DI SUSUN OLEH
TAHUN 2020
LEMBAR PENGESAHAN
HARI :
TANGGAL :
TEMPAT :
MENGETAHUI :
PEMBIMBING AKADEMIK
A. PENGERTIAN
B. TUJUAN
C. MANFAAT IMUNISASI
D. SASARAN IMUNISASI
E. JENIS IMUNISASI
Imunisasi sebagai salah satu cara untuk menjadikan kebal pada bayi dan anak
dari berbagai penyakit, diharapkan bayi atau anak tetap tumbuh dalam keadaan sehat.
Pada dasarnya dalam tubuh sudah memiliki pertahanan secara sendiri agar berbagai
kuman yang masuk dapat dicegah, pertahan tubuh tersebut meliputi pertahanan
nonspesifik dan pertahanan spesifik, proses mekanisme pertahanan dalam tubuh
pertama kali adalah pertahanan nonspesifik seperti complemen dan makrofag dimana
complemen dan makrofag ini yang pertama kali a3kan memberikan peran ketika ada
kuman yang masuk ke dalam tubuh. Setelah itu maka kuman harus melawan
pertahanan tubuh yang kedua yaitu pertahanan tubuh spesifik terdiri dari system
humoral dan seluler. System pertahanan tersebut hanya bereaksi terhadap kuman yang
mirip dengan bentuknya. System pertahanan humoral akan menghasilkan zat yang
disebut imonuglobulin (IgA, IgM, IgG, IgE, IgD) dan system pertahanan seluler
terdiri dari limfosit B dan limfosit T, dalam pertahanan spesifik selanjutnya akan
menghasilkan satu sel yang disebut sel memori, sel ini akan berguna atau sangat cepat
dalam bereaksi apabila sudah pernah masuk ke dalam tubuh, kondisi ini yang
digunakan dalam prinsip imunisasi. Berdasarkan proses tersebut diatas maka
imunisasi dibagi menjadi dua yaitu imunisasi aktif dan imunisasi pasif.
1. Imunisasi aktif
Merupakan pemberian zat sebagai antigen yang diharapkan akan terjadi suatu
proses infeksi buatan sehingga tubuh mengalami reaksi imonologi spesifik yang
menghasilkan respons seluler dan humoral serta sel memori, sehingga apabila
benar-benar terjadi infeksi maka tubuh secara cepat dapat merespons. Dalam
imunisasi aktif terdapat empat macam kandungan dalam setiap vaksinnya antara
lain :
a. Antigen merupakan bagian dari vaksin yang berfungsi sebagai zat atau
mikroba guna terjadinya semacam infeksi buatan dapat berupa poli sakarida,
toksoid atau virus dilemahkan atau bakteri dimatikan.
b. Pelarut dapat berupa air steril atau juga berupa cairan kultur jaringan.
c. Preservatif, stabilizer, dan antibiotika yang berguna untuk menhindari
tubuhnya mikroba dan sekaligus untuk stabilisasi antigen.
d. Adjuvant yang terdiri dari garam aluminium yang berfungsi untuk
meningkatkan imonogenitas antigen.
2. Imunisasi pasif
b. Imunisasi Polio
c. Imunisasi Hepatitis B
Berikut ini adalah cara pemberiaan dan waktu yang tepat untuk pemberian
imunisasi. Cara Pemberiaan Imunisasi Dasar. (Petunjuk Pelaksanaan Program
Imunisasi di Indonesia, DepKes 2000, hlm. 40)
2tetes Di teteskan ke
Polio 4 kali 4 minggu 0-11 bulan
mulut.
0,5 cc Subkutan,
Campak 1 kali 4 minggu 9-11 bulan biasanya di lengan
kiri atas.
G. PEMBERIAN IMUNISASI
Apapun imunisasi yang diberikan, ada beberapa hal penting yang harus
diperhatikan perawat, yaitu sebagai berikut.
1. Orang tua anak harus ditanyakan aspek berikut.
a. Status kesehatan anak saat ini, apakah dalam kondisi sehat atau sakit,
b. Pengalaman/reaksi terhadap imunisasi yang pernah didapat sebelumnya,
c. Penyakit yang dialami di masa lalu dan sekarang.
2. Orang tua harus mengerti tentang hal-hal yang berkaitan dengan penyakit yang dapat
dicegah dengan imunisasi (PD3I) terlebih dahulu sebelum menerima imunisasi
(informed consent). Pengertian mencakup jenis imunisasi, alasan diimunisasi, manfaat
imunisasi, dan efek sampingnya.
3. Catatan imunisasi yang lalu (apabila sudah pernah mendapat imunisasi sebelumnya),
pentingnya menjaga kesehatan melalui tindakan imunisasi.
4. Pendidikan kesehatan untuk orang tua. Pemberian imunisasi pada anak harus didasari
pada adanya pemahaman yang baik dari orang tua tentang imunisasi sebagai upaya
pencegahan penyakit. Pada akhirnya diharapkan adanya kesadaran orang tua untuk
memelihara kesehatan anak sebagai upaya meningkatkan pertumbuhan dan
perkembangan anak.
5. Kontraindikasi pemberiaan imunisasi. Ada beberapa kondisi yang menjadi
pertimbangan untuk tidak memberikan imunisasi pada anak, yaitu:
a. Flu berat atau panas tinggi dengan penyebab yang serius
b. Perubahan pada system imun yang tidak dapat member vaksin virus hidup
c. Sedang dalam pemberian obat-obat yang menekan system imun, seperti
sitostatika, transfuse darah, dan imonoglobulin
d. Riwayat alergi terhadap alergi terhadap pemberian vaksin sebelumnya seperti
pertusis.
A. PENGKAJIAN
a. Nama
b. Alamat
c. Tempat dan tanggal lahir
d. Ras/kelompok entries
e. Jenis kelamin
f. Agama
g. Tanggal wawancara
h. Informan
2. Keluhan Utama
Untuk menjalani suatu imunisasi anak diharapkan dalam kondisi sehat jasmani
dan rohani karena akan dipenetrasikan antigen dalam imunisasi yang akan
memicu fungsi imunnya, namun seiring dengan kondisi anak yang rentan terhadap
kontak infeksi dari lingkungan, tidak menutup kemungkinan jika saat memasuki
jadwal imunisasi ia berada dalam kondisi sakit. Keluhan ini dapat dijadikan
indikator apakah imunisasi harus dilanjutkan, ditunda sementara waktu, atau tidak
diberikan sama sekali.
5. Tinjauaan Sistem
a. Menyeluruh/umum
b. Integument
c. Kepala
d. Mata
e. Telinga
f. Hidung
g. Mulut
h. Tenggorokan
i. Leher
j. Dada
k. Respirasi
l. Kardiovaskuler
m. Gastrointestinal
n. Genitourinaria
o. Ginekologik
p. Muskuluskeletal
q. Neurologik
r. Endokrin
7. Riwayat Psikososial
Untuk memperoleh informasi tentang konsep diri anak, terutama terfokus pada
riwayat imunisasi yang pernah ia dapatkan, apabila riwayat sebelumnya
menyisakan kerisauan pada anak maka akan lebih baik jika saat imunisasi
berikutnya hal ini diperbaiki untuk mengubah konsep anak terrhadap
imunisasi.Riwayat Keluarga
a. Riwayat Pranatal
Perlu ditanyakan pada ibu apakah ada tanda-tanda resiko tinggi saat
hamil, seperti terinfeksi TORCH, berat badan tidak naik, preeksklamsi, dan
lain-lain, serta apakah ehamilannya dipantau berkala. Kehamilan risiko
tinggi yamg tidak ditangani dengan benar dapat mengganggu tumbuh
kembang anak. Dengan mengetahui riwayat prenatal maka keadaan
anaknya dapat diperkirakan.
b. Riwayat Kelahiran
Perlu ditanyakan pada ibu mengenai cara kelahiran anaknya, apakah
secara normal, dan bagaimana keadaan anak sewaktu lahir. Anak yang
dalam kandungan terdeteksi sehat, apabila kelahirannya mengalami
gangguan (cara kelahiran dengan tindakan seperti forceps, partuss lama,
atau kasep), maka gangguan tersebut dapat mempengaruhi keadaan tumbuh
kembang anak.
c. Pertumbuhan Fisik
Untuk menentukan keadaan pertumbuhan fisik anak, perlu diperlakukan
pengukuran antropometri dan pemeriksaan fisik. Sebagaimana dalam
pembahasan sebelumnya, pengukuran antropometri yang sering digunakan
di lapangan untuk memantau tumbuh kembang anak adalah TB, BB, dan
lingkar kepala. Sedangkan lingkar lengan dan lingkar dada baru digunakan
bila dicurigai adanya gangguan pada anak.
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Beberapa diagnosa keperawatan yang dapat timbul dari tindakan imunisasi pada
anak meliputi:
1. Kurang pengetahuan keluarga (ibu)
2. Kesiapan meningkatkan status imunisasi.
3. Perilakumencaribantuankesehatan.
4. Risikohipertermiberhubungandengan proses imunisasi.
C. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Dilaksanakan berdasarkan perencanaan yang telah disusun sebelumnya.
D. EVALUASI KEPERAWATAN
Ditentukan dari hasil yang diperoleh pada implementasi keperawatan yang
disesuaikan dengan tujuan dan kriteria hasil dalam perencanaan sehingga dapat
ditentukan diagnose tersebut telah teratasi atau belum.
DAFTAR PUSTAKA
I. IDENTITAS
A. Anak
1. Nama : An “I”
2. Anak yang ke :2
3. Tanggal lahir/umur : Narmada, 14 Desember 2019
4. Jenis kelamin : Laki-laki
5. Agama : Islam
B. Orang tua
1. Ayah
a. Nama : Tn ‘J”
b. Umur : 37 Tahun
c. Pekerjaan : Wiraswasta
d. Pendidikan : S1
e. Agama : Islam
f. Alamat : Jl Ahmad Yani no 33 Lembuak, Narmada
2. Ibu
a. Nama : Ny “K”
b. Umur : 33 tahun
c. Pekerjaan : Wiraswasta
d. Pendidikan : SMA
e. Agama : Islam
g. Alamat : Jl Ahmad Yani no 33 Lembuak, Narmada
II. RIWAYAT KESEHATAN
Tempat
Imunisasi Umur Tgl diberikan Reaksi
imunisasi
HB 0 1 hari 15 Desember Tidak ada Paha kanan
2019 reaksi alergi
BCG 1 Bulan 14 Januari Tida kada
2020 Alergi
Pentavalen 1
Pentavalen 2
Pentavalen 3
Polio 1
Polio 2
Polio 3
Campak
Hib ulang
Campak ulang
B. Nutrisi-Metabolik
Ibu pasien mengatakan hanya memberikan ASI kepada anaknya tanpa ada
makanan tambahan lain nya
C. Eliminasi
Ibu pasien mengatakan anaknya BAB 1-2 kali perhari dengan konsistensi lembek
berwarna kuning, dan BAK 6-7 kali sehari dan biasanya mengganti popok 2-3 kali
sehari.
F. Kognitif – persepsi
Ibu pasien mengatakan anaknya dapat merespon jika diajak bercanda seperti
membuka mata, dan menggenggam tangan orang lain.
09.40 2. Menjelaskan kepada ibu untuk tidak menggaruk 2. Ibu tampak mendengarkan penjelasan perawat
bekas luka suntikan supaya tidak terjadi infeksi setelah ditanya tentang mengapa tidak boleh
lanjutan menggaruk luka, ibu bisa menjawab dengan tepat,
ibu jga menyatakan tidak akan menggaruk bekas
luka suntikan
3. Menganjurkan ibu untuk menghubungi petugas 3. Ibu mengatakan akan menghubungi petugas
09.45 kesehatan jika luka semakin memburuk kesehatan jika luka anaknya meluas
V. EVALUASI
Nama : An “I”
Umur : 4 Bulan
O :Setelah ditanya kembali tentang imunisasi DPT ibu mampu menjawab seperti :
a. Fungsi pemberian imunisasi DPT
b. Dampak setelah pemberian imunisasi
c. Waktu pemberian
A: Masalah teratasi
P: Intervensi dihentikan
14/4/2020 10.00 2 S :Ibu mengatakan merasa puas dan tenang dengan pelayanan imunisasi DPT
O :Pasien telah diberikan imunisasi DPT di paha kanan sebanyak 0,05 cc secara intramuskular
A : Masalah teratasi
P : intervensi dihentikan
14/4/2020 10.10 3 S :Ibu pasien mengatakan tidak akan menggaruk luka supaya tidak terjadi infeksi. Ibu juga
mengatakan akan menghubungi petugas kesehatan jika luka anaknya semakin memburuk
O :Ibu tampak mengerti dan paham penjelasan dan anjuran yang diberikan perawat
A : Masalah teratasi
P : Intervensi di hentikan