, kesehatan, dan kecelakaan; PJP tahun 2018 Pasal 20 Ayat 2
ITEM A

pengurusan dokumen Jemaah yang hilang


b PJP Asuransi ZURICH (MOU)
selama perjalanan ibadah ; dan

pengurusan Jemaah yang terpisah dan/atau Pengendaliannya sesuai dengan


c hilang selama dalam perjalanan dan di PJP Daftar Kontijensi Rencana
Arab Saudi. Tindakan No. Dok DI-14

Besaran pertanggungan asuransi/nilai


2 manfaat sebagaimana dimaksud pada ayat PJP Asuransi ZURICH (MOU)
(1) huruf a sesuai dengan ketentuan dalam
asuransi perjalanan.

PPIU wajib menyediakan paling sedikit 1 DWI akan mematuhi dan


21 21 1 (satu) petugas untuk mendampingi PJP melaksanakan PMA No. 8 tahun
jemaah. 2018 Pasal 21 Ayat 1

DWI akan mematuhi dan


Petugas sebagaimana dimaksud pada ayat
2 PJP melaksanakan pada PMA No. 8
(1) tidak dapat dirangkap oleh Jemaah.
tahun 2018 Pasal 21 Ayat 2

Dalam hal jemaah berjumlah lebih dari 90


DWI patuh pada PMA No. 8
3 (sembilan puluh) orang, PPIU wajib PJP tahun 2018 Pasal 21 Ayat 3
menyediakan 1 (satu) orang tenaga
(surat tugas terlampir)
kesehatan.

PPIU wajib menyediakan kartu tanda


pengenal yang memuat paling sedikit
nama Jemaah, nomor paspor, nama PPIU, Sesuai dengan ketentuan
22 22 1 PJP
penanggung jawab dan nomor kontak di SIPATUH
Arab Saudi, nama muassasah, nama dan
alamat hotel.

PPIU wajib mendaftarkan 1 (satu) orang DWI patuh kepada PMA No. 8
2 perwakilan resmi PPIU di Arab Saudi PJP tahun 2018 Pasal 22 Ayat 2 dan
kepada teknis urusan haji pada Konsulat menyediakan perwakilan resmi
Jenderal Republik Indonesia di Jeddah. DWI di arab Saudi

23 23 Bagian Keenam Administrasi dan Dokumentasi Umrah


1
Pelayanan administrasi dan dokumen
umrah sebagaimana dimaksud dalam Pasal

12
13 huruf f meliputi:

pengurusan dokumen perjalanan umrah


a PJP Sub kon ke provider visa (MOU)
dan visa bagi Jemaah;

Akan di urus oleh Land


pengurusan dokumen jemaah sakit,
b PJP arrangement sesuai dengan
meninggal, dan ghaib/hilang ; dan
MOU (Nomor MOU)

DWI akan mematuhi dan


pengurusan dokumen lain yang dianggap
c PJP melaksanakan PMA No. 8 Pasal
perlu.
23 Ayat 1 Item C

DWI akan mematuhi dan


Masa tinggal Jemaah di Arab Saudi sesuai
24 24 1 PJP melaksanakan PMA No. 8 Pasal
dengan masa berlaku visa.
24 Ayat 1

PPIU wajib memastikan masa tinggal DWI akan mematuhi dan


2 Jemaah di Arab Saudi sesuai dengan masa PJP melaksanakan PMA No. 8 Pasal
berlaku visa. 24 Ayat 2

PPIU dilarang menelantarkan jemaah DWI akan mematuhi dan


25 25 a umrah yang mengakibatkan jemaah umrah PJP melaksanakan PMA No. 8 Pasal
: 25 Item A

Mengacu ke perjanjian
b gagal berangkat ke Arab Saudi ; PJP
pelanggan

melanggar masa berlaku visa ; atau

Jemaah wajib melapor ke pihak


c terancam keamanan dan keselamatannya PJP
berwajib setempat

PPIU wajib melaporkan Penyelenggaraan


Perjalanan Ibadah Umrah kepada Direktur
26 26 1 Jenderal yang meliputi rencana perjalanan
umrah, pemberangkatan, pemulangan, dan
permasalahan khusus.

DWI akan mematuhi dan


Laporan Penyelenggaraan Perjalanan
2 melaksanakan PMA No. 8 Pasal
Ibadah Umrah sebagaimana dimaksud PJP 26 Ayat 2 tentang Pelaporan
pada ayat (1) dilakukan melalui sistem
Elektronik melalui system
pelaporan elektronik.
SIPATUH

Laporan rencana perjalanan umrah DWI akan mematuhi dan


sebagaimana dimaksud pada ayat (1) melaksanakan PMA No. 8 Pasal
3 dilakukan paling lambat 1x24 (satu kali PJP 26 Ayat 3 tentang Pelaporan
dua puluh empat) jam sebelum Jemaah Elektronik melalui system
berangkat dari tanah air. SIPATUH

Laporan pemberangkatan sebagaimana DWI akan mematuhi dan


dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling melaksanakan PMA No. 8 Pasal
4 lambat 1x24 (satu kali dua puluh empat) PJP 26 Ayat 4 tentang Pelaporan

13
jam setelah Jemaah berangkat dari bandara Elektronik melalui system
pemberangkatan International. SIPATUH

DWI akan mematuhi dan


Laporan kepulangan sebagaimana
5 melaksanakan PMA No. 8 Pasal
dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling PJP 26 Ayat 5 tentang Pelaporan
lambat 1x24 (satu kali dua puluh empat)
Elektronik melalui system
jam setelah jemaah tiba di tanah air.
SIPATUH

PENYELENGGARA PERJALANAN IBADAH UMRAH SEBAGAI PROVIDER VISA

PPIU dapat mengajukan permohonan


27 27 1 pengesahan kontrak sebagai syarat
menjadi provider visa.

Permohonan sebagaimana dimaksud pada


2 ayat (1) diajukan secara tertulis kepada
Direktur Jenderal dengan melampirkan :

a keputusan izin operasional sebagai PPIU ;

kontrak kerja sama dengan perusahaan


b
pelayanan umrah di Arab Saudi ;

sertifikat International Air Transport


c
Association

bank garansi atas nama PPIU yang


diterbitkan oleh bank syariah dan/atau
d bank umum nasional yang memiliki
layanan syariah dengan masa berlaku
selama 1 (satu) tahun ;

laporan keuangan yang telah diaudit


e akuntan publik yang terdaftar di
Kementerian Keuangan dengan opini
wajar tanpa pengecualian ; dan

pernyataan komitmen menaati ketentuan


f peraturan perundang-undangan yang
dibuktikan dengan surat pernyataan/pakta
integritas

Provider visa sebagaimana dimaksud pada


3
ayat (1), wajib :

menaati ketentuan peraturan perundang-


a undangan yang dikeluarkan oleh
Pemerintah Indonesia dan Pemerintah
Arab Saudi ;

memastikan pelayanan administrasi


b akomodasi, konsumsi, dan transportasi di

14
Arab Saudi ;
c
memastikan pengurusan visa Jemaah
hanya kepada PPIU;
d
memastikan pengurusan Jemaah yang
meninggal dan/atau mengalami sakit dan
dirawat di Arab Saudi dan/atau di negara
transit, dan sampai kembali ke tanah air;
e
memastikan tiket Jemaah ke dan dari Arab
Saudi; dan
f
memastikan asuransi perjalanan Jemaah;
dan
g
melaporkan pengurusan visa kepada
Direktur Jenderal paling lama 10 (sepuluh)
hari sejak visa diterbitkan.
4
Ketentuan lebih lanjut mengenai bank
garansi sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) huruf d ditetapkan dengan Keputusan
Direktur Jenderal.
28 28 1
Dalam hal provider visa tidak memenuhi
ketentuan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 27 ayat (3) huruf e yang berakibat
Jemaah terlantar, provider visa wajib
menanggung seluruh biaya yang timbul
sebagai akibat keterlantaran Jemaah.

PENANGANAN PENGADUAN JEMAAH

Jemaah dapat mengadukan pelaksanaan


Penyelenggaraan Perjalanan Ibadah
29 29 1 Umrah kepada perwakilan pemerintah
Republik Indonesia di luar negeri, PPIU,
dan/atau Kementerian Agama.

Untuk menerima pengaduan sebagaimana


30 30 1
dimaksud dalam Pasal 29, PPIU wajib :

menyediakan sarana penyampaian


a
pengaduan Jemaah ;

memiliki mekanisme penanganan


b
pengaduan Jemaah ; dan

membuat berita acara penanganan


c
pengaduan Jemaah.

15
Pengaduan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 29 dapat disampaikan kepada
31 31 1 Direktorat Jenderal, Kantor Wilayah,
Kantor Kementerian Agama
Kabupaten/Kota.

PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN

Pengawasan dilakukan oleh Direktur


32 32 1
Jenderal.

Dalam melaksanakan Pengawasan


sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
Direktur Jenderal dibantu oleh Kepala
2 Kantor Wilayah, kepala kantor
kementerian agama kabupaten/kota, dan
staf teknis haji pada Konsulat Jenderal
Republik Indonesia di Jeddah

Pengawasan sebagaimana dimaksud pada


3
ayat (1), meliputi pengawasan terhadap:

a Pendaftaran ;

b pengelolaan keuangan ;

c rencana perjalanan ;

d kegiatan operasional pelayanan Jemaah ;

e pengurusan dan penggunaan visa ;

indikasi penyimpangan dan/atau kasus


f
tertentu ; dan

ketaatan terhadap ketentuan peraturan


g
perundang-undangan.

Dalam hal Kepala Kantor Wilayah, kepala


kantor kementerian agama kabupaten/kota,
4 dan staf teknis haji pada Konsulat Jenderal
Republik Indonesia di Jeddah melakukan
pengawasan sendiri, hasil pengawasan
dilaporkan kepada Direktur Jenderal.

Pengawasan sebagaimana dimaksud pada


5 ayat (2), dapat bekerja sama dengan
instansi pemerintah/lembaga terkait.

33 33 1

a terprogram dan berkala;

16
b sewaktu-waktu sesuai dengan kebutuhan;
dan/atau

c terpadu dengan instansi


pemerintah/lembaga terkait.

Pengendalian dilakukan oleh Direktur


Jenderal terhadap operasional
34 34 1 Penyelenggaraan Perjalanan Ibadah
Umrah di tanah air, negara transit, dan
Arab Saudi.

Pengendalian dapat dilakukan dalam


2 bentuk moratorium perizinan dan/atau
dalam bentuk lainnya.

Moratorium sebagaimana dimaksud pada


3 ayat (2) ditetapkan oleh Direktur Jenderal
atas nama Menteri.

Pengawasan dan pengendalian dilakukan


35 35 1 berdasarkan standar pelayanan minimal
Penyelenggaraan Perjalanan Ibadah
Umrah.

Ketentuan lebih lanjut mengenai


2 pengawasan dan pengendalian ditetapkan
dengan Keputusan Direktur Jenderal.

PEMBINAAN
36 36 1 Pembinaan Penyelenggaraan Perjalanan
Ibadah Umrah dilakukan oleh Direktur
Jenderal.
2 Dalam melaksanakan pembinaan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
Direktur Jenderal dibantu oleh Kepala
Kantor Wilayah, kepala kantor
kementerian agama kabupaten/kota
3 Dalam hal diperlukan, Direktur Jenderal
dapat bekerja sama dengan Asosiasi PPIU
dalam melakukan pembinaan terhadap
PPIU sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan
4 Ketentuan lebih lanjut mengenai
pembinaan ditetapkan dengan Keputusan
Direktur Jenderal.
AKREDITASI
37 37 1 Setiap PPIU wajib diakreditasi.
2 Akreditasi sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dilakukan oleh lembaga yang
ditunjuk oleh Direktur Jenderal.
3 Akreditasi PPIU dilakukan setiap 3 (tiga)
tahun.

17
38 38 1 Biro Perjalanan Wisata yang telah
ditetapkan sebagai PPIU dinyatakan
memeroleh akreditasi C.
39 39 1 Akreditasi dipergunakan sebagai bahan
penilaian terhadap kelayakan dan kualitas
pelayanan yang diberikan oleh PPIU.
2 Kualitas pelayanan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) ditetapkan dengan peringkat
A (Sangat Baik), B (Baik), C (Cukup), dan
D (Kurang).
3 Dalam hal peringkat kualitas pelayanan
sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
mendapatkan peringkat D (Kurang), izin
operasional PPIU dicabut.
40 40 1 Ketentuan lebih lanjut mengenai akreditasi
ditetapkan dengan Keputusan Direktur
Jenderal.
TATA CARA PENGENAAN SANKSI ADMINISTRATIF
41 41 1 PPIU yang melanggar ketentuan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat
(1), Pasal 8 ayat (2) dan ayat (3), Pasal 10
ayat (2), Pasal 11 ayat (2), ayat (4), ayat
(5), ayat (6), ayat (7), ayat (8), dan/atau
ayat (9), Pasal 12, Pasal 14 ayat (3), ayat
(5) dan ayat (6), Pasal 15, Pasal 16, Pasal
17, Pasal 18, Pasal 20, Pasal 21, Pasal 22,
Pasal 23, dan Pasal 26 dikenakan sanksi
peringatan tertulis.
2 PPIU yang melakukan pengulangan
pelanggaran sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dikenakan sanksi pembekuan izin
penyelenggaraan paling lama 2 (dua)
tahun
3 PPIU yang melanggar ketentuan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24
dan Pasal 25 dikenakan sanksi pencabutan
izin penyelenggaraan.
4 Dalam hal PPIU meminjamkan legalitas
perizinan umrah kepada pihak lain untuk
menyelenggarakan perjalanan ibadah
umrah, dikenakan sanksi pencabutan izin
penyelenggaraan.
5 Provider visa yang melanggar ketentuan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27
ayat (3) dikenakan sanksi, tidak dapat
diberikan pengesahan kontrak sebagai
syarat menjadi provider visa untuk paling
lama 2 (dua) kali musim umrah
6 Apabila izin operasional sebagai biro
perjalanan wisata dicabut oleh Menteri
yang menyelenggarakan urusan di bidang
pariwisata, Gubernur, Bupati/Wali Kota,
izin penyelenggaraan umrah dicabut.

18
7 Dalam hal dikenakan sanksi pembekuan
atau pencabutan, PPIU wajib
mengembalikan BPIU kepada Jemaah
42 42 1 Pengenaan sanksi sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 41 ayat (1) sampai dengan
ayat (6), dilakukan berdasarkan pengaduan
masyarakat, hasil akreditasi, dan/atau hasil
pengawasan terhadap PPIU yang
disampaikan kepada Direktur Jenderal.
2 Pengaduan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), disampaikan secara tertulis
dengan melampirkan identitas diri pelapor
dan bukti pelanggaran.
43 43 1 Direktur Jenderal melakukan klarifikasi
terhadap pelapor, jemaah, pemilik izin
PPIU dan/atau pihak terkait lainnya yang
dilaporkan telah melakukan pelanggaran
terhadap Penyelenggaraan Perjalanan
Ibadah Umrah sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
2 Dalam hal diperlukan Direktur Jenderal
dapat menugaskan Kepala Kantor Wilayah
untuk melakukan klarifikasi sebagaimana
dimaksud pada ayat (1).
3 Hasil klarifikasi oleh Kepala Kantor
Wilayah sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) disampaikan kepada Direktur Jenderal
sebagai dasar pengenaan sanksi
administratif terhadap pelanggaran yang
telah dilakukan oleh PPIU.
44 44 1 Dalam hal diperlukan, Direktur Jenderal
membentuk tim untuk menelaah hasil
klarifikasi.
2 Tim sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
dapat melakukan pemanggilan terhadap
pelapor, jemaah, PPIU, dan/atau pihak
terkait lainnya untuk melengkapi
penelaahan terhadap laporan terjadinya
pelanggaran dalam penyelenggaraan
perjalanan ibadah umrah.
3 Hasil telaahan tim sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), disampaikan kepada
Direktur Jenderal sebagai dasar pengenaan
sanksi administratif terhadap pelanggaran
yang telah dilakukan oleh PPIU.
45 45 1 Direktur Jenderal atas nama Menteri
menetapkan sanksi administrasi terhadap
pemegang izin PPIU yang terbukti
melanggar ketentuan peraturan perundang-
undangan
2 Direktur Jenderal atas nama Menteri
menetapkan pemegang saham, komisaris,
dan direksi yang pernah atau sedang
mendapat sanksi atas pelanggaran

19
Penyelenggaraan Perjalanan Ibadah
Umrah.
46 46 1 Penetapan sanksi administrasi
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 45
disampaikan kepada pimpinan PPIU dan
ditembuskan kepada Kepala Kantor
Wilayah.
47 47 1 Direktur Jenderal mengumumkan PPIU
yang dikenakan sanksi administratif di
media massa.
KETENTUAN PERALIHAN
48 48 1 Pada saat Peraturan Menteri ini mulai
berlaku:
a PPIU yang telah memiliki izin operasional
sebelum berlakunya Peraturan Menteri ini,
dinyatakan masih tetap berlaku sampai
dilakukan akreditasi;
b pelaksanaan akreditasi sebagaimana
dimaksud dalam huruf a dilakukan
sebelum izin operasional berakhir; dan
c dalam hal PPIU telah memiliki
persyaratan minimal hasil akreditasi C,
diterbitkan Keputusan sesuai dengan
ketentuan Peraturan Menteri ini
2 Dalam hal Direktur Jenderal belum
menunjuk lembaga akreditasi PPIU,
akreditasi dilaksanakan oleh Direktur
Jenderal.
3 Paling lama 2 (dua) tahun sejak
diundangkannya Peraturan Menteri ini,
Direktur Jenderal menunjuk lembaga
akreditasi PPIU.
4 Paling lama 1 (satu) tahun sejak
diundangkannya Peraturan Menteri ini,
PPIU wajib memiliki sertifikat usaha jasa
perjalanan wisata dengan kategori biro
perjalanan wisata.
5 Dalam hal PPIU tidak memenuhi
ketentuan sebagaimana dimaksud pada
ayat (4), izin operasional sebagai PPIU,
dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
KETENTUAN PENUTUP
49 49 1 Pada saat Peraturan Menteri ini mulai
berlaku, Peraturan Menteri Agama Nomor
18 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan
Perjalanan Ibadah Umrah (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor
366), dicabut dan dinyatakan tidak berlaku
50 50 1 Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada
tanggal diundangkan.

Bandung, 22 Februari 2019


PT Dago Wisata Internasional
Direktur Utama,
20
21

Anda mungkin juga menyukai