Anda di halaman 1dari 2

KEBANGKITAN KRISTUS MERUNTUHKAN TEMBOK PEMISAH

Kisah Para Rasul 10:34-43 Mazmur 118:1-2, 14-24 I Kor.15:19-26 Yoh.20:1-18

Sejak menjadi janda, seorang ibu tinggal serumah dengan putera tunggalnya yang sudah
beristeri. Setelah hidup bersama beberapa tahun lamanya, berubahlah sikap sang menantu
terhadap ibu mertua itu. Banyak hal telah membuat menantu perempuan itu menjadi
semakin membenci ibu mertuanya, sampai dia berharap bisa menyingkirkannya. Suatu
hari, meskipun sebenarnya dia itu seorang anak Tuhan, tetapi secara diam-diam pergi
minta bantuan kepada seorang dukun di sebuah desa yang jauh dari tempat tinggalnya.
Mbah dukun memberi ramuan racun yang jika diminumkan kepada mertua itu, maka
akan dapat mencelakai dan membunuhnya. Setelah memperoleh ramuan beracun, dengan
memberanikan diri sang menantu melakukan semua petunjuk dari Mbah dukun. Akan
tetapi sejak saat itu dia merasa berdosa, dan timbul ketakutan kalau-kalau Tuhan Yesus
mengganjarnya dengan hukuman yang berat. Maka berubahlah sikap sang menantu 180
derajat terhadap ibu mertuanya, dia menjadi sangat ramah, hangat dan menunjukkan
kasih sayang yang sangat besar. Sambil berprilaku sebaik itu, hatinya dikuasai ketakutan
kalau-kalau maut segera menjemput ibu mertuanya. Tapi agaknya ramuan dari dukun
desa itu tidak bertuah, atau Tuhan Yesus telah menghancurkan kuasa kegelapan yang
dihadirkan oleh dukun desa itu. Sang ibu mertua kelihatan semakin sehat serta hidupnya
semakin bahagia saja. Jalinan kasih di antara kedua wanita itu menjadi semakin manis
dan kuat, juga semakin wajar menyenangkan hati mereka berdua! Dengan demikian tahu-
tahu tembok pemisah yang kokoh kuat di antara mereka berdua sudah runtuh karena
kasih Kristus, dan selanjutnya mereka bisa hidup dalam damai sejahtera yang indah!

Kebangkitan Kristus meruntuhkan tembok pemisah di antara Allah dan manusia.


Pertama, Tembok Kemustahilan. Sebab Yesus Kristus bangkit dari kematian, yang bagi
kita merupakan kemustahilan yang terbesar. Maka penyangkalan terhadap kebangkitan
Kristus dari zaman dulu sampai sekarang dan ke depan nanti terus ada di antara manusia.
Paskah berarti merayakan, mengamini, mengagungkan sebuah kemustahilan terbesar
yang sudah runtuh. Mengapa kebangkitan Lazarus, Tabita dll tidak sampai kita rayakan
seperti ini? Sebab kebangkitan mereka tidak menyangkut kebangkitan kita. Tapi Kristus
bangkit untuk kita dan demi kita. “Tetapi yang benar yalah, bahwa Kristus telah
dibangkitkan dari antara orang mati, sebagai yang sulung dari orang-orang yang telah
meninggal Sebab sama seperti maut datang karena satu orang manusia, demikian juga
kebangkitan orang mati datang karena satu orang manusia.” I Korintus 15:20,21.
Sesudah tembok kemustahilan terbesar itu runtuh, maka muncullah satu Monumen
Pengharapan yang disebut Kebangkitan Orang-orang mati di masa mendatang.
Dengan kebangkitanNya maka kita tidak boleh lagi takluk kepada segala bentuk
kemustahilan di dalam hidup ini. Kemustahilan di segala aspek kehidupan kita. Tetapi
bagaimana kenyataannya? Banyak contoh yang memperlihatkan bahwa kita masih saja
mudah menyerah kalah kepada perkara-perkara besar yang menghadang perjuangan dan
panggilan kita di dunia ini. Itu berarti kita harus mau kembali kepada berita Alkitab.
Sangat banyak contoh di dalam Alkitab yang menunjukkan bahwa Tuhan tidak mengenal
jalan buntu. Paskah harus menjadi “kompor” untuk menghangatkan dan mengobarkan
kembali iman kita! Panggilan Tuhan di dunia ini yang harus ditopang dengan iman yang
besar adalah panggilan sebagai saksi kebangkitanNya. Hal itu dipandang sangat penting
oleh Tuhan. Sebab jika kebangkitanNya tidak disaksikan dan diteruskan maka tidak akan
ada gereja Tuhan, dan karunia keselamatan dari Tuhan hanya akan dinikmati oleh
segelintir manusia saja. Roda Kerajaan Allah di dunia mandeg, rencana Allah untuk
menyelamatkan dunia tidak terwujud. Itulah sebabnya, begitu Kristus bangkit segera
bermunculan para saksi di sekitar kuburNya. Petrus, Yohanes, para wanita yang menjadi
murid Tuhan Yesus, para rasul dan terus ditingkatkan jumlahnya. Baik sebagai saksi mata
maupun orang-orang yang mempercayai berita kebangkitanNya. Kepada mereka yang
bisa mempercayai meskipun tidak melihat, Tuhan sangat menghargai.Yang seperti
Thomas ditegur sebab mengecewakan. Ada satu ayat yang sangat menguatkan kita:
“Sebab hidup kami ini adalah hidup karena percaya, bukan karena melihat.” II Korintus
5:7
Kedua, Tembok Etnis harus diruntuhkan, yaitu kesenjangan serta salah mengerti di
antara bangsa-bangsa yang non yahudi mengenai keselamatan melalui kebangkitan
Kristus. Kalau tidak diluluhkan maka rencana Tuhan menyelamatkan dunia tidak akan
terlaksana. Para saksi kebangkitan Kristus dipakai Tuhan menjadi pemberita kepada
semua bangsa di dunia, dengan karya Roh Kudus! “Ketika Petrus sedang berkata
demikian, turunlah Roh Kudus ke atas semua orang yang mendengarkan pemberitaan
itu” Kisah Para Rasul 10:44. Semakin jelas bahwa keselamatan melalui kebangkitan
Kristus disediakan untuk semua bangsa. “Dan Ia telah menugaskan kami memberitakan
kepada seluruh bangsa dan bersaksi, bahwa Dialah yang ditentukan Allah menjadi
Hakim atas orang-orang hidup dan orang-orang mati. Kisah Para Rasul 10:42 Di sini
ada satu cerita tentang karya Kristus yang meruntuhkan tembok pemisah di antara dua
bangsa. Pada zaman dulu terjadi ketegangan di antara Argentina dan Chili. Mereka
sudah bersiap-siap untuk berperang. Tapi ada seorang pendeta yang terpanggil oleh
Tuhan untuk mendamaikan mereka, maka ia mulai berkhotbah di dua negara itu dengan
tema Perdamaian Kristus dan Perdamaian Dunia. Sementara itu tentu saja Roh Kudus
telah berkarya, sehingga kedua negara lalu sepakat untuk membatalkan niat mereka untuk
bertempur, Meriam-meriam milik mereka dilebur lalu dibentuklah menjadi patung Yesus
Kristus yang kemudian didirikan di pegunungan Andes yang semula memisahkan, kini
bisa dikata menyatukan mereka. Bangsa-bangsa di dunia seharusnya bisa hidup damai,
dan itu harus diawali dengan terlebih dulu mau menerima Yesus Kristus sang penebus!
Ketiga, Tembok Dosa harus diruntuhkan dan dihancur luluhkan, sebab dosa adalah
pemisah yang paling kokoh yang menghalangi kita dan Tuhan, serta sesama kita. Dalam
Kisah para Rasul 10:43 dikatakan “Barangsiapa percaya kepadaNya, ia akan mendapat
pengampunan dosa oleh karena namaNya.” Dosa membuat kita menjadi sombong,
sehingga kita menolak Yesus. Dosa mendorong kita terjun ke dalam hidup yang kotor
sehingga kita tidak pantas bergaul dengan Tuhan. Dosa membelokkan jalan hidup kita
sehingga kita semakin menjauh dari Tuhan. Dosa membuat kita senang berdusta, munafik
serta penuh kepalsuan, sehingga kita jauh dari Sang Kebenaran. Dst.
Sesudah merampungkan tugas, Yesus Kristus menantikan kita anak-anakNya untuk mau
mendekat menyambut rangkulanNya yang penuh kehangatan!
Oleh Pdt.Em Daud Adiprasetya
Minggu, 4 April 2010 (Paska Pagi)
Bentuk: Ringkasan Khotbah

Anda mungkin juga menyukai