0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
74 tayangan4 halaman
Dokumen ini membahas tentang pemisahan berdasarkan cara pengendapan dengan menjelaskan beberapa metode pemisahan seperti pengaturan pH, penambahan pereaksi sulfida, pereaksi anorganik, pereaksi organik, dan pengendapan secara elektrolisis.
Dokumen ini membahas tentang pemisahan berdasarkan cara pengendapan dengan menjelaskan beberapa metode pemisahan seperti pengaturan pH, penambahan pereaksi sulfida, pereaksi anorganik, pereaksi organik, dan pengendapan secara elektrolisis.
Dokumen ini membahas tentang pemisahan berdasarkan cara pengendapan dengan menjelaskan beberapa metode pemisahan seperti pengaturan pH, penambahan pereaksi sulfida, pereaksi anorganik, pereaksi organik, dan pengendapan secara elektrolisis.
RESUME Materi Tentang Pemisahan Berdasarkan Cara Pengendapan
A. Pemisahan dengan Pengendapan
Reaksi pemisahan pengendapan dengan teknik pengendapan membutuhkan perbedaan kelarutan yang besar antara analit dan material pengganggunya. Pemisahan dengan pengendapan bisa diketahui dengan menggunakan konsep kelarutan. Kelarutan endapan-endapan merupakan zat yang memisahkan diri dari larutan sebagai fase padat. Kelarutan bergantung pada sebagian kondisi suhu dan tekanan, Kemurnian larutan, komposisi pelarut, kelarutan bergantung juga pada sifat dan konsentrasi zat-zat lain, terutama ion-ion dalam campuran itu. Pengendapan adalah suatu metode klasik untuk pemisahan logam, biomolekul seperti protein, polisakarida, dan enzim. Jika dikombinasikan dengan pengukuran massa endapan, metode analisis kuantitatif ini disebut dengan gravimetri (lihat kembali Kimia Analitik 1). Zat pengendap (presipitan) ditambahkan ke dalam larutan yang mengandung logam yang akan dipisahkan sehingga bereaksi dengan logam tersebut membentuk padatan yang tidak larut. Pemisahan dengan pengendapan diperlukan adanya perbedaan kelarutan yang tinggi antara analit dan pengganggu. Pemisahan dengan cara pengendapan dapat dilakukan berdasarkan: 1) Pengaturan pH; Pemisahan Berdasarkan Pengaturan pH Kelarutan hirdoksida- hidroksida, oksida-oksida basa dan oksida-oksida asam berbagai macam unsur mempunyai perbedaan kelarutan yang cukup besar. Selain itu konsentrasi ion hidrogen atau ion hidroksida dapat divariasikan dengan faktor 1015 atau lebih dan dapat dengan mudah dikontrol dengan penambahan buffer. Pemisahan berdasarkan pengaturan pH pada praktiknya dikelompokkan dalam tiga kategori, yaitu: a) larutan dibuat dalam asam kuat yang relatif pekat; b) larutan dibuffer pada pH pertengahan; c) larutan dibuffer pada pH tinggi. Perhatikan pada Tabel 1.1 Pemisahan berdasarkan pengaturan pH Pereaksi
P Pereaksi Spesi mengendap Spesi tidak mengendap
HNO3 pekat Oksida-oksida : W(IV), Kebanyakan ion-ion panas Ta(V), Nb(V), Si(IV), logam Sn(IV), Sb(III) Buffer Fe(III), Cr(III), Al(III) Logam-logam alkali dan NH3/NH4Cl alkali tanah Mn(II), Cu(II), Zn(II), Ni(II), Co(II) Buffer Fe(III), Cr(III), Al(III) Biasanya ion-ion HOac/NH4Oac bermuatan dua positif NaOH/Na2O2 Fe(III), kebanyakan ion- Zn(II), Al(III),Cr(IV), ion bermuatan dua positif, V(V), U(VI) logam tanah jarang.
2) Penambahan pereaksi sulfida;
Pemisahan Berdasarkan Penambahan Pereaksi Sulfida Kebanyakan ion-ion logam membentuk senyawa sulfida yang tak larut kecuali logam- logam alkali dan alkali tanah. Karena konsentrasi ion sulfida dalam larutan mudah dikontrol dengan pengaturan pH maka pemisahan berdasarkan pengendapan sulfida banyak dilakukan. Perbedaan kelarutan yang besar dari senyawa sulfida dalam asam encer dan amonium polisulfida kuning. Lebih selektif, spesifik, sensitif dan variasi kation yang diendapkan luas. Pereaksi gas H2S (beracun) atau larutan anion sulfida dari hidrolisis senyawa tioasetamida yang lebih aman. Pemisahan ion-ion logam dengan hidrogen sulfida pada pengontrolan pH dapat dilihat pada Tabel 1.2 Perhatikan tabel 1.2 Pengendapan sulfida-sulfida pada pengontrolan pH
Pemisahan Berdasarkan Penambahan Pereaksi Anorganik Ion-ion posfat, karbonat dan oksalat sering digunakan sebagai presipitan untuk kation tetapi tidak selektif, oleh karena itu pemisahan biasanya dipakai sebagai tahap pendahuluan. Klorida dan sulfat digunakan karena selektivitasnya tinggi. Ion- ion ini dapat digunakan untuk memisahkan ion perak dari ion-ion logam lainnya, sedangkan ion sulfat dapat digunakan untuk isolasi kation timbal, barium, dan stronsium. Endapan spesifik, selektif tetapi variasi kation yang diendapkan sedikit. Contohnya pereaksi larutan klorida → ion Ag dan pereaksi larutan sulfat → Pb, Ba, Sr. 4) Penambahan pereaksi organik; Pemisahan Berdasarkan Penambahan Pereaksi Organik Pereaksi organik terseleksi untuk isolasi berbagai ion anorganik telah dibicarakan pada gravimetri (Kimia Analitik 1) seperti dimetilglioksima selektivitasnya sangat baik dalam pembentukan endapan dengan sedikit ion. Lainnya 8- hidroksikuinolin, dan Na-tetrafenilboron Ada beberapa zat pengendap organik : ➢ Dimetilglioksim → Ni(III) dalam NH3/buffer asetat, Pd(II) dalam HCl ➢ 8-hidroksikuinolin → beberapa ion logam sangan berguna untuk Al(III) dan Mg(II) ➢ α-benzoinoksim → Cu(II) dalam NH3 dan tartrat, Mo(VI) dan W(VI) dalam H+ ➢ Cupferron untuk Fe(III) dan Cu dalam kondisi asam. ➢ 1-nitrosol-2-naftol untuk Co dalam keadaan asam. ➢ Asam mandelat untuk Zr 5) Pengendapan secara elektrolisis. Pemisahan Berdasarkan Pengendapan Secara Elektrolisis. Pengendapan secara elektrolisis (secara mendalam dibahas pada elektrokimia) disebut juga dengan elektrodeposisi secara luas digunakan untuk menyempurnakan pemisahan. Pada proses ini digunakan elektroda merkuri sebagai katoda; di mana logam-logam yang mudah tereduksi dari seng akan menempel pada katoda; sedangkan ion-ion logam seperti aluminium, berilium, alkali tanah dan alkali akan tinggal dalam larutan. Metode ini akan menjadi efektif bila potensial elektroda kerja dikontrol sebelumnya.