OLEH:
1701081
S1-VIB
DOSEN PENGAMPU :
Syilfia Hasti,M.Farm,Apt
PEKANBARU
2020
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan
dengan baik meskipun masih terdapat banyak kekurangan. Saya sangat berharap
makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan
banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, saya berharap
adanya kritik atau saran untuk perbaikan makalah yang telah saya buat di masa
yang akan datang. Mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang
membangun. Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi setiap orang
yang membacanya dan juga dapat berguna bagi saya sendiri maupun bagi orang
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
interaksi ini dapat berjalan sinergis atau antagonis. Oleh karena interaksi
antar sel dan tidak bertindak sebagai molekul efektor. Sitokin mempunyai
Hemapoetik.
1.2 RUMUSAN MASALAH
tubuh.
spesifik
6. Agar mahasiswa memahami sifat dari sitokin baik secara langsung dan
tidak langsung.
system imun.
8. Agar mahasiwa mampu menjelaskan reseptor yang dimiliki sitokin
BAB II
PEMBAHASAN
diproduksi oleh amper semua jenis sel yang berinti dalam tubuh
(Subowo, 2009).
regulator yang dilepaskan oleh sel-sel darah putih (leukosit) dan berbagai
jenis sel lain dalam tubuh; kegiatan pleiotropik sitokin mencakup efek
pada sel dari system imun dan modulasi respons radang. Sebagian besar
oligomer dengan berat molekul lebih dan satu sitokin (IL-2) merupakan
heterodimer).
dalan komunikasi antar sel yang sangat poten, aktif pada kadar yang
larut dan diproduksi oleh sel limfosit dan sel-sel lain seperti makrofag,
dan tidak disimpan di dalam sel. Sitokin yang sama dapat diproduksi oleh
berbagai sel. Satu sitokin dapat bekerja terhadap beberapa jenis sel dan
pada tingkat transkripsi atau translasi. Produksi sitokin hanya selintas dan
jarak kegiatannya dengan sel sasaran biasanya pendek (sangat jelas pada
2012).
dari luar. Sitokin dihasilkan sebagai respon terhadap stimulus sistem imun.
Efek biologis sitokin timbul setelah diikat oleh reseptor spesifiknya yang
( Baratawidjaja, 2012).
Menstimulasi berbagai respon sel yang terlibat dalam sistem imun dan
peradangan.
dari masing-masing sitokin dapat sangat lebar dan beraneka ragam, paling
hematopoietic. (Subowo,2009).
yang berfungsi untuk komunikasi antar leukosit dan antara leukosit dengan
sel lainnya. Sebagian besar dari sitokin itu disebut sebagai interleukin
bakteri berupa sekresi sitokin yang diperlukan untuk fungsi banyak sel
terhadap bakteri negatif-gram dan mikroba lain. Infeksi yang berat dapat
sistemik .
TNF disebut TNF-α atas dasar historis dan untuk membedakannya
mononuklear dan sel T yang diaktifkan antigen, sel NK dan sel mast. Pada
septik.
leukosit.
seperti TNF.
leukosit.
miokard dan tonus otot polos vaskular yang menurunkan tekanan darah
metabolisme berat seperti gula darah turun sampai kadar yang tidak
kemggantikannnya.
TNF darah mempunyai nilai prediksi yang akan terjadi akibat infeksi
2009):
Efek sitotoksik
Efek sitiotoksik terlihat pada beberapa jenis jaringan tumor yang
Mekanisme kematian sel tumor in vivo oleh TNF belum jelas, tetapi
Efek radang
Efek hematopoietic
Efek imunologik
radang. Hal ini dapat dilihat dari munculnya gejala yang menyertai
activating factor), IL-6, TNF, CSF, dan bahkan untuk induksi IL-1
Namun jelaslah bahwa tanpa keterlibatan molekul MHC kelas II, IL-1
antigen spesifik atau poliklonal yang diproses oleh sel makrofag akan
seperti IL-2, CSF, BCGF (IL-4 dan IL-5), IFN-, dan LDCF
3. Il-6
mononuklear, sel endotel vaskular, fibroblas dan sel lain sebagai respons
4. IL-10
berperan dalam mengontrol reaksi imun nonspesifik dan imun selular. IL-
produksi IL-12 oleh makrofag dan sel dendritik yang diaktifkan. IL-10
dendritik.
5. IL-12
fagosit mono nuklear dan sel dendritik yang diaktifkan. Efek biologis IL-
oleh sel T CD4+ menjadi sel Th1 yang memproduksi IFN- . IL-12 juga
6. IFN tipe I
dalam intervensi infeksi virus. Efek IFN tipe I adalh proteksi terhadap
infeksi virus dan meningkatkan imunitas selular terhadap mikroba
yang diaktifkan, sel NK dan berbagai sel tubuh yang mengandung nukleus
dan dilepas sebagai respons terhadap infeksi virus. IFN mempunyai sifat
antivirus dan dapat menginduksi sel-sel sekitar sel yang terinfeksi virus
polinukleotida sintetik. IFN dapat dibagi menjadi 2 tipe yaitu, Tipe I dan
Tipe II. Tipe I terdiri atas IFN-α yang disekresi makrofag dan leukosit lain
serta IFN-β disekresi oleh 25 fibroblast. IFN Tipe II adalah IFN- yang juga
spesifik. Efek protekso IFN- terjadi melalui reseptor di membrane sel ˠ dan
aktivitas sel T, makrofag, ekspresi MHC dan efek sitotoksik sel NK. MHC
sebagai respons terhadap infeksi virus, LPS dan sinyal lain yang memicu
IL-2. IL-15 berperan pada imunitas nonspesifik dini dan IL-2 pada
8. IL-18.
respons terhadap LPS dan produk mikroba lain, merangsang sel NK dan
inflamasi kulit. Fungsi IL-19 belum diketahui secara jelas. IL-21 homolog
dengan IL-15, merangsang proliferasi sel NK. IL-23 serupa dengan IL-12,
2012) :
karena itu, efek antagonis satu sitokin tidak akan menunjukkan hasil
Sitokin sering berpengaruh terhadap sintesis dan efek sitokin yang lain.
( Subowo, 2009).
terdiri atas 2 reseptor yang terpisah yang mengikat TNF- dan TNF-.
seluruhnya pada beberapa sel dan jaringan dalam tubuh vertebrata, dan
mengikat sitokin.
PENUTUP
3. 1 . Kesimpulan
Sitokin adalah protein dengan berat molekul kecil yang diproduksi dan
dilepas berbagai jenis sel. Sitokin berperan utama dakam induksu dan
sustem hematopoietic.
dan antagonis.
chemokine.
DAFTAR PUSTAKA
tenth edition by Parslow GT; Stites PD, Terr IA, Imboden BJ,
p.148-164.