LANJUTAN
PENGGABUNGAN USAHA
KELOMPOK : 05
NAMA KELOMPOK :
1. KADEK SURYANTINI 1802622010487 (11)
2. NI KADEK SENDI RIANA SUWINDARI 1802622010494` (18)
3. NI KOMANG DARMA SASTRA DIYANTI 1802622010496 (20)
SOAL:
1. Prosedur akuntansi untuk penggabungan usaha berbeda-beda di setiap Negara. Di
banyak Negara, penyatuan kepemilikan tidak diperbolehkan, sedangkan standar
akuntansi di beberapa Negara memperbolehkan penghapusbukuan goodwill langsung
ke ekuitas pemegang saham pada penggabungan usaha yang diperlakukan sebagai
pembelian. (bobot 30)
Diminta:
a. Tidak seperti Indonesia, sebagian besar perusahaan di Negara lain tidak perlu
mengapitalisasi goodwill. Jelaskan kerugian yang dialami perusahaan
Indonesia disbanding perusahaan Negara lain yang disebabkan karena
mengkapitalisasi goodwill.
b. Apakah perusahaan Indonesia seharusnya peduli dengan standar akuntansi lain
selain standar yang berlaku umum di Indonesia? Jelaskan.
Jawaban :
a. Tidak semua Negara mengkapitalisasi goodwill. Ada keuntungan yang bisa didapat
oleh perusahaan yang tidak mengkapitalisasi goodwill sebaliknya ada kerugian yang
di dapat oleh perusahaan yang mengkapitalisasi goodwill dalam laporan keuangannya.
Dan ini akan berdampak pada laporan keuangan perusahaan baik di Neraca ataupun
Laba Rugi. Karena goodwill merupakan manfaat yang tidak dapat diidentifikasi
secara spesifik, sehingga kurang logis untuk mengaitkan biaya- biaya dengan setiap
pendapatan spesifik dalam preiode – periode masa depan. Dengan ini dapat
disimpulkan pengeluaran untuk goodwill yang tidak dibeli harus dikurangkan dari
laba ketika hal tersebut terjadi. Jadi tidak relevan mengkapitalisasi perubahan dalam
nilai perusahaan.
b. Ya, perusahaan Indonesia seharusnya peduli dengan standar akuntansi lain selain
standar yang berlaku umum di indonesia. Karena, Indonesia perlu tanggap terhadap
perkembangan yang terjadi, khususnya dalam hal-hal yang memengaruhi dunia usaha
dan profesi akuntan. Untuk dapat menghasilkan standar akuntansi keuangan yang
baik, maka badan penyusunnya terus dikembangkan dan disempurnakan sesuai
kebutuhan. untuk menyesuaikan ketentuan akuntansi dengan perkembangan dunia
usaha. Standar akuntansi keuangan yang berkualitas merupakan salah satu prasarana
penting untuk mewujudkan transparasi tersebut. Standar akuntansi keuangan dapat
diibaratkan sebagai sebuah cermin, di mana cermin yang baik akan mampu
menggambarkan kondisi praktis bisnis yang sebenarnya. Oleh karena itu,
pengembangan akuntansi keuangan yang baik, sangat relevan dan mutlak diperlukan
pada masa sekarang ini.
JAWABAN :
Biaya Perolehan Nilai Buku
Kas Rp 21.000.000 Rp 21.000.000
Persediaan Rp 37.000.000 Rp 37.000.000
Tanah Rp 80.000.000 Rp 80.000.000
Bangunan Rp 240.000.000 Rp 216.000.000
Peralatan Rp 90.000.000 Rp 54.000.000
TOTAL Rp 408.000.000
A. PT. Temaram mencatat transaksi dengan jurnal sebagai berikut :
Investasi pada modal saham bisa PT.Temaram Rp 408.000.000
Akumulasi Penyusutan Rp 60.000.000
Kas Rp 21.000.000
Persediaan Rp 37.000.000
Tanah Rp 80.000.000
Bangunan Rp 240.000.000
Peralatan Rp 90.000.000
B. PT. Terang mencatat transfer aset dan penerbitan saham sebesar nilai buku aset yang
ditransfer sebagi berikut :
Kas Rp 21.000.000
Persediaan Rp 37.000.000
Tanah Rp 80.000.000
Bangunan Rp 240.000.000
Peralatan Rp 90.000.000
Akumulasi Penyusutan Rp 60.000.000
Modal – modal Biasa, nilai par Rp 6.000 Rp 60.000.000
Aigo saham Biasa Rp 348.000.000
JAWABAN :
Investasi pada PT. Tenggara Rp 425.000.000 Rp -
Saham Biasa Rp - Rp 400.000.000
Tambahan Modal Rp - Rp 25.000.000