(Elektronika Lanjut)
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan
penulis setalah pulang ke tanah air sehingga buku ini memerlukan waktu 5
Buku ini disusun dengan mengambil materi dari buku-buku karya penulis
• Bab 1 menjelaskan dari cara kerja CMOS secara global, proses desain
IC, Bagimana cara memproduksi Chips, serta perangkat lunak yang di-
Misi dari penerbitan buku ini adalah untuk digunakan mahasiswa, dosen
dan pembaca yang tertarik pada peminatan elektronika devais dan desain
elektronika. Mengingat saat ini buku jenis ini sangat jarang ditulis oleh
Tiada gading yang tak retak, kami masih menyadari bahwa buku ini
masih jauh dari sempurna, saran dan kritik yang sangat membangun sangat
kami harapkan.
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar i
Daftar Gambar ix
DAFTAR GAMBAR ix
1 Pendahuluan 1
1.3 Produksi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 6
2 Well 15
2.1 Substrat . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 15
3 MOSFET 29
3.1.1 Akumulasi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 29
3.1.2 Parasitik . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 32
3.1.4 Ringkasan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 34
5 Model Digital 57
6.1 Inverter . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 65
6.1.1 Karakteristik DC . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 66
6.3.2.2 Ex-OR . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 83
6.3.3 Flip-flops . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 85
Output . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 118
Lampiran 133
1.11 Layout ADC pipeline yang siap dikirim untuk dibuat prototipe 12
2.11 layout . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 27
2.12 cross-sectional . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 27
7.8 Penguatan Mode Terbuka (AoL) dan Phase Margin (PM) . . 104
8.18 (a) Kurva Code Vs INL dan (b) Kurva Code vs DNL. . . . . . 129
Pendahuluan
dikenal dengan nama MOS (Metal Oxyde Semiconductor). Setiap MOS ter-
diri dari Source, Gate dan Drain. Struktur ini bisa dilihat pada gambar
1.1. Untuk MOS tipe-P, source akan terhubung dengan sumber tegangan
positip atau Vcc dan drain akan terhubung dengan sumber tegangan 0 V
atau ground. Sedangkan untuk MOS tipe-N, source akan terhubung dengan
sumber tegangan 0 V dan drain terhubung dengan sumber tegangan positip
atau Vcc. Gate berfungsi sebagai pengendali aliran tegangan atau dengan
kata lain sebagai pengendali switch.
Untuk susunan MOS yang digunakan pada teknologi AMS 0.35 µm adalah
tampak seperti pada gambar 1.2. Terlihat bahwa susunan MOS mempunyai
2 Pendahuluan
4 metal, yaitu metal 1, metal 2, metal 3 dan metal 4 dan 2 polysilicon (poly),
rangkaian inverter, sebab rangkaian inverter terdiri dari dua transistor yaitu
satu jenis P dan satu jenis N. Ini sama persis dengan kondisi jaringan yang
tampak pada gambar 1.3. Setiap transistor bekerja seperti switch, dimana
pola kerjanya akan berada dalam kondisi tertutup atau terbuka. Pada gam-
bar 1.4, jika input rangkaian diberi nilai 0, maka transistor tipe N dalam
kondisi terbuka dan transitor tipe P dalam kondisi tertutup sehingga tegan-
gan VDD akan melewati transistor tipe P tersebut sehingga nilai output
adalah 1. Begitu juga sebaliknya jika input diberi nilai 1, maka transistor
tipe P dalam kondisi terbuka dan transistor tipe N dalam kondisi tertutup
sehingga tegangan dari ground akan lewat transistor tipe N, sehingga output
rangkaian bernilai 0.
4 Pendahuluan
rangkaian, mengirim untuk di produksi dan ditest. Alur diagram dari proses
ini bisa dilihat pada gambar 1.5. Perincian rangkaian jarang ditetapkan se-
cara baku; mereka dapat berubah sesuai kebutuhan. Mereka dapat memilih
antara biaya dan kemampuan CHIPs, perubahan terhadap nilai jual chip
atau perubahan sesuai keinginan pelanggan. Hampir semua kasus, sebagian
besar berubah setelah chip sampai taraf produksi dan itu tidak mungkin
dirubah. Jadi dalam pendesainan chip banyak melibatkan parameter baik
parameter teknis maupun parameter non teknis dan komersial.
1.3 Produksi
tiap wafer berisi masing-masing individual chip atau koin, seperti terlihat
pada gambar 1.6. Untuk produksi yang dimaksud setiap koin pada wafer
Gambar 1.6: Rangkaian CMOS terintegrasi yang diproduksi dan dalam ben-
tuk wafer silicon
File hasil desain dari CAD layout, mempunyai jenis file yang beragam ter-
gantung perangkat lunak apa yang dipakai, misal dalam LASI mempunyai
format TLC, kemudian kalau file tersebut akan dikirim ke pabrik pembuat
IC, maka format file harus dirubah dalam format GDSII atau GDS saja. Ji-
ka file desain dalam format GDS maka bisa segera dikirim lewat internet ke
Saat ini pabrik atau lab pembuat ic, diantaranya MOSIS, yang berada
Desain IC yang sangat kompleks dapat dibuat dari objek sederhana yang
dikenal dengan sebutan cell. Sebuah cell bisa berupa sebuah gerbang logi-
ka, atau sebuah transistor atau sebuah penguat operasional (OP-AMP) dan
dalam membuat cell. Kita lihat pada gambar 1.7, tampak menu utama, pa-
da sisi kanan atas merupakan pustaka layer yang dapat kita gunakan untuk
Bagaimana cara membuat suatu cell ?, kita bisa lakukan dengan dua
cara, pertama dengan desain sendiri, kedua dengan mengambil pustaka yang
ada. Dalam pembahsan ini kita akan mengambil contoh bagaimana membu-
at pembalik(inverter ) didalam layout. Rangkaian elektronik pembalik dapat
dilihat pada gambar 1.8. Untuk membuat rangkaian elektronik kita meng-
lakukan oleh orang yang bekerja dengan layout. Pada gambar 1.9 merupakan
transformasi semi otomatis. garis kuning merupakan hubungan antar titik
yang mana kita bisa menambahkan metal1, poly1 dan contact untuk koneksi
antara metal dan poly. Dari gambar tersebut kita bisa melihat cell yang atas
merupakan transistor tipe P, dimana terdiri dari layer diff,P + dan ditutup
dengan Ntub. sedang Cell dibawah adalah transistor tipe n, dimana terdiri
Apakah layout diatas sudah bisa langsung dikirim ke pabrik untuk dibuat
bentuk floorplan dan harus menentukan pin keluaran atau masukan, kemu-
dian kita harus mengelompokkan masukan/keluaran analog maupun digital
pada sisi yang sama. Pada gambar 1.11 merupakan sebuah rangkaian ADC
pipeline 8 bit yang siap dikirim ke pabrik untuk dibuat parototipe. Pada
sisi atas dan sisi kanan merupakan floor digital, sedang sisi bawah dan sisi
kiri digunakan untuk floor analog. Untuk setiap floor harus ditambahkan
pin sumber tegangan, untuk floor analog ditambahkan pin VDDA (vcc)
dan VSSA (ground), untuk floor digital ditambahkan pin VDD (vcc) dan
VSS (ground). Kemudian keluaran/masukan juga harus diletakkan sesuai
dengan fungsinya, misalnya OB33 adalah pin keluaran digital, IB15 meru-
pakan pin masukan digital, untuk analog baik pin masukan maupun pin
12 Pendahuluan
keluaran menggunakan pin yang sama yaitu IOA5P, tinggal mengatur arah-
nya sebagi masukan atau sebagai keluaran. Kemudian antar sisi floor di-
hubungkan dengan corner.
Gambar 1.11: Layout ADC pipeline yang siap dikirim untuk dibuat prototipe
• Apakah mungkin kita membuat chips, bila di negara anda tidak terse-
dia pabrik pembuat chips ?
Jawab :
gat mendukung, kita bisa mengirim desain dalam file yang berektensi
Jawab :
DRC kepanjangan dari Design Rule Check, yaitu digunakan untuk
mengecek penyambungan antar komponen dalam rangkaian elektron-
ik maupun layout. DRC akan menginformasikan apakah hasil disain
ada kesalahan penyambungan atau tidak dan akan menunjukkan lokasi
kesalahan penyambungan.
nakan salah satu transistor CMOS, hanya P-Mos atau N-Mos saja ?
Jawab :
Rangkaian elektronik yang kita bangun tidak akan pernah berhasil ji-
Well
2.1 Substrat
Wafer silikon telah dibicarakan pada bab 1. Wafer ini dikelilingi dengan
atom donor, seperti phospor untuk wafer tipe-n, atau sebagai penerima
atom, seperti boron untuk wafer tipe-p. Ketika mendesain rangkaian CMOS
Catatan lainnya yang cukup penting bahwa n-well dan p-substrat bisa
berupa dioda, seperti pada gambar 2.3. Didalam rangkaian CMOS, sub-
strat biasanya mengikat tegangan yang sangat kecil didalam rangkaian untuk
menjaga dioda dari bias maju. Yang ideal, arus 0 A mengalir ke hubungan
substrat. Disamping dapat digunakan untuk memproduksi transistor tipe-p,
n-well dapat juga digunakan sebagai resistor. Tegangan kedua sisi resistor
harus cukup besar menjaga substrat/well dioda dari bias maju.
yang cepat. Pada umumnya pertumbuhan oksida dengan teknik basah tidak
semurni oksida kering. tetapi dengan metode oksida kering membutuhkan
Pada bagian ini akan membuat sebuah n-well dengan difusi atom donor,
dengan 5 elektron valensi, sebagai pembanding ke 4 untuk silikon, kedalam
2.4, kami akan mulai dengan deposit sebuah layer dari penahan langsung
blok difusi dari atom, sementara pembukaan akan mengijinkan atom donor
untuk menetrasi kedalam wafer. Proses pembentukan n-well bisa dilihat pada
gambar 2.7.
tahanan jenis material dan ukuran material. Seperti contoh pada gambar
2.8 a , sebuah bahan mempunyai harga tahanan yang dirumuskan sebagai
berikut :
ρ L
R= . (2.2)
t W
L
R = Rsquare . (2.3)
W
22 Well
dimana :
Rsquare adalah lembaran tahanan dari material besarnya Ω/square.
Sebagai contoh kita bisa menghitung besarnya nilai resitor dari sebuah
n-well yang mempunyai lebar (W) 10 µm dan panjang (L) 100 µm. Pertama
kita mencari besarnya parameter orbit elektrik yang tergantung teknologi
proses CMOS yang digunakan misalnya untuk teknologi 2 µ mempunyai nilai
yang besarnya 2500 Ω/square. Sehigga besarnya nilai resistor pada besaran
tersebut diatas adalah :
100
R = 2500. = 25 KΩ
10
2.3 N-well / Dioda substrat 23
trik tahanan n-well terukur ditempat antara n+ implant dengan dua metal
penghubung.
( Vd )
ID = IS e nV t − 1 (2.4)
menarik katoda (tipe n) dan Vt tegangan yang diakibatkan faktor panas yang
KT
diberikan dengan persamaan q
, dimana k = konstanta Boltzman yang be-
sarnya 1.3806 × 10−23 joule per derajat kelvin, T adalah temperatur dalam
kelvin, n adalah koefisien emisi, dan q adalah elektron yang nilainya 1.602 ×
10−19 coloumb.
di untuk semikonduktor tipe p adalah sebagi well dengan sebuah hasil nilai
negatip. Atom tetap tiap sisi dari junction dengan daerah depletion bergerak
mendesak pada hole atau elektron yang telah melewati junction. Persamaan
nilai distribusi di dioda, mencegah lebih lanjut nilai dari perpotongan dioda
junction dan juga menimbulkan sebuah parasitik(depletion) kapasitan. Per-
samaan parasitik kapasitan, Cj dari pn junction dituliskan sabagai berikut :
Cjo
Cj = [ ( )]m (2.5)
1− Vd
φo
dimana Cjo kapasitan bias nol dari pn junction, yang berarti kapasitan
ketika tegangan yang melewati dioda adalah nol. Vd adalah tegangan yang
1016 .1016
ϕo = (.026).ln = 0.7 V
(14.5 × 109 )
Total kapasitan parasitik dioda antara n-well dan p-substrat adalah kombi-
nasi paralel bawah dan samping, bisa kita tuliskan seperti dibawah ,
1 pF + 0.120 pF
Cj = ( ( ))0.33
1 − V0.7d
• Dari layout yang tampak pada gambar 2.11, coba gambarkan cross-
sectional bahan pembentuknya ?
jawab :
2.4 Latihan Soal 27
Jawab :
16
10 .10 16
ϕ0 = (0, 026).ln (14,5.10 9 )2 = 0, 7 V
MOSFET
kita akan mendifinisakan simbol untuk menandai Mosfet kanal-p dan mosfet
kanal-n, seperti tampak pada gambar 3.1. Gambar 3.1c merupakan simbol
3.1.1 Akumulasi
Untuk kasus ketika VGS < 0, dibawah kondisi gerakan hole dari substrate
ditarik dibawah gerbang oksida. Kapasitan antara gerbang elektroda dan
30 MOSFET
Lef f
z }| {
εox . (L − 2.LD) .W
Cgb = (3.1)
T OX
εox .LD.W
Cgd = = Overlap kapasitan gerbang drain (3.2)
T OX
3.1 Kapasitan Mosfet 31
CGDO dan CGSO dengan unit satuan farad/meter. Estimasi Cgd atau Cgs
εox .LD
Cgd = CGDO.W = .W (3.3)
T OX
dan
Total kapasitan tidak tergantung dari lebar dan panjang mosfet, tetapi
tergantung gerbang dan ground di dalam rangkaian seperti tampak pada
gambar 3.3 adalah penjumlahan dari Cgd , Cgs dan Cgb dan dapat dihitung
dengan persamaan :
′ εox
Cox = (f arad/meter2 ) (3.5)
T OX
′
Cox adalah kapasitan oksida yang besarnya sekitar 800 aF/µ m2 . Seperti
32 MOSFET
diketahui bahwa panjang dan lebar mosfet memberikan total kapasitan dari
gerbang mosfet ke ground adalah :
′
Cox = Cox .W.L (f arad) (3.6)
3.1.2 Parasitik
Mengacu pada gambar 3.2, ketika Vgs tidak cukup negatip untuk menarik
beberapa hole besar dibawah oksida dan tidak cukup positip untuk menarik
layer dapat dilihat pada gambar 3.4 yang dibentuk antara substrate dan
kanal yang terbentuk.
Ketika Vgs sangat besar > VT HN , sehingga Elektron yang begitu banyak
ratus mV.
3.1.4 Ringkasan
kT NA
ϕF = − ln (3.8)
q ni
dari gerakan hole. Tidak adanya hole didaerah ini memindahkan sebuah
harga negatip yang seharusnya ke atom penerima yang tersisa. Besarnya
√
Q′b = qNA XD = 2εsi qNA | ϕs − ϕF | (3.9)
√
Q′bo = 2qNA εsi | −2ϕF | (3.10)
source terhubung bersama ke ground. Jika source dari mosfet kanal n pada
√
Q′b = 2qNA εsi | −2ϕF + VSB | (3.11)
Sebagai contoh soal, substrate donor 1015 atom/cm3 , Vgs =Vthn dan
KT NA 1015
ϕF = − ln = −26 mV.ln = −290 mV
q ni 14.5X109
interface semikonduktor oksida (Vgs =Vthn ), ϕs adalah 290 mV. Lebar layer
parasitik adalah :
√
2 × 11.7 × (8.85 × 10−18 F/µm)(2 × 0.29V )
Xd =
(1.6 × 10−19 atom
C
)(1015 atom
cm3
cm3
)( 1012 µm3
)
Dan harga yang terkandung pada daerah, dari persamaan 3.10 atau 3.11
dengan ϕs =-ϕF , maka didapatkan harga :
( )( )( )
C atom cm3
Q′bo = qNA Xd = 1.6 × 10−19
1015 (0.866µm)
atom cm3 1012 µm3
aC
= 139
µm2
bahwa Vgs =Vthn seperti yang sudah dibicaran sebelumnya. Potensial yang
′
melewati kapasitan gerbang oksida, Cox adalah :
Q′bc
Vbc = ′
(3.12)
Cox
Q′b
VB = ′
− 2ϕF (3.13)
Cox
Q′b − Q′ss
VB = ′
− 2ϕF (3.14)
Cox
[ ]
kT ND,poly kT NA
ϕms = ϕG − ϕF = ln + ln (3.15)
q ni q ni
Q′b − Q′ss
VT HN = ′
− 2ϕF − ϕms (3.16)
Cox
Q′bo − Q′ss Q′bo − Q′ b
= −ϕms − 2ϕF + ′
− ′
(3.17)
Cox Cox
√
Q′bo − Q′ss 2qεsi NA [√ √ ]
= −ϕms −2ϕF + ′
+ ′
| 2ϕF | +V SB − | 2ϕF | (3.18)
Cox Cox
Q′bo − Q′ss
VT HN = −ϕms − 2ϕF + ′
(3.19)
Cox
Kemudian kita mendifinisikan koefisien body effect atau faktor body dengan :
√
2qεsi NA
γ= ′
(3.20)
Cox
(√ √ )
VT HN = VT HN o + γ | 2ϕF | +VSB − | 2ϕF | (3.21)
Q′ss
VF B = −ϕms − (3.22)
c′ox
Tegangan bias ambang nol dapat ditulis sebagi bentuk tegangan flatband
sebagai berikut :
Q′bo
VT HN O = VF B − 2ϕF + ′
(3.23)
Cox
3.3 Karakteristik Mosfet 41
Pada gambar 3.9, dimana VGS > VT HN , sehingga permukaan dibawah ox-
ida terbalik dan VDS < 0, dan menyebabkan sebuah arus mengalir dari drain
ke source. Kami mengasumsikan bahwa VDS cukup kecil sehingga tegangan
Kami tahu bahwa pengisian Q′b didalam invers layer dari aplikasi tegangan
treshold, VT HN , penting bagi konduksi antara drain dan source. Pengisian
ini diberikan oleh persamaan :
ef f.sheet.res
z}|{
1 dy
dR = ′
. (3.27)
µn Ql (y) W
ID
dV (y) = ID .dR = .dy (3.28)
W.µnQ′l (y)
′
Id.dy = W.µnCox (VGS − V (y) − VT HN ).dV (y) (3.29)
′ εox
KPn = µn .Cox = µn . (3.30)
T OX
′ εox
KPp = µp .Cox = µp . (3.31)
T OX
Arus bisa didapat dari sisi kiri persamaan 3.29 dari source ke drain, den-
gan kata lain dari 0 sampai L dan dari sisi kanan mulai dari 0 sampai VDS ,
seperti yang ditunjukkan dibawah ini:
∫ L ∫ VDS
ID dy = W.Kpn . (VGS − V (y) − VT HN ).dV (y) (3.32)
0 0
atau
44 MOSFET
W V2
ID = Kpn . .[(VGS − VT HN )VDS − DS ] (3.33)
L 2
W
β = Kpn . (3.34)
L
atau
2
VDS
ID = β.[(VGS − VT HN )VDS − ] (3.35)
2
W V2
ID = Kpp . .[(VSG − VT HP )VSD − SD ] (3.36)
L 2
Kpn W β
ID = . .(VGS − VT HN )2 = .(VGS − VT HN )2 (3.37)
2 L 2
3.3 Karakteristik Mosfet 45
selisih antara panjang kanal yang ada, sisi difusi yang kecil dan lebar layer
depletion Xdt , diantara drain n+ dan kanal dibawah gate oksida, maka,
Kpn W
ID = . (VGS − VT HN )2 (3.39)
2 Lelec
naiknya nilai VDS , arus drain akan naik sesuai harapan. Efek ini dinamakan
modulasi panjang kanal. Untuk menentukan perubahan didalam arus out-
put dengan tegangan-source-drain, kita dapat menurunkan persamaan 3.39
dengan VDS , atau
atau jika
1 dXdl
λc = [ . ] (3.41)
Lelec dVDS
persamaan menjadi:
Kpn W
ID = . (VGS − VT HN )2 [1 + λc(VDS − VDS,sat ] (3.42)
2 L
Jawab :
′
Cox = ϵox .Tox = (8, 85x3, 97aF/m)/(40x10−10 m) = 8, 784f F/m2
• Dari gambar 3.12 dibawah ini, hitunglah nilai arus drain total Id
rangkaian ?
Jawab :
Dari hukum kirchof’s, maka nilai Id=Id1+Id2+Id3+Id4. sehingga se-
tiap mosfet mempunyai Kp, Vgs, Vds dan Vthn yang sama maka,
[ ]
VDS 2
Id = KPn W 1+W 2+W
L
3+W 4
(VGS − VT HN )VDS − 2
48 MOSFET
√
VT HN = V F B + P HI + K1. P HI + VSB − K2.(P HI + VSB ) (4.1)
M U Z.COX .W
ID = (VGS − VT HN )2 [1 + (λc + λm )(VDS − VDs,sat )] (4.2)
2.L
′ W W
β = M U Z.COX . = KP. (4.3)
L L
β
ID = (VGS − VT HN )2 )(1 + λ.VDS ) (4.4)
2
Arus drain n-kanal Mosfet pada daerah trioda atau linier adalah VDS <
VGS − VT HN , diberikan dengan persamaan,
2
VDS
ID = β[(VGS − VT HN ).VDS − ] (4.5)
2
dibanding tegangan bias DC atau arus bias DC. Ketika Mosfet berada
pada daerah saturasi, VDS > VGS −VT HN , total arus drain (AC+DC) adalah :
V
β z }| {
GS
∂iDS IDS=const
gm = [ ] = β(VGS + vgs − VT HN )(1 + (λc + λm ).VDS ) (4.8)
∂vGS VGS =const
Jika tegangan Mosfet AC cukup kecil, sehingga vgs << VGS dan hasil
√
gm = β(VGS − VT HN ) = 2.β.ID (4.9)
id = gm vgs (4.10)
V
z }|GS
{ KT.N o ID,weak
vgs + VGS = .Ln[ ] + VT HN (4.11)
q IDo . W
L
KT.N o
−1 ∂V gs VGS=const q ID
gm =[ ]ID=const = ⇒ gm = (4.12)
∂iD ID,weak VT .N o
KT
dimana sebutan weak inversion telah di drop dari ID dan VT = q
=
gan,
T2
Eg (T ) = 1, 16 − (702x10−6 ). (4.14)
T + 1108
1 dVT HN ppm
T CVT HN = . = − 3000 o (4.15)
VT HN dT C
T −1,5
µ(T ) = µ(T o).( ) (4.17)
To
4.4 Latihan Soal 55
atau
T −1,5
Kp(T ) = Kp(T o).( ) (4.18)
To
Jawab :
maka nilai VSG didapat (1,33 V dan 0,42 V). Karena Mosfet bera-
da dalam daerah saturasi, maka arus ID mengalir di rangkaian jika
VGS ≥ VT HP , sehingga VGS = 1, 33 V dan ID = 36, 7µ A.
• Hitung ID , VDS pada rangkaian mosfet pada gambar 4.5 dibawah ini,
Jawab :
56 Model Mosfet Analog
VDS didapat nilai 4,39 V dan 19 mV. Karena mosfet berada di daerah
Model Digital
Dengan mengacu rangkaian Mosfet pada gambar 5.1. Setingnya jika Mos-
fet kondisi off, VGS =0, dan drain Mosfet pada posisi VDD. Jika gate Mosfet
dialiri tegangan dari 0 ke VDD, maka besarnya arus ID adalah:
KPn W β
ID = . .(V DD − VT HN )2 = (V DD − VT HN )2 (5.1)
2 L 2
58 Model Digital
bar 5.2. Ketika VGS > V DD/2, switch dalam posisi tertutup sehingga nilai
VGS kurang dari VDD/2 dan switch terbuka. Pada model derivatif, asumsi
bahwa input transisi terjadi pada waktu 0; rise time sama dengan 0, sehingga
Sebuah estimasi untuk resitansi antara drain dan source Mosfet ditunjukkan
dengan persamaan,
2
V DD ′ W
Rn = = Rn . (5.2)
2
. L .(V DD − VT HN )
KPn W
L
2L.V DD ′ L
Rn = ′ = R . (5.3)
M U Z.C .W (V DD − VT HN )2 n
W
pulsa dalam transisi dari 0 ke VDD, output transisi dari VDD ke 0. Arus
melewati Cgd (Cox /2), asumsi transisi linier, maka besarnya arus tersebut,
intrisik Mosfet?”, dengan melihat kembali gambar 5.3 dan gambar 5.4, kita
dapat melihat sebuah konstanta waktu intrisik Rn Cox . Jika drain diisi ke
VDD seperti pada gambar 5.3 dan input switch dari 0 ke VDD, tegangan
output akan mempunyai delay dengan sebuah waktu konstan Rn Cox . Untuk
transistor kanal-n, diberikan dengan persamaan:
′
2L.V DD ′ 2L2 Cox .V DD
Γn = Rn Cox = .C W L =
KPn W (V DD − VT HN )2 KPn W (V DD − VT HN )2
(5.5)
Dengan mengacu pada gambar 5.5, Kurva yang diatas merupakan repre-
sentasi input dari sebuah gerbang logic. sedangkan kurva dibawahnya meru-
pakan representasi output gerbang logika. Dalam kurva tersebut, tr mewakili
tegangan input waktu transisi dari kondisi low ke high, sedangkan tf mewak-
5.1 Model Mosfet Digital 61
ili tegangan input saat transisi dari high ke low. Sedangkan untuk output
pada kondisi yang sama diberi label dengan tLH dan tHL . Waktu delay an-
low ke high dan dari high ke low. Untuk rangkaian RC waktu delay dapat
dihitung dengan rumus :
Untuk rangkaian model digital seperti tampak pada gambar 5.4, kita akan
asumsikan bahwa waktu propagasi delay, baik dari high ke low atau dari low
ke high, bisa dinotasikan dengan suatu konstanta,
dimana Ctot kapasitan total dari drain ke ground dan Rn,p adalah resistan
efektif Mosfet baik tipe N ataupun tipe P.
Jawab :
Jawab :
Resisten efektive untuk Mosfet kanal-n, misal Rn = 12K. 32 µ m
µ m
=
tLH = 2, 6ns.
BAB 6
6.1 Inverter
Dan ketika input inverter terhubung dengan VDD, maka output inverter di-
tarik ke ground oleh transistor N, sehingga nilai output inverter menjadi 0V.
CMOS inverter mempunyai beberapa karakteristik, diantaranya: statik pow-
er dissipation dari CMOS inverter praktis nol, dan logic switching treshold
dari inverter dapat diubah ukuran devaisnya.
6.1.1 Karakteristik DC
Noise margin dari sebuah gerbang logika atau rangkaian logika merupakan
indikasi bagaimana well dari suatu gerbang akan melakukan dibawah kondisi
kedua Mosfet inveter dalam daerah saturasi. Ketika arus drain disetiap Mos-
fet harus sama, maka:
βn βp
(Vsp − VT HN )2 = (V DD − Vsp − VT HP )2 (6.3)
2 2
√
βn
βp
.VT HN+ (V DD − VT HP )
Vsp = √ (6.4)
1 + βnβp
3
Cin = (Cox1 + Cox2 ) = Cinn + Cinp (6.5)
2
samaan :
1
fosc = (6.9)
n.(tP HL + tP LH )
Mengacu pada kasus ketika sebuah inverter dengan ukuran minimal yang
digunakan, dibawah kondisi tertentu, Ctot diberikan persamaan sebagai
berikut:
C C
z}|{
out
z}|{
in
′
dimana Cox =2µm.3µm.Cox , sehingga:
2
tP HL + tP LH = (Rn1 + Rn2 )Ctot = (12K + 36K) .5Cox = 160K.Cox (6.11)
3
sehingga,
C C
z}|{
out
z}|{
in
2 2
tP HL + tP LH = (12K + 36K )10Cox = 160K.Cox (6.14)
3 9
VDD, ini terjadi jika P-mos dalam konsisi on, maka besarnya arus adalah :
QCtot V DD.Ctot
Iavg = = (6.15)
T T
Ctot .V DD2
Pavg = V DD.Iavg = = Ctot .V DD2 .fclk (6.16)
T
Perlu dicatat desipasi power merupakan sebuah fungsi frekuensi clock. Usaha
yang harus dilakukan adalah bagimana mengurangi desipasi power.
NOR
Gerbang NAND dan NOR dengan dua input tampak pada gambar 6.7
, gambar kiri atas adalah bentuk rangkaian NAND yang terbetuk dari 2
transistor CMOS tipe P dan 2 transistor CMOS tipe N. Sedang gambar kiri
bawah adalah rangkaian NOR yang terbentuk dari 2 transistor CMOS tipe P
dan 2 transistor tipe N. Pada dasarnya rangkaian digital statik terbuat dari
Gerbang NAND seperti yang terlihat pada gambar 6.7 kedua inputnya
harus dalam kondisi high supaya outputnya berpindah kedalam kondisi low.
Sekarang kita akan analisis kurva transfer tegangan dari gerbang NAND ini,
pertama akan kita lihat p-channel Mosfetyang mempunyai W=Wp, L=Lp
dan n-channel dengan W=Wn, L=Ln. Jika kedua input dihubungkan men-
jadi satu input maka gerbang menjadi menyerupai inverter.
Untuk menentukan titik tegangan , VSP , maka kita lihat bahwa kedua
Mosfet disusun paralel, sehingga lebarnya (Width) sama dengan penjumla-
74 Rangkaian Digital CMOS
han kedua Mosfet M3 dan M4. Sehingga bisa kita tuliskan sebagai berikut:
W3 + W4 = 2Wp (6.17)
tuliskan dengan,
β3 + β4 = 2βp (6.18)
Jika kita mengabaikan body dalam hubungan seri, maka Mosfet tunggal
dengan panjang kanal (channel length) sama dengan penjumlahan individ-
ual panjang Mosfet. Sehinggan pada rangkaian gerbang NAND, kita bisa
menuliskan panjang n-channel sebagai berikut,
L1 + L2 = 2Ln (6.19)
βn
β1 + β2 = (6.20)
2
Jika model gerbang NAND kedua inputnya digabung menjadi satu input,
sehingga berfungsi sebagai inverter, dengan n-channel transistor mempunyai
lebar Wn dan panjang 2Ln . Untuk P-channel Mosfet dengan lebar 2Wp dan
panjang Lp , sehingga rasio trans-konduktance gerbang NAND bisa dituliskan
sebagai berikut,
βn
Rasio T rans − Konduktance gerbang N AN D = (6.21)
4βp
√
βn
.V
4.βp T HN
+ (V DD − VT HP )
Vsp = √ (6.22)
βn
1 + 4.β p
√
βn
.V
N 2 βp T HN
+ (V DD − VT HP )
Vsp = √ (6.23)
1 + Nβn2 .β
p
Analisis untuk gerbang NOR tidak jauh berbeda dengan analisis gerbang
NAND, kita bisa dengan mudah menghitung tegangan titik switching (Vsp),
dengan melihat gambar 6.9, maka tegangan titik switching bisa dihitung
sebagai berikut:
√
N 2 .βn
βp
.VT HN + (V DD − VT HP )
Vsp = √ 2 (6.24)
N .βn
1+ βp
Jawab :
Dengan cara yang sama kita hitung dulu rasio trans-konduktance ger-
bang NOR
√ 2 √
N .βn 9. 50.3
βp
= 2
17.3 = 5, 145
2
Untuk gerbang NOR, layout-nya tampak pada gambar 6.11 dibawah ini.
adalah p-channel sehingga nilainya adalah Cinp . Lebar (width) Mosfet akan
meningkatkan pengurangan propagation delay time dari input ke output TG.
transmission gate sangat berguna digunakan untuk desain rangkaian digital,
terutama untuk mereduksi komponen pembentuk gerbang, yang nantinya
bisa dilihat pada pembahasan aplikasi.
Path selektor / mux 2-1 secara matematik bisa dituliskan dalam per-
samaan seperti dibawah ini,
Dari persamaan 6.26, bila dikembangkan dengan aljabar boole, maka per-
samaan yang baru menjadi,
Y = (A + S).(B + S) (6.27)
Dari persamaan 6.27 diatas bila dianalisis secara klasikal, maka untuk
Dari tabel diatas, kita bisa lihat jika nilai S=0, maka yang diloloskan
adalah input A, dan jika S=1, maka yang diloloskan adalah input B. Rangka-
ian memerlukan 2 saklar untuk pengendali dan dua input yang dipilih un-
tuk diloloskan. Sehingga kita bisa dengan mudah menggambarkan rangkain
seperti pada gambar 6.15.
Dari gambar 6.15, maka jumlah transistor bisa dihitung, yaitu 2 TG,
berarti memerlukan 4 transistor dan 1 inverter sama dengan 2 transistor.
Maka rangkaian mux 2-1 yang dibentuk dari transmission gate memerlukan
6.3 Transmission Gate (TG) dan Flip-Flops 83
sebanyak 6 transistor.
6.3.2.2 Ex-OR
Gerbang Ex-OR adalah gerbang logika yang outputnya bernilai satu jika
salah satu dari inputnya bernilai satu. Untuk melihat lebih jelas hubungan
antara input dan output pada ex-or, maka bisa kita lihat pada tabel 6.2, dan
ini,
Y = A ⊕ B = AB + AB (6.28)
• Jika A=0, maka Y=B, yang berarti input B dan output Y diatur oleh A,
6.3.3 Flip-flops
Flip-flops adalah jenis sistem bi-stable, yang mempunyai dua kondisi sta-
ble. Sistem bi-stable terdiri dari 2 inverter. Gambar 6.20 menunjukkan sis-
tem bi-stable yang dibentuk dari 2 inverter serta karakteristik sistem bi-stable
yang digambarkan dalam kurva. Kita bisa melihat kondisi stable pertama
adalah Vi2=Vo1 dan kondisi stable kedua adalah Vo2=Vi1.
Contoh dari flip-flops yang akan kita bahas adalah RS flip-flops. Al-
ternatif pertama RS flip-flop dapat dibentuk dari gerbang NAND, seperti
tampak pada gambar 6.21. Dari tabel kebenaran bisa dilihat bahwa jika S
kondisi tinggi dan R dalam kondisi rendah. Karena R dalam kondisi rendah
menyebabkan Q dalam kondisi tinggi. Ketika S dalam kondisi tinggi maka
86 Rangkaian Digital CMOS
Q dalam kondisi tinggi, maka Q dalam kondisi rendah. Untuk kasus jika S
dan dalam kondisi reset jika Q=0 dan Q=1. Maka dengan memodifikasi
gambar 6.20, sehingga kita bisa menambahkan 2 PMOS dan 2 NMOS yang
sebanyak 8 buah.
Jawab :
Ctot = 51, 25 f P
Rp = 68 k/Wp
Rp = 68 k/10 = 6, 8 K
Rn = 34 K/Wn
Rn = 34 K/10 = 3, 4 K
TP HL = 0, 7 Rn Ctot
TP HL = 0, 7x3, 4 Kx51, 25 f F
TP HL = 122 pS
TpLH = 0, 7 Rp Ctot
6.4 Soal Latihan 89
Jawab :
A = 8 Cin1 = 1,5 (Coxn + Coxp)
Cin1 = 1,5 ((1,75)(30) + (1,75)(10))
Cin1 = 105 fF
Cout1 = Coxn1 + Coxp1 = (1,75)(10)(1,75)(30) = 70 fF
Rn1 = 15 K/10 = 1,5 K
90 Rangkaian Digital CMOS
• Dari rangkaian tri-state bufer seperti yang terlihat pada gambar 6.27,
Jawab :
Dalam tri-state buffer enable jika kondisi rendah, kemudian output
akan dalam keadaan impedansi tinggi. Jika enable tinggi, maka output
akan bernilai sama dengan A. Karena total kapasitan tidak boleh
melebihi 100 fF, sehingga total input kapasitan bisa dihitung:
inverter N AN D
z }| { z }| {
Cin = 3/2(Cox, n + Cox, p + Cox, n + Cox, p)
Cin = 3/2(Cox, n + Cox, p + Cox, n + Cox, p) = 100 f F
6.4 Soal Latihan 91
Jawab :
– Lihat tabel kebenaran Ex-OR, jika A=0 maka Y=B, maka bentuk
berjumlah 6 transistor
Rangkaian cermin arus merupakan dasar dari blok kerangka dalam de-
sain IC CMOS dan sering digunakan dalam disain rangkaian analog terpadu.
Idealnya impedansi keluaran rangkaian cermin arus boleh tak terhingga dan
dapat menghasilkan atau menggambarkan arus tetap melebihi tegangan den-
gan skala lebar.
Pada gambar 7.1 menunjukkan rangkaian cermin arus, dimana arus men-
galir melalui M1 sesuai dengan tegangan VGS1 . Dengan VGS1 = VGS2 , ide-
alnya arus adalah sama, atau perkalian arus di M1, begitu juga arus yang
mengalir melalui M2. Jika MOSFET mempunyai ukuran yang sama, terjadi
kesamaan arus drain yang mengalir dalam tiap MOSFET, dikarenakan M2
tetap dalam daerah saturasi. Sehingga Arus ID1 didapatkan;
94 Rangkaian Analog CMOS
β1
I D1 = .(VGS1 − VT HN )2 (7.1)
2
β2
ID2 = Io = .(VGS1 − VT HN )2 (7.2)
2
W2
ID2 L2 W 2L1 β2
= W1
= = (7.3)
ID1 L1
W 1L2 β1
V DD − V GS − V SS KP.W 1
ID1 = = (VGS1 − VT HN )2 (7.4)
R 2L1
7.1 Rangkaian Linier 95
1 1
Γo = = (7.5)
λIo λID2
pat digunakan untuk mengatur arus, dikarenakan nilai ukuran L sama maka
ID2 W2
= (7.6)
ID1 W1
resistasi keluaran?
Dasar desain pada gambar 7.1, di sini mempunyai pilihan VGS = 1,2V
dan L komponen 5 µm. Maka nilai R dapat ditentukan dengan asumsi ID1=
ID2 = 10µA dapat diselesaikan
2,5−1,2−(−2,5) 1 1
R= 10µ A
= 380µA, Γ o = λ Io
= 0,06.10 µ A
= 1, 67M EG
Untuk mencari W dari M1 dan M2 sebagai berikut;
50 µ 2A W
ID2 = 10µ A = KP W
2
. L (VGS − VT HN )2 = V
2 5µ m
(1, 2 − 0, 83)2
Soal:
dibagi menjadi sama dengan VGS dari MOSFET, sehingga dapat di ketahui
V DD − V ref β1
ID = = (V ref − V − T HN )2 (7.7)
R 2
atau
√ √
2ID 2V DD − 2V ref
V ref = VT HN + = VT HN + (7.8)
β1 R.β1
β1 β2
(V ref − V SS − VT HN )2 = (V DD − V ref − VT HP )2 (7.9)
2 2
√
V DD − VT HP + β1
β2
(V SS + VT HN )
V ref = √ (7.10)
β1
β2
+1
[ ]2
β1 V DD − V ref − VT HP
= (7.11)
β2 V ref − V SS − VT HN
ISS
ID1 = ID2 = (7.14)
2
100 Rangkaian Analog CMOS
β
iD = (vGS − VT HN ) (7.15)
2
√
2 √ √
vD1 = ( iD1 − iD2 ) (7.16)
β
CMOS
noise.
Dalam mendesain op-amp OTA dua stage seperti pada gambar 7.7, dapat
dimulai langkah desain sebagai berikut:
0, 46 V, VT HP = −0, 68 V
952,472
jadi W
L
.1, 2 = 2.189.20
= 120 → L1,2 = 0, 35 µ m, makaW1,2 = 42 µ m
VGS − VT H
CM R+ = −VSS − (VGS − VT HN )5 − VGS2
dimana ID1,2 = Kn W
. (VGS1,2
2 L
− VT HN )2
(VGS − VT HN )5 = 0, 127 V, Jadi VGS1,2 = 0, 5V, VGS5 = 0, 587 V
ID5 = Kn W
. (VGSS
2 L
− VT HN )2 , → (W
L
)5 = 26, 24 jika → L5 =
0, 35 µ m, maka W5 = 9 µ m
6, 4
1, 8 mV
M8 sebagai cermin arus maka besar ukuran (W
L
)8 =
I
(W
L
)5x Iref
D5
→ W 8 = 0, 9 µ m
Iref = 4 µ A sehinggabesarukuran M 9 dan M 10 = L = 10 µ m, W =
0, 6 µ m
0, 15 V − 1
gn1,2 gm1,2
AV 1 = gds2+gds4
= ID2 (λ2 +λ4 )
= 110, 4 V /V
gn6 gm6
AV 2 = gds6+gds7
= ID6 (λ6 +λ7 )
= 22, 55V /V
Hasil perhitungan penguatan terbuka (AoL) dan fase margin (PM) dalam
bentuk grafik tampak pada gambar 7.8. dan hasil perhitungan manual W/L
op-amp keseluruhan pada tabel 7.2.
Gambar 7.8: Penguatan Mode Terbuka (AoL) dan Phase Margin (PM)
dengan 0V seperti gambar 7.9 dan 7.10, dalam desain komparator presisi
dapat dimulai dengan langkah sebagai berikut;
ID3 = Kp W
. (VGS3
2 2L
+ VT HP )2 , → ( W
L
)3 = 1, 2,
jika L3 = 0, 35 µ m, maka W 33 = 0, 4 µ m.
√
dan gm3 = 2.Kp. W .I = 48 µ A/V sehingga dapat diketahui nilai gm1;
L D3
√
Kn.W 1/L1
Av = gm1
gm3
= √ → 5 = gm1
48
Kp.W 3/L3
dan gm1 = 248 µ A/V , dan dapat untuk menentukan ukuran M1;
(W
L
)1 = 10, 08 dan jika L1 = 0, 35 µ m, maka W 1 = 3, 8 µ m. Se-
hingga ukuran M1=M2 dan M3=M4=M5=M6. Besar Io+ = Io− =
15 µ A(awal).
sifikasi dari rangkaian decision, VSP = 1,65V. Dengan catatan level Vo+ dan
Dimana Vo+ dan Vo- bergerak dari titik tengah 1,65 V atau VDD/2
maka dapat ditentukan ukuran M12 sampai M19 dengan aturan dari
gerbang NOT, pada gambar 7.13 M18 dan M19 membentuk gerbang
NOT, sehingga ukuran transistor PMOS = 2/3 dan NMOS = 1/3 jika
• M 12; L12 = 0, 35 µ m, W 18 = 4, 2 µ m
• M 17; L17 = 0, 35 µ m, W 17 = 1, 4 µ m
Secara difinisi, VDS,sat adalah VDS pada saat mosfet dalam transisi dari
• Dari gambar rangkaian dibawah ini seperti tampak pada gambar 7.14,
Iref = KPn W 1
2
. L1 .(VGS1 − VT HN )2
V DD−VGS1
Iref = 100K
Iref = 17 10
2 2
(VGS1 − 0, 83)2
7.3 Latihan Soal 111
2
Jika Iref=0, maka 42, 5VGS1 − 70, 5VGS1 + 29, 3
5−0,8
VGS1 = 0, 8 V, maka Irf e = 100
= 42µ A
Maka Io
Iref
= W1
W2
⇒ Io = 10
10
.42 = 42µ A
• Jika Mosfet dibawah ini seperti tampak pada gambar 7.15, berapa nilai
resistance yang menuju drain?.
Jawab :
Vt +VGS
it = VGS gm + Vo
Vt −it R
VGS = −it R it = −itRgm + ro
it = Vt
ro
= −it Rgm − it R
ro
− Vitt = −Rgm.ro − R − ro
Vt
it
= Rgm.ro + R + ro
Vt
Ro = it
= ro (1 + gm.R) + R
≈ ro (1 + gm.R)
BAB 8
Pada bab ini, sengaja penulis menampilkan hasil penelitian desain CMOS
untuk beberapa aplikasi. Tujuan misi ini adalah agar pembaca lebih mudah
memahami teori yang sudah dibaca dari bab 1 sampai bab 7. Bab ini akan
8.1.1 Pendahuluan
matematik.
Blok diagram dasar pencacah diambil dari jenis 74HC163. Dari gambar
dari nilai apapun yang kita kehendaki dan berakhir tergantung pada CET
dan CEP seperti terlihat pada gambar 8.3. Dengan kata lain CET dan CEP
berfungsi sebagai pengaktif hitung.
Agar supaya pencacah menghitung terus maka CET dan CEP harus bera-
da pada kondisi tinggi. CP berfungsi sebagai clock, yaitu akan mengaktifkan
116 Hasil Desain Aplikasi CMOS
berikutnya.
Pertama yang kita rancang adalah membandingkan nilai data input akhir
dengan data output, jika data input akhir dengan data output belum sama
maka pencacah akan mencacah terus sampai nilai data input akhir sama
dengan nilai data output. Dengan kata lain jika data input akhir sama
dengan data output maka akan memberikan nilai 1, seperti tampak pada
gambar 8.7 yang akan merubah ke kondisi tinggi pada input CEP sehingga
8.1 Desain Pencacah Biner Variabel Input 119
pencacahan berhenti.
8.2.1 Pendahuluan
Pada proses image processing (real time) peranan sensor tidak bisa
diabaikan hal ini disebabkan sensor merupakan ujung atau awal dari
proses ini yang digunakan sebagai tranducer (pengubahan citra ke sinyal
listrik) sehingga citra dapat diolah lebih lanjut misal face tracking dan face
recognition, pada penerapannya dapat digunakan pada bidang kedokteran,
industri, reset, olah raga dan lainnya.
Pada gambar 8.11 matrik APS 64 x 64 pixel (active photodiode sensor )
menangkap obyek, dengan subwindow B x K pixel bagian obyek yang
dipilih, proses ini dilakukan oleh dekoder baris dan kolom. kendali dekoder
baris dan kolom mendapat sinyal dari blok counter sekuensial. Jumlah ADC
8.2 ADC Pipeline 123
tinggi.
Hasil dari disain ADC adalah dapat berjalan dalam laju sinyal video
dan mempunyai ukuran yang relatif kecil untuk desain lay-outnya. Pada
umumnya disain ADC pada laju sinyal video adalah dengan resolusi 8-bit
Msample/S. Saat ini jenis ADC pipeline dengan topologi saklar kapasitor
mempunyai pendekatan dalam penerapan masalah efisiensi power, nyquist-
rate ADC pada resolusi cukup tinggi. Saklar kapasitor di fungsikan sebagai
cuplik dan tahan (SH) menguatkan sinyal sampai akhir pengubahan pipeline.
Gambar 8.12 adalah arsitektur blok ADC pipeline ideal dengan N-stage,
dengan keluaran 1-bit per stage. MSB akan dihasilkan terlebih dahulu pada
stage pertama. keluaran stage ini langsung diberikan ke stage selanjutnya
dengan proses yang berulang. Stage pipeline menerapkan saklar kapasitor
(SC ) yang dapat dilihat pada gambar 8.13.
124 Hasil Desain Aplikasi CMOS
Vref p adalah tegangan acuan positip dan Vref n adalah tegangan acuan
negatif. Tiap stage berisikan kapasitor C1,C2 dan penguat operasional serta
komparator. Nilai C1 dan C2 adalah sama dalam disain kami. Tiap stage
beroperasi dalam 2 fase, fase cuplik dan fase pengali.
keluaran sebesar:
8.2.3 Komparator
-145o , gain 55 dB dan GBP (gain bandwith product) menghasilkan 800 MHz.
Disipasi daya terukur pada 10,825 mW.
Dalam disain ADC pipeline menggunakan teknik tahan (latch) yang di-
gunakan untuk menahan kondisi aktif pada fase pengalian ϕ2 dan kondisi
tidak aktif pada fase pencuplikan ϕ1 sampai stage berikutnya memulai ek-
sekusi fase cuplik. Tujuan untuk menjaga tegangan keluaran residu dari
keseragaman stage sebelumnya kepada masukan stage selanjutnya.
8.2.6 Hasil
Gambar 8.18: (a) Kurva Code Vs INL dan (b) Kurva Code vs DNL.
130 Hasil Desain Aplikasi CMOS
capai blok 1024 code. laju konversi 80 MSample/S, dan masukan dengan
skala penuh gelombang sinus pada 10 MHz dari kurva FFT, SNDR (signal
to noise distorsion ratio) berkisar 44,86dB. ENOB (effective number of bits)
dihitung mencapai 7,2 bit.
teknologi CMOS 0,6 µm dengan total disipasi daya 75,47 mW. Mengacu pada
hasil percobaan, ADC ini dapat di terapkan pada aplikasi laju video.
Sistem menggunakan management clock untuk mengusahakan konversi
data menjadi sederhana dan mempunyai presisi yang baik.
DAFTAR PUSTAKA
[1] F. Maloberti. Analaog Design for CMOS VLSI System. Kluwer Academic
Publishers, Boston, USA, 2001.
[3] R. Jacob Baker. CMOS : Mixed-signal Circuit design. IEEE Press, 2002.
[4] R. Jacob Baker and Harry W. Li and David E. Boyce. CMOS Circuit Design,
layout, and Simulation. Printice Hall of India Private Limited, New Delhi,
2004.
[5] N. H. Weste and D. Harris. CMOS VLSI Design. PEARSON Addison Wesley,
Boston, USA, third edition, 2005.
[6] E. P. Wibowo. Desain pencacah biner 4-bit menggunakan preset reset serempak
dengan input data variabel. Matematika dan Komputer, Agustus 2003.
[8] E. P. Wibowo and N. Huda. Disain Skematik, Layout dan Simulasi Menggu-
nakan Mentor Graphics. Penerbit Gunadarma, Margonda Raya 100 Depok,
Indonesia, first edition, 2007.
[9] Zhimin Zhou and Bedabrata and Eric R. Fossum. CMOS active pixel sen-
sor with on-chip succesive approximation Analog-to-Digital Converter. IEEE
Transaction on Electron Device, 44(10):1759–1763, 1997.
LAMPIRAN A
Langkah demi langkah yang perlu dilakukan adalah mengaktifkan Konsole pa-
da sistem Linux. Cukup dengan menekan tombol Konsole yang berbentuk gam-
bar Monitor dan berada pada toolbar sisi bawah. Bentuk icon tampilannya terlihat
pada gambar A.1.
Ketika Konsole sudah aktif, perlu melakukan pengetikan perintah tersebut dari
prompt yang tersedia, contohnya tampak pada gambar A.2.
136 Sekilas Perangkat Lunak Mentor Graphics
• Pengaktifan Konsole sesi baru. Hal ini dilakukan dengan menekan tombol
Konsole pada toolbar di sisi bawah pada window Desktop KDE jika anda
belum mengaktifkannya. Bentuk Konsole tampak pada gambar A.3.
• Pembuatan nama project dan teknologi yang akan diterapkan. Sebagai con-
toh nama project adalah Latihan01 dan teknologi yang digunakan adalah
Teknologi IC dari AMS jenis c35b4c3. Teknologi ini akan dijadikan bahan
utama untuk penjelasan-penjelasan selanjutnya.
A.2 Pembuatan Project 137
• Pesan komentar awal. Sebagai contoh, pesan jenis ini tampak seperti pada
gambar A.5.
Gambar A.5 menampilkan proses startup IC Studio dan menunjukkan
lokasi direktori kerja yang disiapkan untuk project yang dikerjakan, yaitu
/home/uul.
• Jika anda mendapat pesan Backing Store Disabled, seperti diperlihatkan
pada gambar A.6, jika tetap ingin melanjutkan pekerjaan disain maka perlu
menekan tombol Yes.
Pesan peringatan pada gambar A.6 menunjukkan bahwa sistem penan-
ganan VGA di dalam sistem operasi linux yang digunakan oleh Mentor
138 Sekilas Perangkat Lunak Mentor Graphics
Pada gambar A.8 ditampilkan window Library, Cell, View dan Log. Win-
dow Library menampilkan beberapa library yang telah disiapkan untuk dapat digu-
nakan dalam disain IC, baik dimulai dari disain rangkaian skematik sampai layout
IC. Window Cell akan menampilkan daftar file Cell yang telah dibuat. Dalam hal
ini, window tersebut tidak menampilkan apapun karena belum melakukan pem-
buatan Cell. Window View akan menampilkan jenis View dari disain Cell yang
dibuat. Jenis View bisa terdiri dari Schematic, Layout, ViewPoint, atau Symbol.
Window Log akan mencatat semua proses yang dilakukan dengan menampilkan
pesan dalam bentuk teks.
140 Sekilas Perangkat Lunak Mentor Graphics
• Pengaktifan window pengisian nama dan jenis Cell yang akan dibuat. Hal
ini dilakukan dengan menekan tombol mouse kanan pada wilayah kosong
di dalam window Cell, kemudian menekan tombol New View. Cara ini
diperlihatkan pada gambar A.10.
A.3 Pembuatan Skema Rangkaian 141
• Pada window Create New View, disediakan pengisian nama Cell dan
jenisnya. Untuk kepentingan penjelasan dalam buku ini digunakan contoh
nama Cell yaitu Inverter, jenis Viewnya adalah Schematic dan nama View
diisi dengan mengambil nilai asal yang diberikan pada window ini. Jika
pengisian sudah lengkap dan sesuai dengan kebutuhan pembuatan skema
rangkaian, perlu dilakukan penekanan tombol Finish. Contoh tampilan
window ini dapat dilihat pada gambar A.11.
• Pengaktifan fasilitas HIT-Kit yang disediakan oleh AMS. Hal ini dilakukan
dengan menekan tombol HIT-Kit Utilities pada pallete ic library.
Tombol ini ditampilkan pada gambar A.13.
• Pengaktifan dan pencarian komponen-komponen yang disediakan oleh AMS.
Hal ini dilakukan dengan menekan tombol devices pada pallete AMS Li-
brary. Tombol ini ditampilkan pada gambar A.14.
• Pengaktifan pemilihan library pmos4. Dilakukan dengan menekan pointer
pada MOS dan memilih pmos4 lalu menekan tombol pmos4 tersebut. Hal
ini diperlihatkan pada gambar A.15.
• Anda dihadapkan pada pengisian nama Transistor Devices seperti terlihat
pada gambar A.16.
Pada pengisian ini, Instance Name dapat dibiarkan seperti nama asalnya,
yaitu m 1 kemudian menekan tombol OK.
A.3 Pembuatan Skema Rangkaian 143
• Peletakan library komponen pmos4 ke area kerja. Hal ini dilakukan den-
gan menggerakkan mouse agar simbol pmos4 dapat diletakkan pada area
Schematic. Selanjutnya dilakukan penekanan tombol mouse kiri bila sudah
sesuai dengan posisinya.
• Peletakan library komponen nmos4 ke area kerja. Hal ini dapat dilakukan
dengan cara yang sama seperti yang dilakukan untuk pmos. Hanya saja
144 Sekilas Perangkat Lunak Mentor Graphics
mudian menekan tombol mouse kiri untuk meletakkan VDD sesuai pada
lokasinya.
A.3.3.2 Penyimpanan
Penyimpanan hasil kerja diharapkan selalu atau sering dilakukan. Hal ini dit-
erapkan guna menjaga hal-hal yang tidak diinginkan seperti hilangnya hasil kerja
akibat dari matinya komputer secara tidak wajar yang tidak diduga sebelumnya.
148 Sekilas Perangkat Lunak Mentor Graphics
Cara penyimpanan hasil kerja dilakukan dengan menekan menu File lalu
menekan Save Sheet atau Save Sheet As... agar menjadi nama sheet yang
berbeda. Menu ini tampak pada gambar A.23.
kepada teori arus dan tegangan yang berlaku sampai saat ini. Sedangkan langkah
yang perlu dilakukan untuk memodifikasi skema rangkaian Inverter adalah sebagai
berikut :
• Penambahan dua buah catu daya DC seperti tampak pada gambar A.26.
• Pengecekan dan penyimpanan hasil kerja segera dilakukan jika tidak dite-
mukan error.
3. Pembuatan View baru untuk layout. Hal ini dilakukan dengan menekan
tombol mouse kanan pada wilayah kosong di dalam window View, kemudian
menekan New View seperti diperlihatkan pada gambar A.30.
4. Pada window Create New View, nama Cell diisi dengan nama Inverter
dan View Type dipilih Layout. Selanjutnya menekan tombol Finish. Hal
ini ditampilkan pada gambar A.31.
Beberapa saat kemudian akan aktif window IC Station. Window ini tam-
pak pada gambar A.32.
152 Sekilas Perangkat Lunak Mentor Graphics
Pada window tersebut, Width diisi dengan 0.4 dan Length diisi dengan
0.35. Pada bagian Mos Transistor Types dipilih pmos4 sedangkan Sequence
dibiarkan isinya seperti nilai asalnya. Pengisian ini tampak pada gambar
A.35.
Jika telah sesuai pengisiannya, dapat dilakukan penekanan tombol OK un-
tuk menempatkannya pada area kerja. Hal ini dilakukan dengan mengger-
akkan kursor pada posisi area kerja dan menekan mouse kiri untuk menem-
patkannya sesuai dengan lokasinya.
• Pembuatan MET1 dengan ukuran width 0.5 yang disediakan untuk In-
put dan menempelkannya ke POLY1 untuk kedua pmos4 dan nmos4.
154 Sekilas Perangkat Lunak Mentor Graphics
Pembuatan MET1 juga dilakukan untuk SOURCE pmos4 agar dapat di-
hubungkan dengan VDD serta MET1 yang diperlukan DRAIN nmos4 un-
tuk dihubungkan dengan Ground. Aturan lebar Metal dapat dilihat pada
lampiran.
• Pembuatan MET1 yang menghubungkan METAL pmos4 (DRAIN) dengan
METAL nmos4 (SOURCE). Hal ini dilakukan dengan metode Path:. Cara
ini dengan menekan mouse kanan di lokasi kosong pada area kerja Layout,
menekan Add, menekan Path: seperti pada gambar ??. Ketika window
dialog muncul disisi bawah, dilakukan penekanan tombol Options... pada
window ADD PATH. Window dialog ini tampak pada gambar refgbr-5-12.
melihat aturan pembuatan konektor pada lampiran. Jika sudah lengkap da-
pat dilakukan penekanan tombol OK. Pengisian ini tampak pada gambar
A.40.
Posisi kursor diatur dan dilakukan click and drag pada lokasi koneksi antara
POLY1 dan MET1.
• Penyimpanan hasil disain perlu dilakukan dahulu. hal ini dijalankan dengan
menekan simbol Save Cell seperti tampak pada gambar A.41.
• Pengecekan Layout. Hasil disain ini dapat diterapkan dan diuji dengan
pengecekan DRC. Hal ini dilakukan dengan menekan menu Checking dan
156 Sekilas Perangkat Lunak Mentor Graphics
Hasil pengecekan tampil pada window log di sisi bawah. Perlu diperhatikan
nilai/jumlah error yang dihasilkannya. Contohnya tampak pada gambar
A.43.
Pada contoh ini terlihat ada 23 error yang terjadi pada gambar layout yang
sedang dikerjakan. Penjelasan detil tentang variasi jenis error disajikan pada
buku seri Mentor GraphicsT M selanjutnya.
• Perbaikan layout akibat adanya error. Perbaikan Layout dilakukan satu per-
satu dengan menerapkan pengecekan berulang. Metode perbaikan ini meng-
gunakan penekanan menu Checking dan DRC (ICrules) serta penekanan
A.6 Pembuatan Layout 157
First Error dan Next Error seperti menu pada gambar A.42. Hasilnya
tampak pada window log di sisi bawah. Perbaikan dapat dilakukan baik
menggunakan cara Add-Shape: maupun Add-Path:. Perbaikan ini di-
lakukan bila ditemukan permasalahan error yang tertulis pada pesan, seperti
:
• Pengaturan nama Pin masing-masing koneksi ke object luar agar dapat dita-
mpilkan di Layout. Hal ini dilakukan dengan menekan menu Setup, memilih
dan menekan IC.... Menu ini tampak pada gambar A.44.
Anda akan dihadapkan pada window Setup IC. Tombol radio Port/Pin
Name Display harus diaktifkan pada posisi On. Jika telah dilaksanakan,
selanjutnya dapat dilakukan penekanan tombol OK. Window ini tampak
pada gambar A.45.
• Pemberian nama setiap koneksi Port. Hal ini dilakukan dengan menekan
tombol mouse kanan pada setiap MET1 untuk VDD, Input, Ground
dan Output. Selanjutnya diberi nama dengan cara menekan MET1 pa-
da bagian VDD dengan nama VVdd, bagian Input dengan nama Input,
bagian Ground dengan nama VVss, bagian Output dengan nama Output.
Perlu dipastikan bahwa MET1 telah terpilih, lalu menekan tombol mouse
kanan, menekan Add, menekan Make, menekan Port:. Contohnya tampak
pada gambar A.46 untuk MET1 bagian VDD.
Pada window Make Port, Port Name diisi dengan VVdd, Port Type dip-
ilih Power, Direction dipilih In seperti tampak pada gambar A.47.
Sedangkan untuk MET1 yang lain perlu diselesaikan dan nilai Port Name,
Port Type dan Direction sesuai dengan kepentingan port yang bersangku-
tan. Agar lebih jelas pemahamannya, berikut ini disajikan nilai parameter
masing-masing Port tersebut ke dalam tabel A.1.
A.6 Pembuatan Layout 159
• Penyimpanan hasil kerja. Penyimpanan hasil disain layout perlu segera di-
lakukan dengan menekan simbol Save Cell seperti terlihat pada gambar
A.41.
AC, 51 corner, 12
Accusim, 120 counter, 113
ADC, 104, 113, 121, 123, 125, 127 coupled, 98
akumulasi, 29 current, 98
alamat, 114 current mirror, 93
amplifier, 98
AMS, 1, 142 data, 117
Analog, 49, 100 Data Input, 118
analog, 11, 120 Data Output, 118
anoda, 23 Data Variabel, 113
arus sink, 95 DC, 51
ASIC, 4 dekoder, 122, 128
atom donor, 20, 24 Delay, 60
delay, 70
bandwidth, 127 depletion, 25
bias, 16, 26 Desain, 4, 100
biner, 113 desain, 4, 96
Bipolar, 123 Design Architecs, 120
bit, 130 Design Architect, 9, 140
Blok Diagram, 118 desipasi, 71
bulk, 15 devices, 142, 153
diagram waktu, 117
CAD, 7 differensial, 98, 126
CCD, 121 difusi, 20
cell, 8, 9, 140, 159 Digital, 65
CEP, 117, 119 digital, 11, 57, 68
CET, 117 dinamik, 104
CHIPs, 4 dioda, 16, 23
Ci, 120 DNL, 129
clock, 116, 117, 127 Drain, 1, 146
close loop, 70 drain, 49, 62, 68, 94
CMOS, 1, 2, 4, 6, 15, 17–19, 65, 73, DRC, 10
93, 113, 121, 142
Co, 120 elektron, 24
code, 128 elektronika digital, 113
Complementary, 2 ENOB, 130
contact, 2, 79 ex-nor, 120
162 Index
Ex-OR, 83 karakteristik, 41
Ex-Or, 84 Karakteristik DC, 66
EZwave, 150 koefisien, 25
Komparator, 104
feedback, 70 komparator, 105, 125
FFT, 128 konduktor, 17
Filp-flops, 80 kurva, 73
Flash, 123 kutub, 6
Flip-flops, 85
flip-flops, 116 latch, 104, 127
floor, 12 layer, 17, 18
floorplan, 11 layout, 5, 7, 9, 20, 121, 123, 151
FPGAs, 5 level tegangan, 67
frekuensi, 53, 70 load, 116
Via, 79
via, 2
video, 123
VLSI, i
VSS, 11
Wafer, 15
wafer, 6, 17–20
Well, 15
well, 15, 29, 67
wire, 146