Anda di halaman 1dari 4

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

TERAPI DZIKIR

(MEMBACA ATAU MENDENGARKAN ASMAUL HUSNA)

Topik Penerapan terapi modalitas berupa terapi spiritual dzikir

(mendengarkan atau membaca asmaul husna) kepada

pasien

Pengertian Terapi yang menggunakan media dzikir mengingat Allah

yang bertujuan untuk memfokuskan pikiran. Dengan

bacaan do’a dan dzikir orang akan menyerahkan segala

permasalahan kepada Allah, sehingga beban stress yang

dihimpitnya mengalami penurunan. (Fanada, 2012 dalam

Indri W, 2014)

Tujuan 1. Klien mampu mengenali terapi dzikir yang dilakukan.

2. Klien mampu memberi respon terhadap terapi yang

diberikan.

3. Klien mampu menceritakan perasaannya setelah

mendengarkan dzikir asmaul husna

Setting 1. Terapis dan klien duduk berhadapan atau berdekatan

2. Ruangan nyaman dan tenang

Alat dan bahan Meja, kursi, speaker, musik religi, laptop, matras bila perlu,
teks dzikir asmaul husna

Prosedur :

1. Pra Interaksi

a. Memilih klien dua atau lebih dengan indikasi, yaitu perilaku kekerasan

b. Membuat kontrak waktu dengan klien

c. Mempersiapkan alat dan tempat kegiatan

2. Orientasi

a. Salam Terapeutik

1) Salam dari terapis kepada klien

2) Perkenalkan nama dan panggilan klien

3) Menanyakan nama dan panggilan klien

b. Evaluasi atau Validasi

1) Menanyakan perasaan klien saat ini

2) Menanyakan masalah yang dirasakan

c. Kontrak

1) Terapis menjelaskan jenis kegiatan dan waktu

2) Terapis menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu mendengarkan dzikir

asmaul husna

3) Menjelaskan peraturan kegiatan :

a) Klien mengikuti kegiatan dari awal sampai berakhirnya

kegiatan
b) Kegiatannya yaitu mendengarkan dzikir asmaul husna

c) Apabila klien ada keluhan, harus mengangkat tangan terlebih

dahulu

d) Klien tidak boleh membuat kegaduhan

3. Tahap Kerja

a. Bantu klien memilih posisi yang nyaman

b. Dekatkan sumber suara dan peralatan dengan klien

c. Nyalakan musik religi yang digunakan untuk terapi dan atur volume

(jangan terlalu keras atau terlalu keras)

d. Anjurkan klien untuk bernapas secara alami dan mulai mendengarkan

dan meresapi kalimat dzikir yang diputarkan. Jika pasien bisa

membaca maka berikan kesempatan kepada klien untuk mengucapkan

kalimat dzikir tersebut

e. Beri waktu klien 10-15 menit

f. Arahkan klien agar tetap fokus dan rileks

g. Jika sudah selesai, jangan biarkan klien langsung berdiri, namun

anjurkan klien untuk duduk dan istirahat sejenak, buka pikiran

kembali. Jika dirasa sudah cukup baru persilahkan klien untuk berdiri

4. Tahap Terminasi

a. Evaluasi

1) Menanyakan perasaan klien setelah mengikuti kegiatan


2) Memberikan pujian kepada klien

b. Tindak Lanjut

Menganjurkan klien untuk belajar mengontrol emosinya dengan

melakukan hal-hal positif, bila perlu anjurkn klien apabila ada waktu

luang bisa diisi dengan kegiatan yang positif seperti sholat, dzikir dan

lain-lain.

c. Kontrak Waktu yang akan datang

1) Menyepakati kegiatan-kegiatan yang akan datang

2) Menyepakati waktu dan tempat

5. Evaluasi dan Dokumentasi

Evaluasi dilakukan saat proses terapi berlangsung, khususnya pada tahap

kerja. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan

tujuan terapi. Untuk terapi mendengarkan dzikir asmaul husna

kemampuan klien yang diharapkan adalah mengikuti kegiatan, responsive

terhadap musik, memberi pendapat, dan berbagai perasaan saat

mendengarkan musik, dan mendokumentasikannya di lembar evaluasi.

Anda mungkin juga menyukai