Anda di halaman 1dari 87

Pengertian-pengertian dasar

Mikroprosesor:
Program :
Pengertian/definisi konseptual:
*Deretan instruksi yang harus dilaksanakan
secara berurutan.
*Suatu alat digital, yang menerima masukan
masukan dalam bentuk digital, memproses
*Instruksi-instruksi tersebut sudah ada/su-
data masukan tersebut dengan cara-cara
dah tersimpan dalam memory (diluar mi-
digital, serta menghasilkan keluaran dalam
kroprosesor), pada lokasi dengan alamat
bentuk digital.
yang berurutan.

*Masukan/keluaran dalam bentuk digital :


*Alamat berurutan tsb. dimaksudkan untuk
dikodekan dalam kode biner !!!
mempermudah eksekusi instruksi secara
berurutan .
*Memproses dengan cara-cara digital :
berdasarkan program yang
sudah ada !!!
Berikut ini digambarkan diagram blok
Mikroprosesor dalam bentuk minimal.
Diagram blok bentuk minimal
mikroprosesor

Busalamat Clock
alamat
AR PC Gen.

I/O
device
kontrol data
Bus data
CU
DR ID

ACC
alamat data

Memory
kontrol ALU

Bus kontrol
Penjelasan/fungsi setiap blok
PC = Program Counter (pencacah program). ID = Instruction Decoder.
Suatu counter (pencacah), yang berfungsi mencacah/ Berfungsi men-dekode/meng-artikan kode instruksi
menghitung langkah-langkah eksekusi program. (yang diterima dari DR), untuk keperluan CU, atas
Keluaran PC adalah bit-bit alamat (kata alamat), yang pengaturan (timing) dari CU.
akan “menunjuk” alamat lokasi memory, dimana ko-
de instruksi disimpan, secara berurutan. Keluaran PC ACC =Accumulator.
dilewatkan AR, menuju bus alamat, atas pengaturan Suatu register yang berfungsi menahan/mnyimpan
(timing) dari CU. sementara data , baik dari DR yang akan diteruskan
ke ALU untuk diproses, maupun dari ALU, hasil pro-
AR = Address Register (Register alamat). sesing, yang akan diteruskan ke DR , sesuai penga-
Suatu register, yang berfungsi menahan/menyimpan turan dari CU.
sementara, kata alamat yang diterima sebagai masuk
an. Kata alamat tersebut selanjutnya akan diteruskan ALU = Arithmatic and Logic Unit.
ke bus alamat, sesuai pengaturan (timing) dari CU. Bagian (unit) dari mikroprosesor yang berfungsi me-
lakukan pengolahan data, baik dalam operasi aritma
DR = Data Register (Register data). tika ,maupun dalam operasi logika, terhadap data
Suatu register, yang berfungsi menahan/menyimpan masukan yang diterima. Jenis operasi aritmatika ma-
sementara, katadata yang diterima sebagai masukan. upun jenis operasi logika adalah sesuai pengaturan
Kemana kata data ini akan diteruskan, adalah sesuai serta timing dari CU.
pengaturan (timing) dari CU.
Siklus pelaksanaan instruksi program:
Penjelasan/fungsi setiap blok : a).PC di set pada alamat awal program (berarti alamat, di-
mana kode instruksi pertama dari program yang akan di-
eksekusi tersimpan). Kata alamat keluaran PC akan ditahan
CU = Cuntrol Unit. sementara di AR, kemudian menuju memory lewat bus ala-
Bagian (unit) dari mikroprosesor yang mat, sesuai pengaturan dari CU.
berfungsi memproduksi sinyal-sinyal
b).Kode instruksi yang tersimpan pada lokasi memory tsb.
kontrol yang diperlukan oleh setiap akan muncul di terminal data memory, lewat bus data me-
bagian, baik didalam maupun diluar nuju DR, dan sesuai pengaturan dari CU akan diteruskan
mikroprosesor, berdasarkan hasil de- ke ID.
coding kode instruksi. Dengan sinyal
kontrol yang tepat, baik arti maupun c).Oleh ID kode instruksi didekode untuk keperluan CU, se-
timingnya, setiap bagian akan bekerja hingga CU dapat “mengganti” sinyal-sinyal kontrol ke se-
tiap bagian yang sesuai untuk eksekusi instruksi tsb.
sesuai fungsinya masing-masin g, se-
hingga instruksi yang didekode terse- d).Kalau instruksi tsb. dalam pelaksanaannya memerlukan
but dapat dieksekusi dengan benar. data lain dari memory, maka apa yang tertera pada alamat
berikutnya (operand address), akan menunjukkan alamat,
dimana data lain tsb (operand data) tersimpan.
Clock Generator.
Berfungsi untuk memberikan referensi e).Setelah selesai 1 instruksi, pengaturan CU, PC melangkah
ke hitungan selanjutnya, dan siklus berulang dari a). Untuk
waktu kepada CU, yang diperllukan un-
instruksi berikutnya.
tuk ketepatan timing sinyal-sinyal kon-
trol yang dihasilkan.
Dari diagram blok bentuk minimal
tersebut terlihat bahwa mikropro-
sesor adalah suatu processing
unit, yang membutuhkan perang-
kat lain untuk membentuk suatu
sistem.

*Mikroprosesor membutuhkan
perangkat masukan untuk me-
nerima data/informasi dari luar,
sekaligus mengkonversi data
tersebut dalam bentuk digital,
sesuai yang dibutuhkan mikro-
prosesor. Demikian juga kebu-
tuhan perangkat keluaran, un-
tuk mengkonversi bentuk digi-
tal hasil processing , menjadi
bentuk informasi yang lebih mu-
dah dimengerti.

*Mikroprosesor juga membutuh-


kan perangkat memory, untuk Bus alamat
menyimpan deretan instruksi
(program) serta data data hasil
processing. Mikro- Sistem
*Perangkat perangkat tersebut prosesor Bus data bus
terhubung dengan mikroprose-
sor dalam sistem bus.
Bus kontrol
Dengan demikian, sistem berbasis mikroprosesor tersusun atas komponen-komponen
utama sistem, yaitu :
* Microprocessor

* Input/Output Device Yang terhubung satu sama lain dalam sistem


jalur penghubung, atau sistem bus.
* Memory Device
Jalur penghubung dalam sistem bus mikroprosesor terdiri atas:

Bus alamat : # adalah jalur satu arah (unidirectional), tersusun atas sejumlah saluran, yang secara ber-
sama membawa satu kesatuan “kata alamat”.

# digunakan oleh mikroprosesor untuk “menunjuk”:


= salah satu alamat memory, yang terlibat dalam eksekusi instruksi program, baik untuk
operasi BACA (READ) ataupun operasi TULIS (WRITE).
= salah satu alamat Input/Output Device, yang terlibat dalam eksekusi instruksi program.

Bus data : # adalah jalur dua arah (bidirectional), tersusun atas sejumlah saluran, yang secara bersa-
ma membawa satu kesatuan “kata data”.

# digunakan untuk membawa kata data, baik “masuk” ataupun “keluar” ke/dari
mikroprosesor.

Bus kontrol : # tersusun atas sejumlah saluran, dimana setiap saluran digunakan untuk membawa satu
sinyal kontrol untuk mengatur/mengendalikan kegiatan operasional device diluar mikro-
prosesor.

# sinyal sinyal kontrol pada setiap saluran independen satu sama lain.
Contoh eksekusi program (segmen program) sederhana :
Penjumlahan dua buah bilangan, yaitu X dan Y, yang masing-masing sudah tersimpan
di memory, kemudian menyimpan hasil penjumlahan, yaitu Z, kedalam memory.
Eksekusi instruksi pertama (mengacu siklus eksekusi)
OPERASI PERTAMA yang diperlukan mikroprosesor # PC diset pada 01 Hex.(alamat awal) Kata alamat 01 Hex dari PC le-
adalah “mengambil” bilangan X dari memory, dan me- wat AR ke bus alamat, bersamaan 01 Hex ada di bus alamat,CU me-
ngeluarkan sinyal kontrol ke memory untuk operasi BACA.Isi memo
nempatkannya dalam ACCUMULATOR.
ry pada alamat 01 Hex, yaitu kode operasi LOAD, akan muncul di -
Instruksi lengkap untuk operasi ini terdiri atas 2 terminal data dan masuk ke bus data.
(dua) bagian, yaitu: = Kode operasi, dan 01 Hex LOAD Bersamaan LOAD ada di bus data, CU
= Alamat operand berturut-turut mengeluarkan sinyal-si
alamat data nyal kontrol ke DR dan ID, sehingga ko
(operand address)
Misal instruksi lengkap : LOAD A de operasi LOAD lewat DR menuju ID.
kontrol
Oleh ID didekode untuk keperluan CU,
dimana LOAD adalah kode operasi, dan A
BACA! sehingga CU dapat memproduksi si-
adalah alamat operand, yaitu ala- nyal sinyal kontrol ke semua bagian, untuk pelaksanaan LOAD.
mat dimana bilangan X tersimpan. Karena pelaksanaan LOAD tersebut memerlukan data lain dari me-
Instruksi lengkap untuk operasi pertama ini ha- mory, maka PC melangkah ke 02 Hex. Kata alamat 02 Hex menuju
rus sudah tersimpan dalam memory, dalam for- bus alamat lewat AR. Bersamaan dengan 02 Hex adadi bus alamat,
mat biner/kodebiner, pada alamat awal (perta- CU mengeluarkan sinyal kontrol ke memory untuk operasi BACA.
Isi memory pada alamat 02 Hex yaitu AA Hex akan muncul diter-
ma, atau pertama dan kedua untuk mikroprose-
minal data dan masuk ke bus data. Bersamaan dengan AAHex ada
sor dengan word size yang lebih kecil). di bus data, CU mengeluarkan sinyal kontrol ke AR, sehingga AA
Misal : Hex lewat AR ke bus alamat. Bersamaan AA Hex ada di bus alamat,
Kode operasi LOAD tersimpan pada alamat 01 Hex. CU mengeluarkan sinyal kontrol ke memory untuk operasi BACA.
dan operand address A pada alamat 02 Hex, dan Isi memory pada alamat AA Hex, yaItu bilangan X, masuk bus data,
misal digunakan A = AA Hex. dan selanjutnya lewat DR masuk ke ACC.
Bil. X sudah ada di ACCUMULATOR !!!
Eksekusi instruksi kedua(mengacu siklus eksekusi)
# PC melangkah ke 03 Hex. Kata alamat 03 Hex dari PC lewat AR
OPERASI KEDUA yang diperlukan mikroprosesor ke bus alamat. Bersamaan 03 Hex ada di bus alamat, CU me-
ngeluarkan sinyal kontrol ke memory untuk operasi BACA.
adalah “menambah” isi Accumulator dengan bila-
Isi memory pada alamat 03 Hex, yaitu kode operasi ADD,
ngan Y dari memory.
akan muncul diterminal data dan
Instruksi lengkap untuk operasi ini terdiri atas 2 03 Hex ADD masuk ke bus data. Bersamaan dg
(dua) bagian, yaitu: = Kode operasi, dan ADD ada di bus data, CU berturut-
= Alamat operand alamat data turut mengeluarkan sinyal-sinyal
(operand address) kontrol ke DR, dan ID, sehingga
kontrol
kode operasi ADD lewat DR menu-
Misal instruksi lengkap : ADD B
BACA! ju ID. Oleh ID didekode untuk ke-
dimana ADD adalah kode operasi, dan B
perLuan CU, sehingga CU dapat memproduksi sinyal sinyal kontrol
adalah alamat operand, yaitu ala- ke semua bagian, untuk pelaksanaan ADD. Karena pelaksanaan
mat dimana bilangan Y tersimpan. ADD tersebut memerlukan data lain dari memory, maka PC me-
Instruksi lengkap untuk operasi kedua ini juga langkah ke 04 Hex. Kata alamat 04 Hex menuju bus alamat lewat
sudah tersimpan dalam memory, dalam for- AR.Bersamaan dengan 04 Hex ada di bus alamat,CU mengeluar-
kan sinyal kontrol ke memory untuk operasi BACA. Isi memory
mat biner/kodebiner, pada alamat setelah ins
pada alamat 04 Hex yaitu AB Hex akan muncul diterminal data
truksi pertama.
dan masuk ke bus data. Bersamaan dengan AB Hex ada di bus da-
Dengan demikian maka: ta, CU mengeluarkan sinyal kontrol ke AR, sehingga AB Hex lewat
Kode operasi ADD tersimpan pada alamat AR ke bus alamat.Bersamaan AB Hex ada di bus alamat, CU menge-
03 Hex, dan operand address B pada ala- luarkan sinyal kontrol ke memory untuk operasi BACA. Isi memory
mat 04 Hex, dan misal digunakan untuk pada alamat AB Hex, yaItu bilangan Y, masuk bus data. Bersamaan
bil. Y ada di busdata, CU berturut-turut mengeluarkan sinyal-sinyal
B = AB Hex.
kontrol DR, ACC dan ALU, sehingga bil.X masuk ke ALU, bil. Y lewat
DR, ACC, ke ALU. Terjadi penjumlahan di ALU, dan hasil penjumah-
an, yaitu : bil. Z masuk ACCUMULATOR !!!
Eksekusi instruksi ketiga (mengacu siklus eksekusi)
# PC melangkah ke 05 Hex. Kata alamat 05 Hex dari PC lewat AR
OPERASI KETIGA yang diperlukan mikroprosesor ke bus alamat. Bersamaan 05 Hex ada di bus alamat, CU me-
ngeluarkan sinyal kontrol ke memory untuk operasi BACA.
adalah “menyimpan” isi Accumulator kedalam me-
Isi memory pada alamat 05 Hex, yaitu kode operasi STORE,
mory, pada salah satu lokasi (alamat tertentu).
akan muncul di terminal data dan
Instruksi lengkap untuk operasi ini terdiri atas 2 05 Hex STORE masuk ke bus data. Bersamaan dg
(dua) bagian, yaitu: = Kode operasi, dan STORE ada di bus data, CU berturut
= Alamat operand alamat data turut mengeluarkan sinyal-sinyal
(operand address) kontrol ke DR, dan ID, sehingga
kontrol
kode operasi STORE lewat DR menu
Misal instruksi lengkap : STORE C
BACA! ju ID. Oleh ID didekode untuk keper
dimana STORE adalah kode operasi, dan C
luan CU, sehingga CU dapat memproduksi sinyal sinyal kontrol
adalah alamat operand, yaitu ala- ke semua bagian, untuk pelaksanaan STORE. Karena pelaksanaan
mat dimana bil Z akan disimpan. STORE tersebut memerlukan data lain dari memory, maka PC me-
Instruksi lengkap untuk operasi kedua ini juga langkah ke 06 Hex. Kata alamat 06 Hex menuju bus alamat lewat
sudah tersimpan dalam memory, dalam for- AR.Bersamaan dengan 06 Hex ada di bus alamat,CU mengeluar-
kan sinyal kontrol ke memory untuk operasi BACA. Isi memory
mat biner/kodebiner, pada alamat setelah ins
pada alamat 06 Hex yaitu AC Hex akan muncul diterminal data
truksi pertama.
dan masuk ke bus data. Bersamaan dengan AC Hex ada di bus da-
Dengan demikian maka: ta, CU mengeluarkan sinyal kontrol ke AR, sehingga AC Hex lewat
Kode operasi STORE tersimpan pada alamat AR ke bus alamat.Bersamaan AC Hex ada AC Hex Z
05 Hex, dan operand address C pada alamat di bus alamat, CU bertuRut-turut menge-
luarkan sinysl-sinyal kontrol ke ACC,DR, alamat data
06 Hex, dan misal digunakan untuk
dan memory untuk operasi TULIS, sehing kontrol
C = AC Hex.
ga : Dari ACC bil Z lewat DR masuk bus da-
TULIS!
ta. Opersi TULIS ke memory akan beraki=
bat : bil Z tersimpan di memory pada alamat AC Hex.
Arithmatic and Logic Unit
Operasi aritmatika pada ALU

Dengan 2 (dua) sinyal kontrol s1 dan s0, Sinyal sinyal kontrol s1, s0, serta bit Cin, akan menen-
dapat diperoleh 4 (empat) jenis konver tukan jenis operasi aritmatika, sbb.:

si berbeda. Misal sbb.:


1). Untuk s1 s0 = 0 0, serta dengan bit Cin = 0
* untuk s1 s0 = 0 0 Setiap bit data B di
n bit A n bit “0”
konversi menjadi 0.
* untuk s1 s0 = 0 1 Setiap bit data B ti
“0” “0”
dak di konversi. dengan n bit X = n bit A
* untuk s1 s0 = 1 0 Setiap bit data B di n bit Y = n bit “0”
konversi menjadi B n bit A dan Cin = 0 , maka
(komplemennya). n bit F = n bit A Operasi: TRANSFER DATA A
* untuk s1 s0 = 1 1 Setiap bit data B di
konversi menjadi 1. 2). Untuk s1 s0 = 0 0, serta dengan bit Cin = 0
n bit A n bit “0”

Kalau disusun dalam


Truth Table : s1 s0 Yi “0” “1”
00 0 dengan n bit X = n bit A
index i menunjukkan
0 1 Bi n bit Y = n bit “0”
bit yang ke- i , dimana
1 0 Bi n bit A ditambah 1 dan Cin = 1 , maka
i = 0, 1, dst s/ d (n -1).
11 1 n bit F = n bit A ditambah 1

Operasi: INCREMENT DATA A


d
Arithmatic and Logic Unit
Operasi aritmatika pada ALU
5). Untuk s1 s0 = 1 0, serta dengan bit Cin = 0
3). Untuk s1 s0 = 0 1, serta dengan bit Cin = 0
n bit A n bit B
n bit A n bit B

“0”
“0” “0”
dengan n bit X = n bit A
n bit Y = n bit B dengan n bit X = n bit A
n bit A ditambah n bit B dan Cin = 0,maka n bit Y = n bit B
n bit A dita dambah K’1
n bit F = n bit A ditambah n bit B N bi data B dan Cin = 0 , maka

Operasi: PENJUMLAHAN
n bit F = n bit A ditambah K’1 n bit data B
Operasi: PENJUMLAHAN dengan K’1
4). Untuk s1 s0 = 0 1, serta dengan bit Cin = 1
6). Untuk s1 s0 = 1 0, serta dengan bit Cin = 1
n bit A n bit B
n bit A n bit B

“1”
dengan n bit X = n bit A “0” “1”
dengan n bit X = n bit A
n bit Y = n bit B
n bit Y = n bit B
n bit A ditambah n bit B dan Cin = 1, maka
ditambah satu dan Cin = 1 , maka
n bit A dikurang n bit data B
n bit F = n bit A ditambah n bit B ditambah satu.
n bit F = n bit A dikurang n bit data B
Operasi: PENJUMLAHAN
dengan CARRY Operasi: PENGURANGAN
Arithmatic and Logic Unit
Operasi aritmatika pada ALU
Operasi Pengurangan.
Karena rangkaian utama adalah rangkaian penjumlah biner ( PA= Paralel
Adder ), maka operasi pengurangan dilakukan sebagai operasi aritmatika
bilangan bertanda (penjumlahan bil. bertanda).
REVIEW:
Bilangan negatip direpresentasikan dalam Kompl. Dua-dua (Two’s Comple-
ment) sbb.:
a). Besaran (magnitude) nya dituliskan
dalam biner sebagai bilangan positip (dg. MSB = 0).
b). Hasil a) dikomplemenkan satu satu.
c). Kemudian ditambah satu .

Contoh (dalam data 8 bit).


Des. - 30 a). Des.+ 30 = 0 0 0 1 1 1 1 0
b). Dikomplemenkan satu satu menjadi =11100001
c). Ditambah satu menjadi : = 1 1 1 0 0 0 1 0 (ini adalah
Des. – 30 dalam Two’s Complements).
Arithmatic and Logic Unit
Operasi aritmatika pada ALU
7). Untuk s1 s0 = 1 1, serta dengan bit Cin = 0 Dari contoh diatas te rlihat bahwa KONVERSI terhadap masuk-
an PA n bit (pada contoh diatas konversi hanya terhadap ma-
n bit A n bit 1
sukan data B saja), dapat menghasilkan beberapa jenis ope-
rasi aritmatika. Karena konversi yang sama dilakukan terha-
“0” dap setiap bit data B, maka akan terdapat n buah rangkaian
dengan n bit X = n bit A konversi yang sama, untuk n buah rangkaian FULL Adder pa-
n bit Y = n bit 1 da PA n bit (penjumlah biner n bit).
n bit A dikurang satu
dan Cin = 0,maka
n bit F = n bit A dikurang satu Rangkaian dibawah ini adalah rangkaian ARITMATIKA 1 tahap
Operasi: DECREMENT data A (tahap ke-i), dengan rangkaian Konversi sesuai contoh diatas.
Suatu mikroprose-
8). Untuk s1 s0 = 1 1, serta dengan bit Cin = 1
sor n bit memiliki
n bit A n bit 1 ALU n bit, dengan
rangkaian aritmati
“1”
ka n bit (yang tersu-
dengan n bit X = n bit A sun atas n buah rang
n bit Y = n bit 1 kaian ini).
n bit A dan Cin = 1, maka Persamaan Boolean untuk masukan-2 rangkaian
n bit F = n bit A
ALU tahap ke-i tsb :
Operasi: TRANSFER data A
Arithmatic and Logic Unit
Operasi aritmatika pada ALU

Dengan demikian rangkaian ALU untuk operasi aritmatika Digambarkan dalam simbol logic block:
sesuai contoh diatas dapat disusun sbb.:
(misal untuk n = 4)
Besaran n, me-
nunjukkan uku-
ran panjang ka-
ta data mikro-
prosesor
(word size)

Dengan n = 4

n bit n bit
data A data B

s1 sinyal kontrol
ALU s0
Co (rangkaian aritmatika) seleksi
Cin

n bit
data F
Arithmatic and Logic Unit
Operasi aritmatika pada ALU
Selanjutnya dapat disusun Persamaan Boolean masukan-masukan rangkaian Arit
Tabel Fungsi operasi Aritmatika matika 1 tahap (tahap ke-i) adalah sbb.:

siny.kont. masukan Keluaran ALU Xi = Ai


seleksi tahap ke-I (rangk.aritmatika) Jenis operasi
Yi = s0 Bi + s1 Bi s1 s0 Yi
s1 s0 Cin Xi Yi F= (aritmatika)
Cii = Coi-1 0 0 Bi
0 0 0 Ai 0 A Transfer data A 01 0
0 0 1 Ai 0 A tambah 1 Increment data A 10 1
0 1 0 Ai Bi A tambah B Penjumlahan 1 1 Bi
0 1 1 Ai Bi A tamb. B tamb. 1 Penjumlahan dengan Carry
Tabel Fungsi operasi Aritmatika
1 0 0 Ai Bi A tamb. K’1 B Penjumlahan dengan K’1
siny.kont. masukan Keluaran ALU
1 0 1 Ai Bi A kurang B Pengurangan seleksi tahap ke-I (rangk.aritmatika) Jenis operasi
s1 s0 Cin Xi Yi F= (aritmatika)
1 1 0 Ai 1 A kurang 1 Decrement data A
0 0 0 Ai Bi A tambah B Penjumlahan
1 1 1 Ai 1 A Transfer data A 0 0 1 Ai Bi A tamb. B tamb. 1 Penjumlahan dengan Carry

0 1 0 Ai 0 A Transfer data A

0 1 1 Ai 0 A tambah 1 Increment data A


Perlu selalu diingat, bahwa jenis operasi aritmatika
bersesuaian dengan sinyal kontrol seleksi yang di- 1 0 0 Ai 1 A kurang 1 Decrement data A
berikan, ditentukan oleh rancangan rangkaian kon- 1 0 1 Ai 1 A Transfer data A
versi pada masukan masukan PA.
1 1 0 Ai Bi A tambah K’1 B Penjumlahan dengan K’1
Perhatikan contoh lain berikut ini :
1 1 1 Ai Bi A kurang B Pengurangan
Arithmatic and Logic Unit
Operasi aritmatika pada ALU
# Operasi Pengurangan
Jadi, kombinasi sinyal-sinyal kontrol seleksi yang di-
masukan X = 0 1 0 0 0 1 1 0 (dengan Xi = Ai)
pilih, akan memberikan masukan-masukan tertentu
masukan Y = 1 1 0 1 0 1 1 1 (dengan Yi = Bi)
pada PA (pararlel adder), sehingga PA menghasilkan
masukan Cin = 1 , maka diperoleh
keluaran yang bersesuaian dengan jenis operasi arit
keluaran F = 0 0 0 1 1 1 1 0 (=Des. + 30)
matika tertentu.
dengan 1 bit Co = 1
Berikut ini diberikan contoh dengan masukan data
Terlihat operasi pengurangan dilakukan BENAR !!
A dan data B tertentu, untuk menguji kebenaran je
# Operasi Decrement data A
nis-jenis operasi aritmatika.
masukan X = 0 1 0 0 0 1 1 0 (dengan Xi = Ai)
masukan Y = 1 1 1 1 1 1 1 1 (dengan Yi = 1)
Misal untuk n = 8 (pada mikroprosesor 8 bit) : masukan Cin = 0 , maka diperoleh
8 bit data A = 0 1 0 0 0 1 1 0 (=Des. + 70) keluaran F = 0 1 0 0 0 1 0 1 (=Des. + 69)
8 bit data B = 0 0 1 0 1 0 0 0 (=Des. + 40) dengan 1 bit Co = 1
Terlihat operasi Decrement dilakukan BENAR !!
# Operasi Penjumlahan # Operasi Increment data A
masukan X = 0 1 0 0 0 1 1 0 (dengan Xi = Ai) masukan X = 0 1 0 0 0 1 1 0 (dengan Xi = Ai)
masukan Y = 0 0 1 0 1 0 0 0 (dengan Yi = Bi) masukan Y = 0 0 0 0 0 0 0 0 (dengan Yi = 0)
masukan Cin = 0 , maka diperoleh masukan Cin = 1 , maka diperoleh
keluaran F = 0 1 1 0 1 1 1 0 (=Des. + 110) keluaran F = 0 1 0 0 0 1 1 1 (=Des. + 71)
dengan 1 bit Co = 0 dengan 1 bit Co = 0
Terlihat operasi penjumlahan dilakukan BENAR !! Terlihat operasi Increment dilakukan BENAR !!
Soal soal latihan :
1. Diketahui Tabel fungsi operasi aritmatika suatu mikr oprosesor adalah sbb.:

siny.kont. masukan Keluaran ALU


seleksi tahap ke-I (rangk.aritmatika) Jenis operasi
s1 s0 Cin Xi Yi F= (aritmatika)
0 0 0 Ai 0 A Transfer data A

0 0 1 Ai 0 A tamb 1 Increment data A

0 1 0 Ai Bi A tambah K’1 B Penjumlahan dengan K’1

0 1 1 Ai Bi A kurang B Pengurangan

1 0 0 Ai 1 A kurang 1 Decrement data A

1 0 1 Ai 1 A Transfer data A

1 1 0 Ai Bi A tambah B Penjumlahan

1 1 1 Ai Bi A tamb.B tamb.1 Penjumlahan dengan Carry

a). Tentukan persamaan Boolean masukan-masukan rangkaian aritmatmatika


1 tahap (tahap ke-i).
b). Susunlah rangkaian aritmatika 1 tahap.

2. Persamaan Boolean masukan-masukan rangkaian aritmat5ika 1 tahap


adalah sbb.:
Xi = Ai

Yi = s0Bi + s1Bi

Cii= Coi-1

a).Susunlah Tabel Fungsi operasi aritmatika.


b).Susunlah Rangkaian aritmatika 1 tahap.
REGISTER REGISTER KHUSUS
BIT C (CARRY BIT).
Didalam mikroprosesor lazim ditambahkan register-
Bit isyarat ini di-set C = 1 kalau prosesing data oleh ALU
register khusus, internal, yang digunakan untuk mem
menghasilkan Carry Output = Co = 1. Jadi, bit C = Co.
percepat ataupun meng-ekspand proses operasi.
Berikut ini diperkenalkan 2 (dua) register tsb. BIT S (SIGN BIT).
Bit isyarat ini di-set S = 1 kalau prosesing data oleh ALU
REGISTER GESER (SHIFT REGISTER). menghasilkan bilangan negatip. Jadi, bit S = bit MSB pada
keluaran ALU. Bit ini disebut juga bit N ( Negative bit).
Pada Register ini, isi register dapat digeser satu bit
kekanan, kekiri (Shift right, shift left), ayaupun dipu
BIT Z (ZERO BIT).
tar lewat bit Carry. Register ini lazim digunakan un- Bit isyarat ini di-set Z = 1 kalau prosesing data oleh ALU
mempercepat proses perkalian biner, dengan meto menghasilkan NOL. Dalam operasi Boolean, bit Z ini ada-
da “SHIFT and ADDITION” (akan dibahas kemudian). lah hasil operasi NOR terhadap setiap bit keluaran ALU.

BIT V (OVERFLOW BIT).


REGISTER ISYARAT (FLAGS).
Bit isyarat ini di-set V = 1 kalau prosesing data oleh ALU
Register ini berisi bit-bit isyarat (bendera isyarat atau
menunjukkan kondisi OVERFLOW. Dalam operasi Boolean,
Flags). Dalam bentuk minimal register ini berisi 4 bit bit V ini adalah hasil operasi XOR terhadap bit C dengan
isyarat, yaitu : bit Carry “sebelumnya”.
# bit C (carry bit). # bit Z (Zero bit).
# bit S (sign bit). # bit V (Overflow bit).
Bit bit isyarat ini dimaksudkan untuk menunjukkan
telah terjadi suatu kondisi perkecualian pada hasil
Prosesing data oleh ALU.
Arithmatic and Logic Unit
Operasi Aritmatika & Logika pada ALU
# Operasi Pengurangan
Berikut ini diberikan contoh dengan masukan data masukan X = 0 1 0 0 0 1 1 0 (dengan Xi = Ai)
A dan data B tertentu, untuk menguji kebenaran je- masukan Y = 1 0 0 1 1 0 1 1 (dengan Yi = Bi)
nis-jenis operasi ALU, beserta setting bit isyarat. masukan Cin = 1 , maka diperoleh
keluaran F = 1 1 1 0 0 0 1 0 (=Des. - 30)
Misal untuk n = 8 (pada mikroprosesor 8 bit) : dengan 1 bit Co = 0, dan Co7 = 0 diperoleh
8 bit data A = 0 1 0 0 0 1 1 0 (=Des. + 70) bit V = 0 + 0 = 0, berarti TIDAK terjadi
8 bit data B = 0 1 1 0 0 1 0 0 (=Des. + 100) kondisi OVERFLOW!!
Terlihat operasi pengurangan dilakukan BENAR !!
# Operasi Penjumlahan Untuk setting bit isyarat yang lain:
masukan X = 0 1 0 0 0 1 1 0 (dengan Xi = Ai) bit C = Co = 0
masukan Y = 0 1 1 0 0 1 0 0 (dengan Yi = Bi) bit S = bit MSB = 1 ( bilangan negatip )
masukan Cin = 0 , maka diperoleh bit Z = 0 ( hasil operasi NOR thd setiap bit F )
keluaran F = 1 0 1 0 1 0 1 0 (=Des. - 86). Untuk operasi aritmatika terhadap data A dan B
dengan 1 bit Co = 0, dan Co7 =1 diperoleh yang lain juga akan terlihat kondisi OVERFLOW,
bit V = 0 + 1 = 1 , berarti telah kalau hasil operasi tidak cukup direpresentasikan
terjadi kondisi OVERFLOW !! dengan n bit (untuk ALU n bit).
Terlihat operasi penjumlahan dilakukan tidak Operasi aritmatika yang lain, serta dengan data A
BENAR ,dan ditunjukkan kondisi OVERFLOW!! dan data B yang lain, dapat dicoba sendiri.
(untuk latihan)
Operasi logika pada
ALU mikroprosesor
2. Suatu rangkaian aritmatika n bit dirancang dengan susunan
rangkaian seperti gambar disamping ini. Terlihat bahwa n bit
data A dan n bit data B dilewatkan rangkaian konversi, dan
ada tambahan sinyal kontrol seleksi . Apabila pers. Boolean
utk. masukan-masukan rangkaian aritmatika tahap ke-I sbb.:

Xi = Ai ( s2+ s1 ) + s2s1s0 Bi
Yi = s1 + ( s0 Bi )
Cii = s2 Coi-1
Susunlah tabel fungsi operasi aritmatika.

*******SELAMAT MENGERJAKAN*******
Arithmatic and Logic Unit
Operasi Logika pada ALU

Untuk suatu mikroprosesor dengan word size n, Hal ini berarti setiap FULL ADDER harus melakukan ope-
maka ALU (n bit) melakukan operasi logika terha- rasi logika terhadap 1 bit data A dengan 1 bit data B (ke-
dap setiap bit masukan data A, dengan setiap bit cuali untuk operasi NOT, hanya terhadap 1 bit ).
masukan data B yang bersesuaian, dengan jenis Dengan demikian, rangkaian ALU 1 tahap (tahap ke-i),
operasi logika yang sama.Ada 4 (empat) jenis ope yang tersusun atas 1 buah FULL ADDER harus dikontrol :
rasi logika yang dapat dilakukan ALU mikroprose-
sor, yaitu : * Pada saat melakukan operasi aritmatika:
# operasi AND Harus terhubung dengan tahap sebelum dan
# operasi OR Khusus untuk operasi sesudahnya, dalam hubungan CASCADE.
# operasi NOT NOT, hanya dilakukan
* Pada saat melakukan operasi logika:
terhadap n bit data A saja.
# operasi XOR Harus independent dengan tahap yang lain, yang
berarti tidak meli-
Karena rangkaian utama untuk pelaksanaan ope- batkan masukan Ci.
rasi pada ALU, baik operasi aritmatika maupun atau (Cii = 0)
operasi logika adalah Paralel Adder, maka PA ini
harus dapat dikontrol untuk melakukan operasi
Logika, selain operasi aritmatika.
PA n bit tersusun atas n buah FULL ADDER, yang Pada sinyal kontrol seleksi ditambahkan sinyal kontrol s2,
terrangkai secara CASCADE. untuk kontrol pilihan jenis operasi.
Arithmatic and Logic Unit
Operasi Aritmatika & Logika pada ALU
Perhatikan analisa untuk contoh suatu hasil ran-
cangan rangkaian ALU 1 tahap (tahap ke-i) sbb.:
Persamaan Boolean masukan-masukan rangkai- * Untuk s2 = 1 diperoleh :
an ALU 1 tahap adalah :

Dengan s2 = 1, maka s1 dan s0 akan menentukan masuk-


Dari pers.Boolean tsb terlihat bahwa masukan- an-masukan Xi dan Yi, serta Cii = 0, yang menunjukkan
masukan Xi maupun Yi berasal dari data A dan bahwa setiap tahap independent satu sama lain (tidak
data B lewat rangkaian konversi. terhubung CASCADE). Dengan demikian, keluaran rangk-
Analisa: aian ALU tahap ke-i , sesuai dengan operasi Boolean dari
* Untuk s2 = 0 diperoleh : sebuah FULL ADDER, yaitu :
Xi = Ai Ini adalah pers.
atau : karena Ciii = 0
Yi = s0Bi + s1Bi Boolean untuk
Cii = Coi-1 rangk.aritmatika
Maka rangkaian ALU sesuai contoh ini, beserta Tabel
pada contoh bahasan yll., sehingga :
Fungsi operasinya, dapat disusun sbb.:
Dengan s2 = 0, maka s1, s0, dan Cin akan menen
tukan pilihan jenis operasi aritmatika seperti pa-
da contoh bahasan yll.
Rangkaian ALU :

Tabel Fungsi operasi ALU


Siny.kont. masukan tahap
seleksi ke-i Keluaran ALU Jenis operasi
s2s1s0Cin Xi Yi F=

0 0 0 0 Ai 0 A Transfer data A
0 0 0 1 Ai 0 A tambah 1 Increment data A
0 0 1 0 Ai Bi A tambah B Penjumlahan
0 0 1 1 Ai Bi A tamb. B tamb. 1 Penjumlahan dengan Carry
0 1 0 0 Ai Bi A tamb. K’1 B Penjumlahan dengan K’1
0 1 0 1 Ai Bi A kurang B Pengurangan
0 1 1 0 Ai 1 A kurang 1 Decrement data A
0 1 1 1 Ai 1 A Transfer data A
1 0 0 x Ai + Bi 0 A + B Op.logika : OR
1 0 1 x Ai Bi A + B Op.logika : XOR
1 1 0 x Ai + Bi Bi A B Op.logika : AND
1 1 1 x Ai 1 A Op.logika : NOT

Sekali lagi perlu diingat, bahwa jenis operasi aritmatika


maupun operasi logika bersesuaian dengan sinyal kon-
trol seleksi yang diberikan, ditentukan oleh rancangan
rangkaian konversi pada masukan-masukan PA.

Rangkaian ALU 8 bit (misal n = 8),


digambarkan dalam simbol logic
block sbb.:
Rangkaian ALU ini hanya digambar 2 tahap,
tahap i = 0 dan i = 1, untuk tahapan selan-
jutnya dapat dengan mudah diteruskan.
Arithmatic and Logic Unit
Operasi Aritmatika & Logika pada ALU

# Operasi AND Perhatikan analisa untukcontoh lain berikut ini :


masukan X = 1 1 0 1 1 1 1 1 (dengan Xi = Ai + Bi ) Persamaan Boolean masukan-masukan rangkaian
masukan Y = 1 0 0 1 1 0 1 1 (dengan Yi = Bi ) ALU tahap ke-I adalah :
masukan Cii = 0 0 0 0 0 0 0 0 , maka diperoleh
keluaran F = 0 1 0 0 0 1 0 0 (=hasil operasi AND
terhadap data A dengan data B).
Terlihat operasi AND dilakukan dengan BENAR !! Analisa :
# Operasi NOT * Untuk s2 = 0 diperoleh :
masukan X = 0 1 0 0 0 1 1 0 (dengan Xi = Ai ) Xi = Ai Ini adalah pers.
masukan Y = 1 1 1 1 1 1 1 1 (dengan Yi = 1 ) Yi = s0Bi + s1Bi Boolean untuk
masukan Cii = 0 0 0 0 0 0 0 0 , maka diperoleh Cii = Coi-1 rangk.aritmatika
keluaran F = 1 0 1 1 1 0 0 1 (=hasil operasi NOT pada contoh bahasan yll., sehingga :
hanya terhadap data A saja).
Terlihat operasi NOT dilakukan dengan BENAR !! Dengan s2 = 0, maka s1, s0, dan Cin akan menentukan pilihan
jenis operasi aritmatika seperti pada contoh bahasan yll.
* Untuk s2 = 1 diperoleh :
Perlu selalu diingat, bahwa jenis operasi ALU berse
suaian dengan sinyal kontrol seleksi yang diberikan,
ditentukan oleh rancangan rangkaian konversi pada
masukan masukan PA.
Arithmatic and Logic Unit
Operasi Aritmatika & Logika pada ALU

Dengan s2 = 1, maka s1 dan s0 akan menentukan masukan-ma Perkalian Biner.


sukan Xi dan Yi, serta Cii = 0, yang menunjukkan bahwa seti- Dengan memanfaatkan register-register internal ,operasi
ap tahap independent satu sama lain (tidak dalam hubungan perkalian biner dapat dilaksanakan dengan metoda :
CASCADE).
Dengan demikian dapat disusun
* SHIFT AND ADDITION *
Metoda ini melibatkan 3 (tiga) register internal.
Tabel Fungsi operasi ALU Untuk mempermudah pemahaman, register tsb digambar
kan dalam susunan sbb:
Siny.kont.
mmm
masukan tahap Accumulator Register B
seleksi ke-i Keluaran ALU Jenis operasi
s2s1s0Cin Xi Yi F= NOL Pengali
0 000 Ai 0 A Transfer data A
0 001 Ai 0 A tambah 1 Increment data A Register Y
0 010 Ai Bi A tambah B Penjumlahan
Kinali
0 011 Ai Bi A tamb. B tamb. 1 Penjumlahan dengan Carry
0 100 Ai Bi A tamb. K’1 B Penjumlahan dengan K’1 Pada kondisi awal, Accumulator diisi : N O L
0 101 Ai Bi A kurang B Pengurangan Register B diisi : PENGALI
0 110 Ai 1 A kurang 1 Decrement data A Register Y diisi : KINALI
0 111 Ai 1 A Transfer data A Accumulator dan register B kita namakan :
1 00x Ai Bi 0 AB AND register kombinasi, yang disiapkan untuk diisi hasilkali
1 01x Ai Bi A+B XOR
Untuk perkalian biner n bit (Kinali maupun Pengali), diper-
1 10x Ai + Bi 0 A+B OR
lukan n kali langkah dasar.
1 11x Ai 1 A NOT
Langkah Dasar Maka isi register kombinasi setiap langkah dasar :
Periksa bit terkanan register B : awal : 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0
# Kalau bit terkanan register B = 0, maka karena bit terkanan reg. B = 0, maka :
lakukan pergeseran isi register kombi- 1. :00000000 00110010
nasi 1 bit kekanan. karena bit terkanan reg. B = 0, maka :
# Kalau bit terkanan register B = 1, maka 2. :00000000 00011001
tambahkan isi register Y kedalam isi karena bit terkanan reg. B = 1, maka :
Accumulator, kemudian lakukan perge- 01111000 00011001
seran isi register kombinasi 1 bit 3. 00111100 00001100
kekanan. karena bit terkanan reg. B = 0, maka :
Metoda Perkalian biner SHIFT AND ADDI- 4. 00011110 00000110
TION ini diterapkan terhadap bilangan bila- 5. :00001111 00000011
ngan biner langsung (STRAIGHT BINARY), 01111000
bukan biner bertanda atau pun Two’s
Complements. 10000111 00000011
Berikut ini contoh perkalian biner 8 bit, de- 6. :01000011 10000001
ngan 8 kali langkah dasar, terhadap : 01111000
8 bit data A = 0 1 1 1 1 0 0 0 (=Des.120 = 10111011 10000001
Kinali) 7. :01011101 11000000
dengan 8. :00101110 11100000
8 bit data B = 0 1 1 0 0 1 0 0 (=Des.100 = Setelah 8 langkah dasar, isi reg. kombinasi
Pengali) adalah hasil kali. Jadi,
Hasil akhir = Hex. 2 E E 0 = Des. 1 2 0 0 0
1. Untuk Tabel fungsi operasi ALU dibawah ini
a). Susunlah pers.Boolean masukan-masukan rangk. ALU tahap ke- I
b). Gambarkan rangk. ALU 1 tahap (tahap ke- i).

Siny.kont. masukan tahap


seleksi ke-i Keluaran ALU Jenis operasi
s2s1s0Cin Xi Yi F=
0 0 0 0 Ai Bi A tambah B Penjumlahan
0 0 0 1 Ai Bi A tamb. B tamb. 1 Penjumlahan dengan Carry
0 0 1 0 Ai 0 A Transfer data A
0 0 1 1 Ai 0 A tamb. 1 Increment data A
0 1 0 0 Ai 1 A kurang 1 Decrement data A
0 1 0 1 Ai 1 A Transfer data A
0 1 1 0 Ai Bi A tamb. K’1 B Penjumlahan dengan K’1
0 1 1 1 Ai Bi A kurang B Pengurangan
1 0 0 x Ai Bi A+B XOR
1 0 1 x Ai + Bi 0 A+B OR
1 1 0 x Ai 1 A NOT
1 1 1 x Ai + Bi Bi AB AND

2. ALU suatu mikroprosesor 8 bit , dengan Tabel fungsi operasi ALU sesuai Tabel fungsi pada
soal no 1 diatas memperoleh masukan masukan :
8 bit data A = 0 1 1 1 1 0 0 0 dan
8 bit data B = 1 1 1 0 1 1 0 0
Tentukan keluaran ALU, yaitu 8 bit data F, serta bit bit status C, S, Z, dan V , untuk setiap
jenis operasi ALU.
Membangun sistem berbasis Mikroprosesor

Dalam membangun sistem berbasis Mikroprosesor, IC Regulator


teg. Positip
diperlukan rangkaian penunjang/perangkat keras tipe 78xx
dasar, antara lain : Catu Daya teg.positip
.
atau 340T-xx

- Catu daya, untuk memberikan tegangan catu


yang benar, baik untuk mikroprosesor, mau-
T
1N4001
.. .
Vout = xx volts

pun rangkaian rangkaian penunjangnya. r


a
f
- Rangkaian pewaktu, untuk membangkitkan = Vin

. .
o

sinyal-sinyal pewaktu (clock)


- Memory eksternal berikut rangkaian antar
mukanya. IC Regulator
teg. Negatip
- Rangkaian gerbang-gerbang logika berikut Catu Daya teg.negatip tipe 79xx
buffer(penguat arus) yang diperlukan untuk
antrmuka perangkat masukan/keluaran.
.
atau 320T-xx

CATU DAYA.
T
1N4001
.. .
Vout = -xx volts

Tegangan keluaran Catu Daya lazim ditahan dalam r


a
f
batas-batas toleransi 5% dari nilai nominalnya. = Vin

.
o

Merangkai Catu Daya sangat dipermudah dengan


adanya chip-chip IC Regulator dengan tiga termi-
.
nal seperti seri 78xx (teg.positip), dan 79xx (teg.
negatip).
Membangun sistem berbasis Mikroprosesor

Berikut ini contoh catu daya dengan tiga keluaran RANGKAIAN PEWAKTU.
yang cocok digunakan untuk mikroproesor 8080. Sinyal-sinyal pewaktu dalam sistem berbasis
mikroprosesor dipergunakan untuk menyerem
7812 pakkan operasi seluruh sistem. Bebeapa mikro
prosesor sudah dilengkapi osilator, sehingga un-
o
tuk membangkitkan sinyal pewaktu, cukup di
Vin > + 15 Vdc o +12 V
o . tambahkan komponen pewaktu diluar.
Mikroprosesor tanpa osilator internal, memerlu
7805
kan rangkaian osilator eksternal untuk membang
o
kitkan sinyal pewaktunya. +V cc
Vin > + 8 Vdc o +5 V
o . o

7905
. .
. Rangk. Ini
adl.contoh
.. . .
Clock input
o -5V mikroprossesor
o pembangkit
Vin < - 8 Vdc pewwaktu fasa tunggal,
o . o cocok untuk Z 80 dan beberapa mikroprosesor lain.
Frekueensi keeluaran ditentukan oleh kristal.
Intel 8080 adalah contoh mikroprosesor yang GERBANG LOGIKA
memerlukan dua sinyal pewaktu yang dibang Lazim digunakan untuk men-decode sinyal si-
kitkan diluar. Sinyal sinyal pewaktu ini, 1 dan nyal kontrol dan sinyal sinyal alamat (dari bus
2
, memp. amplituda 12 volt, dan tidak ber- kontrol dan bus alamat), untuk membentuk
Impitan.

Bus kontrol a
Bus alamat
1

2 Gerbang
logika
Sudah ada chip IC yang dirancang khusus un-
tuk menghasilkan sinyal sinyal pewaktu unt.
8080, yaitu chip IC 8224 sbb.: Sinyal
18 MHz kendali

sinyal kendali yang dibutuhkan untuk antar-


14 15 muka (intrface) memory maupun perangkat
masukan/keluaran
+5 11
16 1 ke masukan
8224 clock 8080
+12
9 10
2
8
Membangun sistem berbasis Mikroprosesor

Memory Interface.
Telah dibahas yll., sistem berbasis mikroprose-
(menghubungkan memory dalam sistem bus).
sor membutuhkan adanya Memory serta pe-
rangkat Masukan/Keluaran, yang harus terhu Mengenal Memory :
# Read Only Memory (ROM)
bung satu sama lain dalam sistem bus.
# Read/Write Memory/Random Acces Memory (RAM)
Typicall Chip/logic block :

A0 D0 A0 D0
A1 A1
D1 D1
Mikro I/O
.. A2 . .. A2 .
Device ROM . RAM .
prose Memory . . . Dm-1 .
sor An-1 Dm-1 An-1
CE CE R/W

ROM RAM
Operasi-operasi baca/ tulis memory, maupun kapasitas 2n x m bit kapasitas 2n x m bit
transfer data dari/ ke perangkat Masukan/Ke- Jumlah terminal alamat menentukan jumlah lokasi me-
luaran, harus terkendali program (program con- mory untuk menyimpan data ( 2n ).
trolled). Jumlah terminal data menunjukkan ukuran panjang ka
ta data yang dapat disimpan ( word size = m bit ).
PIN out dari Eprom 2716, 2k x 8
Timing Diagram dan Karakteristik AC dari EPROM 2716
Decoder
alamat
Membangun sistem berbasis Mikroprosesor

Terminal terminal alamat/data harus terhubung de- Dekoder alamat berfungsi men-dekode kata alamat
ngan saluran-saluran bus alamat/data secara ber- yang ada pada bus alamat.
sesuaian, sedangkan untuk terminal terminal kon= Misal daerah alamatnya 8800 Hex. s/d 8BFF Hex.
trol pada umumnya terhubung dengan keluaran atau A15s/dA0= 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
suatu rangkaian antarmuka (interface). s/d 1000 1011 1111 1111
ROM Interface. Terlihat daerah alamat dapat di-identifikasi dari bit-
Agar pembacan data (hanya pembacaan) dari chip bit A15 s/d A10 = 1 0 0 0 1 0. Artinya, kalau kata ala-
ROM dapat dikendalikan program, pada umumnya mat pada bus alamat diawali dengan :
diperlukan perancangan suatu rangkaian Interface. A15 s/d A10 = 1 0 0 0 1 0 ,dekoder alamat harus meng
Dekoder Alamat hasilkan keluaran yang menunjukkan bahwa kata ala
Karena jumlah terminal (pin) alamat pada chip ROM mat tsb. adalah VALID untuk chip ROM tsb.
tidak sebanyak jumlah saluran pada bus alamat, ma Pada gambar disam-
A15
ka perlu ditentukan lebih dulu Address Range (Dae- ping ini keluaran de- A14
A13 Dekoder
rah Alamat) untuk chip ROM. koder alamat adalah A12 alamat
misal : Chip ROM 1 kbyte (kapasitas, = 210 x 8 bit) pa VA (aktif rendah). A 11 VA
A10
da sistem berbasis Mikroprosesor 8 bit de-
dengan bus alamat 16 saluran. Kalau A15 s/d A10 = 1 0 0 0 1 0, maka VA = 0
A10 (VALID)
Berarti dengan data word size = 8 bit (=1 byte), jum A11
A12 VA Rangkaian Dekoder
lah saluran bus data 8, D0 s/d D7, dan address word A13
= 16 bit, jumlah saluran bus alamat = 16, A0 s/d A15. A14 Alamat
A15
Membangun sistem berbasis Mikroprosesor

Pada saat mikroprosesor meng-eksekusi instruksi Dengan demikian, terminal terminal (pin) pada chip
pembacaan data dari memory, maka mikroprose- ROM dengan kapasitas 1kbyte (atau 1024 byte, atau
sor akan mengeluarkan/mengaktifkan : 210x 8 bit), dapat dihubungkan sbb.:
# Kata alamat yang menunjukkan alamat loka- a).
si memory dimana data ydm tersimpan. A0
terhubung A1 D0
# Sinyal-sinyal kontrol yang menunjukkan bah- terhubung
D1
wa mikroprosesor sedang dalam mode mem
dengan .. ROM .. dengan
Bus alamat
. D7
. Bus data
baca data dari memory. A0 s/d A9 D0 s/d D7
(bersesuaian) A9
(bersesuaian)
Misal sinyal kontrol pada mikroprosesor CE

* Intel 8080/8085 : MEMR (aktif rendah)


* Zilog Z 80 : MREQ dan RD dari CE
(aktif rendah) b).
* Intel 8088/80188 : IO/M dan RD A0 A0
Bus alamat A1 A1 D0 D0
(aktif rendah) A2 D1
Sinyal-sinyal kontrol tersebut (apabila diaktifkan),
.. ROM
D1
..
. .
dikombinasikan dengan sinyal VALID ADDRES un- D7 D7
A10 A9 A9
tuk ROM tertentu (apabila diaktifkan), harus da- A11 CE
A12 VA
pat mengaktifkan terminal kontrol chip ROM tsb. A13
A14 Bus data
VA VA A15
CE CE
MREQ IO/M
VA MREQ CE
CE
RD RD RD
MEMR
Membangun sistem berbasis Mikroprosesor

RAM Interface. Typical rangkaian untuk men-drive terminal kontrol


Seperti halnya pada ROM Interface, pembacaan mau- chip RAM adalah sbb.:
pun penulisan data dari/ke chip RAM harus dapat di-
kendalikan program. Oleh karena itu, juga diperlukan RD
perancangan suatu rangkaian Interface. VA terminal
CE
Rangkaian Dekoder Alamat sama sekali tidak berbe- MREQ kontrol
chip RAM
da dengan Dekoder Alamat untuk ROM Interface. R/W
WR
(beda pada alamat yang di-dekode).
Yang perlu diperhatikan adalah Terlihat dari rangkaian, chip RAM hanya akan terse
Pada ROM Interface: leksi ( CE = 0 ) apabila Mikroprosesor dalam mode:
* apabila chip ROM diaktifkan (chip ROM terse- # berhubungan dengan memory pada daerah
leksi), hanya ada satu kemungkinan operasi, alamat yang VALID untuk chip RAM tersebut.
yaitu operasi BACA !! # Jenis operasi ditentukan oleh sinyal kontrol :
* sinyal sinyal kontrol yang diperlukan cukup un RD = 0
WR = 1 untuk operasi BACA
tuk pembacaan data dari memory.
Pada RAM Interface: RD = 1
WR = 0 untuk operasi TULIS
* apabila chip RAM diaktifkan, ada dua kemung
kinan operasi, yaitu BACA atau TULIS !! Perlu diketahui bahwa kedua sinyal kontrol terse-
* diperlukan sinyal sinyal kontrol pembacaan da but tidak dimungkinkan aktif secara bersamaan!!.
ta maupun penulisan data dari/ke memory. (Namun dimungkinkan tidak aktif bersamaan).
Membangun sistem berbasis Mikroprosesor

Berikut ini contoh interfacing Chip RAM berkapasitas Dekoder 3 ke 8 baris


74138
1 kbyte, dng. daerah alamat A800 Hex. s/d ABFF Hex,
Truth Table
atau A15s/dA0 = 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
s/d = 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 Masukan
Keluaran
Enabel Seleksi
pada Mikroprosesor 8 bit, dengan 16 bit kata alamat. G2A G2B G1 C B A 0 1 2 3 4 5 6 7

Sinyal-sinyal kontrol Mikroproseseor yang dapat diak- 1 X X X X X 1 1 1 1 1 1 1 1


X 1 X X X X 1 1 1 1 1 1 1 1
tifkan untuk operasi operasi Baca/Tulis memory ada- X X 0 X X X 1 1 1 1 1 1 1 1

lah : MREQ, RD, dan WR (ketiganya aktif rendah). 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1


0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1
0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1
0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1
0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1
0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1
0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1
0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0

Dekoder 2 ke 4 baris
74139

Untuk rangkaian Dekoder alamat pada memory inter-


face (baik ROM maupun RAM interface), lazim diguna- Truth Table
kan chip-chip IC Dekoder/Demultiplekser yg sdh ada.
Berikut ini contoh chip yang sering digunakan.
Berikut ini adalah contoh-contoh penggunaan chip-chip
dekoder tersebut dalam rangkaian VALID ADDRESS.
Pada mikroprosesor dengan 20 bit kata alamat : Pada mikroprosesor dengan 16 bit kata alamat :
a). Untuk men-dekode daerah alamat untuk a). Untuk mendekode daerah alamat untuk
8 chip memory (ROM, RAM, atau kombinasi), 4 chip memory (ROM,RAM, atau kombinasi),
masing-masing dengan kapasitas 8 kbyte, masing-masing dengan kapasitas 2 kbyte,
(alamatberurutan, dg.alamat awal E0000 Hex.) (alamat berurutan, dg.alamat awal 4000 Hex.)

b). Untuk men-dekode daerah alamat untuk b). Untuk men-dekode daerah alamat untuk
8 chip memory (ROM, RAM, atau kombinasi), 4 Chip memory, masing-masing dengan
masing-masing dengan kapasitas 2 kbyte, kapasitas 1 kbyte,
(alamat berurutan, dg.alamat awal C4000 Hex.) (alamat berurutan, dg.alamat awal A000 Hex.)
Menghubungkan perangkat masukan/keluaran
pada sistem bus mikroprosesor.
Sistem berbasis mikroprosesor yang paling seder- Dengan cara memory mapped, tidak dibutuhkan si-
hanapun lazim menggunakan lebih dari satu buah nyal-sinyal kontrol yang menunjukkan mikroprose-
perangkat masukan/keluaran. Hal ini berarti bah- sor sedang dalam mode berhubungan dengan pe-
wa mikroprosesor harus dapat memilih salah satu rangkat masukan/keluaran. Setiap mikroprosesor
perangkat masukan ataupun salah satu perangkat dapat menggunakan cara ini. Namun, jelas bahwa
keluaran dengan mana mikroprosesor dapat mela cara ini berrisiko mengurangi jumlah lokasi memo-
kukan transfer data. Jadi, baik perangkat masukan ry yang diperlukan untuk pemrograman (apalagi
maupun perangkat keluaran haruslah memiliki ala setiap satu perangkat masukan ataupaun satu pe-
mat (address) tertentu sebagai identifikasi. rangkat keluaran membutuhkan dua lokasi memo-
Ada 2 (dua) cara bagaimana agar perangkat masuk ry, dimana salah satu lokasi berisi alamat register
an/keluaran dapat terhubung dengan sistem bus pembangkit kata status/status word generator,
mikroprosesor (addressing mode) : yang menunjukkan kesiapan perangkat).
Memory mapped
I/O-mapped.
I/O-mapped Cara ini dapat digunakan pada mikroprosesor yang
Memory mapped. memiliki set sinyal kontrol yang menunjukkan mi-
Apabila cara ini dipakai, maka operasi transfer da- kroprosesor sedang dalam mode berhubungan de
ta dilakukan sebagaimana transfer data mikropro- ngan perangkat masukan/keluaran. Sinyal kontrol
sesor dengan memory BACA/TULIS. Dengan demi- ini mampu menunjukkan apakah mikroprosesor
kian perangkat masukan/keluaran harus dialamati sedang dalam operasi transfer data dengan memo
sebagai alamat lokasi memory. ry atau dengan perangkat masukan/keluaran.
Menghubungkan perangkat masukan/keluaran
pada sistem bus mikroprosesor.
Pada saat mikroprosesor meng-eksekusi instruksi 07 Hex. dengan menggunakan chip IC Decoder
transfer data dengan memory, maka tidak dimung 74139.
A0
kinkan (disabled) terjadi transfer dengan perang- A1
A
0 VALID untuk I/O : 00 Hex.
A2 B
kat masukan/keluaran. Demikian juga sebaliknya. 1 VALID untuk I/O : 01 Hex.
A3 74139 2 VALID untuk I/O : 02 Hex.
A4
Dengan demikian kata alamat pada bus alamat da A5 E 3 VALID untuk I/O : 03 Hex.
A6
pat digunakan secara independent untuk menga- A7

lamati lokasi memory maupun masukan/keluaran.


Namun, karena jumlah perangkat masukan/kelu- Dekoder alamat tersebut dapat juga satu persatu
aran jauh lebih kecil dibanding jumlah lokasi me- disusun rangkaiannya. Misai sbb.:
mory yang dapat dialamati, maka pada saat ekse
A7
kusi instruksi transfer data dengan perangkat ma- A6
A5
sukan/keluaran, tidak perlu menggunakan semua A4
VALID untuk I/O : 01 Hex.
A3
bit kata alamat. Contoh pada mikroprosesor 8 bit A2
A1
dengan 16 bit kata alamat (Zilog Z80 misalnya), A0

hanya digunakan “lower address byte” atau byte


yang rendah dari 2 byte kata alamat, A7 s/d A0. Sinyal Valid Address ( VA, pada contoh diatas ak-
Juga, 1byte kata alamat ini perlu didekode untuk tif rendah), bersama-sama dengan sinyal -sinyal
penentuan apakah kata alamat pada bus alamat kontrol yang menunjukkan mikroprosesor dalam
(khusus lower byte) VALID untuk perangkat masuk mode berhubungan dengan perangkat masukan/
an tertentu. Berikut ini contoh decoding untuk /keluaran, BACA ataupun TULIS, digunakan untuk
perangkat masukan dengan alamat 00 Hex. s/d men-drive perangkat masukan/keluaran.
Menghubungkan perangkat masukan/keluaran
pada sistem bus mikroprosesor.
STATUS WORD GENERATOR. Chip IC 74LS244 berisi 8 buah Buffer 3 keadaan,
Pada saat perangkat masukan dalam kondisi SIAP yang akan meneruskan bit masukan ke keluaran
memberikan data masukan, ataupun perangkat (bersesuaian).
keluaran dalam kondisi SIAP menerima data ke- (dari alat
masukan 02 Hex.)
luaran, maka perangkat tersebut harus men-set
bit statusnya. Selanjutnya, bit status ini oleh SWG
dibentuk menjadi kata status (status word), agar
dapat dibaca oleh mikroprosesor. Setelah terbaca,
dan menunjukkan kondisi SIAP, maka barulah mi
kroprosesor mengeksekusi pembacaan data dari Untuk SWG 03 Hex.dengan kata satus C0 Hex. :
perangkat masukan, atau penulisan data ke pe- (dari alat
rangkat keluaran. Berikut ini contoh rangkaian keluaran 04 Hex.)

Status Word Generator, dengan alamat 01 Hex.,


dan dengan kata status 80 Hex. (SWG 01 Hex.ini akan
membangkitkan kata ststus 80 Hex. ,kalau perangkat masuk
an/keluaran yang didampinginya dalam kondisi SIAP).
Karena setiap satu perangkat masukan ataupun
satu perangkat keluaran harus didampingi satu
Ststus Word Generator, baiklah kita misalkan sbb:
Sinyal kontrol K adalah sinyal kontrol (kombinasi sinyal-sinyal
SWG 01 Hex.untuk perangkat masukan 02 Hex. kontrol) dari mikroprosesor, yang menunjukkan dalam mode
SWG 03 Hex.untuk perangkat keluaran 04 Hex. membaca data dari perangkat masukan , atau mengeluarkan
data ke perangkat keluaran.
Menghubungkan perangkat masukan/keluaran
pada sistem bus mikroprosesor.
Kalau data yang terbaca dari SWG 01 Hex. adalah : Kalau data yang terbaca dari SWG 03 Hex. adalah :
# 00 Hex., berarti perangkat masukan 02 Hex.TI- # 00 Hex.,berarti perangkat keluaran 04 Hex. TI
DAK dalam kondisi SIAP memberikan DAK dalam kondisi SIAP menerima da
masukan. ta keluaran (dari mikroprosesor).
# 80 Hex., berarti perangkat masukan 02 Hex.da # C0 Hex., berarti perangkat keluaran 04 Hex.da
lam kondisi SIAP memberikan masuk- lam kondisi SIAP menerima data kelu
an. Kondisi SIAP ini segera direspon aran. Kondisi SIAP ini segera direspon
oleh mikroprosesor dengan mengek- oleh mikroprosesor dengan mengek-
sekusi instruksi pembacaan data dari sekusi instruksi pengeluaran data ke-
perangkat 02 Hex. sbb,.: perangkat 04 Hex. Sbb.:

contoh
data masukan

(alat
keluaran)

K = 0 menunjukkan
mikroprosesor da-
lam mode mengelu-
arkan data ke perang-
K = 0 menunjukkan
kat keluaran.
mikroprosesor da-
lam mode menerima
data dari perangkat Chip IC 74LS244 berisi 8 buah three state buffer, dan
masukan
Chip IC 74LS374 berisi 8 buah D Latch (Flip flop).
Chip IC 74LS244 berisi 8 buah gerbang Three State Chip IC 74LS374 berisi 8 buah D latch, dengan PGT
Buffer, Non Inverting Output, sbb : (Positive Going Transition) clock, sbb:

Ai Yi
O
Serta dengan Tabel ke-
G benaran :
Dengan Tabel kebenaran :

Kalau terminal D7-D0 terhubung ke bus data (bersesuaian),


/Ai Yi maka pada saat mikroprosesor mengeksekusi instruksi OUT
ke perangkat keluaran tertentu (pada contoh yll. 04 Hex.),
maka isi bus data akan diteruskan ke terminal keluaran (pe-
rangkat keluaran 04 Hex.).
Dengan demikian, kalau di berikan masukan Contoh contoh tersebut merupakan DASAR rangkaian an-
1G = 2G = “low”, maka 8 bit data pada termi- tarmuka masukan/keluaran, pada mikroprosesor 8 bit. Un-
nal masukan (Ai) akan diteruskan ke terminal tuk data word size 16 ataupun 32 bit rangkaian dasar terse-
keluaran (Yi). but diduakalikan (atau empatkali).
Menghubungkan perangkat masukan/keluaran
pada sistem bus mikroprosesor.
Program Pengendali Routine program tsb lazim disebut Handshaking atau
Setelah rangkaian interfacing (antarmuka) disusun de- Polling routine, yang berfungsi untuk mensinkronkan
ngan benar, maka pembacaan/penulisan data dari/ke kecepatan transfer data antara mikroprosesor dengan
perangkat masukan/keluaran sepenuhnya terkendali perangkat masukan/keluaran.
program. Routine program diperlukan untuk melaku- Diagram alir diatas adalah contoh, dengan asumsi ha
kan “scanning” (check satu nya satu perangkat masukan dan satu perangkat kelu
Start
Polling routine
persatu) terhadap setiap aran (dengan alamat 02 Hex dan 04 Hex).
SWG yang terpasang. Dari diagram alir ini terlihat, bahwa instruksi pem-
bacaan data dari perangkat masukan 02 Hex.:
Baca
SWG01 hanya akan dieksekusi kalau perangkat
masukan 02 tsb.dalam kondisi SIAP
Y memberikan masukan.
=80 Baca
? Data dari 02 Kondisi kesiapan perangkat masukan 02 Hex. dike-
mas oleh SWG01 dalam kata status 80 Hex.
T
Demikian juga instruksi penulisan data ke perang-
Baca
SWG03 kat keluaran 04 Hex. :
hanya akan dieksekusi kalau perangkat
Y keluaran 04 tsb.dalam kondisi SIAP
=C0 Tulis
? Data ke 04 menrima data dari mikroprosesor.
T Kondisi kesiapan perangkat keluaran 04 Hex. dike-
mas oleh SWG03 dalam kata status C0 Hex.
o
o
74LS244

. .
.
o Vcc

LOAD
.
PRESET
.

.
.

setting addr.

Initial addr

LOAD
.

cuurent addr.
clock

addr.Ao-A15
..

PRESET
..
PRESET
74LS244

74LS244
..
.. ..
o Vcc
..
.. o Vcc

cuurent addr.

addr.Ao-A15
setting addr.

Initial addr

cuurent addr.

addr.Ao-A15
setting addr.

Initial addr
o o .. .
o o
.
.. LOAD
LOAD LOAD clock
LOAD clock
16 bit alamat di-set dan didisplaykan sebagai Initial address, dan sebagai masukan pada 2 chip IC 74LS244 (Three state buffer).
# Kalau tombol LOAD ditekan (Noarmally Open), maka bit-bit alamat pada initial addr. akan diteruskan ke 16 bit Presettable Binary
Up Counter (4chip IC 74193) sebagai bit-bit PRESET, sehingga keluaran Counter PRESET pada initial addr, dan diteruskan oleh 2chip
IC 74LS244, sehingga terdisplaykan pada Current address, dan muncul pada pin=pin alamat, A15 – A0 pada slot artifficial. (Penekanan
tombol LOAD dapat diulang apabila diperlukan).
# Kemudian, setelah display current addr.sesuai dengan initial addr, maka setiap SATU KALI penekanan tombol CLOCK akan berakibat
display current address naik satu hitungan(stepped up) , demikian juga kata alamat A 15- A0 pada pin-pin alamat slot artficial.
Kata alamat A15- A0 pada pin-pin alamat slot artificial ini adalah analogi dari kata alamat 16 bit pada bus alamat.
o
o

.
74LS244

. .
.
o Vcc

LOAD
.
PRESET
.

.
.

setting addr.

Initial addr
LOAD
.

cuurent addr.
clock

addr.Ao-A15
initial addr.
20 bit
Vcc
LED
o

...
..
..
.

P R E S E T
.. 3 chip
..
.. 74LS244
..
..
..
..
.
. .
oo
. .

curent addr.

Addr. A19 - A0
setting addr.

Initial addr.
initial addr.
20 bit
Slot alamat 20 bit, A0 – A19
Vcc
LED
o

...
..
..
.

P R E S E T
.. 3 chip
..
.. 74LS244
..
..
..
..
.
. .
oo
. .

curent addr.

Addr. A19 - A0
setting addr.

Initial addr.
.
Slot data 8 bit, D0 – D7

PRESET
.
74LS244
.
. .
o Vcc
.
.

cuurent addr.

addr.Ao-A15
setting addr.

Initial addr
o o . .
. LOAD
LOAD clock
Menghubungkan perangkat masukan/keluaran
pada sistem bus mikroprosesor.
n
Masukan data

+Vcc
o

K
. .
A7
A6
A5
A4
.. . .
Clock input
A3 mikroprossesor
A2
A1
A0
VCC
.
setting
alamat 10 k

alamat
awal
LED LED

.. ..
.. AI
.. ..
.. .. 74LS244
.
AII
. 1G
2G

LOAD AIII

AIV
setting
Dout LED Data
Data D0 – D7

74LS244

o
o
.
.
o
o o
. ..
LOAD
Dout

Vcc
o . Din
Dout
setting
Dout LED
Data
Data
D0 – D7
.
.
..
74LS244

o
o
.
LOAD
Dout
o . . Din

Vcc
. o
o . Dout
Din
KI “SIAP”
A7
A6 .
A5
A4
A3
A2
“0” .. Bus data

A1
A0 .. 74LS244
A7
A6
1G
A7
A5
A4
A3
. 2G
A6 A2
A5 A1
A4
A0
A3
A2 K
A1
A0
74ALS344
D0 Q0 Start
D1 Q1 Polling routine
dari ke
D2 Q2
bus data D3 Q3 printer
D4 Q4
KO D5 Q5 Baca
D6 Q6 SWG01
A7 D7 Q7
A6
A5 o clock
A4
A3
=80
Y Baca
A2
A1 ? Data dari 02
A0
T
A7 Baca
A6
A5 SWG03
A4
A3
A2
A1 =C0
Y Tulis
A0 ? Data ke 04

A10 A
A11 B 0 VALID untuk : A000 - A3FF Hex.
A15 1 VALID untuk : A400 - A7FF Hex.
A14 74139 2 VALID untuk : A800 - ABFF Hex.
E 3 VALID untuk : AC00 - AFFF Hex.
A13
A12
A13 A VALID untuk : E0000 – E1FFF Hex.
A11
A14 0
B VALID untuk : E2000 – E3FFF Hex. A12
A15 1
C VALID untuk : E4000 – E5FFF Hex. A13
2
VALID untuk : E6000 – E7FFF Hex.
74138 3 VALID untuk : C4000 – C47FF
VALID untuk : E8000 – E9FFF Hex. A 0
A16 G2A
4 VALID untuk : C4800 – E4FFF
VALID untuk : EA000 – EBFFF Hex. B 1
G2B 5 VALID untuk : C5000 – C57FF
VALID untuk : EC000 – EDFFF Hex. C 2
A17 G1 6 A14 VALID untuk : C5800 – E5FFF
7 VALID untuk : EE000 – EFFFF Hex. 74138 3
A18 VALID untuk : C6000 – C67FF
A15 4
A19 G2A VALID untuk : C6800 – C6FFF
A16 5
G2B VALID untuk : C7000 – C77FF
G1 6
A11 A17 VALID untuk : C7800 – C7FFF
A VALID untuk : 4000 – 47FF Hex 7
A12 0
B VALID untuk : 4800 – 4FFF Hex
1
A13 74139 2 VALID untuk : 5000 – 57FF Hex
A18 A 0
A14 seleksi
E 3 VALID untuk : 5800 – 5FFF Hex A19 B 1
A15 keluaran
C 2
74138 3 keluaran
G2A
4 (aktif rendah)
A0 A 0 VALID untuk I/O: F0 Hex. enable 5
G2B
A1 B 1 VALID untuk I/O: F1 Hex. G1 6
A2 C 2 VALID untuk I/O: F2 Hex. 7
74138 3 VALID untuk I/O: F3 Hex.

4 VALID untuk I/O: F4 Hex.


seleksi A
A3 G1 0
5 VALID untuk I/O: F5 Hex.
B
A4 G2A keluaran 1 keluaran
6 VALID untuk I/O: F6 Hex.
A5 G2B 7 VALID untuk I/O: F7 Hex. 74139 2 (aktif rendah)
A6 enable E 3
A7

A7
A6
A0 A5
A A4
A1 0 VALID untuk I/O : 00 Hex. VALID untuk I/O : 01 Hex.
A2 B A3
1 VALID untuk I/O : 01 Hex.
A3 74139 2 VALID untuk I/O : 02 Hex.
A2
A1
A4
A5 E 3 VALID untuk I/O : 03 Hex. A0
A6
A7
A0

MREQ
D0

VA

RD
A1

WR
VA VA D1
CE
VA
CE CE .. A2 .
MREQ IO/M RAM .
RD MEMR RD
. Dm-1 .
An-1
CE R/W

A0
terhubung A1 D0
terhubung
D1
dengan .. ROM .. dengan
Bus alamat
. D7
. Bus data A B
A0 s/d A9 D0 s/d D7
(bersesuaian) A9
(bersesuaian)
CE
s2
Co ALU 8 bit s1
dari CE s0
Cin

R/W
A0 A0

CE
Bus alamat A1 A1 D0 D0
A2 D1
.. ROM
D1
..
. . F

chip RAM
D7

terminal
D7

kontrol
A10 A9 A9
A11 CE
A12 VA
A13
A14 Bus data
A15
MREQ CE
Xi = AiBi + s2s1s0 Ai + s2s1s0Bi
RD

Yi = s0Bi + s1Bi s2s1s0


Cii = s2Coi-1
Bus alamat A0
A0
A1 A1 D0 D0
A2 D1
.. RAM
D1
.. A10
. . A11
D7 D7 A12
A9 A9
RD A13
CE R/W A14
A10
A11 A15
A12
A13 Bus data
A14
A15
MREQ
WR
VCC
.
10 k

A7
.. ..
A6
A5
.. .. Bus data
A4
A3 .. ..
A2
A1
. .. 74LS244
A0

. 1G
2G
Tabel Fungsi operasi Aritmatika

siny.kont. masukan Keluaran ALU


seleksi tahap ke-I (rangk.aritmatika) Jenis operasi
s1 s0 Cin X i Yi F= (aritmatika)
0 0 0 Ai 0 A Transfer data A

0 0 1 Ai 0 A tamb 1 Increment data A

0 1 0 Ai Bi A tambah K’1 B Penjumlahan dengan K’1

0 1 1 Ai Bi A kurang B Pengurangan

1 0 0 Ai 1 A kurang 1 Decrement data A

1 0 1 Ai 1 A Transfer data A

1 1 0 Ai Bi A tambah B Penjumlahan

1 1 1 Ai Bi A tamb.B tamb.1 Penjumlahan dengan Carry


Masukan
Keluaran
Enabel Seleksi
G2A G2B G1 C B A 0 1 2 3 4 5 6 7

1 X X X X X 1 1 1 1 1 1 1 1
X 1 X X X X 1 1 1 1 1 1 1 1
X X 0 X X X 1 1 1 1 1 1 1 1
0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1
0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1
0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1
0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1
0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1
0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1
0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1
0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0
masukan Keluaran
E A B 0 1 2 3
0 0 0 0 1 1 1
0 0 1 1 0 1 1
0 1 0 1 1 0 1
0 1 1 1 1 1 0
1 X X 1 1 1 1
Tabel Fungsi operasi ALU
Siny.kont. masukan tahap
seleksi ke-i Keluaran ALU Jenis operasi
s2s1s0Cin Xi Yi F=

0 0 0 0 Ai 0 A Transfer data A
0 0 0 1 Ai 0 A tambah 1 Increment data A
0 0 1 0 Ai Bi A tambah B Penjumlahan
0 0 1 1 Ai Bi A tamb. B tamb. 1 Penjumlahan dengan Carry
0 1 0 0 Ai Bi A tamb. K’1 B Penjumlahan dengan K’1
0 1 0 1 Ai Bi A kurang B Pengurangan
0 1 1 0 Ai 1 A kurang 1 Decrement data A
0 1 1 1 Ai 1 A Transfer data A
1 0 0 x A i + Bi 0 A + B Op.logika : OR
1 0 1 x Ai Bi A + B Op.logika : XOR
1 1 0 x A i + Bi Bi A B Op.logika : AND
1 1 1 x Ai 1 A Op.logika : NOT
Siny.kont. masukan tahap
seleksi ke-i Keluaran ALU Jenis operasi
s2s1s0Cin Xi Yi F=
0 0 0 0 Ai Bi A tambah B Penjumlahan
0 0 0 1 Ai Bi A tamb. B tamb. 1 Penjumlahan dengan Carry
0 0 1 0 Ai 0 A Transfer data A
0 0 1 1 Ai 0 A tamb. 1 Increment data A
0 1 0 0 Ai 1 A kurang 1 Decrement data A
0 1 0 1 Ai 1 A Transfer data A
0 1 1 0 Ai Bi A tamb. K’1 B Penjumlahan dengan K’1
0 1 1 1 Ai Bi A kurang B Pengurangan
1 0 0 x Ai Bi A+B XOR
1 0 1 x A i + Bi 0 A+B OR
1 1 0 x Ai 1 A NOT
1 1 1 x Ai + B i Bi AB AND
asli . Ci
. X
A0 F0
FA F
B0 . . .
Y Co
.
..
. Ci
. X
A1 F1
FA F
B1
. . .
Y Co
.
..
n bit n bit
data A data B
Xi = Ai + s2s1s0Bi + s2s1s0Bi
s2 Yi = s0Bi + s1Bi
Co ALU s1 sinyal kontrol
Cii = s2Coi-1
s0 seleksi
Cin

n bit
data F

.
.
F0
A0
B0

.
.
A1 F1
B1

ke tahap berikutnya
n bit n bit
data A data B

s1 sinyal kontrol
ALU s0
Co (rangkaian aritmatika) seleksi
Cin

s2
n bit s1 sinyal kontrol
data F s0 seleksi
Cin

Tabel Fungsi operasi Aritmatika

siny.kont. masukan Keluaran ALU


seleksi tahap ke-I (rangk.aritmatika) Jenis operasi
s1 s0 Yi s1 s0 Cin Xi Yi F= (aritmatika)
0 0 0 Ai 0 A Transfer data A
0 0 Bi
01 0 0 0 1 Ai 0 A tambah 1 Increment data A

10 1 0 1 0 Ai Bi A tambah B Penjumlahan

1 1 Bi 0 1 1 Ai Bi A tamb. B tamb. 1 Penjumlahan dengan Carry

1 0 0 Ai Bi A tamb. K’1 B Penjumlahan dengan K’1

Jenis operasi aritmatika bersesuaian 1 0 1 Ai Bi A kurang B Pengurangan


dengan pilihan kombinasi sinyal kon 1 1 0 Ai 1 A kurang 1 Decrement data A
trol seleksi 1 1 1 Ai 1 A Transfer data A
n bit n bit
data A data B
Operasi: PENJUMLAHAN

s1
rangk. s1 Operasi: PENJUMLAHAN
konversi s0 dengan CARRY

AC Hex Z
X Y
alamat data
Co Co Paralel Adder Ci Cin s1 s0 Yi
kontrol
F 00 0
TULIS!
0 1 Bi
1 0 Bi
n bit 11 1
data F
n bit A n bit B n bit data F = n bit data X ditambah
n bit data Y ditambah
1 bit Cin.
“0” “0”

n bit A n bit B

n bit A dita dambah K’1


N bi data B
“0” “1”

n bit A dikurang n bit data B


Cin
s1 Cin
s0
A0 x0
A1 x1
x2 F0
A2 PA
A3 x3
4bit F1
7483 F2
B0 y0
B1 y1 F3
B2 7487 y2
B3 y3

Cout

Bi
Yi

s1

s0
Contoh-contoh sistem mikroprosesor minimal

8212

Input
Bufer port
masukan

DS2 DS1

01 02
8212 8212
-12 +5 -5
o o o
Output Output
Status
latch port
latch

8224 01
DS2 DS1 DS2 DS1
2. Suatu rangkaian aritmatika n bit dirancang dengan susunan
rangkaian seperti gambar disamping ini. Terlihat bahwa n bit
data A dan n bit data B dilewatkan rangkaian konversi, dan
ada tambahan sinyal kontrol seleksi . Apabila pers. Boolean
utk. masukan-masukan rangkaian aritmatika tahap ke-I sbb.:

Xi = Ai ( s2+ s1 ) + s2s1s0 Bi
Yi = s1 + ( s0 Bi )
Cii = s2 Coi-1
Susunlah tabel fungsi operaasi aritmatika.

*******SELAMAT MENGERJAKAN*******
Cin
s1 Cin
s0
A0 x0
A1 x1
x2 F0
A2 PA
A3 x3
4bit F1
7483 F2
B0 y0
B1 y1 F3
B2 7487 y2
B3 y3

Cout

Bi
Yi

s1

s0
Cin
s1 Cin
s0
A0 x0
A1 x1
x2 F0
A2 PA
A3 x3
4bit F1
7483 F2
B0 y0
B1 y1 F3
B2 7487 y2
B3 y3

Cout

Bi
Yi

s1

s0
2. Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
Nnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnn nnnnn.nnnnnnnnnnnn
Oooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooo

………………………………………………………………………..

*******Selamat Mengerjakan*******
S1 S0 Cin
Cii
A0 X
Ci

B0 . . FA F F0 Fi
X
y
Co
.
A1 Ci
X
B1 . .
FA F F1
Ai
F
y Co
. Ci
A2 X
B2 . . FA F F2 AI
y
Y
. Co

A3 Ci
X
B3 . FA F F3
y
Co

Cout
Ai
Yi
Bi
Xi = Ai
Yi = s0 Bi + s1 Bi
Cii = Coi-1

n bit n bit
data A data B

s1 sinyal kontrol
ALU s0
Co (rangkaian aritmatika) seleksi
Cin

n bit
data F
Nama gerbang Simbol Tabel
logika Logic block Pers.Boolean
Kebenaran

A X A X

X=A
Gerbang NOT 0 1
1 0

A B X
A
Gerbang AND X X=AB
0 0 0
2 masukan B 0 1 0
1 0 0
1 1 1

A B X
A X=A+B 0 0 0
X
Gerbang OR
2 masukan
B 0 1 1
1 0 1
1 1 1
Nama gerbang Simbol Tabel
logika Logic block Pers.Boolean
Kebenaran
A B X
A
X X=AB
0 0 1
Gerbang NAND B 0 1 1
2 masukan 1 0 1
1 1 0

A B X
A 0 0 1
X
X=A+B
Gerbang NOR 0 1 0
2 masukan B 1 0 0
1 1 0

A B X
A 0 0 0
X
Gerbang XOR
2 masukan B X=A +B 0 1 1
1 0 1
1 1 0

A B X
A
Gerbang XNOR X 0 0 1
2 masukan B X=A +B 0 1 0
1 0 0
1 1 1

Anda mungkin juga menyukai