Anda di halaman 1dari 2

Banjarmasin, 16 Mei 2010

Minta saran untuk judul tulisan ini… thenkiyu… ^^

Pria lebih mengandalkan logika dan pikiran, sementara wanita lebih mengandalkan emosi dan
perasaan.

Seorang pria merasa tak perlu sesering mungkin menyatakan perasaan pada pasangannya. Ia
berharap pasangannya sudah tahu bagaimana perasaannya. Mungkin hubungan sudah berjalan
selama 1 tahun dan ia lupa mengingatkan pasangannya betapa ia mencintainya, tapi ia merasa
hubungannya baik-baik saja tanpa harus sesering mungkin mengungkapkan rasa sayangnya.

Sementara wanita perlu dijejali berkali-kali dengan ungkapan-ungkapan sayang (mungkin itulah
mengapa wanita mudah termakan rayuan). Telinga wanita sangat haus ungkapan sayang itu. Dalam
hubungan yang sudah berjalan lama, jika si wanita sudah lama tak mendengar ungkapan sayang dari
pasangannya, bisa dipastikan ia akan bertanya-tanya dalam hati. “Apakah dia sudah tidak sayang
lagi? Jangan-jangan ada wanita lain”. Dan prasangka pun muncul. Tidak diragukan lagi, jika
mendengar ungkapan sayang dari pasangannya, yang mungkin sudah bertahun-tahun tak
didengarnya, pasti ia akan terharu, dan menitikkan air mata, seolah-olah menemukan kembali
pasangannya yang dulu.

Para pria mungkin berpikir, mengungkapkan perasaan sayang setiap saat adalah pemborosan. Baik
itu pemborosan kata-kata, maupun uang. Mereka lebih suka melakukan hal-hal lain yang lebih
penting dan bermanfaat ketimbang membeli seikat bunga dan meletakkannya di meja kerja
pasangannya.

Tapi beda halnya dengan wanita. Kaum hawa ini merasa ingin terus menerus diyakinkan bahwa
pasangannya masih mencintainya. Jika tidak, maka itu akan menjadi beban pikirannya karena
muncul kebimbangan akan keseriusan pasangannya.

Jika seorang pria memikirkan pasangannya, itu hanya sebagian kecil dari hidupnya. Pada umumnya,
pria lebih cenderung mencurahkan perhatian pada hobi, karir, kepuasan kerja maupun aktualisasi
diri. Jangan heran jika pria lebih banyak diam daripada bicara, dan jika ia sedang fokus pada suatu
hal (membaca majalah otomotif, nonton bola, atau kesibukan lainnya) jangan berharap mendapat
perhatian darinya. Pria lebih cenderung fokus daripada multitasking. Buat para wanita, jangan
jengkel saat pasangan anda cenderung mengabaikan anda saat ia sedang fokus pada hobinya. Pria
tak suka diganggu saat ia sedang fokus. So…duduk manis, jadilah pendengar atau penonton yang
baik, jadilah partnernya yang siap membantu kapanpun ia butuh bantuan.

Berbeda dengan wanita yang bisa melakukan banyak hal sekaligus. Wanita bisa memasak sambil
mendengar musik, membaca majalah, bahkan mengurus anak (Hmm… ^^). Mungkin itu karena
secara kodrati wanita didesain untuk beraktivitas dirumah dan melakukan pekerjaan rumah tangga.

Wanita suka bicara. Meski pembicaraannya lebih banyak mengandung hal-hal yang tidak penting.
Wanita tidak suka menyimpan masalah sendirian. Ia akan bercerita banyak kepada pasangannya apa
yang dilakukannya hari ini, tentang masalahnya, hal-hal yang menyenangkan hari ini, dan
sebagainya. Wanita akan menuntut pasangannya untuk mendengarkan semua ceritanya. Wanita
bercerita hanya untuk sharing, bukan untuk memecahkan masalah. Oleh karena itu ia bercerita
berdasarkan perasaan dan suasana hatinya. Wanita akan stress jika tak bisa menyalurkan
kebutuhannya untuk bercerita. Oleh sebab itu jika pasangannya terlalu sibuk untuk
mendengarkannya, ia akan mencari tempat bercerita. Bisa kepada sahabatnya, maupun bercerita di
forum jejaring sosial (itulah mengapa sebagian besar pengguna facebook adalah wanita).

Jika seorang wanita memikirkan pasangannya, itu akan menyita seluruh hidupnya, menyita seluruh
pikirannya, emosi dan perasaannya. Mungkin ini karena wanita berasal dari tulang rusuk seorang
pria, yang berarti bahwa wanita adalah bagian dari seorang pria.

Pria dan wanita mempunyai peran yang berbeda dalam rumah tangga, oleh sebab itulah diperlukan
rasa saling pengertian dan memahami peran masing-masing. Sehingga tidak terjadi disintegrasi
dalam keluarga disebabkan kedua pihak sama-sama mengedepankan ego. Secara naluriah, ego pria
lebih tinggi, dan kesabaran wanita lebih tinggi. Oleh sebab itu, hendaknya pria dan wanita saling
mengisi kekurangan masing-masing, dan saling mengenal pribadi lebih mendalam, karena itulah
yang akan menjadi pijakan dalam menyikapi masalah yang muncul kemudian hari.

Pria dan wanita adalah ciptaan Tuhan yang unik. Pria berperan diluar rumah untuk bekerja mencari
nafkah, dan menjadi kepala rumah tangga. Wanita berperan didalam rumah untuk menjadi ibu
rumah tangga.

Dari Mu’awiyah Al-Kusyair. Ia berkata : “Saya bertanya kepada Rasulullah. Wahai Rasulullah, apakah
hak seorang istri terhadap suami?” Rasulullah menjawab : “Engkau memberi makan kepadanya apa
yang engkau makan. Engkau memberinya pakaian sebagaimana engkau berpakaian. Dan janganlah
engkau pukul mukanya dan jangan engkau memisahkannya kecuali dalam satu rumah”

Bagaimana jika wanita berkarir?

Seorang wanita boleh keluar rumah untuk bekerja jika mendapat izin dari suaminya, akan tetapi
tidak meninggalkan tanggung jawab dalam rumah tangga yakni mengurus rumah dan merawat anak-
anak. Ia tidak boleh meninggalkan rumah tanpa izin suaminya, karena ridho Allah adalah ridho
suaminya.

Dalam filosofi Jawa. Seorang wanita memakai sanggul di kepalanya, maksudnya, seorang
wanita juga harus berpikiran maju dan memandang ke masa depan. Seorang wanita memakai
kain, sehingga berjalan agak susah, maksudnya, seorang wanita boleh keluar tetapi tidak boleh
meninggalkan tanggung jawab sebagai istri.

Anda mungkin juga menyukai