Anda di halaman 1dari 175

RENUNGAN BAGI JIWA

Bagian 5

Kliping Aneka Renungan, Kesaksian dan Ajaran Pembangun Iman


(dihimpun dari berbagai sumber)

1 Timotius 2:4, Yang menghendaki


supaya semua orang diselamatkan
dan memperoleh pengetahuan
akan kebenaran.
1
KATA PENGANTAR

Kliping ini merupakan kumpulan tulisan terbaik dari berbagai sumber. Baik sekali jika
digunakan sebagai pelengkap pembacaan Alkitab karena memberikan penjelasan yang
mudah dipahami serta uraian kontekstual.

Sebagaimana ditulis oleh Administrator situs Roti Hidup.com dalam tulisan penutup kliping
ini:
Rahasia untuk memahami kehendak Allah:
95% adalah perkara taat kepada kehendak Allah, dan
5% adalah perkara pemahaman.

Saya percaya bahwa para Penulis telah memiliki urapan khusus, pengalaman pribadi dan
penghayatan yang baik sehingga mampu menghasilkan tulisan-tulisan yang sedemikian.

Ijinkan saya memasukkan karya tulis Anda ke dalam kliping elektronik ini untuk
disebarluaskan semata-mata untuk menyebarluaskan firman Tuhan agar menjangkau
semakin banyak jiwa, tidak dengan tujuan komersil atau alasan pribadi lainnya. Untuk itu
saya menyampaikan penghargaan dan terimakasih kepada semua penulis yang karyanya
saya masukkan ke dalam kliping elektronik ini. Anda telah menggunakan waktu untuk
menghasilkan sesuatu yang membangun iman para pembaca, pastilah Tuhan Yesus
memperhatikan dan membalasnya dengan segala yang terbaik. Tuhan memberkati Anda
semua.

www.airhidup.com
Sucipto Maria
John Daniel
www.papma-kasih.org
Kurniawan   
Yulia Oeniyati
Living Stream Ministry
Renungan Pelita Sahabat
Pamela Garrion
Betty Chan
Joseph Wise Poriman
Inggou
Poppy Pratva
Ineke Anggraeni
Donny Christian
cerita-kristen.com
Loren Sartika
Pinkrose, Paris van Java
Robinson Tulenan
Susan P Schutz
Henry Sujaya Lie
Lydia
gpdisacramento
dr. Harry Ratulangi dan dr. Andik Wijaya
Chuck Ebbs
Jim Kolianan
Pdm. Johny Kilapong, MA
Ayub Abner Mbuilima
Erna Liem
Henry Sujaya Lie
Jonathan L Parapak
2
www.kasihkekal.org
Eka Darmaputera
Pdt. Indri Gautama
John Adisubrata
  Ir. Stanley I. Sethiadi
Ang Tek Khun
Pdt. Mary Hartanti
Derek Prince
Hans P.Tan
Pdt. Bigman Sirait
Pdt. Erastus Sabdono.M.Th.
Rehobot Online
Benih Kekal - Departemen Pemuda & Anak Gereja Bethel Indonesia
Tim Pengerja GKI Kayu Putih
Pdt. Juswantori Ichwan, M. Th.
James C. Hefley, terbitan Yayasan Kalam Hidup.
George Muller
James C. Hefley
www.pemudakristen.com
Renungan Harian (DH, DC, SS, HW, J, MII, HV, DR, DB, DM, DE, DJ)
Ayub Yahya
SUARA PEMBARUAN DAILY
budiyanto
www.rotihidup.com

Mohon maaf sekiranya ada nama penulis/ lembaga yang tidak tercantum dalam daftar
tersebut. Tuhan Yesus memberkati Anda semua.

Salam hormat dalam kasih Kristus,

mosesforesto@gmail.com

(Lukisan pada cover depan: “Terhisap”,


Oil on Canvas, 95cm X 95 cm, Moses Foresto, 2009)

3
 

Interlude adalah selingan, jeda, waktu untuk istirahat. Kolom Interlude adalah kolom
yang mengajak Anda untuk jeda dari antara kebisingan hidup dan kegalauan pikiran.
Interlude ingin berbicara dari hati dan mengajak Anda untuk menghidup hati, dengan
bahasa hati. Kiranya Interlude dapat menyapa hati Anda dan memberi Anda interlude
dalam hidup.
 

Lagu dari Jauh


Oleh Ang Tek Khun
 

dahulu aku menyanyi


dari jauh...
karena tak tahu
untuk siapa
dan ke mana laguku
harus dilantunkan

dahulu aku menyanyi


dari samar...
karena tak punya
hati dan kata-kata
tak punya inspirasi
untuk menuliskan lirik

dahulu aku menyanyi


dari kekosongan...
karena melodi guncang
suara berloncatan
dan terkadang hilang
entah ke mana

dahulu aku menyanyi


dari kebimbangan...
karena yang kulihat
hanya belantara
segalanya tenggelam
tanpa makna

dahulu aku menyanyi


dari gemetar...
karena lidah hilang nada
bibir tak mau berdendang
hari-hari jadi muram
tanpa irama
4
dahulu aku menyanyi
dari jauh...
kini tidak lagi
karena semua itu
telah berlalu
jadi masa lalu

(c) Ang Tek Khun, 2004

Melangkah Dengan Berbeda

Ada pribadi yang berjalan di depan kita


tapi sering membuat kita tertinggal

Ada pribadi yang berjalan di sisi kita


tapi sering membuat kita kesepian.

Namun ada Pribadi yang berjalan di dalam kita


dan kita pun melangkah dengan berbeda.

Jogja, September 2004

Waktu Aku Turun

hidup membawaku naik


namun Tuhan membuatku
menengok ke bawah

 dan aku pun memilih turun


saat di ketinggian itu
hanya ada haus panjang
yang tak terhentikan

 dan aku pun memilih turun


saat di keasingan itu
hanya ada lapar nelangsa
yang tak terkenyangkan

 dan aku pun memilih turun


saat di keegoisan itu
hanya ada durna
yang tak habis-habis

 dan waktu aku turun


kutempuh jalan hina
yang begitu sepi
dan labirin

 dan waktu aku turun


kutempuh jalan kotor
yang begitu jijik
dan kusta

5
 dan waktu aku turun
kutempuh jalan
pengikisan dan
pengosongan diri

 dan waktu aku turun


aku makin tiada
Dia makin ada
dalam hari-hari yang hadir

 dan waktu aku turun


kujumpa Dia sang Sejati
yang menatangku
dalam melangkah

JOGJA, 25 oktober 2004


* Terima kasih buat Pdt. Budi S. Marsudi
untuk inspirasi dari kisah hidup Nouwen

Membaca Beritamu
- para korban tsunami
 

membaca beritamu
aku tercenung
hilang pikir
hilang kata
hilang indra
dan waktu seakan binasa

maka ...
aku tak punya tempat
selain berlari ke Dia
sebelum aku
hilang ingat
hilang diri

7/1/05
 

Membaca Beritamu
- para korban tsunami
 

membaca beritamu
aku tercenung
hilang pikir
hilang kata
hilang indra
dan waktu seakan binasa

6
maka ...
Lagu
aku dari Jauh
tak punya tempat
Oleh Ang
selain Tek ke
berlari Khun
Dia
  aku
sebelum
hilang ingat
hilang diri

dahulu aku menyanyi


7/1/05
dari jauh...
 
karena tak tahu
untuk siapa
dan ke mana laguku
harus dilantunkan

dahulu aku menyanyi


dari samar...
karena tak punya
hati dan kata-kata
tak punya inspirasi
untuk menuliskan lirik

dahulu aku menyanyi


dari kekosongan...
karena melodi guncang
suara berloncatan
dan terkadang hilang
entah ke mana

dahulu aku menyanyi


dari kebimbangan...
karena yang kulihat
hanya belantara
segalanya tenggelam
tanpa makna

dahulu aku menyanyi


dari gemetar...
karena lidah hilang nada
bibir tak mau berdendang
hari-hari jadi muram
tanpa irama

dahulu aku menyanyi


dari jauh...
kini tidak lagi
karena semua itu
telah berlalu
jadi masa lalu

(c) Ang Tek Khun, 2004

DEREK PRINCE

LANGKAH BERIKUTNYA
 

7
Firman-Mu itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku. Mazmur 119:105

Dalam ayat ini Daud merenungkan cara berjalan kita yang seharusnya di tengah-tengah
dunia ini. Ia menyoroti dua hal utama: kaki yang kita pakai untuk melangkah, dan jalan
yang kita lalui. Ia menjamin bahwa kita tidak akan pernah berjalan dalam kegelapan apabila
kita sepenuhnya percaya dan taat kepada Firman Tuhan.

Akan datang saat-saat ketika dunia di sekitar kita menjadi gelap sama sekali. Pada saat itu
pandangan kita ke segala arah akan terbatas sampai beberapa meter saja. Di depan kita
mungkin ada masalah-masalah yang belum beres. Mungkin juga ada bahaya yang
mengancam kita di balik tikungan. Namun di tengah semua itu kita mendapat suatu jaminan;
Jika kita benar-benar mentaati Firman Tuhan dalam menghadapi keadaan apapun juga, kita
tidak akan berjalan dalam kegelapan. Kaki kita tidak akan menapak di tempat yang
berbahaya yang dapat membuat kita tersandung dan jatuh sehingga mengalami cedera atau
mendapat malapetaka.

Namun jaminan tersebut berlaku untuk satu “daerah” khusus saja; yaitu hanya di tempat kita
akan menapakkan kaki kita pada langkah berikutnya. Tuhan tidak berjanji bahwa kita akan
bisa melihat jauh ke depan. Apa yang akan terjadi jauh di depan kita mungkin sama sekali
tidak bisa kita ketahui , tetapi hal itu tidak perlu membuat kita khawatir. Yang diminta
Tuhan dari kita hanyalah agar setiap langkah, kita ayunkan dengan penuh ketaatan kepada
Firman Tuhan.

Bahaya yang terbesar bagi kita adalah jika kita berusaha melihat terlalu jauh ke depan
menembus kegelapan itu. Karena dengan berbuat demikian kemungkinan kita bisa kurang
memperhatikan tempat yang akan kita pijak yang tepat ada di depan kita, yaitu satu-satunya
tempat yang disinari Tuhan setiap kali kita akan melangkah.

Tanggapan Iman:

Tuhan, tunjukkanlah padaku dimana aku harus menaruh kakiku sekarang dengan
menaati Firman-Mu. Kuserahkan masa depanku ke dalam tangan-Mu.

Berjalan sejauh “dua mil”


hanya dimungkinkan
apabila kita sudah berjalan. . .
 

SEJAUH SATU MIL

Dan siapapun yang memaksa engkau berjalan sejauh satu mil, berjalanlah bersama dia
sejauh dua mil. (Matius 5:41)

Di sini Yesus menggambarkan suatu situasi di mana hukum, adat istiadat, memung kinkan
seseorang memaksa orang lain untuk berjalan sejauh satu mil bersamanya. Melalui cara
tersebut Yesus sebetulnya sedang mengajarkan: “Jika kamu mengalami hal ini, janganlah
hanya berjalan satu mil dengan orang tersebut, melainkan dua mil. Berjalanlah sampai dua kali
jauhnya dari apa yang ia tuntut darimu sebagai haknya.” Dapat dikatakan bahwa satu mil yang
pertama melambangkan kewajiban, mil yang kedua melambangkan kasih. Kasih dengan cuma-
cuma berarti melakukan sesuatu dua kali lebih besar dari yang diwajibkan.
Ucapan Yesus tersebut memicu lahirnya ungkapan “berjalan sejauh dua mil.” Akan tetapi, di
dalam ungkapan tersebut terkandung suatu pengertian sederhana serta logis yang sering kali
terlewatkan. Banyak tindakan serta ucapan orang Kristen yang seakan-akan mencerminkan
bahwa apabila mereka sudah mengekspresikan kasih, maka secara otomatis mereka dibebaskan
dari kewajiban-kewajiban normal yang harus dijalankan sebagai perorangan maupun sebagai
anggota masyarakat. Padahal, kebenarannya justru yang sebaliknya. Anda dapat berjalan
sejauh dua mil hanya setelah Anda berjalan sejauh satu mil. Ekspresi kasih hanya dapat
8
dimulai setelah kewajiban dipenuhi.
Prinsip yang sama diungkapkan oleh Paulus dalam Roma 13:8, Janganlah kamu berhutang
apa-apa kepada siapapun juga, tetapi hendaklah kamu saling mengasihi. Di sini sekali lagi,
urutan dinilai penting. Persyaratan yang negatif disodorkan terlebih dulu: Janganlah kamu
berhutang apa-apa. Perintah ini mencakup semua kewajiban kita di bidang hukum maupun
etika. Kita harus terlebih dulu memenuhi kewajiban ini, baru kita dapat melangkah kepada
persyaratan yang positif, yaitu saling mengasihi. Kasih kristiani tidak sejalan dengan
kegagalan untuk memenuhi kewajiban kita di bidang hukum maupun etika. Kita boleh
menguraikan pernyataan tersebut dengan kata-kata sendiri seperti ini: Kasih sejati dapat
diekspresikan setelah semua hutang dipastikan sudah dibayar.

KASIH AGAPE YANG CENGENG

Banyak orang Kristen memiliki konsep yang keliru mengenai kasih yang diajarkan dalam
Alkitab. Kasih jenis ini bukanlah sikap sentimental yang diekspresikan dengan sejumlah
kata atau kalimat klise yang berbau religius dan terdengar berbunga-bunga. Ada orang yang
menjuluki kasih palsu yang tidak alkitabiah ini sebagai “kasih agape yang cengeng.” Rasul
Yohanes memperingatkan kita: marilah kita mengasihi bukan dengan perkataan atau
dengan lidah, tetapi dengan perbuatan dan dalam kebenaran. (1 Yohanes 3:18). Kasih
alkitabiah yang sejati terutama diekspresikan dalam tindakan, bukan dalam ucapan.
Dalam kitab Rut, kita disuguhi sebuah gambaran yang kontras secara mencolok melalui
perilaku kedua menantu perempuan Naomi: Menangis pula mereka dengan suara keras,
lalu Orpa mencium mertuanya itu minta diri, tetapi Rut tetap berpaut padanya (Rut 1:14).
Orpa mengekspresikan kasih lahiriah—sebuah ciuman; namun Rut mengasihi dalam bentuk
tindakan—ia mendampingi mertua perempuannya saat dirinya dibutuhkan. Tatkala saya
mengalami krisis, tidak begitu penting bagi saya siapa yang mencium saya. Saya ingin tahu
siapa yang bersedia mendampingi saya. Kitab Amsal juga memberi peringatan menyangkut
hal ini: Lebih baik teguran yang nyata-nyata, dari pada kasih yang tersembunyi. Seorang
kawan memukul dengan maksud baik, tetapi seorang lawan mencium secara berlimpah-
limpah.(Amsal 27:5–6). Kasih palsu yang dimanifestasikan dalam kata-kata yang manis
akan membuat kita melambung tatkala segala sesuatu berjalan mulus, namun kita akan
merasa dikhianati manakala kita mengalami kesukaran. Kasih sejati mengajar kita untuk
mengenal kebenaran dan, jika perlu, menegur kita, kendati teguran itu menyakiti perasaan
kita. Namun, kasih yang seperti ini tidak akan mengkhianati kita di kemudian hari.
Bukan secara kebetulan bahwa Yudas mengkhianati Yesus di hadapan musuh-musuh-Nya
dengan sebuah ciuman. Yesus sendiri mengomentari perilaku Yudas demikian: “Hai Yudas,
engkau menyerahkan Anak Manusia dengan ciuman?” (Lukas 22:48). Ekspresi kasih secara
lahiriah, tanpa disertai tindakan kasih, adalah pengkhianatan.
Dalam Efesus 4:15 Paulus menggambarkan satu-satunya cara yang membuat rohani kita
dapat bertumbuh dewasa: tetapi dengan teguh berpegang kepada kebenaran di dalam kasih
kita bertumbuh di dalam segala hal ke arah Dia, Kristus yang adalah Kepala. Kasih apa
pun yang tidak berpegang kepada kebenaran adalah kasih palsu. Persekutuan antar sesama
yang abadi harus dilandaskan pada sikap saling terbuka, kejujuran.
Tetapi jika kita hidup di dalam terang sama seperti Dia ada di dalam terang, maka kita
beroleh persekutuan seorang dengan yang lain, . . . (1 Yohanes 1:7). Persekutuan sejati
hanya dimungkinkan di dalam terang. Kita tidak dapat memiliki perekutuan di dalam gelap.
Rasul Yohanes membuat dua pernyataan mengenai sifat Tuhan yang hakiki dengan cara
yang sederhana, namun mendalam maknanya: Tuhan adalah terang (1 Yohanes 1:5); dan
Tuhan itu kasih (1 Yohanes 4:8, 16). Kasih Tuhan tidak pernah dapat dipisahkan dari terang
Tuhan. Kasih Tuhan tidak terwujud di dalam gelap.

KASIH “MENUTUPI,” BUKAN “MENYEMBUNYIKAN”

Rasul Petrus mengatakan bahwa kasih menutupi banyak sekali dosa (1 Petrus 4:8). Sekali
lagi, di sini timbul banyak salah penafsiran di kalangan orang Kristen. Petrus mengatakan
9
“menutupi.” Ia tidak mengatakan “menyembunyikan.” Petrus tidak berbicara tentang
kebiasaan yang melekat di dalam banyak kelompok orang Kristen, yaitu menyembunyikan
dosa dan berpura-pura bahwa dosa itu tidak pernah ada dan segala sesuatu baik-baik saja.
Kasih kristiani menutupi dosa dengan cara seperti yang dilakukan Tuhan ketika menutupi
dosa. Pertama-tama, dosa harus dipaparkan di bawah terang. Dosa harus dinyatakan, diakui
dan disesali. Jika perlu, ganti rugi harus dilakukan. Hanya setelah semua ini dilakukan, dosa
dapat ditutupi dengan pengampunan yang sejati sebagaimana yang dinyatakan dalam
Alkitab.
Seiring dengan waktu, kita mempunyai kontak dengan kelompok-kelompok kristiani yang
hanya memiliki satu tema—“kasih.” Pengalaman meyakinkan saya bahwa di dalam
kelompok-kelompok serupa ini telah muncul suatu kesalahan dalam hal doktrin atau dalam
hal dosa yang tidak diakui—atau kedua-duanya. Kasih digunakan sebagai sarana
“persembunyian.” Jika dosa yang menjadi persoalan, biasanya dosa ditemukan dalam
kehidupan para pemimpin kelompok. Jika kita mulai menggali persoalan yang ada dan
secara terang-terangan memaparkan apa yang menjadi penyebabnya, maka kita langsung
dihadapkan dengan tuduhan, “Wah, Anda tidak punya kasih!” Sebaiknya kebenaran berikut
ditekankan sekali lagi: Kasih alkitabiah yang sejati diekspresi kan terutama dalam
tindakan, bukan dalam ucapan.
Marilah kita kembali kepada perumpamaan satu mil dan dua mil—hubungan antara kasih
dan kewajiban. Kita sudah membaca bahwa kasih sejati timbul hanya setelah kita memenuhi
kewajiban-kewajiban kita di bidang hukum maupun etika. Sebaliknya, kasih yang tidak
memenuhi kewajiban-kewajiban tersebut adalah kasih palsu. Tak terhitung banyaknya cara
untuk menerapkan prinsip ini dalam kehidupan orang Kristen. Dalam pembahasan berikut
saya akan menunjukkan sejumlah kondisi inkonsisten yang paling lazim ditemukan di antara
orang-orang Kristen sesuai dengan pengamatan saya.

MEMBERHALAKAN MISI-MISI KE LUAR NEGERI

Saya pernah bermitra dengan sebuah gereja yang amat sangat membanggakan program misi-
misi ke luar negerinya. Jemaatnya sendiri agak kecil, namun komitmen nya untuk misi-misi
ke luar negeri sedemikian amat besar sehingga tidak proposional. Seorang pengkhotbah
yang spesialis di bidang promosi permisian diundang untuk berkampanye selama dua
minggu dengan pengertian bahwa honornya akan diambil kan dari persembahan untuk misi
lewat janji iman selama dua minggu itu. Akhirnya terkumpul angka sebesar $50,000 sebagai
persembahan yang akan diterima. Namun, beberapa persembahan yang dijanjikan itu
dipenuhi pada waktu yang sudah sangat terlambat; sisanya, bahkan, tidak pernah dipenuhi
sama sekali. Meskipun demikian, pengkhotbah terkait tidak punya alasan untuk
mengeluhkan honor pelayanan selama dua minggu yang sudah dijanjikan, yaitu $5,000!
Pada saat persembahan yang terkumpul lewat janji iman itu digunakan untuk kepentingan
misi-misi keluar negeri, gereja dengan perasaan sedih harus menunggak pembayaran yang
berkaitan dengan pengeluaran rutin—tagihan telepon, bensin, dsb.
Realitasnya, dalam situasi khusus seperti itu, misi-misi ke luar negeri menjadi “berhala”
gereja. Anggota-anggota gereja mengorbankan sesuatu untuk “berhala” mereka, namun
mereka jelas telah gagal untuk memenuhi kewajiban-kewajiban di gereja mereka sendiri.
Adakalanya, jauh lebih mudah untuk disibukkan dengan sebuah “ladang asing” ketimbang
menerapkan kebenaran iman kita di dalam jemaat. Mata orang bebal melayang sampai ke
ujung bumi. (Amsal 17:24).

ALKOHOLIS ATAU KARISMATIS?

Pada suatu kali, saya kebetulan menjadi pengelola dari sejumlah rumah yang letaknya
berdempetan. Salah sebuah rumah itu dihuni oleh pasangan yang tidak pernah mengaku
sebagai orang Kristen dan yang, faktanya, adalah alkoholis, pecandu minuman keras. Sewa
rumah mereka dibayar secara teratur dan kondisi rumah dipelihara dengan baik. Tatkala
pasangan tersebut masih tinggal di sana, seorang wanita tetangganya tiba-tiba ditinggal mati
suaminya. Orang pertama yang menunjuk kan simpati dalam wujud nyata adalah wanita
10
yang alkoholis.
Satu hari sesudah peristiwa kematian, ia bertandang ke rumah istri yang berduka dengan
menyodorkan cek sebesar $200.
Pada waktunya, pasangan alkoholis ini pindah dan penghuni baru menggantikan tempatnya
—sebuah keluarga yang aktif di lingkungan gereja karismatis. Keluarga ini banyak sekali
membuang uang untuk membeli barang-barang keperluan mereka, namun sewa rumah
jarang dilunasi tepat waktu. Mereka lalai untuk memperhatikan anak-anak mereka maupun
rumah yang mereka diami sehingga sejumlah tetangganya mengeluh kepada saya dan
mengancam akan membawa persoalan tersebut kepada pihak yang berwajib.
Suatu hari, saya merenungkan situasi itu dalam-dalam. Katakanlah saya sendiri bukan orang
Kristen dan ada orang yang menanyai saya: “Penyewa yang seperti apa yang Anda sukai,
alkoholis atau karismatis?” Tak ayal lagi, saya akan menjawab: Yang alkoholis kapan pun
juga!

“SEMATA-MATA AGAR FIRMAN DIBERITAKAN, PAK PRINCE”

Pada suatu kurun waktu tertentu dalam pelayanan saya, ada sesama orang Kristen yang
menggandakan dan menjual kaset-kaset khotbah saya. Tindakan ini dilakukan tanpa
memberitahu saya atau meminta izin dari saya. Tak lama kemudian, saya sadar bahwa pasti
ada keuntungan yang melebihi batas secara sangat substansial.
Saya meminta agar dibuat semacam kalkulasi keuntungan dan saya mengatakan bahwa ada
royalti yang tentunya harus jatuh ke tangan saya. Saran saya ditanggapi dengan jawaban
bernada ‘kasih’ dan jaminan bahwa penggandaan itu dilakukan “semata-mata agar Firman
diberitakan, Pak Prince!” Namun, saya tidak pernah menerima hasil kalkulasi keuntungan
maupun royalti.
Kemudian, orang-orang yang mengambil keuntungan dari pelayanan saya menuduh bahwa
saya “mata duitan” dalam melayani Tuhan. Yang lebih buruk lagi, mereka tidak
melontarkan tuduhan ini langsung kepada saya, melainkan menyebar-nyebarkannya di
belakang saya. Saya bertanya kepada diri sendiri: Dapatkah Tuhan betul-betul merasa puas
bahwa Firman-Nya disebarkan dengan cara ini?

“EFFISIENSI ADALAH KRISTIANI”

Dalam 2 Petrus 1:5–7 kita diberi sebuah daftar berisikan tujuh tahap perkembangan rohani
yang harus menindaklanjuti iman kita yang mula-mula di dalam Kristus. Kepada “iman”
kita diperintahkan untuk menambahkan yang berikut: kebajikan, pengetahuan, penguasaan
diri, ketekunan, kesalehan, kasih akan saudara-saudara, dan kasih kepada semua orang. Ini
mengingatkan kita kepada perumpamaan satu mil dan dua mil. Kasih harus dibangun di atas
sebuah landasan rohani yang berkembang sesuai dengan urutan. Jika tidak diletakkan
landasan ini, maka kasih kristiani yang sejati tidak dapat pernah terwujud.
Tahap pertama yang harus kita tambahkan kepada iman ialah kebajikan. Kata kebajikan
dapat diterjemahkan sebagai “keunggulan” atau “effisiensi.” Betapa sedikitnya orang
Kristen yang menyadari bahwa efisiensi adalah suatu kebajikan kristiani yang perlu
dilakukan! Sebaliknya, Alkitab tidak memiliki kata yang tepat untuk mengatakan tentang
kemalasan atau kebodohan. Padahal, kedua sifat tersebut dihakimi secara lebih keras dan
lebih mematikan dari segi konsekuensi-konsekuensinya, ketimbang kemabukan. Selama
lima tahun tinggal di Afrika Timur, saya diberi wewenang oleh sebuah perguruan tinggi
untuk melatih guru-guru yang nantinya akan mengajar di sejumlah sekolah Afrika. Semasa
pelatihan itu, banyak di antara siswa-siswa kami yang menerima Kristus dan juga dibaptis di
dalam Roh Kudus. Saya mendapati bahwa begitu mereka menjadi orang Kristen, mereka
berharap bahwa saya menunjukkan suatu kebajikan khusus kepada mereka—bersikap agak
lunak dalam penilaian saya atas tes-tes tertulis maupun praktek mengajar yang mereka buat.
Saya menjelaskan kepada mereka bahwa justru kebalikannya yang harus saya lakukan.
“Sekarang bahwa kamu sudah menjadi orang Kristen,” ini yang biasanya saya katakan,
11
“kamu memiliki segala sesuatu yang tadinya tidak kamu miliki. Ada damai Tuhan di
hatimu, dan kuasa doa serta kuasa Roh Kudus yang dapat diminta. Seandainya kamu dapat
berhasil dalam tes atau dalam praktek mengajar tanpa segala sesuatu yang kini kamu miliki,
tentunya keberhasilanmu menjadi dua kali ganda setelah kamu menjadi orang Kristen. Saya
tidak berharap kamu menjadi kurang berhasil, melainkan lebih berhasil setelah menerima
Kristus. Demikian juga harapan Tuhan!”
Prinsip yang sama berlaku dalam setiap bidang kegiatan di mana orang Kristen melayani
dan mendapat nafkahnya. Orang Kristen bisa bekerja sebagai guru, dokter, jururawat,
pramusaji, tehnisi, petugas kebersihan. Tak peduli apa bidangnya, orang Kristen sudah
seharusnya bekerja secara luar biasa. Ia harus lebih setia, lebih dapat diandalkan, lebih
efisien ketimbang orang non-Kristen.
Saya sudah mengamati bahwa Tuhan tidak pernah memanggil seseorang yang gagal di
dalam pekerjaan sekulernya untuk masuk ke dalam pelayanan rohani “purnawaktu”.
Seseorang harus terlebih dulu membuktikan bahwa dirinya berhasil di dalam pekerjaan
sekulernya sebelum Tuhan memberi tanggung jawab yang lebih besar di bidang rohani.
Kesetiaan dimulai dalam perkara-perkara kecil dan sekuler, kemudian akan dikembangkan
secara lebih total dalam perkara-perkara yang besar dan rohani. Dengan sangat tegas Yesus
menetapkan prinsip ini dalam Lukas 16:10–11:
“Barangsiapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia juga dalam perkara-perkara
besar. Dan barangsiapa tidak benar dalam perkara-perkara kecil, ia tidak benar juga
dalam perkara-perkara besar. Jadi, jikalau kamu [orang-orang yang religius] tidak setia
dalam hal Mamon [kewajiban-kewajiban sekuler dan materi] yang tidak jujur, siapakah
yang akan mempercayakan kepadamu harta [pelayanan rohani yang besar] yang
sesungguhnya?”

" KEWAJIBAN TERHADAP KELUARGA


DIDAHULUKAN"

Dalam 1 Timotus 5 Paulus secara sistematis mengulas kewajiban-kewajiban orang Kristen


terhadap anggota keluarga masing-masing. Dalam hal ini, ia berkata, Tetapi jika ada
seorang yang tidak memeliharakan sanak saudaranya, apalagi seisi rumah nya, orang itu
murtad dan lebih buruk dari orang yang tidak beriman. (1 Timotius 5:8).
Dalam setiap keluarga kewajiban utama untuk memberi nafkah bagi keluarga terletak di
pundak ayah. Dan ini lebih dari sekadar menyediakan sandang, pangan dan uang. Dalam
Efesus 5:25–28 Paulus membandingkan hubungan antara Kristus dan jemaat dengan
hubungan suami dan istri. Sebagaimana Kristus menguduskan jemaat dengan air dan Firman
yang memurnikan, demikian juga suami bertanggung jawab untuk melayani Firman Tuhan
yang membasuh dan menyucikan bagi istri serta anak-anak nya. Ayah harus menjadi
sumber kebenaran rohani bagi keluarganya.
Dalam Efesus 6:4 Paulus menaruhkan tanggung jawab pendidikan rohani bagi anak-anaknya
langsung kepada ayah: Dan kamu, bapa-bapa, janganlah bangkitkan amarah di dalam hati
anak-anakmu, tetapi didiklah mereka di dalam ajaran dan nasihat [pendidikan] Tuhan.
Kita dapat meringkaskan semua ini dengan mengatakan bahwa dalam setiap keluar ga, ayah
memiliki dua pelayanan karunia Tuhan yang tidak boleh ia lalaikan: ia adalah nabi sekaligus
imam bagi keluarganya. Sebagai nabi, ia mewakili Tuhan di hadapan keluarganya; sebagai
imam, ia mewakili keluarganya di hadapan Tuhan. Untuk me laksanakan kedua kewajiban
ini dengan setia dibutuhkan sejumlah waktu minimum tertentu yang disisihkan bagi
keluarga.
Di antara pria-pria yang gagal menyisihkan waktu yang memadai untuk melaksanakan
kewajiban-kewajibannya di dalam keluarga, agaknya mereka yang berprofesi sebagai hamba
Tuhan yang paling banyak jumlahnya, baik yang menetap atau yang keliling. Gembala yang
menetap sering kali begitu disibukkan dengan rapat-rapat pengurus, kepanitiaan dan acara-
acara gerejani sehingga nyaris ia tidak memiliki waktu untuk bersama-sama keluarganya.
Hamba Tuhan keliling melintasi dunia seperti seorang panglima yang diutus ke mana-mana
bagi Kristus, namun ia meninggalkan istri dan anak-anak yang jiwanya tercabik-cabik oleh
karena frustrasi, kepahitan serta pembe rontakan—yang penyebab utamanya adalah
12
kegagalan kepala keluarga dalam mem pedulikan mereka. Saya tidak pernah bisa melupakan
sebuah komentar yang dibuat oleh seorang pemuda yang orangtuanya sudah melayani
selama bertahun-tahun di Afrika sebagai utusan Injil: “Jelas, orangtua kami mengasihi orang
Afrika, namun mereka tidak mengasihi kami!”
Penilaian yang diberikan Kitab Suci mengenai seorang ayah yang gagal untuk me
laksanakan kewajiban-kewajiban utama ini ialah bahwa ia sudah murtad dan lebih buruk
dari orang yang tidak beriman.
Apakah seseorang yang “lebih buruk dari orang yang tidak beriman” layak untuk
mengkhotbahkan Injil?
Dalam suratnya kepada orang-orang Kristen (karismatis) di Korintus, Paulus berkata: Ujilah
dirimu sendiri, apakah kamu tetap tegak di dalam iman. Selidikilah dirimu? (2 Korintus
13:5). Banyak di antara kita perlu menyimak peringatan tersebut hari ini. Sebelum kita
menggunakan kata-kata klise yang berbau religius “berjalan sejauh dua mil,” kita harus
memastikan terlebih dulu bahwa kita betul-betul sudah “berjalan sejauh satu mil.” Sebelum
kita mengkespresikan kasih, pastikanlah dulu bahwa semua kewajiban kita sudah
dipenuhi.

Derek Prince

BETAPA BERHARGANYA ANDA


 

Lebih dari lima puluh tahun, saya mencoba untuk menolong orang-orang dengan berbagai
masalah di dalam hidup mereka. Dan saya tiba pada suatu kesimpulan bahwa : masalah
kita yang paling mendasar sebagai manusia adalah kita tidak pernah menyadari
betapa berharganya kita ini.
Sebagai akibatnya, kita melakukan banyak kesalahan yang fatal. Kita seperti halnya seorang
yang sangat beruntung, namun menjual seluruh harta warisan kita untuk membeli hal-hal
yang tidak berguna seperti kepuasan seksual semalam, sebatang mariyuana, pesta alkohol
yang memabukkan, ataupun berfoya-foya dengan uang yang kita miliki.
Atau kita mungkin menghargai diri kita sedikit lebih tinggi, yaitu dengan mengejar posisi
yang bergengsi di bidang politik, atau di panggung hiburan dunia, bahkan mungkin
mengejar posisi terhormat di kantor-kantor gereja. Betapapun bergengsinya semua itu
namun tidak dapat dibandingkan dengan nilai dari harta warisan yang telah kita peroleh.
Jika kita ingin mengetahui seberapa berharganya diri kita sebagai manusia, kita harus
mengingat bagaimana Adam, nenek moyang kita diciptakan dengan cara yang begitu unik
dan sangat menakjubkan.

Mukjizat dari penciptaan Adam

Di dalam Injil Yohanes 1:1-3, kita menemukan bahwa pribadi yang sesungguhnya,
menciptakan apa yang telah ada bukanlah Allah Bapa, tetapi Firman Tuhan, yang selalu
bersama-sama dengan Allah di dalam kekekalan – Pribadi yang kemudian dinyatakan di
dalam sejarah umat manusia sebagai Yesus dari Nazareth : “Segala sesuatu dijadikan
oleh Dia (Firman Tuhan), dan tanpa Dia tidak ada suatupun yang telah jadi dari segala
yang telah dijadikan “

Penciptaan, secara keseluruhan, terjadi dengan memperkatakan firman Tuhan : “Karena


iman kita mengerti bahwa alam semesta telah dijadikan oleh firman Allah, sehingga apa
yang kita lihat telah terjadi dari apa yang tidak dapat kita lihat” (Ibrani 11:3).Sebab Dia
berfirman dan semuanya jadi; Dia memberi perintah, maka semuanya ada”(Mazmur 33:9).
Namun penciptaan Adam, yang digambarkan di dalam Kejadian 2:7, sangatlah berbeda:
“Ketika itulah Tuhan Allah membentuk manusia itu dari debu tanah dan menghembuskan
nafas hidup ke dalam hidungnya; demikianlah manusia itu menjadi makhluk yang hidup.
Perhatikanlah hal tersebut! Allah berlutut, mengambil tanah dengan tangan-Nya, me
13
ngaduknya dengan air dan membentuknya menjadi tubuh manusia. Itulah yang terjadi,
bagian paling sempurna dari Alkitab yang pernah diciptakan, lebih agung dari karya
agungnya Michaelangelo. Tetapi manusia belum memiliki hidup pada saat itu. Kemudian
sesuatu yang luar biasa terjadi. Sang Pencipta mencondongkan tubuh-Nya dan menaruh
bibir-Nya di atas bibir patung tanah liat hasil ciptaan-Nya tersebut, dan menghembuskan
nafas-Nya melalui lubang hidung-Nya ke dalam lubang hidung ciptaan-Nya tersebut. Ketika
nafas-Nya berhembus ke dalam tubuh patung tersebut, nafas itu merubahnya menjadi
makhluk hidup dengan seluruh organ tubuhnya yang berfungsi sempurna, dengan roh yang
luar biasa, dan dengan kemampuan intelektual serta emosinya sebagai manusia yang telah
mampu merespon. Tidak ada makhluk lain yang pernah diciptakan dengan cara yang seperti
itu.
Kata-kata yang digunakan untuk menggambarkan mukjizat tersebut sangatlah gamblang.
Bahasa Ibrani merupakan salah satu satu bahasa dari beberapa bahasa yang mampu
menggambarkan kejadian tersebut secara jelas. Bunyi dari kata Ibrani yang diterjemahkan
sebagai nafas adalah yipakh. Kata tersebut mengandung arti “letupan” yang disertai dengan
kekuatan yang besar, terus menerus melepaskan udara dari tenggorokan. Pada saat Tuhan
membungkuk dan menghembuskan nafas-Nya melalui mulut dan hidung patung tanah liat
tersebut, bukan dengan lemah lembut namun dengan sekuat tenaga sehingga patung tanah
liat tersebut menerima impartasi kehidupan Allah yang luar biasa!
Pada saat itu juga, manusia menjadi tiga kesatuan yang hidup, komposisi dari Roh, Jiwa dan
Tubuh. Roh didapat dari hembusan nafas-Nya Allah; Tubuhnya adalah tanah liat yang telah
berubah menjadi daging yang memiliki denyut kehidupan; jiwanya, terdiri dari kesatuan
tubuh dan rohnya, menjadi sesuatu yang sangat unik, berbeda dari yang lainnya dan mampu
untuk membuat keputusan-saya mau atau saya tidak mau.

Bersamaan dengan saat, dimana Tuhan memberikan pasangan hidup, Adam ditentukan
untuk berkuasa atas dunia sebagai wakilnya Allah. Ketiga kesatuan yang ada dalam dirinya
secara alami sangat mirip dengan ketiga sifat Allah. Secara lahiriah dia adalah gambaran
Sang Penciptanya. Sesungguhnya baik bentuk lahiriah maupun batiniahnya, dia adalah
gambaran Allah yang sempurna dan unik yang pernah ada di muka bumi ini.
Selanjutnya, Adam dan Hawa menikmati persekutuan pribadi dengan Allah. Setiap hari,
setiap saat Tuhan bersama-sama dengan mereka. Siapa yang tahu apa yang dibicarakan
Allah dengan mereka ? Kita tahu, Allah memberi Adam hak khusus untuk menamai semua
makhluk hidup yang ada.
Tragedi terbesar di dalam sejarah umat manusia terjadi. Tipu muslihat Iblis, membuat Adam
dan Hawa menjual warisan yang diberikan oleh Allah demi buah tersebut. Ketidaktaatan ini
telah mempengaruhi setiap bagian dari kehidupan Adam. Rohnya terpisah dari Allah dan
mati. Dalam jiwanya selalu memberontak kepada Sang Pencipta. Tubuhnya menjadi rentan
terhadap sakit 6penyakit, dimakan usia dan mati.
Tuhan sudah memperingatkan Adam tentang pohon pengetahuan tersebut, ”Pada saat kamu
memakan buah tersebut, kamu pasti mati” Pada saat itu jugalah roh Adam mati; tubuhnya
tidak akan berumur lebih dari 900 tahun.(Kejadian 2:17).

BETAPA BERHARGANYA ANDA


 
 

Mukjizat dari penebusan Yesus

Konsekuensi dari ketidak-taatan Adam sangatlah buruk, namun hal tersebut justru memberi
penjelasan tentang sifat Allah yang sesungguhnya : Kasih Allah yang begitu sangat dalam.
Allah tidak pernah menyerah kepada Adam dan keturunannya. Dia selalu rindu untuk
membawa kita kembali kepada-Nya.
Hal tersebut dengan indah dikatakan di dalan Yakobus 4:5 (NAS): “Roh yang ditempatkan
Allah di dalam diri kita diinginkan-Nya dengan cemburu”- roh yang dihembuskan ke dalam
14
diri Adam pada waktu dia diciptakan.
Yang luar biasa adalah bahwa Allah terus menerus merindukan persekutuan pribadi yang
pernah ada di antara Dia dan Adam, namun karena pemberontakan Adam persekutuan
tersebut terpecah, pemberontakan yang terus menerus ada di dalam semua keturunan Adam.
Sehingga berapapun harganya, Allah membuat jalan agar kita dapat dipulihkan.
Dia mengirim Yesus “untuk mencari dan menyelamatkan yang terhilang”(Lukas19:10).
Melalui pengorbanannya di kayu salib, Yesus membuat kita layak untuk diampuni dan
dibersihkan dari dosa dan menjadi keluarga Allah sendiri.
Di dalam Matius 13:45-46, Yesus membuat perumpamaan yang bagi saya secara pribadi
sangat indah dalam melukiskan tentang penyelamatan kita: “Demikian pula hal Kerajaan
Sorga itu seumpama seorang pedagang yang mencari mutiara yang indah. Setelah
ditemukannya mutiara yang sangat berharga, ia pun pergi menjual seluruh miliknya lalu
membeli mutiara itu.”
Bagi saya hal tersebut menggambarkan penyelamatan jiwa manusia. Yesus adalah pedagang
yang dimaksud, bukan wisatawan yang datang hanya untuk melihat-lihat, tetapi seorang
penjual mutiara yang berpengalaman yang benar-benar tahu seberapa tinggi nilai setiap
mutiara. Mutiara yang Dia beli adalah jiwa manusia, milik anda dan saya. Dia membelinya
dengan seluruh harta yang Dia miliki.
Melihat kepada budaya yang kita miliki, saya melihat suatu gambaran pada saat seorang
pedagang memberikan kabar kepada istrinya.
“Sayang, aku telah menjual mobil kita”
“Kau menjual mobil kita? Nggak masalah, paling tidak kita masih punya tempat untuk
berteduh.”
“Tidak, aku juga sudah menjual rumah kita!”
“Apa yang telah membuatmu melakukan semua itu?”
“Aku menemukan sebuah mutiara terindah yang pernah aku lihat. Seumur hidupku aku
mencari mutiara yang seperti itu. Aku akan bayar berapapun harganya, tunggu sampai kau
melihatnya!”
Lalu apakah artinya bagi kita, bagi anda dan saya? Setiap kita mungkin telah me nganggap
bahwa diri kita hanyalah sebuah mutiara yang tidak berharga.
Ingatlah, Yesus telah membayar berapapun harga yang harus dibayar-Nya untuk
mendapatkan kita kembali kepada-Nya. Walaupun Dia adalah Allah semesta alam, Dia telah
menanggalkan semuanya itu dan menderita sampai mati di kayu salib.
Dia tidak punya apa-apa lagi. Jubah dan pusara tempat dia dikuburkan, keduanya
merupakan hasil pinjaman. “…yang oleh karena kamu menjadi miskin, sekalipun Ia kaya,
supaya kamu menjadi kaya oleh karena kemiskinan-Nya.”(2 Korintus 8:9)
Mungkin anda tidak pernah berpikir pentingnya melihat siapa diri kita sebenarnya. Anda
kehilangan gambar diri anda. Mungkin karena anda melihat ke belakang ke kehidupan yang
pahit dan mengecewakan: kehilangan masa kanak-kanak ataupun masa kanak-kanak yang
tidak bahagia, perkawinan yang berakhir dengan perceraian, atau karir yang tidak tercapai,
ataupun tahun-tahun yang dilewatkan dengan menelan obat-obatan dan alcohol. Masa lalu
dan masa depan anda membawa satu pesan yang sama: KEGAGALAN !
Tapi tidak untuk Yesus! Dia sangat mengasihi saudara sehingga Dia mau menyerah kan apa
saja agar anda bisa kembali pada-Nya. Mengulangi perkataan Rasul Paulus, jadikan hal itu
rhema bagi diri anda : “….Anak Allah telah mengasihi aku dan menye rahkan diri-Nya
untuk aku.” Katakan lagi,”…. Anak Allah telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya
untuk aku. Katakan lagi,”……Anak Allah telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya
untuk aku (Galatia 2:20)
Sekarang lihatlah diri anda sebagai sebuah mutiara yang ada dalam genggaman Yesus.
Dengarkan apa yang dikatakan-Nya pada anda, ”Kamu sangat begitu indah! Tidak sia-sia
Aku menjual segalanya agar bisa memilikimu. Sekarang kamu telah menjadi milik-Ku
selamanya!”
Anda tidak dapat melakukan apapun untuk membayar semua ini. Anda tidak dapat
mengubah diri anda ataupun membuat diri anda menjadi baik. Yang anda dapat lakukan
hanyalah menerima apa yang sudah Yesus lakukan dan bersyukur selalu kepada-Nya!

Anda milik-Nya untuk selamanya!


15
Derek Prince

IKUTLAH AKU
 

Jika anda diminta untuk menggambarkan kekristenan dalam 2 kata, bagaimanakah anda
akan meresponinya? Untuk diri saya sendiri, dengan tanpa keraguan saya akan menjawab:
Mengikuti Yesus. Itu adalah esensi dari kekristenan.
Hal ini digambarkan dengan sangat jelas dalam kisah Matius si pemungut cukai (Matius
9:1-8). Sewaktu Matius sedang duduk di rumah cukai, Yesus melewatinya lalu berkata
kepadanya : “Ikutlah Aku”. Panggilan Allah yang kekal dalam hidup Matius bergantung
pada responnya saat itu. Maka berdirilah Matius, lalu mengikut Dia.
 

Dua Syarat Utama

Jika kita memutuskan untuk meresponi panggilan Allah seperti apa yang telah dilaku kan
oleh Matius, maka kita akan menemukan bahwa ada dua syarat utama sebelum kita dapat
memulai untuk mengikuti-Nya. Dua syarat itu terdapat dalam perkataan Yesus di kitab
Matius 16:24 : “ Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya,
memikul salibnya dan mengikut Aku.” Pertama, kita harus menyangkal diri kita ; dan yang
kedua, kita harus memikul salib kita.
Menyangkal adalah untuk mengatakan “Tidak!“ Kita harus mengatakan “Tidak” kepada
kehendak , tuntutan, dan kesombongan kita. Kita harus menggemakan doa Yesus di Taman
Getsemani: “tetapi bukanlah kehendakKu, melainkan kehendakMulah yang terjadi.” (Lukas
22:42)
Kita bisa melanjutkan untuk memikul salib kita hanya bila kita sudah terlebih dahulu
menyangkal diri kita. Seseorang telah mengartikan salib kita itu sebagai suatu tempat
dimana kehendak Allah bertentangan dengan kehendak kita. Salib itu sebenarnya adalah
tempat penghukuman.
Didalam kitab Roma 6:6 Paulus mengatkan bahwa manusia lama kita telah turut disalibkan
bersama dengan Dia (Yesus).Manusia lama kita adalah manusia yang memberontak,
manusia yang mempunyai sifat ingin menyenangkan diri sendiri dimana setiap kita telah
mewarisinya secara keturunan dari nenek moyang kita, Adam.
Tuhan hanya mempunyai satu solusi untuk manusia lama kita. Tuhan tidak mengirim nya ke
gereja ataupun ke sekolah minggu, Tuhan tidak mengajarnya dengan aturan-aturan yang
khusus, atau mengirimnya ke kelas-kelas untuk pengembangan diri. Solusi Tuhan adalah
sederhana dan final. Solusi itu adalah penghukuman.
Kabar baik dari berita injil adalah bahwa penghukuman itu berlangsung ketika Tuhan Yesus
mati diatas kayu salib. Manusia lama kita telah turut disalibkan didalam Dia pada saat itu.
Untuk kita bisa menerima berkat-Nya dari peristiwa itu, kita bukan hanya harus
mengetahuinya, tapi kita juga harus mempercayainya.

IKUTLAH AKU
 

Ditantang oleh Tuhan melalui Mimpi

Sekitar lima puluh tahun yang lalu saya biasa memimpin pertemuan para penginjil di
London, Marble Arch. Pada suatu malam selama saya di sana, saya mendapatkan mimpi
dimana saya melihat seseorang berkotbah di atas mimbar. Pesan yang disam paikan orang
itu baik, tapi ada sesuatu tentang penampilannya yang tidak saya sukai. Tubuhnya terlihat
16
bengkok dan kakinya terlihat pekuk. Meskipun begitu, saya tidak begitu menanggapi mimpi
itu.
Sekitar seminggu kemudian, saya mendapatkan mimpi yang sama persis seperti yang saya
dapatkan sebelumnya. Saya menyimpulkan bahwa Tuhan sedang ingin berbicara sesuatu
kepada saya. Saya bertanya, “Tuhan, siapakah orang itu? Kotbahnya baik tapi ada sesuatu
yang tidak saya sukai tentang penampilannya. Siapakah dia?”
Tuhan menjawab dengan segera dan langsung: “Kamulah orang itu!” Tuhan secara jelas
menginginkan beberapa perubahan yang penting dalam hidup saya, tapi saya tidak tahu
perubahan apa yang diinginkan Tuhan, tepatnya.
Hari Paskah sudah dekat dan saya menemukan diri saya sedang merenungkan tentang karya
penyaliban. Saya mendapatkan gambaran tentang tiga kayu salib di atas bukit. Salib yang
ada di tengah lebih tinggi dibandingkan dua lainnya.
Roh Kudus bertanya kepada saya, “Untuk siapa salib yang ditengah itu dibuat?” Tetapi
kemudian Roh Kudus mengingatkan,”Hati-hati dengan cara kamu menjawab.”
Saya memikirkan ulang sekali lagi sebelum saya memberi jawaban, kemudian saya
menjawab,”Salib yang ditengah itu dibuat untuk Barabas, tapi di saat-saat terakhir Yesus-lah
yang menggantikannya.”
“Ya, Dia menggantikannya,” jawab saya.
“Berarti kamulah Barabas itu !” jawab Roh Kudus.
Pada saat itu saya melihatnya dengan sangat jelas : Sebenarnya, sayalah penjahat yang
dimana salib itu dipersiapkan untuk saya. Salib itu dibuat untuk ukuran saya. Itulah tempat
dimana saya seharusnya berada.
Saya mencoba untuk mengutarakannya sesuai dengan perkataan Paulus tentang dirinya di
kitab Roma 7:18 : ” Sebab aku tahu, bahwa di dalam aku, yaitu di dalam aku sebagai
manusia, tidak ada sesuatu yang baik …” Saya melihat bahwa setiap area dari kepribadian
saya telah dikotori oleh dosa. Tidak ada sesuatu pun di dalam kehidupan saya yang murni,
yang baik, yang dapat dipertimbangkan untuk membalas kebaikan Tuhan.
Tapi bagaimana saya harus meresponinya ?
Saya menemukan jawabannya dalam kitab Roma 6 : 6-13. Paulus menyebutkan empat
langkah yang harus dilakukan.

Ayat 6: Yang pertama, saya harus tahu kalau semua dosa-dosa saya telah turut dimatikan
ketika Yesus mati di atas kayu salib. Ini adalah langkah pertama yang mutlak yang harus
kita pahami sebelum kita melanjutkan ke langkah yang lain

Ayat 11: Saya harus memperhitungkan kalau diri saya sudah mati, sama seperti Tuhan
Yesus telah mati.

Ayat 12: Atas dasar itu, saya harus memastikan untuk saya menolak dosa itu supaya dosa itu
tidak terus-menerus menguasai hidup saya.

Ayat 13: Saya harus menyatakan diri saya kepada Tuhan sebagai seseorang yang telah
dibangkitkan dari kematian dan saya harus menyerahkan setiap anggota tubuh saya sebagai
instrumen –untuk kemuliaan Tuhan-, dan senjata, untuk kebenaran. Penggunaan kata
senjata disini mengingatkan saya untuk terus berjaga-jaga karena saya akan menghadapi
perlawanan dari si Iblis.

IKUTLAH AKU
 

Tiga Ketetapan Allah

Untuk membebaskan kita sepenuhnya dari perbudakan dosa, Allah sudah menetap kan tiga
17
hal. Pertama, Dia harus berhadapan dengan dosa yang sudah kita lakukan. Karena Yesus
telah membayar lunas dosa kita diatas kayu salib, maka Tuhan Allah dapat mengampuni kita
tanpa meragukan keadilan-Nya. Oleh karena itu, ketetapan-Nya yang pertama adalah
pengampunan.
Tetapi kemudian Tuhan juga harus berhadapan dengan alam yang sudah rusak yang ada
disekitar kita yang menyebabkan kita terus-menerus melakukan dosa-dosa itu. Ketetapan-
Nya adalah penghukuman, untuk mematikan semua dosa-dosa itu. Tetapi, kabar baiknya
adalah bahwa penghukuman itu telah berlangsung lebih dari 19 abad yang lalu ketika Yesus
mati diatas kayu salib.
Meskipun begitu, ini belumlah selesai. Tujuan Allah adalah untuk menggantikan manusia
lama yang berdosa dengan manusia baru ciptaan-Nya sendiri. Ketetapan ini dijelaskan di
Efesus 4:22-24:

“yaitu bahwa kamu, berhubung dengan kehidupan kamu yang dahulu, harus menang
galkan manusia lama, yang menemui kebinasaannya oleh nafsunya yang menyesat kan,
supaya kamu dibaharui di dalam roh dan pikiranmu, dan mengenakan manusia baru, yang
telah diciptakan menurut kehendak Allah di dalam kebenaran dan keku dusan yang
sesungguhnya.”

Meskipun begitu, kita tidak boleh menyangka bahwa manusia lama kita akan mene rima
hukumannya begitu saja. Sebaliknya, dia akan terus-menerus berjuang untuk mendapatkan
kembali kendalinya atas kita. Ini menjelaskan kata-kata peringatan Paulus dalam kitab
Kolose pasal 3.

Dalam ayat 3 dia mengatakan, “Sebab kamu telah mati…. Tetapi kemudian di ayat 5 dia
mengatakan,”Karena itu matikanlah dalam dirimu segala sesuatu yang duniawi,….” Kita
harus berdiri dengan iman bahwa manusia lama kita sudah ditanggalkan dan kita harus
terus-menerus menolak usahanya untuk mengambil-alih kembali kendalinya atas diri kita.

IKUTLAH AKU
 

Refleksi Rohani secara Pribadi

Sayangnya, banyak orang-orang Kristen tidak pernah mengerti dan tidak pernah mengambil
manfaat sepenuhnya dari ketetapan-ketetapan yang sudah Allah tetapkan secara sempurna
ini. Mereka menuntut dan terus menuntut pengampunan atas dosa-dosa mereka, tapi mereka
tidak tahu kalau Tuhan juga membuat ketetapan untuk manusia lama dihukum mati dan
untuk manusia baru menggantikan tempatnya. Akibatnya, kehidupan rohani mereka akan
menjadi seperti roda yang terus berputar : berdosa----bertobat---diampuni---dan kemudian
berdosa lagi…Mereka belum pernah mengalami pelepasan sepenuhnya dari kendali dosa-
dosa manusia lama mereka.
Analisa atas ketetapan-ketetapan Allah untuk dosa seharusnya mengarahkan kita untuk kita
membuat refleksi rohani secara pribadi, dimana kita menanyakan kepada diri kita sendiri
pertanyaan-pertanyaan berikut ini:

Apakah saya sepenuhnyan yakin bahwa semua dosa saya sudah diampuni?
Sudahkah saya dibebaskan dari kendali manusia lama saya?
Sudahkah saya mengenakan manusia baru yang diciptakan dalam kebenaran dan
kekudusan yang sesungguhnya?
Apakah saya sedang mengikuti Yesus?

IKUTLAH AKU
18
 

Pandangan Sekilas tentang Masa Depan

Biarkan saya tutup dengan sedikit cerita mengenai keadaan di masa depan, diambil dari
kitab Wahyu pasal 7 dan 14.
Pada akhir zaman nanti, Tuhan akan menyediakan bagi-Nya 144,000 orang yang telah
dimateraikan dari keturunan suku Israel yang merupakan pengikut Mesias. Dia akan
mengirim mereka kedalam dunia yang sedang bergoncang sebagai akibat dari Kesusahan
yang Besar dan mereka akan menuai jiwa-jiwa yang sangat banyak sehingga tidak ada
seorangpun yang bisa menghitungnya.
Wahyu 14:1-5 menggambarkan 144,000 orang ini, setelah mereka dengan jaya
menyelesaikan tugas mereka. Dengan nama Bapa dan Anak tertulis di dahi mereka, mereka
menyembah Allah dengan lagu yang terdengar bagaikan desau air bah dan bagaikan deru
guruh yang dahsyat, lagu yang tidak seorang lain pun bisa mempela jarinya.

Orang-orang yang seperti apakah mereka?

Karakter mereka dilukiskan dengan sangat jelas di ayat 4 dan 5: mereka tidak mencemarkan
dirinya ; mereka suci, murni ; didalam mulut mereka tidak terdapat dusta ; mereka tidak
bercela. Bagaimana mereka mampu memiliki karakter yang sempurna seperti itu? Ada satu
jawaban sederhana yang diberikan di ayat 4: mereka adalah orang-orang yang mengikuti
Anak Domba itu kemana saja Ia pergi.
Apakah hal itu menginspirasi anda—sebagaimana hal itu menginspirasi saya—dengan
kerinduan untuk mengikuti Yesus lebih dekat lagi ?

Derek Prince

MENYENANGKAN HATI BAPA SURGAWI


 

Pewahyuan Pribadi Bapa Surgawi

Orang-orang Kristen Karismatik dan Injili senang sekali mengutip kata-kata dari Tuhan
Yesus di dalam Injil Yohanes 14 : 6 yang berkata: ” Akulah jalan dan kebenaran dan hidup.
Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.”
Namun saya percaya bahwa masih banyak diantara kita yang hanya memahami sebagian
dari maksud ayat tersebut, khususnya tentang pernyataan Yesus akan diri-Nya sebagai jalan.
Sesuatu dapat dikatakan sebuah jalan, bila hal tersebut mengarah kepada suatu tempat
tujuan. Dalam hal ini Yesus adalah jalan dan Bapa adalah tempat tujuannya.

Pewahyuan Pribadi Bapa Surgawi


Di dalam doa-Nya , Yesus berkata kepada Bapa: ” Aku telah menyatakan namaMu kepada
semua orang, yang Engkau berikan kepadaku dari dunia…” (Yoh 17- 6)
Selama empat belas abad masyarakat Yahudi telah mengenal nama Yehovah (Yahweh) .
Namun di dalam doa-Nya, nama yang sekarang dinyatakan oleh Yesus kepada mereka
adalah “Bapa”. Nama tersebut disebutkan oleh Yesus sebanyak enam kali di dalam doa-
Nya.
Apakah maksud Yesus menyatakan nama tersebut kepada murid-muridNya? Sebagaimana
mereka melihat kehidupan Yesus di hadapan mereka sebagai seorang Anak Allah, mereka
dapat mulai memahami apa artinya memiliki hubungan pribadi (intim) dengan Allah sebagai
Bapa. Hal tersebut merupakan hal yang tidak pernah disingkapkan secara terang-terangan
19
sebelumnya kepada orang-orang Yahudi di dalam Perjanjian Lama.
Yesus menegaskan bahwa hanya Dialah satu-satunya yang dapat menyingkapkan pribadi
Bapa. “ Segala sesuatu telah diserahkan kepadaKu oleh BapaKu, dan tidak ada seorangpun
yang mengenal Anak selain Bapa, dan tidak ada seorangpun yang mengenal Bapa selain
Anak dan orang yang kepadanya Anak itu berkenan menyata kannya.” (Mat 11 : 27)
Yohanes dengan bijak berkata: “Tidak seorangpun yang pernah melihat Allah; tetapi Anak
Tunggal Allah, yang ada di pangkuan Bapa, Dialah yang menyatakannya.” (Yoh 1 : 18).
Penulis kitab Ibrani membuat sebuah perbedaan antara pesan yang disampaikan oleh nabi-
nabi di dalam Perjanjian Lama dan yang disampaikan oleh Yesus: “ Setelah pada zaman
dahulu Allah berulang kali dan dalam pelbagai cara berbicara kepada nenek moyang kita
dengan perantaraan nabi-nabi, maka pada zaman akhir ini Ia telah berbicara kepada kita
dengan perantaraan anakNya, yang telah Ia tetapkan sebagai yang berhak menerima segala
yang ada. “ (Ibr 1 :1-2).
Dalam bahasa Yunani, secara harafiah disebutkan bukan dengan perantaraan Anak-Nya,
melainkan dengan perantaraan “seorang” Anak. Firman Tuhan yang disampai kan di dalam
Perjanjian Baru berbeda dengan firman Tuhan yang disampaikan di dalam Perjanjian Lama.
Perbedaannya bukan hanya pada isi firman yang disampaikan tetapi juga pada perantara
yang dipakai untuk menyampaikan firman Tuhan tersebut. Di dalam Perjanjian Lama, Allah
berbicara melalui perantara nabi-nabi; sedangkan di dalam Perjanjian Baru Allah berbicara
melalui seorang Anak. Hanya Yesuslah sebagai seorang Anak yang dapat menyingkapkan
pribadi Allah sebagai Bapa.

MENYENANGKAN HATI BAPA SURGAWI


 

Sebuah Pewahyuan Pribadi

Pada awal tahun 1996, pengertian saya terhadap Allah sebagai Bapa mengalami perubahan
yang sangat drastis melalui suatu pengalaman pribadi. Suatu pagi, di saat saya dan Ruth
sedang berdoa bersama di tempat tidur seperti yang biasa kami lakukan; tiba-tiba saya
merasakan suatu kuasa yang mengalir di telapak kaki saya dan terus naik hingga ke sekujur
tubuh saya, yang menyebabkan tubuh saya tergun cang dengan kuat. (Sesudahnya, Ruth
mengatakan bahwa kulit di wajah saya berubah menjadi sangat merah.)
Pada saat yang bersamaan, saya juga merasakan suatu kuasa kegelapan yang berbentuk
seperti tangan dengan sebuah topi tengkorak yang berwarna hitam yang menjulur ke arah
kepala saya dan berusaha untuk menekan saya dengan kuat. Untuk beberapa saat terjadi
pertempuran antara dua kekuatan tersebut dan dimenangkan oleh kekuatan yang bekerja di
sekujur tubuh saya. Seketika itu juga kuasa kegelapan itu lenyap.
Segera setelah semua hal itu terjadi dan tanpa berpikir panjang, saya mengetahui bahwa
saya dapat memanggil-Nya, Bapaku. Selama lebih dari lima puluh tahun saya biasa
menggunakan kata “Bapa kami”. Secara doktrin, kebenaran tersebut sangat jelas sekali bagi
saya. Bahkan saya pun pernah berkotbah tentang suatu topik yang saya sampaikan secara
bersambung dalam tiga seri yaitu, “ Mengenal Allah sebagai Bapa. “ Namun pewahyuan
yang saya telah peroleh pada saat itu merupakan suatu pewahyuan secara langsung dari
Bapa dan yang saya alami secara pribadi.
Saya akan membagikan kepada anda penafsiran saya mengenai pengalaman terse but. Saya
akan menjelaskan latar belakang diri saya kepada anda. Saya dilahirkan di India dan saya
dibesarkan di India sampai berumur lima tahun. Lalu dua puluh tahun kemudian, setelah
saya lahir baru dan dibaptis Roh Kudus, saya menjadi peka terhadap suatu “bayangan gelap“
dari India yang selalu melekati saya. Saya menya dari bahwa “bayangan gelap“ tersebut
merupakan salah satu dari “dewa-dewa“ di India (yang diperkirakan berjumlah sekitar 4 juta
lebih) yang mengikuti saya dan berusaha untuk menguasai saya.
Ada satu cara khusus yang dilakukan oleh “dewa” tersebut untuk menekan saya. Setiap pagi
saya bangun dari tidur dengan suatu perasaan terhadap sesuatu yang jahat yang sedang
menunggu saya. Sesuatu yang tidak dapat dijelaskan secara logika, suatu bentuk kegelapan
20
yang tak berwujud.
Setelah saya dibaptis Roh Kudus, perasaan tersebut semakin lama semakin berku rang
secara drastis, tetapi perasaan tersebut tidak pernah hilang dari diri saya. Namun akhirnya,
saya menemukan bahwa ketika saya menguasai pikiran saya untuk memuji dan menyembah
Tuhan , perasaan tersebut terangkat dari saya. Akan tetapi perasaan itu selalu kembali lagi
keesokan harinya!
Pada hari disaat kuasa gelap yang berbentuk seperti tangan dengan sebuah topi tengkorak
hitam tersebut ditarik keluar, perasaan itupun lenyap dan tidak pernah kembali lagi! Dan
sejak saat itu menjadi suatu hal yang secara alami buat saya untuk memanggil Allah sebagai
“Bapa” atau “Bapaku.” Hubungan yang saya miliki dengan Bapa sejak saat itu bukan lagi
sebagai hubungan secara “theologi” yang saya ketahui tetapi menjadi hubungan secara
pribadi.
Saya telah menikmati hubungan pribadi saya dengan Bapa sampai saat ini. Hal terse but
memberikan kepada saya pengertian yang baru tentang empat hal kebenaran firman Allah
yang berhubungan dengan kebapaan (sifat-sifat seorang bapa.)

MENYENANGKAN HATI BAPA SURGAWI


 

1. Kebapaan adalah sumber dari identitas diri kita.

Melalui Alkitab, seorang tokoh selalu diperkenalkan sebagai seorang anak (keturunan) dari
seseorang yang jelas asal-usulnya. Hal tersebut juga diperlihatkan dari nama-nama keluarga
bagi orang Inggris, seperti Williamson, Jackson, Thompson. Identitas diri mereka
diwariskan dari seorang ayah.
Dewasa ini di banyak negara, perpecahan yang terjadi didalam keluarga telah meng hasilkan
suatu generasi yang kita sebut “generasi X.” X mewakili dari suatu kuantitas yang tak
diketahui nilainya . Banyak anak muda di generasi ini yang tidak memiliki hubungan yang
baik dengan seorang ayah (bapa.) Akibat dari hal tersebut , mereka mengalami suatu krisis
identitas. Mereka tidak mengetahui siapa diri mereka sesungguhnya. Suatu jeritan tangis di
dalam hati mereka atas kerinduan mereka akan seorang ayah.
Saya percaya jika Gereja dapat memberitakan kebenaran tentang Allah sebagai seorang
Bapa dengan efektif, maka akan ada banyak anak muda di zaman ini yang akan berlari ke
dalam pelukan Bapa. Kita dapat melakukan hal ini dengan cara yang sama seperti yang
Yesus lakukan yaitu dengan “menyingkapkan” nama Bapa kepada murid-muridnya dengan
cara mendemonstrasikan hubungan pribadi kita dengan Bapa di dalam kehidupan kita
sehari-hari.

MENYENANGKAN HATI BAPA SURGAWI


 

2. Kebapaan memberikan kita jaminan bahwa kita memiliki sebuah rumah di Surga.

Semenjak saya lahir baru, saya percaya jika saya terus beriman kepada Yesus maka setelah
saya meninggal dunia saya pasti akan masuk ke Surga, tetapi saya tidak pernah berpikir
bahwa saya memilki sebuah rumah di Surga. Namun setelah peristiwa yang saya alami
ketika kuasa gelap yang menekan saya dilenyapkan, seketika itu juga secara alami saya
memandang Surga sebagai rumah saya. Singkatnya setelah kejadian tersebut, saya berbicara
kepada Ruth, “ Jika suatu hari nanti saya meninggal dunia, jika kamu ingin memberikan
batu nisan di makam saya, kamu dapat menulis kan hanya dua kata saja di batu nisan saya:
“Pulang ke Rumah.”
Saya mulai berpikir tentang seorang pengemis miskin yang duduk di dekat pintu seorang
21
yang kaya. Ketika dia meninggal dunia, dia “dibawa oleh malaikat-malaikat ke pangkuan
Abraham.” (Luk16:22)
Dalam hal ini dapat dipastikan bahwa satu malaikat saja sudah cukup untuk dapat membawa
orang miskin itu, namun Allah mengirimkan sepasukan malaikat-malaikat pengiring untuk
menjemputnya! Pengemis itu diberikan sebuah sambutan yang meriah untuk menuju ke
pangkuan Abraham. Saya percaya bahwa hal itu juga berlaku untuk setiap anak-anak Allah.
Dia memiliki sepasukan malaikat-malaikat pengiring yang siap untuk membawa setiap kita
menuju ke rumah kita yang abadi.
Di suatu saat, saya dan Ruth berkenalan dengan seorang saudara seiman wanita keturunan
Hawai (yang bernama Mary.) Mary melayani Allah dengan setia selama bertahun-tahun. Dia
sering berkata kepada temannya, “Saya belum pernah melihat malaikat dan saya sangat
ingin sekali melihatnya!”
Suatu ketika, di saat Mary sedang terbaring sekarat karena penyakit kanker yang di
deritanya, rekan-rekan gerejanya melihat bahwa ada seorang “saudara seiman wanita” yang
selalu menemani Mary. Suatu hari wajah Mary dipenuhi oleh kemuliaan Tuhan. Dia
merentangkan tangannya dan berkata,”Aku melihat mereka, aku melihat malaikat-
malaikat!” Lalu dia meninggal! Malaikat-malaikat pengiringnya telah mengantarnya pulang
ke rumah.

MENYENANGKAN HATI BAPA SURGAWI


 
  3. Kebapaan menyediakan bagi kita rasa aman seutuhnya.

Ada sebuah lukisan yang memperlihatkan seorang anak kecil yang berada di dalam
genggaman tangan ayahnya, dengan wajahnya yang bersandar di bahu ayahnya. Di
sekelilingnya mungkin ada begitu banyak kebingungan dan kesulitan. Dunia seolah-olah
terlihat akan runtuh. Namun sang anak tersebut seutuhnya berada di dalam kedamaian, tidak
memusingkan oleh apa yang terjadi di sekelilingnya. Dia aman di dalam genggaman
ayahnya.
Kita pun juga, kita aman di dalam genggaman Bapa kita. Yesus telah memberikan jaminan
kepada kita bahwa Bapa kita lebih besar dari siapapun yang mengepung kita dan tak
seorangpun yang dapat merebut kita dari tangan-Nya!
Yesus juga memberikan kepada murid-murid-Nya jaminan ini: “Janganlah takut, hai kamu
kawanan kecil! Karena Bapamu telah berkenan memberikan kamu Kerajaan itu.” (Luk
12:32)
Kita mungkin merupakan sebuah kawanan kecil yang dikelilingi oleh berbagai macam
hewan-hewan liar yang buas, akan tetapi karena Bapa kita telah berjanji untuk memberikan
kepada kita suatu Kerajaan, maka tidak ada satu kuasa apapun di jagad raya ini yang dapat
menahannya dari kita.

  4. Kebapaan menyediakan bagi kita motivasi yang benar


untuk melayani.

Di dalam Filipi 2:3, Paul memperingatkan kita sebagai hamba-hamba Allah: “Dengan tidak
mencari kepentingan diri sendiri atau puji-pujian yang sia-sia…”
Selama bertahun-tahun, saya telah melakukan pengamatan bahwa salah satu masalah yang
terus menerus meresap di dalam gereja adalah adanya ambisi pribadi dan persaingan
diantara para pelayan Tuhan yang lainnya. Saya tambahkan bahwa pengamatan tersebut
pertama-tama dan terutama saya lakukan di dalam kehidupan saya pribadi.
Seringkali kita melakukan kesalahan dengan membuat suatu ukuran akan rasa aman kita
dibandingkan sejajar dengan kesuksesan kita. Sebagai contoh, jika saya membangun gereja
yang terbesar atau memimpin sebuah pertemuan yang terbesar, atau mendapatkan banyak
sambutan dari orang lain, saya pasti akan merasa aman. Namun hal ini hanyalah sebuah
22
khayalan belaka. Di dalam kenyataannya, semakin kita menempatkan rasa aman kita
berdasarkan kepada kesuksesan pribadi, maka justru semakin berkuranglah rasa aman kita.
Kita akan terus menerus merasa terancam oleh berbagai macam kemungkinan yang dapat
terjadi dari orang lain yang mungkin dapat membangun gereja yang lebih besar, dapat
memimpin rapat yang lebih besar atau lebih banyak mendapatkan sambutan dari orang lain.
Saya pribadi menemukan sebuah pola yang sempurna di dalam diri Yesus yang berkata,
”Dan Ia, yang telah mengutus Aku, Ia menyertai Aku. Ia tidak membiarkan Aku sendiri,
sebab Aku senantiasa berbuat apa yang berkenan kepada-Nya.” (Yoh 8:29)
Saya tidak lagi dimotivasi oleh ambisi pribadi saya. Saya telah menemukan sebuah motivasi
yang lebih murni, lebih indah. Caranya mudah, yaitu: untuk menyenangkan hati Bapaku.
Saya melatih diri saya sendiri untuk menghadapi setiap situasi atau setiap keputusan yang
saya ambil melalui suatu pendekatan yang sederhana dengan cara mengajukan sebuah
pertanyaan yang sederhana, yaitu: Bagaimanakah aku dapat menyenangkan hati Bapaku? Di
dalam menghadapi masa kegagalan dan rasa frustrasi, saya berusaha memindahkan fokus
saya yang berusaha untuk mengatasi hal tersebut kepada suatu sikap yang berusaha ingin
menyenangkan hati Bapa. Sebagai hamba-hamba Kristus, sesungguhnya tidak ada
persaingan di antara kita, jika hati kita dimotivasi oleh satu kerinduan yang sederhana ini
yaitu untuk menyenangkan hati Bapa kita. Keharmonisan dan keinginan untuk saling
membantu akan menggantikan keegoisan dan perselisihan.

Derek Prince

HARGA PENEBUSAN HIDUP KITA


 

Karena Tuhan dengan kasihNya telah menerima kita dan menjadikan kita anak-anakNya,
kita terkadang tidak menyediakan tempat bagi “takut akan Tuhan” di dalam kehidupan kita.
Fakta bahwa Allah Bapa telah menebus kita dengan harga yang tak terbilang mahalnya,
yaitu berupa darah AnakNya yang sangat mahal, seharusnya membuat kita bertanggung
jawab untuk sungguh-sungguh menjalani kehidupan yang memuliakan Dia.
Dalam I Petrus 1:17-19, Rasul Petrus menyatakan bahwa harga yang dibayar untuk
penebusan kita harus membangkitkan dalam diri kita suatu rasa takut yang kudus sehingga
kita tidak gagal dalam menjalani kehidupan yang memberikan kepada Allah Bapa
kemuliaan yang menjadi hakNya: Dan jika kamu menyebutnya Bapa, yaitu Dia yang tanpa
memandang muka menghakimi semua orang menurut perbuatannya, maka hendaklah kamu
hidup dalam takut akan Allah selama kamu menumpang di dunia ini. Sebab, kamu tahu,
bahwa kamu telah ditebus dari cara hidupmu yang sia-sia yang kamu warisi dari nenek
moyangmu, itu bukan dari barang yang fana, bukan pula dengan perak atau emas, melainkan
dengan darah yang mahal, yaitu darah Kristus, yang sama seperti darah anak domba yang
tak bernoda dan tak bercacat.
Jadi, Petrus sama sekali tidak mengatakan bahwa penebusan kita tidak menyediakan tempat
dalam kehidupan kita untuk takut akan Tuhan. Sebaliknya, ia menekankan bahwa takut akan
Tuhan adalah tanggapan kita yang tepat!
Sementara saya berusaha menggambarkan dampak dari takut akan Tuhan yang harus
dimiliki dalam kehidupan saya, saya membayangkan diri saya sedang berdiri di puncak
sebuah batu karang yang terjal dan curam sambil melihat kebawah, ke sebuah lembah batu-
batuan yang terletak ribuan meter jauhnya. Pagar besi pengaman membuat saya tidak bisa
melangkah terlalu dekat ke pinggiran jurang. Saya menggambarkan pagar besi pengaman itu
sebagai peringatan dari Kitab Suci dan tuntutan-tuntutan untuk hidup kudus. Lalu, saya
bertanya kepada diri sendiri, Bagaimana kalau saya begitu congkak, melompati pagar besi
pengaman itu dan berdiri persis di pinggiran jurang? Sesudah itu satu langkah saja sudah
mampu mempercepat hidup saya menuju malapetaka terakhir yang tak dapat dihindarkan!
Sementara saya memikirkannya, oto-otot perut saya menegang dengan sendirinya dan rasa
takut menguasai diri saya. Saya teringat kata-kata peringatan yang ditujukan bagi orang-
orang Kristen di Ibrani: “Ngeri benar, kalau jatuh ke dalam tangan Allah yang hidup” Ibrani
23
10:31.
Sikap kagum dan hormat harus menyertai sikap kita, tidak saja terhadap Tuhan, tetapi juga
terhadap firmanNya. Tuhan berkata, ”Tetapi kepada orang inilah Aku memandang: kepada
orang yang tertindas dan patah semangatnya dan yang gentar kepada firmanKu.” Yesaya
66:2
Mengapa kita harus gentar kepada firman Tuhan? Karena, firman Tuhan adalah jalan yang
dilalui baik oleh Allah Bapa maupun Allah Anak untuk masuk ke dalam kehidupan kita.
Dalam Yohanes 14:23 Yesus berkata, “Jika seorang mengasihi Aku, ia akan menuruti
firmanku dan Bapaku akan mengasihi dia dan Kami akan datang kepadanya dan diam
bersama-sama dengan dia.” Sikap kita terhadap firmanNya menyatakan sejauh mana kita
benar-benar mengasihi Yesus dan membuka jalan bagi Tuhan dalam kepenuhanNya untuk
masuk ke dalam kehidupan kita. Ketika kita membaca atau mendengar firmanNya, sikap
kita seharusnya sama seperti jika sosok Allah Bapa dan sosok Allah Anak sedang berdiri di
depan kita.
Semakin kita menyadari, betapa mahalnya harga yang telah Tuhan bayarkan untuk menebus
hidup kita, semakin jugalah seharusnya kita memberikan rasa hormat dan takut akan Tuhan
sebagaimana Dia layak menerimanya serta menjalani hidup yang semakin memuliakan
namaNya!

HATI YANG SUCI


 

Jadikanlah hatiku tahir, ya Allah, dan perbaharuilah batinku dengan roh yang teguh
Mazmur 51:12

Ada hal-hal tertentu yang dapat dilakukan oleh manusia dan ada pula yang tidak dapat
dilakukannya. Manusia mampu membuat berbagai benda. Ia dapat membuat barang-barang
industri, menyetel, menyelaraskan, dan mereparasinya. Tetapi ada satu hal yang tidak dapat
dilakukan oleh manusia, yaitu mencipta. Hanya Tuhanlah Sang Pencipta.
Rupanya Daud telah mencapai suatu titik dalam kehidupannya yang membuatnya
berhadapan dengan kenyataan bahwa dirinya adalah seorang yang berdosa. Ketika ditegur
oleh nabi Natan mengenai perzinahannya dengan Batsyeba, ia mungkin untuk pertama kali
dalam hidupnya, mulai melihat keadaan hatinya yang sebenarnya. Ia melihat kerusakan dan
kehancuran yang telah terjadi dalam hatinya karena dosa itu dan ia menyadari bahwa ia
tidak dapat berbuat apapun juga untuk mengatasinya. Ia tidak dapat membereskannya. Ia
tidak dapat mereparasinya. Ia tidak dapat memperbaiki keadaan. Semua yang dapat
dilakukannya tidaklah cukup. Maka, dengan jiwa yang amat pedih, ia berpaling kepada
Tuhan dan memohon kepada-Nya untuk melakukan sesuatu yang memang hanya dapat
dilakukan oleh Tuhan, yaitu menciptakan hati yang murni di dalam dirinya.
Jika anda dan saya dapat melihat hati kita sendiri seperti Daud dapat melihat keadaan
hatinya, mungkin kita juga akan melihat keadaan yang sama. Berbagai akibat dosa telah
menimbulkan kerusakan sedemikian rupa, sehingga kita tidak dapat melakukan apapun juga
untuk mengatasinya. Tidak ada gunanya untuk mencoba mereparasi, membereskan, atau
memperbaikinya. Hanya ada satu cara bagi kita. Kita dapat melakukan apa yang dilakukan
Daud. Kita dapat mengakui kenyatan yang kita hadapi itu, kemudian menghampiri Tuhan
dan berdoa: “Tuhan, aku tidak dapat mengubah diriku sendiri. Aku tidak dapat memperbaiki
diriku. Hatiku telah demikian rusak dan berdosa. Lakukanlah bagiku apa yang tidak bisa
kulakukan bagi diriku sendiri. Ciptakanlah dalam diriku sebuah hati yang suci, ya Tuhan.”
Jawaban paling sempurna atas jeritan hati Daud itu yang juga merupakan jawaban bagi
semua umat manusia telah tersedia melalui pengorbanan yang dilakukan oleh Yesus di kayu
salib. Melalui korban tersebut, seluruh umat manusia dapat menerima mukjizat yang
menghasilkan ciptaan yang baru itu.
24
“Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu,
sesungguhnya yang baru sudah datang” ( II Korintus 5:17 )

KUNCI KEDAMAIAN
 

Besarlah ketentraman pada orang-orang yang mencintai Taurat-Mu, tidak ada batu
sandungan bagi mereka. Mazmur 119:165

Alkitab bukan saja menjanjikan ketentraman atau kedamaian, tetapi bahkan ketentraman
yang “besar”. Sayangnya, bahasa manusia di zaman modern ini sudah sedemikian merosot
standarnya, sehingga sulit sekali bagi kita untuk menangkap apa yang sesungguhnya
disediakan Tuhan bagi kita. Tolak ukur untuk “kedamaian” yang dipakai manusia dewasa
ini telah menjadi begitu rendah. Sekedar tidak ada peperangan diantara dua bangsa sudah
disebut sebagai keadaan yang damai. Padahal diantara mereka bisa saja masih tersimpan
rasa benci, takut atau bahkan mereka masih saling memaki dan menuduh, namun kita tetap
mengatakan bahwa hubungan kedua bangsa itu dalam keadaan damai.

Alkitab memberikan standar yang jauh lebih tinggi. Perkataan Ibrani untuk “kedamaian”
adalah shalom. Artinya lebih daripada sekedar tidak adanya perkelahian atau peperangan.
Arti kata itu berhubungan dengan akar katanya yang berarti keutuhan atau kesempurnaan.
Jadi, kedamaian yang dimaksudkan mencakup suatu keutuhan, suatu kesempurnaan.
Artinya, tidak ada apapun yang kurang dalam kehidupan kita. Orang yang memiliki
kedamaian dalam arti seperti ini adalah orang yang utuh dan sempurna, dan memiliki
kepenuhan dalam hidupnya.

Inilah kehidupan yang dijanjikan kepada orang-orang yang mencintai Taurat atau hukum
Allah, karena taurat-Nya juga mencakup segala-galanya seperti yang tercakup dalam
kedamaian itu. Taurat Tuhan meliputi segala segi kehidupan kita –kerohanian, hal-hal yang
berhubungan dengan perasaan kita, keadaan jasmani, serta segi materi. Bila semua segi
kehidupan tersebut kita tundukkan di bawah hukum Tuhan, kita akan mengalami keserasian
dengan alam sekeliling kita, oleh karena alam itupun diatur oleh hukum yang sama.

Dengan demikian, tidak ada yang dapat membuat kita tersandung. Kita tidak akan mudah
tersinggung atau kecil hati. Segala macam kesulitan dan bahkan permusuhan tidak akan
membuat kita goyah, oleh karena di dalam diri kita ada kuasa yang berasal dari hukum
Tuhan itu dan kuasa itu jauh lebih besar daripada apapun juga yang mengganggu kita dari
luar.

Tanggapan Iman:
Tuhan, biarlah seluruh kehidupanku berada di bawah hukum-Mu dan biarlah damai-
Mu bekerja dengan bebas dalam diriku.

MEMILIH KEHIDUPAN
 

Aku tidak akan mati, tetapi hidup, dan aku akan menceritakan perbuatan-perbuatan
TUHAN. Mazmur 118:17

Sikap kita terhadap kehidupan harus seratus persen positif. Betapa berbahayanya bila kita,
melalui cara apa pun bersikap negatif, pesimis atau hanya berpikir mengenai kematian.
Namun betapa seringnya orang menyerah kalah kepada tekanan dalam hidupnya dan
menjerit: “Lebih baik aku mati saja!” Mereka tidak menyadari bahwa dengan ucapan
25
tersebut mereka sesungguhnya membuka jalan bagi berbagai bentuk kekuatan negative dari
kuasa gelap untuk memasuki pikiran mereka, yang kemudian akan menguasai seluruh
kepribadian mereka. Suatu ucapan yang tanpa dipikir panjang terlontar begitu saja ketika
menghadapi tekanan tertentu (yang biasanya berlangsung sementara saja) pada akhirnya
dapat menjadi suatu keadaan yang menyedihkan.

Nabi Musa menghadapkan bani Israel dengan masalah ini dalam Ulangan 30:19: “…pada
hari ini: kepadamu kuperhadapkan kehidupan dan kematian, berkat dan kutuk. Pilihlah
kehidupan , supaya engkau hidup, baik engkau maupun keturunanmu…” Tahukah anda,
bahwa jika kita menginginkan kehidupan, kita sendiri harus memilih untuk hidup? Kita
tidak boleh pasrah kepada keadaan dengan bersikap masa bodoh dan pasif sambil
mengatakan: “Yang akan terjadi, terjadilah”. Tuhan menyuruh kita untuk memilih:
kehidupan dan berkat di satu sisi, atau kematian dan kutuk di sisi lainnya. Kita tidak dapat
menghindar dari persoalan ini. Tidak memilih sama saja dengan memilih hal yang
keliru.

Pilihan yang kita tentukan itupun akan membawa akibat bukan hanya bagi diri kita sendiri,
tetapi juga bagi keturunan kita. Dengan memilih kehidupan sesungguhnya kita membuka
suatu aliran yang akan mengalir terus hingga ke generasi-generasi berikutnya.
Yesus berkata: “Pencuri datang untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan; Aku
datang , supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan.”
(Yohanes 10:10). Siapakah yang akan anda pilih, Yesuskah atau pencuri itu?

Tanggapan Iman:
Hari ini, ya Tuhan, sesuai dengan Firman-Mu aku memilih kehidupan bagi diriku
sendiri dan bagi keturunan-keturunanku.

PENASEHAT AJAIB
 

Aku memuji TUHAN, yang telah memberi nasihat kepadaku, ya, pada waktu malam hati
nuraniku mengajari aku. Mazmur 16:7

Saya pun mengaminkan perkataan Daud tersebut. Saya mengerti betapa indahnya bisa
mendapatkan nasihat Tuhan, dan nasihat Tuhan itu jauh lebih tinggi daripada segala hikmat
manusia. Berkali-kali saya telah mengalami sendiri, bahwa nasihat Tuhan itu sungguh dapat
dipercayai. Dalam pewahyuan Alkitab yang berikutnya nabi Yesaya menyebut Tuhan
sebagai Penasihat Ajaib (Yesaya 9:5). Perkataan Ajaib itu sendiri selalu mengandung suatu
unsur supranatural. Nasihat Tuhan memang lebih tinggi tingkatannya daripada hikmat
manusia, pemahaman manusia, dan pengetahuan manusia. Saya sungguh bersyukur karena
bisa mendapatkan nasihat-Nya!

Saya juga mengaminkan kalimat yang selanjutnya: “Pada waktu malam hati nuraniku
mengajari aku.” Seringkali pada waktu menghadapi masalah yang sulit dipecahkan, saya
serahkan saja masalah itu kepada Tuhan lalu pergi tidur tanpa menggumuli masalah itu lebih
lanjut. Kemudian dalam keheningan malam Tuhan membangunkan saya. Di dalam lubuk
hati saya yang terdalam, ia berbicara kepada saya dengan suara yang begitu tenang dan
lembut, memperlihatkan jawaban atas masalah saya itu.

Betapa indahnya mengetahui bahwa nasihat Tuhan itu tersedia bagi kita! Apabila anda
sudah kehabisan tenaga dan kehabisan akal, apabila anda sudah benar-benar memutar otak
namun tidak juga menemukan jalan keluar, apabila anda mengalami jalan buntu dalam
kehidupan ini dan tidak tahu kemana lagi anda harus pergi, ingatlah bahwa Tuhan adalah
26
Penasihat Ajaib! Datanglah kepada-Nya. Serahkan masalah anda kepada-Nya. Bukalah
hati anda untuk-Nya karena Ia berbicara kepada hati, bukan kepada “kepala” kita. Dengan
cara-Nya yang ajaib, Ia akan menunjukkan jawabannya kepada anda.

Tanggapan Iman:

“Dengan nasihat-Mu engkau menuntun aku, dan kemudian engkau mengangkat aku
ke dalam kemuliaan” ( Mazmur 73:24 )

RENCANA-NYA BAGI HIDUPKU


 

Tuhan akan menyelesaikannya bagiku! Ya TUHAN, kasih setia-Mu untuk selama-lamanya;


janganlah Kautinggalkan perbuatan tangan-Mu! Mazmur 138:8

Alangkah senangnya mengetahui bahwa Tuhan mempunyai suatu rencana bagi kita masing-
masing! Daud tidak berkata bahwa Tuhan akan menggenapi atau menyelesaikan
rencanaku. Ia berkata bahwa Tuhan akan menggenapi (menyelesaikan) rencana-Nya
bagiku. Ada suatu perbedaan besar antara kedua hal itu. Mungkin saya mempunyai suatu
rencana, sedangkan Tuhan juga mempunyai suatu rencana yang berbeda. Tuhan tidak
menjamin bahwa Ia akan menggenapi rencana saya. Ia hanya menjamin bahwa Ia akan
menggenapi rencana-Nya.

Jaminan Tuhan itu terdapat dalam kata-kata berikutnya: “Ya TUHAN, kasih setia-Mu untuk
selama-lamanya.” Kata Ibrani yang diterjemahkan sebagai “kasih setia” itu memiliki arti
yang lebih mendalam, yaitu kesetiaan yang menyebabkan Tuhan tetap memenuhi
komitmen-Nya terhadap ikatan janji yang telah dibuat-Nya dengan kita. Komitmen Tuhan
untuk menggenapi (menyelesaikan) rencana-Nya dalam kehidupan kita bahkan berlanjut
hingga ke dalam kekekalan.

Bagian penutup ayat ini seakan-akan merupakan jeritan keputus-asaan Daud: “Janganlah
Kautinggalkan perbuatan tangan-Mu!” Saya teringat ketika pada suatu hari saya melayani
seorang wanita Kristen yang berbaring di tempat tidur dan sedang menantikan ajalnya akibat
penyakit kanker yang dideritanya. Wanita itu mengambil Alkitab Living Bible (Firman
Allah yang Hidup) dari lemari kecil di sebelah tempat tidurnya lalu dengan suara keras
membaca kata-kata Daud itu: “Janganlah Engkau meninggalkan aku karena Engkaulah yang
membuat aku!”.

Dengan cara itu wanita tersebut secara pribadi menegaskan keyakinannya bahwa penyakit,
penderitaan atau kematian sekalipun tidak akan dapat menghalangi kasih setia Tuhan dalam
menggenapi rencana-Nya baginya yang akan membuat ia mencapai kemenangan pada
akhirnya.

Jaminan yang sama masih tetap berlaku bagi kita semua yang telah memasuki ikatan janji
yang ditawarkan Tuhan kepada manusia melalui Yesus. Tuhanlah yang menjadikan kita, Ia
pun tidak akan meninggalkan kita. Mungkin bukan rencana kita, tetapi rencana- Nyalah
yang pasti akan digenapi. Rencana tersebut akan tetap teguh, apa pun yang terjadi dalam
kehidupan ini.

Tanggapan Iman:

Aku menerima rencana Tuhan bagiku, sekalipun mungkin berbeda dengan rencanaku
sendiri, dan aku percaya Ia akan menggenapinya.

27
JAMINAN KEAMANAN
 

“Sebab Engkaulah yang memberkati orang benar, ya TUHAN; Engkau memagari dia
dengan anugerah-Mu seperti perisai” Mazmur 5:13

Daud percaya sepenuhnya akan satu hal: Tuhan memberkati orang-orang yang benar. Kita
juga harus sama percayanya seperti Daud. Di zaman sekarang ini orang-orang atau pihak-
pihak yang kita andalkan untuk memberikan jaminan keamanan dan kepastian mengenai
masa depan ternyata justru mengecewakan kita. Dimana-mana lembaga-lembaga politik dan
keuangan yang menjadi andalan banyak orang mulai berguguran. Namun ada satu hal yang
tidak perlu diragukan dalam kehidupan ini: Tuhan memberkati orang yang benar.

Kenyataan yang sederhana namun tidak pernah berubah ini mengajarkan suatu hal yang
penting namun praktis mengenai cara dan gaya kehidupan yang seharusnya kita tempuh. Di
satu sisi, kita perlu mengurangi waktu dan tenaga yang selama ini kita pakai untuk
menjamin keamanan kita dari segi materi. Di sisi lain, kita harus lebih banyak memikirkan
apakah kehidupan kita sudah benar di mata Tuhan, apakah kita sudah layak mendapatkan
berkat Tuhan, yang disediakan-Nya bagi orang yang benar.

Berkat yang disediakan Tuhan bagi orang yang benar itu juga mencakup perlindungan yang
diberikan-Nya. Anugerah Tuhan diturunkan kepada orang benar. Apabila kita benar-benar
hidup dalam kebenaran-Nya , anugerah-Nya pun akan berada di sekeliling kita seperti
perisai yang melindungi kita dari segala penjuru. Anugerah itu akan melindungi kita dari
setiap pukulan, tekanan, kejahatan yang berusaha menghancurkan kita. Sesungguhnya kita
tidak mampu menghadapi semuanya itu dengan kemampuan dan kekuatan kita sendiri.
Yang mampu sepenuhnya melindungi kita hanyalah “Perisai” anugerah Tuhan. Daripada
kita berusaha menjadi lebih kuat dan lebih mampu dengan mendahulukan kepentingan
sendiri, lebih baik kita berusaha menjadi orang yang benar, sebab hasilnya jauh lebih indah
dan bahkan kekal.

“Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan
ditambahkan kepadamu” ( Matius 6:33)

Tanggapan Iman:
Tolonglah aku Tuhan, supaya aku lebih memikirkan dan mengutamakan kebenaran
daripada memikirkan dan mengutamakan keberhasilan dan kepentingan diriku
sendiri.

KEHAUSAN JIWA
 

“Seperti rusa yang merindukan sungai yang berair, demikianlah jiwaku merindukan
Engkau, ya Allah. Jiwaku haus kepada Allah, kepada Allah yang hidup. Bilakah aku boleh
datang melihat Allah?” Mazmur 42:2-3

Saya rasa kita semua pernah mengalami kehausan. Bagi saya pribadi, kata “haus” itu
mengingatkan saya kepada pengalaman ketika saya bertugas sebagai tentara Inggris dalam
Perang Dunia II. Selama tiga tahun kami ditempatkan di padang gurun yang gersang di
Afrika Utara. Kadang-kadang persediaan air kami hampir habis dan saya masih ingat bahwa
28
pada saat-saat seperti itu seluruh jiwa raga saya rasanya dikuasai oleh satu jeritan yang
begitu kuat namun tidak terungkapkan – jeritan minta air. Tidak ada hal lain kecuali air yang
dapat menghentikan jeritan itu.

Dalam ayat diatas pemazmur berbicara mengenai semacam kehausan yang lain. Bukan
kehausan jasmani melainkan kehausan dalam jiwa. Kehausan jenis ini pun pernah saya
alami. Selama bertahun-tahun saya berusaha mengejar suatu kepuasan namun tidak pernah
berhasil meraihnya. Saya mencoba menemukan kepuasan itu dari berbagai segi, baik
jasmani, estetika, maupun intelektual. Saya mencoba menemukan kepuasan dari musik,
drama, filsafat, perjalanan ke mancanegara dan hal-hal lain yang dapat memuaskan
kedagingan saya. Tetapi semakin serius saya mencarinya, semakin hampa dan frustasi
perasaan saya jadinya.

Akhirnya saya menemukan juga jawabannya. Ternyata jawabannya sama seperti jawaban
yang ditemukan pemazmur tiga ribu tahun yang silam: “Bilakah aku boleh datang melihat
Allah” Ada suatu kehausan dalam jiwa, suatu kerinduan yang begitu dalam pada diri
manusia yang tidak dapat dipuaskan kecuali oleh Tuhan sendiri.

Mungkin anda pun sudah mencoba mendapatkan kepuasan dari berbagai sumber tetapi
belum juga menemukannya. Jika demikian anda harus mengerti dua hal: pertama, tidak ada
apa pun juga kecuali Tuhan sendiri yang dapat memuaskan anda; kedua, sesungguhnya Ia
sedang menantikan kedatangan anda.

Tanggapan Iman:
Ya Tuhan, bawalah aku ke tempat aku dapat bertemu dengan-Mu sehingga dahaga
jiwaku dapat kau puaskan.

CARA MEMULAI HARI YANG BARU


 

“Tuhan, pada waktu pagi Engkau mendengar seruanku, pada waktu pagi aku mengatur
persembahan bagi-Mu, dan aku menunggu-nunggu.” Mazmur 5:4

Bagaimana anda memulai setiap hari yang baru? Apakah begitu bangun anda segera mulai
dengan berbagai kesibukan sambil mencoba menyelesaikan beberapa pekerjaan sekaligus?
Apakah karena begitu terburu-buru, anda seringkali kehabisan napas, dan kehabisan
kesabaran lalu menjadi jengkel terhadap istri atau suami anda, marah-marah kepada anak-
anak, dan bingung menghadapi masalah yang timbul? Apakah anda memulai hari yang baru
dalam keadaan kurang siap, kurang sigap dan khawatir mengenai apa yang akan anda
hadapi?

Penyebab dari semua itu sebenarnya sederhana saja. Anda tidak memulai hari anda
secara benar. Cobalah belajar dari Daud: “TUHAN, pada waktu pagi Engkau mendengar
seruanku.” Setiap hari hal yang pertama dilakukan oleh Daud adalah berseru kepada Tuhan,
yaitu memperdengarkan suaranya kepada Dia. Kata-katanya yang pertama pada setiap hari
yang baru ditujukannya untuk Tuhan, bukan untuk manusia.

Selanjutnya Daud berkata: “Pada waktu pagi aku mengatur persembahan bagi-Mu, dan aku
menunggu-nunggu.” Sungguh suatu cara yang amat bijak untuk memulai hari yang baru!
Perdengarkanlah suara anda kepada Tuhan dalam doa. Lalu ajukanlah semua permohonan
anda kepada-Nya. Kemukakan kepada-Nya hal-hal yang harus anda lakukan pada hari itu.
Serahkanlah kepada-Nya masalah-masalah serta kesulitan yang kemungkinan akan anda
hadapi. Serahkan keputusan-keputusan anda kepada-Nya pula.

Kemudian, seperti halnya Daud, anda akan dapat menunggu dengan penuh harap. Anda
29
akan mampu menyongsong hari itu dengan penuh semangat karena yakin akan mendapat
jawaban Tuhan atas doa-doa yang telah anda ajukan kepada-Nya di pagi hari itu.

Ada sebuah pepatah dalam bahasa Yunani yang mengatakan: “Permulaan yang baik
merupakan separuh dari seluruh pekerjaan itu sendiri.” Demikian pula halnya dengan cara
kita menjalani kehidupan ini setiap hari. Cara kita memulai suatu hari yang baru
menentukan hampir segala yang akan terjadi di sepanjang hari itu. Jarang sekali akhir dari
suatu hari akan lebih diberkati daripada permulaannya sendiri. Oleh karena itu, mulailah
setiap hari yang baru dengan memperdengarkan suara anda kepada Tuhan.

Tanggapan Iman:
Ya Tuhan, tolonglah aku untuk memulai setiap hari yang baru dengan benar, yaitu
dengan selalu berseru kepada-Mu dan mengajukan segala permohonanku setiap pagi.

30
MENETAPKAN PRIORITAS YANG TEPAT
 

“Ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian, hingga kami beroleh hati yang
bijaksana.” Mazmur 90:12

Apakah yang dimaksud dengan “menghitung hari-hari”? Ijinkan saya menambahkan satu
pertanyaan yang lain: Hal apakah dalam kehidupan anda yang anda rasa paling sulit untuk
dikelola – bahkan anda sampai seringkali kekurangan hal itu? Banyak orang mungkin
cenderung menjawab:Uang. Tetapi menurut pengalaman saya ada hal lain yang jauh lebih
sulit untuk diatur, dan saya lebih sering kekurangan hal tersebut daripada hal-hal yang lain.
Itulah waktu! Bagi saya, waktu adalah unsur kehidupan yang paling sulit dikelola secara
tepat. Oleh karena itu, cara kita memakai waktu merupakan ujian terberat dari disiplin
pribadi dan kesungguhan komitmen Kristiani kita.

Sebab itu dengan sepenuh hati saya mengaminkan doa pemazmur ini: Ajarlah aku
menghitung hari-hariku dengan baik. Dalam prakteknya hal ini berarti: Ajarlah aku
menetapkan prioritasku dengan tepat. Ajarlah aku memberikan cukup waktu bagi perkara-
perkara yang lebih penting. Hanya dengan cara demikianlah saya akan beroleh “hati yang
bijaksana.”

Pada akhirnya, prioritas waktu yang kita tetapkan menunjukkan nilai-nilai yang mendasari
kehidupan kita. Hal-hal yang kita beri prioritas rendah dengan sendirinya akan terhapus
karena berada di baris yang paling bawah dalam daftar kita. Jika kita tidak memberikan
prioritas yang tinggi kepada hal-hal yang benar-benar penting – seperti doa dan
pembacaan Alkitab- seluruh kehidupan kita akan menjadi kacau. Lalu kita akan tergoda
untuk selalu memberi dalih: “Saya tidak mempunyai cukup waktu.” Padahal sebenarnya kita
harus mengatakan: “Saya tidak memakai waktu saya dengan benar.”

Sebelum terlambat, marilah berdoa bersama saya: “Ajar kami untuk menghitung hari-hari
kami dengan benar.”

Tanggapan Iman:
Tuhan, aku menaruh kehidupanku di hadapan-Mu seperti selembar kertas kosong
dan kumohon agar Roh-Mu menulisinya dengan hal-hal yang telah Kautetapkan
sebagai prioritas dalam kehidupanku.

ALIRAN SUKACITA
 

Maka aku dapat pergi ke mezbah Allah, menghadap Allah, yang adalah sukacitaku dan
kegembiraanku…. Mazmur 43:4

Daud belajar dua hal mengenai sukacita. Pertama, sukacita hanya berasal dari satu sumber
yaitu: Tuhan sendiri. Kedua, hanya ada satu tempat untuk menimba dari sumber tersebut
yaitu: mezbah Allah. Mezbah Allah adalah tempat untuk mempersembahkan korban,
tempat untuk melakukan penyerahan diri dan pengudusan, serta tempat untuk
mempersembahkan kehidupan kita. Sukacita yang hanya berasal dari Tuhan itu akan
mengalir dalam diri kita setelah kita mempersembahkan korban di atas mezbah tersebut.

Ada suatu perbedaan besar antara sukacita dan perasaan senang. Sukacita terdapat di
dalam roh, sedangkan rasa senang terletak di dalam jiwa. Rasa senang berkaitan dengan
emosi, perasaan dan keadaan yang kita alami. Apabila segala sesuatu berjalan dengan baik,
31
kita merasa senang. Apabila keadaan kurang beres, kita menjadi kurang senang. Merasa
senang itu memang baik, tetapi perasaan itu tidak akan bertahan terus.

Sebaliknya, sukacita tidak bergantung kepada perasaan atau situasi kita. Ia tidak bergantung
kepada keadaan jasmani kita. Ia terdapat di dalam roh. Hanya ada satu sumber sukacita,
yaitu Tuhan sendiri. Tuhan itu kekal dan tidak dapat diubahkan. Itu sebabnya kita dapat
tetap bersukacita sekalipun kita tidak sedang merasa senang. Sukacita datang langsung dari
Tuhan sendiri. Seperti halnya Tuhan, sukacita itu bersifat kekal dan tidak akan berubah, ia
tidak dapat terpengaruh oleh keadaan.

Tetapi sukacita itu hanya kita dapatkan di atas mezbah Tuhan. Seperti Daud, kita pun harus
memutuskan untuk pergi menghadap Tuhan, datang ke mezbah-Nya, ke tempat
mempersembahkan korban, tempat melakukan penyerahan serta pengudusan. Itulah tempat
kita menyerah tanpa syarat kepada Tuhan. Sesudah itu kita selamanya akan dapat menikmati
sukacita yang tidak pernah berubah.

Tanggapan Iman:
Ya Tuhan, di atas mezbah-Mu kuserahkan hidupku tanpa syarat. Alirkanlah dalam
diriku sukacita yang hanya berasal dari-Mu itu.

TOLONG AKU TUHAN


 

Tuhan Allahku, kepada-Mu aku berteriak minta tolong, dan Engkau telah menyembuhkan
aku Mazmur 30:3

Salah satu ciri Alkitab yang menjadi berkat bagi saya adalah kesederhanaannya yang luar
biasa. Alkitab menyampaikan hal-hal yang paling mendalam dengan kata-kata yang paling
sederhana dan singkat. Dalam Alkitab bahasa Inggris setiap kata dari ayat yang dikutip dia
atas itu terdiri dari satu suku kata saja. “O Lord my God, I called to you for help and you
healed me.” Seluruhnya terdiri dari 14 kata yang singkat dan sederhana, namun betapa
dalamnya kebenaran yang diungkapkan ayat ini!

Dalam seluruh Alkitab, Tuhan mengungkapkan diri-Nya sebagai Penyembuh umat-Nya. Ia


berkata kepada bani Israel sesudah melepaskan mereka dari perbudakan di negeri Mesir:
“…sebab Aku TUHAN-lah yang menyembuhkan engkau” (Keluaran 15:26). Atau dengan
kata-kata lain: ”Akulah TUHAN Doktermu.” Dua belas abad kemudian Ia menegaskan
kembali pernyataan-Nya: “Bahwasanya Aku, TUHAN, tidak berubah” (Maleakhi 3:6).

Kepada umat Kristen yang berada dalam Perjanjian Baru Yakobus menulis: “Kalau ada
seorang diantara kamu yang sakit, baiklah ia memanggil para penatua jemaat, supaya
mereka mendoakan dia serta mengolesnya dengan minyak dalam nama Tuhan. Dan doa
yang lahir dari iman akan menyelamatkan orang sakit itu dan Tuhan akan membangunkan
dia (Yakobus 5:14-15).

Saya mengucap syukur kepada Tuhan karena sekarang ini ada banyak ahli kedokteran,
jururawat dan orang-orang yang pekerjaannya menolong orang-orang sakit dan lemah.
Tetapi, pada akhirnya yang memberikan kesembuhan adalah Tuhan sendiri. Sarana atau
orang yang dipakai untuk menyembuhkan itu bermacam-macam, tetapi Sumber yang
memberikan kesembuhan itu selalu sama.

Mungkin Anda sedang menderita suatu penyakit atau mempunyai masalah dengan keadaan
jasmani Anda, atau Anda memikul suatu beban berat yang sebenarnya ingin disingkirkan
Tuhan dari kehidupan Anda. Sudahkah terpikir oleh Anda untuk berseru dan meminta
32
tolong kepada Tuhan? Perhatikanlah betapa sederhananya kata-kata dalam ayat itu:
“Kepada-Mu aku berteriak minta tolong, dan Engkau telah menyembuhkan aku.” Tetapi,
kadang-kadang kita justru lupa melakukan hal-hal yang sederhana dan begitu mudah. Apa
salahnya membawa persoalan Anda kepada Tuhan? Saya sudah sering melakukan hal itu
dan Tuhan pun telah menyembuhkan saya. Saya percaya Ia juga akan melakukan hal yang
sama bagi Anda.

Tanggapan Iman:

Tuhan, Engkaulah Penciptaku dan Penebusku. Aku percaya Engkau telah


menyelamatkan jiwaku, oleh karena itu aku juga percaya bahwa Engkau akan
menyembuhkan penyakitku.

DARI PENDAFTARAN SAMPAI


LULUS UJIAN
 

“Siapakah orang yang takut akan Tuhan? Kepadanya TUHAN menunjukkan jalan yang
harus dipilihnya. TUHAN bergaul karib dengan orang yang takut akan Dia, dan
perjanjian-Nya diberitahukan-Nya kepada mereka.” Mazmur 25:12-14

Setiap kali Tuhan membuka pendaftaran bagi murid-murid baru yang akan diajar-Nya, Ia
selalu memilih murid-murid tersebut atas dasar watak kepribadian mereka. Ia tidak
mendasarkan pilihan-Nya pada kemampuan intelektual, tingkat pendidikan ataupun
kedudukan sosial mereka. Yang penting bagi Tuhan adalah sikap batiniah mereka terhadap-
Nya: apakah mereka memiliki sikap yang tunduk dan penuh hormat.

Selain itu Tuhan sendiri pula yang menetapkan materi pelajaran yang akan diberikan kepada
murid-murid-Nya itu. Ia akan mengajar mereka mengenai “jalan yang harus dipilihnya.”
Seringkali jalan itu bukanlah jalan pilihan kita sendiri. Mungkin kita lebih suka mendapat
pelajaran mengenai nubuat atau pewahyuan ilahi yang luar biasa, tetapi pengajaran Tuhan
ternyata lebih menekankan hal-hal yang sederhana dan berhubungan langsung dengan
kehidupan sehari-hari, seperti: pengabdian, pengorbanan, kesetiaan.

Bagi orang-orang yang benar-benar mau menundukkan diri kepada pengajaran Tuhan
tersedia suatu berkat yang istimewa: “Rahasia Tuhan akan diberitahukan-Nya bagi orang
yang takut akan Dia”. Dalam hubungan antar sesama manusia pun kita menceritakan
rahasia kita hanya kepada orang yang kita percayai. Demikian pula, apabila Tuhan
membagikan rahasia-Nya kepada kita, hal itu membuktikan bahwa kita telah memperoleh
kepercayaan dari-Nya. Itu dapat diumpamakan sebagai ijazah tanda kelulusan kita.

Hal itu digambarkan dengan indah sekali dalam hubungan Yesus dengan murid-murid-Nya.
Setelah tiga tahun lamanya memanggil mereka menjadi murid-Nya, Ia berkata kepada
mereka: “Aku tidak menyebut kamu lagi hamba, sebab hamba tidak tahu, apa yang
diperbuat oleh tuannya, tetapi Aku menyebut kamu sahabat, karena Aku telah
memberitahukan kepada kamu segala sesuatu yang telah kudengar dari Bapa-Ku”
(Yohanes 15:15). Yesus sendiri harus belajar terlebih dahulu dari Bapa-Nya dengan cara
Dia benar-benar tunduk dan taat terhadap Bapa. Selanjutnya Ia pun mengajarkan semua
yang Ia dapatkan dari Bapa-Nya kepada orang-orang yang benar-benar mau tunduk
dan taat kepada-Nya.

Hingga sekarang pun Tuhan masih memilih murid-murid-Nya atas dasar itu. Dan
persyaratan maupun materi pelajaran yang akan digunakan-Nya juga tidak akan berubah.

33
Tanggapan Iman:
Ya Tuhan, aku rindu menjadi murid yang tunduk dan taat kepada-Mu supaya pada
saat yang Engkau tentukan nanti Engkau akan memberitahukan rahasia-rahasiaMu
kepadaku.

BILA KAKIKU GOYANG


 

Ketika aku berpikir: “Kakiku goyang,” maka kasih setia-Mu, ya TUHAN, menyokong aku.
Apabila bertambah banyak pikiran dalam batinku, penghiburan-Mu menyenangkan jiwaku.
Mazmur 94:18-19

Ada satu hal yang secara khusus menarik perhatian saya berkenaan dengan gambaran yang
diberikan Alkitab mengenai Tuhan: Alkitab berkata bahwa Ia begitu penuh pengertian. Ia
mengetahui kelemahan-kelemahan kita, tetapi tidak menolak kita karena kelemahan-
kelemahan tersebut. Ia tidak menyuruh kita berpura-pura kepada-Nya maupun kepada dunia
luar bahwa kita ini kuat, sedangkan kenyataannya kita lemah. Yang Ia minta hanya agar kita
benar-benar menyerahkan kepada-Nya segala sesuatu yang kita miliki, betapa pun hal itu
kelihatannya tidak berarti atau tidak memadai. Segala kekurangan itu akan ditutup oleh
kasih karunia-Nya.

“Kakiku goyang!” teriak pemazmur. Ia hampir saja jatuh dan tidak dapat menyelamatkan
diri. Tetapi begitu ia mengakui kebutuhannya, Tuhan segera datang untuk
menyelamatkannya: “Kasih setia-Mu, ya TUHAN, menyokong aku.” Inilah pola yang kita
masing-masing harus mengingatnya. Apabila kaki kita mulai goyah dan kita kehilangan
keseimbangan, Tuhan tidak menyuruh kita menyelamatkan diri sendiri. Kita cukup
menyampaikan kebutuhan kita kepada-Nya dan kasih setia-Nya akan menyokong dan
menyelamatkan kita.

Dalam ayat berikutnya pemazmur menggambarkan reaksi yang terjadi dalam hatinya
sendiri: “Apabila bertambah banyak pikiran dalam batinku, penghiburan-Mu
menyenangkan jiwaku.” Justru pada saat-saat kita merasakan kecemasan yang luar biasa,
Tuhan secara tiba-tiba akan melimpahi jiwa kita dengan sukacita yang mengalahkan
kecemasan tersebut. Bahkan, semakin besar tekanan yang kita alami, semakin indah pula
penghiburan Tuhan yang akan kita rasakan.

Dalam II Korintus 1:8-9, Paulus menggambarkan pengalaman semacam itu: “Beban yang
ditanggungkan atas kami adalah begitu besar dan begitu berat, sehingga kami telah putus
asa juga akan hidup kami. Bahkan kami merasa, seolah-olah kami telah dijatuhi hukuman
mati. Tetapi hal itu terjadi, supaya kami jangan menaruh kepercayaan pada diri kami
sendiri, tetapi hanya pada Allah yang membangkitkan orang-orang mati.”

Tanggapan Iman:
Apabila kakiku mulai goyah, ya Tuhan, tolonglah aku untuk mengingat bahwa kasih-
Mu akan menyokongku.

TIDUR MERUPAKAN PEMBERIAN TUHAN


 

“Dengan tenteram aku mau membaringkan diri, lalu segera tidur, sebab hanya Engkaulah,
ya TUHAN, yang membiarkan aku diam dengan aman.” Mazmur 4:9

Salah satu pewahyuan yang indah yang kita dapatkan di dalam Alkitab adalah bahwa
34
(kemampuan untuk) tidur merupakan suatu pemberian Tuhan kepada orang-orang yang
dikasihi-Nya. Daud mengalami berbagai tekanan yang berat dan kehidupannya sering
terancam. Banyak sekali musuh yang berusaha menyerangnya dari segala arah. Namun di
tengah-tengah suasana seperti itu Daud dapat tidur nyenyak dan tidak terganggu sama
sekali.

Ia mengemukakan dalam ayat diatas bahwa ia dapat menikmati berkat Tuhan itu karena
Daud semata-mata bergantung kepada Tuhan untuk keselamatan dan keamanannya.
Keamanan yang dirasakannya tidak bergantung kepada keadaan sekitarnya, kekayaan yang
dimilikinya, maupun kepada janji-janji manusia yang rapuh. Ia hanya bergantung kepada
janji-janji yang terdapat dalam Firman Tuhan, yang kekal abadi dan tidak pernah berubah.

Setiap malam Daud tidak lupa menaruh kehidupannya di tangan Tuhan. Dengan penuh
keyakinan kepada Tuhan ia membaringkan diri untuk tidur. Ia begitu yakin bahwa
nyawanya akan selamat di tangan Tuhan, sehingga tidak sulit baginya untuk tidur nyenyak
dan bangun lagi, tanpa ada sedikitpun rasa khawatir atau rasa takut. Ia tidak pernah
mengalami siksaan yang biasa dirasakan oleh orang yang susah tidur.

Di zaman sekarang ini banyak orang yang tidak memiliki rasa aman seperti itu. Bila malam
hari tiba mereka mulai merasa tertekan, kebingungan atau dicekam oleh ketakutan. Segala
masalah dan kekuatiran yang digeluti pada siang hari tidak dapat mereka lepaskan begitu
saja pada malam hari. Apabila anda juga menghadapi masalah seperti itu, cobalah belajar
dari Daud. Ketahuilah bahwa hanya Tuhan Yesus-lah satu-satunya Sumber yang
memberikan damai sejahtera dan rasa aman kepada manusia. Belajarlah untuk percaya
kepada-Nya dengan kepolosan hati seorang anak kecil dan terimalah tidur dengan penuh
kedamaian sebagai pemberian-Nya.

Tanggapan Iman:
Tuhan, aku percaya bahwa Engkau mencintaiku, dan bahwa Engkau hendak
memberkatiku juga dengan tidur.

HARTA YANG TERPENDAM DI LADANG


 

Ayat Alkitab pertama yang berkaitan dengan judul diatas mengetengahkan suatu
perumpamaan tentang Yesus, dan perumpamaan ini terdapat di dalam Matius 13:44

“Hal Kerajaan Sorga itu seumpama harta yang terpendam di ladang yang ditemukan
orang, lalu dipendamkannya lagi. Oleh sebab sukacitanya pergilah ia menjual seluruh
miliknya lalu membeli ladang itu.”

Betapa sederhananya cerita itu. Namun, hal-hal rohani apakah yang diungkapkan oleh cerita
yang sederhana itu? Adapun orang yang menemukan harta itu tidak lain adalah Yesus
sendiri. Ladangnya adalah dunia ini. Lalu, apakah yang digambarkan oleh harta itu? Saya
percaya bahwa harta itu menggambarkan umat Tuhan yang ada di dunia ini. Jadi, orang
yang menemukan harta itu adalah Yesus, ladangnya adalah dunia ini, sedangkan harta yang
ditemukan adalah umat Tuhan yang ada di dunia ini.

Ketika menemukan harta karun di ladang, orang itu melakukan sesuatu yang sangat
bijaksana. Ia tidak serta merta menyebarkan berita mengenai penemuannya itu. Dikatakan
bahwa ia langsung memendam kembali harta itu. Sebab seandainya orang lain mengetahui
bahwa ada harta karun yang terpendam di ladang itu, tentu ia akan mendapat banyak
saingan. Maka ia menyembunyikan harta itu dan memutuskan untuk membeli seluruh
bidang tanah tersebut.

35
Hendaknya dicatat bahwa sebenarnya ia tidak menginginkan sebidang tanah itu. Yang
diinginkannya hanyalah harta yang terpendam di situ, tetapi ia menyadari bahwa mau tidak
mau seluruh ladang harus dibeli untuk dapat memiliki harta yang terpendam itu. Jadi ia
harus membayar harga seluruh ladang itu, dan harga yang dibayarnya itu sangat tinggi
baginya, sampai-sampai ia harus menjual seluruh miliknya. Tetapi ia melakukannya dengan
sukacita, karena ia mengetahui betapa berharganya harta terpendam yang akan diperolehnya
dari ladang itu.

Saya dapat membayangkan betapa terherannya warga yang tinggal di sekitar ladang itu.
“Mengapa orang itu mau membeli ladang itu? Sebenarnya ladang itu tidak menghasilkan
apa-apa. Mengapa pula ia mau membayar demikian mahal untuk ladang seperti itu?”

Tentu saja mereka berpikir demikian, karena mereka tidak mengetahui bahwa ada harta
karun yang terpendam di ladang itu. Satu-satunya orang yang mengetahui adanya harta
karun itu adalah Yesus. Demikianlah juga Yesus membayar harga untuk membeli seluruh
dunia ini, agar dapat memperoleh harta yang terpendam di ladang itu. Adapun harta karun
itu ialah umat Tuhan.

 ini, agar dapat memperoleh harta yang terpendam di ladang itu. Adapun harta karun itu
ialah umat Tuhan.

Sekarang marilah kita melihat suatu ayat lain yang terdapat dalam Perjanjian Baru, yaitu
Yohanes 3:16 yang terkenal itu:

“Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-
Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan
beroleh hidup yang kekal.”

Jadi, begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia mengorbankan nyawa Anak-Nya
sendiri untuk menebus dunia ini. Tetapi yang kemudian diperoleh Allah dan dunia ini adalah
“setiap orang yang percaya” itu. Jadi, Yesus rela mati agar dapat membeli seluruh dunia ini
untuk mendapatkan “setiap orang yang percaya” itu.

Di dalam Titus 2:14 dikemukakan kebenaran yang sama. Di dalam ayat ini dikatakan
mengenai Yesus Kristus:

“ yang telah menyerahkan diri-Nya bagi kita untuk membebaskan kita dari segala
kejahatan dan untuk menguduskan bagi diri-Nya suatu umat kepunyaan-Nya sendiri, yang
rajin berbuat baik.”

Itulah hartanya, yaitu umat kepunyaan-Nya sendiri. Suatu umat yang telah dibeli dari dunia
ini, ditebus dari segala kejahatan, dikuduskan, dan dijadikan rajin untuk berbuat baik. Dan
harga pembayaran adalah diri-Nya sendiri, yaitu segala yang dimiliki-Nya, seluruh
keberadaan-Nya. Ia memberikan diri-Nya sendiri demi umat tebusan-Nya.

Ada hal lain mengenai harta di ladang itu. Memang, Yesuslah yang membeli ladang itu,
tetapi selanjutnya pekerjaan penggalian untuk mengeluarkan harta yang terpendam itu
diserahkan kepada hamba-hamba-Nya, yaitu para pengabar Injil. Banyak juga pekerjaan
yang perlu dilakukan untuk hal ini. Lokasi tempat harta itu berada harus dicari, tanahnya
harus digali kemudian harta tersebut dikeluarkan. Semua pekerjaan itu tidak perlu dilakukan
oleh Yesus sendiri. Untuk itu Ia sudah mempunyai hamba-hamba-Nya yang melayani di
dunia ini, yang bertugas untuk mencari harta itu dan menggalinya.

Percayalah saudara, membawa jiwa-jiwa kepada Tuhan dan memberitakan Injil kepada
mereka bukan suatu pekerjaan yang mudah. Pekerjaan itu sama beratnya seperti orang yang
menggali tanah untuk mencari harta yang terpendam. Dan pekerjaan itu menjadi tugas bagi
setiap kita, yaitu orang-orang percaya. Kita bertugas untuk mengeluarkan harta itu dari
dalam ladang, kemudian membersihkan dan menyiapkannya untuk dipersembahkan kepada
36
Tuhan.

Kita hendaknya jangan lupa akan harga yang telah dibayar lunas untuk pembelian ladang itu
dan untuk harta yang terpendam di dalamnya. Pembayarannya dilakukan dengan
memberikan segala sesuatu yang dimiliki-Nya. Tidak ada sesuatu pun yang tidak
dikeluarkan-Nya, semuanya Ia berikan. Kasih Kristus benar-benar tidak kepalang tanggung.
Dan Ia tetap melakukannya dengan sukacita, karena Ia begitu mengasihi harta tersebut,
yaitu Anda dan saya.

BERGEMBIRA KARENA TUHAN


 

“…bergembiralah karena TUHAN, maka Ia akan memberikan kepadamu apa yang


diinginkan hatimu.” Mazmur 37:4

Perhatikan kalimat yang pertama: “Bergembiralah karena TUHAN”. Saya pernah


mendengar seseorang bertanya begini: “Apakah Anda benar-benar menikmati ibadah Anda,
atau Anda terpaksa menahan rasa bosan pada waktu melakukannya?” Pada umumnya
sebagian besar umat manusia menganggap ibadah atau agama sebagai suatu kewajiban yang
berat, yang terpaksa dilakukan dengan bersabar dan menahan perasaan bosan. Padahal
Tuhan tidak menghendaki manusia mengalami keadaan seperti itu dalam berhubungan
dengan Dia. Ada satu pernyataan doktrin dasar dari Gereja Presbiterian yang mengatakan:
“Kewajiban utama dan tertinggi dari manusia adalah memuliakan Tuhan, dan menikmati-
Nya selama-lamanya.” Pernahkah terpikir oleh Anda bahwa Anda juga dapat menikmati
Tuhan?

Tuhan berkata: “Bergembiralah karena Aku, maka Aku akan memberikan kepadamu apa
yang diinginkan hatimu.” Hal ini tidak berarti bahwa Tuhan akan sekedar melakukan bagi
kita segala sesuatu yang kita inginkan atau pikirkan. Karena, seringkali keinginan manusia
yang belum bertobat dan penuh kedagingan itu adalah keinginan yang cemar, bahkan
menyimpang dari kebenaran.

Seandainya Tuhan benar-benar menuruti semua keinginan tersebut, hasil akhirnya malah
akan merugikan kita. Sebagai ganti keinginan-keinginan yang buruk itu Tuhan berjanji
untuk memberi kita keinginan-keinginan yang baru, yang saleh dan bermanfaat, yaitu
keinginan-keinginan yang sama seperti yang dimiliki Tuhan. Setelah itu Ia akan memuaskan
keinginan-keinginan tersebut, karena itu adalah keinginan-keinginan yang diberikan-Nya
sendiri kepada kita.

Tetapi terlebih dahulu, demikian kata Daud, kita harus belajar untuk bergembira karena
Tuhan. Artinya, hubungan pribadi kita dengan Tuhan harus menjadi perkara yang paling
utama dalam kehidupan. Hubungan tersebut harus lebih utama daripada segala hubungan
lain yang yang kita miliki dan harus lebih penting daripada segala hal lain yang
menghasilkan kepuasan. Tidak boleh ada motivasi lain. Kita berhubungan dengan Tuhan
hanya karena kita ingin menyenangkan-Nya, bukan karena kita berharap menerima sesuatu
dari Dia.

Sesudah itu akan terjadi suatu paradoks: hubungan yang tulus dengan Tuhan ini yang
didorong oleh kerinduan untuk mengenal-Nya akan mengantar kita masuk ke suatu wilayah
kepuasan yang sebelumnya tidak dapat kita bayangkan, apabila kita nikmati.

Tanggapan Iman:
Aku akan bergembira dalam Tuhan dan tidak akan mencari sumber kepuasan lain di

37
luar Dia.

DIA YANG BERDAULAT ATAS WAKTU


 

Tetapi aku, kepada-Mu aku percaya, ya TUHAN, aku berkata: “Engkaulah Allahku!” Masa
hidupku ada dalam tangan-Mu… Mazmur 31:15-16

Betapa dalamnya pewahyuan yang kita dapatkan disini, yaitu bahwa sesungguhnya Tuhan
berdaulat penuh atas seluruh waktu dalam kehidupan kita! Dan betapa kita diberkati oleh
pewahyuan tersebut! Tuhan adalah satu-satu-Nya yang berkuasa atas waktu dan
mengendalikan waktu di alam semesta ini. Kekuasaan Tuhan ini diperlihatkan dengan indah
sekali melalui peredaran benda-benda di langit. Sekian banyak bintang yang tak terhitung
jumlahnya beredar tanpa henti di alam ini. Dengan jadwal dan jalur yang sedemikian
tepatnya, sehingga tidak pernah terjadi tabrakan antara satu bintang dengan yang lainnya.
Tidak ada satu bintang pun yang menyimpang dari jalur atau jadwal yang telah ditetapkan
baginya.

Semuanya itu jelas bukan merupakan hasil proses mekanis yang terjadi begitu saja, tanpa
pemikiran yang matang. Sebaliknya, keadaan tadi menunjukkan keterlibatan Tuhan secara
pribadi terhadap alam semesta ciptaan-Nya. Tuhanlah yang memberi nama kepada setiap
bintang dan yang menjaga agar bintang itu tetap pada jalurnya. Yesaya mengingatkan kita
bahwa Dialah “…yang menciptakan semua bintang itu dan menyuruh segenap tentara
mereka keluar, sambil memanggil nama mereka sekaliannya? Satupun tiada yang tak hadir,
oleh sebab Ia maha kuasa dan maha kuat!” (Yesaya 40:26).

Sedemikian cermat dan sempurnanya Tuhan mengatur pergerakan bintang-bintang.


Secermat dan sesempurna itu pula Ia mengatur perjalanan kehidupan kita masing-masing,
khususnya unsur waktu dalam kehidupan kita. Ia melihat setiap peristiwa sebelum peristiwa
itu sendiri terjadi. Bisa saja kita terkejut dan tidak siap menghadapi suatu krisis yang timbul
secara tak terduga. Tetapi Tuhan tidak pernah demikian. Di tengah-tengah krisis semacam
itu secara konsisten dan tanpa pernah terburu-buru Ia terus melaksanakan rencana-Nya bagi
kehidupan kita.

Bagi saya pribadi, faktor waktu merupakan unsur kehidupan yang paling sulit untuk
dikendalikan. Waktu bahkan lebih sulit diatur dibandingkan dengan uang. Namun saya
belajar bahwa jalan keluar untuk persoalan itu adalah dengan menyerahkan seluruh waktu
saya ke dalam pengendalian Tuhan , dengan berkata seperti Daud: “Masa hidupku ada
dalam tangan-Mu.” Pada permulaan setiap hari yang baru saya selalu berdoa supaya
sepanjang hari itu saya “senantiasa berada di tempat yang tepat pada waktu yang tepat.”
Dengan cara tersebut hal-hal yang terjadi di sepanjang hari itu akan mengikuti rencana
Tuhan, sama pastinya seperti bintang-bintang beredar menurut jalurnya.

Tanggapan Iman:

Tuhan, aku mohon dan aku percaya engkau mengatur setiap waktu dalam
kehidupanku sama seperti Engkau mengatur perjalanan bintang-bintang di langit.

BERHASIL KARENA DIBERKATI


 

“Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri
di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh, tetapi yang
kesukaannya ialah taurat TUHAN (hukum Tuhan, versi bhs. Inggris), dan yang
38
merenungkan taurat (hukum) itu siang dan malam. Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi
aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya , dan yang tidak layu daunnya apa
saja yang diperbuatnya berhasil.“ Mazmur 1:1-3

Berbahagialah [“BLESSED” (diberkati) dalam versi bhs. Inggris]. Itulah kata pembukaan
dari seluruh kitab Mazmur yang sekaligus memuat intisari dari segala sesuatu yang ditulis
dalam kitab tersebut. Berkat-berkat yang tercantum di situ mengalir dalam dua arah: berkat
Tuhan untuk manusia, dan kemudian manusia mengembalikan berkat itu untuk memuliakan
Tuhan. Di dalam mazmur ini Daud menulis sebuah kalimat yang singkat namun padat isinya
untuk menggambarkan berkat-berkat yang dijanjikan kepada manusia : “Apa saja yang
diperbuatnya berhasil.”

Bagaimana anda dapat menjadi orang seperti itu, menjadi orang yang diberkati Tuhan
sehingga apapun yang anda lakukan pasti berhasil? Daud menyampaikan lima buah
persyaratan untuk hal ini. Tiga yang pertama merupakan persyaratan negatif, kemudian
diikuti oleh dua persyaratan yang positif. Apakah persyaratan negatif yang harus dipenuhi
terlebih dahulu? Jangan Anda berjalan menurut nasihat orang fasik, Jangan berdiri di jalan
orang berdosa, Jangan duduk dalam kumpulan pencemooh. Intisari dari ketiga persyaratan
tersebut adalah: kepada siapakah Anda pergi untuk mencari nasihat atau petunjuk? Nasihat
yang anda turuti itulah yang menentukan arah atau perjalanan kehidupan anda.

Apabila anda mengikuti nasihat dari orang-orang yang menolak prinsip-prinsip Tuhan dan
mengabaikan hukum-Nya, tentu saja Anda tidak berhak atas berkat-berkat-Nya yang
membahagiakan itu. Selanjutnya, dua persyaratan yang pasitif itu adalah: Anda harus suka
(gemar) akan taurat Tuhan (hukum atau perintah-perintah Tuhan) dan merenungkannya
siang & malam. Sumber utama bagi segala nasihat yang bijaksana dan benar hanyalah
hukum atau peraturan Tuhan. Apabila pikiran dan hati anda senantiasa diisi dan dipenuhi
dengan peraturan Tuhan dan kehidupan anda selalu jalan dengan peraturan tersebut, tentu
Tuhan akan memberkati Anda sehingga perjalanan hidup Anda berhasil.

Mungkin Anda selama ini merasa letih karena sering dilanda oleh kegagalan dan
kekecewaan. Bila demikian, cobalah Anda sekarang benar-benar memperhatikan hukum-
hukum Tuhan. Renungkanlah hukum-hukum itu, terapkanlah dalam hidup Anda sehari-hari.
Hukum-hukum itu pasti akan membuahkan suatu hasil dalam kehidupan Anda. Tuhan
sendiri menjamin bahwa Anda akan berhasil.

TANGGAPAN IMAN :

YA TUHAN, aku akan meniru sikap dan teladan hidup Daud, bersama dia aku akan
berkata: “Peringatan-peringatan-MU menjadi kegemaranku, menjadi penasihat-
penasihatku” Mazmur 119:24

IBADAH YANG BERKENAN


DI HADAPAN TUHAN
 

“TUHAN menjaga orang-orang asing, anak-anak yatim dan janda ditegakkan-Nya kembali,
tetapi jalan orang fasik dibengkokkan-Nya.” Mazmur 146:9

Dalam ayat di atas pemazmur mengemukakan secara berdampingan dua sisi yang begitu
seimbang dari karakter Tuhan: di satu sisi, kepedulian dan kasih Tuhan terhadap orang-
orang asing (orang-orang yang jauh dari kampung halamannya), anak-anak yatim dan janda-
janda; dan di sisi lain, tindakan-Nya yang keras terhadap orang-orang jahat. Sebagai orang
39
Kristen kita pada umumnya tidak diharapkan menjadi “tangan” Tuhan yang akan langsung
menghukum orang-orang , melainkan kita dituntut untuk menyatakan belas kasihan-Nya
kepada orang-orang yang berada dalam kesulitan - terutama para janda dan yatim piatu.

Kita cenderung berbicara mengenai ibadah dalam arti yang umum tanpa menyadari bahwa
sebenarnya Alkitab memberikan suatu definisi yang spesifik sekali mengenai ibadah yang
benar di mata Tuhan. Seringkali Tuhan memakai ukuran yang berbeda dengan yang dipakai
manusia. Banyak hal yang kita anggap sebagai ibadah yang benar ternyata tidak benar di
mata Tuhan.

Definisi ibadah yang benar menurut Tuhan terdapat dalam Yakobus 1:27: “Ibadah yang
murni dan yang tak bercacat di hadapan Allah, Bapa kita, ialah mengunjungi yatim piatu
dan janda-janda dalam kesusahan mereka., dan menjaga supaya dirinya sendiri tidak
dicemarkan oleh dunia.” Definisi tersebut mempunyai dua sisi: Sisi pertama, yaitu
tindakan-tindakan nyata untuk menolong janda-janda dan yatim piatu; Sisi kedua, yaitu
menjaga menjaga diri supaya tidak tercemar oleh dunia. Yang sering terjadi adalah bahwa
orang-orang yang kita anggap “agamawi” umumnya begitu kuat dalam menentang hal-hal
yang bersifat “duniawi” ,namun mereka jarang sekali atau bahkan tidak pernah melakukan
apa-apa untuk menolong janda-janda dan yatim piatu.

Satu hal yang tidak perlu diragukan lagi di zaman sekarang ini adalah: apabila kita benar-
benar peduli dan prihatin akan kesusahan para janda dan yatim piatu, kesempatan untuk
berbuat sesuatu bagi mereka terbuka seluas-luasnya. Hampir di setiap negara kita dapat
mendengar jerit tangis mereka yang meminta tolong kepada kita. Jika kita diam saja dan
tidak berbuat sesuatu, itu pasti bukan karena tidak ada kesempatan, melainkan karena kita
tidak berniat untuk menolong mereka.

Tanggapan Iman:

Tuhan, aku bersedia memikul tanggung jawab yang Engkau berikan kepadaku untuk
menolong orang-orang yang berada dalam kesusahan, khususnya para janda dan
yatim piatu.

DI TENGAH-TENGAH PENTAS DUNIA


 

Jika aku melihat langit-Mu, buatan jari-Mu, bulan dan bintang-bintang yang
Kautempatkan: apakah manusia, sehingga Engkau mengingatnya? Apakah anak manusia,
sehingga Engkau mengindahkannya? Mazmur 8:4-5

Bila kita memandang ke langit luas dan jutaan gugusan bintang yang bertebaran di sana,
maka bola bumi tempat tinggal kita ini akan terkesan kecil sekali, seperti setitik debu di
alam semesta ini. Berhadapan dengan alam semesta yang luas tak terkira ini, kita merasa
diri kita sangat kecil dan tidak berarti, bahkan amat lemah dan tidak berdaya.

Namun demikian, Daud meyakinkan kita bahwa Tuhan sangat berminat kepada manusia. Ia
benar-benar peduli akan kita. Bahkan, perhatian-Nya secara khusus senantiasa tertuju
kepada kita. Tuhan tidak pernah mengukur apa pun berdasarkan jumlah atau besar
kecilnya. Bahkan, menurut tolak ukur Tuhan – sebagaimana dikatakan Yesus sendiri – nilai
dari satu jiwa manusia lebih besar daripada nilai seluruh alam semesta ini.

Selama ini kita sering mempunyai gambaran bahwa bumi ini merupakan pusat alam
semesta ini. Kemungkinan besar pendapat seperti itu tidak benar. Namun demikian, bila
dilihat dari segi sejarah tidak salah juga jika dikatakan bahwa bumi ini memainkan suatu
peranan yang maha penting. Sesungguhnya, bumi ini merupakan semacam panggung
40
tempat dipentaskannya suatu pagelaran yang paling besar di alam semesta ini, suatu kisah
drama yang belum selesai hingga sekarang.

Dua ribu tahun yang lalu di atas panggung bumi ini, di kota Yerusalem, terjadilah kisah
drama terbesar yaitu penyaliban Yesus demi menyelamatkan umat manusia dari belenggu
dosa dan maut. Pada waktu itu Tuhan memperlihatkan kepada seluruh jagat raya betapa
berharganya jiwa manusia itu bagi-Nya. Untuk menebus manusia dari dosa dan kematian,
Ia bahkan merelakan hal yang paling berharga yang terdapat di alam semesta ini, yaitu
darah kehidupan Anak-Nya sendiri. Oleh karena itu Paulus menulis: “Sebab kami telah
menjadi tontonan bagi dunia,…” ( I Korintus 4:9 ). Perkataan yang diterjemahkan sebagai
“tontonan” itu berasal dari bahasa Yunani yang arti sesungguhnya adalah “teater” (pentas).

Meskipun manusia sedemikian kecil dan tidak ada artinya, dilihat dari rencana Tuhan yang
Maha Berdaulat kita sesungguhnya berada di titik pusat “pentas” alam semesta.

Tanggapan Iman:

Terima kasih Tuhan, karena Engkau demikian menghargai kami, anak-anak-Mu,


bahkan lebih daripada seluruh alam semesta yang terdapat di sekeliling kami.

LANGKAH BERIKUTNYA
 

Firman-Mu itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku. Mazmur 119:105

Dalam ayat ini Daud merenungkan cara berjalan kita yang seharusnya di tengah-tengah
dunia ini. Ia menyoroti dua hal utama: kaki yang kita pakai untuk melangkah, dan jalan
yang kita lalui. Ia menjamin bahwa kita tidak akan pernah berjalan dalam kegelapan apabila
kita sepenuhnya percaya dan taat kepada Firman Tuhan.

Akan datang saat-saat ketika dunia di sekitar kita menjadi gelap sama sekali. Pada saat itu
pandangan kita ke segala arah akan terbatas sampai beberapa meter saja. Di depan kita
mungkin ada masalah-masalah yang belum beres. Mungkin juga ada bahaya yang
mengancam kita di balik tikungan. Namun di tengah semua itu kita mendapat suatu jaminan;
Jika kita benar-benar mentaati Firman Tuhan dalam menghadapi keadaan apapun juga, kita
tidak akan berjalan dalam kegelapan. Kaki kita tidak akan menapak di tempat yang
berbahaya yang dapat membuat kita tersandung dan jatuh sehingga mengalami cedera atau
mendapat malapetaka.

Namun jaminan tersebut berlaku untuk satu “daerah” khusus saja; yaitu hanya di tempat kita
akan menapakkan kaki kita pada langkah berikutnya. Tuhan tidak berjanji bahwa kita akan
bisa melihat jauh ke depan. Apa yang akan terjadi jauh di depan kita mungkin sama sekali
tidak bisa kita ketahui , tetapi hal itu tidak perlu membuat kita khawatir. Yang diminta
Tuhan dari kita hanyalah agar setiap langkah, kita ayunkan dengan penuh ketaatan kepada
Firman Tuhan.

Bahaya yang terbesar bagi kita adalah jika kita berusaha melihat terlalu jauh ke depan
menembus kegelapan itu. Karena dengan berbuat demikian kemungkinan kita bisa kurang
memperhatikan tempat yang akan kita pijak yang tepat ada di depan kita, yaitu satu-satunya
tempat yang disinari Tuhan setiap kali kita akan melangkah.

Tanggapan Iman:

Tuhan, tunjukkanlah padaku dimana aku harus menaruh kakiku sekarang dengan
menaati Firman-Mu. Kuserahkan masa depanku ke dalam tangan-Mu.

41
Pdt. Mary Hartanti

"PRAJURIT DAN PAHLAWAN"


1 Sam 16:14-16

"Tetapi Roh TUHAN telah mundur dari pada Saul, dan sekarang ia diganggu oleh roh
jahat yang dari pada TUHAN. Lalu berkatalah hamba-hamba Saul kepadanya:
"Ketahuilah, roh jahat yang dari pada Allah mengganggu engkau; baiklah tuanku
menitahkan hamba-hambamu yang di depanmu ini mencari seorang yang pandai main
kecapi. Apabila roh jahat yang dari pada Allah itu hinggap padamu, haruslah ia main
kecapi, maka engkau merasa nyaman. ""

Oleh karena dosa Saul Roh Tuhan mundur dari padanya sebaliknya roh jahat datang
mengganggu dia. Di dalam ayat-ayat di atas dikatakan roh jahat itu dari pada Tuhan.
Bagaimanakah pengertian yang sebenarnya? Apakah Tuhan mengutus roh jahat untuk
mengganggu manusia? Pengertiannya tidak demikian. Tuhan pemegang otoritas yang
tertinggi jadi kalau ada roh jahat yang mau mengganggu orang yang percaya itu harus
seijin Tuhan.

Contohnya kasus Ayub. Tuhan memberikan ijin kepada Iblis untuk mendatangkan
pencobaan kepada Ayub.
Konsekuensi dari mundurnya Roh Allah dari seseorang yaitu tiadanya penyertaan Allah
bagi orang tersebut. Penyertaan Tuhan di dalam kehidupan seseorang sangat penting.
Apabila kita ingin hidup di dalam penyertaan Tuhan hindarkanlah diri dari berbuat dosa
dan hiduplah di dalam penundukan atau ketaatan.

Apakah yang dialami oleh seseorang yang disertai Tuhan? Orang yang disertai Tuhan
dibuatNya hidup orang itu berhasit walau ibaratnya kedudukan orang itu rendah sekalipun
apa yang diperbuatnya dibuat Tuhan berhasil.

Contoh Yusuf di dalam penjara.


Kej 39:21-23 - "Tetapi TUHAN menyertai Yusuf dan melimpahkan kasih setia-Nya
kepadanya, dan membuat Yusuf kesayangan bagi kepala penjara itu. Sebab itu kepala
penjara mempercayakan semua tahanan dalam penjara itu kepada Yusuf, dan segala
pekerjaan yang harus dilakukan di situ, dialah yang mengurusnya. Dan kepala penjara
tidak mencampuri segala yang dipercayakannya kepada Yusuf, karena TUHAN menyertai
dia dan apa yang dikerjakannya dibuat TUHAN berhasiL "

Pada waktu ditaruh di tempat tinggipun, pada saat menjadi seorang raja muda tetap
berhasil. Orang yang disertai Tuhan boleh dikata lewat api tidak terbakar, lewat banjir
tidak hanyut.
Yes 43:2 - "Apabila engkau menyeberang melalui air, Aku akan menyertai engkau, atau
melalui sungai-sungai, engkau tidak akan dihanyutkan; apabila engkau berjalan melalui
api, engkau tidak akan dihanguskan, dan nyala api tidak akan membakar engkau. "

Ingat riwayat Daniel, Sadrakh, Mesakh dan Abednego. Tuhan mengasihi ciptaanNya yang
dibentukNya, yang sudah ditebusNya dan dipanggilNya menjadi kepunyaanNya sendiri.
Jadi posisi sebagai orang percaya kepada Tuhan, menjadi milik Tuhan itu sangat penting.
Dia istimewa, dia spesial, dia tidak semata-mata hanya sebagai makhluk ciptaan.
Yes 41:10 –“janganlah takut, sebab Aku menyertai engkau, janganlah bimbang, sebab
Aku ini Allahmu; Aku akan meneguhkan; bahkan akan menolong engkau; Aku akan
memegang engkau dengan tangan kanan-Ku yang membawa kemenangan. "

Orang yang disertai Tuhan diteguhkan Tuhan, ditolong Tuhan, dia dipegang oleh tangan
kanan Tuhan yang membawa kemenangan. Perlu diperhatikan bahwa orang yang disertai
Tuhan bukannya tanpa masalah tetapi pada saat menghadapi masalah Tuhan menolongnya
42
sehingga membuat dia tidak goyah.

Menjadi Prajurit
1. Untuk menjadi prajurit seseorang perlu dilatih.
Dia perlu memiliki penundukan terus menerus kepada komandannya dan kepada setiap
otoritas yang mewakili komandannya. Sebagai contoh: Pada saat sepasukan prajurit
diterjunkan di medan pertempuran sebagian ditugaskan sebagai pengintai, sebagian
dijadikan orang yang memancing musuh, sebagian menjadi backing perlindungan.
Walaupun yang dijadikan pemancing musuh itu menjadi umpan musuh dan sangat
membahayakan nyawanya tetapi seorang prajurit harus selalu tunduk kepada perintah
komandannya.

Tuhan menghendaki kita bukan hanya menjadi pengikut-pengikut Kristus tetapi juga
menjadi prajurit-prajuritNya. Sebagai prajurit Kristus apapun yang diperintahkan oleh
Tuhan sebagai otoritas tertinggi melalui FirmanNya dan melalui pemimpin-pemimpin
rohani harus ditaati. Kita menjadi prajurit Kristus, sebagai prajurit kita pindah dari alam
santai masuk ke dalam peperangan. Seorang prajurit Kristus perlu berjaga-jaga di dalam
hidupnya dengan doa. Pada waktu malam, pada waktu dini hari, di mana kita secara tubuh
lelah dan mengantuk tetapi apabila komandan menghendaki kita untuk berjaga dan berdoa
kita harus tunduk. Lawan kita si Iblis sering menyerang pada saat kita terlena. Yesus
adalah contoh prajurit yang baik.
Flp 2:7,8 - "melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa
seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. Dan dalam keadaan sebagai
manusia, !a telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di
kayu salib. "

Apakah persyaratan prajurit yang baik? Selain berlatih dia perlu mengosongkan diri. Tidak
memikirkan kebutuhan-kebutuhannya sendiri. Hidupnya hanya di dalam ketaatan
menjalankan komando atau perintah dari komandannya. Komandannyalah yang
memikirkan apa yang menjadi kebutuhannya.
2 Tim 2:3,4 - "Ikutlah menderita sebagai seorang prajurit yang baik dari Kristus Yesus.
Seorang prajurit yang sedang berjuang tidak memusingkan dirinya dengan soal-soal
penghidupannya, supaya dengan demikian ia berkenan kepada komandannya. "

2. Penundukan atau ketaatan.


Seorang prajurit di dalam menjalankan tugasnya tunduk pada atasan. Entah perintahnya itu
masuk akal atau tidak masuk akal ditaati. Seorang prajurit harus bergerak searah dengan
perintah atasannya (Firman Tuhan) dan di bawah pimpinan Roh Kudus.
Kesaksian: Seorang pekerja gereja lulusan sekolah Alkitab membantu hamba Tuhan di
kota Baah, Pulau Rote. Pada suatu hari dia mendapat dorongan Roh Kudus untuk merintis
sidang sendiri. Dia minta ijin kepada gembala sidang dan atas persetujuan gembala sidang
dia memulai perintisan di desa Lekik dengan banyak berdoa dan berpuasa. Pada suatu hari
dia mendengar suara Roh Kudus untuk berjalan di jalan yang sunyi dalam hutan. Dia taat.
Akhirnya dia menemukan sebuah pondok dan di dalamnya ada orang yang terbaring sakit
lurnpuh. Dia lawat orang ini dan didoakan setiap hari sampai orang tersebut sembuh dan
bisa berjalan. Dia mendapat satu jiwa untuk modal perintisan. Dari ketaatannya kepada
Tuhan jiwa-jiwa ditambahkan. Mulai dari membangun pondok tempat ibadah dari ranting-
ranting akhirnya dia dapat membangun gedung permanen, melayani dengan dibantu
beberapa pengerja. Pernah dimasukkan ke dalam penjara karena Injil tetapi dia disertai
Tuhan, dibebaskan dan pekerjaan Tuhan tetap berkembang. Ibu Mary pernah melayani
sidang tersebut tahun 1983. Di dalam ketaatannya untuk menderita dan di dalam
ketekunannya untuk berjuang seorang prajurit yang disertai Tuhan pasti kokoh dan
berhasil.

Ada kesaksian yang lain. Seorang ibu sedang memasak. Dia disuruh Tuhan untuk
meninggalkan dapur dan pergi ke depan rumah. Dia melihat ada satu keluarga sedang
pindah rumah. Keluarga baru ini tinggal di belakang rumahnya. Ibu ini menyambut
43
keluarga baru tersebut, memberi minum kepada mereka dan mulai bersahabat.

Pada suatu hari tetangga barunya ada yang jatuh sakit. Dia datang untuk mendoakan, orang
tersebut disembuhkan Tuhan dan menjadi percaya kepada Tuhan.

Bagaimana sebaiknya kita meresponi panggilan Tuhan untuk ikut menderita sebagai
prajurit. Katakan Tuhan aku siap, aku mau taat, apabila bagian ini dari Tuhan jadilah tetapi
apabila bukan dari Tuhan batalkanlah.

Sikap ketaatan memang mengandung resiko.Tetapi perbuatan ketaatan mengandung


mujizat.
Contoh perjamuan kawin di Kana. Pada saat anggur perjamuannya habis Yesus
memerintahkan para pelayan untuk mengisi enam tempayan dengan air. Sebenamya
tempayan itu biasa dipakai untuk menampung air atau untuk mencuci tangan dan kaki.
Setelah enam tempayan tersebut dipenuhi dengan air Tuhan Yesus menyuruh mereka
untuk mencedok dan mencicipinya. Ternyata air tersebut berubah menjadi anggur. Kapan
perubahan ini terjadi tidak ada yang mengetahui.

Apa yang diperintahkan Yesus untuk dilakukan tampaknya tidak logis tetapi pada saat
pelayan-pelayan itu taat mereka mengalami mujizat.

3. Mengosongkah diri dan merendahkan diri.


Apa arti mengosongkan diri dan merendahkan diri? Dikaitkan dengan sikap ketaatan
mengosongkan diri berarti tidak punya hak untuk protes. Pengertiannya juga tidak punya
keinginan yang ngotot atau hendak dipaksakan.

Mengosongkan diri berarti menurut, pasrah, menyerah tetapi tidak cuek atau apatis atau
tidak mau peduli, tidak mau pusing dan tidak ngambeg. Seluruh hidup kita menjadi milik
Tuhan dan haknya Tuhan. Dia yang berhak menentukan segala segi dalam kehidupan kita
termasuk apa sekolah kita, jurusan yang kita ambil, jodoh kita, kapan menikah, tempat
kediaman, profesi, juga tempat pelayanan.

4. Milikilah prinsip bahwa pilihan Tuhan selalu yang terbaik.


a. Milikilah sikap agar supaya keinginan Tuhan yang selalu terjadi dan bukan keinginan
kita.
b. Emosi, pendapat sendiri tak perlu kita pertahankan dengan ngotot. Bahkan kita tidak
boleh protes sebab kita sedang diproses. Apabila kita selalu ngotot dengan keinginan
sendiri kita akan menjadi egois dan keras kepala. Ada bahaya apabila kita selalu berhasil
bisa menjadi sombong.

Kita diproses Tuhan supaya memiliki sikap tabah, tekun, sabar, ulet, lembut dan rendah
hati, Tuhan ingin melahirkan satu kepribadian yang berkarakter indah seperti bejana yang
berkualitas, berharga dan indah bentuknya. Misalnya saja kita menghadapi ejekan dan
olokan tanpa sakit hati.
Bahkan kalau perlu kita bisa ikut tertawa pada saat ditertawakan. Kita harus tetap bisa
mengasihi walau ditolak atau tidak disukai.

Dalam proses penundukan di mana hak kita harus dilepaskan atau tidak dihargai kita harus
bisa menjadi makin kuat. Dalam proses penundukan itu sedang terjadi pembentukan
pribadi atau karakter. Orang yang sedang mengalami proses perlu menghilangkan
keinginan untuk dipuji atau ditonjolkan karena dia ingin menjadi seperti Kristus yang
mengosongkan diriNya. Perubahan hidup, perubahan wawasan, perubahan kepribadian
dan karakter selama mengalami proses itu sendiri adalah suatu mujizat atau keajaiban.

Hati-hati dengan suara Tuhan: Kalau Tuhan berkata "Aku mau meninggikan engkau".
Jangan cepat-cepat tertawa, mungkin anda mau disalib. Yusuf dijanjikan menjadi seorang
raja melalui mimpi-mimpi indahnya tetapi untuk menjadi seorang raja yang diperkenan
44
Allah ternyata Yusuf harus melalui proses panjang direndahkan dulu, mengosongkan diri
dulu, ditolak dulu. la dimusuhi oleh abang-abangnya sendiri, dibuang ke sumur, dijual
sebagai budak belian, bekerja sebagai seorang budak. Mana mungkin seorang budak
menjadi raja. Tetapi itulah proses Tuhan. Dari yang mustahil menjadi tidak mustahil.
Sebagai budak dia difitnah dan dipenjarakan. Itulah proses penundukan diri yang paling
rendah berada di lembah yang paling dalam. Selama proses pahit yang panjang belasan
tahun dia tidak pemah marah atau berontak atau meninggalkan Tuhan. Dia tetap
mempertahankan kwalitas hidup yang menyenangkan Tuhan. Tuhan berkenan akan Yusuf
dan meninggikan dia pada waktunya dengan memiliki karakter yang sepadan dengan
tujuan Allah dalam hidupnya.

Istri perlu tunduk kepada suami. Istri yang mengosongkan dirinya dalam penundukan
kepada suami, maka Tuhan sendiri yang akan menjamah suaminya. Apa yang membuat
kite sulit diproses? Ego kita, harga diri kita, dan karena kita mempertahankan hak, kita
sulit pada saat diproses. Kita cenderung untuk berontak, membelot, melawan, sakit hati
dan menyebarkan akar yang pahit.

Penilaian Tuhan Yang Tepat


Tidak ada yang dapat menilai kita dengan tepat kecuali Tuhan. Apabila Allah mengambil
semuanya dari kita tidak ada yang bisa menolong kita. Allah memang seringkali
berlawanan dengan cara kita sendiri. Memang tidak ada yang bisa merubah manusia
kecuali Tuhan. Ada bagian yang harus kita lakukan tetapi ada bagian yang Tuhan lakukan.
Kita juga tidak dapat menuntut Tuhan untuk melakukan segala sesuatu bagi kita. Bagian
kita adalah penundukan.

Berdiri Di Tempat Yang Benar


Berdirilah di tempatmu yang benar. Ketahuilah batasan-batasan wewenangmu dan
tugasmu. Di dalam hubungan rumah tangga apabila suami baik janganlah kita ngelonjak
atau dominan terhadap suami. Tempatkan suami tetap sebagai kepala dalam rumah tangga.
Jangan sampai karena suami baik lalu istri kurang memperhatikan aturan serta bebas
merdeka semaunya. Allah menuntut bagian kita untuk dilakukan sebelum Dia melakukan
bagianNya yang mendatangkan mujizat atau kebaikan.

"DATING ATAU KENCAN"

Sebetulnya Alkitab sama sekali tidak mengajarkan tentang dating atau kencan. Alkitab
tidak mengajarkan umur berapa mulai boleh dating. Alkitab tidak mengajarkan apa yang
boleh atau tidak boleh dilakukan.
Alkitab bicara mengenai mencari teman hidup yang tepat Alkitab memberi patokan atau
kriteria tentang pasangan hidup. Di dalam Alkitab Ayah berperan untuk menentukan siapa
yang menjadi pasangan hidup putra atau putrinya.

Adalah sangat baik apabila anak muda bertanya bukan soal bagaimana cara berpacaran,
tetapi "bagaimana pasangan yang tepat".
Dating lebih menitikberatkan pada perkara lahiriah. Sedangkan Tuhan lebih
menitikberatkan pada masalah hati.

Yang penting adalah pandangan Allah, bukan pandangan kita sendiri.


Di dalam keluarga Allah, orang tua berperan untuk memilih atau menentukan jodoh untuk
putra-putrinya. Bukan lingkungan yang menentukan jodoh untuk anak kita. Bukan
tetangga yang menentukan, tetapi orang tua.

Pasangan perlu bertemu di tempat umum, atau dalam pehimpunan kelompok, dan ada yang
membina.
45
Perkawinan adalah satu ikatan perjanjian. Yang penting adalah siapa orangnya.
Yang penting adalah apa yang Tuhan ingin anda lakukan.

"Setialah dalam segala keadaan. Setialah dan hiduplah benar di manapun juga."
Keluarga membutuhkan cinta kasih.

Dating sering tercobai oleh hawa nafsu. Tetapi perkawinan adalah Ikatan Perjanjian
dengan tanggung jawab.
Ikatan Perjanjian antara suami dan isteri adalah Ikatan Perjanjian antara Yesus dengan
jemaat.
Tuhan tidak menjanjikan kebahagiaan atau kemudahan setiap hari. Tetapi Tuhan
menjanjikan penyertaan setiap hari.
Tuhan tidak menjanjikan segala sesuatu lancar setiap hari, tetapi la menyerahkan
nyawaNya bagi jemaatNya.

Demikian pula perkawinan. Perkawinan bukan impian yang penuh kesenangan tiap hari.
Tetapi di tengah kesulitan ada kerelaan untuk berkorban.

Perkawinan bukan mudah setiap hari, bukan nyaman setiap hari.


Bangunlah hubungan berdasarkan Firman Tuhan.
Roh Kudus Guru Agung yang akan mengajar anda.
 

Sebuah Perenungan
Tidak setiap orang mau mensyukuri sukses anda.
Bila anda mendapat perkenan Allah, orang lain bisa cemburu.
Mata cemburu memandang, tetapi rohmu tidak terpengaruh. Bila anda terpengaruh, anda
tidak dapat meraih sukses.
Bila Tuhan Raja di atas segala raja berkenan kepadamu, tak masalah siapa yang tak
menyukaimu. .
Fahami tujuan Allah untuk hidupmu, walau banyak tantangan ada di hadapanmu.
Tuhan tidak pernah menaruh seseorang di tempat yang terlalu kecil untuk bertumbuh, kita
harus melakukan apa yang kita dapatkan, kenikmatan dalam pekerjaan meletakkan
kesempurnaan dalam karya.

"PERNIKAHAN"

Pernikahan adalah pembentukan suatu keluarga.


Untuk apa pernikahan diciptakan Tuhan? Agar tercipta keluarga. Untuk apa keluarga
diciptakan? Agar tercipta gambar Allah dimuka bumi.
Apabila keluarga dibentuk di dalam kasih dan hidup di dalam kasih, maka keluarga yang
saling mengasihi dan mengasihi Tuhan itu akan memancarkan keindahan Kristus. Melalui
keluarga semacam ini kita akan mengenal Bapa, Anak, dan Roh Kudus, ini adalah
keluarga di sorga.
Keluarga di bumi yang dibangun dalam kasih dan yang hidup di dalam kasih serta
mengasihi Tuhan, akan memancarkan karakter Allah, dan akan sangat menjadi berkat bagi
orang lain.
Bagaimana satu keluarga hidup dalam kasih dan mengasihi Tuhan? Kita akan mulai dari
perkawinan dulu.

1. Perkawinan adalah satu ikatan perjanjian antara seorang laki-laki dan seorang
perempuan single.
Baik laki-laki atau perempuan itu menyatakan komitmennya mengikatkan diri dalam satu

46
perkawinan untuk membentuk satu keluarga.
Inilah komitmen yang diucapkan Adam terhadap Hawa pada waktu mereka dipertemukan
oleh Tuhan.
Kej 2:23 "Lalu berkatalah manusia itu: "Inilah dia, tulang dari tulangku dan daging dari
dagingku. Ia akan dinamai perempuan, sebab ia diambil dari laki laki. ""
Pria mengakui dia menemukan dan menerima jodohnya.

2. Setelah pasangan pria dan wanita single menikah, mereka perlu memberi prioritas atau
mengutamakan dalam membangun keintiman proses menjadi satu daging.
Kej 2:24,25 “Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan
bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging. Mereka keduanya
telanjang, manusia dan isterinya itu, mereka tidak merasa malu. "
 

a. Pengertian satu daging bukan hanya menyangkut hal-hal fisik, menyangkut


keberadaan manusia secara utuh, yaitu pasangan pengantin menyatu dalam roh,
jiwa, dan tubuh.
Mat 19:5,6 "Dan firmanNya: Sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayah dan
ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga menjadi satu daging. Demikianlah
mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu, apa yang telah dipersatukan
Allah, tidak boleh diceraikan manusia."
Romans dalam perkawinan sangat penting, sebab hal itu oleh Allah yang
menciptakan perkawinan itu. Tetapi roman tidak semata-mata kesatuan fisik, tetapi
kesatuan batin.

b. Keintiman suami-isteri adalah ujud ketergantungan satu pasangan suami-isteri,


di mana yang satu membutuhkan yang lain, dan tak bias diganti oleh orang lain.
Mereka saling membutuhkan; saling mengasihi dan saling menerima pasangan apa
adanya.

  c. Di dalam keintiman kepribadian masing-masing akan dibangun dengan belajar


untuk saling mengenal lebih lagi, saling membangun. Dan hal ini hanya bisa
dilakukan dalam keterbukaan dan rela dibentuk, rela menerima masukan dengan
kerendahan hati.

d. Bila saling mengenal dan saling memahami ini meningkat, keintiman


bertumbuh, bahkan sampai pasangan tersebut menjadi keluarga yang dikaruniai
anak-anak.
Keintiman ini akan membangun kerukunan, dan kerukunan mendatangkan berkat.
Mzm 133:1-3 “Nyanyian ziarah Daud Sungguh, alangkah baiknya dan indahnya,
apabila saudara-saudara diam bersama dengan rukun! Seperti minyak yang baik
di atas kepala meleleh ke janggut, yang meleleh ke janggut Harun dan ke leher
jubahnya. Seperti embun gunung Hermon yang turun ke atas gunung-gunung
Sion. Sebab ke sanalah TUHAN memerintahkan berkat, kehidupan untuk selama-
lamanya."
Kerukunan tidak bisa terujud tanpa dibangun komunikasi. Pasangan pengantin
baru, dalam sepanjang hidupnya yang akan datang harus belajar membangun
komunikasi yang sehat dan lancar, belajar saling mengalah di mana perlu.

3. Keluarga juga akan dibangun dalam kasih, saling mengasihi, dan mengasihi Tuhan pada
saat masing-masing melaksanakan tugas dan kewajibannya dengan benar.
 

 
a. Mereka harus menjalankan aktivitas yang Tuhan berikan kepada mereka.
Kej 1:26 "BerfirmanlahAllah: Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar
dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung
47
di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata
yang merayap di bumi”
Mereka harus bekerja mencukupi kebutuhan hidup mereka.

b. Mereka memerlukan berkat Allah menyertai kehidupan mereka.


Kej 1:28 “Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka:
"Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu,
berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan alas segala
binatang yang merayap di bumi.”
Berkat ini penting, supaya keturunan dan usaha pekerjaan mereka juga diberkati.
Berkat ini juga perlu untuk kehidupan rohani dan jasmani mereka.

c. Mereka perlu hidup di dalam ibadah.


Kej 2:1-3 “Demikianlah diselesaikan langit dan bumi dan segala isinya. Ketika
Allah pada hari ketujuh telah menyelesaikan pekerjaan - yang dibuat-Nya itu,
berhentilah la pada hari ketujuh dari segala pekerjaan yang telah dibuat-Nya itu.
Lalu Allah memberkati hari ketujuh itu dan menguduskannya, karena pada hari
itulah la berhenti dari segala pekerjaan penciptaan yang telah dibuat-Nya itu."
Di sinilah keluarga menyatakan kasihnya kepada Tuhan, beribadah dengan setia.
 

APA YANG MENGHALANGI KEINTIMAN


Dosa bukan hanya menghalangi keintiman, tetapi dosa merusak keintiman. Oleh sebab
dosa, suami-isteri tidak bisa saling terbuka. Dosa melukai, dan luka dalam batin menutup
hati terhadap keintiman. Keintiman tidak bisa dibangun oleh sebab dosa merusak
komunikasi.
Kesombongan merusak komunikasi.
Kemarahan merusak komunikasi.
Cemburu, dan sebab akibatnya merusak keintiman.
Miskin komunikasi merusak keintiman.
Cuek merusak keintiman.
Merasa benar sendiri dan mau menang sendiri merusak keintiman.
Mementingkan keluarga sendiri merusak keintiman.
Milikilah keterbukaan selalu, bangunlah keintiman.

"DEPRESI"
(Bagian Pertama)
Depresi adalah perasaan tertekan sampai bisa putus asa. Saya kadang-kadang mengalami
depresi.
Ada yang berkata :” Orang Kristen seharusnya tidak depresi." Bagaimana dengan
pandangan ini? Apakah karena saya depresi maka saya bukan orang Kristen yang
sungguh?
Mungkin saudara tersebut belum pernah mengalami depresi. Orang yang belum
mengalami depresi tidak bisa memahami bagaimana keadaan orang depresi dan bagaimana
rasanya.

Banyak tokoh-tokoh iman mengalami masa-masa depresi. Contohnya Nabi Elia. Siapa
Nabi Elia? Nabi Elia adalah salah satu Nabi terbesar di tsrael. Melalui doanya langit tidak
menurunkan hujan 3 ½ tahun. Dan kemudian melalui doanya pula hujan mulai turun.
Saat terjadi kemarau panjang dan kelaparan terjadi di mana-mana, Allah memeliharanya
dengan mengirim roti setiap pagi dan daging setiap petang melalui seekor burung gagak.
la pada saat itu berada di tepi Sungai Kerit. la berada di sana dipelihara oleh Tuhan sampai
air Sungai Kerit menjadi kering, sebab hujan tidak turun 3 1/2 tahun. Pada saat air di
Sungai Kerit menjadi kering, ia disuruh Tuhan untuk pergi ke Sarfat. Di sana Tuhan sudah

48
mempersiapkan seorang janda miskin untuk memberi makan bagi Nabi Elia.
Nabi Elia mengalami pemeliharaan Allah secara adi kodrati. Yang pertama dipelihara
melalui seekor burung gagak. Di Sarfat seorang janda miskin menghidupi Nabi besar ini
dengan roti setiap hari.
Dia Nabi besar dengan tugas berat. Dia Nabi pemberani, menghadapi ratusan nabi Baal.
Allah berkali-kali menjawab doanya dengan spektakuler: la berdoa supaya hujan tidak
turun, hujan tidak turun 3 1/2 tahun. Dia berdoa minta hujan turun dan hujanpun turun. Dia
berdoa minta Tuhan mengirim api membakar kurban persembahannya di Gunung Karmel,
dan api diturunkan Tuhan dari langit. Bahkan ia dengan perkasa membunuh 450 nabi Baal.
1 Raj 19:1-8,9-18,19-21.
Nabi Elia mengalami depresi sebab takut ancaman.
I Raj. 19:1-4 "Ketika Ahab memberitahukan kepada Izebel segala yang dilakukan Elia dan
perihal Elia membunuh semua nabi itu dengan pedang, maka Izebel menyuruh seorang
suruhan mengatakan kepada Elia: "Beginilah kiranya para allah menghukum aku, bahkan
lebih lagi dari pada itu, jika besok kira-kira pada waktu ini aku tidak membuat nyawamu
sama seperti nyawa salah seorang dari mereka itu." Maka takutlah ia, lalu bangkit dan
pergi menyelamatkan nyawanya; dan setelah sampai ke Bersyeba, yang termasuk wilayah
Yehuda, ia meninggalkan bujangnya di sana. Tetapi ia sendiri masuk ke padang gurun
sehari perjalanan jauhnya, lalu duduk di bawah sebuah pohon arar. Kemudian ia ingin
mati, katanya: "Cukuplah itu! Sekarang, ya TUHAN, ambillah nyawaku, sebab aku ini
tidak lebih baik dari pada nenek moyangku."

Ada bermacam-macam hal yang bisa.menyebabkan orang menjadi depresi. Misalnya:


1. Karena keluarga yang tidak harmonis.
2. Mengalami kekerasan dalam perkawinan.
3. Mengalami pemerkosaan, menjadi budak seks.
4. Sebab lilitan hutang.
5. Sebab perlakuan sadis dari orang tua atau majikan.
6. Sebab trauma yang tak teratasi.
7. Sebab ditipu.
8. Sebab beban yang tak terselesaikan.
9. Sebab dikecewakan.
10. Sebab merasa dieksploitasi, dimanfaatkan, tanpa bisa mengemukakan pendapat.
11. Sebab penyakit berkepanjangan.
12. Sebab disalah fahami dan merasa tertolak.
13. Sebab studi yang gagal atau cita-cita yang taktercapai.
14. Sebab cinta sepihak, atau cinta yang dikhianati.
15. Sebab tidak mendapat perhatian anak di kala tua.
16. Sebab tertibat kuasa gelap.
17. Karena melihat keadaan belum seperti yang dirindukan. Dan masih banyak lagi.

Sekarang kita akan melihat bagaimana Alkitab memberi petunjuk untuk mengatasi depresi

1. SADARI DAN ALAMI KASIH ALLAH.


Saat Elia mengalami depresi, Allah tidak marah kepada Elia, tetapi menyatakan kasihNya.
Bagaimana cara Tuhan menyatakan kasihNya?
la mengutus malaikat.
I Raj 19:5 “Sesudah itu ia berbaring dan tidur di bawah pohon arar itu. Tetapi tiba-tiba
seorang malaikat menyentuh dia serta berkata kepadanya: "Banqunlah, makanlah!"
Apakah saudara sedang depresi? Saudara putus asa atau hampir putus asa?
Saudara patah semangat? Tuhan tidak tinggal diam. Dia mendengar keluhanmu. Dia
meresponi doa dan keluh kesahmu. Dia utus malaikatNya untuk apa? Untuk
mendampingimu. Anda tidak sendiri. Dia diutus untuk menolongmu, menguatkanmu,
menghiburmu, membangkitkan semangatmu.
Malaikat itu menyentuh dia. Sentuhan itu menyadarkan bahwa dia tidak sendiri. Tuhan
akan menyampaikan sentuhan kasih Allah yang membangkitkan semangatmu. Anda tidak
sendiri. Allah peduli dan tidak membiarkan anda dalam keputusasaan. la akan menolong
anda secara adi kodrati dalam kalbu anda. Yang Dia jamah pertama adalah hati dan
49
jiwanya. Sentuhan itu membuat hatirrya terjaga.
Anda depresi, saat ini Allah sendiri ada di samping anda. Panggil Dia, mintalah agar Dia
menyentuh hati anda.

2. YANG KEDUA, ALLAH MEMPEDULIKAN KESEHATAN FISIKNYA.


1 Raj 19:5b,6 “Tetapi tiba-tiba seorang malaikat menyentuh dia serta berkata kepadanya:
"Bangunlah, makanlah!" Ketika ia melihat sekitarnya, maka pada sebelah kepalanya ada
roti bakar, dan sebuah kendi berisi air. Lalu ia makan dan minum, kemudian berbaring
pula."
Elia diberi makan, supaya tubuhnya kuat. Orang yang depresi sering tidak suka makan.
Hati dan pikirannya kacau, makan tak nyaman. Tuhan memperhatikan kesehatan fisik kita
supaya tidak lemah, sehingga tubuh kita bisa melakukan kehendak Allah. “Semangat yang
patah mengeringkan tulang." Allah menyentuh membangkitkan semangat. Allah
menghendaki tulang-tulang kita segar dan sehat. Allah menghendaki secara utuh roh, jiwa
dan tubuh kita sehat.
III Yoh 2 “Saudaraku yang kekasih, aku berdoa, semoga engkau baik-baik dan sehat-
sehat saja dalam segala sesuatu, sama seperti jiwamu baik-baik saja."

Anda harus bangkit dari depresi Anda. Makanlah makanan yang sehat untuk tubuhmu.
Makanlah juga firman yang menguatkan roh, jiwa dan tubuhmu. Jangan lari ke dunia,
diskotik, judi. ekstasl, seks bebas, mejik, mantera, tenaga dalam, ilmu-ilmu. Itu bukan obat
untuk depresi, itu akan merusak dan menjerumuskan Anda

"DEPRESI"
(Bagian Kedua)

3. MASIH LEMAH? TAMBAH LAGI.


Setelah makan dan minum, Elia berbaring lagi. Bukankah demikian keadaan anda saat
depresi? Sudah makan dan minum, tetapi tetap lemah. Kemauannya belum mampu
menguatkan hati menjadi suatu tindakan.
Tetapi sentuhan kasih Allah tidak berhenti di situ.
I Raj 19:7 "Tetapi malaikat TUHAN datang untuk kedua kalinya dan menyentuh dia serta
berkata: "Bangunlah, makanlah! Sebab kalau tidak, perjalananmu nanti terlalu jauh
bagimu. "
Orang yang depresi harus didampingi dan terus diberi dorongan. Orang yang depresi mau
lari dari kenyataan hidup. Orang yang depresi mau menghindar dari lingkungannya, ia
menjauh ke padang gurun, seperti Elia.
Tuhan tahu, Tuhan mengasihi, Tuhan tidak mau menelantarkan.
>Nutrisi ditambah lagi!
Makanlah makanan sehat, sampai anda kuat betul. Makanlah Firman Allah sampai anda
kuat untuk berdiri dan berjalan. Perjalanan hidup kita masih panjang.
Kita masih harus berjalan 40 hari dan 40 malam.
>40 adalah angka pencobaan.
Di dalam perjalanan hidup di dunia ini kita menjalani kehidupan penuh pencobaan dan
ujian, masalah dan tantangan. Dan agar kita kuat untuk menjalaninya, perbekalannya harus
cukup.

4. JANGAN TINGGAL DALAM KEKECEWAAN.


Setelah mengalami sentuhan malaikat dan menerima makanan yang menyehatkan dan
menguatkan, dan Elia mengalami kekuatan untuk berjalan selama 40 hari dan 40 malam, ia
mencapai Gunung Horeb. la kuat pergi dari padang guran yang adalah dataran rendah,
mencapai bukit, berarti dia kuat untuk mendaki.
Tetapi apa yang dibuat di Gunung Horeb?
la masuk ke gua, bermalam di situ. Dia sudah mengalami sentuhan, sudah makan, sudah
pindah tempat, tetapi kekecewaannya belum hilang.
50
I Raj 19:9,10 “Di sana masuklah ia ke dalam sebuah gua dan bermalam di situ. Maka
firman TUHAN datang kepadanya, demikian: "Apakah kerjamu di sini, hai Ella ?"
Jawabnya: "Aku bekerja segiat-giatnya bagi TUHAN, Allah semesta alam, karena orang
Israel meninggalkan perjanjian-Mu, meruntuhkan mezbah-mezbah-Mu dan membunuh
nabi-nabi Mu dengan pedang; hanya aku seorang dirilah yang masih hidup dan mereka
ingin mencabut nyawaku. "
Apa kerjamu di sini? Tidur-tidur?!!
Kitapun saat depresi seperti itu. Kita pikirdengan pindah tempat kita akan beres. Tidak!
Yang kita hindari bukan tempat. Tetapi kekecewaan. Biarpun kita pindah tempat, dari
padang gurun ke bukit, dari tempat terbuka tanpa perlindungan ke gua yang hangat, hati
kecewa tak bisa memberi sukacita. Allah tidak mau kita demikian. Allah tidak mau kita
tertidur. Allah mau kita bangkit, berdiri; cari hadirat Allah.
I Raj 19:11 "Lalu firman-Nya: "Keluarlah dan berdiri di atas gunung itu di ha dapan
TUHAN!" Maka TUHAN lalu! Angin besar dan kuat, yang membelah gunung-gunung dan
memecahkan bukit bukit batu, mendahului TUHAN. Tetapi tidak ada TUHAN dalam angin
itu. Dan sesudah angin itu datanglah gempa. Tetapi tidak ada TUHAN dalam gempa itu. "
Saudara lari ke dunia? Saudara mencari perlindungan dan kehangatan dunia? Saudara
memakai cara-cara dunia? Anda mendapat! Tetapi itu yang sifatnya hanya sementara.
Anda mendapat secara semu. Anda hanya ketemu fatamorgana.
Hilangkan kekecewaanmu! Tetapi mana bisa!
Anda tidak bisa menghilangkan kekecewaan dengan kekuatan anda sendiri. Anda harus
bertemu Dia. Anda harus masuk hadiratNya. Anda memerlukan pengurapanNya.
Hubungan anda dengan Tuhan.harus pulih. Orang yang depresi cenderung lari dari
hadiratTuhan. Tetapi Tuhan mau anda mencari hadiratNya. Jangan lari!
Datanglah! Mendekatlah!

5. TANGKAP HADIRAT ALLAH, ALAMI!


5.1. Allah hadir dengan pengurapan yang dahsyat.
I Raj 19:11 b,12 "Tetapi tidak ada TUHAN dalam angin itu. Dan sesudah angin itu
datanglah gempa. Tetapi tidak ada TUHAN dalam gempa itu. Dan sesudah gempa itu
datanglah api. Tetapi tidak ada TUHAN dalam api itu. Dan sesudah api itu datanglah
bunyi angin sepoi-sepoi basa."
Kadang-kadang Allah tidak ada dalam yang gegap gempita, yang spektakuler. Tetapi
Allah sedang memimpin anda dalam ketegangan. Tetapi Allah ada dalam ketegangan.
Anda perlu punya hati yang tenang, pikiran yang teduh. Temukan Allah dalam urapanNya
di sana.

5.2. Saat Allah hadir Dia perdengarkan suaraNya.


SuaraNya selalu lembut. SuaraNya bisa teguran.
I Raj 19:13,14 "Segera sesudah Elia mendengamya, ia menyelubungi mukanya dengan
jubahnya, lalu pergi ke luar dan berdiri di pintu gua itu. Maka datanglah suara
kepadanya yang berbunyi: "Apakah kerjamu di sini, hai Elia?" Jawabnya: "Aku bekerja
segiat-giatnya bagi TUHAN, Allah semesta alam, karena orang Israel meninggalkan
perjanjian-Mu, meruntuhkan mezbah-mezbah-Mu dan membunuh nabi-nabi-Mu dengan
pedang; hanya aku seorang dirilah yang masih hidup, dan mereka ingin mencabut
nyawaku."
Sekali lagi Tuhan berkata: "Apa kerjamu di sini?!'
Ya, tempo hari memang yang kau lakukan hebat! Engkau KKR di Gunung Karmel Engkau
membunuh nabi Baal! Engkau giat!!
Tetapi sekarang? Engkau lari dari satu tempat ke tempat lain. Engkau maunya tidur-tidur.
Engkau patah semangat. Mengapa? Sebab kecewa; kecewa, kecewa...
Heee! Bangkit dari kecewamu. Dengar perintahKu! Lakukan perintahKu!

5.3. Dengar Misi dari Allah.


I Raj 19:15,16 "Firman TUHAN kepadanya: "Pergilah, kembalilah ke jalanmu, melalui
padang gurun ke Damsyik, dan setelah engkau sampai, engkau harus mengurapi Hazael
menjadi raja atas Aram. Juga Yehu, cucu Nimsi, haruslah kauurapi menjadi raja atas
Israel, dan Elisa bin Safat, dari Abel-Mehola, harus kauurapi menjadi nabi menggantikan
51
engkau."
Dulu kamu bekerja dengan giat. Sekarang jangan tetap tinggal dalam kekecewaan! Aku
percayakan tugas baru kepadamu. Engkau Nabi pilihanKu, engkau tetap Nabi pilihanKu.
Lakukan tugas kenabianmu. Kamu jangan melarikan diri. Sekarang kamu harus kembali
ke jalan yang tadi kamu lewati, engkau tadi melarikan diri, sekarang engkau kembali!
Ulangi lagi perjalananmu.
Aku masih mempercayaimu:
5.3.1. Urapi Hazael menjadi raja atas Aram.
5.3.2. Urapi Yehu, cucu Nimsi menjadi raja atas Israel.
5.3.3. Urapi Elisa bin Safat dari Abel Mehola, menjadi nabi menggantikanmu.

"DEPRESI"
(Bagian Ke tiga)

5.4 Tuhan akan mengadakan pembersihan, Tuhan membangkitkan rekan untuk


Elia.
I Raj 19:17 " maka siapa yang terluput dari pedang Hazael akan dibunuh oleh Yehu ; dan
siapa yang terluput dari pedang Yehu akan dibunuh oleh Elisa".

Hazael dan Yehu serta Elisa akan menjadi alat Tuhan, dipakai Tuhan untuk membersihkan
umatNya dari cemar.
Dengan kata lain, Allah tidak membiarkan Elia bekerja sendiri. Dia membangkitkan
pemimpin-pemimpin yang akan mengadakan pembersihan di antara umatNya.
Elia depresi sebab ia takut ancaman Izebel. Elia depresi sebab dia merasa dia bekerja giat,
mati-matian, seorang diri.
Sekarang Tuhan membangkitkan yang lain. Dia tidak sendiri.
Di dalam depresi, anda perlu teman. Allah akan menyiapkan teman bagi Anda. Teman
yang sevisi.

5.5 Tuhan menjamin Elia tidak sendiri


I Raj 19:18 " Tetapi Aku akan meninggalkan tujuh ribu orang Israel, yakni semua orang
yang tidak sujud menyembah Baal dan yang mulutnya tidak mencium dia"

U..u..u..u !
Masih ada 7000 orang yang Tuhan sisakan yang bersih, yang tidak tercemar! hati-hati !
Kita semua umat pilihan Allah. Jaga kekudusan, jaga kemurnian hidup. Jaga langkahmu
dan pergaulanmu ! Tuhan maha tahu. Pedang Tuhan akan berjalan. Hanya yang bersih
yang diselamatkan.

6. MEMPERSIAPKAN PENGGANTI I Raj 19:19-21


Seorang pemimpin yang bertanggung jawab dan yang karakternya penuh integritas, tidak
akan meninggalkan tugas tanpa mempersiapkan pengganti.
Pengganti yang dipersiapkan harus sesuai petunjuk Tuhan.
Kriteria pengganti:

6.1 Rjin bekerja.


I Raj 19:19 "Setelah Elia pergi dari sana, ia bertemu dengan Elisa bin Safat yang sedang
membajak dengan dua belas pasang lembu, sedang ia sendiri mengemudikan yang kedua
belas. Ketika Elia lalu dari dekatnya, ia melemparkan jubahnya kepadanya."

6.2 Mampu memikul tanggung jawab besar


"Membajak dengan 12 pasang lembu"

6.3 Harus orang responsif dan komit


52
I Raj 19 : 20 "Lalu Elisa meninggalkan lembu itu dan berlari mengikuti Elia, katanya : "
Biarkanlah aku mencium ayahku dan ibuku dahulu, lalu aku akan mengikuti engkau "
Jawabnya kepadanya : " baiklah, pulang dahulu, dan ingatlah apa yang kuperbuat
kepadamu"

6.4 Harus orang yang loyal, menanggung janji.


I Raj 19 : 21 " Lalu berbaliklah ia dari pada Elia, ia mengambil pasangan lembu itu,
menyembelih dan memasak dagingnya dengan bajak lembu itu sebagai kayu api; ia
memberikan daging itu kepada orang-orangnya, kemudian makanlah mereka. Sesudah itu
bersiaplah ia, lalu mengikuti Elia dan menjadi pelayannya."

6.5 Orang yang berintegritas


Tak ada yang menjadi keberatan atau ganjalan Berani mengorbankan identitasnya, tanpa
bertanya, tanpa keragu-raguan. Identitas sebagai anak orang kaya. Saya korbankan 12
pasang lembu, nanti menjadi nabi Allah dapat apa?

6.6 Orang yang merayakan panggilannya


Meresponi panggilan Allah dengan sukacita, tidak dengan sedih dan terpaksa.

6.7 Orang yang rendah hati, bukan orang yang mencari posisi.
Dengan melakukan tugas dari Bapa dalam ketaatan anda terlepas dari depresi.
Ternyata intimidasi Izebel tidak menjadi kenyataan. Elia tidak mati dibunuh, oleh Izebel,
tetapi tetap melayani dengan kekuatan baru dari Allah. Bahkan Elia ke sorga tanpa melalui
kematian, tetapi diangkat hidup-hidup.
Hai! bangkit dari depresimu ! Dan hiduplah!

"JESUS, I GIVE YOU MY HEART"

Amsal 4:23, “Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar
kehidupan”

Roma 12: 1, "Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasehatkan
kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang
kudus dan yang berkenan kepada Allah : itu adalah ibadahmu yang sejati.”

Di dalam peristiwa kelahiran Yesus 2000 tahun lebih yang lalu banyak sekali orang yang
terlibat. Kita melihat pemberian- pemberian yang dipersembahkan seputar kelahiranNya.
1. Malaikat Gabriel memberi diri untuk menyampaikan berita mengenai kelahiran
Yesus :
 

 
a. Berita kepada Maria, bahwa ia beroleh kasih karunia dari Allah, bahwa Allah
menyertai dia, dan bahwa ia akan mengandung Yesus. Ini adalah berita bahagia
atau berita sukacita.
Kita perlu menjadi malaikat utusan Allah bahwa Allah mengasihi setiap orang
yang kita temui. Ia mau memberikan Yesus yang bisa mengubah kehidupan dan
memberi keselamatan bagi siapa saja yang mau menerima.

b. Ia menyampaikan berita kepada para gembala. Ia menyampaikan berita sukacita


yang membawa pengharapan dan penghiburan untuk kelompok manusia yang
sederhana yang butuh penghiburan dan pengharapan.
Kitapun perlu menjadi malaikat utusan Allah, agar kita memberitakan kabar
sukacita bagi orang yang susah dan tak berpengharapan, bahwa Yesus sanggup
memberi pengharapan kepada mereka yang susah, miskin dan putus asa. Yesus
53
Juruselamat sanggup menyelamatkan atau melepaskan kita dari semua kesusahan
kita dan dari masalah apapun yang kita hadapi. Haleluyah.

c. Para Malaikat menyanyi dimalam yang sunyi. Sepasukan malaikat


mempersembahkan suaranya untuk menaikkan pujian kepada Allah yang Maha
Tinggi, tetapi di dalam pujiannya mereka juga mengucapkan damai kebumi. Allah
berkenan memberi damai kepada orang yang diperkenan. Damai Dia tawarkan
kepada siapa saja. Haleluya!
Allah juga menghendaki agar kita menjadi malaikat-malaikat utusan Allah yang
menyanyikan puji-pujian selalu kepada Allah di tengah penderitaan manusia.
Lagu-lagu pujian akan menolong umat manusia untuk mengangkat bebannya, dan
agar supaya diganti dengan damai atau kelegaan. Apakah kehadiran kita didalam
kehidupan seseorang bisa membawa damai dan sukacita yang sumbernya adalah
Yesus Kristus Sang Raja Damai. Dunia sangat memerlukan hal ini.

2. Maria memberi dirinya untuk mengandung dan melahirkan Yesus.


Agar Yesus menyatakan diri di dalam dunia ini, Dia memerlukan wadah Maria, perawan
suci dari Nazaret merelakan dirinya mengandung dan melahirkan Yesus. Pada zaman
inipun Yesus memerlukan orang-orang agar Dia dapat memanifestasikan diriNya ke dalam
dunia ini. Mari kita menyerahkan hidup kita seperti Maria, "Yesus, saya persilahkan
Engkau lahir dihatiku. Ubahkan hatiku menjadi baru. Biarlah Engkau menjadi besar di
dalam hidupku, dan biarlah hidupku melahirkanMu, supaya Engkau termanifestasikan
melalui kehidupanku, baik melalui tutur kataku ataupun tingkah lakuku." Amin.

3. Yusuf memberikan dirinya untuk menerima Maria.


Menerima Maria sama dengan menerima bayi yang berada di dalam kandungan Maria.
Kita terpanggil untuk menjadi seperti Yusuf yang mau menerima sesama kita yang
memiliki Yesus didalam hidupnya. Dengan kerelaan Yusuf mengambil Maria sebagai
istrinya, ia melindungi bayi Yesus. Kitapun terpanggil untuk mengasihi, menerima dan
melindungi sesama saudara kita seiman.
Sama seperti Maria, tanpa Yusuf mengambil dia sebagai istri; dia bisa dirajam dengan
batu, sebab dia hamil di luar nikah. Kita pun sering melihat orang, oleh karena percaya
Yesus hidupnya terancam, atau berada didalam bahaya. Kita perlu melindungi dan
mengupayakan keamanan untuk orang yang terancam atau teraniaya oleh karena Nama
Yesus.

4. Para Gembala meresponi berita malaikat, mereka datang untuk melihat dan menyembah
Yesus. Kita pun terpanggil untuk memberi perhatian kepada setiap Firman yang kita
terima, dan kita terpanggil untuk melangkah, datang kepada Yesus, sujud menyembah Dia,
dan mengabarkan Yesus kepada siapa saja yang kita temui. Apakah anda sudah mengalami
berjumpa dengan Yesus? Apakah anda sudah mengalami damai dan sukacita dari
padaNya? Kabarkanlah itu kepada orang lain. Saksikan pengalamanmu bersama Yesus
dengan orang lain. Kita harus terus memberitakan kabar sukacita ini kepada siapa saja
yang kita temui, supaya mereka mengalami pertolongan Yesus juga.

5. Para Majus memberi diri menyelidiki, meneliti, dan mengikuti BintangNya, mencari
Yesus sampai ketemu. Lalu mereka mempersembahkan emas, kemenyan dan Mur.
Kita semua terpanggil tidak untuk santai-santai, tetapi perhatikan kehidupan orang yang
benar, selidiki dan teliti tentang Yesus, ikutilah petunjuk dan kesaksian orang benar,
sampai bertemu Yesus.
Sembahlah Yesus, persembahkanlah bukan hanya tenaga dan pikiranmu, tetapi
persembahkanlah imanmu, doa-doamu, kesetiaanmu dan juga hartamu. Apabila hatimu
kau persembahkan kepada Yesus, tentu anda tidak akan keberatan mempersembahkan apa
saja kepadaNya. Anda tidak akan pernah menyesal apabila anda memberikan hatimu
kepada Yesus. Dia akan membersihkan atau menyucikan hatimu dari semua dosa dan
kejahatan. Dia akan mengisi hatimu dengan damai dan sukacita. Dia akan menuntun, dan
membimbing anda untuk masuk dalam kehidupan yang bisa menikmati janji-janji Allah
54
yang indah.

6. Jangan datang seorang diri.


Datanglah dan serahkan hatimu dan bawalah seluruh keluargamu bersama-sama. Amin.

PERKAWINAN
"MENCINTAI DIA KARENA DIA"

Cinta, sejuta rasanya, kata mereka yang sedang bercinta. Cinta menuju kepada pernikahan.
Pernikahan bukan pestanya. Pernikahan bukan gaun pengantinnya. Pernikahan bukan
setelan jas mempelainya. Pernikahan bukan dekorasi dan tempat resepsinya.
Cinta adalah komitmen antara seorang pria dan wanita single yang dewasa dalam iman,
dewasa dalam kemandirian keuangan.
Masuk ke dalam pernikahan berarti sudah siap menghadapi tantangan.
Hidup baru dengan pasangan yang dicintai tidak selalu mudah dan mulus.
Hidup baru dengan pasangan yang dicintai berarti mulai menghadapi tantangan.
Mengapa menghadapi tantangan dalam kehidupan?
Dua pribadi yang saling tidak tahu sepenuhnya menjadi satu, . . Bagaimana caranya
menekan odol. Bagaimana caranya tidur.
Ada perempuan yang setelah beberapa bulan menikah tidak mau tidur seranjang dengan
suaminya sebab suaminya ngorok.
Kadang-kadang pasangan tidak tahu apa kesukaan dan apa yang tidak disukai
pasangannya. Apa kesulitannya? Kadang-kadang manusia cenderung melakukan apa yang
dia sukai, ingin pasangannya mengerti dan mengikutinya, tetapi dia sendiri tidak
memahami kesukaan pasangannya; mengabaikannya, atau tidak mau mendukungnya. Ada
pasangan yang tidak mau mempersoalkannya, tetapi ada yang kemudian menimbulkan
persoalan.
Kebahagiaan dalam rumah tangga bukan sesuatu yang datang dengan sendirinya. Tetapi
kebahagiaan harus diusahakan oleh kedua belah pihak, bukan dengan saling menuntut atau
saling memaksa, tetapi dengan saling memahami, saling memberi atau saling
memperhatikan, bahkan saling berkorban.
Sukses di dalam pernikahan bukan meminta atau menuntut pasanganmu menjadi orang
yang tepat, tetapi jadilah orang yang tepat untuk pasanganmu.
Pernikahan sukses bukan dengan sekedar mengharapkan kebahagiaan dari padanya, tetapi
dengan menanamkan kebahagiaan ke dalamnya.
Apa kuncinya? Saling memberi, saling memperhatikan, saling melayani. Rela berkorban,
selalu menyangkal diri, suka mengampuni.
Dalam dialog selama pernikahan atau dalam kehidupan kapan saja, dengan siapa saja, ada
beberapa reaksi untuk suatu percakapan.
Pilihlah untuk tidak mudah marah, atau pilihlah perbincangan yang tidak menyulut
kemarahan.

I Ptr 3: 7 Demikian juga kamu, hai suami-suami, hiduplah bijaksana dengan isterimu,
sebagai kaum yang lebih lemah! Hormatilah mereka sebagai teman pewaris dari kasih
karunia, yaitu kehidupan, supaya doamu jangan terhalang."

Suami, hiduplah bijaksana dengan isterimu. Hiduplah dengan pengertian terhadap


perasaannya, sebab wanita biasa main perasaan. Jangan sakiti atau kecewakan
perasaannya.
Apa yang anda lakukan atau ucapkan, untuk kesalahan yang kecil, itu dapat disimpan lama
dalam memorinya.

Ef 5:25 "Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan
telah menyerahkan diri-Nya baginya. "
55
Mengasihi isteri seperti Kristus mengasihi jemaat adalah mengasihi dengan sempurna,
mengasihi habis-habisan, sehingga siap mati baginya, artinya rela berkorban baginya.
Perhatikan emosinya, waktu dia sakit, waktu dia lemah atau lelah. Janganlah hal ini
menjadi janji nikah semata-mata, tetapi untuk menggenapi janji itu perlu latihan dalam hal
yang kecil-kecil.
Jangan lupa berpacaran dalam pernikahan, ingat ulang tahun masing-masing, ingat ulang
tahun pernikahan.
Kasihi dengan seutuhnya, saling menerima apa adanya. Kasihi dengan kelembutan hati
dan sikap. Kasihi dengan perasaan yang dinyatakan dalam tindakan.
Cintai dia karena dia. Bukan karena wajahnya. Bukan karena tubuhnya. Semua bisa
berubah. Minta Tuhan memampukan kalian saling mengasihi dan menjadi saksi di dalam
dunia yang kurang kasih.

Ef 5:22-24 – “Hai isteri, tunduklah kepada suamimu seperti kepada Tuhan, karena suami
adalah kepala isteri sama seperti Kristus adalah kepala jemaat. Dialah yang
menyelamatkan tubuh. 5:24 Karena itu sebagaimana jemaat tunduk kepada Kristus,
demikian jugalah isteri kepada suami dalam segala sesuatu. "

Isteri terpanggil untuk tunduk kepada suami, yaitu menghargai suami, bukan karena
kecakapan atau kekayaannya, tetapi sebab dia adalah suami, yang adalah kepala untuk
rumah tangga. Dia payung bagi keluarga. Dia yang melindungi dan bertanggungjawab atas
keluarga,
Bagaimanapun dia adalah manusia yang tidak sempuma, yang perlu. ditopang, didukung,
dihargai, dihormati. Jangan merendahkan suami dalam perkataan dan perbuatan.
Kalian masing-masing bukan orang yang sempurna. Namun kalian sudah cukup lama
saling mengenal. Kalian sudah tahu kelebihan dan kekurangan masing-masing. Namun
demikian setelah kalian menjadi satu dalam pernikahan, masih akan ada banyak hal yang
kalian berdua perlu pe!ajari.

Ams 27:17 – “Besi menajamkan besi, orang menajamkan sesamanya."

Pernikahan adalah tempat di mana kita saling mengasah dan menajamkan, membuat 2
pribadi makin bijaksana.
Biarlah Tuhan mengikat kalian dengan kasihNya yang abadi di dalam pernikahan. Tuhan
memberkati sekarang dan selamanya.

" MENDENGAR SUARA TUHAN"


( 1)

I. Allah itu Roh adanya


Apakah seseorang bisa mendengar suara Allah? Seharusnya manusia bisa mendengar suara
Allah. Bagaimana penjelasannya?
Sebab Allah Roh adanya, dan manusia memiliki roh, jiwa dan tubuh. Roh bisa
berkomunikasi dengan roh.
Yoh 4:24 "Allah itu Roh dan barangsiapa menyembah Dia, harus menyembah-Nya dalam
roh dan kebenaran. "

I Tes 5:23 "Semoga Allah damai sejahtera menguduskan kamu seluruhnya dan semoga
roh, jiwa dan tubuhmu terpelihara sempurna dengan tak bercacat pada kedatangan Yesus
Kristus, Tuhan kita."
Dengan kata lain; manusia adalah makhluk roh, tinggal dalam tubuh.

II. Hubungan antara Allah dengan ciptaanNya


A. Dalam Perjanjian Lama
56
1. Roh Allah melayang-layang atas ciptaanNya.
Kej 1:2 "Bumi belum berbentuk dan kosong; gelap gulita menutupi samudera raya, dan
Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air. "

2. Roh Allah berkuasa atas seseorang.


a. Atas serombongan nabi
I Sam 10:10 "Ketika mereka sampai di Gibea dari sana, maka bertemulah ia dengan
serombongan nabi; Roh Allah berkuasa atasnya dan Saul turut kepenuhan seperti nabi di
tengahtengah mereka. "

b.Atas Saul
I Sam 11:6 "Ketika Saul mendengar kabar itu, maka berkuasalah Roh Allah atas dia, dan
menyala-nyalalah amarahnya dengan sangat."

c. Hinggap pada orang-orang suruhan Saul


I Sam 19:20 "Maka Saul mengirim orang-orang suruhan untuk mengambil Daud. Tetapi
orang-orang ini melihat sekumpulan nabi kepenuhan, dengan dikepalai oleh Samuel. Dan
Roh Allah hinggap pada orang-orang suruhan Saul, sehingga mereka pun kepenuhan
seperti nabi."

3. Roh Allah menciptakan kita, dan memberi kehidupan.


Ay 33:4 "Roh Allah telah membuat aku, dan nafas Yang Mahakuasa membuat aku hidup.
"

B. Dalam Perjanjian Baru


1. Roh Allah nampak seperti burung merpati.
Mat 3:16 "Sesudah dibaptis, Yesus segera keluar dari air dan pada waktu itu juga langit
terbuka dan la melihat Roh Allah seperti burunq merpati turun ke atas-Nya."

2. Roh Allah berkuasa untuk mengusir setan.


Mat 12:28 "Tetapi jika Aku mengusir setan dengan kuasa Roh Allah, maka sesungguhnya
Kerajaan Allah sudah datang kepadamu."

3. Roh Kristus ada di dalam milikNya.


Rm 8:9 "Tetapi kamu tidak hidup dalam daging, melainkan dalam Roh, jika memang Roh
Allah diam di dalam kamu. Tetapi jika orang tidak memiliki Roh Kristus, ia bukan milik
Kristus. "

4. Roh Allah memimpin anak-anakNya.


Rm 8:14 "Semua orang, yang dipimpin Roh Allah, adalah anak Allah."

5. Tubuh kita adalah Bait Allah.


I Kor 3:16 "Tidak tahukah kamu, bahwa kamu adalah bait Allah dan bahwa Roh Allah
diam di dalam kamu?"

III. Allah bicara dengan manusia


Allah itu Roh adanya. Allah adalah pribadi yang mempunyai pikiran, perasaan dan
kehendak, kemauan, rencana dan melakukan keputusan-keputusan. Allah adalah pribadi
yang disebut juga AlIah Abraham, Ishak dan Yakub.

Contoh-contoh Allah bicara dengan manusia:


1. Allah bicara kepada Adam.
Kej 3:9 "Tetapi TUHAN Allah memanggil manusia itu dan berfirman kepadanya: "Di
manakah engkau?"

2. Allah bicara kepada Kain.


Kej 4:6 "Firman TUHAN kepada Kain: "Mengapa hatimu panas dan mukamu muram?"

57
3. Allah bicara kepada Nuh.
Kej 6:13 “Berfirmanlah Allah kepada Nuh: "Aku telah memutuskan untuk mengakhiri
hidup segala makhluk, sebab bumi telah penuh dengan kekerasan oleh mereka, jadi Aku
akan memusnahkan mereka bersama-sama dengan bumi."

4. Allah bicara kepada Abraham.


Kej 12:1 “Berfirmanlah TUHAN kepada Abram: "Pergilah dari negerimu dan dari sanak
saudaramu dan dari rumah bapamu ini ke negeri yang akan Kutunjukkan kepadamu."
Dia masih bicara kepada pribadi-pribadi tertentu.

5. Kemudian Dia bicara kepada Musa sebagai pengantara untuk seluruh bangsa.
Kel 35:29 "Semua laki-laki dan perempuan, yang terdorong hatinya akan membawa
sesuatu untuk segala pekerjaan yang diperintahkan TUHAN dengan perantaraan Musa
untuk dilakukan - mereka ltu, yakni orang Israel, membawanya sebagai pemberian
sukarela bagi TUHAN. "
Makin lama Tuhan sepertinya makin jarang bicara kepada individu. Hal ini semua
mengenai hubungan.
Hubungan manusia dengan penciptaNya makin renggang, sehingga jarang yang bisa
mendengar suara Allah.

IV. Mulai dengan pemulihan


Apabila kita mau mendengar suara Allah, kita harus mulai dengan pemulihan. Hubungan
dengan Allah yang rusak harus dipulihkan. Pemulihan itu mulai dengan pertobatan,
berbalik kepada Allah. Pada saat manusia jatuh ke dalam dosa, dia putus hubungan dengan
Tuhan, berjalan menuju dunia meninggalkan Tuhan, rohaninya mati, tidak punya
kemampuan untuk berkomunikasi atau bersekutu (berfellowship) dengan Allah.

Dengan bertobat, kembali kepada Allah, hubungan dengan Allah dipulihkan. Dulu hidup
dalam pemberontakan, menjadi lawan Allah, tetapi kemudian berbalik menjadi sahabat
Allah, bahkan menjadi anak-anak Allah.
Sebagai sahabat atau sebagai anak, ada hubungan timbal balik dengan Allah. Dengan
demikian roh dan jiwa manusia bisa mendengar kembali suaraNya.

Hos 6:1-3 "Mari, kita akan berbalik kepada TUHAN, sebab Dialah yang telah menerkam
dan yang akan menyembuhkan kita, yang telah memukul dan yang akan membalut kita. la
akan menghidupkan kita sesudah dua hari, pada hari yang ketiga la akan membangkitkan
kita, dan kita akan hidup di hadapan-Nya. Marilah kita mengenal dan berusaha sungguh-
sungguh mengenal TUHAN; la pasti muncul seperti fajar, la akan datang kepada kita
seperti hujan, seperti hujan pada akhir musim yang mengairi bumi. "

Apabila kita sungguh-sungguh kembali kepada Allah, meninggalkan dosa dan dunia,
hubungan pulih, komunikasi akan lancar kembali.

Apakah anda ingin mendengar suara Allah?


1. Sadari dosa-dosamu.
2. Sesali dosa-dosamu.
3. Akui dosa-dosamu.
4. Minta ampun akan dosa-dosamu.
5. Percaya pengampunan Tuhan Yesus.
6. Percaya penyucian dosa dan hati kita oleh darah Yesus dari semua kejahatan.
7. Serahkan diri kepada Tuhan.
8. Buka hati, persilakan Yesus masuk ke dalam hati kita.

Ucapkan langkah-langkah ini di dalam doa.


Setelah itu kita perlu dilayani pelepasan, dibaptis, bergabung dengan Gereja Lokal, ikut
pemuridan.

58
" MENDENGAR SUARA TUHAN"
(2)

V. Membangun komunikasi  sebagai sahabat dan anak dengan Allah Tuhan kita
Setelah hubungan pulih, komunikasi harus dibangun. Persahabatan yang baik pasti
menjalin komunikasi yang akrab. Demikian pula sebagai anak yang baik harus
membangun komunikasi yang sehat terhadap Bapa.

Bagaimana cara membangun komunikasi yang baik?


1. Setia beribadah.
2. Setia membaca dan merenungkan Firman Allah.
3. Setia dalam pujian dan penyembahan:
4. Setia berdoa.
5. Setia belajar mendengar suaraNya.

Komunikasi perlu dibangun dengan keakraban, yaitu kesetiaan.

Vl. Membangun komunikasi antar sesama, seperti kita membangun hubungan


dengan Allah.
Komunikasi yang paling efektif adalah dengan jalan menyapa dan bercakap-cakap.
Dimulai dengan saling menyapa, bertemu, bincang-bincang, adakan waktu, telepon, SMS,
menulis surat, membaca suratnya, berkunjung ke rumahnya, memberi pemberian-
pemberian, dst.
Seseorang yang ingin berkomuniksi dengan baik ada motivasi yang mendorong mereka.
Dorongan yang paling kuat untuk membangun suatu komunikasi adalah kasih, atau cinta.
Tak usah disuruh, orang yang saling mengasihi akan mencari jalan, dan suka sekali untuk
berkomunikasi.
Demikian pula dengan hubungan kita dengan Allah. Apa yang menjadi dorongan atau
motivasi yang kuat untuk membangun komunikasi dengan Tuhan?
Kasih adalah dorongan yang terkuat untuk membangun komunikasi dengan Tuhan.
Kita perlu meminta agar cinta kasih Allah kembali dicurahkan di dalam hati kita. Makin
dialog dibina, kita akan makin mengenal pihak yang lain.
Demikian pula dengan hubungan kita dengan Allah. Oleh karena komunikasi yang
dibangun, kita akan makin akrab, makin mengenal; dan bisa mengenal suaraNya. Allah
menyukai orang yang suka bergaul denganNya.

VII. Mengenali cara Allah berbicara


Allah berbicara dengan berbagai macam cara. Kita dapat mempelajari bagaimana cara
Allah berbicara.
Allah suka dengan orang yang bergaul denganNya, sehingga pernah terjadi seseorang yang
bernama Henokh, tanpa kematian diangkat oleh Allah, sebab ia bergaul denganNya.
Kej 5:24 “Dan Henoch hidup bergaul dengan Allah, lalu ia tidak ada lagi, sebab ia telah
diangkat oleh Allah."
Pada saat seseorang berdoa, orang itu yang berinisiatif untuk berbicara dengan Allah.
Tetapi sebenarnya AIlahpun suka berbicara dengan kita. Memang hal seperti ini
momentum. Kapan terjadinya, hal itu terserah kepada Tuhan. Kita tidak bisa memanipulasi
Allah agar Dia berbicara dengan kita menurut kehendak kita; menurut waktu dan cara kita.
Dia punya cara sendiri.
Dia punya waktu sendiri.
Dia punya otoritas atau wewenang kapan dan untuk apa Dia bicara.
Dia bicara tidak untuk memenuhi keinginan kita yang egois. Namun Dia tetap Allah yang
penuh kasih.
Dalam moment-moment besar untuk pekerjaannya yang Dia percayakan kepada saya, saya
mendengar suaraNya. Dalam urusan pribadi juga, bahkan kadang-kadang untuk hal yang
kecil, dan hal itu menunjukkan betapa besar kasihNya kepada saya dan bahwa Dia hidup,
pendengar doa, dan peduli.
59
Baik di dalam Perjanjian Lama maupun dalam Perjanjian Baru, Allah bicara dengan
berbagai cara.
1. Dia berbicara melalui FirmanNya.
Mzm 119:105 “Firman-Mu itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku " Dengan cara
ini Tuhan sebetulnya mau bicara kepada kita , paling sering day, by day kita mengasah
telinga rohani kita. Terutama Dia bicara untuk menanamkan prinsip-prinsip kehidupan.
Namun Dia juga bicara melalui FirmanNya untuk pergumulan yang sifatnya khusus atau
spesifik. Firman ini adalah dasar Allah berkomunikasi dengan manusia. Inilah perlunya
membaca Alkitab setiap hari.

2. Cara yang lain Allah bicara lewat hati nurani.


Orang yang percaya Yesus sudah dimeteraikan Roh Kudus.
Ef.1:13 "Di dalam Dia kamu juga--karena kamu telah mendengar firman kebenaran, yaitu
Injil Keselamatanmu--di dalam Dia kamu juga, ketika kamu percaya, dimeteraikan
dengan Roh Kudus yang dijanjikan-Nya itu."
Lalu Roh Kudus menyertai mereka dan ingin tinggal di dalam mereka.
Yoh.14 :5-17 " kata Tomas kepadaNya:" Tuhan kami tidak tahu kemana Engkau pergi ;
jadi bagaimana kami tahu jalan ke situ?" Kata Yesus kepadanya : " Akulah jalan dan
kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak
melalui Aku.Sekiranya kamu mengenal Aku, pasti kamu juga mengenal Bapa-Ku.
Sekarang ini kamu mengenal Dia dan kamu telah melihat Dia".
kata Filipus kepada-Nya:" Tuhan tunjukkanlah Bapa itu kepada kami, itu sudah cukup
bagi kami." Kata Yesus kepadanya:"Telah sekian lama Aku bersama-sama kamu, Filipus,
namun engkau tidak mengenal Aku? Barang siapa telah melihat Aku, ia telah melihat
Bapa; bagaimana engkau berkata : Tunjukkanlah Bapa itu kepada kami. Tidak
percayakah engkau, bahwa Aku didalam Bapa dan Bapa didalam Aku? Apa yang Aku
katakan kepadamu, tidak Aku katakan dari diriku sendiri, tetapi Bapa yang diam didalam
Aku. Dialah yang melakukan pekerjaan-Nya. Percayalah kepada-Ku bahwa Aku didalam
Bapa, dan Bapa di dalam Aku; atau setidak-tidaknya, karena pekerjan-pekerjaan itu
sendiri. Aku berkata kepadamu : sesungguhnya barangsiapa percaya kepadaKu, ia akan
melakukan juga pekerjaan-pekerjaan yang Aku lakukan, bahkan pekerjaan-pekerjaan
yang lebih besar dari pada itu. Sebab Aku pergi kepada Bapa,  dan apa yang kamu minta
dalam nama-Ku, Aku akan melakukannya, supaya Bapa dipermuliakan di dalam Anak.
Jika kamu meminta sesuatu kepada Ku dalam namaKu,Aku akan melakukannya" " Jikalau
kamu mengasihi Aku,kamu akan menuruti segala perintahKu. Aku akan minta kepada
Bapa dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia
menyertai kamu selama-lamanya, yaitu Roh Kebenaran. Dunia tidak dapat menerima Dia,
sebab dunia tidak melihat Dia dan tidak mengenal Dia. Tetapi kamu mengenal Dia sebab
Ia menyertai kamu dan akan diam di dalam kamu.
Yoh 14:18-20 “Aku tidak akan meninggalkan kamu sebagai yatim piatu. Aku datanq
kembali kepadamu. Tinggal sesaat lagi dan dunia tidak akan melihat Aku lagi tetapi kamu
melihat Aku, sebab Aku hidup dan kamu pun akan hidup. Pada waktu itulah kamu akan
tahu, bahwa Aku di dalam BapaKu dan kamu didalam Aku dan Aku di dalam kamu. "

Roh Kudus juga mau memenuhi mereka.


Ef 5:15-18 "Karena itu, perhatikanlah dengan saksama, bagaimana kamu hidup,
janganlah seperti orang bebal, tetapi seperti orang arif, dan pergunakanlah waktu yang
ada, karena hari-hari ini adalah jahat. Sebab itu janganlah kamu bodoh, tetapi
usahakanlah supaya kamu mengerti kehendak Tuhan. Dan janganlah kamu mabuk oleh
anggur, karena anggur menimbulkan hawa nafsu, tetapi hendaklah kamu penuh dengan
Roh. "

Tahap-tahap ini penting. Mengapa?


Sebab Roh Kudus ingin menuntun atau memimpin orang percaya. Rm 8:14 "Semua orang,
yang dipimpin Roh Allah, adalah anak Allah. "

Tanpa Roh Kristus di dalam kita, kita bukan milik Kristus.


Rm 8:9 ”Tetapi kamu tidak hidup dalam daging, melainkan dalam Roh, jika memang Roh
60
Allah diam di dalam kamu. Tetapi jika orang tidak memiliki Roh Kristus. Ia bukan milik
Kristus. "

Salah satu syarat kehidupan dalam Kristus adalah hidup di dalam ketaatan
kepada pimpinan Roh Kudus.

Anda ingin mendengar suara Allah?


Hiduplah dalam ketaatan terus-menerus. Tidak mudah kita hidup dalam ketaatan, sebab
kita memiliki keinginan daging yang berlawanan dengan keinginan Roh. Lingkungan
kitapun pada umumnya tidak mendukung kita. Lingkungan sering mempengaruhi kita dan
menjerat kita ke dalam berbagai keinginan daging.

" MENDENGAR SUARA TUHAN"


(3)

Apa saja lingkungan kita?


• Teman, sahabat, tetangga, keluarga. TV.
• Keramaian atau kesenangan dunia, kesenangan mata.

Hari demi hari kita harus melatih diri dalam ketaatan akan Firman Tuhan. Roh Kudus
berdiam di dalam kita dengan cara kita merindukanNya, membuka hati, mengundangNya.

Cara komunikasi Bapa dengan orang percaya:


Bapa bicara kepada Yesus, Yesus bicara kepada kita melalui Roh Kudus; Sumber ajaran
dari Yesus adalah dari Bapa.
Yoh 7 : 16 "Jawab Yesus kepada mereka: "Ajaran-Ku tidak berasal dari diri-Ku sendiri,
tetapi dari Dia yang telah mengutus Aku.'"

Nanti Roh Kudus akan mengajar kita segala kebenaran.


Yoh 14:26 "Tetapi Penghibur, yaitu Roh Kudus, yang akan diutus oleh Bapa dalam nama-
Ku, Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan
kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu. "
Jadi mata rantai komunikasi orang percaya adalah: Bapa, Anak, Roh Kudus, Orang
Percaya. (Baca IagiYoh 14:17,20,26).

Bagaimana cara kita mendengar suara Allah dalam hati kita? Ada suara atau perkataan
yang lembut dalam hati kita.
Bagaimana kita bisa membedakan apakah itu suara Roh Kudus atau suara sendiri?
• Suara Roh Kudus sesuai Firman Allah.
• Suara Roh Kudus menyatakan kehendak dan atau rencana Allah; kadang-kadang tidak
sama dengan keinginan kita.
• Suara Roh Kudus dinyatakan menurut waktu, cara dan kehendakNya, bukan mengikuti
kemauan kita.
• Suara Roh Kudus sering minta penyangkalan diri kita.
• Suara Roh Kudus memberi hikmat tatkala kita di dalam kesesakan; penghiburan pada
waktu kita tertekan, jalan keluar dalam kesulitan.
• Suara Roh Kudus menegur dan mengajar.

Suara diri sendiri.


• Hati nurani yang berserah, yang selalu mencari kehendak Tuhan, Yang rela menyangkal
diri, yang selalu mau taat, sinkron dengan suara Roh Kudus:
• Suara diri sendiri biasanya egois, menyenangkan diri sendiri.
• Suara diri sendiri kadang-kadang bertentangan dengan Firman Allah.
• Suara diri sendiri cenderung membenarkan diri sendiri.

61
Semua suara yang kita dengar perlu diuji kebenarannya. Dari buahnya kamu mengenal
pohonnya.
Anda ingin mendengar suara Allah di dalam hati nurani?
• Isi hatimu selalu dengan Firman Allah.
• Miliki sikap ketaatan atau penundukan.
• Hidup dalam penyerahan, apa maunya Tuhan.
• Miliki sikap rela melepaskan hak.
• Apa yang dari Tuhan tidak selalu sesuai dengan keinginan hati.
• Tetapi apa yang dari Tuhan mendatangkan damai sejehtera
• Isi bisa petunjuk, teguran, penghiburan.

3. Tuhan juga bicara melalui mimpi.


Hal ini sering Tuhan lakukan, baik dalam Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru.
Banyak contoh kita lihat dalam Alkitab. Mimpi itu kadang-kadang bisa secara harafiah,
namun kebanyakan secara lambang atau perumpamaan:
• Yakub mendapat mimpi dari Tuhan, melihat tangga yang menghubungkan bumi
dan surga.
Kej 28:12 "Maka bermimpilah ia, di bumi ada didirikan sebuah tangga yang ujungnya
samapi di langit, dan tampaklah malaikat-malaikat Allah turun naik di tangga itu”.
• Yusuf berkali-kati mimpi tentang masa depan hidupnya, atau rencana Allah dalam
hidupnya.
Kej 37:9 “Lalu ia memimpikan pula mimpi yang lain, yang diceritakannya kepada
saudara-saudaranya. Katanya: "Aku bermimpi pula: Tampak matahari, bulan dan sebelas
bintang sujud menyembah kepadaku. "
• Pegawai-pegawai Firaun bermimpi tentang masa depan kehidupan mereka yang
berhubungan dengan karir mereka:
Kej 40:8 "Jawab mereka kepadanya: "Kami bermimpi, tetapi tidak ada orang yang dapat
mengartikannya. " Lalu kata Yusuf kepada mereka: "Bukankah Allah yang menerangkan
arti mimpi? Ceritakanlah kiranya mimpiku itu kepadamu."
• Firaun bermimpi tentang masa depan negerinya.
Kej 49:1 "Setelah lewat dua tahun lamanya, bermimpilah Firaun, bahwa ia berdiri di tepi
sungai Nil."

Kalau disebutkan satu persatu akan sangat banyak. Di dalam Perjanjian Barupun demikian:
• Yusuf mendapat mimpi tentang kondisi Maria. Mat 1:20
• Orang Majus mendapat mimpi tentang Herodes. Mat 2:12

Pada hari inipun Tuhan masih berbicara melalui mimpi.


Ay 33:14-18 "Karena Allah berfirman dengan satu dua cara, tetapi orang tidak
memperhatikannya. Dalam mimpi, dalam penglihalan waktu malam, bila orang nyenyak
tidur, bila berbaring di atas tempat tidur, maka Ia membuka telinga manusia dan
mengejutkan mereka dengan teguranteguran untuk menghalangi manusia dari pada
perbuatannya, dan melenyapkan kesombongan orang, untuk menahan nyawanya dari
pada liang kubur, dan hidupnya dari pada maut oleh lembing. "

Banyak maksud Allah berbicara dalam mimpi:


• Untuk menyatakan kasih dan penyertaanNya.
• Untuk meneguhkan perjanjianNya.
• Untuk menyatakan rencanaNya.
• Untuk memberitahu apa yang akan datang.
• Untuk memberi peringatan-peringatan
• Untuk memberi petunjuk.

Mimpi yang menakutkan. Apabila anda mengalami mimpi yang menakutkan atau
mengerikan, tolaklah di dalam Nama Yesus. Sebelum tidur anda bisa berdoa agar supaya
Tuhan melindungi anda dari mimpi-mimpi yang buruk.
Namun apabila itu suatu peringatan perhatikanlah. Mintalah perlindungan dari Tuhan.
Pada saat kita mendapat mimpi, kita berdoa minta pengertian kepada Tuhan. Atau kita
62
sampaikan kepada orang yang lebih dewasa rohani agar mendapat pengertiannya.
Berhati-hatilah dengan tafsir mimpi cara dunia.
ltulah sebabnya kita tetap perlu penuh dengan Firman agar Tuhan melindungi kita dari
yang jahat dan sesat.

4. Tuhan juga berbicara melalui penglihatan.


Hal ini dipakai oleh Tuhan dalam Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru juga. Kita
dapat membaca kembali apa yang ditulis dalam Kitab Ayub 33 dan Yoel 2 pada poin 3 di
atas mengenai mimpi.
Mimpi didapat orang pada waktu tidur. Penglihatan didapat orang pada waktu berdoa.

Penglihatan ada bermacam-macam.


• Penglihatan pada saat berdoa dengan mata tertutup.
• Penglihatan dengan mata terbuka, bisa dalam kaitan kita sedang berdialog dengan Tuhan
menanyakan sesuatu, atau inisiatif murni dari Tuhan sebab Dia ingin menyampaikan suatu
pesan.
• Penglihatan ada yang hitam putih, tetapi ada yang berwarna.
• Penglihatan ada yang samar , semacam pengetahuan dalam kalbu, ada yang jelas.
• Penglihatan ada yang natural, ada yang merupakan perlambang:
Saat kita mendengar suara Allah dengan cara apa saja harus minta peneguhan
dari Tuhan. Segala sesuatu harus kita kaji menurut FirmanTuhan.

" MENDENGAR SUARA TUHAN"


(4)

Penglihatan ataupun mimpi atau apa saja cara Allah berkomunikasi dengan manusia ada
yang berkenaan dengan:
• Pribadi.
• Bangsa atau Negara.
• Keadaan zaman, tanda-tanda zaman.

5. Tuhan berbicara lewat nubuat.


Nubuat adalah ucapan Ilahi yang dapat kita mengerti mengenai sesuatu yang akan terjadi.
Ada bermacam-macam nubuat:
• Nubuat pada saat kita berdoa.
• Nubuat bukan pada saat berdoa. Nubuat bisa terjadi oleh karena:
• Kerja dari Roh Kudus melalui karunia untuk bernubuat.
• Atau oleh karena Roh Kudus melengkapi orang yang terpanggil dalam jabatan pelayanan
kenabian.
Tidak semua orang yang bernubuat adalah Nabi. Tetapi seorang nabi pasti diberi nubuatan
oleh Tuhan.
Apakah jawatan nabi masih ada dalam Perjanjian Baru? Menurut Ef 4 masih ada.
Ef 4:11,12 "Dan lalah yang memberikan baik rasul-rasul maupun nabi-nabi, baik
pemberita-pemberita Injil maupun gembala-gembala dan pengajar-pengajar, untuk
memperlengkapi orang-orang kudus bagi ..."
Tugas Nabi dalam PB adalah melengkapi orang kudus untuk pekerjaan pelayanan.

Setiap nubuat juga harus diuji.


I Kor 14:29-33 "Tentang nabi-nabi - baiklah dua atau tiga orang di antaranya berkata-
kata dan yang lain menanggapi apa yang mereka katakan. Tetapi jika seorang lain yang
duduk di situ mendapat penyataan, maka yang pertama itu harus berdiam diri. Sebab
kamu semua boleh bernubuat seorang demi seorang, sehingga kamu semua dapat belajar
dan beroleh kekuatan. Karunia nabi takluk kepada nabi-nabi. Sebab Allah tidak
menghendaki kekacauan, tetapi damai sejahtera. "

63
Jadi nubuat ini diberi Tuhan pada saat umat Tuhan bersekutu.
Di dalam persekutuan, di mana ada firman, doa, pujian dan penyembahan, Roh Kudus
bekerja dengan urapanNya dan Dia bekerja dengan karunia-karunia dengan maksud:
Untuk membangun, menasihati dan menghibur. Perhatikan ini. Nubuat bukan untuk
menghakimi.

Adapun apabila ada sisi teguran, tentu ada sisi jalan keluar,
I Kor 14:2,3 “Kamu tahu, bahwa pada waktu kamu masih belum mengenal Allah, kamu
tanpa berpikir ditarik kepada berhala-berhala yang bisu. Karena itu aku mau meyakinkan
kamu, bahwa tidak ada seorang pun yang berkata-kata oleh Roh Allah, dapat berkata:
“Terkutuklah Yesus." dan tidak ada seorang pun, yang dapat mengaku: "Yesus adalah
Tuhan", selain oleh Roh Kudus.”

Hati-hati di dalam penggunaan semua karunia. Karunia tidaklah untuk manusia


memanipulasi Tuhan. Tetapi karunia adalah manusia menjadi alat Tuhan.
I Kor 12:4-7 "Ada rupa-rupa karunia, tetapi satu Roh. Dan ada rupa-rupa pelayanan,
tetapi satu Tuhan. Dan ada berbagai-bagai perbuatan ajaib, tetapi Allah adalah satu
yang mengerjakan semuanya dalam semua orang. Tetapi kepada tiap-tiap orang
dikaruniakan penyataan Roh untuk kepentingan bersama”.
Namun demikian kita semua masing-masing boleh belajar untuk bernubuat.
• Kita adalah tubuh Kristus dan setiap orang anggotanya.
I Kor 12:27 “Kamu semua adalah tubuh Kristus dan kamu masing-masing adalah
anggotanya. “
• Di dalam menjalankan karunia dasar kita adalah kasih. Kita boleh berusaha untuk
beroleh karunia untuk bernubuat
I Kor 14:1 “Kejarlah kasih itu dan usahakanlah dirimu memperoleh karunia-karunia Roh,
terutama karunia untuk bernubuat “.
• Saat menjalankan karunia untuk bernubuat kita rela ditanggapi yang lain. I Kor 14:29
“Tentang nabi-nabi - baiklah dua atau tiga orang di antaranya berkata-kata dan yang
lain menanggapi apa yang mereka katakan. “
• Kita semua boleh bernubuat seorang demi seorang. Tujuan supaya semua belajar untuk
beroleh kekuatan. I Kor 14:31- “Sebab kamu semua boleh bernubuat seorang demi
seorang; sehingga kamu semua dapat belajar dan beroleh kekuatan” .

Setelah kebangkitan dan kenaikan Tuhan Yesus ke sorga masih ada nabi dalam PB, yaitu
Nabi Agabus Kis 13, pada saat itu di Gereja di Antiokhia ada beberapa nabi dan pengajar:
Kis 13:1 “Pada waktu itu dalam jemaat Antiokhia ada beberapa nabi dan pengajar, yaitu:
Barnabas dan Simeon yang disebut Niger, dan Lukius orang Kirene, dan Menahem yang
diasuh bersama dengan raja wilayah Herodes, dan Saulus."

Para Nabi dan Pengajar itu tidak hanya mendengar suara itu, tetapi mereka melakukan
seperti yang Tuhan pesan.
Di mana letak permasalahan kita? Seringkali atau mungkin kita pernah mendengar suara
Allah, tetapi kita meragukan, kita bertanya-tanya, atau kita menyangkal, mungkin juga kita
belum biasa dengan suara itu, sehingga kita tidak menanggapinya atau kita malah
melakukan sebaliknya.
Ada yang yakin sudah mendengar suara Allah, tetapi nampakrrya tidak digenapi. lngat,
lblis tidak suka apabda VISI dari Allah digenapi. Itulah sebabnya dia ingin menggagalkan
dengan cara apa saja:
• Bisa dengan ketidakpersetujuan rekan atau tim.
• Bisa dengan hambatan dari luar, dari masyarakat atau pemerintah sekalipun.
• Bisa karena kita menyerah akibat perlawanan atau keadaan yang tidak mendukung.
• Bisa karena emosi kita, pemberontakan kita, kurang sabar kita, dan pendapat kita sendiri.

Pesan: Jangan takut ditertawakan orang.Tetap percaya, minta Tuhan yang beracara
untuk menggenapi apa yang Dia ucapkan

6. Allah bisa bicara dengan suara yang bisa didengar (audible).


64
Contoh: I Sam 3:1-4: 1 a.
Apakah kita masih bisa mendengar Allah berbicara dengan cara ini zaman ini? Hal itu
terserah kepada kehendak Allah. Kita tidak bisa paksakan Allah untuk berbicara dengan
cara ini atau itu, tetapi kita bisa memohon atau merindukan. Tetapi untuk apa? Jangan
memanipulasi Allah untuk memuaskan ego kita.
Orang percaya mejik-mejik bisa mengalami pendengaran seperti yang ada dalam pelajaran
ini. Itulah sebabnya kita pertu menguji segala sesuatu.
I Yoh 4:1 “Saudara-saudaraku yang kekasih, janganlah percaya akan setiap roh, tetapi
ujilah roh-roh itu, apakah mereka berasal dari Allah; sebab banyak nabi-nabi palsu yang
telah muncul dan pergi ke seluruh dunia. “
• Apa yang dari Tuhan akan membawa kita kepada ketaatan akan FirmanNya, dan tidak
bertentangan dengan FirmanNya.
• Apa yang dari Tuhan akan digenapi sesuai cara Tuhan dan waktu Tuhan.
• Karunia atau suara-suara dapat dipalsukan. Tetapi ada yang tidak bisa dipalsukan, yaitu
kasih Allah, kesucian atau kekudusan.
Itu sebabnya kita mengenal pohonnya. Sedangkan Imam Eli dan keluarga imam tidak
diajak bicara oleh Tuhan. Malah seorang anak yang dititipkan dalam keluarga imam diajak
bicara oleh Tuhan. Setiap hal yang dipercayakan kepada kita itu satu kepercayaan yang
harus dipikul dengan tanggung jawab. Apakah seseorang yang menjalankan karunia atau
yang peka mendengar suara Allah bisa dipercaya seterusnya?
•   Hanya Tuhan yang tidak berubah. Manusia bisa berubah.
• Motivasi manusia dalam menangkap apa yang dari Tuhan dan di dalam menjalankannya
bisa berubah.
Peganglah teguh Firman Allah di dalam menguji pernyataan.

7. Allah bicara melalui indra rohani.


Tadi melalui hati, telinga, mata, mulut Dia bisa bicara melalui rasa, peciuman dan
pencicipan: Misal dalam satu ibadah atau persekutuan, atau pada saat berdoa, pujian dan
penyembahan, kita merasa: Angin bertiup, embun turun, gerimis atau hujan. Gelombang,
gempa, aliran listrik, percikan bunga api, dll. Atau: kita mencium bau kemenyan atau hio.
Kita mencium bau wangi. Kita mencium bau busuk atau amis, dll. Atau: Di mulut kita
merasa pahit kita merasa mual mau muntah, dll.
Pada saat kita merasa seperti hal-hal diatas, kita bisa bertanya kepada Tuhan apa maksud
Tuhan. Hal ini sangat perlu pada saat kita mendoakan orang pada saat konseling, dll.
Penyataan-penyataan itu sangat menolong, membangun dan pelayanan menjadi efektif.

8. Tuhan bisa bicara juga dengan intuisi, kesan atau impresi, firasat,ilham dalam
kalbu, gerakan, dorongan ataupun pencegahan melalui emosi atau kemauan.
• Intuisi, semacam dororgan dalam batin. Kita seperti tahu, padahal sebetuhya tidak tahu.
• Kesan atau impresi. ini juga didalam batin. Kesan boleh dikatakan seperti tanggapan dan
pengertian.
• Firasat,semacam rasa.
• Ilham dalam kalbu, semacam ide yang Tuhan beri.
• Gerakan atau dorongan dilakukan Tuhan dalam hati, bisa juga dengan menggerakkan
anggota tubuh kita, menuntun langkah kita, dll.
• Pencegahan, misal kita dibuat enggan atau malas pergi atau melakukan sesuatu.
Ingat pada saat kita mendapat hal-hal ini kita dalam kondisi bersekutu dengan Tuhan atau
dengan sesama, atau dalam keadaan mencari kehendak Tuhan, atau mencari jawaban.

9. Tuhan bisa bicara dengan keadaan, situasi, kejadian atau peristiwa, dengan alam,
pengalaman, perkataan orang, buku yang kita baca, dll.
• Misal Tsunami, gempa, banjir, tanah longsor, dll. itu adalah Allah bicara, mengingatkan
kita akan FirmanNya.
• Dalam peperangan orang Israel melawan musuhnya, Tuhan memberitahu kepada Daud
untuk memperhatikan bunyi pada pohon kertau.
I Taw 14:14 “Maka bertanyalah lagi Daud kepada Allah, lalu Allah menjawab:
"Janganlah maju di belakang mereka, tetapi buatlah gerakan lingkaran terhadap mereka,
sehingga engkau dapat menyerang mereka dari jurusan pohon-pohon kertau”.
65
Tuhan juga menuntun umatNya keluar dari Mesir dengan tiang awan dan tiang api.

PENUTUP
Mulailah hidup dengan hubungan yang benar dan Tuhan dan dengan sesama. Beribadahlah
dengan setia. Carilah Tuhan, carilah wajahNya setiap hari. Pasti Dia tidak akan
menyembunyikan diri. Selamat mengalami persekutuan indah dengan Tuhan.

"PERCAYALAH KEPADA TUHAN


BUKAN KEPADA MANUSIA"

Kita bisa mempercayai orang, tetapi tidak bisa mempercayakan diri kepadanya. Kita tidak
mendasarkan hidup kita kepada apa yang dijanjikan manusia.
Alkitab adalah suara Allah. Apabila kita membaca Alkitab, kita mendengar suara Allah.
Apabila anda diserang oleh anak panah berapi berupa penyakit, kutiblah ayat-ayat Alkitab.
Firman Allah adalah seperti perisai.

Apabila kita menaruh nilai atau menghargai pendapat manusia, maka pendapat manusia
menjadi perisai kita. Apa yang dikatakan oleh manusia tidak cukup untuk menjadi perisai
bagi kita.
Apabila manusia berkata: "Aku mengasihimu." bisa berarti "Aku mengijinkanmu."
Kasih adalah apabila ia tidak menyentuhmu.

"Aku mengasihimu" adalah satu komitmen. Pria yang mengatakan "Aku mengasihimu"
sebaiknya memiliki rumah kediaman, dan bukan sebaliknya ia datang untuk tinggal di
rumah anda; pinjam barang-barang atau sepeda motor anda, mengambil makanan dari
lemari es anda. Apabila yang sebaliknya terjadi, sang putri cemas sebab ia mempercayai
dan menaruh pengharapannya kepada perkataan manusia. Apabila anda menikah bukan
oleh karena anda membutuhkan sesuatu dari orang tersebut. Apabila pria menikah,
seharusnya pria ada dalam pihak memberi, apabila anda menikah dengan sikap siap
memberi, anda tidak akan sakit hati.

Apabila anda berbisnis, lakukanlah sesuai dengan Firman Tuhan. Buatlah keputusan yang
benar, maka anda akan mendapat langganan yang baik.
Apabila anda tidak bersandar kepada perkataan manusia, anda tidak akan terluka.
Seharusnya anda bersikap "Aku percaya kepadamu," tetapi "Aku tidak
mempercayakan diriku kepadamu," anda akan menjaga hatimu terhadap kekecewaan.
Berserahlah kepada Allah dan FirmanNya.
Kita harus berharap kepada Allah untuk memenuhi kebutuhan kita.
Pada waktu kita sakit, kita sembuh bukan karena apa kata dokter, tetapi oleh karena
Firman Allah mengatakannya.
Jadikan Firman Allah perisaimu. Allah tidak pernah mengingkari FirmanNya. Percayalah
Firman Allah dan hidup dalam damai sejahtera.
1. Lindungi diri anda dari sakit hati. Kenakanlah perisai iman. Yaitu percayalah, dan
terapkan Firman Allah dalam kehidupan.

2. Peganglah dan junjunglah Firman Allah. Jangan biarkan anda tidak memakainya.

3. Apabila anda terluka, ampunilah.


Hal ini harus menjadi pilihan dan keputusan anda. Mengampuni bukan perasaan, tetapi
suatu keputusan. Apabila anda berpegang kepada perasaan, anda tidak akan pernah
mengampuni. Apabila kita mengampuni, kita tidak perlu menuntut fihak lain untuk
membayar dengan sesuatu.
Pada waktu Allah mengampuni kita, la tidak menunggu agar kita berubah. Kita berubah
setelah pengampunan.
Pada saat kita mengampuni, orang yang kita ampuni itu tidak berhutang apa-apa kepada
66
kita.

4.Makanlah perjamuan suci untuk masalah anda. Setelah anda mengampuni, makanlah
perjamuan suci. Lepaskan orang tersebut. Jangan anda pegang lagi. Apabila anda tetap
marah atau sakit hati, anda akan terpenjara di dalam perasaan anda. Serahkanlah kepada
Allah, dan lepaskan.

5. Janganlah membicarakannya lagi.


Setiap kali kita membicarakannya lagi kita sedang membuka lagi pembalut luka, dan luka
terbuka lagi.
Dengan membicarakannya luka tidak tersembuhkan. Apabila anda mempedulikan
perasaan, anda membicarakannya.
Tetapi apabila anda mempedulikan masa depan, anda tidak akan membicarakannya.
Jangan menjadi orang yang sensitif, sebab apabila menjadi orang yang sensitif, anda
adalah orang yang tidak mempedulikan masa depan. Perasaan sensitif menghalangi kita
mengacu ke depan.

6. Jangan ijinkan Iblis melihat anda terluka.


Iblis jahat, licik dan mencari target, terutama apabila ada yang sakit hati. Apabila ia
mengetahui bahwa anda sakit hati, ia akan mengajar dan menjadikan anda targetnya lagi.

7. Jangan pernah membalas dendam.


Rm 12:19 - "Saudara-saudaraku yang kekasih, janganlah kamu sendiri menuntut
pembalasan, tetapi berilah tempat kepada murka Allah, sebab ada tertulis: Pembalasan
itu adalah hak-Ku. Akulah yang akan menuntut pembalasan, firman Tuhan."

Jangan pernah membalas dendam. Berkati mereka. Kirimkanlah sesuatu kepada mereka.
Jangan membalas kejahatan dengan kejahatan, kalahkanlah kejahatan dengan kebaikan
Anda tak perlu dikuasai lagi oleh perasaan anda. Anda perlu dikuasai Firman Tuhan dan
Roh Kudus. Apabila anda ingin damai sejahtera menguasai pikiran anda, fokuskan hidup
anda pada Firman Allah.
Dewasakan emosimu dengan jalan menguasainya.
Di atas telah ditulis langkah-langkah sederhana untuk menguasai emosi kita.

Ada pengharapan di dalam Tuhan. Allah bisa merubah kehidupan Anda.

"BERGERAK DI DALAM PENGURAPAN"

Roh kudus bekerja melalui iman mendatangkan kuasa untuk mengalahkan musuh,
pengurapan sangat perlu dan merupakan keharusan. Apabila kita, ingin pelayanan agar
pelayanan kita, diterima Tuhan, kita perlu pengurapan Roh Kudus.

Yesaya 9:1-3 "Bangsa yang berjalan di dalam kegelapan telah melihat terang , yang
besar, mereka yang diam di negeri kekelaman, atasnya terang telah bersinar. Engkau
telah menimbulkan banyak sorak-sorak, dan sukacita yang besar, mereka telah
bersukacita di hadapan-Mu, seperti sukacita di waktu panen, seperti orang bersorak-
sorak di waktu membagi-bagi jarahan. Sebab kuk yang menekannya dan gandar yang di
atas bahunya serta tongkat penindas telah Kau patahkan seperti pada hari kekalahan
Midian. "

Fasal di dalam kitab Yesaya 9 ini berbicara mengenai kelahiran Yesus, yang disebut
Kristus. Perkataan Kristus berarti yang diurapi, pengurapan itulah yang sanggup
mematahkan kuk. Haleluya!

67
Kuk dipatahkan! Berarti ada kuasa yang dipatahkan. Dan kuasa yang mematahkan itu
datang dari pengurapan Roh Kudus.

Mengapa kurang kuasa? Sebab kurang pengurapan Roh Kudus.


Ada tingkat tingkat pengurapan dan ada tingkat tingkat kuasa, serta ada bermacam macam
manifestasi dari pengurapan Roh Kudus.

Apa akibat dan tujuan pengurapan?


Pengurapan membawa orang kepada keselamatan.

Imamat 14:18 Dan apa yang tinggal dari minyak itu haruslah dibubuhnya pada kepala
orang yang akan ditahirkan. Dengan demikian imam mengadakan pendamaian bagi orang
itu di hadapan TUHAN.

Di dalam ayat ini pengurapan dinyatakan melalui minyak. Imamat 14 berbicara mengenai
hukum pentahiran orang kusta. Penderita kusta menggambarkan orang berdosa. Penderita
kusta menggambarkan orang berdosa yang dosanya di ampuni, disucikan oleh darah Anak
Domba Allah.
Pada saat pentahiran, minyak dituangkan diatas kepala penderita kusta itu. Pengurapan
minyak itu gambaran dari pencurahan pengurapan, pada saat itu penderita kusta
dinyatakan tahir. Pengurapan membawa orang kepada keselamatan.

Sekarang kita akan bicara mengenai dosa, siapa yang tidak berdosa setelah kita percaya?
Boleh dikatakan setiap hari jatuh ke dalam dosa, kita tidak mencapai standar Allah.
Namun ada bedanya antara kondisi kita sebelum bertobat dan setelah bertobat dan
diselamatkan. Tetapi sebelum seseorang bertobat, Roh kudus menempelak orang berdosa,
menyadarkan dia akan dosanya dan membawa orang tetsebut kepada pertobatan. Yohanes
16:8-13 “Dan kalau Ia datang, la akan menginsafkan dunia akan dosa, kebenaran dan
penghakiman;akan dosa, karena mereka tetap tidak percaya kepada-Ku;akan kebenaran,
karena Aku pergi kepada Bapa dan kamu tidak melihat Aku lagi;akan penghakiman,
karena penguasa dunia ini telah dihukum. Masih banyak hal yang harus Kukatakan
kepadamu, tetapi sekarang kamu belum dapat menanggungnya. Tetapi apabila la datang,
yaitu Roh Kebenaran, la akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran; sebab la tidak
akan berkata-kata dari diri-Nya sendiri, tetapi segala sesuatu yang didengarNya itulah yang
akan dikatakan-Nya dan la akan memberitakan kepadamu hal-hal yang akan datang.”
Rohkudus inilah yang mencelikkan mata hati manusia.

Peran Roh Kudus pada orang yang sudah percaya


Setelah kita diselamatkan kita membutuhkan Roh Kudus. Pada saat kita menjadi percaya.
Roh Kudus memeteraikan kita.
Efesus 1:13 - "Di dalam Dia kamu juga - karena kamu telah mendengar firman
kebenaran, yaitu Injil keselamatanmu - di dalam Dia kamu juga, ketika kamu percaya,
dimeteraikan dengan Roh Kudus, yang dijanjikan-Nya itu."
Lalu Roh Kudus menyertai kita, dan kemudian Dia ingin diam di dalam kita
Yohanes 14:20 – “Pada waktu itulah kamu akan tahu, bahwa Aku di dalam Bapa-Ku dan
kamu di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. “

Kemudian Tuhan mau kita dipenuhi dan dipimpin Roh Kudus


Efesus 5:17-18 - "Sebab itu janganlah kamu bodoh, tetapi usahakanlah supaya kamu
mengerti kehendak Tuhan. Dan janganlah kamu mabuk oleh anggur, karena anggur
menimbulkan hawa nafsu, tetapi hendaklah kamu penuh dengan Roh."

Apa tujuan peran Roh Kudus yang meningkat-ningkat dalam kehidupan orang percaya ini?
Supaya kita hidup dalam ketaatan dengan bimbingan Roh Kudus.
Yohanes 16:26 - "Pada hari itu kamu akan berdoa dalam nama-Ku. Dan tidak Aku
katakan kepadamu, bahwa Aku meminta bagimu kepada Bapa."

68
Maksud Roh Kudus juga supaya kita tidak hidup di dalam dosa. Roh kudus mau
menguasai kita, sehingga kita menguasai dosa dan tidak dikuasai dosa, kita diberi kuasa
oleh Roh Kudus
Yakobus 4:7 – “Karena itu tunduklah kepada Allah, dan lawanlah Iblis, maka ia akan lari
dari padamu!"

Setelah kita menjadi percaya dan diselamatkan, dosa masih bisa mencobai atau menggoda
kita, tetapi Roh Kudus memberi kepada kita kuasa untuk menolak atau melawan dosa, saat
iblis menggoda kita bisa berkata "Aku tak mau melakukan itu. Aku tak mau rnelihat itu".
Pengalaman kelahiran baru memberi kepada kita kemampuan untuk menyatakan'Tidak"
kepada dosa, benih dosa itu sudah tidak ada di dalam kita, sudah diganti dengan benih
Kristus.

Apa artinya ?
Kita tidak lagi mau dengan sengaja berbuat dosa. Memang kita tinggal dalam tubuh yang
fana, terbuat dari tanah liat, bisa mengalami kerusakan, dan bisa jatuh dalam kelemahan,
bisa salah dan khilaf.

Kita dibebaskan dari tubuh fana ini pada saat kematian.


Tubuh yang fana ini tubuh dosa, tetapi setelah di babtis, tubuh dosa hilang kuasanya.
Roma 6:6 – “Karena kita tahu, bahwa manusia lama kita telah turut disalibkan, supaya
tubuh dosa kita hilang kuasanya, agar jangan kita menghambakan diri lagi kepada dosa.
"

Roma 6:12 - "Sebab itu hendaklah dosa jangan berkuasa lagi di dalam tubuhmu yang
fana, supaya kamu jangan lagi menuruti keinginannya"

Kita bisa berdosa, tetapi kita tidak harus dikuasai dosa, tetapi sebaliknya kita menguasai
dosa. Selama di dalam tubuh ini kita mengerang, ingin bebas, dan kita akan bebas dengan
sempurna pada saat kematian.

Roma 7:21 - "Demikianlah aku dapati hukum ini: jika aku menghendaki berbuat apa yang
baik, yang jahat itu ada padaku. "

Roma 8:10 -11 - "Tetapi jika Kristus ada di dalam kamu, maka tubuh memang mati
karena dosa, tetapi roh adalah kehidupan oleh karena kebenaran.Dan jika Roh Dia, yang
telah membangkitkan Yesus dari antara orang mati, diam di dalam kamu, maka la, yang
telah membangkitkan Kristus Yesus dari antara orang mati, akan menghidupkan juga
tubuhmu yang fana itu oleh Roh-Nya, yang diam di dalam kamu. "

Roma 8: 13 - "Sebab, jika kamu hidup menurut daging, kamu akan mati; tetapi jika oleh
Roh kamu mematikan perbuatan-perbuatan tubuhmu, kamu akan hidup. "

Roma 8 :23 - "Dan bukan hanya mereka saja, tetapi kita yang telah menerima karunia
sulung Roh, kita juga mengeluh dalam hati kita sambil menantikan pengangkatan sebagai
anak, yaitu pembebasan tubuh kita. "

Roma 12:1; Roma 13:14


Kita butuh pendoa syafaat
Dosa menguasai dunia. Dosa tidak menguasai kita. Namun kita butuh pendoa syafaat,
Yesus menjadi pendoa syafaat kita - Ibrani 5:7. Mengapa kita butuh pendoa syafaat?
Supaya menjaga kita dalam kemurnian, supaya kita selalu dibersihkan dan menjadi bersih.
Allah kudus sehingga la tidak bisa melihat dosa. Dia kudus, Dia terang. Dimana ada terang
kegelapan pergi. Allah tidak bisa melihat dosa, Dia melihat kita, melalui darah AnakNya.
Allah mengikatkan perjanjianNya dengan umat pilihanNya dengan darah

Keluaran 24:8. Darah perjanjian itu disiramkan diatas semua umat: Demikian pula anda
69
dan saya, diatas kita sudah disiramkan darah perjanjian yaitu Darah Anak Domba Allah,
Tuhan Yesus Kristus.

Dulu Musa naik bukit, kemudian Allah turun Setelah penyiraman umat dengan darah
korban persembahan, kemudian Allah memerintahkan Musa untuk membuat Tabemakel
dan Allah berjanji akan berdiam ditengah tengah umatNya. Dulu Musa harus mendaki
Gunung Sinai setinggi 9000 kaki untuk bertemu Allah, namun setelah umat disiram
dengan darah perjanjian, Allah bersedia turun ke tengah umatNya - Keluaran 25:8

Kehidupan doa yang penuh kuasa dan berhasil .Agardoa penuh kuasa dan berhasil
dibutuhkan 3 hal :
1. Lokasi yang benar
2. Posisi yang benar
3. Kondisi yang benar

Lokasi yang benar


Matius 6:6. Dimana lokasinya? Lokasinya adalah menyendiri dengan Allah, Musa berdoa
meninggalkan kemah, masuk ke Tabernakel.

Posisi yang benar


Bilangan 7:89. Posisi yang benar adalah dalam tempat Maha Kudus, dimana ada tutup
pendamaian diatas tabut Allah, semua sudah diperciki dengan darah.

Kondisi yang benar. Mazmur 51


Kondisi yang benar adalah hati yang hancur
• Hati yang hancur adalah hati yang hancur akan dosa dan kesalahannya
• Kesadaran demikian rupa sampai minta belas kasihan dari Tuhan. Minta untuk diampuni
dan dihapus dosanya.
•Tuhan berkenan kebenaran dalam batin

Ingat kita adalah orang-orang yang diurapi, sebab oleh pengurapan itulah kita
diselamatkan. Marilah kita tetap tinggal dalam pengurapan itu sehingga kehidupan baru
kita di teguhkan dan bahkan bertumbuh menjadi kuat, terpelihara dalam kekudusan dan
kemurnian.

"KEKUATAN HIDUP ORANG PERCAYA"

Efesus 6:10
“Akhimya, hendaklah kamu kuat di dalam Tuhan, di dalam kekuatan kuasa-Nya."
Kita harus menyadari bahwa manusia lemah. Hal ini dinyatakan di dalam seluruh Alkitab.

A. Kelemahan Batin
1. Dia lemah terhadap pencobaan (Lihat Kitab Kejadian).
2. Dia lemah di dalam menjaga kekudusan.
3. Dia lemah di dalam mempertahankan prinsip hidup.
4. Dia lemah didalam ketaatan murni kepada Tuhan.
5. Dia lemah di dalam berkata-kata, bertingkah laku, dan berpikir.
6. Dia lemah dalam membangun hubungan.

B. Kelemahan secara lahir


1. Dia lemah menghadapi alam.
2. Dia lemah menghadapi penyakit.

C. Manusia memerlukan kekuatan di luar dirinya.


Dia memerlukan kekuatan di luar dirinya untuk menolong dia survive dan
70
mengembangkan hidup.

Cara yang salah:


a. Dia memakai yang ghaib-ghaib.
b. Dia membuat allah dan ilah untuk dirinya
c. Dia mencari guru untuk dirinya.
d. Dia mencari kekebalan:
e. Dia memakai mejik-mejik.
f.  Dia percaya tempat-tempat keramat.
g.Dia melindungi diri dengan benda-benda yang dianggap ampuh atau punya kekuatan:
1. Ditanam di tanah atau kebun sekitar rumah
2. Ditanam pada waktu membangun rumah.
3. Dia tanam di pintu gerbng; atau di pintu masuk rumah.
4. Dia tanam di toko, di sumur, di pintu masuk, di ruang tamu, di dalam kasur atau bantal,
di bubungan rumah, dll.

Dia mengandalkan kesehatannya, rejekinya, kebahagiaannya, jodohnya, keturunannya, dll


pada barang-barang tadi.
h. Ada yang lebih dalam membangun hubungan dengan yang ghaib-ghaib.
1. Dia mulai berdoa, menyembah; dan berhubungan dengan roh-roh dan allah serta
ilahilah, dengan pohon, batu, kuburan, patung, lukisan, dll. -
2. Dia mengucapkan dan menghafal mantera-mantera.
3. Dia bakar benda-benda yang dianggap ada khasiatnya seperti yang dibutuhkan, lalu
abunya dicampurdengan minumannya.
4. Dia masukkan benda cair atau benda padat ke dalam badannya, di kepala, di kening, di
bibir, di lengan, di telapak tangan, di perut, di paha, di punggung, di d a d a , diminum,
bahkan ada yang dialat kelamin.

D. Hal-hal di atas ini berbahaya


Memang hal-hal tersebut di atas mempunyai kekuatan spiritual untuk memberi apa yang
diinginkan manusia. Lalu di mana letak bahayanya?
Di dunia ini ada 2 sumber kekuatan.
1. Kekuatan yang sumbernya Tuhan.
2. Kekuatan yang sumbernya Kegelapan.
Nah, apa yang dibutuhkan manusia sebenarnya?
Manusia perlu dipenuhi kebutuhannya:
1. Untuk rohnya, yaitu nasib di balik kematian.
2. Untuk jiwanya, supaya dia tenang dan tenteram.
3. Untuk jasmaninya supaya sehat dan berkecukupan.

Jangan ikut-ikut atau mempergunakan sesuatu yang anda tidak faham, yang anda tidak
tahu ujungnya dengan pasti.
Alkitab menyatakan:
"Satu kali kita pasti mati, setelah itu datang penghakiman." Ibrani 9:27. Allah menetapkan
manusia mati sekali saja, setelah itu diadili. Kekristenan tidak percaya re-inkarnasi. Kita
diberi kesempatan hidup cuma satu kali. Kita tidak bisa mengulangi lagi hidup ini setelah
kita mati.
Jadi hati-hati Jangan memakai kekuatan asal kekuatan! Jangan hanya mengejar yang di
dunia ini Kebahagiaan, kecantikan, kekayaan, kekuasaan, sukses; kehormatan; yang
kemudian setelah mati, ke mana?
Kita perlu kekuatan di luar diri kita yang memberi jaminan kepada kita kedua-duanya;
baik yang jasmani dan yang spiritual.
Kita perlu jaminan keselamatan untuk hidup kekal bahagia selamanya di sorga. Bapa di
sorga melalui Yesus Kristus memberi jaminan ini!!
Yohanes 3:16 - "Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah
mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal , supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya
tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. "
Menurut Kitab Suci kita, jaminan itu ada pada Yesus.
71
E. Menjadi kuat di dalam Kristus.
Efesus 6:10 - "Akhirnya, hendaklah kamu kuat di dalam Tuhan, di dalam kekuatan
kuasa-Nya."
Hendaklah saudara menjadi kuat dengan kekuatan yang saudara dapat dari kuasa Tuhan;
karena kita bersatu dengan Tuhan.
Melalui bertobat dan percaya, kita sudah menjadi satu dengan Tuhan. Kalau kita bersatu
dengan Tuhan, kita juga ada di dalam kekuatanNya dan kuasaNya.

Melalui kematian dan kebangkitan Yesus, kita sudah melihat kekuatan Yesus yang
luar biasa.
1.Dia kuat dalam menjalani penderitaan.
2.Dia kuat dalam karakter; karakterNya tidak rusak karena penderitaan.
Ada orang yang karakternya rusak saat mengalami tekanan dan penderitaan.
3.Dia kuat di dalam menjalankan kehendak Bapa.
4.Dia kuat dalam kehidupan yang sederhana dan kerendahan hati seumur hidup.
5.Dia kuat dalam menerapkan nilai-nilai moral.
Hal-hal inilah yang sebenarnya merupakan nilai-nilai luhur yang mendasar yang harus
kita jalani di dalam kehidupan ini.
Kalau kita kuat di dalam hal-hal ini kita akan kuat di dalam hal-ha! yang lahiriah atau
jasmani.

Kekuatan Yesus telah membawa Dia di dalam kemenangan:


1. Yesus sudah menang terhadap Iblis yang terus-menerus menggoda, mencobai,
memusuhi Dia.
2. Yesus sudah menang terhadap kebencian orang terhadap Dia, dengan memohon
pengampunan untuk semua dosa mereka.
3.Yesus sudah menang terhadap sakit penyakit, Dia mati dalam tubuh yang hancur dan
muka yang rusak, tetapi bangkit dengan tubuh yang mulia.
4.Dia menang terhadap kebutuhan materi, Dia menyediakan sarapan bagi muridNya di
tepi Tasik Galilea setelah Dia bangkit.
5.Dia menang dan menjamin bisnis yang berhasil. Setelah kebangkitan, Dia membuat
muridNya sukses menangkap ikan.
6.Dia menang terhadap dosa, Dia tidak membalas dendam kepada orang yang menyiksa
Dia.
7. Dia menang terhadap maut, Dia sudah mati, dikuburkan, tetapi bangkit pada hari
ketiga.

Apa yang anda butuhkan semua ada dalam Yesus yang menjamin pertolongan selama kita
di dunia, dan menjamin sorga bagi kita. Yohanes 14:1-4.

"BEJANA DARI TANAH LIAT"

Yeremia 18:1-23 Di dalam Kitab Yeremia ini ditulis mengenai penjunan atau tukang
periuk yang sedang membuat periuk atau bejana dari tanah liat. Hal ini menggambarkan
Tuhan sebagai penjunan yang akan membentuk hidup kita yang berasal dari tanah liat ini
menjadi bejana yang berguna di dalam tanganNya.

II Kor 4:7 "Tetapi harta ini kami punyai dalam bejana tanah liat, supaya nyata bahwa
kekuatan yang melimpah-limpah itu berasal dari Allah, buka , dari diri kami. "

Kita adalah bejana dari tanah liat. Di dalam membentuk atau menangani kita Tuhan tidak
pernah menyerah. Pada saat dilihatNya hidup kita tidak tepat Ia selalu membentuknya
menjadi sesuatu yang lain supaya dipakaiNya. Kita adalah bejana dari tanah liat dengan
potensi tanpa batas.
72
Pada saat kita meleset Sang Penjunan akan memungut kita kembali dan membentuk
seluruhnya lagi. Di dalam alam semesta ini ada bulan, bintang-bintang dan ada bumi.
Bulan dan bintang-bintang itu indah di dalam pemandangan mata. Tetapi Tuhan
mengambil tanah liat dari bumi untuk membentuk manusia. Lalu ke dalam bejana dari
tanah liat itu Dia hembuskan nafasNya yang menghidupkan sehingga memiliki nyawa,
memiliki jiwa dan roh.
Tuhan menaruhkan kekayaan dari kemuliaanNya.

II Kor 4:3 “Jika Injil yang kami beritakan masih fertutup juga, maka ia tertutup untuk
mereka, yang akan binasa. "

Apakah kekayaan kemuliaanNya?


Kekayaan kemuliaanNya adalah Injil Yesus Kristus. Allah tidak pernah menyerah atau
berputus asa terhadap kita. Kita melihat Abram. Dahulu dia seorang kafir.
Yos 24:2 “Berkatalah Yosua kepada seluruh bangsa itu: "Beginilah firman TUHAN,
Allah Israel: Dahulu kala di seberang sungai Efrat, di situlah diam nenek moyangmu,
yakni Terah, ayah Abraham dan ayah Nahor, dan mereka beribadah kepada allah lain."

Abraham dan nenek moyangnya dahulu menyembah allah lain. Tetapi Allah melihat dia
adalah bejana tanah liat yang akan bisa dipakai Nya. Demikian juga dengan kita. Baik latar
belakang kita atau keberadaan kita sendiri tidak pernah terlalu bagus, tetapi Allah dapat
membuat kita menjadi baru sama sekali. Dia dapat membentuk kita ulang seluruhnya.

Kita melihat lagi Musa


Dia adalah anak seorang lbrani yang dibuang ke sungai Nil. Dia dipungut anak oleh Putri
Firaun. Dia menjadi Pangeran Mesi~, satu kerajaan yang tidak mengenal Allah Abraham.
Dia pernah menjadi seorang pembunuh. Dia menyembunyikan mayat orang tersebut di
dalam pasir. Dia melarikan diri di Midian. Dia menjadi gembala domba mertuanya yang
sedikit jumlahnya; Tetapi Allah membentuknya kembali
menjadi alat yang berguna di tangan Tuhan. Demikian pula dengan kita,Tuhan dapat
membentuk kita kembali menjadi bejana yang sangat indah di tanganNya walau kita sudah
jatuh terpuruk paling rendah sekalipun .

Kita akan melihat lagi Daud.


Daud kita kenal kepahlawanannya. Dia adalah gembala yang pernah membunuh singa dan
beruang dengan tangan telanjang.
Bahklan sebelum menjadi prajurit sekalipun, dia sudah pernah membunuh Goliat, raksasa
pendekar Filistin. Tetapi di dalam masa jabatannya yang tinggi sebagai raja, dia berubah
menjadi pembunuh Uria prajuritnya dan mengambil ABetsyeba isteri uria menjadi
isterinya. Ini kejatuhan yang sngat fatal. Tetapi Tuhan tidak putus asa mengenai Daud. Dia
membentuk Daud kembali sehingga dia dapat mengarang Mazmur yang sangat
memberkati pembaca-pembacanya. Mengapa demikian? Karena dia mau bertobat dalam
pembentukan Tuhan. Demikian juga kita perlu kerendahan hati dan pertobatan agar Tuhan
dapat membentuk kita kembali dari kejatuhan-kejatuhan kita menjadi alat yang indah di
tanganNya.

Kita akan melihat Saulus dari Tarsus.


Bukankah dia seorang pembunuh. Dia adalah pembunuh berdarah dingin yang mengejar
orang-orang tidak berdosa dan membunuh mereka karena semangat agamawi yang salah.
Tetapi Tuhan melihat dia sebagai bejana yang penuh potensi. Tuhan Yesus khusus
menjumpainya dalam perjalanan ke Damsyik.

Kis. 9 : 4 “ Ia rebah ke tanah dan kedengaranlah olehnya suatu suara yang berkata
kepadanya :” Saulus, saulus, mengapakah engkau menganiaya Aku?”

Berat sekali kalau kita menendang Yesus batu karang yang hidup. Tetapi pembunuh
73
berdarah dingin ini dibentuk kembali olehTuhan menjadi seorang Rasul Paulus, pahlawan
Tuhan yang perkasa Tuhan sanggup mengambilmu, memegangmu dan membentukmu
ulang kembali.

Kita akan melihat Petrus yang menyangkal Yesus.


Baru saja dia mengaku bahwa Yesus adalah Kristus Anak Allah yang hidup. Tetapi tidak
lama kemudian imannya goncang dan dia menyangkal Yesus bahkan sampai tiga kali.
Tetapi tatkala sadar dia menangis. Tuhan membentuknya kembali menjadi bejana yang
sangat berguna di tangan Tuhan. Dia menjadi penuai jiwa- jiwa yang pelayanannya
disertai dengan tanda heran dan mujizat dan menjadi orang yang tidak takut menjadi
martir.

Tetapi mengapa Tuhan tidak membuat Yudas menjadi bejana yang baru?
Sebab Yudas tidak membuka diri bagi pengampunan. Yudas menggantung diri. Janganlah
anda mengeraskan hati terhadap pembentukanNya. Apabila penjunan itu sudah
membentuk anda kembali Iblis tidak bisa menuntut anda kembali. Itulah sebabnya teruslah
menyerahkan dirimu kepada Tuhan di dalam kegagalan-kegagalnan. Jangan berputus asa.

Kis.9:15 “Tetapi firman Tuhan kepadanya :” Pergilah, sebab oarng ini adalah alat
pilihan bagi-Ku untuk memberitakan nama-Ku kepada bangsa-bangsa lain serta raja-raja
dan orang-orang Israel.”

Engkau adalah bejana yang terpilih untuk dipakai di tangan Tuhan.


Engkau adalah terang di dalam kegelapan.Kita semua mempunyai satu destiny yaitu
menjadi bejana yang terbuat dari tanah liat didalam tangan Tuhan. Didalam kegagalan-
kegagalan kita Tuhan akan membentuk kita ulang menjadi keajaiban dan kesaksian. Kita
adalah generasi yang dipilih. Kita adalah pasukan Tuhan yang perkasa.Semua kita
memiliki potensi yang dikaruniakan Tuhan. Kita semua masih harus belajar.
Apa yang harus kita pelajari:
1. Kita harus percaya terhadap potensi dalam diri kita.
kamu tidak pernah terlalu tua untuk melakukan sesuatua.Mungkin yang terakhir yang
kamu lakukan dalam garis finish kehidupanmu adalah yang terpenting.

Kej 50:24-26 "Berkatalah Yusuf kepada saudara-saudaranya: "Tidak lama lagi aku akan
mati; tentu Allah akan memperhatikan kamu dan membawa kamu keluar dari negeri ini,
ke negeri yang telah dijanjikan-Nya dengan sumpah kepada Abraham, Ishak dan Yakub.”
Lalu Yusuf menyuruh anak-anak Israel bersumpah, katanya: "Tentu Allah akan
memperhatikan kamu; pada waktu itu kamu harus membawa tulang-tulangku dari sini."
Kemudian matilah Yusuf, berumur,seratus sepuluh tahun. Mayatnya dirempah-rempahi,
dan ditaruh dalam peti mati di Mesir."

2. Menyerahlah kepada tangan penjunan. Jangan berdebat atau membantah.


Seorang budak kecil yang dibawa sebagai tawanan sudah menjadi bejana yang indah di
tangan Tuhan untuk bersaksi kepada seorang jenderal yang kusta yaitu Naaman sehingga
jenderal ini disembuhkan.
Di dalam setiap sistem dunia yang berlaku Tuhan mau menaruh umatNya sebagai bejana
yang akan membawa terang di sana.

3. Milikilah hati sebagai seorang hamba.


Orang yang berhati hamba selalu siap untuk menjalankan perintah tuannya. Seorang
berhati hamba rendah hati. Jauhkan segala kesombongan dalam bentuk kecil apapun juga.
Pada saat hamba melakukan perintah tuannya dia tidak perlu kuatir karena tuannya akan
memperlengkapinya.

4. Jadilah ambassador pendamaian.


Jangan pernah katakan pada seseorang "Ke neraka kau”. Kita sudah melihat kemarahan,
kegeraman, pertikaian di mana-mana. Tetapi bejana di tangan Tuhan menciptakan damai
di mana-mana.
74
5. Temukan atau ciptakan atmosfer yang benar.
Kapan ada jaminan atmosfer yang benar? Yaitu pada waktu Roh Kudus ditiupkan ke
dalam bejana tanah liat ini. Tanpa Roh Kudus tidak ada sesuatupun yang bisa kita lakukan.

Kata-Kata Mutiara

 Apabila engkau mengenalNya maka engkau akan mengasihiNya


 Kita dipersatukan dengan Tuhan untuk satu tujuan yaitu menjadikan bejana yang murni di
dalam tanganNya.

 Suami dan isteri adalah sahabat karib yang saling menolong sepanjang hidupnya.

                                                                                      (Pengajaran TD Jakes-
TBN)

"BERPERANG BAGI KELUARGA"

Kita perlu berperang bagi keluarga dan bagi setiap rumah tangga. Keluarga di dunia
dewasa ini ada di dalam pertempuran. Sebagai ayah atau ibu seseorang perlu mengambil
keputusan dengan tepat: Akan kuijinkan atau tidak kuijinkan anakku begini atau begitu.
Apakah aku seorang yang terlalu keras, liberal, atau terbuka pikirannya?
Kita perlu mengetahui informasi mengenai apa yang terjadi dunia ini. Kita perlu
mempunyai pengenalan akan Allah dan pengetahuan akan FirmanNya, supaya tidak
binasa.
Hosea 4:6 "Umat Ku binasa karena tidak mengenal Allah; karena engkaulah yang
menolak pengenalan itu maka Aku menolak engkau menjadi imam-Ku; dan karena
engkau melupakan pengajaran Allahmu, maka Aku juga akan melupakan anak-anakmu. "
Jangan sampai anak-anak kita menjadi korban oleh karena kita tidak mau belajar
mengenal Allah. Anak kita yang akan menerima akibat kebodohan kita. Sedikit banyak
kita harus tahu mengenai isu tentang perdukunan, sihir, dongeng-dongeng yang merebak.
Kita harus berhati-hati dan mewaspadai buku-buku Harry Potter. Buku-buku Harry
Potter mengajar anak-anak bagaimana menggunakan sihir dan perdukunan. Ini
merupakan bahaya terbesar yang mengancam keluarga, menjerat anak-anak .
Dengan buku-buku itu perdukunan dan sihir dianggap normal. Bahkan yang tidak
membeli dan membacanya dituduh terbelakang.
Apakah inspirasi yang ada di dalamnya? Buku Harry Potter terdiri dari 7 jilid, semua
dirancang, baik mengenai watak-watak atau tokoh-tokoh di dalamnya, baik ceritanya di
dalam satu malam berkembang melalui satu inspirasi. Buku ini tidak wajar. Buku ini
supranatural, demonik, penuh inspirasi kuasa kegelapan.
Setan tidak pernah muncul terang-terangan, tetapi selalu memakai selubung,
menampakkan diri sebagai malaikat terang, menggunakan musik tertentu dan itu
merupakan pintu gerbang untuk masuk ke suatu dunia spiritual yang lebih luas dan dalam.

Hati-hati dan perhatikan!


Setan tidak bisa menyerang tanpa ijin.Kadang-kadang ia punya pintu untuk masuk
melalui keturunan. Apabila kita tidak taat Firman, hal itu menjadi pintu terbuka untuk
serangan.
Dengan membaca buku Harry Potter, kita membuka celah.Dengan membeli VCDnya dan
menontonnya, kita membuka celah.

I Sam 15:23 "Sebab pendurhakaan adalah sama seperti dosa bertenunq dan kedegilan
adalah sama seperti menyembah berhala dan terafim. Karena engkau telah menolak
firman Tuhan,maka Ia telah menolak engkau sebagai raja. "

75
Tidak taat sama dengan durhaka, dan durhaka sama seperti dosa bertenung. Segala
sesuatu di dalam hidup kita yang menghalangi perjalanan kita dengan Tuhan, merupakan
pintu terbuka untuk serangan masuk. Itu mungkin melalui musik, dan buku-buku yang
duniawi, porno, dan mejik.
Tidak cukup kita melarang orang untuk tidak membaca, dan menonton, tetapi kita perlu
memberi penjelasan.
Sajian-sajian TV, VCD, DVD, sering menyajikan musik keras, ritual-ritual mejik, hal-hal
spiritual, demonik, kekerasan, gangster, pembunuhan, tipu daya, pornography, dll yang
tidak sesuai Firman Tuhan.
Dalam musik dan dialog penuh hujat, caci maki, pemberontakan. Buku-buku Harry Potter
menjadikan seorang pembunuh sebagai pahlawan. Bagaimana kita bisa menjadikan
pembunuh sebagai pahlawan? Anak-anak kita harus diberi pelajaran dan penjelasan.
Kadang-kadang pesta-pesta juga bisa berbahaya. Mengapa pesta-pesta bisa berbahaya?
Penyembahan berhala biasanya juga disertai dengan pesta-pesta. Mereka pesta sambil
mabuk-mabuk. Mereka pesta-pesta dengan melakukan percabulan dan perjinahan.

Seringkali pesta-pesta mengalihkan fokus kita dari Tuhan. Melalui pesta-pesta kadang-
kadang orang melakukan hal-hal yang dilarang Firman Tuhan, dan mereka berontak
kepada orang tua. Mereka tidak mau dinasihati.
Dan melalui pesta-pesta banyak orang melupakan rumah tangganya. Melalui pesta-pesta
orang membuka celah untuk serangan Iblis lewat pergaulan yang tidak tepat.
I Kor 15:33 "Janganlah kamu sesat: Pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang
baik. "

Fokuskan dirimu kepada Allah, pada saat anda tidak memfokuskan diri kepada Allah, hal
itu merupakan celah. Kadang-kadang pesta-pesta dan upacara-upacara ritual itu
merupakan sumber dari serangan kuasa kegelapan.
Berhati-hatilah dengan sumber-sumber hikmat dari: horoskop, hong sui, ramalan,
mantera, tenung, sihir, dll. Di balik semua ini ada malaikat yang jahat, demonik, merusak
moral, hal-hal ini dilarang Firman, dan merupakan pemberontakan kepada Tuhan.
Apabila kita kontak dengan hal-hal di atas, kita mengijinkan roh-roh jahat menyusup
masuk.
Apa hasilnya? Ketidaktaatan, pemberontakan, melawan nasihat, memutarbalikkan
kebenaran. Orang-orang yang terlibat hal-hal seperti ini harus bertobat! Jangan
membuka pintu bagi Iblis! Sebaliknya berdoalah, dan tengkinglah. Jangan ikut atau ikut-
ikutan. Jangan ingin tahu atau mau mencoba-coba Hindarilah! Tolaklah! Anda
tidak perlu mendekat. Anda tidak perlu bergabung.
(Jentenzen Franklin - TBN)

DRUG DAN OBAT-OBAT TERLARANG


Drug dan obat-obat terlarang erat hubungannya dengan tenung dan sihir. Bahkan boleh
dikatakan bahwa drug dan sihir adalah kombinasi. Drug dan obat-obat terlarang
melemahkan jiwa. Orang yang terikat dengan drug dan obat-obat terlarang cenderung
mengikuti hal yang buruk yang dibisikkan oleh roh jahat kepadanya. Tubuhnyapun
diseret untuk terlibat dalam okultisme. Sebetulnya drug itu bukan semata-mata soal fisik,
tetapi hal itu merupakan kegiatan spiritual.
Mencoba drug merupakan pintu masuk bagi Iblis menguasai pikiran dan memperalat
tubuh. Melalui drug pekerjaan Iblis bergerak mendorong yang terlibat ke pornography,
kekerasan; bahkan sampai ke pembunuhan. Orang menganggapnya biasa, wajar-wajar
saja. Padahal pemakai drug cenderung juga melakukan kekerasan seks, percabulan,
dll.Hindari drug!!
Halloween, kucing hitam, tengkorak adalah kedok-kedok setan. Mereka adalah simbol
dari kerajaan kegelapan. Hindari itu. Jangan ikut-ikutan.
(Carmen – TBN)

76
"DAUD DIURAPI TIGA KALI"

Apa perbedaan pengurapan untuk Saul dan pengurapan untuk Daud? Pengurapan unt;uk
Saul dari buli-buli. Pengurapan untuk Daud dari tanduk. Yang pertama dari barang buatan
manusia, yang kedua dari barang ciptaan Tuhan. Kita memerlukan pengurapan yang
langsung datang dari Tuhan walaupun itu diimpartasikan melalui manusia. Pengurapan
yang dari Tuhan itu lahir dari Firman dan Roh Kudus.
Segala sesuatu di dalam Alkitab dimulai dari Taman Eden kemudian diakhiri di
Getsemani. Dari Getsemani ke salib di Golgota penderitaan Kristus sempurna. Dia
mengatakan sudah genap. Dia adalah Imam Besar Agung yang diurapi bagi kita dengan
kebangkitanNya.
Kita mengenang kisah tiga hari perjalanan Ishak berdampingan dengan Abraham ayahnya
sambil memikul kayu dan membawa pisau: Ishak bertanya di manakah domba itu?
Abraham menjawab Tuhan akan menyediakan.
Di dalam Injil Yohanes, Yohanes Pembaptis mengatakan lihatlah Anak Domba Allah yang
mengangkut dosa isi dunia ini. Di dalam Wahyu dikatakan Yesus sebagai Anak Domba
yang sudah tersembelih. Kita semua diajak memandang kepada Anak Domba Allah. Yesus
Kristus adalah domba Paskah bagi kita. Kita perlu pengurapan baru setiap hari dari Yesus
Imam Besar Agung kita.
Di dalam PL ada kaki dian dari emas yang di dalam bahasa Ibrani disebut "manorah". Tiap
hari sumbunya harus dibersihkan dan dipotong dan harus dituangkan minyak yang baru
pada corotnya.
Hal ini menyatakan bahwa untuk menjadi terang dunia kita perlu dibersihkan dan
dipangkas setiap hari serta mendapat pengurapan yang baru.

Kembali kepada Daud. Dia mendapat pengurapan 3 kali.


Pengurapan pertama oleh Samuel di rumah bapaknya. Itu adalah pengurapan masuk
ke dalam peperangan melawan Goliat. Di dalam medan perang kita melihat 4 kelompok
manusia:
a. Kelompok orang yang tidak diurapi.
Mereka tidak punya iman, tidak punya keberanian, sembunyi dan takut kepada musuh.
b. Orang yang pernah diurapi tetapi pengurapannya sudah hilang, yaitu Saul.
Orang demikian mengandalkan hikmat dunia.
c. Goliat. Dia adalah orang yang punya pengurapan negatif, melawan Tuhan,
melawan umat Tuhan; menghalangi rencana Allah digenapi dalam diri seseorang
atau satu bangsa.
d.Orang yang mengenakan pengurapan baru, yaitu Daud.
Tidak takut menghadapi musuh, tidak bersandar kekuatan sendiri, tidak memakai hikmat
manusia tetapi berani melawan musuh dan mengalahkannya dengan hikmat dari Tuhan.

Pengurapan Daud oleh Suku Yehuda.


Yehuda artinya pujian. Dengan pengurapan ini kita mendapat impartasi pengurapan pujian.
Tanpa hidup di dalam pujian terus-menerus di dalam hati kita bisa kehilangan Yesus
seperti Maria kehilangan Yesus di tengah keramaian hari raya di bait suci.

Pengurapan untuk seluruh bangsa Israel.


Di sini pengurapan Daud meningkat masuk ke tingkat nasional. Pada waktu Daud di
rumah bapaknya la diurapi tetapi dia belum dilantik. Maka level berikut adalah dia dilantik
untuk menjadi raja.

Mengapa pengurapan ini penting? Karena ada baalzebul di dunia ini. Baalzebul adalah
raja kegelapan. Arti nama baalzebul adalah dewa lalat. Lalat suka hinggap pada badan dan
hidung ternak, buang kotoran dan bertelur di sana kemudian akan menyebarkan penyakit
ke dalam seluruh tubuh ternak itu. Ternak-ternak sering harus diolesi dengan minyak
sehingga penyakit tidak akan merusak tubuhnya. Demikian juga kita, kita perlu
pengurapan supaya baalzebul tidak menelorkan pikiran-pikiran busuk di dalam pikiran
77
kita. Dengan demikian kita akan hidup di dalam damai sejahtera.
Tuhan memanggil kita untuk masuk dalam peperangan, dalam pujian, dalam pelayanan ke
tingkat yang lebih tinggi dan dalam damai sejahtera. Untuk itu semua kita perlu
pengurapan yang selalu diperbaharui.
Yes 10:27a "Pada waktu itu beban yang ditimpakan ,mereka atas bahumu akan terbuang,
dan kuk yang diletakkan mereka atas tengkukmu akan lenyap. "

Beban-beban apa yang akan dilenyapkan?


Beban keterbatasan; keuangan, pelayanan; gereja, pernikahan, anak-anak dan lain-lainnya.
Hari ini juga beban itu harus lenyap. Kita perlu memakai pengurapan di kepala kita. Biar
Roh Kudus bergerak bebas di dalam setiap situasi kehidupan kita, panggilan kita dan
seterusnya. Kita perlu membangun atmosfer ilahi di mana hanya Tuhan yang dimuliakan.
Biar Tuhan makin bertambah-tambah dan kita makin berkurang-kurang.
 

•Tak ada bantal yang lebih keras daripada rasa bersalah


•Jangan sampai kita hanya punya penyesalan: "Andaikan aku begini, andaikan aku
begitu." "Aku harap", "Aku menyesal"
• Buatlah keputusan-keputusan yang benar sekarang. Ini saatnya anda tidak
membuat keputusan yang salah, sebab akibatnya panjang.
•Kita kaya sebab nilai-nilai yang Tuhan depositokan di dalam diri kita

"KELIMPAHAN DAN KEKURANGAN"


Mazmur 23 : 1-6

Apakah kelimpahan itu? Kelimpahan artinya tidak kekurangan apapun juga. Pengertiannya
yang dimaksud di sini adalah mengalami aliran kehidupan sedemikian rupa sehingga apa
yang kita butuhkan mengalir dan dapat kita cedok dari situ. Kita mengalami pada waktu
membutuhkan ada saja berkat untuk mencukupinya.
Hidup yang limpah atau luber tidak selalu berarti simpanan kita banyak, tabungan kita
besar. Kita tidak hidup bersandar pada tabungan kita tetapi kita hidup bersandar kepada
Tuhan sebagai gembala kita yang pasti akan rnenjaga, melindungi dan memelihara kita
sehingga kita tidak kekurangan sesuatupun.
Apabila kita hidup bergantung kepada providensiaNya hidup kita mengalami kedamaian
dan ketenangan.

Tidak demikian halnya kalau kita bersandar seseorang, warisan atau tabungan. Manusia
bisa berubah, warisan bisa habis atau ditipu orang dan tabungan bisa berkurang.
Pengharapan apapun juga terhadap hal-hal yang di dalam dunia ini mudah membuat kita
cemas, damai tercuri dan iman menjadi goyah.
Apakah yang dimaksud dengan kekurangan?
Kekurangan artinya tidak memiliki sumber yang bisa diandalkan sebab kita tidak memiliki
relasi yang tepat kepada Allah. Relasi kita yang tidak tepat atau kurang baik dengan Allah
akan membiaskan banyak persoalan di dalam kehidupan kita, dan itupun dapat merusak
relasi kita dengan sesama dan kitapun akan mengalami permasalahan dengan sumber
kehidupan kita. Apabila kita menjadikan Yesus gembala kita yang baik kita akan
mengalami sukses. Sukses adalah suatu keputusan atau pilihan yang kita tentukan untuk
masa depan kita. Jadi mulai saat ini kita sudah harus mulai mengambii keputusan untuk
sukses dan hidup berkelimpahan. Katakan kepada dirimu: "Tuhan Engkau gembalaku yang
baik, aku tidak akan kekurangan apapun juga. Masa depanku ada di dalam tanganMu dan
apabila aku percaya kepadaMu dan mempercayakan diri kepadaMu. Aku pasti akan
sukses. Mulai hari ini aku mengambil keputusan dan pilihan untuk sukses”.
Pada waktu Yesus menyerah di dalam penderitaanNya dan puncaknya di kayu salib dan
berteriak sudah genap. Dia masuk ke dalam perhentian. Kitapun memerlukan pengurapan
78
yang membawa kita ke dalam perhentian. Perhentian adalah ketenangan di datam roh dan
jiwa walaupun banyak pergolakan di sekitar kita. Perhentian artinya tidak kecemasan atau
kegelisahan lagi. Di situ ada ketenangan yang memberikan jalan keluar kepada setiap
persoalan. Apabila kita masuk ke dalam perhentian kita segala sesuatu dapat dikuasai.
Tuhan akan memberi kita “Hukum Kemampuan". Bukankah di dunia ini ada beribu-ribu
milyuner. Setiap menit seorang milyuner baru muncul dan 90% dari mereka adalah self-
made (mencetak dirinya sendiri). Bagaimana caranya? Mereka bekerja keras, mereka
menanam perusahaan dan mereka rajin. Bagaimana carinya supaya anda memiliki
kemampuan? Impikan, khayalkan, imajinasikan sejenak bahwa kamu bisa berhasil.
Bahwa anda sukses adalah keinginan Tuhan. Katakan pada dirimu sendiri: Allah
menginginkan saya berhasil, Allah tidak menginginkan saya gagal, sayapun mengambil
keputusan dan memilih untuk berhasil clan tidak untuk gagal. Maka sayapun mengambil
keputusan untuk memiliki impian-impian yang indah untuk menginvestasikan diri di
dalam kerja keras, berusaha dan rajin.
Ingat perintahTuhan supaya kita berbuah dan berbuah lebat. Dari benih yang ada dalam
buah bisa tumbuh tanaman yang baru. Jadi di dalam perintah Tuhan untuk berbuah dan
berbuah lebat terkandung maksud supaya kita bermultiplikasi.

Biarlah kamu berbuah lebat dan buahmu itu menetap, tidak rontok, tidak gugur dan tidak
hilang. Makin kita bertumbuh dan makin kita menjadi dewasa seharusnya kita makin
menjadi produktif. Apakah sasaran Tuhan atau obyektif Tuhan buat kita yaitu supaya kita
menggapai, kalau perlu kita meloncat meraih produktivitas yang maksimum. Capailah
tingkat produktivitas yang maksimum. Untuk mencapai hal itu dibutuhkan kemampuan.
Dari mana kita beroleh kemampuan? Kemampuan itu dari Tuhan. Ulangan 8:11-18
Apakah yang dimaksud dengan kemampuan?
1. Kemampuan adalah kekuatan, kuasa, skill atau kecakapan, dan sumber-sumber untuk
melakukan sesuatu, untuk menyelesaikannya.
Anda jangan menertawakan impian anda sendiri atau takut ditertawakan orang.
2. Kemampuan adalah juga talenta. Matius 25:14,15
Cara Tuhan memberi talenta adalah menurut kesanggupan kita, sebab talenta itu harus
dijalankan supaya bermultiplikasi dan tuan yang mempercayakan akan minta
pertanggungjawaban. (Mat 25:14-30).
Allah mengetahui keterbatasan kita. Tetapi limit atau garis batas kemampuan kita dapat
direntangkan. Bagaimana caranya? Tingkatkanlah level dari kemampuanmu. Yohanes
16:12-15.

a. Kita dapat menaikkan level kemampuan kita dengan bersandar kepada Roh Kudus.
Tuhan tahu timingnya, waktunya dan Tuhan tahu caranya sampai mendetil. Tuhan berkata
di dalam ayat-ayat tadi ada pewahyuan yang pada saat itu mereka tidak bisa – tangkap
tetapi di kemudian hari orang itu akan makin mengerti dan terbuka pikirannya. Bisa saja
memakan waktu bahkan sampai 10 tahun. Pada saat kita diberi diberi pewahyuan kita tidak
cakap menanggungnya. Tetapi kita dapat bertumbuh di dalam kemampuan kita. Pada saat
ini banyak hal yang kita bisa lakukan atau capai dari pada tahun-tahun yang silam. Kita
dapat menjalankan talenta yang Tuhan berikan kepada kita.

b. Talenta dapat bertambah-tambah karena digunakan.


Makin kita menggunakan talenta makin kemampuan kita ditambah. Kita melihat di dalam
Injil Mat 25 ada yang menggandakan talenta sampai 5 kali ada yang 2 kali. Maka apa yang
ditaruh atau dipercayakan Tuhan kepada kita mengalami progres yang bisa
diperhitungkan. Makin kita menggunakan makin kita mampu. Makin kita mampu kita
akan menggunakannya lagi menjadi suatu siklus.
Pakailah dulu talentamu secara konstan misalnya talenta khotbah, mengajar, musik dan
penggunaan karunia-karunia yang lain.
Uang akan bermultiplikasi menghasilkan uang, skill akan bermultiplikasi melahirkan skill.
Kalau kita sering berkhotbah seharusnya khotbah kita juga bertambah baik.

c. Bertumbuhlah mencapai level impian kita.


Jadilah seorang pemimpi besar. Impikan tentang bangunan-bangunan, dana-dana, yang
79
bisa terjangkau. Lalu rentangkan impianmu untuk menjangkau lebih lagi dan membangun
lebih lagi. Pengaruhilah dunia kerjamu atau dunia pasarmu dan rubahlah bangsamu.

"BERKAT & KUTUK


MELALUI PERKATAAN"
(1)

Di dalam Alkitab Allah memberikan contoh mengenai mengucapkan berkat dan


mengucapkan kutuk. Pada saat berkat diucapkan seolah-olah berkat itu mengembang
menjadi suatu tudung. Demikian juga apabila suatu kutuk diucapkan. Kutuk itu akan
menjadi seperti racun yang menyebar yang akan mencelakakan mereka yang
mendengarnya.

Bil 6:22-27 "TUHAN berfirman kepada Musa: "Berbicaralah kepada Harun dan anak-
anaknya: Beginilah harus kamu memberkati orang Israel, katakanlah kepada mereka:
TUHAN memberkati engkau dan melindungi engkau; TUHAN menyinari engkau dengan
wajah-Nya dan memberi engkau kasih karunia; TUHAN menghadapkan wajah-Nya
kepadamu dan memberi engkau damai sejahtera. Demikianlah harus mereka meletakkan
nama-Ku atas orang Israel, maka Aku akan memberkati mereka. ""

Di dalam perikop ini Tuhan mengajarkan kepada Musa bagaimana seharusnya Harun
menyampaikan ucapan berkat kepada umat Israel. Apakah inti dari ucapan berkat imam
besar ini? Ucapan berkat itu berisi persediaan berkat dari Allah sendiri:
1. Bahwa Allah akan memberkati. Artinya Allah akan menudungi mereka dengan segala
persediaan untuk mencukupi segala kebutuhan mereka baik secara rohani, jiwani dan
jasmani.
2. Tuhan menyediakan perlindungan bagi mereka terhadap musuh, alam, cuaca, bencana,
sakit-penyakit dan segala sesuatu yang dapat membahayakan ataupun merugikan jemaat.

3. Wajah Tuhan akan memancarkan cahaya ke atas umatNya, sehingga mereka berjalan
dan hidup di dalam terangNya yang ajaib.

4. Tuhan akan memberikan kasih karuniaNya. Apakah kasih karunia itu? Kasih karunia
adalah pemberian dari Tuhan untuk melengkapi manusia supaya manusia mampu
menghadapi kesulitan dan menyelesaikannya. Kasih karunia yang melengkapi orang,
memampukan dia menyelesaikan tugas-tugasnya. Jadi di dalam kasih karunia terkandung
hikmat, kecakapan, keterampilan, kekuatan mental, spiritual dan fisik serta berkat-berkat
yang lain misalnya: keuangan, sarana, sumberdaya insani, dll. Seseorang yang mendapat
kasih karunia tidak pernah akan mengalami jalan buntu tetapi mereka akan selalu
mengalami terobosan-terobosan dan kemenangan-kemenangan. Apakah orang yang
mendapatkan kasih karunia tidak pernah kesulitan, menjadi lemah atau kadang-kadang
berputus asa? Bisa. Suka-duka dalam kehidupan itu manusiawi. Tetapi bagi orang yang
mendapat kasih karunia kesukaran dan tantangan akan diubah menjadi batu loncatan
untuk naik tingkat baik tingkat kerohanian, tingkat kesejahteraan dan tingkat pelayanan.

5.Tuhan menghadapkan wajahNya dan tidak memalingkan wajahNya. Artinya Tuhan


sayang dan Tuhan menerima, Tuhan tidak menolak, Tuhan tidak membuang muka.

6. Tuhan akan memberikan damai sejahtera.


Damai sejahtera ini melampaui akal pikiran manusiawi kita. Bahkan justru sering terjadi
di kala di dalam pergolakan hidup sangat besar damai sejahtera Allah itu hadir dan kita
bisa merasakannya di dalam hati kita. Yang sering kacau adalah pikiran kita. Itulah
sebabnya sangat perlu supaya damai sejahtera itu dapat melingkupi dan menguasai
sepenuhnya baik hati maupun pikiran kita. Bagaimana caranya?
a. Bersukacita selalu di dalam Tuhan.
80
b. Berbaik hati dan berbuat baik kepada semua orang.
c. Jangan kuatir apapun juga.
d. Semua keinginan kita kita ungkapkan kepadaTuhan.
e. Jangan lupa bersyafaat dan mengucap syukur.

Melalui lima langkah ini damai sejahtera yang Tuhan berikan akan menjaga hati dan
pikiran kita. Damai sejahtera ini bukan hanya membuat hati dan pikiran kita tenang tetapi
menolong kita bertindak mengambil keputusan ataupun bereaksi dengan tenang juga.

Pada saat seorang imam, seorang pemimpin atau seseorang mengucapkan berkat kepada
orang lain dengan memakai nama Tuhan maka nama Tuhan sudah diletakkan di atas
orang itu. Orang itu pasti diberkati dan diproteksi Allah. Maka kita lihat bahwa berkat
yang diucapkan itu akan menudungi setiap aspek di dalam kehidupan kita: keluarga,
rumah tangga, persahabatan, gereja, pekerjaan, studi, dll.
Ul 28:3-6 "Diberkatilah engkau di kota dan diberkatilah engkau di ladang. Diberkatilah
buah kandunganmu, hasil bumimu dan hasil ternakmu, yakni anak lembu sapimu dan
kandungan kambing dombamu. Diberkatilah bakulmu dan tempat adonanmu.
Diberkatilah engkau pada waktu masuk dan diberkatilah engkau pada waktu keluar."

Ayat-ayat ini menunjukkan bahwa semua segi dalam kehidupan kita ditudungi atau
ditutupi dengan berkat-berkat Allah:
1. Di manapun kita berada kita diberkati.
2. Keadaan kita dan pekerjaan kita atau usaha kita diberkati.
3. Sandang, pangan kita diberkati.
4. Semua kegiatan dan perjalanan kita diberkati.

Itulah sebabnya ucapkanlah Firman Tuhan yang penuh janji dan ucapkanlah kata-kata
berkat. Ucapan kutuk mencelakakan orang lain. Kutuk terjadi karena ketidaktaatan dan
kutuk menurun sampai keturunan ke-4 (orang tua, anak, cucu, cicit, buyut). Tetapi kuasa
berkat lebih besar. Bagi orang yang taat berkat Tuhan akan mengalir sampai kepada
beribu-ribu orang.
Kel 20:6 "Tetapi Aku menunjukkan kasih setia kepada beribu-ribu orang, yaitu mereka
yang mengasihi Aku dan yang berpegang pada perintah-perintah-Ku. "

Setelah kita percaya kepada Tuhan Yesus kita diberi kuasa untuk menjadi anak Allah dan
kita adalah anak Allah. Apabila kita taat pimpinan Roh Kudus maka Allah menjadi Bapa
bagi kita di samping bapa kita secara jasmani. Ucapan-ucapan berkat akan membuat kita
sangat produktif untuk masa depan yang baik.
Kej 12:2,3 "Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar, dan memberkati
engkau serta membuat namamu masyhur, dan engkau akan menjadi berkat. Aku akan
memberkati orang-orang yang memberkati engkau, dan mengutuk orang-orang yang
mengutuk engkau, dan olehmu semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat."
Banyak berkat yang terkandung di dalam ucapan berkat dari Allah kepada Abraham:
1. Keturunannya akan menjadi sangat banyak dan melahirkan satu bangsa yang besar.
2. Allah akan memberkati.
3. Allah akan membuat namanya terkenal.
4. Setelah diberkati dia akan menjadi berkat.
5. Tuhan memberkati orang yang memberkati. Artinya perbuatan baik yang orang lain
lakukan kepada kita akan dibalas oleh Tuhan juga dengan kebaikan.
6. Tuhan mengutuk orang-orang yang mengutuk. Apa yang buruk yang dilakukan orang
kepada kita baik dengan perkataan atau perbuatan Tuhan sendiri yang akan membalasnya.
7. Oleh sebab kita diberkati kita akan menjadi berkat untuk banyak bangsa di muka bumi.

Apakah orang yang diberkati tidak pernah mengalami kesulitan-kesulitan?


Kita melihat di dalam Alkitab orang-orang yang diberkati mengalami banyak kesulitan.
Sebagai contoh sebelas rasul Yesus (kecuali Yudas). Sebelas rasul Yesus semua
mengalami masa sulit. Kemungkinan hanya Yohanes yang tidak menjadi martir. Rasul
Yohanes sendiri direbus dalam minyak dalam kuali yang besar tetapi dia tidak mati. Lalu
81
dibuang ke Pulau Patmos. Zaman itu pulau itu sepi, gersang atau tandus, banyak penjahat
di sana dan mereka harus bekerja paksa. Tetapi apa yang membuat para murid ini tahan
menderita yaitu berkat dari Bapa, Tuhan Yesus dan Roh Kudus. Berkat-berkat yang
diucapkan atau yang kita baca menjadi jaminan bagi masa depan kita dan menudungi kita.
Berkat itu menudungi kepala kita dan memberi kita masa depan yang baik. Pemimpin
yang suka memberkati akan membuat umat diberkati dan bersukacita.
Ef 1:3 "Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus yang dalam Kristus telah
mengaruniakan kepada kita segala berkat rohani di dalam sorga."

"BERKAT & KUTUK


MELALUI PERKATAAN"
(2)

Luar biasa berkat yang kita terima setelah kita bertobat. Karena kepada kita dikaruniakan
oleh Tuhan segala berkat rohani di sorga. Jadi sebetulnya kita tidak kekurangan apapun
juga. Maka kita harus selalu memuji Tuhan dan mengucap syukur. Allah ingin kita semua
diberkati. Sebaliknya kitapun harus  memberkati Tuhan dengan puji-pujian yang keluar
dari hati kita.

Mzm 103 :1-5  "Dari Daud. Pujilah Tuhan, hai jiwaku! Pujilah nama-Nya yang kudus hai
segenap batinku! Pujilah Tuhan, hai jiwaku dan janganlah lupakan segala kebaikan-Nya!
Dia yang mengampuni segala kesalahanmu, yang menyembuhkan segala penyakitmu, Dia
yang menebus hidupmu dari lobang kubur, yang memahkotai engkau dengan kasih setia
dan rahmat, Dia yang memuaskan hasratmu dengan kebaikan, sehingga masa mudamu
menjadi seperti pada burung rajawali."

Tuhan sumber segala sesuatu. Dia selalu memberkati kita dengan segala kebaikannya.
Yang Tuhan tidak bisa lakukan adalah memuji diri-Nya sendiri.Itulah sebabnya kita
memberkati Tuhan dengan lagu atau kata-kata pujian kita. Apa yang kita puji-puji dari
Tuhan menurut alinea ayat-ayat di atas?
1. Pujilah nama-Nya yang kudus. Nama Allah memang kudus. Tetapi lebih dari itu
namaNya dahsyat, ajaib, berkuasa, mulia dst.

2. Pujilah semua kebaikkanNya dan jangan melupakan kebaikanNya terutama di masa-


masa sukar dalam kehidupan kita, janganlah melupakan kebaikanNya dan mengucap
syukurlah senantiasa.

3. Kita memuji Dia karena Dia sudah mengampuni dosa dan kesalahan kita. Kita
diangkatNya menjadi anakNya, dijadikan umat pilihanNya, dijadikan biji mataNya,
disayang, dipelihara dan dilindungi dan di atas segalanya diberi keselamatan di akhir hidup
kita.

4. Dia menyembuhkan segala penyakit kita, Dia telah menanggung semua penyakit dan
kelemahan kita di dalam tubuhnya di kayu salib dan bilur-bilurNya sudah menyembuhkan
kita.
I Pet. 2: 24 " Ia sendiri telah memikul dosa kita di dalam tubuhNya di kayu salib, supaya
kita, yang telah mati terhadap dosa, hidup untuk kebenaran. Oleh bilur-bilurNya kamu
telah sembuh."

Yes 53:5 " Tetapi dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia diremukkan oleh
karena kejahatan kita, ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan
kepadanya, dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh."

5. Dia menebus kita dari lubang kubur. Hal ini bisa mempunyai pengertian yaitu
menyembuhkan kita dari penyakit yang membawa kematian dan melepaskan nyawa kita
82
dari maut yaitu dari neraka.

6. Dia memahkotai kita dengan kasih setia dan rahmat. Artinya ada berkat-berkat indah
dan berharga di atas kepala kita.

7. Dia memberkati kita dengan kepuasan. Hasrat hati kita dikabulkanNya dengan
kebaikan-kebaikan.

8. Dia yang sanggup memperbaharui masa muda kita menjadi seperti burung rajawali.
Artinya Dia yang menyanggupkan kita untuk menjadi kuat, tabah, teguh, di dalam
menghadapi tantangan dan konsisten di dalam tujuan hidup.

Pada saat kita mengucapkan berkat-berkat  di dalam pujian kita kepada Allah,
sesungguhnya kitapun sedang menyediakan suatu tudung berkat yang menudungi kita dari
sekarang sampai ke masa depan kita. Berkat ini bisa kita umpamakan seperti kembang api
raksasa yang kita luncurkan dari tangan kita naik ke angkasa lalu mengembang dengan
percikan bunga apinya yang berwarna-warni turun seperti hujan berkat.
Allah memiliki banyak cara yang cerdik untuk memberkati kita.Ratakan jalan di depanmu
untuk satu kehidupan yang diberkati.Untuk itu anda harus membayar harga.Tuhan dapat
memberkati siapa saja termasuk kita. Allah sedang bekerja di dalam diri kita. Diapun
mengucapkan ucapan-ucapan berkatNya atas kita. Kitapun memiliki satu bagian untuk
membawa berkat dan mengucapkan berkat bagi kehidupan orang lain.
Berkat yang dari Tuhan mempunyai kuasa pelipatgandaan. Sebagai contoh :
Pada saat Yesus memegang roti, mengucap berkat, memecah-mecahkannya dan
membagikannya kepada orang banyak melalui murid-muridNya terjadilah multiplikasi.
Mrk. 6 : 41-43 " Dan setelah Ia mengambil lima roti dan dua ikan itu, Ia menengadah ke
langit dan mengucap berkat, lalu memecah-mecahkan roti itu dan memberikannya kepada
murid-muridNya, supaya dibagi-bagikan kepada orang-orang itu , begitu juga kedua ikan
itu dibagi-bagikanNya kepada semua mereka. Dan mereka semuanya makan sampai
kenyang. Kemudian orang mengumpulkan potongan-potongan roti dua belas bakul penuh,
selain dari pada sisa-sisa ikan."

5 ketul roti dan 2 ekor ikan mengenyangkan 5000 orang laki-laki saja dan sisanya masih
12 bakul. Pada lain kesempatan Dia melakukan hal yang sama dan 7 ketul roti
mengenyangkan 4000 orang. Tetapi juga masih banyak sisanya.
Kapan multiplikasi itu terjadi ? Apakah saat berdoa mengucap syukur ?
Multiplikasi itu terjadi pada saat roti itu diberkati dan dipecah-pecahkan

Praktekkan itu dalam kehidupanmu.Mungkin buku tabungan anda sedang kosong.


Ambillah dan ucapkan berkat atasnya.
Ambillah dompetmu yang kosong, berkatilah, ucapkanlah kata-kata berkat. Tanam-
tanaman di kebun, ternak-ternak di kandang, stok-stok dagangan, tumpang tangan dan
ucapkan berkat.
Ucapkan berkat atas kolam-kolam ikanmu, atas kendaraan dan semua aset yang Tuhan
berikan. Ucapkan berkat atasnya.
Jangan lupa tentu ucapkan berkat atas dirimu sendiri dan terutama untuk keluargamu.
Apakah kita juga harus memberkati musuh kita, orang yang memusuhi atau yang
berbuat jahat kepada kita? Ya kita harus memberkati semua orang termasuk orang
yang menganiaya kita.
Rm. 12: 14 " Berkatilah siapa yang menganiaya kamu, berkatilah dan jangan mengutuk!"
Apakah kita ingat akan Yakub di dalam PL? Dia adalah orang yang mempunyai hati
sangat rindu untuk diberkati.
1. Dia minta hak kesulungan dari Esau
Kej. 25: 31 -"Tetapi kata Yakub:" Juallah dahulu kepadaku hak kesulunganmu"
2. Dia minta berkat anak sulung kepada Ishak ayahnya.
Kej. 27:19 -"Kata Yakub kepada ayahnya :" Akulah Esau, anak sulungmu. Telah
kulakukan, seperti yang bapa katakan kepadaku. Bangunlah, duduklah dan makanlah
daging buruan masakanku ini, agar bapa memberkati aku".
83
3. Dia minta diberkati oleh malaikat yang bergulat dengan dia di tepi Sungai Yabok.
Kej. 32:26 - "lalu kata orang itu:" Biarkanlah aku pergi, karena fajar telah menyingsing."
Sahut Yakub :" Aku tidak akan membiarkan engkau pergi, jika engkau tidak memberkati
aku".

Dan masih banyak lagi contoh dari kehidupan Yakub.


Di dalam PB kitapun melihat banyak orang yang merindukan berkat. Sebagai contoh:
banyak wanita membawa anak-anaknya kepada Yesus untuk diberkati. Orang-orang yang
merindukan berkat semuanya tidak takut tantangan. Mereka selalu menerobos dan Tuhan
menghargai dan meluluskan keinginan mereka. Melalui ucapan-ucapanmu katakanlah
berkat. Di dalam hati sanubarimu kandunglah berkat.
Allah ingin memberkati kita dengan jodoh, dengan anak-anak, dengan keluarga dan
rumah tangga yang komitmen kepada Tuhan dan yang melayani Tuhan.

"MENJADI SEPERTI BURUNG RAJAWALI"

Yes 40:31 "Tetapi orang-orang yang menanti,nantikan TUHAN mendapat kekuatan baru:
mereka seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya; mereka berlari
dan tidak menjadi lesu, mereka berjalan dan tidak menjadi lelah. "

Bagi setiap orang yang menantikan Tuhan, akan diperbaharui kekuatannya menjadi seperti
seekor burung rajawali.
Apakah ciri-ciri burung rajawali? Ciri yang utama dan terutama yaitu tidak takut badai.
Orang yang berkarakter burung rajawali tidak takut badai kehidupan. Burung rajawali =
malah menantikan datangnya badai. Dia akan mengembangkan sayapnya, memperhatikan
dengan pandangan visinya, kapan badai datang. Sebab dia akan menghadapinya dan
menggunakan badai itu untuk melambung tinggi mendekati matahari.

Burung rajawali tidak mengepak-ngepakkan sayapnya, tetapi dia mengembangkan


sayapnya. Dia tidak terbang dengan kekuatan kepak sayapnya, tetapi dia terbang dengan
kekuatan angin. Orang yang diperbaharui kekuatannya oleh Tuhan akan menjadi seperti
burung rajawali, tidak mengepak-ngepakkan sayap, bekerja dan berjuang memakai
kekuatan sendiri, tetapi akan bersandar kekuatan angin Roh Kudus.

Burung rajawali tidak seperti ayam atau anak ayam.Ayam atau anak ayam penciumannya
tajam, mereka tahu saat akan datang badai. Mereka ribut berkotek-kotek, menciap-ciap,
bingung lari kesana kemari, sambil mengepak-ngepakkan sayapnya mencari tempat
persembunyian untuk berlindung terhadap badai. Apabila badai datang mereka bisa
menjadi korban, sebab mereka lemah, tak berdaya, dia menjadi victim badai. Lain dengan
burung rajawali, dia tidak menjadi victim, tetapi menjadi victor, pemenang, terbang
mengatasi badai.

Demikian pula orang percaya yang menanti-nantikan Tuhan. Kekuatannya akan


diperbaharui oleh Tuhan, sehingga ia menjadi kuat, sayap iman dan pengharapannya kuat.
Dia tidak menjadi korban badai, tetapi dia menjadi lebih dari pemenang. Dia menghadapi
badai dengan penuh keyakinan.

Badai pencobaan dalam kehidupan, badai masalah yang melanda datang dengan kencang
dan derasnya, tetapi ia menanti dengan tenang, dia hadapi dengan kepastian, dan dia
melayang di atasnya, dengan bersandar kekuatan dan kuasa Roh Kudus.

Burung rajawali yang melayang tinggi melambangkan kebebasan sempurna,


menggambarkan kemerdekaan roh dan jiwa yang bersandar kepada Tuhan dan Roh Kudus.
Mereka yang sudah dimerdekakan oleh Yesus sebab sudah bertobat dan mengenal
kebenaran, adalah orang yang merdeka sesungguhnya, sehingga mereka tidak tertindih
84
oleh beban masalah, tetapi mereka melambung di dalam iman dan pengharapan mengatasi
masalah atau badai kehidupan.

Badai dalam kehidupan tidak menjadi ancaman yang menakutkan atau raksasa yang
menggentarkan, tetapi badai dalam kehidupan apabila dihadapi dengan berani. akan
merupakan sarana untuk meningkat ke level yang lebih tinggi, yaitu makin dekat kepada
Tuhan, Surya Kebenaran.

Jangan bersandar manusia di dalam menghadapi badai dalam kehidupanmu. Manusia


pemahamannya terbatas. Mungkin ada yang simpati atau empathy kepada anda. Tetapi
mungkin ada yang mencibir, mengejek, menertawakan anda. Mungkin di dalam
menghadapi badai dalam kehidupan anda mulai berputus asa, tak ada orang yang peduli,
tak ada yang faham, apalagi menolong. Mungkin anda merasa sendiri, ditinggalkan dan
dibiarkan oleh teman, sahabat atau saudara. Anda kesepian.
Tetapi ingat, anda tidak sendiri, Tuhan bersama anda, Dia tidak melupakan dan tidak
meninggalkan anda. Dia tidak membiarkan anda sebagai yatim piatu.
Yoh 14:18 "Aku tidak akan meninggalkan kamu sebagai yatim piatu. Aku datang kembali
kepadamu. "
Mat 28:20 "Dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan
kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai.kepada akhir zaman.
"
Ibr 13:5,6 "Janganlah-kamu menjadi hamba uang dan cukupkanlah dirimu dengan apa
yang ada padamu. Karena Allah telah berfirman: "Aku sekali-kali tidak akan membiarkan
engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau. "Sebab itu dengan yakin kita
dapat berkata: "Tuhan adalah Penolongku. Aku tidak akan takut. Apakah yang dapat
dilakukan manusia terhadap aku?"

Jangan takut!
Anda sendiri, kesepian? Memang. Burung rajawali tidak sama dengan yang lain. Burung-
burung yang lain terbang berbondong-bondong. Kadang-kadang membentuk formasi.
Aduuuh, enak, banyak teman. But an eagle flies alone (Tetapi burung rajawali terbang
sendiri).
Tetapi bersama dengan Tuhan Yesus anda bisa melakukan segala sesuatu.
Flp 4:13 "Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan
kepadaku. "

Ayo terbang melintasi badai kehidupan dengan kekuatan sayap rajawali, dengan kuasa
Firman dan Roh Kudus; dengan iman dan pengharapan, dan katakan ayat tersebut di atas
untuk dirimu sendiri.

Ciri apa lagi yang dimiliki burung rajawali?


Ia menyediakan waktu untuk memperbaharui diri. Saat kekuatan sayapnya mulai
berkurang, dia sabar. Dia berdiam diri ; dia tidak terbang. Dia mencari tempat yang tinggi
di atas bukit batu. Bukit batu kita adalah Tuhan.
Mzm 18:3 "Ya TUHAN, bukit batuku, kubu pertahananku dan penyelamatku, Allahku,
gunung batuku, tempat aku berlindung, perisaiku, tanduk keselamatanku, kota
bentengku!”

Mzm 62:3,7 “Hanya Dialah gunung batuku dan keselamatanku, kota bentengku, aku tidak
akan goyah.Hanya Dialah gunung batuku dan keselamatanku, kota bentengku, aku tidak
akan goyah. “
Tuhan harus menjadi yang nomer satu dalam kehidupan kita. Bagi kita tidak ada duanya.

Apa yang dilakukan burung rajawali? Ada waktu pembaharuan bagi dia. Di sana dia akan
mencabuti bulu-bulunya. Ada _ lebih kurang 7000 bulu pada dirinya, dan itu dicabutinya
semua. Kemudian dia akan membersihkan dirinya dari debu, lumpur, dan kutu. Masa
pembaharuan ini memakan waktu 40 hari.

85
Kita perlu ada waktu memperbaharui diri, iman, kasih, semangat, roh, cukup lama bersama
Tuhan. Kalau perlu sabar, berdiam diri 40 hari 40 malam bersama Tuhan. Biar manusia
lama, dan lain-lain yang sudah lama kita cabuti, dan yang baru timbul.
Setelah 40 hari, bersama dengan jalannya waktu, bulu-bulu yang baru sudah tumbuh,
bersih, sehat, kuat, maka rajawali dapat terbang lebih dahsyat lagi di angkasa setelah
pembaharuan.
Bagaimana dengan kekuatan rohani anda? Bagaimana dengan stamina anda? Mungkin
anda terlalu sering menghadapi badai dalam kehidupan. Kekuatan iman dan pengharapan
anda menurun, anda perlu diisi dengan Firman yang baru dan anda perlu pengurapan yang
segar, sehingga anda lebih dahsyat menghadapi masalah.
Ciri yang lain:
Burung rajawali mempunyai persiapan diri setiap hari. la menggosok paruhnya. la
membuat bulu pada tubuhnya sangat berminyak sehingga pada waktu dia menukik ke
dalam laut untuk menyambar ikan, ia tidak tenggelam. Dia dapat keluar dengan bulu yang
kering dan mengkilat sebab berlumuran minyak.
Kitapun perlu mempunyai waktu persiapan setiap hari.
1. Persiapan dalam berkata-kata.
Yes 50:4 "Tuhan ALLAH telah memberikan kepadaku lidah seorang murid, supaya
dengan perkataan aku dapat memberi semangat baru kepada orang yang letih lesu. Setiap
pagi Ia mempertajam pendengaranku untuk mendengar seperti seorang murid. "
2. Persiapan untuk mendengar.
Yes 50:5 "Tuhan ALLAH telah membuka telingaku, dan aku tidak memberontak, tidak
berpaling ke belakang. "

3. Persiapan untuk menderita.


Yes 50:6 "Aku memberi punggungku kepada orang-orang yang memukul aku, dan pipiku
kepada orang-orang yang mencabut janggutku. Aku tidak menyembunyikan mukaku ketika
aku dinodai dan diludahi."

Biarlah kehidupan kita diurapi kembali oleh Roh Kudus agar tantangan dan bahaya tidak
akan mencelakakan kita.
Persiapan-persiapan itu adalah untuk memampukan kita terbang tinggi hari lepas hari.

"BAGAIMANA MENGHADAPI PENCOBAAN


CARA ALKITAB"
Yak 1:2-4

”Saudara-saudaraku, anggaplah sebagaI suatu kebahagiaan, apabila kamu jatuh ke


dalam berbagai-bagai pencobaan, sebab kamu tahu, bahwa ujian terhadap imanmu itu
menghasilkan ketekunan.l:4 Dan biarkanlah ketekunan itu memperoleh buah yang
matang, supaya kamu menjadi sempurna dan utuh dan tak kekurangan suatu apapun.”

Orang percaya memang sering menghadapi pencobaan yang sulit dirasakan. Itu adalah
bagian dari kehidupannya-Yak 2:2-2:26 (Baca ya?). 1 Ptr 1:7 – “Bergembiralah akan hal
itu, sekalipun sekarang ini kamu seketika harus berdukacita oleh berbagai-bagai
pencobaan. Maksud semuanya itu ialah untuk membuktikan kemurnian imanmu - yang
jauh lebih tinggi nilainya dari pada emas yang fana, yang diuji kemurniannya dengan api
- sehingga kamu memperoleh puji-pujian dan kemuliaan dan kehormatan pada hari Yesus
Kristus menyatakan diri-Nya.”

1 Ptr 4: 1-19 (Baca Iho ya! Rame-rame boleh).


1 Kor 4:9-13 (Kalau anda membaca jadi kuat deh).
2 Kor 6:3-10 (Kalau anda rriembaca pasti terhibur).
2 Kor 11:23-33 (Ayo baca, jangan malas!).
86
2 Kor 12:7 - "Dan supaya aku jangan meninggikan diri karena penyataan-penyataan yang
luar biasa itu, maka aku diberi suatu duri di dalam dagingku, yaitu seorang utusan Iblis
untuk menggocoh aku, supaya aku jangan meninggikan diri. "-Tujuannya menjaga kita
dalam kerendahan hati.
Tiap pencobaan ada tujuannya:
Rm 5:3-5 – “Dan bukan hanya itu saja. Kita malah bermegah juga dalam kesengsaraan
kita, karena kita tahu, bahwa kesengsaraan itu menimbulkan ketekunan, dan ketekunan
menimbulkan tahan uji dan tahan uji menimbulkan pengharapan. Dan pengharapan
tidak mengecewakan, karena kasih Allah telah dicurahkan di dalam hati, kita oleh Roh
Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita.”

Surat Yakobus ditulis kepada 12 suku yang tercerai-berai oleh karena mereka mengalami
penjajahan-penjajahan oleh berbagai bangsa berganti-ganti. Suku-suku itu tersebar di
berbagai kota di Eropa, Asia, dan Afrika. Mereka tetap menganut hukum mereka sendiri,
memiliki rumah-rumah sembahyang, dan tetap terpisah dari penduduk yang lain.
Perkataan salam dari Yakobus bahasa aslinya dari Bahasa Gerika: chairo, mengandung
pengertian sukacita (joy), bersukacitalah (rejoice); salam atau selamat (hail) diberkatilah.
Itu adalah bentuk salam kuno yang mengharapkan atau memujikan kesehatan dan
kemakmuran (health and prosperity).
Salam ini menghangatkan hati dan menguatkan orang-orang yang tercerai-berai, kadang-
kadang terisolirdan sering teraniaya atau menghadapi pencobaan dan kesusahan-
kesusahan.
Surat itu dibuka dengan nasihat yang sangat baik apabila menghadapi pencobaan. Coba
kita lihat, sebab hal ini sangat kita butuhkan dalam kehidupan sehari-hari. Apalagi kita
yang hidup di jaman akhir ini banyak yang stress, dll. Nasihat firman berlaku abadi, tepat
untuk saat ini juga.
Berbagai pencobaan, Bahasa Gerika: Peirasmos. Pengertiannya adalah pencobaan,
serangan, diberikan untuk membuktikan sesuatu (yaitu iman), untuk meneliti
(kesungguhan kita), pertanyaan-pertanyaan dalam kehidupan. Pencobaan macam apa saja,
tidak mesti pencobaan untuk berbuat dosa. Pencobaan menguji kepercayaan dan iman kita,
dan menguji kepribadian kita apakah kita berdiri atas kebenaran dan apakah kepercayaan
kita teguh, dan apakah iman kita murni. Ujian melahirkan kesabaran, dan kesabaran
mengerjakan kesempurnaan.

A. Kita dinasihati agar mengangap sebagai suatu kebahagiaan apabila jatuh ke


dalam berbaqai pencobaan.
Yak 1:2 – “Saudara-saudaraku, anggaplah sebagai suatu kebahagiaan, apabila kamu
jatuh ke dalam berbagai-bagai pencobaan"
Jatuh ke dalam berbagai pencobaan. Kata Jatuh berasal dari Bahasa Gerika: peripipto,
yang artinya adalah terjebak ke dalam (to fall into atau to be caught by).
Jadi pada dasarnya kita tidak mencari pencobaan, tetapi ketemu, seperti misalnya terjebak
banjir. Tidak diduga, kita ketemu banjir, bahkan bisa terkurung d dalamnya. Lalu tentu
saja kita mencari jalan keluar. Bahkan di dalam ayat ini disebut berbagai pencobaan.
Memang, sering masalah dan pergumulan yang kita hadapi bermacam-macam. Tetapi
Firman Tuhan mengatakan: “Anggaplah sebagai suatu kebahagiaan"
Jadi Tuhan ingin pada saat kita menghadapi berbagai pencobaan jangan takut, kuatir, stres,
marah, kecewa, sedih, tertekan. Tetapi bahagia, jadi harus senyum. Bukan sombong!
Bukan senyum orang yang kelewat bingung atau terganggu ingatan,tetapi senyurn sebab
penyerahan diri kepada Allah, sebab percaya kemampuan dan kekuatan Allah. Kita tidak
perlu tertekan atau sedih dan kacau, sebab hal-hal tersebut dapat mengubah keadaan.
Supaya kita bisa bahagia, kita perlu mengucap syukur saat menghadapi berbagai
pencobaan. Memang manusiawi apabila kita mengeluh atau sedih saat menghadapi
berbagai pencobaan. Tetapi Rasul Paulus berkata bahwa kita adalah lebih daripada seorang
pemenang (Rm 8 :37). Kasih Yesus yang membuat kita mampu.

B. Mengapa kita menganggap sebagai suatu kebahagiaan apabla kita menghadapi


87
berbagai pencobaan?
Yak 1:3- “Sebab kamu tahu, bahwa ujian terhadap imanmu itu menghasilkan ketekunan.”
1. Sebab pencobaan itu merupakan ujian terhadap iman.
Pencobaan dipakai oleh Iblis untuk menjatuhkan kita. Pencobaan dipakai oleh Tuhan
untuk menguji iman kita. Tujuan iman diuji adalah: mengangkat kita ke level yang lebih
tinggi.
a. Membuktikan kesungguhan dan kualitas dari iman itu.
b. Meningkatkan iman agar lebih tertanam kepada Kristus, apapun yang terjadi.

2. Sebab saat kita menghadapl pencobaan, kita dilatih ketekunan.


Ketekunan merupakan buah yang dihasilkan oleh adanya pencobaan yang dihadapi, sebab
orang tersebut berusaha untuk dapat mengatasi atau menyelesaikan. Makin bermacam-
macam masalah dan pergumulan yang dihadapi, makin orang tersebut belajar tekun.
Bahkan orang tersebut akan ditempa keuletannya dalam perjuangan untuk survive dan
menang. Di situ mental dan kepribadian kita ditempa, menjadi kuat, tekun, ulet, tidak
mudah putus asa.

3. Yak 1:4 –“Dan biarkanlah ketekunan ituu memperoleh buah yang matang, supaya
kamu menjadi sempurna dan utuh dan tak kekurangan suatu apapun.”
Wah, apabila kita menghadapi pencobaan dengan rasa bahagia, rasa syukur, kita akan kuat
dan tabah dan akan dibawa kepada kesempurnaan.

A. Ketekunan menghasilkan buah yang matang. Artinya rohani kita bertumbuh,


didewasakan melalui pergumulan dan pencobaan.

B. Supaya kamu menjadi sempurna. Iman dan kepribadian kita disempurnakan lewat
pergumulan dan pencobaan.Ada 6 hal mengenai kesempurnaan:

B.1. Pekerjaan yang sempurna tentang kesabaran.Yak1:4.


Usaha yang sempurna tentang kesabaran. Kesabaran jadi sempurna.
B2. Pengetahuan yang sempurna. Flp.3:15.
Melalui pergumulan dan pencobaan pengetahuan kita dibuat sempurna, misal pemahaman
mengenai pribadi Allah dan jalan-jalan Allah.
B.3. Karunia atau pemberian yang sempurna.Yak 1:17.
Di dalam menghadapi pencobaan melalui pergumulan-pergumulan, Tuhan memberikan
kepada kita karunia-karunia yang sempurna, kita diperlengkapiNya dari tempat yang
Mahatinggi. Tuhan makin menambah karuniaNya.
B.4 Hukum kemerdekaan yang sempurna. Yak 1:25.
Supaya bisa mampu menghadapi pergumulan dan pencobaan, kita perlu menetiti hukum
Tuhan yang sempurna. Pemahaman akan firmanNya akan memerdekakan kita. Melalui
pergumulan dalam pencobaan, kita mengalami firmanNya.

FirmanNya akan membuka wawasan bagi kita bagaimana menghadapi dan mengatasi
masalah. FirmanNya akan memberi petunjuk-petunjuk kepada kita, oleh kuasa Roh
KudusNya. Bacalah Firman, renungkan, cari petunjuk Allah di dalamnya. Pengertian akan
FirmanNya akan membebaskan roh dan jiwa anda dari belenggu masalah.

B.5. Iman yang sempurna oleh karena pengendalian diri.


Yak 2:22 –“Kamu lihat bahwa iman bekerjasama dengan perbuatan-perbuatan dan oleh
perbuatan-perbuatan itu iman menjadi sempurna.”
(Perfect faith by works).
Iman perlu dinyatakan dalam perbuatan. Tanpa perbuatan iman mati. Iman menjadi
sempuma, oleh karena dikerjakan oleh perbuatan. Hendaknya Firman Tuhan betul-betul
bisa menjawab masalah oleh karena iman, dan Firman Tuhan diterapkan dalam praktik
kehidupan. Kita menghadapi persoalan kita dan menyelesaikan dengan iman. Yak 2:17
–“Demikian juga halnya dengan iman: Jika iman itu tidak disertai perbuatan, maka iman
itu pada hakekatnya adalah mati”.
88
B.6. Manusia yang sempuma oleh karena pengendalian diri.
Yak 3:2 – “Sebab kita semua bersalah dalam banyak hal, barangsiapa tidak bersalah
dalam parkataannya, ia adalah orang sempurna, yang dapat juga mengendalikan seluruh
tubuhnya.”

Pada saat pergumulan-pergumulan dan pencobaan terjadi, biasanya apa yang sulit untuk
kita kuasai? Lidah dan bibir kita, itulah yang cepat sekali untuk bereaksi. Kita cepat
menanggapi pencobaan dengan keluhan. Kadang-kadang ungkapan kecewa atau jengkel
langsung keluar dari bibir lidah kita. Lalu bagaimana agar kita menjadi manusia yang
disempumakan melalui pencobaan dan persoalan yang kita alami? Kita harus merubah
ucapan bibir kita dari keluhan menjadi ucapan syukur. Kita harus merubah ucapan rasa
kecewa kita atau kejengkelan kita dengan memberkati, menasihati, memotivasi, bila
pergumulan kita tentang anak, misalnya. Kita harus merubah semua pertanyaan di hati kita
dengan memuji Tuhan.
Yuk kita belajar terus. Dengan demikian ucapan kita akan terkendali. Tuhan sumber damai
memberi damai yang melimpah di hati saudara. Amin.

"MENJADI MURID YANG SEJATI"


Luk 14:25-32

"Pada suatu kali banyak orang berduyun-duyun mengikuti Yesus dalam perjalanan-Nya.
Sambil berpaling Ia berkata kepada mereka: "Jikalau seorang datang kepada-Ku dan ia
tidak membenci bapanya, ibunya, isterinya, anak-anaknya, saudara-saudaranya laki-laki
atau perempuan, bahkan nyawanya sendiri, ia tidak dapat menjadi murid-Ku.
Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak dapat menjadi murid-Ku.
Sebab siapakah di antara kamu yang kalau mau mendirikan sebuah menara tidak duduk
dahulu membuat anggaran biayanya, kalau-kalau cukup uangnya untuk menyelesaikan
pekerjaan itu? Supaya jikalau ia sudah meletakkan dasarnya dan tidak dapat
menyelesaikannya, jangan-jangan semua orang yang melihatnya, mengejek dia, sambil
berkata: Orang itu mulai mendirikan, tetapi ia tidak sanggup menyelesaikannya. Atau,
raja manakah yang kalau mau pergi berperang melawan raja lain tidak duduk dahulu
untuk mempertimbangkan, apakah dengan sepuluh ribu orang ia sanggup menghadapi
lawan yang mendatanginya dengan dua puluh ribu orang? Jikalau tidak, ia akan
mengirim utusan selama musuh itu masih jauh untuk menanyakan syarat-syarat
perdamaian."

Apabila kita ingin menjadi murid yang sejati kita harus mengambil langkah iman. Tuhan
Yesus dikerumuni oleh orang banyak. Mereka datang berduyun-duyun mengikut Dia. Dan
Yesus memberi komentar agar barangsiapa mengikut Dia harus memikul salibnya.

Bagaimana situasi jumlah yang besar pada umumnya? Jumlah yang besar itu oke-oke saja
tetapi Yesus tidak terkesan dengan jumlah yang besar. Sebab jumlah yang besar itu sering
datang dan pergi. Kadang-kadang mereka bisa berbalik menentangmu. Yesus turun ke
dunia tidak membangun kerumunan orang yang banyak tetapi Dia membangun gerejaNya.

1. Dia menjalankan agenda surga dengan cara kasih dan menjelaskan kepada
mereka inilah rencanaNya.
Dengan kata lain sepertinya Yesus mengatakan: "Aku yang akan menjadi nomer satu
dalam hidupmu"
Luk 14:28 - "Jikalau seorang datang kepada-Ku dan ia tidak membenci bapanya, ibunya,
isterinya, anak-anaknya, saudara-saudaranya laki-laki atau perempuan, bahkan
nyawanya sendiri, ia tidak dapat menjadi murid-Ku. "

89
2. Tuhan menghendaki kita memikui salib kita sambil mengikut Dia. Luk 14:27
Apakah salib itu? Salib itu adalah instrumen kematian. Yaitu alat untuk mematikan kita.
Kita hanya bisa mati apabila mau menyerahkan segalanya bukan separuh, bukan 90%
tetapi segalanya. Tuhan Yesus tidak menekan kita sehingga penyerahan kita menjadi suatu
beban yang berat, tetapi Tuhan Yesus menyatakan hukum untuk mengikut Dia. Seseorang
yang mengikut Yesus dengan penyerahan total harus menyadari bahwa itulah komitmen
yang dia ambil dan dia akan menjalaninya dengan sukacita.

Ada satu garis yang tinggi yang dituntut oleh Tuhan untuk komitmen kita. Tuhan seolah-
olah berkata demikian: "Jikalau Aku hanya memiliki 12 orang Aku akan bisa mengubah
dunia ini hanya dengan yang 12 orang itu."
Apabila anda ingin menjadi murid Tuhan asingkan dirimu dari kerumunan orang banyak
untuk menjadi seorang murid yang sungguh-sungguh komitmen.

POTRET SEORANG MURID YANG KOMITMEN

Ada lima aspek dari murid yang komitmen.

1. Dia komitmen untuk memiliki saat teduh dengan Tuhan Yesus.


Dia membangun hubungan melalui penyembahan dan itu bukan hanya menyanyi setiap
Minggu pagi di gereja. Itu harus menjadi penyembahan seumur hidup kita.
Tuhan itu bukan mengejar penyembahan kita tetapi Tuhan mengejar kita. Dia
menginginkan penyembah.
Yoh 4:23,24 - "Tetapi saatnya akan datang dan sudah tiba sekarang, bahwa penyembah-
penyembah benar akan menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran; sebab Bapa
menghendaki penyembah-penyembah demikian. Allah itu Roh dan barangsiapa
menyembah Dia, harus menyembah-Nya dalam roh dan kebenaran. "
 
Hubungan kita akan mengalir melalui penyembahan yaitu penyembahan yang keluar dari
dasar hati yang akan menyentuh hati Allah, dengan iman

2. Mereka ada di dalam persekutuan kasih dengan sesamanya.


Kita perlu terlibat di dalam persekutuan kamunitas dari rumah ke rumah. Kita tidak bisa
membangun persekutuan yang akrab di dalam ibadah-badah hari Minggu saja sebab hal itu
hanya merupakan hubungan yang dangkal. Kita tidak bisa sungguh-sungguh saling
memperhatikan di dalam ibadah. Di dalam ibadah kita memang saling melayani tetapi kita
akan melayani kebutuhan mereka secara mendalam pada saat bertemu dari rumah ke
rumah. Kis 2:41-47; Kis 4:32-37.
Apabila kita hanya hadir dalam ibadah raya kita tidak memiliki pertanggungjawaban
mengenai apa yang kita dengar dari Firman Tuhan. Kita perlu sekali memiliki keluarga
kecil di mana kita dapat memperhatikan satu dengan yang lain. Seorang murid akan
membangun hubungan. Kerumunan orang banyak itu kadang-kadang mengikuti jalannya
sendiri. Apalagi bila kerumunan orang banyak itu tersinggung atau merasa dikecewakan.
Apabila ada seseorang yang melukaimu pergi selesaikanlah dengan orang itu. Apabila
tidak mempan panggillah orang ketiga. Mat 18: 15-20.

3. Seorang murid memiliki hati hamba.


Mat 20:28 - "sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk
melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang. "
Mrk 10:45 - "Karena Anak Manusia juga datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk
melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang."

Dia tahu bagaimana mengembangkan karunia-karunia. Kalau kita memiliki orientasi yang
egois terhadap hidup kita itu akan merusakkan hidup kita sendiri. Seorang murid akan
menghancurkan orientasi yang egois dalam dirinya dan mulai melayani. Kita perlu
menanggapi kebutuhan orang dengan mengatakan apa yang bisa saya lakukan untuk orang
lain. Sebagai murid kita juga perlu mengatakan apa yang bisa saya berikan kepada gereja.
90
Orang-orang Kudus Vs Setan-setan.
Ada yang melakukan segala sesuatu dengan banting tulang tetapi ada yang lain duduk
santai tidak melakukan apa-apa.
Kadang-kadang diadakan simulasi, presentasi, praktek di kelas mengalami pengalaman
indah tetapi tidak mau pergi melakukan penjangkauan. Kadang-kadang ada yang saling
memukul, saling bertengkar untuk banyak hal makanya tidak mencapai kemenangan. Di
dalam hal ini 5 jawatan rohani harus melengkapi. Semua orang diwadahi dalam tugas-
tugas mengalahkan musuh.

4. Seorang murid adalah seorang pemberi yang murah hati. Luk 14:28-30.
Mereka demikian dicengkeram untuk hal-hal yang ada kepentingannya dengan Yesus.
Segala sumber baik daya dan dana dipersembahkan dengan senang hati dan dengan limpah
asal kita tahu bahwa segala sesuatu yang kita miliki datang dari Tuhan. Mestinya kita akan
rela mengembalikan kepadaNya semaksimalnya. Untuk hal ini hanya diperlukan
perubahan paradigma atau pergeseran dalam cara berpikir. Karena sebenarnya semuanya
datangnya dari Tuhan.

5. Seorang murid sangat bergairah untuk menginjil.


Dia akan menularkan penginjilan kepada orang-orang lain. Dia memiliki hati yang
sepenuhnya ingin memenangkan jiwa-jiwa bagi Tuhan. Dia memiliki sukacita yang lebih
bila bisa memperoleh satu orang lebih dari segalanya. Karena satu orang yang bertobat ada
sukacita di surga dan seluruh malaikat di surga bersukacita. Prioritas surga adalah
menyelamatkan yang terhilang. Marilah kita menjadi mata rantai yang di tengah atau mata
rantai penyambung dan janganlah kita menjadi mata rantai yang hilang. Bagian dari
petualangan besar mengasihi jiwa-jiwa adalah menjadikan jiwa-jiwa itu orang-orang
percaya dan menjadi murid Yesus. Dengan adanya mata rantai-mata rantai pemuridan
impaknya akan sangat besar kepada dunia yang terhilang. Seberangilah garis itu. Mulailah
bangun hubungan-hubungan. Jadilah salah seorang yang paling penuh menjadi murid
Yesus.

Kita hanya memiliki satu kehidupan untuk kita jalani. Yesus ingin kita menjalaninya
sepenuhnya. Sasaran kita adalah memberi dan tidak sekedar menerima.
Luk 8:38 - "Berilah dan kamu akan diberi: suatu takaran yang baik, yang dipadatkan,
yang digoncang dan yang tumpah ke luar akan dicurahkan ke dalam ribaanmu. Sebab
ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu. "

Yoh 10:10 - "Pencuri datang hanya untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan;
Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala
kelimpahan. "

Adalah di dalam memberi bahwa kita akan menerima. Hubungan kita dengan Yesus tidak
didasarkan atas rutinitas tetapi perlu dibakar lagi dan diisi lagi, melalui pergaulan karib
denganNya. Nikmatilah kehadiranNya setiap hari di dalam hidupmu dengan pujian
penyembahan dan merenungkan firmanNya.

"JATUH CINTA DENGAN TUHAN"

Keinginan-keinginan di dalam hati kita akan sesuatu bisa membutakan kita. Hendaknya
kita memperhatikan apakah keinginan-keinginan itu akan membawa kita kepada hal yang
positif atau negatif. Kita perlu minta kepada Tuhan keinginan untuk mengenal Dia dan
mengasihi Dia. Kita perlu ingin mencintai apa yang Tuhan ingini. Apa yang Tuhan ingini
atau yang Tuhan mau adalah yang terbaik. Tanpa kita sadari kesibukan-kesibukan dapat
membuat cinta kita kepada Tuhan luntur. Belajar mendengar suara Tuhan setiap haripun
91
tidak merupakan jaminan bahwa cinta kepada Tuhan masih ada di dalam hati. Banyak
berkat juga bukan jaminan cinta Tuhan ada di hati. Urapan dan karuniapun bukan jaminan
mengenai hal itu.

Bagaimana hal ini dapat kita pahami? Walaupun semuanya itu lancar tetapi tanpa
keintiman dengan Tuhan tidak merupakan jaminan bahwa kita mengasihi Tuhan. Sebagai
misal di dalam doa seringkali kita berkomunikasi dengan Tuhan seperti bisnis.

Alkitab mengatakan bahwa cinta itu kuat lebih dari maut. Henokh berkenan kepada Allah.
Daud juga berkenan kepada Allah. Apabila kita mempunyai iman kita berkenan kepada
Allah.
Ibr 11:6 - "Tetapi tanpa iman tidak mungkin orang berkenan kepada Allah. Sebab
barangsiapa berpaling kepada Allah, ia harus percaya bahwa Allah ada, dan bahwa
Allah memberi upah kepada orang yang sungguh-sungguh mencari Dia"

Tanpa dasar kasih semuanya akan sia-sia. Kita akan melihat catatan Alkitab bahwa
Henokh berkenan kepada Allah. Tetapi Alkitab tidak mencatat Henokh melakukan suatu
karya. Sepertinya ia tidak berbuat apa-apa. Jadi kemungkinan dia hanya hidup sebagai
orang biasa, mencari nafkah, bertanggungjawab untuk keluarga. Tetapi dia bergaul dengan
Allah, dia intim dengan Allah. Itulah sebabnya Allah berkenan kepadanya.
Daud berkenan kepada Allah. Apakah dia sempurna? Tidak. Ada yang lebih hebat dari
Daud tetapi dia berkenan kepada Allah. Dia bergaul atau intim dengan AIlah.

Yesus melayani hanya.3 1/2 tahun tetapi la berkenan kepada Allah. Berkenan kepada
Allah tidak tergantung lama pelayanan dan tidak tergantung apakah tiap hari berada di Bait
Allah. Yesus bergaul karib dengan Allah, Henokh berjalan dengan Tuhan, Daud dekat
dengan hati Tuhan. Yesus bangun pagi dan bersekutu dengan Bapa.

Kita ingat peringatan Tuhan kepada Sidang Jemaat di Efesus. Why 2:1-7.
Sidang Jemaat di Efesus giat melakukan banyak kegiatan; banyak program, mereka
bersusah payah dan tekun, mereka mempunyai karunia membedakan roh, mereka juga
sabar di dalam penderitaan karena nama Yesus. Tetapi Yesus mencela mereka karena
mereka kehilangan kasih yang mula-mula dan Tuhan juga memperingatkan bila mereka
tidak kembali kepada kasih yanq mula-mula khaki diannya akan disingkirkan dari mereka.
Mereka tidak lagi hidup di dalam terang dan tidak lagi bisa membawa terang itu kepada
dunia ini.

Cinta tidak bisa dibuat-buat cinta tidak bisa diukur dengan tari menari, lompat melompat,
semangat dan sorak sorai. Jemaat bisa kehilangan cinta kepada Tuhan oleh karena
penyelewengan dari fokus di dalam kehidupannya. Kita tidak bisa membangkit-bangkitkan
cinta itu tetapi kita hanya bisa meminta cinta itu. Mintalah kepada Tuhan supaya cinta
mula-mula kita dipulihkan. Cinta memberi kekuatan tatkala kita berada di dalam
kesesakan. Mintalah, rindukanlah dan menjeritlah kepada Tuhan untuk beroleh cinta
kepada Tuhan.

Kis 13:7-22
Ayat 22 - "Setelah Saul disingkirkan, Allah mengangkat Daud menjadi raja mereka.
Tentang Daud Allah telah menyatakan: Aku telah mendapat Daud bin Isai, seorang yang
berkenan di hati-Ku dan yang melakukan segala kehendak-Ku. "

Daud berkenan. di hati Allah sebab dia melakukan kehendak Allah. Sebaliknya Saul tidak
berkenan kepada Allah sebab dia tidak taat. Tidak melakukan apa yang diperintahkan,
melanggar apa yang dilarang, mengikuti kemauan sendiri. Dengan kata lain dia
menyeleweng atau memberontak tetapi sukar dinasihati. Tanda seseorang mengasihi
Tuhan adalah taat kepadaNya.

Yoh 14-15 – “Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintahKu. "
92
Hak 3:1-6 - "Inilah bangsa-bangsa yang dibiarkan TUHAN tinggal untuk mencobai orang
Israel itu dengan perantaraan mereka, yakni semua orang Israel yang tidak mengenal
perang Kanaan. -- Maksudnya hanyalah, supaya keturunan-keturunan orang Israel yang
tidak mengenal perang yang sudah-sudah, dilatih berperang oleh TUHAN. Yang tingqal
ialah kelima raja kota orang Filistin dan semua orang Kanaan, orang Sidon dan orang
Hewi, yang mendiami pegunungan Libanon, dari gunung Baal-Hermon sampai ke jalan
yang menuju ke Hamat. Mereka itu ada di sana, supaya la mencobai orang Israel dengan
perantaraan mereka untuk mengetahui, apakah mereka mendengarkan perintah yang
diberikan TUHAN kepada nenek moyang mereka dengan perantaraan Musa. Demikianlah
orang Israel itu diam di tengah-tengah orang Kanaan, orang Het, orang Amori, orang
Feris, orang Hewi dan orang Yebus. Mereka mengambii anak-anak perempuan, orang-
orang itu menjadi isteri mereka dan memberikan anak-anak perempuan mereka kepada
anak-anak lelaki orang-orang itu, serta beribadah kepada allah orang-orang itu. "

Mengapa orang Kanaan masih disisakan? Pertama supaya mereka berlatih berperang.
Kedua Tuhan ingin melihat apakah mereka mendengarkan petintah Tuhan dan
melakukannya atau tidak .Ternyata umat Israel khususnya keturunan yang tidak ikut
berperang dulu tidak taat. Akibatnya biasanya mereka dijajah dan ditekan oleh bangsa-
bangsa yang ada di sekitarnya. Namun apabila mereka berteriak minta tolong Tuhan akan
membangkitkan mereka kembali melalui hakim yang Tuhan angkat.
Kita akan melihat jenis- jenis orang percaya.
1. Ada kelompok orang percaya yang menerima atau mempunyai janji Allah tetapi tidak
bisa menikmatinya. Dia sering mendengar nubuat tetapi tidak mengalami apa yang
dijanjikan.

2. Orang percaya yang berperang dan berhasil membuat penaklukan-penaklukan tetapi


tidak tuntas. Di dalam dirinya masih banyak sisa-sisa musuh-musuh iman. Di dalam
dirinya dia terus menerus berperang dan tidak menikmati damai sejahtera.

3. Ada kelompok orang percaya seperti pada zaman hakim-hakim yang santai-santai,
ibadah tidak sungguh-sungguh bahkan mungkin tidak ibadah, tidak mempunyai cinta
kepada Tuhan. Dia tidak tahu panggilannya, tidak tahu apa yang Tuhan mau supaya dia
lakukan. Dengan kata lain tidak punya tujuan hidup.

Ini adalah jenis-jenis orang percaya yang belum memenuhi apa yang Tuhan inginkan.
Tuhan ingin kita bergaul karib denqan Dia, taat kepadaNya, menikmati janji- janjiNya,
hidup berkemenangan dan mengalami damai sejahtera di dalam hati walau tetap ada
tantangan.

Tiap orang mempunyai panggilan di dalam hidupnya. Tuhan mau kita semua mencapai
target dari panggilan kita masing-masing.

Kesaksian:
Ada seorang pendoa syafaat di bukit doa Ungaran. Pada saat dia berdoa Tuhan
memberitahu mengenai seseorang di Cina secara mendetil. la tidak mengenal orang
tersebut dan ia sendiri belum pernah pergi ke Cina. Tetapi dia berdoa syafaat memerangi
roh-roh kegelapan di sekitar orang tersebut. Ternyata di Cina di suatu desa ada orang yang
sedang sakit. Dia didatangi seorang malaikat dan disembuhkan Tuhan. Melalui kesaksian
orang ini penduduk di desa itu bertobat. Malaikat itu menjelaskan bahwa dia datang oleh
karena doa syafaat seorang pendoa di bukit doa Ungaran dan disebutkan nama pendoa itu.
Hal ini luar biasa sekali. Peristiwa seperti di dalam kitab Kisah Para Rasul terulang
kembali.
Dalam perintisannya di Pulau Rote Pdt. Yeremia Selan banyak berdoa dan berpuasa. Oleh
petunjuk Roh Kudus dia disuruh berjalan di suatu kampung melewati hutan. Di sana
ternyata ada sebuah pondok kecil dan ada orang yang terbaring sakit serta mengerang.
Bapak Yeremia mendoakannya dan tekun melawatnya. Orang tersebut sembuh. Itulah asal
mula perintisan di desa Lekik di Pulau Rote.
93
Demikian juga dialami oleh ibu Mary di dalam perintisan-perintisannya. Semua
-dilakukannya berdasarkan mendengar suara Tuhan dan itu terjadi pada saat Ibu Mary
bersekutu dengan Tuhan di dalam doa, kadang-kadang pada saat berdialog dengan Tuhan
di kamar mandi, di kamarnya, di mobil dalam perjalanan atau pada waktu ibadah dan
puasa.
Lakukan tugas dalam panggilanmu dan capailah sasaran yang Tuhan berikan padamu.
Ingat tiap-tiap orang mempunyai panggilan di dalam hidupnya. Berdirilah di tempat
panggilan saudara, jangan berdiri di tempat orang lain. Kita tidak perlu berebutan
mengenai posisi atau jabatan. Tetapi secara korporat masing-masing setia kepada
panggilannya sampai mencapai penggenapan.
Pemusik dan pemuji perlu belajar mendengar suara Tuhan. Dia perlu mengetahui isi hati
Allah dan kehendakNya sehingga dia tidak akan mencari lagu atas kemauan sendiri dan
yang memuaskan dirinya. Dia perlu mendengar kehendak Tuhan sehingga musik dan lagu
itu memuaskan hati Tuhan. Hati-hati apabila kita tidak berdiri di tempat kita sendiri.
Tahukah anda apa akibatnya jikalau kita tidak berdiri di tempat kita sendiri? Setiap orang
yang tidak berdiri di tempatnya sesuai dengan panggilannya dia mengganggu kehendak
Allah, menginterupsi agenda Allah dan harus dikebaskan dari tubuh Kristus. Apabila
manusia atau organisasi tidak bertindak sekalipun Tuhan yang akan bertindak. Demikian
juga mengenai dosa. Apabila seseorang di dalam panggilannya sengaja berbuat dosa walau
manusia atau organisasi tidak bertindak Tuhan akan bertindak.

Mengenal dan Mengetahui Tempat Kita


Mengenal dan mengetahui tempat kita di dalam panggilan sangat penting. Orang yang
mengenal dan tahu tempatnya di dalam panggilannya diperkenan Tuhan, contohnya seperti
Daud. Umat Israel yang sudah mendiami tanah Kanaan jatuh bangun dalam kehidupan
rohaninya dan mereka menginginkan seorang raja. Tetapi kita melihat apa jadinya. Kita
bukan hanya perlu tahu tempat panggilan kita, kehendak Tuhan atas kita tetapi kita juga
perlu tahu waktu Tuhan untuk kita. Apa yang diminta orang Israel itu diberikan oleh
Tuhan tetapi ternyata itu bukan yang terbaik. Mereka mendapat seorang pemimpin yang
diangkat sebagai raja yang pertama yaitu Saul.
Sebenarnya Saul bisa menjadi yang terbaik apabila dia terus menerus menempatkan diri di
tempat yang tepat dan terus menerus di dalam ketaatan. Sayang sekali dia menjadi orang
yang tidak taat. Saul baik pada permulaannya tetapi buruk pada akhirnya.
Tuhan mau memberi yang terbaik untuk kita di dalam panggilanNya. Hal itu memerlukan
tanggung jawab kita untuk terus menempatkan diri di tempat yang Tuhan tentukan dalam
panggilan. Terus berjalan di dalam ketaatan dan memegang waktu Tuhan atau agenda
Tuhan. Belajarlah untuk mengetahui waktu Tuhan di dalam panggilan anda.
Demikian juga mengenai keluarga. Bagaimana untuk membimbing keluarga atau
bagaimana untuk membangun serta memulai satu keluarga yang baru. Keluarga perlu
belajar mendengar suara Tuhan dan saling mengkomunikasikan apa yang didapat dari
Tuhan.

Seseorang perlu mengambil keputusan atau melangkah berdasar tiga hal: kehendak Tuhan,
waktu Tuhan dan cara Tuhan. Orang tua perlu mendoakan anak-anak dan memberkati
anak-anak. Doa dan berkat orang tua ini memagari anak-anak supaya Iblis tidak mencuri
kesempatan. Melalui doa Tuhan akan membangun benteng dan melindungi mereka. Orang
tua juga perlu melatih iman anak-anak agar supaya anak-anak ini dapat berkomunikasi
langsung dengan Tuhan, dapat bertumbuh dan mengalami Tuhan secara nyata tanpa
mengabaikan otoritas orang tua.

Kembali kepada Daud, dia adalah seorang yang menggenapi kehendak Tuhan di dalam
menaklukkan semua bagian kerajaan yang Tuhan berikan sebagai bagian untuk
ditaklukkan.
Beberapa hal yang perlu kita taklukkan:
1. Daging atau ego kita.
Kemauan atau kehendak kita sendiri harus ditaklukkan dengan cara melatih penundukan
yang terus menerus kepada Allah melalui FirmanNya.
94
2. Iblis harus kita taklukkan.
Iblis ini sering menyerang jiwa yaitu pikiran, perasaan dan kemauan. Dia sering
memberikan ide-ide palsu yang nampaknya baik dan menguntungkan diri kita. Maka kita
harus berhati-hati sebab Iblis bisa menyerang, membujuk, bertipu daya bahkan bekerja
sama dengan ego kita. Iblis juga menyerang, menduduki atau menguasai pribadi, keluarga,
sebuah tempat misalnya kamar, rumah, desa, kota, daerah, wilayah, negara. Itulah
sebabnya perlu keterbukaan di dalam satu keluarga. Jangan ada yang ditutup-tutupi antara
anak dan orang tua, masingmasing perlu terbuka terhadap koreksi dan teguran-teguran.
3. Pengaruh dunia perlu ditaklukkan.
Apa yang kita tonton, apa yang kita dengar, ke mana kita pergi, waktu yang kita pakai
semua sangat perlu diatur, didisiplin di dalam penundukan kepada Tuhan, kepada
FirmanNya dan Roh KudusNya. Shopping boleh tetapi di bawah kontrol Tuhan. Jalan-
jalan OK tetap jaga hubungan dengan Tuhan.
4. Pelayanan perlu ditaklukkan di bawah kaki Tuhan.
Kita tentu terkejut kalau pelayanan termasuk hal yang harus ditaklukkan. Apa sebabnya?
Sebab pelayanan bisa menjadi lembah kesibukan tanpa pengurapan, penyertaan atau
perkenan Tuhan.
5. Rumah tangga perlu ditaklukkan di bawah penguasaan Tuhan.
Yesus adalah kepala rumah tangga yang tidak kelihatan. Pemegang otoritas utama dalam
rumah tangga adalah ayah. Ayah atau bapak di dalam satu keluarga perlu menyadari
bahwa Kristus adalah kepala dalam rumah tangga yang dipimpinnya. Maka seorang ayah
perlu lebih dulu dalam penundukan kepada Kristus dan dia harus membawa istri dan anak-
anaknya di dalam penundukan kepada Kristus. Tetapi ternyata kita menemui di
kebanyakan rumah tangga artinya dalam prosentase terbesar rumah tangga seorang ayah
atau bapak tidak menjalankan fungsinya dengan benar.
Apakah dengan demikian ibu dapat mengambil alih otoritas di dalam namah tangga? Dia
tidak bisa mengambil alih otoritas tetapi dia bisa bertindak sebagai penolong bagi suami
untuk memberlakukan otoritas Kristus di dalam rumah tangganya. Dia perlu mengajak
anak-anaknya untuk membangun mezbah di dalam keluarga dengan tetap menghargai
suami yang tidak menjalankan otoritasnya sebagaimana mestinya.

Apa yang menyebabkan Allah berkenan kepada Daud


1. Daud adalah seorang pendoa dan penyembah.
Seorang pendoa dan penyembah selalu merindukan hadirat Tuhan. Tuhan sangat berkenan
bila umatNya merindukan Dia.
2. la seorang prajurit.
Seorang prajurit itu sejajar dengan hamba. Dia berhati dan berjiwa hamba dan telah
membuktikan diri sebagai prajurit yang baik. Seorang prajurit yang baik selalu taat dan
berada di dalam penundukan kepada komandannya.
3. Dia menaklukkan segala sasaran yang ditargetkan.
Dia adalah prajurit yang selalu menang dan berhasil. Tuhanpun menghendaki kita agar
berhasil di dalam penaklukan-penaklukan.
4. Dia juga berkarunia nabi.
Di dalam panggilan dan pelayanannya dia tahu kedudukannya di hadapan Tuhan, dia dekat
dengan Tuhan dan apa yang dia dapat dari Tuhan disampaikannya kepada umatNya.
5. Dia hidup di dalam pengurapan yang melimpah.
Pengurapan yang melimpah ini dia dapat melalui doa dan pujian serta penyembahan. Dia
berdoa tiga kali sehari dan memuji-memuji Tuhan tujuh kali sehari.
6. Dia memiliki hikmat, marifat dan kuasa.
Ini semua merupakan pemberian dari Roh Kudus di dalam dirinya. Kedekatannya dengan
Allah memberi pencurahan Roh Kudus kepadanya.
7. Dia memiliki ikatan perjanjian dengan Tuhan dan memiliki visi.
Orang yang memiliki ikatan perjanjian dengan Tuhan hidup di dalam kasih karunia Tuhan
dan orang yang memiliki visi memiliki sasaran untuk dicapai. Tanpa visi menjadi liarlah
umat.

95
"BERDOA UNTUK BANGSA"

Yer 42:10-13
"Nyanyikanlah nyanyian baru bagi TUHAN dan pujilah Dia dari ujung bumi! Baiklah laut
bergemuruh serta segala isinya dan pulau-pulau dengan segala penduduknya. Baiklah
padang gurun menyaringkan suara dengan kota-kotanya dan dengan desa-desa yang
didiami Kedar! Baiklah bersorak-sorai penduduk Bukit Batu, baiklah mereka berseru-seru
dari puncak gunung-gunung! Baiklah mereka memberi penghormatan kepada TUHAN,
dan memberitakan pujian yang kepada-Nya di pulau-pulau. TUHAN keluar berperang
seperti pahlawan, seperti orang perang la membangkitkan semangatNya untuk bertempur,
la bertempik sorak, ya, la memekik, terhadap musuh-musuh-Nya la membuktikan
kepahlawanan-Nya. "

Ada kuasa dalam pujian untuk pemulihan, ada kuasa dalam pujian untuk menaklukkan
bangsa-bangsa.
Nyanyian tentang kemenangan akan berkumandang untuk membebaskan bangsabangsa
dari belenggu-belenggu mereka.

Kej 25:12-18
Negara yang terdiri dari pulau-pulau yang terbanyak adalah Indonesia. Kurang lebih ada
17.000 pulau. Penduduk bumi di Indonesia ini termasuk ranking 4.

Why 7:9-10 - "Kemudian dari pada itu aku melihat: sesungguhnya, suatu kumpulan besar
orang banyak yang tidak dapat terhitung banyaknya, dari segala bangsa dan suku dan
kaum dan bahasa, berdiri di hadapan takhta dan di hadapan Anak Domba, memakai
jubah putih dan memegang daun-daun palem di tangan mereka. Dan dengan suara
nyaring mereka berseru: "Keselamatan bagi Allah kami yang duduk di atas takhta dan
bagi Anak Domba!""

Suatu ketika semua kita akan berdiri di hadapan Anak Domba tidak terkecuali, dari segala
bangsa, suku, bahasa dan kaum semua akan ada di hadapan tahta Anak Domba. Nantinya
semua juga akan diadili berdasarkan semua perbuatan mereka dan akan diteliti siapa yang
tidak tercatat di dalam buku kehidupan. Bayangkan betapa besar jumlah orang yang akan
binasa apabila mereka tidak bertobat dan percaya kepada Tuhan Yesus.

Mat 7:9 - "Adakah seorang dari padamu yang memberi batu kepada anaknya, jika ia
meminta roti"

Kalau kamu minta roti atau rejeki Tuhan akan memberikannya. Demikian juga apabila
engkau minta bangsa dan suku bangsa Tuhan akan memberikannya.

Mzm 2:8 - "Mintalah kepada-Ku, maka bangsa-bangsa akan Kuberikan kepadamu


menjadi milik pusakamu, dan ujung bumi menjadi kepunyaanmu."

Bangsa-bangsa akan menjadi milik pusaka bahkan dari ujung bumi yang satu sampai ke
ujung bumi yang lain. Kita perlu berdoa syafaat untuk keselamatan bangsa Indonesia yang
berdiam di pulau-pulau, di kota-kota dan di desa-desanya, di pegunungan dan di lembah-
lembahnya serta yang ada di pantai-pantainya. Juga akan lebih baik apabila kita
menyebutkan pulau-pulau atau daerah-daerah serta kota-kota secara spesifik supaya Tuhan
beracara di sana.

Kej 18:20,21 - "Sesudah itu berfirmanlah TUHAN: "Sesungguhnya banyak keluh kesah
orang tentang Sodom dan Gomora dan sesungguhnya sangat berat dosanya. Baiklah Aku
turun untuk melihat, apakah benar-benar mereka telah berkelakuan seperti keluh kesah
orang yang telah sampai kepada-Ku atau tidak; Aku hendak mengetahuinya. ""

96
Di atas muka bumi ini banyak doa sampai ke telinga Tuhan. Banyak keluh kesah sampai
ke telinga Tuhan. Apa yang akan kita bawa kepada Tuhan. Doa atau keluh kesah. Keluh
kesah ada di dalam hati orang yang menderita oleh karena lingkungan atau keadaan. Tetapi
doa dipanjatkan untuk menyelamatkan orang dari keluh kesah mereka. Mari kita berdoa
untuk kota kita, daerah kita dan negara kita yang sangat berkeluh kesah oleh karena
permasalahan-permasalahan atau kesulitan-kesulitan yang sedang dihadapinya.

Apakah kita pikir desa-desa dan kota-kota kita itu aman-aman saja. Ecstasy atau obat-
obatan terlarang sudah tersebar di mana-mana. Tahun 2000 satu di antara dua ratus orang
terkena AIDS. Masih ditambah lagi dengan penderitaan karena kemiskinan dan
pengangguran. Banyak generasi muda terbengkalai cita-citanya tetapi sebaliknya banyak
lulusan akademik yang menganggur sebab tidak ada lapangan kerja. Sementara
penderitaan terjadi karena penjajahan antara manusia dengan manusia, pemerkosaan,
penculikan, kekerasan, dll.

Di dalam Kej 18 ditulis mengenai Tuhan datang kepada Abraham. Mengapa Tuhan datang
kepada Abraham? Sebab di Sodom dan Gomora itu ada keponakan Abraham yang
bernama Lot. Jadi Tuhan memberi sinyal kepada Abraham sebelum Dia menghancurkan
kota yang didiami Lot itu. Maka mulailah Abraham berdoa syafaat untuk keselamatan
Sodom dan Gomora dan dia tawar menawar dengan Tuhan.

Bagaimana dengan kita? Kita melihat saudara sebangsa dan setanah air sedang menderita
maka kita harus bergandengan tangan untuk berdoa. Kita datang ke dunia dengan
telanjang, matipun kita tidak bisa membawa apa-apa. Keselamatan jiwa itulah yang
terpenting bagi kehidupan manusia. Itulah sebabnya kita perlu berdoa untuk pertobatan
dan keselamatan saudara kita sebangsa dan setanah air.

Apa yang kelihatan di peta Indonesia?


Seringkali di daerah Kristen iman orang Kristen statis, tidak ada pergerakan dan tidak bisa
dibanggakan. Jangan kita tertidur hanya dengan pemahaman diberkati dan hidup
berkelimpahan. Diberkati tidak masalah, kitapun harus percaya bahwa kita akan diberkati
dengan porsi yang cukup.
Kita pasti selalu berdoa untuk berkat dan hidup berkelimpahan tetapi mari sekarang kita
berdoa untuk sesuatu yang besar dengan porsi yang besar yaitu untuk bangsa Indonesia.
Untuk suku-suku bangsanya yang tersebar di belasan ribu kepulauan nusantara di
Indonesia dan juga untuk keselamatan dan pertobatan bangsa-bangsa yang lain. Doa untuk
bangsa, suku-suku bangsa dan bangsa-bangsa yang lain harus dipanjatkan secara korporat.
Doa untuk porsi-porsi yang kecil cukup dilakukan secara pribadi tetapi untuk perkara-
perkara besar harus sepakat secara korporat.

Yes 62:6-9 - "Di atas tembok-tembokmu, hai Yerusalem, telah Kutempatkan pengintai-
pengintai. Sepanjang hari dan sepanjang malam, mereka tidak akan pernah berdiam diri.
Hai kamu yang harus mengingatkan TUHAN kepada Sion, janganlah kamu tinggal tenang
dan janganlah biarkan Dia tinggal tenang, sampai la menegakkan Yerusalem dan sampai
la membuatnya menjadi kemasyhuran di bumi. TUHAN telah bersumpah demi tangan
kanan-Nya, demi tangan kekuatan-Nya: "Sesungguhnya, Aku tidak akan memberi
gandummu lagi sebagai makanan kepada musuhmu, dan sesungguhnya, orang-orang
asing tidak akan meminum air anggurmu yang telah kau hasilkan dengan bersusah-susah;
tetapi orang yang menuainya akan memakannya juga dan akan memuji-muji TUHAN, dan
orang yang mengumpulkannya akan meminumnya juga di pelataran-pelataran tempat
kudus-Ku. ""

Apa makna ayat-ayat ini bila kita terapkan dengan keadaan kita di Indonesia? Tuhan
mengingatkan supaya orang percaya di Indonesia tidak tenang-tenang dan santai-santai.
Orang-orang percaya di Indonesia harus menjadi pengintai-pengintai di menara jaga baik
siang ataupun malam. Hal ini berarti bahwa kita harus memperhatikan, meneliti dan
mengetahui keadaan negara kita serta menjadi pendoa syafaat baginya. Kita perlu menjadi
pendoa syafaat bagi bangsa dan negara kita sampai pemulihan terjadi, sampai bangsa ini
97
dapat menikmati hasil buminya, sawah ladangnya, hutan-hutannya, marga satwanya serta
lautannya dengan limpah dan tidak kekurangan suatupun. Kita melihat dengan adanya
bencana-bencana dan musibah-musibah mata dunia tertuju ke Indonesia. Bapa di sorga
juga tahu kebutuhan-kebutuhan Indonesia. Tetapi Bapa di sorga senang apabila anak-
anakNya yang berada di Indonesia memohon pertolongan di dalam doa. Kita perlu
menyediakan waktu-waktu khusus untuk berdoa bagi pemulihan dan keselamatan bangsa
Indonesia dan itu menyenangkan hati Tuhan.

"PRAJURIT DAN PAHLAWAN"


1 Sam 16:14-16

"Tetapi Roh TUHAN telah mundur dari pada Saul, dan sekarang ia diganggu oleh roh
jahat yang dari pada TUHAN. Lalu berkatalah hamba-hamba Saul kepadanya:
"Ketahuilah, roh jahat yang dari pada Allah mengganggu engkau; baiklah tuanku
menitahkan hamba-hambamu yang di depanmu ini mencari seorang yang pandai main
kecapi. Apabila roh jahat yang dari pada Allah itu hinggap padamu, haruslah ia main
kecapi, maka engkau merasa nyaman. ""

Oleh karena dosa Saul Roh Tuhan mundur dari padanya sebaliknya roh jahat datang
mengganggu dia. Di dalam ayat-ayat di atas dikatakan roh jahat itu dari pada Tuhan.
Bagaimanakah pengertian yang sebenarnya? Apakah Tuhan mengutus roh jahat untuk
mengganggu manusia? Pengertiannya tidak demikian. Tuhan pemegang otoritas yang
tertinggi jadi kalau ada roh jahat yang mau mengganggu orang yang percaya itu harus
seijin Tuhan.

Contohnya kasus Ayub. Tuhan memberikan ijin kepada Iblis untuk mendatangkan
pencobaan kepada Ayub.
Konsekuensi dari mundurnya Roh Allah dari seseorang yaitu tiadanya penyertaan Allah
bagi orang tersebut. Penyertaan Tuhan di dalam kehidupan seseorang sangat penting.
Apabila kita ingin hidup di dalam penyertaan Tuhan hindarkanlah diri dari berbuat dosa
dan hiduplah di dalam penundukan atau ketaatan.

Apakah yang dialami oleh seseorang yang disertai Tuhan? Orang yang disertai Tuhan
dibuatNya hidup orang itu berhasit walau ibaratnya kedudukan orang itu rendah sekalipun
apa yang diperbuatnya dibuat Tuhan berhasil.

Contoh Yusuf di dalam penjara.


Kej 39:21-23 - "Tetapi TUHAN menyertai Yusuf dan melimpahkan kasih setia-Nya
kepadanya, dan membuat Yusuf kesayangan bagi kepala penjara itu. Sebab itu kepala
penjara mempercayakan semua tahanan dalam penjara itu kepada Yusuf, dan segala
pekerjaan yang harus dilakukan di situ, dialah yang mengurusnya. Dan kepala penjara
tidak mencampuri segala yang dipercayakannya kepada Yusuf, karena TUHAN menyertai
dia dan apa yang dikerjakannya dibuat TUHAN berhasiL "

Pada waktu ditaruh di tempat tinggipun, pada saat menjadi seorang raja muda tetap
berhasil. Orang yang disertai Tuhan boleh dikata lewat api tidak terbakar, lewat banjir
tidak hanyut.
Yes 43:2 - "Apabila engkau menyeberang melalui air, Aku akan menyertai engkau, atau
melalui sungai-sungai, engkau tidak akan dihanyutkan; apabila engkau berjalan melalui
api, engkau tidak akan dihanguskan, dan nyala api tidak akan membakar engkau. "

Ingat riwayat Daniel, Sadrakh, Mesakh dan Abednego. Tuhan mengasihi ciptaanNya yang
dibentukNya, yang sudah ditebusNya dan dipanggilNya menjadi kepunyaanNya sendiri.
Jadi posisi sebagai orang percaya kepada Tuhan, menjadi milik Tuhan itu sangat penting.
Dia istimewa, dia spesial, dia tidak semata-mata hanya sebagai makhluk ciptaan.
98
Yes 41:10 –“janganlah takut, sebab Aku menyertai engkau, janganlah bimbang, sebab Aku
ini Allahmu; Aku akan meneguhkan; bahkan akan menolong engkau; Aku akan
memegang engkau dengan tangan kanan-Ku yang membawa kemenangan. "

Orang yang disertai Tuhan diteguhkan Tuhan, ditolong Tuhan, dia dipegang oleh tangan
kanan Tuhan yang membawa kemenangan. Perlu diperhatikan bahwa orang yang disertai
Tuhan bukannya tanpa masalah tetapi pada saat menghadapi masalah Tuhan menolongnya
sehingga membuat dia tidak goyah.

Menjadi Prajurit
1. Untuk menjadi prajurit seseorang perlu dilatih.
Dia perlu memiliki penundukan terus menerus kepada komandannya dan kepada setiap
otoritas yang mewakili komandannya. Sebagai contoh: Pada saat sepasukan prajurit
diterjunkan di medan pertempuran sebagian ditugaskan sebagai pengintai, sebagian
dijadikan orang yang memancing musuh, sebagian menjadi backing perlindungan.
Walaupun yang dijadikan pemancing musuh itu menjadi umpan musuh dan sangat
membahayakan nyawanya tetapi seorang prajurit harus selalu tunduk kepada perintah
komandannya.

Tuhan menghendaki kita bukan hanya menjadi pengikut-pengikut Kristus tetapi juga
menjadi prajurit-prajuritNya. Sebagai prajurit Kristus apapun yang diperintahkan oleh
Tuhan sebagai otoritas tertinggi melalui FirmanNya dan melalui pemimpin-pemimpin
rohani harus ditaati. Kita menjadi prajurit Kristus, sebagai prajurit kita pindah dari alam
santai masuk ke dalam peperangan. Seorang prajurit Kristus perlu berjaga-jaga di dalam
hidupnya dengan doa. Pada waktu malam, pada waktu dini hari, di mana kita secara tubuh
lelah dan mengantuk tetapi apabila komandan menghendaki kita untuk berjaga dan berdoa
kita harus tunduk. Lawan kita si Iblis sering menyerang pada saat kita terlena. Yesus
adalah contoh prajurit yang baik.
Flp 2:7,8 - "melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang
hamba, dan menjadi sama dengan manusia. Dan dalam keadaan sebagai manusia, !a telah
merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib. "

Apakah persyaratan prajurit yang baik? Selain berlatih dia perlu mengosongkan diri. Tidak
memikirkan kebutuhan-kebutuhannya sendiri. Hidupnya hanya di dalam ketaatan
menjalankan komando atau perintah dari komandannya. Komandannyalah yang
memikirkan apa yang menjadi kebutuhannya.
2 Tim 2:3,4 - "Ikutlah menderita sebagai seorang prajurit yang baik dari Kristus Yesus.
Seorang prajurit yang sedang berjuang tidak memusingkan dirinya dengan soal-soal
penghidupannya, supaya dengan demikian ia berkenan kepada komandannya. "

2. Penundukan atau ketaatan.


Seorang prajurit di dalam menjalankan tugasnya tunduk pada atasan. Entah perintahnya itu
masuk akal atau tidak masuk akal ditaati. Seorang prajurit harus bergerak searah dengan
perintah atasannya (Firman Tuhan) dan di bawah pimpinan Roh Kudus.
Kesaksian: Seorang pekerja gereja lulusan sekolah Alkitab membantu hamba Tuhan di
kota Baah, Pulau Rote. Pada suatu hari dia mendapat dorongan Roh Kudus untuk merintis
sidang sendiri. Dia minta ijin kepada gembala sidang dan atas persetujuan gembala sidang
dia memulai perintisan di desa Lekik dengan banyak berdoa dan berpuasa. Pada suatu hari
dia mendengar suara Roh Kudus untuk berjalan di jalan yang sunyi dalam hutan. Dia taat.
Akhirnya dia menemukan sebuah pondok dan di dalamnya ada orang yang terbaring sakit
lurnpuh. Dia lawat orang ini dan didoakan setiap hari sampai orang tersebut sembuh dan
bisa berjalan. Dia mendapat satu jiwa untuk modal perintisan. Dari ketaatannya kepada
Tuhan jiwa-jiwa ditambahkan. Mulai dari membangun pondok tempat ibadah dari ranting-
ranting akhirnya dia dapat membangun gedung permanen, melayani dengan dibantu
beberapa pengerja. Pernah dimasukkan ke dalam penjara karena Injil tetapi dia disertai
Tuhan, dibebaskan dan pekerjaan Tuhan tetap berkembang. Ibu Mary pernah melayani
sidang tersebut tahun 1983. Di dalam ketaatannya untuk menderita dan di dalam
99
ketekunannya untuk berjuang seorang prajurit yang disertai Tuhan pasti kokoh dan
berhasil.

Ada kesaksian yang lain. Seorang ibu sedang memasak. Dia disuruh Tuhan untuk
meninggalkan dapur dan pergi ke depan rumah. Dia melihat ada satu keluarga sedang
pindah rumah. Keluarga baru ini tinggal di belakang rumahnya. Ibu ini menyambut
keluarga baru tersebut, memberi minum kepada mereka dan mulai bersahabat.

Pada suatu hari tetangga barunya ada yang jatuh sakit. Dia datang untuk mendoakan, orang
tersebut disembuhkan Tuhan dan menjadi percaya kepada Tuhan.

Bagaimana sebaiknya kita meresponi panggilan Tuhan untuk ikut menderita sebagai
prajurit. Katakan Tuhan aku siap, aku mau taat, apabila bagian ini dari Tuhan jadilah tetapi
apabila bukan dari Tuhan batalkanlah.

Sikap ketaatan memang mengandung resiko.Tetapi perbuatan ketaatan mengandung


mujizat.
Contoh perjamuan kawin di Kana. Pada saat anggur perjamuannya habis Yesus
memerintahkan para pelayan untuk mengisi enam tempayan dengan air. Sebenamya
tempayan itu biasa dipakai untuk menampung air atau untuk mencuci tangan dan kaki.
Setelah enam tempayan tersebut dipenuhi dengan air Tuhan Yesus menyuruh mereka
untuk mencedok dan mencicipinya. Ternyata air tersebut berubah menjadi anggur. Kapan
perubahan ini terjadi tidak ada yang mengetahui.

Apa yang diperintahkan Yesus untuk dilakukan tampaknya tidak logis tetapi pada saat
pelayan-pelayan itu taat mereka mengalami mujizat.

3. Mengosongkah diri dan merendahkan diri.


Apa arti mengosongkan diri dan merendahkan diri? Dikaitkan dengan sikap ketaatan
mengosongkan diri berarti tidak punya hak untuk protes. Pengertiannya juga tidak punya
keinginan yang ngotot atau hendak dipaksakan.

Mengosongkan diri berarti menurut, pasrah, menyerah tetapi tidak cuek atau apatis atau
tidak mau peduli, tidak mau pusing dan tidak ngambeg. Seluruh hidup kita menjadi milik
Tuhan dan haknya Tuhan. Dia yang berhak menentukan segala segi dalam kehidupan kita
termasuk apa sekolah kita, jurusan yang kita ambil, jodoh kita, kapan menikah, tempat
kediaman, profesi, juga tempat pelayanan.

4. Milikilah prinsip bahwa pilihan Tuhan selalu yang terbaik.


a. Milikilah sikap agar supaya keinginan Tuhan yang selalu terjadi dan bukan keinginan
kita.
b. Emosi, pendapat sendiri tak perlu kita pertahankan dengan ngotot. Bahkan kita tidak
boleh protes sebab kita sedang diproses. Apabila kita selalu ngotot dengan keinginan
sendiri kita akan menjadi egois dan keras kepala. Ada bahaya apabila kita selalu berhasil
bisa menjadi sombong.

Kita diproses Tuhan supaya memiliki sikap tabah, tekun, sabar, ulet, lembut dan rendah
hati, Tuhan ingin melahirkan satu kepribadian yang berkarakter indah seperti bejana yang
berkualitas, berharga dan indah bentuknya. Misalnya saja kita menghadapi ejekan dan
olokan tanpa sakit hati.
Bahkan kalau perlu kita bisa ikut tertawa pada saat ditertawakan. Kita harus tetap bisa
mengasihi walau ditolak atau tidak disukai.

Dalam proses penundukan di mana hak kita harus dilepaskan atau tidak dihargai kita harus
bisa menjadi makin kuat. Dalam proses penundukan itu sedang terjadi pembentukan
pribadi atau karakter. Orang yang sedang mengalami proses perlu menghilangkan
keinginan untuk dipuji atau ditonjolkan karena dia ingin menjadi seperti Kristus yang
100
mengosongkan diriNya. Perubahan hidup, perubahan wawasan, perubahan kepribadian
dan karakter selama mengalami proses itu sendiri adalah suatu mujizat atau keajaiban.

Hati-hati dengan suara Tuhan: Kalau Tuhan berkata "Aku mau meninggikan engkau".
Jangan cepat-cepat tertawa, mungkin anda mau disalib. Yusuf dijanjikan menjadi seorang
raja melalui mimpi-mimpi indahnya tetapi untuk menjadi seorang raja yang diperkenan
Allah ternyata Yusuf harus melalui proses panjang direndahkan dulu, mengosongkan diri
dulu, ditolak dulu. la dimusuhi oleh abang-abangnya sendiri, dibuang ke sumur, dijual
sebagai budak belian, bekerja sebagai seorang budak. Mana mungkin seorang budak
menjadi raja. Tetapi itulah proses Tuhan. Dari yang mustahil menjadi tidak mustahil.
Sebagai budak dia difitnah dan dipenjarakan. Itulah proses penundukan diri yang paling
rendah berada di lembah yang paling dalam. Selama proses pahit yang panjang belasan
tahun dia tidak pemah marah atau berontak atau meninggalkan Tuhan. Dia tetap
mempertahankan kwalitas hidup yang menyenangkan Tuhan. Tuhan berkenan akan Yusuf
dan meninggikan dia pada waktunya dengan memiliki karakter yang sepadan dengan
tujuan Allah dalam hidupnya.

Istri perlu tunduk kepada suami. Istri yang mengosongkan dirinya dalam penundukan
kepada suami, maka Tuhan sendiri yang akan menjamah suaminya. Apa yang membuat
kite sulit diproses? Ego kita, harga diri kita, dan karena kita mempertahankan hak, kita
sulit pada saat diproses. Kita cenderung untuk berontak, membelot, melawan, sakit hati
dan menyebarkan akar yang pahit.

Penilaian Tuhan Yang Tepat


Tidak ada yang dapat menilai kita dengan tepat kecuali Tuhan. Apabila Allah mengambil
semuanya dari kita tidak ada yang bisa menolong kita. Allah memang seringkali
berlawanan dengan cara kita sendiri. Memang tidak ada yang bisa merubah manusia
kecuali Tuhan. Ada bagian yang harus kita lakukan tetapi ada bagian yang Tuhan lakukan.
Kita juga tidak dapat menuntut Tuhan untuk melakukan segala sesuatu bagi kita. Bagian
kita adalah penundukan.

Berdiri Di Tempat Yang Benar


Berdirilah di tempatmu yang benar. Ketahuilah batasan-batasan wewenangmu dan
tugasmu. Di dalam hubungan rumah tangga apabila suami baik janganlah kita ngelonjak
atau dominan terhadap suami. Tempatkan suami tetap sebagai kepala dalam rumah tangga.
Jangan sampai karena suami baik lalu istri kurang memperhatikan aturan serta bebas
merdeka semaunya. Allah menuntut bagian kita untuk dilakukan sebelum Dia melakukan
bagianNya yang mendatangkan mujizat atau kebaikan.

RAJIN IBADAH, TAPI DOSA TAK BERKURANG


Oleh : Pdt. Bigman Sirait
 
Ada pula orang yang melihat Allah yang kasih, tetapi melupakan Allah yang kudus. Allah
kasih sekaligus kudus. Allah kudus, sekaligus kasih. Tuhan Allah adalah kudus yang tidak
bercampur dengan dosa, yang tidak merancang dosa, dan pasti tidak berdosa. Dia Allah
yang terpisah dari dosa, yang tidak bisa melihat dosa. Ia Allah yang kudus, tidak mungkin
berdosa. Sehingga jatuhnya manusia ke dalam dosa adalah tanggung jawab manusia.

Maka, Tuhan Allah yang kudus itu tidak merancang dosa. Karena itu jangan pernah
beranggapan dosa itu ciptaan Tuhan. Manusia diciptakan dalam potensi netral: bisa taat
perintah Allah, bisa melanggar. Namun manusia mengambil posisi melanggar. Padahal
perintah sangat jelas dan sangat mudah dilakukan, hanya taat saja. Tetapi manusia tidak
mampu tunduk kepada Allah yang menciptakannya. Allah yang kudus dikhianati, dikudeta
101
manusia dengan dosa yang diperbuatnya.

Kudus ialah sifat Allah yang membuat-Nya tidak bisa berkompromi dengan dosa apa pun,
sekecil apa pun. Mana bisa manusia menghadap Allah yang mahasuci dengan dosa,
sekalipun itu kecil sekali. Allah memang mengampuni orang berdosa, tetapi Ia
menghukum dosa. Siapa yang berdosa, ada pengampunan. Tetapi jangan lupa, Allah
murka terhadap dosa. Jangan mempermainkan Allah dalam pengakuan dosa. Banyak orang
mengaku dosa dengan kemunafikan. Dosa yang pertama belum beres sudah ditambah lagi
dengan dosa yang kedua, yaitu pura-pura minta ampun dosa.

Banyak orang beribadah, tidak berkurang dosanya, tetapi malah bertambah, karena
berbagai kebohongan. Sementara Allah yang dihadapi itu kudus, yang mengetahui
kebengkokan hati manusia, dan harus berduka karena perilaku kita. Ibadah mau mengaku
dosa, tetapi bukan terampuni tetapi bertambah. Kenapa? Karena kita mengaku dosa pun
ternyata bermain-main dengan dosa. Kekudusan Allah menuntut manusia harus hidup
kudus. Dia kudus maka kita harus kudus. Dan kekudusan yang kita terima hanya mungkin
ditebus di dalam darah Yesus Kristus. Dan Dia sudah melakukan itu. Karena itu periksa
diri, bergantunglah kepada Tuhan Yesus. Bersyukurlah karena Dia menebus dosa. Ia tidak
akan pernah kagum dengan aktivitas keagamaan sehebat apa pun. Karena Dia hanya akan
menyorot orang-orang yang kudus, sama seperti Dia kudus.

Kekudusan Allah menuntut manusia untuk jauh dari berhala. Allah yang kudus tidak rela
di “selingkuh”i. Allah yang kudus tidak mau diduakan. Jangan pernah berpikir berhala bisa
kita simpan, sementara kita memainkan peran sebagai orang percaya yang rajin ke gereja.
Jangan pernah berpikir pula bahwa berhala itu hanya sekadar patung, gua, pohon besar.
Orang modern memiliki jauh lebih banyak tempat berhala. Di jaman sekarang orang
memberhalakan kekayaannya, sehingga menghina orang lain. Orang modern
memberhalakan kepintarannya, kepada otaknyalah dia bergantung, bukan lagi kepada
Tuhan. Otak yang dipakai, bukan iman. Padahal seharusnya otak itu tunduk kepada iman.
Orang-orang yang punya kuasa, memperlakukan orang semena-mena karena berpikir dia
yang berkuasa, lupa kepada Tuhan. Semua peran yang dimainkan dalam kondisi seperti itu
menunjukkan manusia punya berhala. Seorang pria mem-berhalakan ceweknya yang
cantik, sehingga mau meninggalkan Tuhan dengan seribu dalih demi sang kekasih, yang
kebetulan tidak kenal Tuhan. Karena itu hati-hati kepada jebakan berhala yang membuat
Tuhan yang kudus jauh dari kita.

Kekudusan Allah menuntut kita untuk kudus, kalau memang kita mau jadi anak Allah.
Lain cerita jika dengan sadar kita berkata, “saya tidak mau”. Jika memang tidak mau
menjadi anak Allah, kau berhak untuk tidak kudus. Silakan lakukan apa yang kau mau.
Tetapi kalau engkau berkata, “Aku anak Allah, mau mengikut Allah”, maka hiduplah
kudus. Dia tidak menuntut kita melakukan sesuatu yang tidak dapat kita lakukan. Dia tidak
menuntut kita melakukan sesuatu yang tidak jelas. Dia menuntut kita untuk melakukan apa
yang ada pada diri-Nya dan apa yang sudah dikerjakan-Nya, di dalam diri Yesus Kristus
Tuhan kita.

Ditebus Yesus
Implikasi kekudusan Allah menuntut kekudusan iman. Kekudusan Allah ini tidak hanya
dibicarakan dalam Perjanjian Lama, Perjanjian Baru juga menggemakan Allah yang kudus
itu secara luar biasa. Dalam Matius 5: 48 dikatakan, “Kuduslah engkau karena Tuhan
Allah kudus”. Kekudusan yang dikerjakan di dalam diri kita orang berdosa yang telah
ditebus di dalam diri Yesus Kristus, harus kita pelihara dan jaga. Kita tidak punya argumen
untuk tidak hidup kudus di hadapan Allah. Allah yang kudus menuntut kita kudus di
tengah dunia yang tidak kudus. Allah yang kudus menuntut kita hidup kudus, karena kita
memang sudah dikuduskan. Karena itu mari kita sama-sama untuk tidak menghina diri kita
yang sudah dikuduskan oleh cinta kasih-Nya. Memang tidak sederhana karena kita hidup
di dalam dunia yang penuh seluk beluk menghan-curkan dan mematikan. Di tengah-tengah
dunia yang penuh perta-rungan sulit dan berat tetapi harus dilewati. Jangan pernah berkata,
102
“Mana mungkin aku bisa hidup kudus”. Tuhan yang mengasihi kita adalah Tuhan yang
memberi kita kekuatan asalkan kita taat kepada ketetapan-Nya, bergantung kepada
kebenaran firman-Nya dan hidup di dalam iman yang dianugerahkan-Nya. Kekudusan
akan memisah kita dari dosa yang berarti juga terpisah dari masalah. Karena seluruh
sumber masalah adalah dosa. Ketegangan, kesulitan akan punah termakan kesukacitaan
karena hidup dalam kekudusan. Kekudusan membawa kita dengan jernih memandang
kehidupan. Kekudusan membawa kita dengan tenang menikmati kehidupan.

Tak ada alasan bagi kita untuk menggadaikan kekudusan hanya karena dendam, atau
kebencian. Tak ada alasan menjual kekudusan demi kepuasan perut. Tetapi ada alasan
yang sangat kuat supaya kita selalu kudus, karena itu adalah perintah Allah. Tuntutan yang
tidak bisa kita sepelekan, yang mau tak mau harus kita penuhi. Karena itu, mari bersama
untuk merespon kepada Allah yang kudus dengan hidup kudus. Allah yang benci kepada
dosa tetapi setia mengasihi ketika kita mengaku dosa.

(Diringkas dari kaset Khotbah Populer oleh Hans P.Tan)

KETIKA UMAT SEMAKIN BODOH


Oleh : Pdt. Bigman Sirait
 

Manusia adalah makhluk yang pintar. Manusia juga sadar serta yakin akan kepin-tarannya
itu. Kepintaran ini pula yang membuat manusia mampu menjelajahi alam semesta,
khususnya Bumi. Manusia mampu menggali isi perut Bumi dan memanfaatkannya demi
kemudahan hidup serta kesejahteraan.Yang lebih spektakuler, makhluk ciptaan Tuhan
yang paling mulia ini sudah mendarat di Bulan. Sayang, berdasarkan penelitian, tidak ada
peluang bagi makhluk bumi untuk hidup dan berdomisili di Bulan. Meski demi-kian,
manusia ternyata belum puas. Penelitian angkasa luar serta pembangunan teknologi
pendukungnya terus dilakukan. Hasilnya, Amerika Serikat dengan NASA-nya belum lama
ini sukses mendaratkan pesawat di Planet Mars. Pesawat tanpa awak yang diken-dalikan
dari Bumi ini mengambil gambar-gambar di permukaan Planet Mars dan secara berkala
mengirimkannya ke Bumi. Berdasarkan foto-foto inilah para ahli se-dang meneliti apakah
planet merah ini layak dihuni oleh warga Bumi.

Berkat anugerah kepintaran ini, manusia bisa menciptakan segala sesuatu demi kemudahan
hidup. Dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, manusia mampu
mengembangkan penemuan-penemuan baru yang serba luar biasa.
Di bidang kedokteran misalnya, pasangan suami-istri yang kesulitan punya anak bisa ikut
program bayi tabung. Dan yang lebih spektakuler, dengan teknologi kloning, bisa dibuat
"fotokopi" seseorang-meskipun dia sudah lama meninggal dunia.

Sadar akan kehebatannya itu, tidak sedikit pula manusia jaman sekarang yang merasa tidak
membutuhkan orang lain. Realita ini membuat sifat individualistis ma-nusia semakin
menonjol. Salah satu bentuk dari sifat tidak membutuhkan orang lain ini sering tampak
dalam kehidupan suami-istri. Dulu, rasa kebergantungan seorang istri terhadap suami
begitu kuat. Tetapi di era modern ini, rasa kebergantungan itu semakin tipis.
Bahkan, istri-istri pada jaman sekarang sudah ada yang "berani" berkata, "Memangnya
cuma suami saja yang bisa cari makan? Saya juga bisa!"

Kenyataan-kenyataan seperti ini memang pahit. Di mana ketika manusia dalam


penjelajahan dan pencahariannya itu semakin pintar, ternyata pada titik yang sama muncul
sebuah kebodohan yang amat sangat. Semakin manusia itu pintar, ternyata dia semakin
bodoh. Kenapa? Karena di dalam realita sosialnya saja, semakin manusia itu pintar atau
semakin he-bat, individualistisnya semakin kuat. Jika perasaan mandirinya semakin kuat,
103
dia semakin tidak membutuhkan orang lain pula. Namun, justru di sinilah kebodohan
manusia itu mulai ditunjukkan. Padahal konsep penciptaan manusia oleh Allah adalah
untuk saling bergantung. Dalam Kejadian 2: 18 Tuhan Allah berfirman: "Tidak baik, kalau
manusia itu seorang diri saja. AKU akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan
dengan dia."

Dengan demikian, maka konsep kebersamaan, kebergantungan manusia yang satu dengan
yang lain merupakan persekutuan yang paling tinggi di dalam hakekat ke-manusiaan. Oleh
karena itu, manusia yang semakin pintar dan membuat dia makin individualistis itu juga
akhirnya semakin bodoh karena menghilangkan atau menyangkal hakekatnya sebagai
makhluk yang memerlukan orang lain. Sebab dengan adanya perasaan tidak membutuhkan
orang lain, sebenarnya manusia sedang membunuh perasaannya. Padahal unsur ini (rasa
membutuhkan orang lain) sangat perlu di dalam diri seorang manusia. Sifat kebersamaan,
sifat membutuhkan orang lain, perlu dan mutlak untuk terus dipupuk.

Jelaslah bahwa kepintaran manusia yang hebat itu, hikmatnya yang sangat luar biasa itu,
ternyata menjadi kebodohan pula. Karena semakin manusia itu ber-hikmat, semakin
bertambah ilmunya, dia semakin tidak mengenal Allah, karena dia tidak mau tahu Allah. Ia
semakin mengabaikan Allah dan menganggap bahwa dirinyalah Allah. Bukankah ini
menunjukkan bahwa manusia yang makin pintar itu sekaligus pada saat yang bersamaan
juga menjadi semakin bodoh? Oleh karena itu, kemajuan jaman menjadi malapetaka pula.
Di satu sisi, kemajuan jaman memberikan pengharapan, serta suatu nilai plus.
Tetapi pada saat yang bersamaan kemajuan jaman mengancam keimanan manusia, bahkan
membunuh dan mencabik-cabiknya. Sehingga manusia kehilangan pegangan kepercayaan
yang sejati kepada Allah.

Kenyataan-kenyataan seperti ini membuat kita harus berhati-hati. Sebab ternyata


keberhasilan tidak selalu menjadi kesukaan. Keberhasilan ternyata tidak selalu membawa
kita pada kebahagiaan. Karena kesukaan, kehebatan, keberhasilan, justru bisa membawa
kita ke ledakan malapetaka yang sangat mengerikan, di mana kita bisa kehilangan rasa
cinta terhadap sesama, kehilangan rasa kebergantungan, dan bahkan kehilangan
kepercayaan. Oleh karena itu, di dalam paradoks seperti ini kita ti-dak boleh terjebak,
tetapi bagaimana seharusnya kita belajar untuk menekuni, meyakini kebenaran Alkitab.

Alkitab mengatakan bahwa orang-orang berdosa itu adalah orang-orang bodoh.


Sebaliknya, menurut ukuran manusia, orang yang menguasai ilmu pengetahuan itu disebut
pintar. Tetapi mereka itu menjadi bodoh jika diukur dari ukuran Tuhan. Mereka itu
memang bodoh, karena tidak bisa mengenal Tuhan.
Jadi, pada waktu orang tidak bisa mengenal Tuhan, itu adalah sebuah kebodohan, karena
dia tidak akan menemukan jalan keselamatan. Dan tragisnya adalah, kebodohan itu justru
muncul pada saat manusia itu mempunyai hikmat yang paling tinggi, ilmu pengetahuan
dan teknologi serba canggih, penemuan-penemuan yang paling hebat. Dengan demikian,
bukankah merupakan suatu tragedi yang sangat menyesakkan ketika manusia itu disebut
bodoh?

Seharusnya, dengan kecerdasan yang luar biasa serta penemuan-penemuan yang


mencengangkan itu, manusia semakin mengerti dan mengenal Allah. Tetapi yang terjadi
justru kebalikannya. Ini benar-benar sebuah tragedi yang sangat menyedihkan dan sangat
pahit. Tetapi ini adalah realita yang tidak bisa dielakkan dari kehidupan umat manusia.
Oleh karena itu kita harus berhati-hati di tengah-tengah kehidupan supaya tidak terjebak ke
dalam perangkap-perangkap yang pada satu sisi sepertinya sangat menjanjikan, tetapi di
segi lain mematikan. Pada satu sisi kita tampak semakin bijak dan pintar tetapi di sisi lain
kita semakin kehilangan arah. Maka, berpeganglah senantiasa pada Allah, sebab hanya
DIA-lah jalan keselamatan itu.*

(Diringkas dari kaset Khotbah Populer oleh Hans P.Tan)

104
YANG MERENDAHKAN HATI
AKAN DITINGGIKAN
Oleh : Pdt. Bigman Sirait
 

Dan barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan, dan barangsiapa merendahkan


diri, ia akan ditinggikan. (Matius 23:12)

Dari segi tata bahasa, kata “rendah” adalah antonim (lawan) dari “tinggi”. Dalam
pengertian bahasa dan ke-hidupan sehari-hari, kedua kata di atas jelas berbeda. Dan
perbedaan sema-cam ini cukup banyak mewarnai Al-kitab. Di sini kita dapat melihat
adanya perbenturan yang sangat dahsyat an-tara nilai yang ditetapkan Yesus de-ngan nilai
yang diterapkan dunia. Ini sebenarnya tidak menyenangkan bagi banyak kalangan,
termasuk para ahli Taurat yang merasa memiliki nilai tersendiri.

Ayat di atas muncul ketika Yesus mengkritik orang-orang Farisi dan ahli Taurat. Mereka
memang mengajarkan Taurat tentang kebenaran, menga-jarkan supaya setiap orang
berperilaku benar. Namun, perilaku mereka sendiri tidak benar. Mereka tidak melakukan
hal-hal yang semestinya mereka lakukan sebagai konsekuensi penga-jaran mereka. Artinya
mereka telah berbuat kesalahan. Tragis, khotbah yang mereka sampaikan tidak lebih hanya
berupa konsumsi dari mulut ke kuping. Tingkah laku mereka sehari-hari berlawanan
dengan isi khotbah mereka. Ini tentu saja suatu penipuan, penyelewengan, yang tidak
disukai oleh Tuhan.

Mereka ingin menempatkan diri sebagai Musa pada jaman mereka. Mereka menempatkan
diri menjadi tinggi, hebat, luar biasa melebihi siapa pun. Yang lebih parah, mereka juga
sudah menempatkan diri sebagai wakil Tuhan. Maka terjadilah penekanan para pemimpin
agama terhadap umat. Tidak heran, jika banyak umat menjadi bodoh, karena tidak mau
mencari kebenaran Allah, tetapi hanya mau mengarahkan telinga ke khotbah-khotbah yang
seringkali tidak benar. Kondisi ini benar-benar mengerikan, apalagi umat sendiri pun
kelihatannya kurang bergairah dalam membaca Alkitab dengan kritis dan teliti. Umat
menjadi korban yang mudah di-ninabobo-kan oleh berbagai kepal-suan. Umat tidak lagi
selektif atau sen-sitif untuk memperhatikan ayat demi ayat, kata demi kata.

Dengan menempatkan diri sebagai rabbi, para ahli Taurat juga menem-patkan diri sebagai
pusat segalanya, yang tahu segalanya. Artinya mereka meninggikan diri dengan merebut
porsi Allah, dengan segala kepongahan. Me-reka telah bermusuhan dengan Allah, sebab
Allah sangat benci terhadap orang yang sombong, pongah, yang hanya gemar
meninggikan diri. Dalam doa pun, mereka hanya menonjolkan diri di hadapan Tuhan.
Sebaliknya orang lain dijelek-jelekkan, seperti bunyi salah satu doa ini: “Tuhan,
beruntunglah aku. Aku seorang ahli Taurat, Farisi, yang seminggu berpuasa dua kali, tidak
seperti si pemungut cukai yang berdosa itu…”

Jebakan keagamaan memang mengerikan. Karena itu hati-hatilah agar jangan sampai
membuat suatu pengakuan sepihak bahwa kita adalah yang terbaik. Jangan sampai seperti
ahli Taurat yang karena merasa dirinya paling suci, paling hebat, paling jago, malah
berusaha merebut kekuasaan Allah. Dan karena itulah Tuhan mem-peringatkan,
“Barangsiapa meninggi-kan dirinya, dia akan direndahkan.” Sebaliknya, berbahagialah
mereka yang merendahkan dirinya. Merendah-kan diri bukan berarti menempatkan diri
lebih rendah dengan membungkukkan badan. Merendahkan diri di sini me-nyangkut sikap
hati yang takluk pada kebenaran Allah, tunduk dan menya-dari diri sebagai orang berdosa.
Status seperti ini sangat penting kita miliki. Ketika orang dekat dengan Tuhan, ke-
sadarannya sangat tinggi. Hal seperti ini juga pernah dialami oleh Petrus. Saking merasa
sangat rendah di hadapan Tuhan, dia malah meminta agar Tuhan menjauhinya, “Tuhan,
menjauhlah dariku, orang berdosa ini...”
105
Sementara orang yang pongah dan besar kepala justru mengangkat diri dan senantiasa
berbuat dosa. Saat berbuat dosa pun dia sudah tidak sadar. Jika dinasihati, malah marah.
Akhirnya dia semakin dalam terperosok ke dalam kesombongan, merasa diri sebagai orang
yang paling hebat, pa-ling baik. Lucifer, malaikat yang mem-buat dirinya sama dengan
Allah, akhir-nya dibuang dari surga. Nasib sama menimpa Adam dan Hawa. Karena ingin
sama dengan Allah, keduanya diusir dari Taman Eden.

Oleh karena itulah, setiap orang Kristen seharusnya mencerminkan suatu kerendahan hati.
Wujud keren-dahan hati seorang kaya bukan de-ngan cara mengenakan pakaian seder-
hana. Kerendahan dalam konteks ini menyangkut sikap hati, bukan bagai-mana
penampilan diri. Suatu kesadaran bahwa diri kita bukanlah apa-apa, me-rupakan salah satu
wujud kerendahan hati. Jika seseorang menyadari kalau dirinya bukan apa-apa, maka apa
pun yang ada padanya bukan dianggap sebagai miliknya. Maka pengendalian diri dari
dalam, menjadi sesuatu yang paling penting.

Dalam dunia kerja, kita sebagai pekerja pun seharusnya menyikapi ini semua dengan
kesungguhan yang utuh. Nikmati apa yang ada, yang Tu-han berikan. Kita tidak perlu
berpura-pura merendahkan diri dengan menge-nakan pakaian compang-camping ke
kantor. Kalau kita memang bisa, ke-napa tidak memakai pakaian yang ba-gus? Tidak perlu
memakai sandal jepit jika kita sanggup beli sepatu. Tetapi jangan pula membeli pakaian
bagus da-ri tumpahan darah atau keringat orang lain. Sekali lagi, bukan penampilan luar
yang berbicara tentang kerendahan hati, tetapi sikap hati. Sehingga kita merasa lebih
bukan karena punya ba-nyak uang, bukan pula karena kita punya jabatan. Sebaliknya, kita
me-rasa kurang, bukan lantaran tidak pu-nya uang atau tidak punya jabatan. Tetapi yang
penting, lebih atau ku-rangnya kita dalam kehidupan, kita perlu senantiasa menanyakan
apakah kita dekat dengan Tuhan?

Jika kita dekat dengan Tuhan, DIA-lah nilai lebih kita. Sebab kalau kita ber-sama Tuhan
maka DIA akan mengang-kat kita. Jikalau kita bersama dengan Tuhan, DIA akan
meninggikan kita. Oleh kebenaran, kita direndahkan. Oleh kebenaran pula kita akan
diting-gikan. Oleh karena kebenaran kita di-angkat oleh Tuhan. Tetapi barangsiapa
meninggikan diri melewati kebenaran, dia akan direndahkan.

Jika mendapat penghinaan, atau direndahkan, puji Tuhan. Itu kesem-patan untuk
merendahkan hati, bukan untuk merendahkan diri. Tetapi jika kita kecewa atau marah
terhadap tekanan, berarti kita telah membuang harta benda yang luar biasa nilainya.
Kesem-patan seperti itu ibarat mutiara yang terindah, pemberian Tuhan. Jadi, jangan
dibuang. * (Diringkas dari Khotbah Populer oleh Hans P.Tan)

KEHILANGAN NYAWA,
MENDAPATKAN HIDUP
Oleh : Pdt. Bigman Sirait
 

Barang siapa mempertahankan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya. Dan barang


siapa yang kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya. (Matius 10: 39)
Berbicara tentang nyawa atau jiwa, kemungkinan kita berpenda-pat bahwa ini hanya
masalah hidup atau mati di mana, mati dianggap hanya sekadar berhenti bernafas. Nyawa
dalam konteks ini menjadi sangat menarik karena mengacu pada satu pemahaman: barang
siapa mempertahankan nyawa-nya, sama saja mempertahankan cara hidupnya.
Selanjutnya, anggapan bahwa manusia bisa me-nyelesaikan persoalan hidupnya dan
menyelamatkan diri sendiri, justru salah. Karena keselamatan tidak tergantung pada
kemampuan manusia.
106
Keselamatan meru-pakan anugerah Allah. Karena itu, barang siapa berani kehilangan
nyawanya karena Kristus, maka ia akan mendapatkannya.
Prinsip-prinsip apa saja yang hendak kita pelajari dari paradoks ini?
Yang pertama, berani berserah penuh kepada Tuhan. Keberanian ini bersifat mutlak, dan
merupakan tuntutan dari Tuhan yang tidak bisa ditawar-tawar.
Maka kita harus berani mempersembahkan, mem-pertaruhkan seluruh hidup kita ke
dalam tangan Tuhan. Prinsip per-tama ini, bisa jadi merupakan bagian yang tidak kita
sukai. Tetapi jika ditanyakan, apakah kita rela mati untuk Kristus? Kita semua pasti
menjawab, "Rela." Hal ini mirip dengan ketika Petrus ditanya oleh Yesus, beberapa saat
sebe-lum menyerahkan diri pada pasu-kan tentara Romawi. Saat itu Petrus menjawab,
"Guru, orang lain boleh lari, tetapi aku tidak." Namun Yesus yang mengetahui isi hati
manusia mengatakan, "Petrus, sebelum ayam berkokok, kau telah tiga kali menyangkal
Aku." Dan ternyata perkataan Yesus itu terbukti, sebab Petrus melarikan diri begitu
tentara datang menangkap Yesus.
Dari paparan di atas dapat kita lihat bahwa pada awalnya Petrus memang punya semangat
yang bagus. Dan kita pun seharusnya memiliki semangat yang bagus. Tetapi biarlah kita
menjelajahi seca-ra jujur hati nurani sendiri, agar ti-dak terjebak pada statemen emosi
kosong belaka. Jujur pada hati nurani, menjadikan kita peka untuk mencermati sikap
hidup kita.
Kalau secara jujur kita menemu-kan bahwa kita tidak berani berserah diri, berdoalah
supaya kita se-makin dikuatkan Tuhan. Berdoa-lah, memohon belas kasihan dari Roh
Kudus, yang akan menuntun dan memampukan kita menyerahkan seluruh jiwa raga pada
Tuhan. Berani berserah artinya sama dengan berani kehilangan segala yang kita miliki
bahkan kehilangan nyawa.
Sikap berani kehilangan ini pernah dicontohkan oleh Rasul Paulus dengan berkata, "Ada
pun hidupku ini bukannya aku lagi, tetapi Kristus hidup di dalam aku." Waktu dia
kehilangan dirinya, justru dia mendapatkan kesejatian dirinya.
Kenapa kita harus berserah diri? Karena dulu kita berkuasa penuh atas diri kita, sehingga
kita tidak mau mengendalikan diri, juga tidak mau diatur.
Tetapi sekarang kita harus berserah diri, mau diatur oleh Tuhan. Dan bukan diri kita lagi
yang menjadi pemerintah atas hidup kita, tetapi Tuhan.
Prinsip kedua, kita harus berani melupakan diri. Dalam hal ini kita harus melupakan
identitas, kepuasan, kebanggaan, kebahagiaan di waktu lampau yang kita sebut se-bagai
hidup lama. Sebagai ganti-nya, sekarang kita mesti berani berpindah ke dalam kehidupan
yang baru, yang sesuai dengan "selera" dan kehendak Tuhan. Jika ingin mendapatkan
kehidupan yang baru, maka rela-lah kehila-ngan. Berani berserah, berani melepas harga
diri, atau melupakan diri sendiri.
Dalam Alkitab sering ditemukan istilah "manusia lama" dan "manusia baru".
Kita jangan mau terus berkutat sebagai manusia lama, melainkan harus hidup sebagai
manusia baru. Jika kita tetap hidup sebagai manusia lama, dan tidak pernah mau menjadi
manusia yang baru, maka kita tidak akan pernah merasakan betapa nikmatnya menjadi
manusia baru itu. Dan oleh karena kita hanya berkutat pada kemanusiaan lama itu, maka
nilai kepercayaan yang ada pada kita pun menjadi sia-sia.
Namun perlu dicamkan, melupa-kan diri dalam konteks ini tidak sama dengan lupa diri.
Lupa diri adalah sesuatu yang negatif, karena lupa diri adalah suatu kondisi yang tidak
terkendali (out of control). Keberanian melupakan diri yang kita maksudkan di sini adalah
kemauan yang utuh untuk menaruh seluruh kehendak Allah menjadi kehendak yang final
di dalam hidup kita. Selanjutnya, kehendak Allah yang sudah terpateri di dalam hidup itu
kita laksanakan dalam aktivitas sehari-hari. Jadi, penye-rahan mutlak kepada Tuhan, itu
menjadi sesuatu yang tidak bisa ditawar-tawar.
Kita harus berani berserah diri dan melupakan diri.
Kedua kata kunci tersebut, yakni berserah diri dan melupakan diri, sangat penting kita
resapi su-paya kita tidak berkutat hanya ke-pada diri, kebutuhan diri, sema-ngat diri,
tetapi berkutat pada ke-hendak Allah. Kita pun semestinya senantiasa bertanya pada diri
sendiri, "Apa yang diinginkan
Allah untuk saya lakukan, sehingga pengabdian saya total kepada Dia?"
Dan jika kita mampu menjawabnya, yakni dengan mampu melak-sanakannya, ini akan
107
menjadi ke-sukaan tersendiri di dalam hidup kita. Itulah yang membuat kita mengalami
dan mendapatkan kesejatian hidup. Kita mendapatkan kesejatian hidup ketika kita berani
melupakan diri kita yang dulu, kehidupan yang lama itu, sehingga mendapatkan diri yang
sekarang, yang baru. Ini terjadi karena kita berani berserah.
Keberanian yang ketiga, yakni berani berkorban untuk Tuhan, menuntut kita untuk
mempersem-bahkan seluruh kehidupan untuk Tuhan. Sehingga dengan demi-kian, di
dalam kehilangan kita akan mendapatkan. Dan di dalam kehi-langan itulah kita akan
menemu-kan. Alkitab memberi satu ilustrasi yang menarik, yakni biji gandum tidak akan
pernah tumbuh menjadi sebatang pohon gandum kalau biji itu tidak mati lebih dahulu.
Kenapa? Karena biji gandum yang mati itu harus terlebih dahulu membelah dirinya. Dan
oleh karena kematian, dan kemudian membelah dirinya itulah biji gandum tersebut
mendapatkan kehidupan. Dengan kata lain, biji gandum mendapatkan kehidupan (yang
baru) justru kalau dia membelah dirinya terlebih dahulu. Jika
dibandingkan dengan manu-sia, maka manusia harus berani mengorbankan dirinya untuk
Tu-han, baru kemudian memperoleh hidup yang baru.
Maka keberanian untuk berse-rah, keberanian melupakan diri, dan keberanian untuk
berkorban, sangat kita butuhkan untuk "membelah" diri kita sehingga dari diri kita
muncul kehidupan dan pengharapan. Jadi penyerahan diri bukan suatu wujud dari
ketidak-berdayaan. Mengorban-kan sesuatu bukan berarti akan kehilangan sesuatu.
Melupakan diri tidak berarti kehilangan diri. Tetapi yang akan kita dapatkan justru
sebaliknya, yakni kehidu-pan, kekuatan, dan identitas diri yang baru.*
(Diringkas dari Khotbah Populer oleh Hans P.Tan)

NATAL DAN PEMAHAMAN


AKAN KASIH TUHAN
Oleh : Pdt. Bigman Sirait
 

Bulan Desember bukan hanya indah, namun juga selalu gegap gempita karena seluruh
dunia menyongsong Natal. Gegap gempita itu bercam-pur baur dengan sukacita karena
Kristus datang melawat umat manusia.
Yesus datang ke dunia atau Natal bukan sebuah rencana di pertengahan jalan, tetapi Natal
adalah sebuah rencana Allah yang sangat luar biasa. Allah menge-tahui bagaimana
bebalnya manusia yang akan melanggar perintah-Nya dan jatuh ke dalam dosa. Dan untuk
itulah Allah sudah menyediakan keselamatan bagi manusia.
Dulu, nun jauh di Taman Eden, berita Natal pertama kali dikuman-dangkan, walaupun
aktualisasinya terjadi ribuan tahun kemudian. Ini perlu kita ingat bersama supaya tidak
terjebak dalam perangkap rutinitas atau religiusitas dari Natal ke Natal.
Apa yang terjadi di Taman Eden?
Saat itu, manusia ada di dalam kesempurnaannya. Manusia hidup begitu berkelimpahan.
Tidak ada persoalan ekonomi, manusia bisa makan, minum. Apa pun yang diinginkannya
dengan sangat mudah didapat. Hakekat manusia pun adalah hakekat dalam kesem-
purnaan sebagai penguasa alam semesta. Apa pun tunduk pada dia. Maka indahlah
kehidupan di sana, dulu.
Namun sayang, di dalam kesem-purnaannya, di dalam ketidakber-dosaannya, manusia
melanggar perintah Allah. Manusia jatuh ke dalam dosa, dan harus binasa! Namun kasih
Allah kepada manusia membuat Dia rela turun ke dunia, menjadi sama dengan manusia,
untuk menebus dosa manusia. De-ngan cinta kasih Allah, manusia memiliki pengharapan.
Itulah kekuatan Natal yang membuat Dia rela turun, membuat Dia rela tak mendapat
tempat. Yang membuat Dia rela ditolak, karena ketidaktaat-an manusia yang sudah
mencipta-kan bencana panjang bagi dirinya sendiri, tetapi harus dibereskan oleh Yesus
Kristus.
Oleh karena itu, mari kita sikapi dan pahami Natal itu dengan benar. Natal bukanlah
sebuah kelayakan kehidupan manusia. Justru Natal adalah penebusan atas dosa karena
pemberontakan kita terhadap Dia, membuat Dia rela turun dari surga ke dunia. Dia turun
108
dalam kerelaan padahal sebenarnya tidak ada kewajiban bagi Dia untuk menyela-matkan
manusia. Tetapi cinta kasih-Nya membawa-Nya melawat kita. Bukankah seharusnya kita
bersyu-kur? Maka gegap gempita Natal ter-letak pada pemahaman kita, sejauh mana kita
mampu memahami pertolongan Allah. Jika kita mampu memahaminya, maka sejauh
itulah kita akan bersuka cita dalam Natal.
Waktu terus bergulir. Setelah kejatuhan manusia ke dalam dosa, persoalan silih-berganti
diciptakan: sampai ke jaman Nuh, terus ber-gulir sampai ke jaman Sodom dan Gomora.
Bahkan sampai saat ini kita melihat, dosa terus-menerus dicip-takan. Dosa memang
sangat kreatif menciptakan berbagai bentuk, termasuk dengan apa yang dina-makan dosa
modern. Dosa sangat luar biasa untuk menelan korbannya.
Oleh karena itu, di kandang hina, melihat realita seperti itu, di mana tidak ada harapan
hidup manusia, Yesus Kristus anak Allah mau turun dari sorga. Dia rela menjadi manu-
sia, sama seperti kita bahkan ting-gal di tempat di mana kita tidak ingin tinggal. Ia rela
menjadi sama seperti kita untuk melakukan karya keselamatan.
Di kandang hina, Ia datang. Berita Natal berkumandang, gembala mendengarkan. Natal
dinyatakan, Tuhan dipermuliakan. Tetapi jangan lupa, semua dilakukan dalam kehinaan
dan ketiadaan. Karenanya, yang datang adalah gembala, bukan raja. Orang-orang Majus
yang datang pun adalah orang-orang kafir, bukan bangsa pilihan, bukan Yahudi. Tapi di
sini, di tempat yang hina inilah kemuliaan dinyatakan. Di kandang yang tidak mulia ini,
Natal keselamatan justru menjadi nyata.
Meski demikian, kita tidak perlu merayakan Natal dengan ber-susah-susah, berhina-hina,
sedih, porak poranda, dan sebagainya supaya mampu memahaminya. Ini bukan soal
fenomena, bukan soal apa yang bisa kita lihat dengan mata atau kita rasakan. Tetapi ini
persoalan kualitas yang paling utuh, yakni bagaimana kita melakukannya dengan suasana
hati dan pemahaman yang utuh. Karena itu, pengenalan akan Alkitab menjadi modal
pertama kalau kita mau merayakan Natal. Bukan berapa besar kapital yang ada pada kita.
Tetapi berapa jauh kita mengenal Dia di dalam hidup kita. Berapa jauh kita mengenal Dia
di dalam semangat gairah, berapa jauh iman kita meng-Allah kepada Yesus Kristus, anak
Allah.
Saya kira ini suatu pemikiran atau renungan yang jarang sekali kita pahami. Sehingga kita
betul-betul masuk ke suasana Natal yang utuh itu. Sekali lagi, Natal bukan soal
tempatnya, tetapi bagaimana kita melakukan apa yang Allah mau dalam kualitas
pemahaman kita. Ini semua perlu kita pahami supaya tidak terjebak dalam perangkap-
perangkap rutin, sebaliknya kita perlu diingatkan secara rutin. Jangan setiap tiba Natal
kita melaksanakan seremonialnya saja tetapi kehilangan maknanya. Dan tragedinya,
dalam kehilangan makna, kita justru mengatakan, “Hati-hati jangan sampai kehilangan
makna.” Tetapi kata-kata “jangan sampai kehilangan makna” itu pun sudah kehilangan
makna.
Maka tidak ada kata yang pas untuk mengingatkan, kecuali sikap iman yang benar. Tidak
ada kata yang pas kecuali pemahaman yang utuh. Tidak ada kata yang pas kecuali
hubungan pribadi dengan Tuhan. Karena itu berbahagialah Anda di Natal ini, kalau Anda
beriman pada Dia. Jangan nodai Natal dalam keluh kesahmu kepada Tuhan hanya karena
tidak paham pada apa yang sedang terjadi di dalam kehidupan: kekecewaan, kemarahan
berkepanjangan yang tidak pada tempatnya.
Akhirnya, jangan nodai Natal, hanya karena tidak cukup uang untuk membeli seperangkat
barang yang diinginkan dalam rangka merayakan Natal. Jangan nodai Natal dengan
perasaan cemburu karena orang lain bisa menghias rumahnya. Sebab sesungguhnya,
Natal adalah momentum yang tepat bagi kita untuk mensyukuri apa yang sudah Tuhan
berikan untuk kita. (Diringkas dari kaset Khotbah Populer oleh Hans P.Tan)

SELAMAT TAHUN BARU YANG LAMA


Oleh : Pdt. Bigman Sirait
 

TAHUN baru (1 Januari), sebagai perayaan terus melesat maju memimpin Natal (25
109
Desember). Apa mak-sudnya? Apakah ini sebuah per-saingan sehingga ada yang maju dan
ada pula yang tertinggal? Yang pasti, Alkitab tidak pernah menganjurkan, apalagi
memerin-tahkan umat kristiani berbondong-bondong bertahun baru. Natal (25 Desember),
memang memiliki makna teologis dan historis bagi iman Kristen. Momen ini penting
sebagai perhentian bagi umat, untuk merenung kesediaan Juru Selamat, melawat umat
yang bejat karena dosa.

Berabad-abad, peringatan itu bergerak dinamis dalam pasang su-rut kesadaran umat.
Hanya saja, kecenderungan akhir-akhir ini tam-pak agak menjebak, yakni lumuran
kemewahan atas Natal dengan alasan perayaan besar. Padahal, sejatinya kebesaran Natal
tidak pernah digambarkan Alkitab dalam perayaan, melainkan dalam kerela-an Sang Juru
Selamat, untuk ber-temu umat (sekalipun berlang-sung dalam nuansa penolakan, dan tidak
ada tempat yang tersedia bagi DIA).

Nah, dalam kebesaran perayaan Natal inilah tahun baru mendom-pleng. Dari semula hanya
sekadar menempel, kini tahun baru telah menjadi bagian yang “sejajar” de-ngan Natal.
Namanya selalu tertera bersama Natal (Selamat Hari Natal dan Tahun Baru—Merry
Christ-mas and Happy New Year). Lalu, dalam perjalanan menuju era modern hingga ke
pang-kuan postmo, kini, perayaan ini didominasi oleh tahun baru. Ajang populernya
disebut Old & New. Ditunggu orang di sean-tero dunia, dirayakan semua komunitas, mulai
dari yang bermoral hingga amoral.

Yah, tahun baru memang telah menjadi peristiwa besar, dan akan terus semakin besar,
seturut dengan gairah manusia akan perayaan-perayaan yang besar. Malam Natal (24
Desem-ber) tidak lagi semegah malam tahun baru (31 Desember). Dan, ironisnya, dalam
kesyah-duan pun, Natal kehilangan gregetnya. Natal hanya syahdu dalam lagu “Malam
Kudus”, sele-bihnya tidak. Untuk ukuran “mewah”, Natal kalah dari tahun baru.
Ringkasnya, Natal telah krisis identitas akibat ulah umat yang kurang hikmat. Padahal
sejatinya, semangat Natal harus tetap pada nuansa Natal pertama: syahdu, sarat renungan,
tapi penuh suka-cita karena DIA telah datang di dalam hidup orang yang percaya.

Sementara itu, tahun baru se-makin megah dan pongah, sepo-ngah semangat manusia yang
selalu merasa paling hebat. Mereka yang tidak berpunya tersingkir ke pinggir, tidak ada
yang mau berbagi dengan mereka. Dan yang paling menyedihkan adalah, semakin
mewahnya perayaan tahun baru, Natal seakan tidak mau kalah, ia terpancing ikut
bertanding. Dan ini membuat Natal semakin jauh dari jati dirinya, kekhusukan malam
yang kudus itu tiada lagi. Keber-sahajaan Maria dan Yusuf saat menjaga Bayi Kudus,
makin sulit diimajinasikan, apalagi pribadi Sang Bayi Kudus. Kesukacitaan para gembala
tak lagi kita punya, karena itu hanya tinggal kisah saja. Natal telah berubah menjadi hingar
bingar tanpa arah.

Keprihatinan semakin besar dengan fakta yang tidak terban-tah ketika tahun baru yang
dise-but baru itu ternyata tidak mem-bawa hal-hal yang baru. Manusia tidak mengalami
pembaharuan seperti yang dikatakan Rasul Paulus (Roma 12: 2). Manusia tidak semakin
baik, kualitas hidup juga tidak semakin baik, bahkan gereja pun tidak lebih baik. Yang ada
justru sebaliknya. Manusia semakin bejat, sementara gereja semakin tersesat. Dunia
semakin gelap karena “terang umat” se-makin meredup dan tak berdaya.

“Tahun baru, apanya yang ba-ru?” gugat Pengkhotbah 1:10. Pengkhotbah betul, fakta di
kesementaraan hidup berkisah tentang kegagalan manusia menjaga diri sebagai citra Allah.
Tahun baru malah membuktikan manusia hanya semakin bertam-bah dalam “dosa-dosa
yang baru” (kuantitasnya bukan kualitas do-sa). Di sinilah gereja dituntut memainkan
perannya memenga-ruhi dunia, bukan sebaliknya dipe-ngaruhi dunia. Tarik-menarik ge-
reja dan dunia tidak akan pernah berhenti hingga kesudahan bumi. Yang menjadi
pertanyaan, siapakah pemenangnya? Sayang-nya, kedudukan sementara berkisah, bahwa
dunia menjadi pemimpin dalam pengumpulan angka. Tahun baru menjadi salah satu
parameter (sekalipun bukan satu-satunya).

110
Gereja harus bangun dari mimpi panjang, melepaskan diri dari pelukan dunia, melupakan
kenik-matan sesaat, dan kembali ke ha-bitatnya, yaitu berani menyangkal diri dan
memikul salib dalam me-ngikut Yesus. Jangan lagi mema-nipulasi ayat-ayat suci demi
kenikmatan diri. Tampil hidup mewah dengan dalih diberkati. Gereja dipanggil untuk
berbagi atas berkat besar yang diterima dari kemurahan Sang Pencipta, bukan untuk
menumpuknya.

Semoga di Tahun baru ini gereja mengalami pembaharuan budi agar bisa menciptakan
peru-bahan kehidupan. Namun, semo-ga gereja tidak terjebak pada pe-rubahan tanpa
pembaharuan. Perubahan yang hanya sebatas asesoris (ritualitas) bukan pemba-haruan
oleh Roh (spiritualitas). Semoga masih ada tersisa keju-juran untuk mengevalusi diri sen-
diri tanpa terjebak menghakimi. Akhirnya, selamat tahun baru, bukan karena tahunnya,
melain-kan karena pembaharuan yang terjadi dalam hidup kita semua.

SIA-SIA, TUMPUK HARTA


TANPA PENYERTAAN TUHAN
Oleh : Pdt. Bigman Sirait
 

RUMAH merupakan salah satu kebutuhan yang sangat vital bagi manusia. Di rumahlah,
setiap orang menghabiskan seba-gian besar hari-harinya. Wajar pula jika setiap orang
mendambakan rumah yang bisa membuatnya merasa aman, tenang dan nyaman tinggal di
sana.

Rumah dan segala kebutuhan hidup—yang dalam kesempatan ini kita sebut saja harta—
merupakan hal yang sa-ngat penting dalam kehidupan. Harta yang kita miliki, bisa menjadi
suatu identitas tentang: who am I—siapa saya? Semakin banyak harta, semakin besar
penghormat-an orang pada kita. Tapi, rumah atau harta benda seperti apa yang Tuhan
kehendaki? Tentang hal ini, Raja Salomo (dalam Mazmur 127 : 1) mengatakan, “Jikalau
bukan Tuhan yang membangun rumah, sia-sialah usaha orang yang membangunnya…”.

Raja Salomo dikenal sebagai raja Israel yang tidak hanya sukses memerintah kerajaannya,
namun juga jenius dalam mengelola usaha dan perdagangan. Tidak heran, berkat
kepiawaiannya itu, dia berhasil menumpuk harta benda yang membuatnya sebagai raja
yang kaya raya luar biasa. Sayang, sebagai orang yang diberkati Tuhan dengan segudang
kemam-puan luar biasa itu, dia justru mela-kukan hal-hal yang tidak disukai oleh Tuhan:
memiliki ribuan wanita simpanan. Dia memang sukses menumpuk harta, tapi gagal mem-
bendung hawa nafsu. Yang lebih menyedihkan, dia tergoda oleh salah seorang wanita
simpanannya sehingga terjatuh dalam penyem-bahan berhala! Namun seluruh pengalaman
itu tidak membuatnya merasa bahagia. Sampai akhirnya, dalam perenungannya dia
menyadari bahwa tanpa pe-nyertaan Tuhan, semua sia-sia.

Bagi kita, rumah dan harta benda, memang telah men-jadi semacam KTP. Orang
mengenal, mengukur, dan menghormati kita tergan-tung dari seberapa banyak harta kita.
Harta benda sebagai identitas menjadi konsentrasi dan perhatian semua orang. Dengan
harta yang cukup, seseorang itu akan dihargai. Tapi sebaliknya, jika harta bendanya tidak
cukup, dia dicurigai. Apalagi tak punya apa-apa, ia akan dizalimi. Haknya akan dirampas,
dia akan diinjak-injak orang. Karena itu, harta benda sebagai identitas menjadi mimpi
setiap orang. Semua orang akan berpacu untuk mendapatkannya, bagaimana pun caranya.
Korupsi, boleh-boleh saja. Mencuri, kenapa tidak? Menipu? Lakukan! Orang akan
mengesahkan segala cara demi harta ini.

Jika harta menjadi ukuran harga diri, maka kebenaran-kebenaran hidup pun bergeser.
Orang ber-pacu untuk membuktikan ke-kayaan sebagai wujud “berkat” Tuhan. Harga diri
tidak lagi me-nempel pada nilai-nilai etis yang seharusnya dimiliki: kejujuran, ke-
111
sungguhan, kebenaran. Dalam hal seperti ini kita telah melihat banyak fakta yang sangat
menye-dihkan, demi harta benda, korban berjatuhan. Dan tragedi yang lain adalah jika
harta dijadikan sebagai keyakinan, iman, menjadikannya sebagai berhala. Jika sudah
begini, maka Alkitab tidak ada apa-apanya lagi. Tidak mendengar khotbah ju-ga bukan
masalah. Yang penting, asal jangan sampai nggak ada uang, asal jangan sampai berku-rang
properti, rumah dan harta benda. Bagi orang-orang se-perti ini, pertarungannya ha-nya
melulu untuk materi.

Karena materi baginya adalah berhala, maka dia siap melakukan apa saja untuk itu. Dia
siap menzalimi orang, bahkan saking gilanya akan harta, tidak sedikit orang pergi ke
Gunung Kawi, me-nebar sesajen ke mana-mana, “berguru” ke sana-sini, asal bisa kaya.
Meski anak, anggota keluarga atau pembantunya menjadi tum-bal, tidak masalah, yang
penting bisa kaya. Sangat mengerikan, dia rela nyawa orang hilang demi berhala yang
dipuja-pujanya: materi. Manusia semacam ini bukan lagi manusia, karena bukan hanya
dirinya saja yang dihargai dengan materi, tetapi orang lain pun dia hargai dengan materi.
Dia tidak sungkan-sungkan mencabut nya-wa orang lain demi kelanggengan materi yang
mengalir ke dalam hidupnya. Seorang wanita yang berstatus istri bisa saja mening-galkan
suaminya demi materi. Se-ring pula terjadi pengkhianatan dan memakan banyak korban
demi ma-teri yang sudah merupakan segala-galanya dalam kehidupan.

Oleh karena itulah Alkitab me-ngajarkan kepada kita, “Kalau har-ta benda seperti itu yang
kau dam-bakan, sia-sialah”. Kalau itu datang dari semangat dirimu, ketika itu kau jadikan
identitas, harga dirimu, ke-yakinan dirimu, berhalamu, habislah hidupmu. Harta benda itu
milik Tuhan, berasal dari Tuhan, maka belajarlah bergantung hidup pada Tuhan,
melakukan sesuatu sesuai dengan kehendak Tuhan, bekerja sesuai yang Tuhan kehendaki,
rajin seperti yang dituntut Alkitab.

Harta benda bukan dosa, tetapi bagaimana memperlakukannya, itulah yang jadi masalah.
Karena itu biarkan Tuhan membangunnya. Seharusnya gairah kita untuk men-cari harta
adalah semangat untuk melayani Tuhan. Sehingga di dalam gairah mencari atau
membangun materi, kita ada dalam kendali diri yang penuh, tidak terjebak pada
perangkap, rangsangan yang me-mang luar biasa dari materi itu. Ma-ka, apa pun yang ada
dalam hidup kita, hanya omong kosong jika kita dapatkan dengan cara tanpa Tuhan,
mengabaikan Tuhan.(Diringkas dari Khotbah Populer oleh Hans P.Tan)

JUMAT AGUNG,
MOMENTUM UNTUK MEMULIAKAN TUHAN
Oleh : Pdt. Bigman Sirait
 

SETIAP hari Jumat Agung, ucapan Yesus dari kayu salib selalu berkumandang: “Ba-pa,
ampuni mereka karena mereka tidak tahu apa yang dilakukan” (Lukas 23: 34). DIA
disalibkan, oleh karena kita dengan sadar berkata: “Salibkan Dia”. DIA disalibkan oleh
karena kita dengan sadar berkata: “DIA bukan siapa-siapa”. DIA disalibkan, karena
dengan sadar kita berkata: “Kitalah hidup ini, kitalah Tuhan itu”. Ketika Yesus
mengatakan, “Ampunilah mereka…” itu betul sekali. Sebab para ahli Taurat sudah
menjadikan dirinya sebagai “tuhan” yang memegang palu pe-ngadilan untuk menjatuhkan
vonis yang sangat berat terhadap Yesus, Mesias, anak Allah. Mereka menghukum-Nya
dengan pongah dan bangga. Mereka bukan saja menghukum DIA dengan rasa tidak
bersalah, tetapi juga senang.
Kasihan, sebab sesungguhnya mereka semakin dalam terperosok ke dalam lubang
kemunafikan dan kepongahan yang kosong. Mereka bisa saja terus-menerus mengu-
mandangkan suara Tuhan, namun tidak pernah melakukannya dalam kehidupannya.
112
Mereka bisa saja beraktivitas dalam hidup, tetapi jauh dari kuasa Allah. Karena itu Yesus
berkata, “Ampuni mereka…” Sekali lagi, mereka sedang membunuh dirinya sendiri,
meng-habiskan masa depan anak cucu-nya karena mereka tidak takut akan Tuhan. Dosa
memang sa-ngat luar biasa membuat dan menciptakan kebebalan pada diri mereka,
membuat mereka melacurkan hidup mereka, membuat mereka terjebak pada perangkap-
perangkap yang salah itu. Ini menjadi pertarungan serius bagi kita semua.
Jumat Agung ini, haruskah DIA kembali mengucapkan kalimat yang sama kepada setiap
kita yang ada di dalam gereja? Kepada kita yang sudah mengaku percaya, haruskah DIA
menggugat dan berkata, “Bapa ampuni mereka, sebab mereka hanya berkhot-bah, mereka
hanya memegang Alkitab, mereka hanya menya-nyi, mereka melayani Aku, tetapi
sebetulnya mereka tidak tahu apa yang mereka kerjakan?” Jangan sampai terjadi hal
seperti ini.
Bukankah sangat ironis ketika gereja memuliakan nama Yesus tetapi DIA tidak rela?
Bukankah kekristenan menjadi ironis ketika semua umat merasa kehadiran-Nya, tetapi
DIA sendiri tidak pernah datang di tengah-tengah mereka, karena banyak topeng,
kemunafikan, kesalahan yang ditutup-tutupi? Banyak ungkapan lips service yang tidak
pada tempatnya yang datang dari berbagai penjuru, dari mereka yang menyatakan diri
sebagai permimpin agama. Akankah Yesus kembali meminta Bapa Surgawi mengampuni
mereka?
Saudara yang terkasih, camkan dan pikirkan baik-baik. Bukankah seharusnya gereja Tuhan
menjadi gereja yang punya kekuatan dan kuasa yang luar biasa, karena menjadi agen
kebenaran yang diberi kuasa oleh Tuhan? Tetapi pada kenyataannya, kita terjebak dan
terperangkap menjadi pecun-dang dan kalah. Jangan sampai kita salah dalam memainkan
peran. Jangan sampai kita salah dalam mengayunkan langkah dalam upaya memahami
kebe-naran yang hakiki itu.
Kiranya Jumat Agung ini boleh mengingatkan kita supaya jangan terjebak pada perangkap
yang salah. Maka kita perlu memeriksa diri, sebab jangan-jangan kita terlalu banyak
memakai topeng dalam hidup ini. Sekiranya kita tidak me-nemukan kebenaran yang haki-
ki, Jumat Agung menjadi mo-mentum yang penting bagai-mana kita mengarahkan mata
kita ke kayu salib, merenung ulang penderitaan yang dialami-Nya. Kemudian kita
mencoba untuk menelaah, sebab bukan-kah seharusnya kita hidup untuk kemuliaan nama
Tuhan?
Jumat Agung ini, ketika Saudara pergi ke gereja, camkan dan pikir-kan baik-baik. Di Bukit
Golgota, Yesus Anak Manusia, Tuhan kita, tersalib. Dari situ dia menatap kita yang datang
dan masuk ke gereja, satu demi satu. Yesus menatap dari salib. Entah apa yang dia
ucapkan, tapi rasa-rasanya DIA akan mengungkapkan kalimat, “Ampuni mereka…”
Mengapa? Karena salib bebicara tentang isi hati Anak Manusia. Salib tidak bebicara
tentang fenomena-fenomena belaka. Karena itu jangan terjebak pada rutinitas-rutinitas
keagamaan belaka. Gunakan baik-baik, Jumat Agung adalah momen untuk mene-mukan
kesejatian makna tentang penderitaan Tuhan, dan penge-tahuan kita akan kebenaran.
Manfaatkan momen tersebut secara baik-baik supaya tidak menjadi suatu pengulangan, di
mana kita hanya mengulang dan memainkan peran kita tanpa pernah kita pahami bahwa
DIA berdiri dan menatap kehidupan kita, dan mungkin berkata, “Belum terlalu baik.”
Kiranya Jumat Agung ini boleh menjadi momentum kebangunan keimanan, kebangunan
kerohani-an yang utuh untuk hidup takut akan Tuhan, memuliakan Tuhan dalam kesucian
kejujuran. Berani-lah membedah, jangan-jangan kita sudah terjebak pada rutinitas sehari-
hari. Selamat menunaikan ibadah Jumat Agung di mana pun engkau berada.

(Diringkas dari kaset Khotbah Populer oleh Hans P. Tan)

SIKAP TIDAK MAU TAHU,


TIMBULKAN KESESATAN
Oleh : Pdt. Bigman Sirait
 

113
KEBENARAN firman Tuhan tidak bisa dimonopoli oleh sekelompok orang, bahkan
pendeta sekalipun. Kebenaran firman Tuhan adalah untuk semua orang yang percaya
kepada Tuhan, siapa pun dia. Karena itu sudah pada tempatnya semua orang belajar
mengerti firman Tuhan. Seorang pendeta, karena spesialisasinya di bidang teologi,
mungkin lebih mengerti, sehingga dia bisa memberikan arah yang pas. Tetapi jemaat juga
perlu mengerti dan tahu apakah khotbah yang dia terima itu “sehat” atau tidak? Jadi ada
semacam tolok ukur.
Ibarat hendak membeli sejenis barang elektronik, kita tentu tidak boleh sembarang beli.
Kita harus belajar mengerti tentang merek, spesifikasi, dan lain-lain. Kalau yang kita beli
itu sound system, kita harus paham mereknya. Karena bisa saja mereknya Eropa tetapi
dibuat di Taiwan, atau Indonesia. Nah, jika untuk membeli sound system saja kita harus
hati-hati, maka mendengar firman Tuhan tentu harus lebih berhati-hati lagi. Ukurannya
adalah Alkitab. Maka kita harus rajin membaca Alkitab. Sehingga jika mendengar khotbah
yang kira-kira menyimpang, minimal kita bisa berpikir, “Kok yang dikhotbahkan ini lain
dari yang saya baca?” Akan lebih bagus lagi jika kita punya keinginan untuk bertanya.
Tetapi kenyataannya, sering kali kita malah tidak mau tahu. Padahal sikap tidak mau tahu
inilah yang memungkinkan terjadinya kesesatan. Banyak orang yang tidak tahu, tetapi
berlagak tahu. Orang yang berlagak tahu ini, dengan nekat berkotbah, berbi-cara
semaunya. Orang yang ber-lagak tahu hanya akan menga-takan seakan-akan dia tahu apa
yang harus dikata-kannya, tetapi apa yang dikatakannya itu tidak lebih dari sebuah
kecelakaan atau sesuatu yang menyesatkan. Dan ini sangat berbahaya.
Tentang “tahu”, ada empat tipe orang. Pertama, orang yang tahu kalau ia tahu. Orang
seperti ini paling beruntung, paling berbahagia, karena ia tahu bahwa ia tahu, dan ia tahu
bagaimana meman-faatkan pengetahuan itu sehing-ga ia menjadi orang yang berkarya. Ia
tahu bagaimana me-manfaatkan pengetahuan itu sehingga ia punya nilai dalam hidupnya.
Ia akan membuat suatu perubahan bagi sekitarnya karena tahu memanfaatkan
pengetahuannya untuk menda-tangkan keuntungan bukan hanya bagi dirinya, tapi juga
buat orang lain. Orang seperti ini suka meriset untuk menemukan kesejatian yang asli. Ia
tahu kemampuannya dan tahu pula mengembangkannya. Orang ini berbicara apa yang ia
tahu, bukan apa yang ia tidak tahu. Apa yang ia tahu dari Alkitab, itu yang ia bicarakan. Ia
tidak bicara yang ia tidak tahu.
Tipe kedua adalah orang yang tahu kalau ia tidak tahu. Orang ini masih beruntung. Karena
ia tahu kalau ia tidak tahu, maka ia terus belajar, memerhatikan bagian-bagian yang ia
tidak tahu. Karena ia tahu mana yang ia tidak tahu, semangatnya untuk menambah
pengetahuan pun semakin tinggi. Kita rindu para jemaat memiliki kesadaran seperti ini.
Jemaat yang sadar kalau dirinya tidak tahu, tentu akan berusaha dan merasa perlu untuk
mencari tahu supaya ia bisa tahu. Dengan demikian di dalam perkembangan pengetahuan
tadi, dia terus beranjak memahami kebenaran demi kebenaran. Dalam 2 Petrus 1: 5-8
dikatakan: “Hendaklah engkau menambahkan pada imanmu kebajikan, kepada kebajikan
pengetahuan…” Yang dimaksud pengetahuan di sini adalah tentang kebenaran firman itu.
Tipe ketiga adalah orang yang tidak tahu kalau ia tahu. Orang ini kerap merasa minder
alias tidak pede (percaya diri). Pada sisi lain, dengan sifatnya ini, yang bersangkutan juga
menghina dirinya sendiri, sebab ia tidak pernah meng-ekspresikan apa yang ia tahu itu.
Orang seperti ini sesungguhnya patut dikasihani, sebab ia justru sering menjadi bahan
olok-olokan atau ob-jek tertawaan. Maka, kalau sampai kita tidak tahu apa yang kita tahu,
sama saja dengan bahwa kita tidak mengenal diri kita, karena kita tidak tahu sampai sejauh
mana kemampuan kita. Orang ini melakukan penghinaan pada dirinya, karena tidak mau
tahu siapa dirinya. Tipe keempat—dan paling parah—adalah orang yang tidak tahu kalau
dia tidak tahu. Tidak tahu kalau ia tidak tahu mengakibatkan dia sok tahu. Ini adalah orang
paling bebal. Dikasih tahu pun dia tidak mau tahu, karena dia pikir dia tahu. Repot.
Bayangkan jika orang semacam ini menjadi pengkhotbah, maka dia akan mengkhotbahkan
tentang sesuatu hal yang ia tidak tahu. Ironisnya, jika diingatkan ia malah mengatakan
kalau khotbahnya itu dari Roh Kudus. Beginilah gawatnya jika orang meng-khotbahkan
hal yang ia tidak tahu.
Karena itu, ukurlah apakah orang yang berkhotbah itu mengajarkan Injil? Jika si
pengkhotbah dan pendengar (umat) sama-sama tidak tahu kalau dia tidak tahu, maka yang
114
ada adalah kekacauan. Karena ajaran yang salah, yang disampaikan oleh si pengkhotbah,
direkam salah pula oleh si jemaat, umat pun semakin sesat. Maka dari sini dapat dikatakan,
bahwa kesesatan adalah kerja sama yang “baik” antara pengkhotbah dan umat. Jadi, jangan
cuma marah kepada si penyesat, yaitu si pengkhotbah atau guru palsu lainnya, tetapi
ternyata kita perlu marah juga kepada jemaat yang membodoh-bodohi dirinya, tidak mau
tahu apa yang perlu ia tahu, yang menelan mentah-mentah segalanya, dan menjadikan
pendeta sama dengan Tuhan, pendeta sama dengan kebe-naran, sampai ia tidak lagi mau
tahu apa yang dikatakan Alkitab.

(Diringkas dari kaset Khotbah Populer oleh Hans P.Tan)

KASIH TIDAK MELINDUNGI KEBODOHAN


Oleh : Pdt. Bigman Sirait
 

MENGAMBIL keputusan seringkali merupakan suatu pekerjaan yang tidak mudah.


Berbagai ekses biasanya akan muncul begitu suatu keputusan penting ditetapkan. Dalam
lingkungan dunia kerja misalnya, seorang pimpinan pada sebuah perusahaan dituntut
untuk mampu memutuskan se-suatu secara tepat dan bijak, demi tetap terjaminnya
eksistensi peru-sahaan.
Dalam hal pengambilan suatu keputusan ini, orientasi kerja sangat berperan. Artinya,
apakah dalam mengambil keputusan ini seorang pimpinan berorientasi kepada perasaan
atau realita? Ma-salah ini sangat penting terutama bagi kita orang Timur yang masih kental
dengan budaya tradisional dan paternalistik, di mana faktor perasaan sungkan masih
tinggi. Karena sungkan, tidak jarang se-orang pimpinan perusahaan me-ngambil keputusan
yang tidak tepat, yang bisa berakibat buruk pada perusahaan. Sebaliknya, jika dia berusaha
rasional, bisa-bisa dia dinilai sebagai manusia yang tidak punya perasaan. Dihadapkan
pada masalah ini situasi jadi serba sulit.
Dalam dunia kerja, hanya karena didasari rasa sungkan, seringkali kita secara sadar
membenarkan yang salah. Meski tahu seseorang itu salah, kita ogah menegur, karena
masih ada kaitan keluarga misalnya, atau karena dia lebih se-nior di tempat kerja, dan
berbagai alasan lainnya. Ada puluhan atau bahkan ratusan argumentasi yang dapat kita
ajukan untuk membe-narkan tindakan “tidak menegur” orang yang salah dalam peker-jaan.
Sebagai orang Kristen, bagai-mana tindakan kita jika berhadap-an dengan kondisi seperti
ini? Menghadapi realita me-mang tidak gampang. Kita tidak hanya cukup ber-doa. Semua
orang Kristen memang harus berdoa, setiap orang Kristen harus dekat pada Tuhan. Na-
mun jangan pernah ber-pikir bahwa dengan de-mikian kita akan terhindar dari segala
masalah. Jika kita dirundung masalah justru di situlah seni dari hidup kekristenan. Karena
jika kita mulai menemukan jalan keluar dari per-masalahan, makin me-ngertilah kita arti
per-tolongan Tuhan itu; makin kita pahamilah artinya kepemimpinan Tuhan itu, karena
melalui kesesatan itulah kita ditolong untuk keluar dari segala masalah. Itulah namanya
pertolongan Tuhan yang indah dalam hidup.
Jadi, jangan mau lari dari persoalan, tetapi hadapilah. Ja-ngan bersembunyi dan menghin-
dar di balik kata-kata rohani yang hanya merupakan dalih karena sebenarnya kita tidak
mampu membereskan persoalan. Jika memang tidak mampu, jujurlah pada Tuhan, minta
pertolongan-Nya lewat doa agar diberi kebijak-sanaan berbuat yang terbaik. Mes-ki
demikian, di samping bergan-tung pada iman yang solid, kita pun harus menggunakan
otak, dan tetap belajar dari realita.
Lalu bagaimana sikap kita terhadap orang yang salah—atau dengan istilah yang lebih
halus—kurang berprestasi dalam peker-jaan? Solusi awal, bisa saja kita berikan
kesempatan padanya untuk belajar. Dengan kata lain, dia dipacu agar dapat meningkat-kan
kinerjanya. Namun apabila dia tetap tidak mampu lagi untuk berkembang alias sudah
mentok, kondisi semacam ini tentu akan menjadi batu sandungan bagi perusahaan.
Jika segala upaya sudah mentok, sebagai seorang Kristen, apa tindakan kita? Solusi yang
tepat adalah mencarikan posisi yang lebih cocok baginya di perusahaan itu, sebab pada
115
dasarnya dia memang tidak pas di posisinya selama ini. Tindakan tegas memang harus kita
ambil. Rasanya tidak enak jika terdengar gunjingan sinis dari kanan-kiri yang bunyinya,
“Sudah minoritas, kerjanya enggak karu-karuan pula.” Jika sudah ada tudingan miring
seperti ini, kita pun jangan menyalahkan para penuding itu sebagai orang-orang dunia
yang tidak mengenal kasih. Jika kita punya anggapan se-perti itu, justru kita sendiri-lah
yang sebenarnya tidak mengenal kasih, sebab kasih tidak pernah mem-protect kesalahan,
kasih tidak pernah melindungi kebebalan, kasih tidak pernah membela kebo-dohan, atau
kasih tidak menolerir ketidakmam-puan seseorang untuk maju. Kasih harus dite-gakkan
utuh bersama-sama dengan hukum. Di mana ada kasih, hukum pun berdiri di sana. Dan
hanya dengan sikap yang tegaslah kasih itu berdiri tegak.
Dalam kaitan ini kita pun perlu merenungkan kata-kata bijak yang tertulis dalam Amsal 17
: 15-17, sebagai berikut: “Membenarkan orang fasik dan mempersalahkan orang benar,
keduanya adalah ke-kejian bagi Tuhan. Apakah gu-nanya uang di tangan orang bebal
untuk memberi hikmah sedang ia tidak berakal budi? Seorang sahabat menaruh kasih
setiap waktu dan menjadi saudara dalam kesukaran.”
Kata-kata bijak dari Amsal di atas, secara sekilas mungkin tam-pak sederhana, namun jika
dire-nungkan, untaian kalimat itu me-ngandung suatu wawasan/pan-dangan yang sangat
mendalam, sebab didasarkan pada penga-matan dan pengalaman hidup. Bila kita coba
menganalisis kata-kata: “membenarkan orang fasik dan mempersalahkan orang benar
adalah kekejian bagi Tuhan”, itu artinya kita dituntut untuk mampu menempatkan sesuatu
(seseorang) itu pada tempatnya. Melaksanakan “instruksi” ini jelas bukan perkara
sederhana, ter-utama bagi kita orang Timur yang masih kenatal dengan budaya “sungkan”
tadi.
Tapi, jangan sekali-kali dengan dalih kasih kita tidak berani mengambil tindakan tegas,
padahal sebenarnya kita menu-tupi rasa sungkan. Kita harus me-mahami, bahwa kasih
minus hu-kum adalah liar, karena tidak ada aturan. Kalau semua orang meng-obral rasa
cinta-kasih, tetapi hu-kum tidak ditegakkan, mau jadi apa kita ini? Satu hal yang tidak
boleh kita lupakan, karena kasih-Nya-lah maka Tuhan “memukul” kita supaya kita
kembali ke jalan-Nya.
(Diringkas dari Khotbah Populer oleh Hans P. Tan)

DOA BUKAN SUATU KEWAJIBAN


Oleh : Pdt. Bigman Sirait
 

SETIAP orang Kristen pasti tahu berdoa, terlepas dari faktor apakah yang bersang-kutan
tidak mau atau malu ketika diminta untuk berdoa. Namun pa-da dasarnya semua orang
bisa berdoa dan mengetahui apa itu doa. Doa tidak bisa lepas dari hidup orang benar.
Persoalannya, apa-kah kita mengerti makna yang se-sungguhnya dari doa? Ini per-
tanyaan yang serius, sebab jika diminta berdoa, yang kita lakukan adalah melipat tangan,
menutup mata dan berkata-kata, tetapi tidak jelas apa sebenarnya yang ada dalam benak
atau hati kita.
Apakah doa? Pertama-tama kita harus ingat bahwa doa bukan sebuah kewajiban. Artinya,
doa itu hukumnya tidak wajib. Doa itu bukan suatu keharusan. Membaca kalimat di atas,
kemungkinan besar kita rada tersentak, karena selama ini kita semua yakin bahwa yang
namanya orang Kristen harus dan wajib berdoa. Tapi saya mengata-kan, doa bukan
kewajiban, bukan pula keharusan!
Kalau doa sebuah kewajiban, maka suka atau tidak suka kita akan selalu berdoa. Jika kita
berdoa sekalipun hati tidak suka, ini sesuatu yang gawat, sebab kita munafik. Jika kita
berdoa hanya karena kewajiban: lipat tangan, tutup mata, dan berkata-kata, apakah Tuhan
pasti menerima? Tidak. Tuhan berkata, “Janganlah kamu berdoa seperti orang munafik,
yang mengucapkan doanya, berdiri di mana-mana, tetapi hatinya tidak tahu ke mana”.
Dengan kata lain, orang-orang seperti di atas melakukan doa hanya sebagai kewajiban
ritual kekristenan. Bukan itu doa yang dimaui Tuhan.
116
Jika doa suatu keharusan, ber-arti ada unsur terpaksa. Jika doa hanya suatu kewajiban,
maka ada peluang orang berdoa dengan hati yang terpaksa, bukan dengan hati rela. Jadi,
doa adalah sebuah kebutuhan yang ada pada diri setiap manusia. Orang percaya diberikan
kerinduan itu oleh Tuhan. Orang percaya selalu punya kehausan: butuh akan Allah. Sama
seperti kita butuh ma-kan, tidak perlu diajari untuk itu. Bayi yang belum bisa ngomong
tahu minta makan, dengan mena-ngis. Tangisan itu secara otomatis akan timbul jika sang
bayi merasa lapar. Semakin dia dewasa, dia tidak perlu menangis lagi. Kalau lapar, dia
cari makan sendiri. Makan adalah suatu kebutuhan yang tidak perlu diajarkan. Makan
adalah suatu kebutuhan yang dilakukan dengan kerelaan, wong kita memang butuh kok.
Tetapi kalau makan suatu kewajiban, celakalah kita. Kita tidak enjoy, ti-dak tenang,
karena terpaksa. Tetapi karena makan sebuah ke-butuhan, kita pun menikmatinya.
Maka doa adalah sebuah kebutuhan bagi orang percaya, yang tidak bisa tidak harus ada.
Doa harus ada. Tanpa doa kita tidak mungkin hidup. Tanpa doa kita akan mati. Doa
adalah sebuah kebutuhan yang harus dipenuhi, yang harus kita lakukan. Dan suatu
kebutuhan tidak pernah dilakukan dengan terpaksa. Kebutuhan dilakukan dengan sikap
enjoy, menyenangkan. Bahkan kebutuh-an itu akan kita cari sendiri. Kalau kita sadar doa
adalah suatu kebu-tuhan, pasti kita tidak akan pernah berhenti berdoa, bukan? Kita akan
sangat suka berdoa dan melaku-kannya dengan penuh sukacita, bukan karena terpaksa.
Doa bukan pula suatu tradisi, yang dilakukan karena memang sudah begitu dari dulu.
Misalnya doa pada waktu makan bersama keluarga di rumah. Kenapa kita berdoa sebelum
makan? Untuk bersyukur. Tapi, jika kita makan permen atau minum teh botol di kantin
misalnya, apakah kita berdoa? Kalau memang berdoa adalah mengucap syukur karena
ada makanan, apakah permen bukan makanan? Jawabannya bisa menjadi sangat ironis
dan lucu. Sebenarnya, kalau mau jujur banyak di antara kita berdoa waktu makan karena
tradisi, bukan suatu kesadaran. Tetapi kalau betul-betul mau mengucap syukur, apa pun
yang kita makan atau minum, harus lebih dahulu mengucapkan syukur. Jika sedang
makan di restoran atau pinggir jalan, mungkin kita tidak perlu melipat tangan, tapi paling
tidak bisa mengatakan, “Terimakasih Tuhan untuk permen ini.”
Doa juga bukanlah perilaku kristiani, sebab semua penganut agama melakukannya,
sebagai kewajiban. Jika kita sebagai orang Kristen berdoa hanya karena kewajiban, lalu
apa bedanya kita dengan mereka? Jadi, doa bukanlah perilaku kristiani yang harus kita
lakukan karena kita Kristen. Tetapi doa adalah sebuah kehidupan. Doa itu merupakan
warna dominan dari perjalanan hidup orang Kristen. Mengapa? Karena yang pertama tadi,
doa adalah sebuah kebutuhan, yang harus dipenuhi.
Mungkin, saat melipat tangan, tutup mata, dan berkata-kata, kita menganggap kalau kita
sedang berdoa, namun sebenarnya tidak, sebab Tuhan tidak mendengar suara hati, kecuali
suara mulut kita. Jika sudah demikian, kita akhirnya terjebak pada konsep yang salah.
Ingat, doa bukan sekadar susunan kata yang indah, panjang dan puitis. Kalau suara mulut
berbeda dengan suara hati, kita tidak sedang berdoa, tapi sedang berbasa-basi, dan
mencoba menipu Tuhan dengan kalimat-kalimat indah. Apakah Tuhan senang? Tidak.
Kita harus selalu berhati-hati karena Tuhan tahu isi hati kita.
Doa juga bukan suatu mantera yang jika diucapkan berkali-kali akan terwujud. Banyak
orang Kristen membuat doa seperti mantera, menekankan apa yang dia mau, bukan yang
Tuhan mau. Jika doa menjadi semacam mantera, si pendoa menjadi seperti dukun yang
membaca-baca mantera. Doa bukan kata-kata magis. Doa adalah ungkapan hati yang
murni dari seorang anak Tuhan yang menyuarakan suara hati lewat mulut, yang tidak
berbeda antara apa yang diucapkan dengan yang terkandung di dalam hatinya.?
(Diringkas dari Khotbah Populer oleh Hans P. Tan)

IMAN YANG SEJATI


BERAWAL DAN BERAKHIR PADA KRISTUS
Oleh : Pdt. Bigman Sirait
 

SECARA umum ada beberapa pengertian tentang iman. Menurut beberapa filsuf, iman
117
adalah sesuatu hal yang ber-ada di antara pendapat biasa dan pengetahuan. Artinya,
manusia menerima, kemudian percaya, tetapi belum tentu apa yang dia per-cayai itu benar.
Dalam pengertian ini nilai iman lebih rendah dari pe-ngetahuan yang pasti. Ada juga yang
mengatakan kalau iman itu suatu kepercayaan yang muncul sebagai suatu kepastian. Di
sini, iman diidentikkan dengan pengetahuan. Jadi, apa yang dipercayai itu karena apa yang
diketahui. Di sini iman sederajat dengan pengetahuan. Singkat kata, ada yang menaruh
iman di bawah penge-tahuan, ada yang membuatnya sejajar dengan pengetahuan, ada yang
membuatnya di atas pengetahuan, dan sebagainya.

Iman di dalam pandangan umum memiliki semacam tingkat kualifikasi. Namun perlu juga
kita me-ngerti bahwa tanpa sadar, penger-tian-pengertian seperti ini banyak sekali kita
pakai dalam kehidupan kita, bersama dengan Tuhan, da-lam kehidupan beragama kita. Bu-
kankah di antara kita banyak yang mau percaya karena memang sudah tahu dan pasti yang
dipercaya itu? Atau mungkin juga kita percaya karena pengalaman. Mi-salnya setelah
berdoa, penyakit kita langsung sembuh. Jadi kita percaya Tuhan itu hidup. Sebaliknya, coba
seandainya penyakit ti-dak sembuh, maka bisa jadi kita tidak akan percaya.

Masuknya pengertian-pengertian iman secara umum ini ke pema-haman iman Kristen, jelas
berbahaya, karena banyak pemahaman ini dibalut dengan ayat-ayat Alkitab. Dengan dibalut
ayat-ayat suci, pe-mahaman seperti ini memang tam-pak manis, tetapi sebenarnya sangat
rapuh. Ini menjadi sebuah peringatan bagi orang Kristen supaya ja-ngan sampai terjebak
pada pola pikir dunia. Kalau konsep dunia itu dikatakan sebagai iman, betapa murahnya
iman kritsiani itu. Kalau iman itu hanya sekadar apa yang kita ketahui, kita alami, lalu di
mana letak iman yang berpusat kepada Kristus itu?

Sekarang, mari kita lihat pengertian iman secara kristiani. Dalam pengertian khusus
(kristiani) ini, iman merupakan anugerah dari Tu-han. Iman ini dianugerahkan bagi orang
yang diperkenankan-NYA dan menjadi percaya kepada-Nya. Jadi, iman dianugerahkan
oleh Allah. Iman tidak kita bawa dari lahir, iman bukan merupakan bakat. Iman tidak ada
dengan begitu saja dalam diri manusia. Iman adalah sesuatu yang diperkenankan, dianu-
gerahkan oleh Allah, khususnya di dalam iman mengenal DIA, Yesus Kristus Tuhan.

MANUSIA TIDAK MAMPU MENEMUKAN


 ALLAH BERSAMA
Oleh : Pdt. Bigman Sirait
 

KEBERADAAN manusia sebagai makhluk beragama penting kita pahami, supaya di


tengah k
Kitab Kejadian 1: 27-28, dan Matius 22: 37 mengajak kita untuk menelusuri keberadaan
manusia sebagai makhluk berbudaya dan beragama. Sebagai makhluk berbudaya, manusia
mengatur hubungan dengan sesama. Sebagai makhluk beragama, manusia diberi
kemampuan untuk berelasi dengan Allah, dalam persekutuan yang utuh antara umat dengan
penciptanya. Beragama merupakan kemampuan lahiriah yang diberikan Allah kepada
manusia. Hal ini juga membedakan manusia sebagai ciptaan yang utama dengan binatang
yang tidak punya kemampuan religius untuk beribadah kepada Sang Pencipta.

Namun kejatuhan manusia ke dalam dosa telah mengakibatkan kerusakan pada sistem nilai
manusia. Manusia sebagai makhluk beragama yang seharusnya tunduk kepada kebenaran,
justru melawan kebenaran. Manusia yang seharusnya takluk kepada Allah kini tidak lagi
tunduk seutuhnya, bahkan sebaliknya memanipulasi atau mengatur Allah dengan caranya
yang disebut agama. Ada yang menjadikan agama hanya sekadar baju, dan tidak
memberikan ruang dalam hati bagi Tuhan. Kita mengurung Tuhan dalam hidup kita, dan
menginginkan agar DIA melakukan apa yang kita mau. Kita bukan hidup seperti apa yang
Tuhan mau.
118
Agama berasal dari kata “a-gamos”, yang artinya “tidak kacau”. Jadi, agama secara umum
sebetulnya menghindari kekacauan. Dengan beragama manusia menjadi makhluk yang
tertib dan bermoral—kecuali kalau agama yang dianutnya memiliki dasar ajaran yang
merusak, menyakiti dan menghancurkan. Ini biasanya disebut bidat (sekte). Namun pada
hakekatnya, agama tidak pernah mengajarkan untuk merusak atau menimbulkan kekacauan.
Tetapi sebagai ekses dari sebuah agama, kekerasan bisa muncul. Kalau melihat ekses dari
suatu agama, jangan salahkan agamanya, sebab yang namanya ekses bisa ada dan terjadi
pada agama apa pun. Ekstrimis bisa ada pada agama apa pun.

Sifat agama
Secara umum dapat dikatakan, agama punya beberapa sifat. Pertama, agama itu bersifat
eksklusif. Kenapa? Karena agama merupakan sebuah keyakinan yang menciptakan sistem
kepercayaan ke dalam (intern). Penganut yang eksklusif akan menolak segala sesuatu yang
berbeda dengan keyakinannya. Di luar mereka dianggap sesat atau kacau. Jadi, agama
sangat sulit menerima suatu realita perbedaan. Agama punya kecenderungan untuk menolak
perbedaan. Inilah salah satu bentuk eksklusivitas agama.

Sifat kedua, radikal. Karenanya, agama itu akan mempertahankan diri dan menolak keras
perbedaan agama, kalau perlu dengan cara radikal, menghancurkan. Sehingga muncullah
wajah yang menakutkan dari agama, dan ini telah sering dibuktikan sejarah. Jadi,
perdebatan atau pertikaian soal agama bisa membutuhkan waktu yang sangat panjang,
bahkan mungkin tidak akan pernah selesai. Ideologi (kenegaraan) kadang-kadang bisa
ditengahi, tetapi kalau sudah menyangkut agama, sangat sulit, karena menyangkut
keyakinan yang sangat mendalam.

Ketiga, agama juga disebut mistis. Agama tidak sama dengan ilmu pengetahuan. Agama itu
digambarkan sakral, tidak bisa diganggu gugat, karena keyakinan kadang kala tidak bisa
dijelaskan berdasarkan ratio. Agama bersifat mistis karena memang mengan-dung sesuatu
nuansa atau suasana yang misterius: hubungan seseorang dengan Tuhannya. Hubungan ini
tidak bisa dipegang atau dijangkau. Jadi, dari sifatnya agama secara umum menempatkan
pengikutnya dalam kelompok, untuk bertarung membuktikan diri sebagai yang paling
benar, dengan cara paling halus sampai cara paling kasar, tergantung persfektif sang
pemimpin.

Lalu bagaimana agama dipandang dari kaca mata Kristen? Dalam Roma 3:11 dikatakan,
“Tidak ada seorang pun yang berakal budi. Tidak ada seorang pun yang mencari Allah...”
Alkitab mengajarkan kepada kita, sejatinya tidak ada orang yang mencari Allah, karena
semua manusia sudah berdosa. Sebagai makhluk berdosa, manusia tidak lagi memiliki
kemampuan untuk mencari dan menemukan Allah. Tidak ada manusia yang benar, seorang
pun tidak. Manusia tidak punya kemampuan untuk mencari Allah yang suci dan sejati.
Sehingga secara umum agama hanyalah suatu sistem di dalam keterbatasan. Sebagai sistem,
dia mampu menciptakan kebaikan, moral. Manusia yang makin berbudaya, ditambah
kombinasi kesadaran, pertumbuhan di dalam kebutuhan akan lingkungan sosial yang makin
dewasa, ditambah ilmu pe-ngetahuan dan pengalaman-pe-ngalaman, membuat manusia itu
berpikir untuk menciptakan tatanan kehidupan yang lebih dan lebih baik lagi.

Agama, dalam kaca mata Kristen, dapat dilihat dalam Yohanes 15: 16. Tuhan berkata,
“Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu...”. Artinya manusia
tidak pernah punya inisiatif untuk mencari dan memilih Tuhan, tetapi justru Tuhanlah yang
berinisiatif memilih dan menemukan manusia. Jika penganut agama secara umum berkata,
“Engkaulah Tuhanku”, maka pengikut Kristus justru mendapat anugerah: dipilih menjadi
murid Tuhan.

Di sinilah kita merasakan makna kekristenan yang dalam itu, sehingga kekristrenan bukan
sekadar agama dalam pengertian secara umum. Kekristenan tidak bisa menjadi sama di
dalam pemahaman agama secara umum. Kekristenan harus diyakini sebagai panggilan
Kristus kepada orang berdosa, sehingga oleh kemurahan Kristus, orang berdosa mendapat
119
penebusan, sehingga disebut Kristen: murid Kristus, atau Kristus kecil.

Jadi, jikalau Kristen dipandang sebagai agama, maka jangan lupa Kristus adalah Allah yang
menyatakan diri, bukan dinyatakan oleh umat. Jadi, Kristen adalah sebuah kesaksian
Alkitab, bukan sebuah sistematika agama. Kekristenan hanya berpegang pada apa yang
dikatakan Alkitab. Apa yang dikatakan dalam Alkitab, itu sudah cukup dan amin.

(Diringkas dari kaset Khotbah Populer oleh Hans P.Tan)

KEBENARAN TAK MEMERLUKAN


PENGAKUAN BERSAMA
Oleh : Pdt. Bigman Sirait
 

GELOMBANG perjalanan hidup manusia dalam usahanya memahami Allah sudah terjadi
sejak dulu. Sudah barang tentu usaha untuk memahami Allah akan mengalami kegagalan.

Pada tahap pra-modern, mistik sangat berkembang sehingga semua orang cenderung
bertuhan. Hal itu antara lain karena realita kehidupan pada waktu itu semua orang sangat
bergantung pada alam semesta. Dengan sendirinya pula, kondisi keberagamaan yang
sangat kuat pengaruhnya, mendominasi kehidupan banyak manusia. Kemudian pada
gelombang kedua yaitu modern, di mana terjadi penemuan mesin-mesin, cakrawala pikir
manusia pun berkembang luar biasa. Struktur pemikiran ini menimbulkan suatu
kepongahan dalam diri (pikiran) manusia untuk menjangkau Allah. Terjadilah era yang
disebut rasional.
Kemudian di era yang berikutnya lagi, berkembang pemikiran posmo dan isme, di mana
yang menjadi titik utama adalah perasaan, bukan lagi pada kemampuan berpikir. Dalam
pemikiran ini, kemampuan merasa (feeling) menjadi segala-galanya. Maka peranan agama
kembali bergeser. Yang paling utama adalah yang ada di dalam, yaitu perasaan.

Namun jangan pernah menganggap kalau kekristenan “mati”di dalam mistik, rasio atau
perasaan. Sebab kekristenan justru hidup. Namun yang membuat repot atau menjadi
masalah adalah kekristenan itu di dalam tahap-tahap-nya juga dipengaruhi oleh paham
mistis, rasionalisme, maupun paham yang sangat mengagung-agungkan perasaan. Nah,
kehidupan-kehidupan semacam ini mewarnai atau lebih tepat menodai ke-kristenan. Tetapi
jangan salah mengerti, hal ini bisa terjadi bukan karena Alkitab kurang kuat, atau
kebenarannya kurang tepat, tetapi karena ketidakmampuan kita sendiri menjawab realita
yang berkembang pada jaman kita masing-masing.

Kebenaran yang hakiki itu adalah Alkitab. Tetapi tidak sedikit kekristenan membuka
lubang, sehingga ajaran-ajaran yang salah itu datang, masuk dan memengaruhi
kekristenan. Tugas utama kita adalah memengaruhi yang lain-lainnya itu supaya sejalan
dengan nilai-nilai kekristenan, karena kita disebut sebagai garam dan terang dunia. Garam
mengasinkan dan memberi keawetan pada apa yang dijangkaunya, dan terang mene-rangi
segala celah yang mampu dijangkaunya. Begitulah seharusnya orang Kristen.
Yohanes 4: 20-24 berbicara tentang seorang perempuan Samaria yang berdialog dengan
Yesus tentang nenek moyangnya yang menyembah di atas gunung. Dan Yesus mengoreksi
pendapat perempuan itu dengan mengatakan bahwa Allah itu roh, maka barang siapa
menyembahnya harus dalam roh dan kebenaran. Kalimat yang diucapkan Yesus kepada
perempuan Samaria itu ternyata menggema di sepanjang jaman: Bahwa seharusnyalah kita
menyembah Bapa di dalam roh dan kebenaran. Karena apa? Allah itu roh, dan barang
siapa menyembah Dia, harus menyembah-Nya di dalam roh dan kebenaran.

Bersifat mutlak
120
Kebenaran bersifat mutlak, dan tidak memerlukan pengakuan supaya dia menjadi benar.
Kita boleh bilang, bahwa benar itu benar. Tetapi benar itu tidak menjadi benar karena kita
mengatakannya benar. Sebaliknya, sekalipun kita tidak mengatakan bahwa benar itu benar,
dia tetap benar. Karena kebenaran itu tidak memerlukan sebuah pengakuan supaya dia
menjadi benar. Sebab kebenaran, benar pada dirinya.
Kebenaran, adalah benar pada hakekatnya. Dan kebenaran itu hanya berasal dari/ atau ada
pada Allah. Maka seluruh kebenaran yang ada di muka bumi ini adalah common grace,
anugerah umum. Dan anugerah umum itu benar-benar ada dan dipahami oleh semua
orang. Tetapi secara special grace, kebenaran menemukan kesejatian Sang Kebenaran
yang datang ke dunia di dalam diri Yesus Kristus. Hanya orang yang diperkenankan
Tuhan, yang dicintai Tuhan, dinyatakan dengan itu. Dan pernyataan Tuhan terhadap
orang-orang yang dicintai-Nya menjadi misteri pribadi lepas pribadi. Beruntunglah
perempuan Samaria menemukan kesejatian itu, sehingga dia boleh mengenal Tuhan.

Jadi Allah yang benar adalah Allah yang benar pada diri-Nya, yang tidak memerlukan
pengakuan kita sehingga Dia menjadi benar, dan Dia tidak terganggu karena
ketidakbenaran, dan itu tidak mengurangi nilainya. Sebaliknya, kebenaran Allah
membenarkan kita yang tidak benar sehingga kita yang tidak benar menjadi benar. Jika
kita benar, bukan karena kita benar, tetapi karena Allah yang benar membenarkan kita.
Allah itu roh, maka kita tidak bisa mengurungnya di dalam ruang semau kita, atau
membentuk Dia seperti apa yang kita kehendaki. Dia tidak bisa kita kurung bahkan di
dalam pikiran kita, karena Dia roh yang melintasi ruang dan waktu, melintas batas secara
luar biasa.
Allah yang roh itu bisa hadir di mana-mana dalam waktu yang bersamaan karena Dia
Allah yang hidup, yang luar biasa. Nah, Allah yang benar dan roh inilah menuntut kita
supaya menjadi penyembah-penyembah di dalam roh, yaitu tidak terkurung dalam ruang
dan waktu. Oleh karena itu, maka kita harus memerhatikan betul-betul di tengah
kehidupan kita, hakekat daripada kebenaran Allah itu. Kebenaran ini nyata di dalam diri
kita, membenarkan diri kita.

(Diringkas dari kaset Khotbah Populer oleh Hans P.Tan)

JANGAN DIPERALAT HARTA BERSAMA


Oleh : Pdt. Bigman Sirait
 

HARTA adalah sesuatu benda yang tidak pernah melakukan kesalahan. Memiliki harta
juga bukan suatu kesalahan. Yang salah adalah jika harta itu memperalat kita. Makanya
kita perlu memikirkan apakah kita memperalat harta.

Di abad pertengahan pernah ada ordo-ordo yang sangat unik. Mereka yakin bahwa di
dalam kesulitan dan kemiskinanlah kebenaran itu ada dan nyata. Berdasarkan keyakinan
itu, banyak dari mereka—yang tadinya kaya-raya—menjual seluruh harta bendanya,
sampai akhirnya tidak memiliki apa-apa lagi. Lalu hasil penjualan harta benda yang
jumlahnya sangat banyak itu diberikan kepada orang-orang miskin. Mereka sendiri pun
akhirnya hidup sebagai orang miskin. Mereka seperti anti terhadap harta duniawi.

Selain itu ada juga di antara mereka yang hidup secara askese (menyiksa diri), mengubur
diri ke dalam tanah sebatas leher. Ada juga yang sengaja tidur di atas pohon selama
berbulan-bulan sampai kulitnya menempel dengan kulit pohon itu. Saking lamanya
kulitnya menyatu dengan pohon, belatung pun mulai muncul. Semakin banyak belatung di
sana, semakin hebat dan ajaiblah dia menurut anggapannya.

Konsep-konsep semacam ini pernah hidup di abad pertengahan. Tetapi kita tidak perlu
121
meniru mereka. Kita tidak perlu ekstrim kiri atau ekstrim kanan. Tidak usah bercita-cita
jadi orang superkaya misalnya untuk bisa melayani. Sebaliknya kita tidak perlu hidup
miskin dengan maksud membuktikan kalau Tuhan hidup di dalam diri kita. Apa yang
Tuhan percayakan kepada kita, silakan lakukan. Sebaliknya apa yang tidak dipercayakan
oleh-Nya, jangan lakukan. Tetapi dengan kecerdikan yang telah dititipkan oleh Tuhan
kepada kita, sadarlah kita bahwa itu semua bukan semata untuk menghidupi diri kita
sendiri, namun kecerdikan yang ada pada kita harus kita amalkan sebagai saluran berkat
bagi orang lain.

Dalam Amsal 19: 17 dikatakan, “Siapa menaruh belas kasihan kepada orang yang lemah,
(maka dia) memiutangi Tuhan, yang akan membalas perbuatannya itu.” Memiutangi
Tuhan, adalah istilah yang sangat menarik. Sebab bagaimana mungkin manusia membuat
Tuhan berhutang kepada manusia? Padahal intinya adalah Tuhan akan menyatakan cinta
kasih kepada orang yang menyalurkan cinta kasih itu. Jadi dengan demikian, memiutangi
dalam konteks ini bukan membuat Tuhan mempunyai kewajiban membayar utang kepada
manusia. Istilah itu hanya untuk melukiskan bahwa Tuhan akan mengasihi kita dan
membimbing kita sebagai orang yang mengasihi Dia.
Yakobus berkata bahwa iman tanpa perbuatan adalah mati. Artinya, orang beriman pasti
berbuat sesuatu yang berguna bagi sesama dan menyenangkan hati Tuhan. Jika punya
uang atau harta, itu akan dipakai untuk menyatakan kemuliaan Tuhan. Dan itu dilakukan
sebagai luapan rasa syukur yang Tuhan taruh di dalam batinnya. Maka orang yang sadar
bahwa dosanya sudah diampuni, akan berbuat banyak, memberi banyak, untuk kemuliaan
Tuhan.

Harus cerdik
Maka orang yang diampuni oleh Tuhan, mestinya memiliki kesadaran yang besar di dalam
dirinya untuk gemar berbuat baik dalam hidupnya. Hidupnya pun mengalir sebagaimana
Tuhan juga memberkati dia. Tuhan memberkati dia bukan karena dia memberi. Tetapi
Tuhan memberkati dia karena dia hidup dalam kebenaran, seperti yang dikehendaki oleh
Tuhan. Kita diberkati Tuhan bukan lantaran kita memberi. Sebab banyak orang yang
memberi namun motivasinya bermacam-macam. Ingat, Tuhan tidak bisa dibodoh-bodohi.
Dia tahu apa motivasi seseorang sewaktu memberi persembahan. Tetapi jika kita memberi
dengan sungguh-sungguh dan rela, maka berkat yang akan kita dapatkan dari Tuhan
sungguh melimpah. Tuhan akan memberikan segala apa yang menjadi kebutuhan hidup
kita.
Setiap orang percaya mestinya juga cerdik. Orang cerdik mampu memperalat peluang,
bukan diperalat oleh peluang itu. Karena itu pintarlah memanfaatkan setiap peluang atau
kesempatan, tetapi dengan cara yang jujur. Kemampuan memanfaatkan peluang secara
baik dan positif inilah yang membedakan anak-anak terang dengan anak-anak yang bukan
terang. Jangan sampai hidup sebagai orang Kristen yang bodoh. Orang Kristen yang bodoh
adalah orang yang diperalat oleh uangnya. Jika kita suka membagi-bagi uang kepada orang
lain dengan maksud supaya kita dikenal dan dihormati, itu suatu tindakan bodoh, karena
kita telah diperalat uang kita. Oleh karena itu, kita yang mengaku percaya kepada Tuhan,
seharusnya mampu mengaktualisasikan iman itu dalam kehidupan secara tepat. Jangan
merasa berbuat baik terhadap sesama manusia karena suka membagi-bagikan uang.
Kita sebagai pekerja di kantor pun, harus bijak supaya mampu menciptakan masa depan
yang lebih baik sesuai keinginan Tuhan. Salah satu caranya tentu saja dengan menjalin
pergaulan yang harmonis dengan siapa saja, sesuai etika kekristenan. Gaya hidup yang
penuh etika kekristenan akan membuat setiap orang merasa senang dan kagum terhadap
kita. Selanjutnya, interaksi yang sangat bagus ini akan bisa pula mengantarkan kita
menjadi pribadi yang dipercaya oleh atasan sehingga memberikan kedudukan terhormat.
Dan sikap hidup sebagaimana seorang Kristen ini tetap kita bawakan dalam berinteraksi
dengan kehidupan di mana pun kita berada. Akhirnya semua orang akan tahu siapa kita.

KRISTUS DATANG, KITA BERJALAN


122
DALAM KEPASTIAN
Oleh : Pdt. Bigman Sirait
 

ALLAH yang kekal, yang kita sembah, adalah Allah yang melintasi garis, bidang, ruang,
dan waktu. Bagi orang percaya, iman itu dimensi yang tidak bisa diukur, karena sangat
luar biasa, melintasi segala sesuatu. Allah melewati semuanya.

Sementara kita, manusia, dibatasi oleh garis maupun bidang. Sehingga kita terkotak-kotak,
terkurung dalam satu ruang, tidak bisa ada di satu tempat, lalu ada di tempat lain pada saat
yang bersamaan. Kita dibatasi ruang dan waktu. Itu membuat kita secara hakekat berbeda
dengan Allah yang tidak dibatasi oleh garis, bidang, ruang maupun waktu. Maka Allah
yang kekal itu sering kali sulit kita mengerti.

Tetapi manusia tidak tahu diri. Karena tidak bisa mengerti Allah, justru Allah yang
disalahkan. Maka sering tanpa sadar kita memaksakan supaya Allah bisa dimengerti
berdasarkan pikiran kita. Waktu Allah bisa dimengerti, barulah kita berkata, “Ini Allah”.
Sebaliknya, ketika Allah tidak bisa kita mengerti, kita marah-marah. Padahal untuk bisa
memahami Allah, kita tidak perlu marah-marah tetapi duduk diam mendengarkan suara
Allah, supaya kita bisa mengerti.

Allah tidak termakan oleh jaman. Jaman boleh berganti, dari pramodern--modern--post-
modern. Yang dulu modern, suatu saat menjadi usang. Manusia menjadi tua dan mati.
Tetapi Allah tidak termakan oleh jaman itu. Allah tidak akan menjadi tua oleh perjalanan
waktu. Karena Dia Allah yang kekal, tidak termakan jaman, sehingga kehadiran-Nya
selalu up to date di sepanjang jaman. Maka tidak heran jika Alkitab juga up to date
sepanjang jaman. Yang tidak up to date adalah bagaimana orang Kristen memahaminya
atau mengerti. Sering kali kita menjadi cupet, dikurung oleh pengertian-pengertian yang
salah, sehingga orang-orang mencemooh, seakan-akan Alkitab itu buku kuno. Padahal
Alkitab luar biasa hebat, dahsyat. Pengertian kitalah yang seringkali menjadi kacau karena
malas mendalami, menggali dan menemukan mutiara di dalam Alkitab.

Kemudian, Allah yang kekal adalah Allah yang menguasai sejarah. Tidak ada suatu
sejarah yang lewat kalau bukan karena Dia. Maka Dialah yang memulai sejarah, yang
membuka sejarah, menciptakan sejarah. Allah yang kekal itulah pusat kehidupan setiap
orang percaya. Allah menjadi pusat pengharapan kita. Pengharapan kita bukan dunia dan
ipteknya yang luar biasa, tetapi penghidupan yang Allah berikan. Karena Dia yang
memberi dan memelihara hidup, lalu apa yang kita takutkan? Kita boleh takut jika tidak
ada yang menjamin hidup. Tetapi Allah yang kekal, pusat pengharapan penghidupan ada
bersama kita, menuntun, membimbing dan mengarahkan kita pada satu kehidupan yang
sesuai kehendak-Nya, dan pengharapan kehidupan itu dapat dipertanggungjawabkan
karena Dia kekal. Dia tahu hidup masa lampau, masa kini, masa depan, semua ada di
tangan-Nya.

Dalam kepastian
Karena itu Allah sebagai pusat pengharapan kehidupan, DIA-lah satu-satunya yang dapat
diandal-kan. Di tangan-Nya ada masa depan kita. Dia merangkai masa depan yang baik
bagi kita. Itu sebabnya, kepercayaan kepada Allah yang kekal seharusnya memberikan
ketenangan pada batin manusia. Kepercayaan kepada Allah yang kekal seharusnya
memberi kita kekuatan yang mahadahsyat dalam menjalani kehidupan. Allah sebagai pusat
pengharapan masa depan menjadi satu rangkaian perjalanan kehidupan kita. Allah adalah
pusat pengharapan yang abadi. Seringkali kita mengalami kepahitan dan kesulitan,
sehingga istilah abadi sulit kita mengerti. Tidak ada yang abadi di dunia ini kecuali
pengharapan kepada Allah. Pengharapan yang abadi. Kita semua akan tua dan mati, tetapi
pengharapan itu sendiri adalah pengha-rapan yang abadi. Itu yang penting, karena
123
pengharapan itu akan membawa kita kepada kekekalan yang sejati.

Percaya kepada Allah yang menghidupkan, maka mati bukan masalah. Karena itulah pusat
pengharapan. Dia yang abadi seha-rusnya menjadi semangat dan gairah di dalam hidup ini.
Orang percaya harus terus belajar menemukan kesejatian, di dalam pergumulan dan
kesulitan. Karena itu, manusia harus takluk dan menaklukkan diri kepada Allah. Percaya
kepada Allah adalah tindakan yang sangat bertanggung jawab. Percaya kepada Allah itulah
yang paling penting dalam hidup manusia. Percaya kepada Allah, maka Dia akan
memberikan gairah yang menghidupkan, dan itu menjadi kekuatan.

Karena Allah adalah Allah yang kekal, maka sudah seharusnya kita menggantungkan
seluruh kehi-dupan kepada Dia. Berjalan dalam kepastian, melewati ketidak-pastian.
Karena Allah itu kekal, seharusnya Ia menjadi pusat pengharapan kita menyongsong masa
depan, sehingga dari ketidakpastian kita berjalan dalam kepastian. Dunia memang penuh
ketidakpastian, tetapi Kristus Tuhan yang datang, Allah yang mengubah seluruh kehidupan
manusia, memberi harapan yang sangat kuat. Manusia harus bergantung kuat kepada Dia.
Bersama Dia, manusia mempunyai pengharapan yang solid.

Oleh karena itu, di tengah-tengah persoalan dan pergumulan hidup, jangan pernah
menyerah, karena Allah ada bersama kita, menuntun dan membimbing kita. Berbahagialah
setiap orang percaya yang menaruh harapnya kepada Dia karena mereka akan dikuatkan,
dimenangkan dalam hidupnya. Berbahagialah mereka yang beriman teguh kepada Allah
yang kekal, karena mereka memiliki sifat kekal, di dalam hidupnya.

(Diringkas dari kaset Khotbah Populer oleh Hans P.Tan)

BERAGAMA DALAM KEPALSUAN


Oleh : Pdt. Bigman Sirait
 

TAK bisa dipungkiri jika ada orang yang punya motivasi tertentu dalam beragama. Ini
perlu dibedah .

Ucapan itu dilatarbelakangi peristiwa ketika Yesus memberi makan 5.000 orang hanya
dengan lima roti dan dua ikan. Mukjizat itu memang membuat perut orang-orang yang
hadir menjadi kenyang. Di lain sisi, hal itu memberi kesan tersendiri, yakni makan gratis.
Kesan lainnya: ternyata ikut Tuhan tidak lapar. Di sini terlihat aktivitas keagamaan yang
sangat menarik, di mana orang-orang mencari dan menemukan Yesus di seberang laut.
Bagi mereka, Kristus tampak sebagai sesuatu yang sangat indah dan luar biasa. Untuk
mencari Yesus, mereka meninggalkan aktivitas, keluarga, dan lain-lain.

Ini kegiatan keagamaan yang patut dipuji. Saat mencari Yesus mereka tampak beragama.
Tetapi Yesus tidak memuji. Sementara gereja masa kini tentu akan berterimakasih dan
memuji jemaat yang terus datang mencari Tuhan, sekalipun pencarian itu dilatari dua
kemungkinan: palsu atau asli, atau ada selubung tertentu. Tapi gereja memang bukan
Tuhan. Gereja tidak peka seperti Yohanes Pembaptis, yang tahu kepalsuan hati orang-
orang yang mau dibaptis itu, maka dia pun menghardik, “Pulang kau ular-ular beludak!”

Orang jaman sekarang memang kurang peka dibanding para rasul. Mungkin itu sebabnya
kita mudah menipu dan tertipu dalam konteks beragama. Tetapi yang namanya asli atau
palsu bisa dikenali Tuhan, sehingga Ia berkata (ayat 26), “Aku berkata kepadamu,
sesungguhnya kamu mencariku bukan karena telah melihat tanda-tanda, melainkan karena
124
kamu telah makan roti itu dan kamu kenyang”. Mereka memang tidak bisa melihat
kenyataan bahwa Yesus itu sejatinya Tuhan. Jadi, mereka mencari Yesus bukan untuk
memuji dan memuliakan Dia. Artinya, mereka mencari Tuhan karena masalah ekonomi,
masalah uang.

Beragam motivasi

Yesus melakukan mukjizat atau tanda-tanda, supaya orang-orang bisa mengerti dan
mengenal Allah dalam Dia. Tetapi mereka memang bukan mencari itu. Sementara,
perempuan Samaria (Yohanes 4), menemukan dan tahu bahwa Dia-lah Mesias, anak Allah
yang hidup. Tetapi banyak orang mencari Yesus yang bisa kasih makan. Yang mereka cari
adalah roti yang bisa mengenyangkan perut. Dalam Yohanes 6: 36 dikatakan, “Tetapi Aku
berkata kepadamu, sungguh pun kamu telah melihat Aku, kamu tidak percaya”. Artinya,
orang bisa beragama karena berbagai kondisi, misalnya karena frustrasi, sakit, dan
sebagainya. Mereka beragama dalam kepalsuan. Dalam Alkitab, banyak contoh orang
yang keberagamaannya “asli”, seperti perempuan Samaria tadi. Yang palsu juga banyak.
Contohnya, orang-orang yang menyalibkan Yesus, mereka adalah ahli-ahli Taurat, yang
lebih mengerti tentang agama.

Di gereja, banyak orang berdalih mencari Yesus, namun sejatinya mereka hanya mencari
roti yang dibuat-Nya. Mereka mencari Yesus untuk mengenyangkan perut, untuk
memuaskan kebutuhan. Tapi mereka tidak bisa menipu Yesus yang bisa melihat hati dan
membongkar kepalsuan beragama yang tumbuh subur masa kini. Orang dengan segudang
motivasi bisa ada di gereja. Mereka bisa menaikkan doa-doa yang tampak-nya muluk dan
luar biasa. Orang-orang ini, tingkat kerajinannya amat mengagumkan. Karena apa? Karena
memang punya kepentingan perut. Maka mereka pun “rajin” mencari Kristus. Tampaknya
indah. Tetapi mereka mencari Yesus supaya perut mereka terisi, ekonomi terjamin,
kenyang dan puas. Keberagamaan yang ujung-ujungnya perut, suatu hal yang berbahaya
dalam kehidupan jemaat. Realita persoalan perut, ekonomi ini terus bergulir dari masa ke
masa, tak bisa dihindari. Jangankan pada jaman sekarang yang sangat modern, di jaman
Yesus pun sudah ada motivasi palsu dalam beragama.

Maka perut-perut yang lapar ini menciptakan kepalsuan. Dan bukan hanya demi perut,
demi status sosial, orang bisa melakukan banyak cara. Akhirnya kesaksian palsu pun
banyak mengalun untuk uang! Kesulitan-kesulitan direkayasa. Penipuan–penipuan dengan
dalih persoalan kesulitan kehidupan yang mengatasnamakan Yesus muncul di gereja. Hal
semacam ini sudah jadi mainan, dan tidak lagi menimbulkan rasa takut. Celakanya banyak
orang Kristen tertipu karena tidak lagi peka mendengar suara Allah. Ini sangat
menakutkan, karena ternyata bukan hanya kesaksian, khotbah pun bisa diperjualbelikan.

Teguran keras terhadap orang Israel di masa lampau, kiranya bisa kita cermati sebagai
teguran keras Yesus kepada kita. Jangan mencari Kristus hanya karena bangkrut. Jangan
mencari Kristus hanya karena perlu jaminan keuangan atau tertimpa persoalan bisnis.
Seriuslah beragama, jangan sampai Tuhan berkata, “Kalian bukan mencari Aku, tetapi
mencari roti yang sudah membuat perutmu kenyang. Kalian tidak mencari Aku, karena
sekalipun kalian mencari dan melihat Aku, kalian tidak percaya”. Hati-hati!

(Diringkas dari kaset Khotbah Populer oleh Hans P.Tan)

Pdt. Erastus Sabdono

Ketamakan

Pada saat saya mendengarkan siaran salah satu Radio Kristen, saya amat tertarik dengan iklan
jadwal ibadah yang dipasang oleh banyak gereja. Ada beberapa hal yang saya tangkap dalam
mempromosikan gereja lewat media radio ini. Yang pertama, usaha untuk menarik banyak
125
orang masuk ke dalam gereja. Kedua, usaha untuk menunjukkan kepada orang banyak bahwa
Tuhan itu baik, penuh kasih, pasti membuat mukjizat, dan pasti menjawab doa-doa mereka.
Tidak ketinggalan juga janji-janji bahwa jemaat yang hadir akan memperoleh apa yang
menjadi keinginan dan kerinduan mereka.

Saya kira hal ini sangat berbahaya sebab focus orang yang datang hanya tertuju pada satu sisi
dari hakikat Tuhan saja, yaitu kasih-Nya. Mereka tidak akan mengetahui sisi lain dari hakikat
Tuhan yang menunjukan kehendak-Nya yang menginginkan setiap orang dapat berubah
menjadi pribadi-pribadi seperti yang Dia kehendaki.

Tanpa disadari promosi-promosi seperti itu membuat banyak orang lupa akan tanggungjawab
mereka di hadapan Tuhan, karena mereka akan lebih memaksa Tuhan untuk bertanggungjawab
dengan mengabulkan apa yang mereka inginkan daripada merubah dirinya sendiri menjadi
pribadi yang berkenan kepadanya. Jika kita mengerti betapa sulitnya merubah diri kita menjadi
pribadi yang berkenan di hadapan-Nya, maka hal ini akan menggiring kita pada sikap hidup
yang berkenan kepada-Nya. Salah satu sikap itu adalah ketidak tamakan kita akan segala
sesuatu.

Dalam Injil Lukas 12:15 tuhan Yesus berkata bahwa: “…Berjaga-jagalah dan waspadalah
terhadap segala ketamakan, sebab walaupun seorang berlimpah-limpah hartanya,
hidupnya tidaklah tergantung dari pada kekayaannya itu." Ketamakan di sini memiliki arti
niat usaha seseorang untuk memiliki atau menikmati porsi yang bukan bagiannya. Untuk itulah
mengapa Tuhan Yesus dalam Injil Matius 6:11 berkata: “Berikanlah kami pada hari ini
makanan kami yang secukupnya.” Inilah gaya hidup yang harus menjadi cirri khas kita
sebagai anak-anak Allah.

Kata “secukupnya” di atas ini sebenarnya nyaris tidak bisa dilakukan oleh manusia karena
setiap kita pasti memiliki ketamakan yang intensitasnya berbeda. Itulah sebabnya
mengapa ukuran cukup pada diri seseorang sangatlah relative. Namun walaupun demikian
jika kita selalu berjalan bersama Tuhan, dan jika kita sadar bahwa hidup kita adalah
pengabdian kepada Kristus yang sudah menebus kita dengan harga yang mahal, maka
kita akan memiliki sensitifitas.

Berisi artikel-artikel yang menyuarakan kebenaran yang ditulis oleh


Pdt. Erastus Sabdono.M.Th.
Artikel ini bersumber dari website Rehobot Online dan ditulis beliau dengan
gaya bahasa yang sederhana, lugas, tegas dan dipersembahkan 
untuk para pembaca sekalian untuk menjadi berkat
 

Arah Kebangunan Rohani Dewasa Ini

Dewasa ini kita melihat dan mengalami suatu gelombang kebangunan rohani yang luar biasa di
kalangan orang- orang Kristen di seluruh dunia. Gelombang kebangunan rohani ini
menciptakan suatu iklim baru dalam dunia kekristenan kita.Adanya KKR dimana-mana,
munculnya persekutuan-persekutuan doa di rumah-rumah bagai jamur di musim
hujan,terbentuknya berbagai persekutuan dan perkumpulan yang bertendensi pada kegiatan
rohani di berbagai kelompok profesi dll, munculnya keimaman awam, dibukanya berbagai
kelas-kelas Alkitab malam, gedung- gedung besar menjadi tempat ibadah, gereja tidak lagi
menjadi pusat ibadah satu-satunya dll. Dibalik kandungan positif yang ada di dalam semua
kegiatan tersebut maka kita temukan pula berbagai ekses-ekses negatif yang harus diakui bisa
merusak nilai kekristenan, kehidupan iman. Sebab bersamaan dengan iklim baru kekristenan
ini muncul juga pengajaran yang tidak sehat, praktek-praktek ibadah yang kadang kurang dapat
dipertanggung jawabkan secara theologis ( alkitabiah ) dll. Perlu direnungkan pertanyaan ini :
KEMANAKAH ARAH GERAKAN INI SEBENARNYA ? MAU DIKEMANAKAN
ORANG-ORANG PERCAYA INI ? Mari melihat apa yang Alkitab berkata tentang maksud
dan tujuan kebangunan rohani/pembaharuan hidup sebenarnya ? Ini lebih dari sekedar yang
miskin jadi kaya materi, yang sakit sehat, nganggur dapat pekerjaaan dll. Bicara tentang
126
maksud tujuan kebangunan rohani sebenarnya kita sedang kembali melihat maksud kedatang
TY ke dalam dunia.Vissi utama kedatangan TY di dalam dunia.

Maksud dan Tujuan Kebangunan Rohani


Membaca Injil Yohanes 5:24 dan Yohanes 3:16 ini, saya mengajak sdr untuk memberi
perhatian kepada kalimat "hidup yang kekal". Kalimat ini tentu tidak asing bagi telinga orang
Kristen. Tahukah sdr makna yang terkandung didalam kalimat " hidup yang kekal" Kalau
Alkitab berbicara mengenai hidup yang kekal sesungguhnya ia bukan hanya berbicara
mengenai waktu , dalam hal ini karena terpancang dengan kata "kekal". Berbicara mengenai
hidup yang kekal Alkitab bukan saja berbicara mengenai waktu yang tidak berkesudahan,
panjangnya hidup, tetapi ia ingin berbicara pula mengenai dalamnya hidup.Kwalitas hidup,
mutu hidup, nilai hidup. Nilai hidup binatang tidak sama dengan nilai hidup manusia.
Selanjutnya nilai hidup seseorang berbeda dengan nilai hidup/mutu hidup manusia lain. Harus
disadari bahwa nilai hidup semua orang tidak sama.

Kriteria apakah yang digunakan untuk menunjukkan nilai hidup manusia itu? kekayaankah,
gelar, pangkat, kedudukan, popularitas, penampilan, pengetahuan, kekuasaan, kekuatan-
kekuatan sekuler ? tentu harus saja jawab " TIDAK ". memang pada umumnya ukuran inilah
yang dipakai.Hal terbukti dengan kuatnya ambisi manusia pada umumnya memburu hal-hal
ini, menempuh segala jalan menghalalkan segala cara . Ukuran apakah yang benar untuk
menunjuk nilai/kwalitas/ mutu hidup manusia? Untuk melihat ini kita harus kembali kepada
"penciptaan manusia".Yaitu maksud tujuan manusia diciptakan' .Manusia yang bermutu adalah
manusia yang hidup sesuai dengan maksud tujuan dirinya diciptakan.Apa maksud tujuan
manusia diciptaka Jadi hidup yang berkwalitas yang diungkapkan dengan kalimat" hidup yang
kekal"adalah kehidupan yang bersekutu dengan Allah dan dalam pengabdian kepadaNYa".
Kebangunan rohani yang Allah kerjakan dewasa ini secara luar biasa dimaksudkan hendak
mengembalikan manusia kepada hidup yang bernilai, bermutu, berkwalitas.Manusia yang
hidup dalam persekutuan dan pengabdian kepadaNya.

Dewasa ini ditengah-tengah kemajuan manusia diberbagai bidang ilmu pengetahuan,


ditemukannya berbagai penemuan canggih. Manusia telah menjadi manusia yang telah merosot
nilai hidupnya. Seperti jaman Nuh kecenderungan manusia semata-mata kepada perkara-
perkara yang melawan Tuhan dan FirmanNya.Terjadi kemerosotan ahlak, moral dan iman
(Matius 24:39). Keadaan ini juga berlangsung dalam kehidupan orang Percaya di akhir jaman
ini. Memang mereka masih ke gereja, melasanakan liturgi dan ritus agama . Tetapi pada
hakekatnya mereka hanya memiliki sebuah keberagamaan tetapi tidak memiliki hakekat
kebenaran Injil. (2Tim 3:5). Kalau hal ini berlangsung terus banyak orang-orang yang
mengaku Kristen yang akan binasa dan Injil terhambat untuk menjadi keselamatan bagi mereka
yang belum mengenal TY. Tidak dapat disangkal banyak gereja hanya menciptakan umatnya
menjadi manusia beragama tetapi tidak mengajak jemaat secara militan untuk memiliki hidup
yang bersekutu dengan Allah dan dalam pengabdian kepadanya.Parahynya pengabdian yang
ditawarkan sebenarnya pengabdian kepada organisasi, denominasi, ambisi dan vissi pribadi
tokoh-tokoh rohaniawannya dll. Untuk ini harus diingat bahwa tujuan kebanguan rohani ini
bukan untuk membangun denominasi baru, pendeta- pendeta baru, penginjil-penginjil baru
yang kemudian sebagai eksesnya muncul pendeta-pendeta gadungan dan penginjil-penginjil
petualang. BUkan pula nama denominasi yang megah, tokoh yang berlimpah materi,jumlah
jemaat yang berlimpah dalam gereja tertentu dll.

Maksud Tujuan utama kedatangan Tuhan Yesus: MEMBAWA MANUSIA KEDALAM


RENCANA SEMULA ALLAH.
Jadi ditengah-tengah suasana dunia yang serba tidak menentu ini. Manusia memang digiring
untuk mencari Allah (seperti gandum yang siap dituai - Yohanes 4:35- 38). Dunia akan
mengkondisi manusia mencari pertolongan, sebab dunia akan digoncang dengan berbagai
keadaan (2 Tim 3:1). Alternatif terbaik ditemukan orang yaitu datang kepada Tuhan.
Sdr.Kelompok yang memilih alternatif ini. Oleh sebab itu kalau saudara sudah sampai
ditempat ini, sdr harus menemukan dengan jelas apa yang Tuhan mau. Kita disini tidak sekedar
mencari perteduhan sementara dari berbagai kesulitan hidup dunia ini. TETAPI TUHAN MAU
MEMBAWA KITA KEPADA RENCANA AGUNGNYA SEMULA. Bila sdr.bersedia
127
belakar kebenaran dan hidup didalamnya. BIla tidak lebih baik anda tidak ada disini. Anda
akan makin frustasi dan bodoh. Gererja bukan sekedar tempat dimana kita dapat melarikan diri
dari kesulitan hidup ekonomi, kesehatan dll. Gereja adalah tempat dimana rencana agung
Tuhan ditawarkan. Kita tidak dapat membodohi Tuhan dengan berpendapat bahwa PERCAYA
KEPADA YESUS BERARTI DAPAT MENGGUNAKAN TUHAN UNTUK
KEPENTINGAN KITA, dalam hal ini kepentingan duniawi. PERCAYA KEPADA YESUS
BERARTI MENYERAH KEPADA KEHENDAKNYA. Inilah kehendak Tuhan Ia hendak
membawa kita kepada rencana AgungNya semula" ( Roma 8:29 ). Allah mau memberikan
hidup yang kekal. Kehidupan ini harus dihayati dan dikembangkan. Sebuah kehidupan yang
bersekutu dengan Allah dan dalam pengabdian kepadaNYa sepenuh. Ini berarti sdr harus
keluar dari kubangan hidup beragama lahiriah / semu. Masuk ke dalam pergumulan mencari
kebenaran dengan hati yang haus dan lapar.

Kekristenan Yang Benar

Sampai hari ini banyak orang Kristen berpikir dan berpendirian bahwa Kekristenan yang benar
adalah sekumpulan hukum-hukum atau perintah yang dijalani. Itulah sebabnya ada kelompok
orang Kristen yang berusaha menemukan perintah-perintah atau hukum-hukum yang ditulis
Alkitab kemudian berusaha merumuskannya dengan teliti guna dilakukan. Ini adalah kelompok
militan yang sejajar dengan orang-orang parisi dan ahli torat pada jaman Yesus. Biasanya
kelompok ini ditandai dengan sikapnya yang sombong karena kesucian hidup yang mereka
miliki dan penghakiman bahkan penghukuman yang mereka lakukan terhadap saudara yang
bersalah. Biasanya mereka seperti memiliki rasa bangga atas prestasi kesucian hidup yang
mereka miliki dan kecaman yang tajam terhadap saudara yang jatuh dalam dosa. Orang-orang
seperti ini mengira bahwa ia berkenan kepada Tuhan lebih dari orang lain, pada hal sikap
seperti ini makin menjadikan ia jauh dari hati dan pikiran Allah. Sementara ada kelompok lain
yang tidak militan mematuhi hukum, mereka berpendirian sama sama seperti diatas tetapi tidak
militan untuk mematuhi hukum. Mereka dengan diam-diam memiliki sikap pesimistis menjadi
orang “saleh Tuhan” karena kegagalan melakukan perintah-perintah Tuhan. Menurut
kelompok ini menjadi orang Kristen yang benar adalah hal yang mendekati kemustahilan.
Tidak jarang orang-orang seperti ini menjauhi kasih karunia Tuhan. Akhirnya mereka bisa
terhilang dan tidak mengenal kebenaran sama sekali. Membicarakan hal ini bukan berarti
bahwa hukum Tuhan boleh dibuang atau bisa direndahkan. Tetapi kita harus memiliki
pemahaman yang benar bagaimana memandang hukum. Kekristenan yang benar harus
dimengerti dengan benar. Hal ini sangat penting. Kekristenan yang benar bukan sekedar
memahami sekumpulan hukum-hukum dan berusaha melakukannya.

Hal pertama yang harus diingat bahwa keselamatan yang kita peroleh adalah anugerah, karunia
semata-mata. Kita peroleh bukan karena kita berbuat baik. Tetapi karena iman (Ef 2:8-9). Hal
ini merupakan landasan pertam ayang membuat seseorang tidak bias sombong atau tinggi hati
karena kebenaran hidup yang dimiliki. Kalau orang Kristen bias sombong dengan kebenaran
hidupnyanya , maka jalurnya pasti salah. Ketika seseorang percaya kepada Tuhan yesus
sebagai Juru Selamat kemudian Tuhan menjadikannya anakNya, maka Tuhan memberikan
kepadanya hak sebagai anaka Allah (Yoh 1:12-13). Hak inilah yang didalamnya terdapat kuasa
pembaharuan seperti yang dinubuatkan dalam perjanjian lama (Yehez 36:25-27). Landasan
atau dasar untuk menjadi berkenan kepada Allah itu pada hakekatnya adalah pertama “percaya
kepada Tuhan Yesus Kristus”, selanjutnya mengenal kebenaran. Iblis tidak terlalu berputus asa
ketika seseorang menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juru selamat, sebab ia masih memiliki
jalan yaitu menutup kebenaran agar tidak dikenali orang percaya tersebut. Kuasa pembaharuan
atau kuasa yang memerdekakan terdapat pada ketika seseorang “mengenal kebenaran” (Yoh
8:31-32). Sebab bila tidak demikian niscaya Tuhan Yesus tidak perlu mengajar dari kota ke
kota, dari desa ke desa. Pengajaran cukup diserahkan kepada ahli-ahli torat dan guru-guru
agama pada waktu itu. Tuhan Yesus mengajarkan kebenaran Allah yang memerdekakan atau
menjadikan orang percaya berkenan kepada Bapa. Hal ini merupakan hal yang utama, sebagai
buktinya ketika Tuhan Yesus naik ke sorga maka ia perlu mengutus penolong. Fungsi dari
penolong tersebut adalah membawa orang percaya kepada segala kebenaran Tuhan (Yoh
14:16-17,26; 16:12-13).
128
Dengan demikian jelas bahwa yang utama dalah pembaharuan pikiran oleh Firman Tuhan
setiap hari, ini adalah landasan untuk menjadi berkenan kepada Tuhan (Roma 12:2). Jadi
melakukan Firman Tuhan atau melakukan segala sesuatu yang yang diperintahkan Tuhan
(Mat 28:18-20), bukan semata-mata membuat memperhatikan hukum yang tertulis guna
dilakukan tetapi mengerti “kebenaran Tuhan” dan menerapkannya dalam hidup. Ini bukan
hanya berbicara mengenai sikap tubuh atau apa yang kelihatan tetapi juga sikap hati.
Karenanya dalam matius 5 Tuhan Yesus mencoba memberi contoh hukum kesempurnaan
yang harus dilakukan anak-anak Tuhan. Tuhan menunjukkan bahwa konsep berjinah,
membunuh, mengasihi dll menurut Tuhan dengan menurut ahli torat itu berbeda. Dengan
demikian jelaslah bahwa kebenaran Firman Tuhan itulah yang menguduskan (Yoh 17:17)

Alangkah Indahnya Hidup Rukun

Rukun adalah kata yang sudah sangat akrab ditelinga kita. Kata ini diakui sebagai bagian
integral dari budaya moral bangsa kita. Kita agungkan dan promosikan diantara bangsa-bangsa
di dunia sebagai ciri dari bangsa Indonesia. Sejarah mencatat, kerukunan juga bagian dari tiang
penyangga kejayaan Majapahit pada abad 14 sehingga mampu mempersatukan Nusantara
termasuk Timor Timur dan kalimantar Utara. Bahkan sampai jazirah Malaka kekuasaan
kerajaan di pulau Jawa ini diakui. Kendati para pejabat kerajaan memiliki keyakinan agama
yang berbeda, namun mereka mampu berkonsolidasi membangun negara yang tangguh.
Menurut manuskrip Cina Wang Taywan (Tahun.1369), Majapahit dikenal sebagai kerajaan
yang berwilayah luas, rakyatnya hidup makmur, para pemeluk agama yang berbeda hidup
berdampingan dengan harmonis. Kejayaan dan kemegahan negeri ini ternyata gemanya sampai
pulau-pulau dan negeri yang jauh. Dengan kerukunan ini pula para pejuang bangsa mampu
mengusir penjajah hanya dengan senjata sederhana seperti bambu runcing parang dan golok
sekalipun harus berhadapan dengan senjata modern Barat. Kerukunan inilah yang menciptakan
atmosfir sorga ditengah-tengah keluarga, masyarakat bangsa dan negara. Benarlah kalimat
dalam bahasa jawa yang berbunyi : Rukun agawe sentosa (kerukunan membuat keteguhan).
Sungguh sangat memilukan kalau hari ini kita menemukan kenyataan keadaan negeri tercinta
ini sangat jauh dari harapan dan impian para pendiri bangsa. Keadaan yang sangat kontradiksi
dari cita-cita proklamasi dan kerinduan kusuma bangsa yang telah gugur. Beberapa bagian dari
negara ini telah terkoyak-koyak oleh sikap saling curiga, saling membenci sehingga berbuah
pertikaian, pembunuhan teror dan dendam berkepanjangan. Hal ini bukan saja merusak tatanan
hidup masyarakat hari ini, tetapi juga meletakkan dasar kehancuran bagi generasi penerus di
waktu mendatang. Keadaan ini tidak boleh berlangsung terus. Bila keadaan ini berlarut-larut
maka akan menggiring lebih banyak orang keluar dari koridor hukum dan etika kemanusiaan
serta menciptakan nuansa hidup “homo homini lupus”. Kita harus hentikan. Sebagai bagian
komponen bangsa yang besar ini, kita harus mengambil langkah nyata guna mengembalikan
bangsa ini kejalur yang benar. Malam ini kita merayakan Natal dengan tema “Alangkah
indahnya hidup rukun”. Tema yang manis terdengar, tetapi rasanya jauh dari jangkauan.
Namun demikian kita bertekad untuk mewujudkan dan menterjemahkannya dalam perilaku
secara benar.
Mengaplikasikan dalam hidup ini secara kongkrit. Sebab setiap kali kita merayakan Natal
selalu disertai tema Natal yang ditulis dengan huruh besar di belakang panggung dan mimbar
atau dalam buku acara. Didalamnya memuat harapan dan ajakan. Tetapi setelah sekian banyak
kita merayakan Natal apakah yang kita peroleh melalui perayaan Natal dengan tema-tema
indah tersebut. Ironis sekali, walau Natal diwarnai dengan tema, setumpuk pesan, tetapi bayak
Natal berlalu tanpa kesan. Tidak sedikit perayaan Natal datang tidak menambah dan pergi tidak
mengurangi kerohaniaan seseorang.
Kelahiran Juru Selamat di Bethlehem merupakan damai sejahtera atau syalom bagi semua
bangsa. Malaekat di padang Efrata bersyair: “Damai di bumi diantara manusia yang berkenan
kepadaNya (Luk 2:14). Yesuslah damai sejahtera semua kaum di muka bumi ini. Didalam
damai sejahtera itu terdapat hubungan yang dipulihkan yaitu sebuah rekonsiliasi agung antara
manusia berdosa dengan Allah yang Maha kudus, sebab kedatanganNya menjadi jembatan
hubungan yang telah runtuh antara Alah dan manusia. Itulah sebabnya Yesus berkata: “Akulah
jalan kebenaran dan hidup”. Dalam damai sejahtera itu pula ada hubungan antar manusia yang
juga dipulihkan. Mustahil ada pemulihan hubungan antara Allah dan manusia tanpa pemulihan
hubungan antar manusia itu sendiri. Sebab pulihnya hubungan antara Allah dan manusia
129
ditandai dengan pulihnya hubungan antar manusia.
Semangat Natal sesungguhnya sebuah sebuah gelora pemulihan hubungan, tentunya
didalamnya terdapat jiwa atau nafas kerukunan yang sejati. Kerukunan yang sejati, bahasa lain
dari “kasih Allah” yang telah diterima dan diajarkan kepada umat pilihanNya. Sebagai anak
Tuhan atau umat pilihan Allah yang telah menerima berkat Natal seharusnya kita membagikan
nafas dan jiwa kerukunan ini kepada semua manusia. Jadi kerukunan yang menciptakan
perdamaian ini bukan sekedar karunia tetapi juga tanggung jawab. Kerukunan dengan orang
lain bukan anugerah tetapi sesuatu yang harus diperjuangkan, digumuli dan diwujudkan.
Disinilah kita menemukan tanggung jawab orang percaya sebagai “terang dan garam dunia”.
Dalam Matius 5:9, berbunyi berbahagialah mereka yang membawa damai, karena akan disebut
anak-anak Allah. Dalam ayat ini terdapat signal atau isarat yang jelas bahwa orang percaya
harus menebar benih-benih perdamaian.
Orang percaya harus menoreh kerukunan yang melukis perdamaian ditengah-tengah
masyarakatyang majemuk ini. Tentu kerukunan dimulai dalam rumah tangga kita, melebar di
lingkungan pekerjaan, antar sesama politisi serta antar sesama bangsa Indonesia yang majemuk
dan yang sekarang kompleksitas masalahnya makin tinggi, yaitu dengan adanya krisis
multidemensional atas bangsa ini. Kita tidak boleh hanya menantikan anugerah kerukunan
tercipta tanpa usaha kita. Sebagaimana Kristus datang membawa damai. Ia telah mengupayakn
damai tersebut. Kita dipanggil untuk mengusahakan damai dalam kiprah kita di gelanggang
partai politik di negeri ini. Sebab memang “terang Allah” harus menembus setiap wilayah
hidup, juga di gelanggang politik. Oleh sebab itu Politik tidak boleh kita identikkan dengan
wilayah setan. Politik juga harus menjadi wilayah kerajaan Allah yang dilebarkan. Melalui
gelanggang ini kita kita turut berperan dalam mewujudkan Indonesia yang damai bersatu hidup
rukun. PDIP yang memeluk semua lapisan masyarakat dan golongan kiranya dapat menjadi
kendaraan anak-anak Tuhan mengobarkan nafas kerukunan. Kita menghadapi godaan begitu
banyak. Dari dalam diri manusia pada umumnya dorongan egoisme, mau menang sendiri,
melihat kepentingan sendiri tanpa melihat kepentingan bersama yang lebih besar. Dipihak lain
kita dapati realitas adanya kekuatan-kekuatan yang berusaha mencabik-cabik keutuhan bangsa
ini. Kerukunan ini menjadi tanggung jawab kita semua, tugas bersama, khususnya bagi anak-
anak Tuhan yang berkiprah di partai yang berlambang kepala banteng ini.
Banyak masyarakat negeri ini memiliki harapan atau kalau boleh digunakan kata lain yaitu
“tuntuntan” kepada pemenang pemilu terakhir ini sebagai partai yang menghentar bangsa ini
ke Indonesia Baru yang “gemah ripah loh jinawi”, Indonesia yang makmur. Tetapi bagaimana
ada kemakmuran tanpa kerukunan. Oleh sebab itu kerukunan harus merupakan agenda utama
yang harus kita upayakan dengan seksama dan serius. Kerukunan harus dimulai dari tubuh
PDIP selanjutnya meluas sampai kepada semua komponen bangsa yang harus bahu membahu
berkonsolidasi sinergi membangun negara yang tangguh. Bila kita sebagai anak-anak Tuhan
berperan serta mewujudkan kerukunan tersebut maka kita telah turut menggenapi doa Tuhan
Yesus: Datanglah KerajaanMu, jadilah kehendakMu di bumi seperti di sorga.

Dukacita Di Hadapan Tuhan

Harus dimengerti bahwa kehidupan orang percaya bukanlah kehidupan yang senantiasa diliputi
oleh gelak tawa dan kegembiraan jiwani sebagaimana anak dunia miliki. Terhadap orang yang
tidak mengerti dukacita jenis ini yang hanya hanyut dengan gelak tawa dan kegembiraan dunia
Tuhan Yesus berkata: Celakalah kamu yang sekarang ini tertawa (Luk 6:25). Dalam hal ini
patut kita mengingat orang kaya yang selalau dihibur dan bersukacita oleh kekayaannya, tetapi
ternyata ia miskin dihadapan Tuhan (Luk 16:19-31). Akhirnya ia tidak pernah menikmati
penghiburan dari Allah selamanya. Ini adalah kecelakaan yang maha dahsyat. "Berbahagialah
orang yang berdukacita", pernyataan Tuhan disini sangat aneh dan janggal. Ini adalah sebuah
paradok yang sangat membingungkan. Dukacita adalah sesuatu yang dijauhi oleh manusia.
Tetapi disini justru dukacita dinyatakan dapat mendatangkan penghiburan. Tersirat jelas bahwa
dukacita disini bukan merugikan atau mendatangkan celaka tetapi sebaliknya menguntungkan.

Pengertian dukacita disini tidak boleh kita artikan salah. Duka cita disini bukanlah dukacita
seperti pengertian pada umumnya, yaitu dukacita oleh karena menanggung kesusahan tertentu
karena suatu kesulitan hidup. Ini adalah dukacita yang memiliki ciri tertentu, sifat khusus.
130
Inilah dukacita yang menurut Paulus sebagai dukacita "menurut kehendak Allah " (2Kor 7:8-
10).

Mendengar kata "dukacita" pada umumnya kita sudah menolak, tidak menyukai dan
memandangnya negatif. Tetapi ada satu jenis dukacita yang positif, dukacita yang
mendatangkan keuntungan, kehidupan dan berkat. Untuk mengenal dukacita ini perlu kita
terlebih dahulu melihat latar belakang dukacita orang Korintus. Mereka berdukacita karena
surat Paulus, surat Paulus yang sering dikenal sebagai surat kemarahan yang pedas dan keras
(Ing.severe letter). Sebuah surat pedas yang menunjukkan, membongkar dan menegor
kebejatan dan berbagai praktek hidup jemaat Korintus yang mendukakan hati Allah. Surat itu
berisi tegoran keras terhadap jemaat Korintus. Teguran itu menimbulkan suatu respon, yaitu
dukacita yang mendalam (Yun.elupethete; Kt.Benda lupe. Kt.Kerja lupeo - deeply grief, very
sad) . Ini bukan dukacita dari dunia. Dunia ini memiliki berbagai dukacita yang membawa
manusia kepada kebinasaan dan Iblis suka menggunakan sarana ini untuk membinasakan
manusia.

Rupaya tegoran yang keras dan tegas dapat membuka mata pikiran seseorang mengenali
dirinya, yaitu keberadaannya dimata Allah. Sehingga timbul dukacita yang benar. Oleh sebab
itu kita hendaknya tidak menolak tegoran-tegoran keras yang ditikamkan atas kita. Jangan
marah terhadap khotbah-khotbah keras yang disampaikan melalui mimbar-mimbar ini.
Khotbah yang keras bukan saja khotbah yang menyinggung mengenai praktek-praktek a moral.
Tetapi juga ajaran yang mengajak jemaat mengasihi Allah dengan kesediaan meninggalkan
dunia ini dengan segala kesenangannya, mengiring Tuhan dengan rela memikul salib. Rela
menderita karena menolak kompromi dengan dosa. Khotbah yang keras adalah khotbah yang
mengajak umat untuk hidup seperti Yesus hidup.

Dukacita jenis ini disinggung Tuhan dalam khotbah di bukit secara eksplisit. Ini sebuah
ratapan yang akan muncul tatkala kita menyadari tidak ada kebenaran dalam hidup kita (Mat
5:4, teks NIV. Blessed are those who mourn, for they will be comforted). Dukacita karena
kesadarannya terhadap dosa. Inilah yang dialami oleh penduduk Niniwe sehingga hukuman
Allah tidak jadi menimpa mereka (Yunus 3:1-5). Orang yang memiliki dukacita ini akan
menjadi semakin kebal terhadap dukacita dunia yang ditancapkan oleh iblis. Menjadi tangguh
dalam menghadapi berbagai pergumulan dalam hidup ini. Pararel dengan kenyataan bahwa
kalau seseorang mengutamakan Tuhan dan bergumul mengutamakan kerajaan sorga maka
segala persoalan hidup ini betapapun besarnya menjadi kecil atau tidak berarti lagi.

Dukacita Di Hadapan Tuhan

Harus dimengerti bahwa kehidupan orang percaya bukanlah kehidupan yang senantiasa diliputi
oleh gelak tawa dan kegembiraan jiwani sebagaimana anak dunia miliki. Terhadap orang yang
tidak mengerti dukacita jenis ini yang hanya hanyut dengan gelak tawa dan kegembiraan dunia
Tuhan Yesus berkata: Celakalah kamu yang sekarang ini tertawa (Luk 6:25). Dalam hal ini
patut kita mengingat orang kaya yang selalau dihibur dan bersukacita oleh kekayaannya, tetapi
ternyata ia miskin dihadapan Tuhan (Luk 16:19-31). Akhirnya ia tidak pernah menikmati
penghiburan dari Allah selamanya. Ini adalah kecelakaan yang maha dahsyat. "Berbahagialah
orang yang berdukacita", pernyataan Tuhan disini sangat aneh dan janggal. Ini adalah sebuah
paradok yang sangat membingungkan. Dukacita adalah sesuatu yang dijauhi oleh manusia.
Tetapi disini justru dukacita dinyatakan dapat mendatangkan penghiburan. Tersirat jelas bahwa
dukacita disini bukan merugikan atau mendatangkan celaka tetapi sebaliknya menguntungkan.

Pengertian dukacita disini tidak boleh kita artikan salah. Duka cita disini bukanlah dukacita
seperti pengertian pada umumnya, yaitu dukacita oleh karena menanggung kesusahan tertentu
karena suatu kesulitan hidup. Ini adalah dukacita yang memiliki ciri tertentu, sifat khusus.
Inilah dukacita yang menurut Paulus sebagai dukacita "menurut kehendak Allah " (2Kor 7:8-
10).

Mendengar kata "dukacita" pada umumnya kita sudah menolak, tidak menyukai dan
131
memandangnya negatif. Tetapi ada satu jenis dukacita yang positif, dukacita yang
mendatangkan keuntungan, kehidupan dan berkat. Untuk mengenal dukacita ini perlu kita
terlebih dahulu melihat latar belakang dukacita orang Korintus. Mereka berdukacita karena
surat Paulus, surat Paulus yang sering dikenal sebagai surat kemarahan yang pedas dan keras
(Ing.severe letter). Sebuah surat pedas yang menunjukkan, membongkar dan menegor
kebejatan dan berbagai praktek hidup jemaat Korintus yang mendukakan hati Allah. Surat itu
berisi tegoran keras terhadap jemaat Korintus. Teguran itu menimbulkan suatu respon, yaitu
dukacita yang mendalam (Yun.elupethete; Kt.Benda lupe. Kt.Kerja lupeo - deeply grief, very
sad) . Ini bukan dukacita dari dunia. Dunia ini memiliki berbagai dukacita yang membawa
manusia kepada kebinasaan dan Iblis suka menggunakan sarana ini untuk membinasakan
manusia.

Rupaya tegoran yang keras dan tegas dapat membuka mata pikiran seseorang mengenali
dirinya, yaitu keberadaannya dimata Allah. Sehingga timbul dukacita yang benar. Oleh sebab
itu kita hendaknya tidak menolak tegoran-tegoran keras yang ditikamkan atas kita. Jangan
marah terhadap khotbah-khotbah keras yang disampaikan melalui mimbar-mimbar ini.
Khotbah yang keras bukan saja khotbah yang menyinggung mengenai praktek-praktek a moral.
Tetapi juga ajaran yang mengajak jemaat mengasihi Allah dengan kesediaan meninggalkan
dunia ini dengan segala kesenangannya, mengiring Tuhan dengan rela memikul salib. Rela
menderita karena menolak kompromi dengan dosa. Khotbah yang keras adalah khotbah yang
mengajak umat untuk hidup seperti Yesus hidup.

Dukacita jenis ini disinggung Tuhan dalam khotbah di bukit secara eksplisit. Ini sebuah
ratapan yang akan muncul tatkala kita menyadari tidak ada kebenaran dalam hidup kita (Mat
5:4, teks NIV. Blessed are those who mourn, for they will be comforted). Dukacita karena
kesadarannya terhadap dosa. Inilah yang dialami oleh penduduk Niniwe sehingga hukuman
Allah tidak jadi menimpa mereka (Yunus 3:1-5). Orang yang memiliki dukacita ini akan
menjadi semakin kebal terhadap dukacita dunia yang ditancapkan oleh iblis. Menjadi tangguh
dalam menghadapi berbagai pergumulan dalam hidup ini. Pararel dengan kenyataan bahwa
kalau seseorang mengutamakan Tuhan dan bergumul mengutamakan kerajaan sorga maka
segala persoalan hidup ini betapapun besarnya menjadi kecil atau tidak berarti lagi.

Bersukacitalah Dalam Tuhan

Mungkin orang kurang memperhatikan, bahwa sebenarnya bersukacita itu bukan sekedar
sebuah anjuran atau ajakan tetapi perintah. Jelas dari ayat-ayat ini terbukti bahwa sukacita
adalah perintah (Teks asli: khairete en kurio pantote, rejoice in the Lord always). Suatu
dorongan yang kuat yang Tuhan berikan kepada umatNya. Tentu ada kebenaran indah dibalik
ini. Setiap perintah tentu ada maksudnya, maksud ilahi didalamnya (Mis.Jangan berjinah.
Allah hendak melindungi perkawinan dst). Demikian pula dengan perintah untuk bersukacita.
Dalam bahasa Yunani ada 5 kata yang dalam bahasa Indonesia diterjemahkan sukacita. Kata-
kata itu a.l: Khairo, sunkhairo, agalliao, euphraino, kaukhaomai. Dari 5 kata tersebut kata yang
paling sering digunakan adalah khairo. Khairo adalah sukacita yang berkaitan dengan
hubungan dengan Allah, kata yang mengandung unsur rohani. Inilah sukacita didalam Tuhan.
Sukacita yang beralas pada hadirat Allah, kehadiran Tuhan, berkat anugerah Allah
(keselamatan, waktu sangkakala berbunyi dll). Ini bukanlah sukacita yang datang dari dunia
atau disebabkan oleh perkara-perkara dunia. Ada beberapa alasan yang dapat kita temukan
mengapa Allahmenghendaki kita bersukacita: (1). Sukacita adalah ciri dari seorang yang hidup
dalam persekutuan yang indah dengan Allah (Maz 16:11; Band: Yoh 17:13; Roma 14:17).
Dengan demikian secara tidak langsung Allah menghendaki kita untuk hidup dalam
persekutuan dengan Allah terus menerus. Sukacita kita tidak boleh berhenti hanya sampai di
pintu pagar gereja kala kit apulang kebaktian. (2). Sukacita adalah ciri orang benar (Maz 64:11;
Gal 5:22 Band: Kain, Kejadian 4:6). Dengan demikian kita dipanggil untuk hidup seturt
kehendak Allah sepenuh. Hidup menurut FirmanNya adalah adalah hidup dalam kebenaranNya
(Hub.Yoh 17:17). (3). Sukacita syarat ibadah dan pujian yang benar (Maz 100:2 ; Yer 31:7
Hub : Nehemia 2). Dengan demikian sikap hati kita senantiasa berkenan kepada Allah. Pujian
dan penyembahan kita berkenan kepada Allah. Koita tidak hanya asal menyanyi tetapi
132
menyanyi dengan sikap memuji dan menyembah Allah yang benar. (4). Sukacita adalah syarat
ucapan syukur yang benar Kol 1:12). Alkitab mengatakan kita harus mengucap syukur
senantiasa dalam segala hal. Bagaimana ucapan syukur kita berkenan dihadapan Tuhan, yaitu
kalau kita mengucap syukur dengan hati bersukacita. Dengan Firman bersukacitalah senantiasa
kita dikehendaki untuk mengucap syukur secara benar. Dan dalam ucapan syukur itu ada
kuasa. (5). Sukacita adalah ciri dari seorang yang mengandalkan Tuhan dan mempercayaiNya.
Kalau Tuhan menghendaki kita bersukacita tentu ada alasan, ada modal atau kemungkinan
untuk itu. Apapun keadaan kita. Allah Allah yang besar. Ia bukanlah Allah yang kecil.
Dukacita karena masalah-masalah adalah bahasa orang yang tidak percaya Tuhan (Band Maz
37:3-4). Sikap keyakinan kita bahwa Allah itu besar nampak dalam keberanian kita
menghadapi hidup ini dengan segala tantangan terdapat didalamnya (Band. Roma 8:15).
Menjadi kehendak Allah agar kita menjadi seperti anak kecil dalam hal percaya dan
bergantung kepada Tuhan.

Allahku Akan Memenuhi Segala Keperluanku

Dalam Filipi 4:19 dikatakan bahwa “Allahku akan memenuhi segala keperluanmu menurut
kekayaan dan kemuliaan-Nya dalam Kristus Yesus.” Janji ini sesungguhnya tidak diberikan
kepada semua orang, tetapi ditujukan kepada mereka yang peduli terhadap pekerjaan Tuhan.
Sering janji-janji seperti ini diobral kepada semua orang. Akibatnya Tuhan terkesan murahan
dan sembrono. Untuk apa Tuhan memenuhi keperluan seseorang jika orang tersebut akan
memberontak kepada Tuhan dan tidak peduli terhadap kepentingan-kepentingan-Nya. Tuhan
bukanlah tuhan yang opurtunis, tetapi sangatlah berbahaya bila Tuhan memenuhi kebutuhan
seseorang, namun orang tersebut tidak peduli terhadap pekerjaan-Nya. Dalam Injil Matius
28:19-20 dikatakan bahwa “Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan
baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan
segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu
senantiasa sampai kepada akhir zaman.” Dalam konteks apakah Tuhan mengatakan hal ini?
Ada banyak orang tertipu bahwa secara otomatis Tuhan akan memenuhi segala keperluannya
karena ia berstatus sebagai anak Tuhan. Orang-orang seperti ini juga kerdil karena ia hanya
mengerti hak tanpa mengerti tanggung jawabnya. Padahal setiap anak Tuhan harus terlibat
dalam usaha penyebaran Injil sampai keseluruh dunia dan pendewasaan orang-orang yang
sudah mendengar Injil. Tuhan pasti menyediakan segala keperluan kita. Tetapi masalahnya
apakah kita dapat dipercayai Tuhan untuk hal itu? Itulah sebabnya kata “keperluan” dalam
Filipi 4:19 memiliki arti kebutuhan yang berguna untuk hidup kita, bukan keinginan kita.
Kalimat selanjutnya adalah “menurut kekayaan dan kemuliaan-Nya”, memiliki arti bahwa
Tuhan tidak hanya memenuhi segala keperluan kita menurut kekayaan-Nya saja, tetapi juga
menurut kemuliaan-Nya juga. Karena kalau hanya menurut kekayaan-Nya saja maka hancurlah
hidup kita. Jadi lebih baik kita sakit jadi mulia daripada kita sembuh jadi tidak mulia. Lebih
baik kita miskin tetapi mulia daripada kita kaya tetapi tidak mulia. Jika kita perhatikan di sini,
Tuhan tidak pernah memberikan apa yang kita perlukan jika hal itu tidak berguna dan tidak
membuat kita mulia dihadapan-Nya. Di awal saya sudah mengatakan bahwa Allah hanya
memenuhi segala keperluan orang-orang yang peduli terhadap pekerjaan Tuhan. Jemaat di
Filipi adalah orang-orang yang peduli kepada pekerjaan Tuhan. Dalam Filipi 4:15 kata hutang
dan piutang dalam bahasa aslinya berarti menerima dan memberi. Dengan kata lain orang-
orang di Filipi sadar bahwa Tuhan telah menyelamatkan dan memberkati mereka, maka
mereka merasa memiliki kewajiban untuk membalas kebaikan Tuhan. Bukan merasa memiliki
hak untuk meminta Tuhan memberkati mereka. Saya tidak tahu seberapa banyak dari saudara
yang dapat memiliki hati seperti para jemaat di Filipi. Tapi saya mau mulai hari ini kita sama-
sama belajar untuk memberkati pekerjaan Tuhan karena Tuhan sudah memberkati kita dengan
cara memenuhi segala keperluan yang berguna bagi kita.

Biji Sesawi

Jika kita membaca Injil Matius 13:31-32 maka kita akan menemukan beberapa kebenaran.
Kebenaran itu itu antara lain:
133
1.Firman Tuhan sekilas nampak sederhana tetapi kalau konsekwen dilakukan maka Firman
Tuhan itu akan menjadikan seseorang bertumbuh.

Pertumbuhan ini sangat ditentukan oleh pengertiannya terhadap Firman Tuhan (Matius 13:23).
Pertumbuhan di sini diukur oleh buah yang dihasilkan. Buah yang dimaksud adalah buah-buah
Roh (Galatia 5:22-23). Dalam hal ini kita menemukan kenyataan bahwa banyak orang Kristen
yang tidak berbuah, oleh sebab itu mereka sebenarnya tidak mengerti hakekat kekristenan itu.
Mereka tidak pernah bertumbuh dalam kebenaran. Buah disini berbeda dengan "pendewasaan
umum" yang dapat dialami banyak orang. Buah yang dimaksud disini ada pertumbuhan agar
kita semakin mengenakan kodrat ilahi ( 2 Petrus 1:3-8 ). Untuk mengenali pertumbuhan rohani
semacam ini, yang ditandai dengan buah-buah roh perlu pemahaman Firman dan kepekaan
ilahi. Dalam hal ini kita tidak dapat mengukur kedewasaan orang lain, sebab hanya Allah yang
dapat mengukurnya.

Kecilnya biji sesawi yang menggambarkan sederhananya Firman Tuhan tidak membuat kita
tergoda atau cenderung melecehkan Firman Tuhan dan menganggapnya tidak berarti. Pada
kenyataannya banyak orang yang bersikap demikian. Menganggap Firman Tuhan kurang
berarti sehingga mereka tidak merasa perlu merenungkan, menghayati dan melakukannya.
Sementara ada kelompok besar manusia yang menganggap kebenaran Allah sebagai
kebodohan ( 1 Korintus 1:18 ). Orang- orang ini tidak akan mengerti kebenaran Allah. Dalam
hal ini perhatikan bagaimana caranya saudara mendengar : Yakobus 1:21 mendengar Firman
Tuhan dengan lemah- lembut, mau dibentuk seperti anak-anak - paidion ( Matius 18:3 ).

2.Pertumbuhan rohani yang ditandai dengan buah-buah Roh membuat seseorang memberkati
orang lain.

Buah-buah roh sebagai hasil pertumbuhan rohani seseorang dimaksudkan Tuhan agar kita
memberkati orang lain. Dalam perumpamaan tersebut bahwa biji sesawi yang kecil setelah
bertumbuh menjadi besar dapat menjadi naungan bagi burung-burung di udara datang
bersarang pada cabang-cabang. Ini menunjukkan bahwa seseorang yang telah dibentuk Firman
Tuhan dan menghasilkan buah-buah roh akan menjadi pribadi yang menaungi banyak orang.

Harus dimengerti bahwa pertumbuhan rohani dan kedewasaan rohani bukan semata untuk
kesenangan dan kepuasan kita, tetapi agar orang disekitar kita memperoleh berkat dari buah-
buah roh yang dihasilkan. "Goal" atau tujuan pertumbuhan rohani kita bukan semata-mata
untuk kepentingan kita ,tetapi untuk kepentingan orang lain.
Karakter kita yang masih menghasilkan buah-buah daging tidak akan dapat menjadi sarana
Allah memberkati orang disekitar kita ( Galatia 5:9-21 ). Allah tanganNya perkasa dan kuat, ia
hendak memberkati banyak orang, untuk ini Allah mencari orang yang dapat menampung
keperkasaan tanganNya menaungi umatNya. Hanya orang- orang yang telah menghasilkan
buah roh yang dapat menjadi saranaNya.
Tuhan hendak memanifestasikan diriNya dalam diri manusia. Dengan cara bagaiamankah
Allah memanifestasikan dirinya dalam diri seseorang. ( Bandingkan : 2 Korintus 3:18. Dengan
cara FirmanNya terpersonifikasikan dalam diri orang tersebut selanjunya Allah dapat
memanifestasikan diriNya. Seseorang yang mengerti Firman, menghayati dan melakukannya
akan menjadi pribadi yang memancarkan Diri Allah, Pribadi Allah dan kehendakNya.
Didalamnya tentu juga termasuk segala kekauatan dan kekuasaanNya, yaitu karunia-karuni
Roh.
Seorang pelayan Tuhan yang rindu hidupnya memberkati jemaat dengan karunia-karunia Roh
harus dipersiapkan melalui penaburan Firman yang membuat ia berbuah. Semakin banyak
buah yang dihasilkan semakin besar kepercayaan yang Tuhan berikan. Hanya bila Allah
memanifestasikan diri pada seseorang , orang tersebut dimampukan untuk menjadi naungan
bagi orang lain ( bandingkan Matius 5 : 45-48 ).(Sumber : Rehobot Online)

03 September 2007
TUHAN TIDAK ADIL BAGI ORANG JELEK.
134
Pertanyaan :
Kita sudah jelas-jelas melihat realita bahwa orang-orang yang jelek/kurang dalam hal fisik
tidak ada yang menyukai dan terbuang dalam hal perjodohan.
Mengapa Tuhan mempersulit dengan memberlakukan aturan demikian?Kita tahu bahwa
semua hal di dunia ini diciptakan oleh Tuhan sendiri termasuk
berlakunya keadaan tersebut? Kita lihat hewan adakah di antara hewan diciptakan jelek?
terus terang saya belum pernah lihat.Sementa
ra manusia ada. Tuhan sendiri mengetahui kalau manusia punya rasa minder.
Mengapa Tuhan tidak memberlakukan keadaan tersebut kepada hewan yang jelas-jelas tidak
punya ra sa,malah sebaliknya hewan diciptakan tanpa
ukuran cantik/jelek,ganteng/jelek? realita yang saya lihat di kampus: Seorang wanita biarpun
IPnya jeblok sekalipun dan jutek akan tetap banyak yang suka/cinta. Sementara kalau yang
tidak menarik tapi cukup cerdas,kelakuannya baik sampai berbusa pun ga ada yang mau.
Salam, H.

Jawaban:
Menjumpai Sdr. H
Apa kabar? Harapan saya, saudara baik dan sehat-sehat saja. Email saudara telah saya terima,
melalui kesempatan ini saya ingin memberikan tanggapan atas email saudara.

Pertanyaan & sikap saudara : Adakah seorang ganteng/cantik menyukai sang buruk rupa?
JIKA ADA SAYA BARU YAKIN KALAU TUHAN ITU ADIL.
Saya menghargai pendapat saudara tersebut. Cara pandang seperti itu adalah hak saudara.
Namun dibalik pertanyaan tersebut, tentunya ada latar belakang yang mungkin menjadi
pengalaman saudara. Maukah saudara menceritakannya selain pendapat saudara tersebut?

Masalah jodoh, itu bukan pergumulan orang jelek saja, tapi juga orang cantik/ganteng. Banyak
sebab kenapa seseorang tidak segera mendapatkan jodoh, padahal ia cantik/ganteng? Tetapi
ada yang tidak terlalu cantik/ganteng, dengan mudah mendapatkan jodoh.

Beberapa sebab seseorang (pria/wanita) sulit mendapatkan jodoh, a.l. :suka pilih-pilih, jual
mahal, egois/sombong, muka muram atau marah, hidupnya jorok/kurang tertib dan tidak rapi,
kata-katanya kasar, plin-plan, tidak punya pendirian, minder, hidup menyendiri dan tidak suka
bergaul, gampang tersinggung, dlsb.
Cara mengatasinya adalah melakukan perubahan yang dimulai dari diri sendiri (bina diri),
belajar mengerti orang lain, belajar menerima dirinya sebagai ciptaan Tuhan yang mulia,
sehingga memiliki percaya diri yang mantap, dan melepaskan semua karakter jelek yang
mengganggu dirinya sendiri dan dalam berhubungan dengan orang lain. Selain itu banyak
berdoa dan berhenti menyalahkan Tuhan dengan mengatakan ”Tuhan tidak adil”, dst.

Tuhan itu sangat mengasihi saudara. Alkitab berkata : ”...engkau berharga di mataKu dan
mulia, dan Aku ini mengasihi engkau..” (Yes.43:4). ”Karena begitu besar kasih Allah akan
dunia ini (engkau), sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap
orang (engkau) yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal”
(Yoh.3:16)
Terakhir saya ingin memberikan ayat Firman Tuhan untuk direnungkan : “Percayalah kepada
TUHAN dan lakukanlah yang baik, diamlah di negeri dan berlakulah setia, dan bergembiralah
karena TUHAN; maka Ia akan memberikan kepadamu apa yang diinginkan hatimu.
Serahkanlah hidupmu kepada TUHAN dan percayalah kepadaNya, dan Ia akan bertindak”
(Maz.37:3-5)

Demikian tanggapan saya. Doa saya, kiranya kasih karuniaNya memenuhi hati dan pikiran
saudara senantiasa.

Salam,
Tim Sahabat

135
MEMBUNUH ATAU MENGASIHI " MEREKA"?
 

Pertanyaan :
Saya bersyukur pada Tuhan ketika saya dapat mengajukan ketidaktahuan saya tentang
Firman Tuhan di dalam kitab Ulangan 13:6-11. Dan kiranya Bapak boleh memberikan
perspektif baru bagi saya, pertanyaan/masalah saya adalah:
Kenapa di dalam firman ini kita disuruh untuk membunuh orang yang membawa kita
kepada Allah yang kita tidak kenal. Bukankah ketika saudara-saudarah kita yang pindah ke
agama lain, Allah mereka adalah Allah yang tidak kita  kenal?
Bagaimana tindakan kita terhadap hal seperti ini? Padahal di dalam Perjanjian Baru (PB)
kita diperintahkan "mengasihi sesama" bukankah juga mereka ini adalah sesama kita juga?
Bagaimana cara menghubungkan Firman ini supaya tidak salah.

Jonni Manurung
jonmng@yahoo.com

Jawaban :
Saya, merasa sukacita jika ada orang yang mau belajar memahami kebenaran Firman Tuhan
dalam kesungguhan. Baik, Jonni, kita akan mulai dengan mengenali kitab yang kita baca,
dan konteks pada waktu kitab itu ditulis.
Ini adalah cara memahami dengan tepat. Kitab Ulangan (termasuk Kej, Kel, Im, Bil), ditulis
oleh Musa, dalam perjalanan dari Mesir menuju tanah perjanjian. Berbagai aturan yang ada
dan diberlakukan kepada umat, tujuannya, adalah untuk kebaikan umat Tuhan. Contoh,
seperti apa yang dikatakan Rasul Paulus dalam Roma 7:7; Karena aku juga tidak tahu apa
itu keinginan, jika hukum Taurat tidak mengatakan jangan mengingini (band.Kel 20 : 17).

Nah, Rasul Paulus ingin mengatakan betapa Taurat (Perjanjian Lama) itu kita butuhkan.
Hanya saja, dalam konteks kitab Roma, Rasul Paulus mengatakan bahwa Taurat adalah
hukum yang diberikan Tuhan, yang kemudian membuktikan bahwa manusia ternyata tidak
mampu menaatinya. Manusia berdosa, karena melanggar ketetapan Taurat. Taurat menjadi
semacam pengharapan yang sulit diwujudkan. Barulah, setelah kedatangan Kristus ke dunia,
pengharapan itu menjadi kenyataan. Hidup benar, oleh dan untuk Yesus. Itu sebabnya Yesus
berkata, "Aku datang bukan untuk meniadakan, melainkan menggenapi (Mat 5:17). Sampai
di sini, tidak ada yang salah dengan Taurat (PL) dengan Injil (PB), keduanya selaras. Hanya
saja, kita perlu memahami bentuk keselarasannya.

Dalam kitab Ulangan, perintah membunuh kepada yang membawa umat Tuhan kepada allah
yang tidak dikenal (berhala) adalah wujud murka-Nya terhadap dosa menyembah ilah lain
(Kel 20 : 3-6). Perlu diperhatikan konteksnya, umat keluar dari Mesir (berhala) menuju
tanah perjanjian (Allah), dan ini sebelum kedatangan Kristus ke dunia. Jadi, jika dalam PL
seseorang dibunuh (mati) karena menyembah atau membawa orang pada penyembahan
berhala, demikian juga di PB, yakni orang yang tidak percaya kepada Yesus Kristus pasti
binasa (Yoh 3:16).

Nah, persoalan membunuh sampai sekarang juga masih berlaku. Hanya saja, jika dulu kita
membunuh tubuh, sekarang membunh keinginan berdosa (Ef 6:12, Musuh kita adalah roh
roh di udara/iblis, bukan daging). Jadi, konteks PL sebelum penebusan oleh Yesus adalah
pembunuhan tubuh (manusianya), maka dalam konteks PB adalah membunuh dosanya
(bukan tubuhnya). Ingat, karena Yesus Kristus sudah mati untuk menebus dosa manusia dan
segala kutuknya.
Dalam PL, darah domba harus tertumpah untuk menebus dosa dan darah manusia itu sendiri
(hukuman mati). Karena dosa yang tidak terampuni, maka dalam PB darah Yesus Kristus
telah tertumpah untuk menebus dosa kita (Ibr 9:12-14).
Kecuali dosa yang tidak terampuni, yaitu, menghujat Roh Kudus (Luk 12:10).
Menghujat Roh Kudus, artinya, menolak secara terus-menerus teguran dari Roh Kudus yang
136
ingin menginsyafkan manusia dari dosa-dosanya (Yoh 16:8-11).

Akhirnya, Jonni, membunuh karena dosa, "tetap berlaku". Hanya saja, penebusan Kristus
mengakibatkan pergeseran/penggenapan, bukan lagi tubuh orang berdosa, melainkan
dosanya orang berdosa. Kasih Allah, tetap sama dari PL hingga PB, bergerak dari samar
menjadi jelas. Sekarang terang-benderang bagi kita. Indah ya, Alkitab kita, selamat
menikmatinya.*

Singkong dan Air Putih,


untuk Perjamuan Kudus, Bolehkah?
 

Pertanyaan :
Bapak Pendeta yang terhormat.

Dalam Perjamuan Terakhir, Yesus dan murid-murid memakan hosti yang tidak beragi serta
minum anggur. Hosti sebagai lambang tubuh Yesus, sedangkan anggur lambang darah
Yesus (Yohanes 6:51, Yohanes 6:53).

Pertanyaan saya, apakah hosti dan anggur yang sudah ditetapkan oleh Yesus itu dapat kita
ganti dengan makanan/minuman lain? Misalnya singkong dan air putih, atau kerupuk
dengan sirup? Saya sendiri berpendapat, itu bukan Perjamuan Kudus seperti yang sudah
ditetapkan Yesus. Saya ingin para pendeta/pengajar/gembala sidang dapat memberi
pengajaran kepada jemaat berdasarkan kebenaran dari Firman Tuhan.

John Sihite
Jl.Benda Timur XI Blok E 76/26 Pamulang Permai 2
Ciputat, Tangerang, Banten

Jawaban:
Yang terkasih, Sdr. John Sihite.

Pertanyaan Anda sangat menarik, karena menyentuh bagian yang penting dalam kehidupan
umat Allah, yaitu Perjamuan Kudus. Untuk membahas hal ini kita perlu membagi dulu
antara perjamuan itu sendiri dan benda-benda untuk perjamuan. Sakra-men Perjamuan
Kudus itu sendiri merupakan keharusan yang memang diperintahkan Tuhan kepada gereja-
Nya (Lukas 22:19-20). Perjamuan Kudus merupakan sikap iman yang harus dinyatakan,
sebagai refleksi keterikatan kita dengan Yesus Kristus Tuhan, juruselamat, kehidupan sejati
(Yohanes 14: 6). Saya yakin, untuk hal ini Anda pasti setuju, bukan?

Sekarang, soal apakah benda-benda Perjamuan Kudus (roti dan anggur) boleh diganti
dengan yang lainnya (singkong dan air putih, misalnya). Dalam konteks Alkitab, roti telah
dikenal sejak jaman Perjanjian Lama (PL) sebagai makanan utama (Ulangan 8: 3, Amsal 6:
8), bagian dari ibadah (Keluaran 12: 8), roti sajian (Keluaran 25: 30), dan tentu saja simbol
rohani (Yesus berkata, “Akulah roti hidup”).

Demikian juga dengan anggur yang merupakan bagian yang familiar dalam kehidupan orang
Yahudi. (Contoh, pesta perkawinan di Kana yang ketika itu kehabisan anggur. Dan Yesus
menolong pasangan itu). Kebun anggur-Ku, menggambarkan umat Israel. Lalu, Yesus
melambangkan anggur sebagai darah-Nya. Nah, semuanya (roti, anggur) memang punya
makna tersendiri. Tetapi itu adalah simbol yang dipakai dalam konteks Yahudi.

Bagaimana jika di sebuah desa terpencil di Indonesia misalnya tidak ada roti dan anggur,
atau penduduknya tidak mengenal roti dan anggur? Apakah mereka tidak boleh
137
menyelenggarakan Perjamuan Kudus? Bukankah berdasarkan situasi seperti ini dapat
dibenarkan mengganti roti dan anggur? Tetapi sebaliknya, jika ada tersedia roti dan anggur,
mengapa harus memakai yang lainnya? Jadi, dalam masalah ini bukan soal boleh atau tidak,
melainkan kenyataan yang ada. Toh, roti yang dipakai umat juga ada perbedaan: ada yang
memakai ragi (roti beragi), belum lagi bentuk dan ukurannya seperti apa?. Atau anggurnya:
fregmentasi atau bukan, dan berapa banyak jumlah idealnya?.

Jadi, sekali lagi, yang prinsip adalah Perjamuan Kudus harus dilakukan. Namun, jika tidak
ada dan tidak mungkin mendapatkan roti dan anggur, jangan sampai hal itu menghalangi
jemaat untuk menyelenggaran acara Perjamuan Kudus. Sebaliknya, jika ada tersedia anggur
dan roti, mengapa harus menggantinya dengan atau oleh alasan apa pun, apalagi dengan
alasan bahwa itu relatif? Rasul Paulus berkata, “Tidak semua yang boleh itu berguna” (I
Korintus 10: 23-24).

Selamat bertindak etis dan jangan sampai menjadi batu sandungan. Begitulah pendapat saya,
rekan John. Senang bisa berdialog dengan Anda, walaupun baru bisa melalui
REFORMATA. Syalom.*

Iman Protestan dengan


Katolik Berbeda?
 

Pertanyaan :
Bagaimana pendapat Bapak tentang Katolik? Sebagai sesama manusia kita harus
mengasihi. Sebagai umat beragama kita harus toleransi dan menghormati. Tapi dalam soal
iman, Kristen dan Katolik berbeda sekali.
Antara lain banyak ritual Katolik hal yang menurut saya, tidak alkitabiah.
Bapak pernah berkhotbah bahwa sekarang ini gereja susah sekali bersatu.
Saya setuju dengan pendapat Bapak. Tapi Protestan bersatu dengan Katolik, apa bisa?
Saya pernah menanyakan hal ini pada beberapa pendeta, tapi jawabannya tidak ada yang
sama.

Mariana-Pramuka, Jakarta

Jawaban:
Syalom, saudari Mariana yang dikasihi Kristus.
Pertanyaan Anda sungguh menantang. Tampaknya mudah, namun terasa berat untuk
menjawabnya. Terbatasnya ruang konsultasi ini, tak memungkinkan saya untuk menjawab
tuntas pertanyaan Anda. Saya akan menjawab dalam tataran normatif, namun berharap dapat
menstimulasi (merangsang) pikiran kita bersama untuk melihat ujung jalan pertemuan.
Katolik, di era Vatikan I (1869-1870), memang sangat tertutup, dan ini tampaknya sangat
dipengaruhi oleh gerakan reformasi gereja (abad 16, cikal bakalnya sejak awal abad 12),
yang melahirkan (tanpa direncanakan) Kristen Protestan. Semuanya bergerak begitu cepat,
membuat gereja Katolik pada masa itu merumuskan gereja Protestan sebagai penyesat yang
jahat.
Tarik-menarik, bahkan, dorong-mendorong pun tak terhindar-kan. Ini mengakibatkan,
hubungan gereja Katolik dan Protestan semakin terkoyak lebar. Gereja Katolik bahkan
mencanangkan slogan: extra ecclesiam nulla salus, yaitu tidak ada keselamatan di luar
gereja (gereja Katolik tentunya). Artinya tidak ada keselamatan bagi gereja Protestan.
Ketidak-bersalahan Paus yang sempat gonjang-ganjing, disahkan secara bulat di konsili ini.
Pertikaian antara Katolik dan Protestan semakin menjadi jadi sejak konsili ini. Saling
menyalahkan, bahkan menghakimi, hingga mengutuki datang silih berganti. Hal ini meliputi
para petinggi gereja hingga umat di akar rumput. Jadi ratusan tahun "pisah ranjang" bahkan
jadi musuh berat, membuat kedua-nya saling berburuk sangka. Dan jelas saja, dengan
kondisi seperti ini damai akan susah. Kecurgiaan terpelihara dan kebencian merasuk sukma.
Namun di Vatikan II (1962-1965), Paus Yohanes XXIII yang berusia 77 tahun (terpilih
138
sebagai Paus 1958), menekankan pentingnya aggiornamento (penyesuain konteks, tanpa
mengubah konten). Dia menyebut, Protestan bukan sebagai penyesat yang jahat, melainkan
"saudara-saudara yang terpisah".
Doktrin extra ecclesiam nulla salus, dicabut dari akarnya sehingga melahirkan pengakuan
adanya keselamatan di luar gereja Katolik (tentunya pengakuan keselamatan ada juga di
gereja Protestan).
Doktrin Maria ada dalam perdebatan di antara para pemikir Katolik, namun Maria sebagai
perantara bukan mengurangi ke-perantaraan unik Kristus ,bahkan memperjelas kuasa ke-
perantaraannya. Injil diyakini sebagai sumber segala kebenaran absolut yang
menyelamatkan. Penulis Alkitab yang dilhami oleh Roh Kudus, maka Alkitab dengan teguh
dan setia tanpa kesalahan mengajar kebenaran Allah. Ada banyak kebersamaan paham
(Katolik, Protestan) yang terbangun. Namun, tentu saja semua ini masih menyisakan ruang
diskusi yang lebar. Namun juga perlu dicatat, semangat Vatikan II
sangat berbeda dengan Vatikan I, semangatnya lebih pastoral daripada dogmatis dan perda-
maian bukan konfrontatif. Vatikan II telah membuka pintu diskusi yang lebih lebar. Tinggal
bagaimana kita memakainya.
Perkembangan ini menunjukkan bahwa kebersamaan gereja adalah sebuah keniscayaan.
Jadi, jika ditanya, mungkinkah bersatu? Jawabanya ada pada waktu dan kedewasan umat
Kristen (Katolik dan Protestan). Tapi yang pasti diskusi semakin menepi, semakin
bersahabat. Selamat berpikir.*

Karena Percaya pada Yesus Kristus-lah


Kita Selamat
 

Pertanyaan :
Pak Pendeta yth.
Laporan Utama REFORMATA tentang Islam Hanif (edisi Agustus 2005), menurut saya
sangat menambah pengetahuan tentang apa yang sedang terjadi di sekitar kita sebagai
orang yang beriman teguh, bahwa keselamatan itu hanya karena anugerah Kristus Tuhan
kita. Namun pada dimensi yang lain, saya justru menjadi sangat khawatir atas pemuatan
topik-topik semacam Islam Hanif yang bertentangan dengan iman Kristen yang kita imani.
Mohon tanggapan Pdt.Bigman Sirait.

Paul R Rompas—Rawasari, Jakarta Pusat


paul rompas” <paulrompas_2003@yahoo.com

Jawaban:
Terimakasih, untuk tanggapan sekaligus pertanyaan Anda sebagai pembaca kritis
REFORMATA. Memang, interaksi seperti ini sangat kita harapkan dalam konteks
pembelajaran bersama. Surat Anda kami muat di kontak pembaca (Surat Pembaca—Red).
Sedangkan pertanyaannya, kami jawab di ruang Konsultasi Teologi ini, sebagai berikut:
Dalam memahami Alkitab, kita harus menyadari bahwa yang namanya multi-tafsir itu tidak
terhindarkan. Beda pendeta, beda pendapat, tapi semua berkata bahwa, “Ini kata Alkitab” .
Untuk itu, tentu saja kita harus memer-hatikan konteks dan kesinam-bungan dari
keseluruhan Alkitab.
Menurut Pdt.Robert Walean (tentang Islam hanif), dia hanya mengatakan “apa yang
dikatakan Alkitab”. Tetapi, apakah memang begitu, tentu perlu diuji. Pen-dekatan historikal
dan teologis, sudah disampaikan oleh para nara sumber (ahli Perjanjian Lama) untuk
menanggapi tulisan ter-sebut. Sekarang, saya akan coba melengkapi dari sisi lain.
Pdt.Robert Walean menga-takan bahwa pendapatnya itu adalah “kata Alkitab”. Tetapi saya
melihat bahwa itu hanya mengacu pada satu bagian Alkitab saja. Dia memang menyebut di
banyak bagian Alkitab, tetapi sayang, tidak jelas bagian yang mana. Yang pasti adalah
bahwa Alkitab tidak pernah berbicara secara lepas dengan mengatakan bahwa bangsa Israel
akan selamat semua (masuk surga). Lihat kasus perjalanan umat Israel dari Mesir menuju
tanah perjanjian, banyak yang dibinasakan oleh murka Tuhan (I Kor 10:8-10, Bil 25:1-9,
139
Kel 17:2, Kel 32, Bil16:41).
Jadi, bukan karena kebangsaan-nya seseorang diselamatkan, melainkan kebenaran (menaati
ketetapan Tuhan). Memang dikatakan ada sedikit Islam Hanif yang serius (tetapi tidak jelas
kelompok mana dan ukurannya apa). Dalam konteks kebangsaan, tidak ada bangsa lain yang
menjadi bangsa pilihan, kecuali Israel (Keluaran).
Jadi, sangat sulit memahami bani Nebayot dan Kedar disela-matkan karena ke-banian-nya
(tafsir yang dipaksakan). Dan, kalaupun itu diyakini sebagai kata Alkitab, maka menurut
saya, Niniwe lebih berhak dibicarakan dalam satu kitab, bukan ayat (Kitab Yunus). Hanya
saja, Niniwe memang tidak memiliki daya tarik dalam konteks keagamaan di Indonesia
(kurang seru untuk diangkat).
Kemudian secara progresif, Alkitab (Perjanjian Lama ke Perjanjian Baru) membawa kita
melihat keselamatan itu diberikan kepada setiap bangsa. Kesela-matan karena percaya
(bukan karena Nebayot atau Kedar), yaitu yang percaya kepada Yesus Kristus—entah
Nebayot, Kedar, atau bangsa apa pun (Yoh 14:6, Kis 4:12, dll—dan ini, kata Alkitab).
Jadi, tidak ada ditemukan secara konsisten dari PL ke PB, bahwa seseorang diselamatkan
karena kebangsaannya, bahkan ke-agamaannya, melainkan karena percaya (iman) kepada
Mesias yang dijanjikan (PL), yaitu Yesus Kristus yang menyatakan diri (PB, Yoh 1:1-18, Fil
2:5-11). Dan, setiap orang yang percaya kepada Yesus Kristus, adalah pengikut Kristus,
yang disebut Kristen (sekalipun seorang yang beragama Kristen belum tentu pengikut
Kristus yang sejati). Sebagai pribadi, tentu saja saya amat sangat berbeda dengan paham
Pdt.Robert Walean. Namun dalam konteks wacana, bukankah ini merangsang kita untuk
meru-muskan iman yang benar (paling tidak yang kita yakini).
Nah, dalam konteks itu pula, menurut saya, REFORMATA mengangkat opini ini tujuannya
tentu dalam rangka sebagai pembelajaran. Jadi, tak perlu goyah, maju terus. Hidup memang
bukan satu warna, sekalipun penting untuk berwarna. Selamat untuk Sdr.Paul, teruslah
menjadi pembaca setia dan kritis. Dan, untuk para pembaca REFORMATA yang lain,
silahkan kirim pertanyaan atau tanggapan, demi pencerah-an, menemukan kebenaran sejati.
Syalom.*

Allah "Iseng" Menciptakan manusia?


 

Pertanyaan :
Saya tahu bahwa Allah begitu kasihnya kepada manusia sehingga rela berkorban mati di
kayu salib untuk menebus dosa manusia. Namun ada pertanyaan memenuhi benak saya
yang belum mendapatkan jawabannya hingga hari ini. Saya tidak berani bertanya pada
orang yang saya anggap belum kompeten. Mohon Bapak dapat memenuhi keingintahuan
saya ini:
Mengapa Allah begitu “iseng”nya menciptakan manusia di Taman Eden, sehingga perlu
dibuat skenario penyelamatan manusia. Dan baru pada penciptaan pertama saja, Adam
dan Hawa, sudah jatuh dalam dosa.
Sebelum menciptakan manusia, tentunya Allah menciptakan para malaikat terlebih dahulu.
Dan seperti kita ketahui, para malaikat itu juga ada yang mengkhianati Allah sehingga
mereka menjadi iblis. Malaikat yang menjadi iblis ini tentunya juga tahu tentang kebesaran
dan sifat-sifat penciptanya, tapi kenapa mereka masih tidak percaya juga sehingga
membangkang?
Bangsa Israel adalah bangsa pilihan Allah, namun kenapa mereka selalu “tomat” (tobat-
kumat) tidak kapok-kapok?
Noveria—Jakarta

Jawaban:
Bagus sekali pertanyaannya, Noveria. Rasa penasaran atas kenyataan penciptaan dan
kejatuhan Adam dan Hawa memang selalu menimbulkan tanda tanya besar bagi mereka
yang suka berpikir. Nah, mari kita mulai dengan fakta penciptaan. Tuhan menciptakan
manusia itu ex nihilo (dari tidak ada menjadi ada). Apakah Allah iseng? Tentu saja tidak.
140
Bahkan manusia diciptakan segambar dan serupa dengan Allah. Artinya, serius banget (Kej
1:26-27). Manusia jatuh ke dalam dosa karena melanggar Firman Allah (Kej 2:15-17).
Mengapa melanggar? Karena tertipu oleh iblis yang mengatakan bahwa manusia akan
menjadi seperti Allah, jika memakan buah pohon yang dilarang (Kej 3: 4-5).
Pertanyaan akan berlanjut, mengapa Tuhan mengadakan pohon dan aturan/ larangan
sehingga manusia jatuh ke dalam dosa? Jawabannya, manusia jatuh ke dalam dosa bukan
karena pohon dan larangannya, melain-kan pelanggarannya. Sementara perintah larangan itu
justru dibutuhkan sebagai bukti bahwa manusia itu manusia karena ada aturan (perspektif
hukum). Bahwa manusia itu manusia karena dipercaya bisa memenuhi tugas-nya (perspektif
antropologi). Bahwa manusia itu manusia karena bisa taat (perspektif religius), dan
perspektif lainnya, seperti tang-gung jawab dari perspektif sosial.
Jadi tidak ada yang salah di sana. Yang salah, mengapa Adam dan Hawa melanggarnya,
padahal mereka diberi kebebasan luas (kemampuan dan tanggung jawab) yang jauh lebih
besar ketimbang yang dilarang. Tak seharusnya mereka melanggar nya, itu sebab mereka
dihukum. Padahal manusia itu sempurna justru dalam keterbatasannya. Disisi lain, ajaib,
pengharapan akan keselamatan di dalam Yesus dinyatakan justru ketika dalam
penghukuman (Kej 3:15), bahwa keturunan perempuan—mengacu pada Yesus—akan
meremukkan kepala keturunan ular yaitu setan). Nah, kasih Allah begitu besar, yaitu rela
mengampuni manusia sekalipun telah melanggar perintah, dan sekalipun Allah tidak punya
kewajiban untuk mengampuni manusia. Jadi, peristiwa Taman Eden justru sesuatu yang
sangat hebat sekali, bukan iseng, lho.
Sementara soal malaikat yang membangkang, itu sederhana saja. Manusia bertobat dan
kembali ke jalan yang benar itu bukan inisiatif diri, melainkan kasih karunia Allah (Ef 2: 8-
9, Yoh 15:16). Malaikat tidak mendapat-kan pengampunan, sedangkan manusia dapat
pengampunan (II Pet 2:4), bahkan orang percaya akan diberi kuasa menghakimi malaikat (I
Kor 6: 3). Jadi, malaikat yang memberontak disebut iblis, dan mereka adalah bapak segala
dosa (I Yoh 3: 8). Manusia mati karena dosa (tapi mereka ditebus oleh kematian Yesus, Yoh
3: 16). Iblis tidak mati, bahkan menjadi bapak segala dosa dalam keke-kalan (jadi tidak ada
penebusan bagi iblis). Dan, jangan lupa iblis itu roh bukan daging seperti manusia. Wilayah
hukumnya jelas berbeda. Puji Tuhan karena DIA memilih kita untuk diselamatkan.
Soal “tomat” (TObat dan kuMAT), itu bukan cuma ada pada bangsa Israel, tapi semua
manusia termasuk kita juga. Ya, enggak? Tetapi setiap orang yang percaya dengan sungguh-
sung-guh, tidak akan “tomat”, termasuk orang Israel. Paling tidak lihatlah para nabi dan
orang percaya di Perjanjian Lama (PL), dan rasul beserta orang percaya di Perjanjian Baru
(PB), semoga kita juga disini TOTI, TObat sejaTI.
Sekalian dulu ya, yang lain akan dijawab pada edisi mendatang. Tetap langganan
REFORMATA dan informasikan juga kepada saudara seiman lainnya. Semoga
REFORMATA menjadi berkat.

Adakah Keselamatan di Luar


Yesus Kristus?
 

Pertanyaan :

SAYA mau menanyakan perihal keselamatan. Dalam Roma 2: 6,13, ada kesan bahwa ada
keselamatan di luar Yesus Kristus. Dengan mengacu pada ayat tersebut, pernah seorang
pengkotbah mengatakan bahwa keselamatan bukan milik orang Kristen semata. Juga
disampaikan contoh kasus orang-orang yang belum pernah atau tidak pernah mendengar
Injil, keselamatan mereka didasarkan pada apa yang ada dalam hati dan perbuatan
mereka. Bukankah Tuhan sudah menetapkan satu standar perbuatan baik yang sempurna,
yaitu hukum Taurat? Namun tidak ada seorang pun manusia yang bisa melakukannya
dengan sempurna, bukan? Bahkan ditegaskan bahwa tidak seorang pun dibenarkan dengan
melakukan hukum Taurat (Roma 3: 28) yang adalah standar kebaikan yang ditetapkan
Allah. Jadi, bagi saya, keselamatan hanya di dalam Yesus Kristus (Yoh 3:16, Kis 4:1). Saya
141
khawatir dan gelisah atas pernyataan pendeta itu yang cenderung pluralis dan universalis.
Bagaimana pandangan Bapak?

Valent-Jakarta

Jawaban:

Valent, saudaraku yang kritis, memang sudah seharusnya kita sebagai orang Kristen
senantiasa kritis menyikapi berbagai pemaha-man yang mengatasnamakan Alkitab. Mari
kita mulai dengan mengenali karakteristik kitab Roma. Kitab Roma yang ditulis oleh Paulus
sarat dengan kedalaman teologis dan filosofis. Kitab ini merupakan tanggapan Paulus
terhadap berbagai gugatan yang muncul di jemaat Roma yang seakan membenturkan Injil
dan Taurat. Paulus menjawabnya dengan lugas, bahwa Taurat itu betul pada posisinya
sebagai pembuka dan Injil sebagai peng-genapan dari keseluruhan janji Allah.

Tema kitab Roma sangat jelas (1:16-17), bahwa Injil-lah jalan keselamatan, dan iman adalah
pusat pergerakan setiap orang percaya (baik Yahudi maupun Yunani). Dalam kitab Roma,
Paulus berkata dengan tegas bahwa tidak ada orang yang benar, yang berakal budi dan
mencari Allah (3: 9-11). Jadi, tidak ada orang dise-lamatkan karena benar dan baik (karena
Alkitab telah mengatakan tidak ada yang benar dan baik di hadapan Allah). Abraham disela-
matkan bukan karena perbuatan-nya melainkan karena percayanya, dan itu jelas tertulis
dalam pasal 4:1-8. Lalu pada pasal 5, Paulus menekankan kematian karena Adam
(representasi manusia berdosa kepada Allah), namun keselamatan tiba karena Yesus Kristus,
bukan perbuatan baik (5:1-17, 9:14-18). Dan akhirnya, kitab Roma ditutup dengan Soli Deo
Gloria in Kristos (16: 25-27). Hampir pada semua pasal, berita tentang keselamatan
dinyatakan tegas sebagai kasih karunia (Injil), bukan usaha manusia (Taurat).

Awas, jangan salah paham dulu seperti yang dikatakan Petrus, bahwa banyak orang salah
mengerti tentang tulisan Paulus (2 Petrus 3:15-16). Dalam pasal 7 dan 8, Paulus
menjelaskan hukum Taurat adalah hukum dosa. Artinya, karena hukum Taurat, tahulah kita
bahwa kita berdosa, dan tidak ada satu orang pun yang mampu memenuhi tun-tutan hukum
Taurat. Bahkan Musa yang dipakai Tuhan menuliskan Taurat, pernah membunuh, seka-
lipun ini sebelum Taurat diberikan Tuhan (Kel 2:11-15). Juga Musa tidak sampai ke tanah
perjanjian karena melanggar kekudusan Tuhan (Bil 20:1-13). Musa dibe-narkan karena
bertindak dengan iman. Kalau hanya dari sudut perbuatan, Musa gagal.

Jadi, sekali lagi Taurat mem-buktikan keberdosaan manusia, sebaliknya kasih karunia Allah,
di dalam Yesus Kristus menye-lamatkan orang yang percaya. Tidak ada keselamatan di luar
Yesus. Dan hal itu dikatakan oleh Yesus sendiri dalam Yoh 4: 16, dan banyak kesaksian
para rasul. Nah, pasal 2 yang dibicarakan harus dilihat sebagai berikut, yaitu sebuah sindiran
kepada orang Yahudi yang selalu merasa unggul dari orang lain. Jika ada orang yang tidak
tahu hukum Taurat, mela-kukan tuntutan Taurat akan dibe-narkan, maka aneh sekali orang
Yahudi tidak melakukan.

Allah akan bertindak adil. Bukan karena ke-Yahudi-annya orang diselamatkan, tetapi karena
perbuatan. Namun jangan ber-henti dulu, karena perbuatan ternyata adalah buah iman (2:
15, tertulis di hati mereka). Semua perbuatan baik akan diuji (2:16). Dan yang sesuai dengan
keteta-pan Tuhan akan dibenarkan ( 2: 28-29). Jadi, jangan dibaca sepotong, atau satu pasal,
tetapi seluruh pasal, bahkan kitab.

Soal orang yang belum mende-ngar Injil—seperti bayi—kesela-matan mereka itu


merupakan kedaulatan Allah yang tidak kita ketahui, dan itu bukan urusan kita (Ul 29: 29).
Urusan kita membe-ritakan Injil. Dan jalan keselamatan hanya satu, yaitu melalui Yesus
Kristus. Semoga saudaraku Valent tak lagi gelisah, bahkan semakin bergairah memberitakan
Injil.
Oh ya, jangan lupa bagi-bagi info tentang REFORMATA kepada teman-temanmu yang
lainnya. Semoga menjadi berkat bagi banyak orang.*
142
Kenapa Orang Meninggalkan Tuhan?
 

Pertanyaan:
Bapak Pengasuh saya hormati.
Sekarang ini, begitu mudah orang meninggalkan Tuhan. Apakah ini kesalahan orang tua
yang kurang mendidik anak, tidak menjadi teladan? Atau kesalahan orang Kristen yang
tidak peduli terhadap saudaranya, atau gereja yang kurang mengantisipasi dan
memproteksi jemaat dengan pengajaran yang sungguh-sungguh?

Kritos, Jakarta

Jawaban:
Baiklah. Saudara Kristos, soal mudahnya seseorang meninggal-kan Tuhan, ada banyak
kemung-kinan penyebabnya. Kita akan coba menelusurinya dari berbagai aspek, baik
teologis maupun praksis.
Dari perspektif teologis, gam-barannya sangat jelas. Seseorang yang tidak terikat sungguh-
sung-guh kepada Kristus (tidak percaya dalam arti yang sebenarnya, hanya sekadar
mengaku percaya), maka sudah pasti dalam perjalanan wak-tu, dia akan hilang dengan
sendiri-nya. Dalam Yohanes 17, ketika Yesus berdoa, Dia berkata semua yang percaya
pada-Nya tidak ada yang binasa, kecuali dia (Yudas) yang memang tidak masuk dalam
bilangan yang percaya. Jadi, Yudas memang tidak pernah sungguh-sungguh menjadi
seorang murid, dan waktu telah membuktikan-nya. Jadi, jangan terbalik, seakan Yudas telah
sungguh-sungguh menjadi murid, namun kemudian meninggalkan Yesus. Yudas, adalah
ilalang di antara gandum, kambing di antara domba. Itulah lukisan teologisnya.

Sementara dari sudut praksis (perilaku yang tampak sebagai buah iman), dapat dibagi
sebagai berikut:

1. Kesalahan diri sendiri (Lukas 10: 4-15).


Dalam konteks ini digambarkan tipe pribadi dalam merespon Firman Tuhan: ada yang mati
dan ada yang bertumbuh. Mati karena berbagai kesulitan kehidupan dan tidak bisa bertahan
dalam beriman kepada Tuhan. Lalu yang lainnya hidup melintasi pertarungan dan meraih
kemenangan iman. Nah, dari perikop ini jelas sekali diri sendiri sebagai pribadi, bertang-
gung jawab atas pertumbuhan iman. Ini sangat penting untuk disadari, sehingga tidak
seorang pun serta-merta menyalahkan lingkungannya karena ketidak-berimanannya. Jadi,
tiap orang harus mawas diri, dan terus-menerus mengevaluasi diri, dalam menjaga
hubungannya dengan Tuhan.

2.Kesalahan orang tua (Ulangan 6: 4-12).


Di sini, digambarkan kewajiban orang tua untuk mengajarkan kepada anak-anaknya tentang
kebenaran Firman Tuhan. Penga-jaran harus dilakukan berulang-ulang, agar Firman Tuhan
itu terta-nam dengan baik di hati anak. Ti-dak ada kata berhenti dalam mengajarkan
kebenaran Firman. Dan, pengajaran itu bisa dilakukan di berbagai tempat, artinya di mana
saja. Sehingga, setiap realita kehidupan bisa menjadi bagian pembelajaran anak. Dengan
demikian, setiap anak orang percaya memiliki pondasi yang kuat, dan tentunya tidak mudah
terombang-ambing. Jadi, kelalaian orang tua tentu saja dapat menjadi gangguan dalam
pertum-buhan iman seorang anak.

3. Kesalahan gereja (Efesus 4:1-16).


Tuhan memberikan berbagai jabatan dalam gereja. Dan di era kita ada tiga yang masih
berperan yaitu : penginjil, gembala, guru/pengajar. Kesemuanya itu dirang-kum dalam
struktur gereja. Gereja, memainkan peran sentral dalam mengemban misi memperlengkapi
umat Tuhan. Gereja, dalam wibawanya mengajarkan umat tentang kebenaran prinsip berda-
sarkan Akitab. Dogma yang sehat, dan sejarah gereja, perlu diajarkan untuk membuat umat
143
mengerti sepenuhnya apa yang menjadi kehendak Tuhan, dan tahu arah perjalanan gereja
Tuhan. Hal ini perlu, agar membuat umat tidak berwawasan sempit dan ter-pecah-pecah.
Kelengkapan umat ini tentu saja menjadi modal utama dalam pertumbuhan iman dan
membuat umat tangguh, tidak mudah tersesat.

Nah, Sdr. Kristos, selanjutnya juga harus disadari bahwa semua ini saling melengkapi,
bukan saling menyalahkan. Jadi, unsur yang ada, seharusnya menjadi tembok berlapis. Jika
satu jebol, yang lain melapisi. Ini berarti kejatuhan seseorang dalam keberimanannya harus
kita jadikan tanggung jawab kolektif. Semua unsur harus bekerja sama, termasuk institusi
Kristen seperti sekolah, dan lain-lain. Semoga penjelasan ini mencerahkan. Maju terus,
Kristos.

Berdosakah jika Nazar Tidak Dilaksanakan?


 

Pertanyaan :
Bapak pengasuh yang baik.
Apa itu nazar? Sebatas apakah suatu janji dapat disebut nazar? Jika misalnya kita
mengatakan—kalau Tuhan melakukan sesuatu hal padaku, aku akan melakukan ini atau itu
—apakah dapat dikatakan bahwa kita telah bernazar? Apakah Tuhan akan memberi
hukuman bagi orang yang melanggar nazar?

Naek—Jakarta Barat
0856-9061xxx

Jawaban :
Nazar—adalah kata yang kemungkinan besar berasal dari bahasa Semit—bisa berarti dewa.
Kata “nazar” yang ditemukan dalam Alkitab, berkaitan dengan janji seseorang kepada
Allah. Nazar itu bisa muncul dalam berbagai bentuk, seperti:
1. Janji melaksanakan suatu tindakan (Kejadian 28: 20-22).
2. Janji menjauhkan diri dari se-buah tindakan (Mazmur 132: 15).
3. Janji agar Tuhan menyatakan
pertolongan-Nya (Bilangan 21: 1-3).
Nazar sebagai janji harus dipenuhi, dan adalah dosa jika tidak memenuhinya. Itu sebab,
sebelum bernazar, seseorang harus memikirkannya dengan sungguh sungguh, bukan
melakukannya karena emosional (Amsal 20: 25). Bernazar atau tidak bernazar bukan dosa.
Yang berdosa adalah, bernazar tetapi tidak memenuhinya.
Yefta, menjadi suatu kasus yang sangat menarik tentang nazar. Ketika dia bernazar akan
memberikan apa pun yang keluar dari pintu rumahnya untuk dipersembahkan kepada Tuhan
(Hakim Hakim 11: 29-40). Dalam kasus Yefta, anak perempuannya dipersembahkan
sebagai “gadis yang tidak pernah mengenal laki-laki” ayat 39, (nazir Allah) yang
mengabdikan diri pada Allah seumur hidupnya. Yefta, harus memenuhi nazarnya sekalipun
hatinya sangat hancur (ayat 35). Untuk kasus ini, ada yang ber-anggapan seolah-olah anak
gadis Yefta dibu-nuh (Alkitab mela-rang persembah-an dengan mem-bunuh anak-anak
seperti kebiasaan keji pada pengi-kut Dewa Molokh (Im 18: 21, 20: 2-5, Ul 12: 31). Jadi
dipersembahkan, bukan dibunuh melainkan jadi nazir Allah.
Pengkhotbah 5: 4, menga-takan: “Lebih baik engkau tidak bernazar, daripada bernazar tetapi
tidak menepatinya”. Jadi, dalam Perjanjian Lama (PL) sudah tampak sangat jelas bahwa
nazar bukanlah suatu keharusan, melainkan kesadaran khusus (pergumulan yang harus
diper-tanggungjawabkan), pada situasi khusus, yang berlaku khusus. Dalam Perjanjian Baru
(PB), kasus nazar muncul dalam Kisah 18:18 (band. 21:23), Paulus dikatakan bernazar
(Yunani: euche), namun harus diperhatikan hal ini bersifat sementara dari seorang nazir
(yaitu, mencukur rambut), jadi tidak dapat dijadikan model bagi orang Kristen pada
umumnya.
Paulus dalam Roma 12:1, mengatakan, “Persembahkanlah tubuhmu (seluruh aktivitasmu)
144
sebagai persembahan yang hidup, kudus dan berkenan pada Allah”. Ucapan Rasul Paulus ini
sangat tepat kita sikapi dan lakukan dalam hidup sebagai orang beriman, dibanding bernazar
tanpa pengetahuan yang jelas.
OK, Saudara Naek, selamat menikmati hidup selalu dalam pimpinan Tuhan, tanpa terjebak
bernazar sebagai model kebanyakan orang, khususnya dalam konteks ekonomi: “Tuhan,
berkati usaha saya, saya akan beri sekian persen untuk Tuhan”. Seharusnya, berikanlah apa
yang harus diberikan kepada Allah, bukan karena nazar melainkan panggilan hidup orang
percaya yang telah menerima penebusan Kristus. Syalom.

Apakah Diurapi Sama dengan Lahir Baru?


 

Pertanyaan :
Bapak Pengasuh yang terkasih.
1. Apakah orang yang diurapi TUHAN harus melalui pencobaan?
2.Apakah urapan seseorang tergantung dari ukuran jangka waktu atau jenis pencobaan
itu?
3. Apakah ini hanya berlaku bagi umat yang lahir baru?
4. Bagaimana dengan umat yang belum lahir baru. Apakah doktrin tersebut di atas tetap
berlaku?
Terima kasih, God bless you.

Alex Malando Sinurat


Medan, Sumatera Utara

Jawaban :
WAH, pertanyaan Sdr Alex ini jadi terasa sulit, karena kamu sudah membuat kesimpulan
lebih dulu, tapi sayang, tidak ada ayat pendukungnya. Padahal inti pemahaman tentang
urapan tidak seperti itu. Baik, mari kita urut dengan rapi dulu. Dalam Perjanjian Lama
(PL), pengurapan bisa menyangkut orang, tapi juga benda. Contoh, pengurapan atas tabut
dan perkakasnya (Kel 30: 26-28). Di sini jelas pengurapan dilakukan terhadap benda. Dan
masih banyak lagi contoh lainnya, seperti pengurapan atas tugu (Kej 28:18), pengurapan
atas perisai (2 Sam 1: 21,Yes 21:5), dan lain-lain.
Untuk apa diurapi? Tujuan pengurapan atas benda-benda ini adalah penyucian (benda itu
disucikan karena digunakan untuk tujuan yang suci dan atas ketetapan Tuhan). Itu sebab,
pengurapan harus dilakukan dengan minyak khusus (Kel 30: 22-25) dan oleh orang yang
khusus, yang ditunjuk Tuhan, tidak oleh semua orang. Sekali lagi perlu diperhatikan,
minyak untuk urapan ini tidak bisa dibuat oleh semua orang dan juga pengurapannya tidak
bisa dilakukan semua orang. Alkitab mengatakan hal ini dengan sangat jelas, serba khusus.
Nah, sekarang kita mulai menjelaskan arti pengurapan. Pengurapan atas orang, berlaku
bagi pengurapan raja (1 Sam 16:12-13, 2 Sam 2: 4), kemudian pengurapan atas imam besar
(Kel 28:41), dan juga pengurapan atas nabi (1 Raja 19:16). Dari semua contoh, jika kita
baca baik-baik tiap ayat yang ada, maka pengurapan, baik kepada benda maupun orang
adalah mutlak atas perintah Tuhan. Pengurapan disebut sebagai tindakan Ilahi, bukan
inisiatif manusia. Dan pengurapan dilakukan oleh orang yang ditunjuk Tuhan, bukan
kemauan pribadi. Jika benda yang diurapi, benda tersebut menjadi kudus. Jika orang yang
diurapi, dia menjadi penerima kuasa Tuhan. Digambarkan juga orang yang diurapi sebagai
orang yang menerima karunia dan dijaga Tuhan (Maz 23: 5-6).
Tidak ada orang yang berani melawan orang yang diurapi Tuhan, apa pun alasannya, dan
bagaimanapun kondisi orang itu (1 Sam 24:1-8). Dalam kisah Daud digambarkan bahwa
Daud punya kesempatan untuk menyerang Saul yang mengejar dan bermaksud
membunuhnya. Daud punya kesempatan menyerang, tetapi tidak melakukannya karena
Saul menerima pengurapan dari Tuhan sebagai raja Israel. Daud menyerahkan perkaranya
pada Tuhan, dan berkata, “Tuhanlah yang menjadi hakim antara aku dan engkau”. Daud
menghargai orang yang diurapi Tuhan dan membiarkan Tuhan bertindak atas orang yang
145
diurapinya. Di dalam PL kita melihat pengurapan sebagai hal yang spesifik, bukan umum.
Dalam Perjanjian Baru (PB), yang diurapi mengacu kepada Yesus (Kristus artinya yang
diurapi, Kisah 10: 38). Dan, orang yang percaya kepada Kritus juga menerima pengurapan
(1 Yoh 2: 20). Pengertian pengurapan di sini jelas sekali sebagai yang menerima karunia
Roh Kudus, lahir baru, percaya. Artinya, ketika kita menjadi percaya, urapan Roh Kudus
ada pada kita. Dengan diurapi, kita disucikan menjadi milik Tuhan. Paulus berkata kamu
bukan lagi milik kamu sendiri, melainkan milik Tuhan (I Kor 6: 19-20).
Perlu juga ditambahkan, pengertian minyak urapan di PB, tidak lagi mengacu kepada
penyucian benda atau pengkhususan diri, karena semua sudah digenapi dalam Kristus.
Karena itu semua yang percaya kepada Kristus adalah orang yang diurapi. Untuk minyak
buat orang sakit (Yak 5: 14). Pertama konteks itu harus dibaca satu perikop (Yak 4:12-20).
Maka tampak jelas yang paling penting dari semuanya bagi orang sakit adalah doa (ayat
16; doa orang benar besar kuasanya), bukan minyaknya. Pengkeramatan benda adalah salah
besar, tidak sesuai dengan yang diajarkan Alkitab. Bahkan sejak PL pun sudah demikian.
Kehadiran Allah, itu yang terutama bukan benda sebagai simbolnya. Minyak di sini
memiliki dua kemungkinan, yaitu memang murni obat (seperti minyak zaitun yang
memiliki khasiat tertentu). Tetapi lebih tepat sebagai tanda penyertaan Roh Kudus yang
menyembuhkan lewat kuasa doa orang yang benar. Awas, jangan sampai terjebak kepada
hal-hal yang mistis.
Nah, itulah pengertian utuh tentang pengurapan yang di PB jelas berkaitan dengan iman
percaya kepada Yesus Kristus. Sementara itu dulu ya, Alex. Senang bisa menjawab
pertanyaan kamu, walaupun terasa tidak pas, karena pertanyaannya sendiri kurang pas.
Tapi dengan penjelasan ini semoga menjadi pas sekarang. Teruslah menjadi pelanggan
setia tabloid REFORMATA, ya. Tuhan memberkati.

Dengan Puasa, Lumpuh dan Bisu Bisa Sembuh?


 

Pertanyaan :
Bapak Pengasuh yang baik.
Tiga hari yang lalu, saya konsultasi dengan seorang Hamba Tuhan dari Medan, tentang
anak saya yang sudah berumur 3 tahun 7 bulan, tetapi belum bisa duduk, berdiri, berjalan,
dan bicara. Untuk kesembuhan anak saya, kami diminta untuk puasa. Yang saya tanyakan
adalah:
1. Puasa menurut Kristen itu, bagaimana? Tidak makan dan tidak minumkah?
2. Mulai jam berapa sampai jam berapa?
3. Berdoa dan membaca atau merenungkan Firman Tuhan kiranya Tuhan Yesus Kristus
mengasihi anak saya sehingga ia sama seperti anak normal yang lain yang seusia dengan
dia-kah? Atau bagaimana?
4. Apa yang harus saya lakukan?

Josri Onie Sinaga—Bekasi, Jawa Barat

Jawaban :
BAIK Josri yang dikasih Tuhan. Mari kita mulai dari pemahaman tentang apa itu puasa.
Pada umumnya, berpuasa berarti tidak makan dan tidak minum, atau tidak makan saja pada
waktu tertentu. Ester berpuasa selama tiga hari, tidak makan dan tidak minum (Ester 4: 16),
sementara Yesus, berpuasa 40 hari tidak makan (Matius 4: 2), tapi tidak disebutkan apakah
Yesus juga tidak minum, dan juga tidak disebutkan apakah setelah puasa Yesus haus,
hanya lapar. Lalu yang lainnya berpuasa seharian (1 Samuel 7: 6). Jadi tidak ada ketentuan
mutlak berapa lama puasa itu dilakukan, atau apakah tidak makan dan tidak minum atau
hanya tidak makan saja. Sementara orang orang Farisi, ketat ber-puasa, dua kali dalam
seminggu sepanjang hidupnya (Lukas 18:12).
Mengapa orang berpuasa?
Jika kita menelusuri Perjanjian Lama (PL), ada beberapa alasan mengapa orang berpuasa.
146
Antara lain, yang pertama, sebagai sikap merendahkan diri di hadapan Tuhan (Im 16:29).
Kedua, sebagai bentuk rasa dukacita (1 Sam 31:13). Yang ketiga, sebagai bentuk
permohonan kepada Tuhan (2 Sam12:16). Dan yang keempat, sebagai bentuk pengakuan
dosa, pertobatan (Neh 9:1-2).
Secara umum dapat dikatakan tujuan puasa dalam PL adalah, cerminan kehidupan orang
yang hidup saleh, yang menaruh pengharapan penuh kepada Tuhan, sang pencipta yang
mahakuasa. Sementara dalam Perjanjian Baru (PB) puasa lebih tampak sebagai
meneruskan tradisi PL. Murid-murid Yesus sendiri pernah mendapat kritik karena tidak
berpuasa, namun uniknya Yesus justru membela mereka (Mat 9:14-17). Di sini Yesus
bukan tidak setuju puasa, namun lebih ke arah pelurusan nilai, bukan sekadar tradisi,
seperti kebanyakan yang dilakukan orang Farisi.
Rasul Paulus sendiri menyebut puasa sebagai latihan badani yang terbatas gunanya (I Tim
4: 8). Artinya, dengan puasa kita melatih mengendalikan diri (tidak terjebak emosi dan
keinginan daging). Namun puasa itu tidak bermanfaat jika tidak disertai ibadah yang benar.
Ibadah yang benar/sejati (Rom 12:1). Di dalam PB kasih karunia Tuhan dalam penebusan
di kayu salib menjadi kekuatan inti iman Kristen. Doa tidak akan tambah kuasanya hanya
dengan berpuasa. Doa hanya akan berkuasa apabila dinaikkan dengan hati yang benar (Yak
5:16), sekalipun tanpa puasa.
Hal ini perlu menjadi perhatian, karena ada kecenderungan kuat mensakralkan puasa. Puasa
penting tapi bukan yang terpenting. Sikap hati, hidup yang benar, iman yang sejati (Yoh
15: 7), itu yang penting, inti dari kekuatan doa, sekalipun dengan atau tanpa puasa.
Josri yang dikasihi Tuhan, Anda bergaul akrab dengan Tuhan janganlah karena moti-vasi
ingin mendapat kesembuhan bagi anak Anda, karena bergaul dengan Tuhan adalah
panggilan kita sebagai orang percaya. Soal anak yang belum bisa duduk, berdiri, berjalan,
dan berbicara padahal usianya sudah 3 tahun 7 bulan, bagi Tuhan itu masalah kecil. Yang
penting sikap iman kepada Tuhan harus benar dulu. Lalu, perlu juga membawa anak ke
dokter ahli, apakah ini karena ada permasalahan dengan kondisi tulang atau gizi atau yang
lainnya.
Mukjizat tidak selalu berarti “sakit langsung sembuh tanpa obat”. Lewat dokter, Tuhan
juga bisa melakukannya. Saya sendiri pernah bermasalah dengan klep jantung. Diope-rasi
dan sembuh, dan kisah pengobatan itu sangat luar biasa bagi saya, kesaksian yang tak
terlupakan. Jadi ini bukan soal puasa tapi hikmat. Namun, jika mau berpuasa silahkan, tapi
bukan dalam konteks anak pasti sembuh. Percayalah Tuhan sangat baik, DIA bisa
melakukan apa saja yang DIA mau untuk kita, asal kita hidup dalam kebenaran NYA (Mat
6:33)
Okey, sekian dulu ya, Tuhan memberkati Josri dan keluarga.

Menjelaskan Konsep Allah Tritunggal


dengan Sederhana
 

Pertanyaan :
Bapak Pengasuh yang terhormat.
Saya kerap mendapat pertanyaan dari orang-orang non-Kristen tentang ke-tritunggal-an
Allah. Menurut Bapak, bagaimana cara menjelaskannya dengan sederhana supaya dapat
dipahami oleh mereka dengan mudah? Dalam keterbatasan saya, saya selalu bilang kalau
saya percaya pada Allah yang Esa. Tetapi itu bukan jawaban yang bisa diterima oleh
mereka, karena mereka tahu saya percaya kepada Allah Bapa, Allah Anak dan Allah Roh
Kudus.

Gali
Kelapa Gading Permai—Jakarta Utara

Jawaban:
Gali yang terkasih di dalam Kristus, memang tak mudah menjelaskan Allah Tritunggal,
147
termasuk juga Allah yang Esa. Siapakah manusia sehingga bisa menjelaskan siapa Allah
dengan lengkap sehingga masuk akal? Yang paling masuk akal adalah bahwa “Allah
memang tidak masuk akal, dan, sungguh tidak masuk akal jika Allah masuk akal”.
Statemen ini baru masuk akal. Mengapa? Jelas, karena Allah tak terbatas, melampaui akal
kita yang sangat terbatas. Jadi, bagaimana mungkin manusia bisa mengurung Allah yang
tidak terbatas di dalam akalnya yang terbatas. Namun, itu tidak berarti kita tidak bisa
menje-laskan siapa Allah, tapi penjelas-an sebatas DIA menyatakakan diri-Nya kepada
manusia di dalam Firman. Kemudian kita juga harus mengingat bahwa ketika berbicara
tentang Allah kita berbicara Allah yang roh adanya (Yoh 4: 24), bukan materi, tidak
terbatas pada ruang dan waktu (Maz 93: 2), dan tentu tidak seperti kita yang materi (Maz
90: 4-6). Kita harus awali dari kesadaran ini dulu.
Nah, sekarang tentang Allah Tritunggal.
1. Istilah ini secara tersurat memang tidak ada di Alkitab, namun tersirat dengan sangat
jelas (Kej 1: 26/KITA, bentuk jamak, Yes 6: 8/bahasa Inggris “us”, bentuk jamak), dan
juga pada nama Ellohim yang berbentuk jamak (bagian ini perlu penjelasan yang panjang).
Tapi intinya, yang percaya pada Allah Abraham, Ishak dan Yakub harus belajar, mengerti
dan percaya kebenaran ini. Mungkin ada yang berkata kenapa orang Yahudi sendiri tidak
percaya pada Yesus? Jawabannya seder-hana: yang percaya mula-mula juga orang Yahudi,
termasuk Pau-lus tokoh Farisi yang sangat terkenal dan terdidik (Kisah 22). Juga fakta
kesalahan konsep tentang Me-sianik.
2. Allah Anak, Yesus Kristus, sebelum da-tang ke dunia juga sudah dinubuat-kan lama oleh
Perjanjian Lama (PL); tentang diri-Nya, yang mela-hirkan-Nya, kota kela-hiran-Nya,
akibat kela-hiran-Nya bahkan ke-matian-Nya. Kebetul-an? Tentu tidak, ka-rena Dia
memang da-tang dari kekekalan ke dalam kesementara-an (Yoh 14:1-3, Fil 2:5-8).
3. Allah Bapa dan Allah Roh sudah diper-saksikan dengan jelas oleh Alkitab sejak dalam
Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru.
4. Lalu dalam berkarya, Mereka mencipta bersama (Kej 1: 2; Allah Roh, 1: 3; Allah Bapa,
Yoh 1:1-3; Allah Anak, memelihara dan menebus bersama, Yoh 3:16, Kasih Bapa, Yoh 14:
6; Penebusan Anak, Yoh 16: 8-11,14: 26; Keinsyafan dan pimpinan Roh. Ketiganya satu
dalam berkarya penciptaan hingga penebusan).
5. Jadi Allah itu tiga? Tentu tidak. Dia sendiri mengatakan “esa” (Ul 6: 4). Di sinilah
masalahnya. Ingat, kita bicara Allah yang Roh, bukan materi; kualitas, bukan kuantitas.
Sekarang coba tanya, “Apakah Allah yang “satu” itu? Apakah Dia ada di Indonesia?” Pasti
dija-wab “ada”. Di tempat lain juga pasti dijawab “ada”. Pertanyaannya, jika Allah itu ada
di mana-mana, ada berapa Allah itu? Pasti satu bukan. Di ma-na logikanya? Ingat kita
bicara Allah yang Roh dan Kekal. Nah, kalau bicara Allah Tri-tunggal bingung, apa Allah
tung-gal juga tidak bingung karena bisa di mana-mana pada saat yang sama? Tentu saja bi-
ngung karena kita bicara Allah yang melampaui akal.
Akhirnya, ternyata Allah Tritunggal itu tidak membingungkan ya, yang membingungkan
adalah bagaimana men-jelaskannya. Semoga sekarang jadi jelas. Allah Tritunggal itu tidak
sama dengan konsep trimurti. Tritunggal itu esa, tiga pribadi satu kesatuan, dan itu
kesaksian Alkitab. Selamat berpikir dengan beriman.?

Orang Gila Masuk Surga?


 

Pertanyaan :
BAPAK Pendeta, suatu hari di tempat kerja saya, ada beberapa teman seiman yang sedang
bercanda. Dalam canda itu mereka membicarakan masalah orang gila dengan berbagai
nasib serta keanehannya. Di tengah keriuhan suasana, tiba-tiba ada yang nyeletuk,
“Apakah orang gila itu bila mati masuk surga?” Dan pertanyaan “iseng” itu ternyata
membuat perdebatan itu makin hebat dan seru. Peserta terpecah pada dua kubu: pro dan
kontra, surga dan neraka. Tolong Bapak jelaskan menurut Alkitab.
Tri-Jakarta

148
Jawaban :
Apakah orang gila bisa masuk surga? Sebuah pertanyaan yang bisa dipertanyakan kembali:
Apa yang membuatnya tidak bisa masuk Sur-ga? Kata “gila”, segera meng-ganggu kita. Dan
jika diperpan-jang, tentu saja banyak perta-nyaan lainnya, seperti orang idiot dan seterusnya.
Belum lagi bayi yang berumur satu hari, atau bah-kan orang yang bermukim di pedalaman,
yang notabene tidak pernah mendengar Injil tapi sudah meninggal.

Keselamatan menjadi kebutuhan setiap orang, siapa pun dia (tua atau muda, waras atau gila,
pen-deta atau orang awam—semuanya perlu keselamatan). Alkitab ber-kata, “Semua orang
telah jatuh ke dalam dosa sebagai konsekuensi kejatuhan Adam (I Korintus 15: 20-22). Ini
disebut sebagai dosa turunan, dosa warisan, di mana Adam sebagai reseprentatif manu-sia,
berdosa kepada Tuhan. Dan perbuatan dosa itu telah menjadi nyata di dalam kehidupan
manusia (Roma 3: 9-20).

Jadi, sekali lagi setiap manusia perlu diselamatkan, dan kesela-matan itu hanya ada di dalam
penebusan Yesus Kristus. Ini juga berarti, setiap orang bisa dise-lamatkan berdasarkan
kemurahan Tuhan, bukan melihat apakah manusianya itu waras atau gila. Ka-rena apabila
berdasarkan peme-nuhan syarat, maka tidak seorang pun yang selamat, entah dia waras atau
tidak, karena tidak seorang pun yang layak, yang memenuhi syarat, untuk diselamatkan.

Sekarang, mari kita pahami apa yang dikatakan Alkitab soal keselamatan.
Efesus 2:8-9. Keselamatan adalah kasih karunia. Dengan tegas Alkitab mengatakan
keselamatan bukanlah hasil usaha manusia, baik pribadi maupun kolektif. Karena itu
manusia tidak bisa memegahkan diri, untuk apa yang telah dia perbuat. Keselamatan sebagai
ka-runia Allah, mendahului setiap tin-dakan (pelayanan, persembahan, ibadah, doa, puasa)
maupun status manusia (kaya, miskin, sehat, sakit, waras, atau gila).
Yohanes 3:16. Keselamatan adalah karena percaya/beriman. Iman yang muncul karena
dorongan kasih karunia (bukan kemampuan rasio), yang memam-pukan manusia per-caya
kepada Yesus sebagai Tuhan yang menebus dosa dan juru selamat manusia (I Korintus 12:
3).
Yohanes 16: 8-11. Untuk percaya, tentu saja diawali dengan kesadaran dan penga-kuan
manusia akan dosanya. Kesadaran dan pengakuan yang muncul sebagai anugerah yang
dikerjakan oleh Roh Kudus, yang diikuti de-ngan pengakuan percaya kepada Yesus Kristus.
Kepercayaan manusia timbul karena dimam-pukan oleh Roh Kudus.
Sementara bagi peristiwa di luar jangkauan manusia, seperti keselamatan bayi atau orang
yang tidak sempat mendengar Injil selama hidupnya, Alkitab berkata dalam Ulangan 29: 29:
Hal hal yang tersembunyi ialah bagi Tuhan Allah kita, tetapi hal hal yang dinyatakan ialah
bagi kita dan bagi anak anak kita sampai selama-lamanya, supaya kita melakukan segala
perkataan hukum Taurat ini. Artinya ada bagian yang kita me-ngerti yaitu percaya selamat,
menolak binasa. Yang menolak yang binasa, bukan yang tidak waras. Sementara yang tidak
sempat percaya atau bayi, menjadi kedaulatan Allah yang tidak kita ketahui. Allah adil
dalam tiap tindakan-Nya.

Nah, rekan Tri, saya harap jawaban ini cukup jelas, bahwa keselamatan adalah anugerah dan
orang gila pun bisa mendapatkan-nya. Menyangkut sikap “percaya”, itu unik sekali, karena
lebih merupakan sikap hati/iman yang melintasi rasio. Ketidak-warasan seseorang, itu tidak
sama dengan tidak beriman.

OK, selamat melanjutkan dis-kusinya dengan teman-teman seiman. Semoga semua sudah
berlangganan REFORMATA, supaya dapat informasi yang selalu up to date.

Pelajaran 52
KOMUNIKASI

Pembacaan Alkitab: Markus 16:15, 1 Petrus 3:15


Tujuan : Agar peserta dapat menjadi komunikator yang baik dalam menyaksikan Kristus
149
kepada sesama

1. APAKAH KOMUNIKASI?
Adanya hubungan aksi reaksi antara dua objek yang berbeda mis.: telephone dll. Untuk
manusia hal ini bisa dibayangkan sebagai adanya suatu penyampaian pemikiran, perasaan dari
orang yang satu ke orang yang lain (dengan lain kata ada suatu human relation).
Komunikasi bisa terjadi dan sukses apabila kedua atau lebih objek/manusia yang
melakukannya mempunyai unsur-unsur seperti:
- Kesamaan derajat pengertian.
- Bisa memberikan aksi ataupun reaksi.
- Bisa mengolah data yang masuk dalam komunikasi tsb.
- Dan lain-lain hal yang lebih spesifik, yang akan dibicarakan jelas daripada hanya suatu
komunikasi yang berhasil dengan umat manusia (Filipi 2:5-8).
Dia turun ke bumi dan menjadi manusia supaya bisa berkomunikasi dengan saudara
dan saya. Apakah jawab saudara atas kerinduannya ini ?

2. KOMUNIKASI DALAM KEHIDUPAN


Apa yang akan terjadi kalau tiba-tiba semua kita ini tidak bisa berkomunikasi lagi. Dunia akan
menjadi tidak teratur dan hancur akhirnya. Pemimpin-pemimpin dunia yang berbicara tidak
akan didengar, guru sekolah tidak akan bisa mengajar lagi, orang-orang tua akan seperti tidak
punya anak lagi.
Yang paling mengerikan kalau komunikasi yang ada antara manusia dan Pencipta nya terputus,
bagaimanakah jadinya kita ini semua? Kematian kekal dan bukannya hidup kekal oleh karena
kita menyadari pentingnya komunikasi dalam kehidupan, kita harus belajar menjadi orang
yang komunikatif, baik di sekolah, di masyarakat, juga di gereja dan di persekutuan.

3. HAL-HAL YANG PENTING DALAM KOMUNIKASI


a. Untuk diri sendiri
1. Rendah hati seperti Yesus ; Matius 5:5.
2. Rindu untuk menjadi pendamai; Matius 5:9.
3. Berpikir dan berbuat positif ; Filipi 4:8-9
4. Tidak menghakimi orang lain; Mat 7:1-2,Lukas 6:37.
5. Tidak berkata sia-sia, Mat 12:35-37.

b. Berhubungan dengan orang lain


1 . Menerima orang lain sepenuhnya; Filipi 2:2-4.
2. Mendengarkan orang lain.
3. Kurangi bicara mengenai diri sendiri.
4. Jujur; Efesus 4:25, Kel 20:16.
5. Berbicara/menyatakan/melakukan
6. Tidak mengkritik,kritik tidak pernah membangun.

4. HAL-HAL YANG PENTING DALAM MENDENGAR


a. Dengarkan cerita orang lain.
b. Dengarkan cerita orang sepenuhnya.
c. Dengarkan cerita orang lebih dahulu / pertama-tama.
Berilah,maka akan diberikan kepadamu suatu takaran yang dipadatkan yang gon cangkan,
yang tumpah keluar akan dicurahkan kepadamu.

5. KOMUNIKASI DALAM PERSEKUTUAN


Persekutuan yang baik dan bertumbuh adalah suatu persekutuan dimana setiap anggotanya
merasakan suatu komunikasi yang lancar antara mereka sendiri. Bagaimana ini bisa terjadi?
Kalau setiap anggotanya mencoba menerapkan hal-hal yang disebutkan diatas, maka akan ada
suatu perubahan besar dalam persekutuan - persekutuan, anggota yang satu akan mencoba
menjadi anggota yang komunikatif, yang lain juga bahkan yang menjadi pemimpin seharusnya
yang jadi contoh dalam hal tersebut, hal-hal yang mempengaruhi kehidupan persekutuan antara
lain :
a. Kegagalan - kegagalan
150
I . Sama sekali tidak kompromi, prinsip sama sekali tidak sama dengan metode, metode boleh
berbeda, tetapi prinsip harus tetap dipertahankan.
2. Terlalu sering kompromi, melakukan sesuatu dengan berlebih-lebihan sampai tidak dapat
membedakan mana yang secara prinsip tidak dibenarkan. Biasanya orang seperti ini kurang
mendapat perhatian, dan ingin memberikannya pada orang lain.
3 . Merasa selalu paling hebat (super), kehebatannya ialah pada saat dia bisa mengkritik/
menjatuhkan orang lain; Lukas 18:9-14, orang Farisi dan pemungut cukai.
4 . Terlalu offensif (menyerang), sama sekali tidak memberikan kesempatan lawan untuk
berbicara atau mengemukakan pikirannya.
5. Tidak bersikap terbuka/jujur, ada hal-hal yang penting harus dijelaskan dengan jujur
sehingga persoalan bisa diatasi.
6. Stop memberi teguran/nasehat; Mat 18:15-20. Ada kalanya keinginan untuk menegur
sesuatu yang salah dipadamkan begitu saja, karena sering mendapat respons yang kurang baik,
tegur dan nasehatilah dengan kasih.
7. Tidak bisa mengontrol keluhan - keluhan,seringkali hal-hal tertentu harus disimpan dan
digumuli sendiri, tidak harus selalu dinyatakan kepada orang lain.
8. Mencoba membuat setiap orang setuju dengan pendapat dirinya.
9. Tidak mau menunggu sampai orang lain selesai bicara.

b. Kemenangan - kemenangan.
1. Menilai orang lain dengan kebaikan; Mat7: 1,2.
2. Nyatakan terimakasih kita, tetapi jangan mengharapkan itu dari orang lain Lukas 17:11 -19-
10 Orang yang disembuhkan Yesus cuma 1 yang kembali.
3. Belajar menerima teguran/nasehat tanpa merasa disudutkan.
4. Arahkan pcrhatian kcpada kcbutuhan orang lain juga.
5. Hadapi interupsi - interupsi dengan kreatif
6.Belajar menghargai ketenangan dan kesederhanaan dalam mengungkapkan sesuatu jangan
berbelit-belit.
7. Belajar memberikan sesuatu sedikit lebih dari pada biasanya. (sedikit lebih perha tian,sedikit
lebih kasih dll).
8. Menerima dan menyadari adanya emosi dalam diri kita (emosi utama yaitu:marah).
9. Menerima rencana Tuhan dalam hidup sebagai yang terindah dalam hidup saudara Yeremia
29:11.

6. KESIMPULAN:
Sederhana saja sebenarnya, bahwa kalau kita memiliki kasih yang dari Yesus I Korintus 13,
maka problem boleh tetap ada tetapi penyelesaiannyapun tentu ada. Si pemimpin menjadi
contoh dalam kehidupan yang menyeluruh bukan sekedar pandai-bicara atau organisasi tetapi
lebih pandai menjadi penyalur kasih Kristus yang sejati.
Anggota persekutuan juga akan menjadi orang yang bukan cuma menuntut, tetapi malah rela
memberi baik itu waktu,perhatian dan segala hal lain. Menjadi manusia Kristen yang
komunikatif mempunyai pengaruh yang bukan main besarnya dalam kehidupan si individu, dia
menjadi pendamai dan yang cinta damai, dia menjadi orang yang membagikan kasih dan bukan
penuntut kasih.

Terpujilah Nama Yesus dari sekarang sampai selama-lamanya.


MAKA TINGGALLAH IMAN YESUS SEKARANG
Yakin akan hal-hal yang diharapkan
Mempunyai kepastian akan hal-hal yang belum dilihat.
PENGHARAPAN KRISTUS didalam kamu pengharapan kemuliaan NANTI
BUAH-BUAH ROH KUDUS:
KASIH, SABAR TUHAN
BAIK HATI
TIDAK MELUAP DENGAN KECEMBURUAN
TIDAK MEMBUAL
TIDAK TINGGI HATI
TIDAK ANGKUH
151
TIDAK KASAR
TIDAK MEMAKSA ORANG LAIN UNTUK MENGIKUTI KEMAUAN SENDIRI
TIDAK CEPAT TERSINGGUNG
TIDAK MENGHIRAUKAN ORANG LAIN
YANG BERBUAT SALAH KEPADANYA
TIDAK MENJADI SENANG KALAU ADA KETIDAK ADILAN
HANYA SENANG DENGAN YANG BENAR
TAHAN MENGHADAPI SEGALA SESUATU
MAU PERCAYA AKAN YANG TERBAIK PADA SETIAP ORANG
TIDAK PERNAH HILANG HARAPANNYA
SABAR MENUNGGU SEGALA SESUATU
TIDAK AKAN LUNTUR
KEGEMBIRAAN (SUKA CITA)
KEDAMAIAN (PERDAMAIAN)
KESABARAN (PANJANG HATI)
B U D I (KEMURAHAN)
KEBAIKAN HATI (KEBAIKAN)
KESETIAAN (SETIAWAN)
KERENDAHAN HATI (LEMAH LEMBUT)
KESANGGUPAN UNTUK MENGUASAI DIRI (TAHAN NAFSU)
TUHAN YESUS KRISTUS adalah JALAN ke SURGA
KEBENARAN ALLAH HIDUP KEKAL
 

BUKU BACAAN PENUNJANG


1. Carnegie. Dale, Bagaimana Mencari Kawan Dan Mempengaruhi Orang Lain, Jakarta:
Binarupa Aksara.
2. Susanto. Astrid S, Komunikasi Kristen, Jakarta: BPK Gunung Mulia.
3. Narramore. C M, Cara Bergaul Yang Baik, Jakarta: BPK GM.
4. Supratiknya. A, Komunikasi Antar Pribadi, Yogyakarta: Kanisius.
5. Osborne. Cecil G, Seni Bergaul, Jakarta : BPK GM.
6. Dowell. Josh Mc, Kekristenan Sejarah Atau Dongeng, Jakarta: BPK GM.
7. Peale. Norman V, Kuasa Positif Yesus Kristus, Jakarta: BPK GM.
8. Parrot III, Les, High Maintenance Relationships, Jakarta: Metanoia.

Pelajaran 51
KUASA DALAM PUJI-PUJIAN

Pembacaan Alkitab: Mazmur 150


Tujuan :Agar peserta dapat menyadari pentingnya musik dalam hidup dan ibadah Kristen
sesuai dengan firman Allah.

1. PENGUCAPAN SYUKUR, PUJIAN DAN PENYEMBAHAN.


Ada 3 kata yang menyatakan expresi ibadah kita kepada Allah:
a. Pengucapan Syukur (Thanksgiving) - kita berterimakasih karena kebaikan Allah atas apa
yang telah diberikan/diperbuatNya kepada kita. Mis : untuk berkatnya, kesehatan, keselamatan
dll.
b. Pujian (Praise) adalah ucapan dari mulut kita yarg memuji Allah karena Dia Allah, kita
memuji keagungannya, pribadinya.
c. Penyembahan (Worship) = tunduk, membungkuk, meniarapkan diri.
Kel. 4 :31 - .... Sujud menyembah .... ini bukan hanya semata-mata sikap fisik tapi juga sikap
spiritual - menundukkan diri di dalam jiwa kepada Allah karena kekudus annya. Perhatikan
gambaran Alkitabiah tentang penyembahan dalam Yesaya 6: 1-4.

2. EMPAT FAKTA MENGENAI PUJI-PUJIAN.


Puji-pujian adalah respons yang wajar terhadap kebesaran Allah (Mz 48 : 2). Alkitab
152
penuh nasihat untuk memuji Tuhan. Mengapa, apakah Allah menuntut pujian? Tidak, malah
sebaliknya Ia memberi kita kehormatan untuk memuji Dia karena pujian adalah respons yang
wajar akan kebesaranNya.
Iblis tidak bisa memuji Tuhan (menyanyi), dan malaikat tidak bisa mengekspresikan kasih atas
keselamatan karena Injil Kristus (I Petrus I : 12) dalam puji-pujiannya. Hanya kita, manusia
yang dapat!
1. Puji-pujian adalah TAKHTA ALLAH.
Mazmur 22:4 - Allah bersemayam di atas puji-pujian.
Puji-pujian tidak membuat Allah jadi Raja karena dia memang adalah Raja, walaupun kita
memuji Dia ataupun tidak. Tapi dalam pujian kita mengakui ke-Raja-anNya atas hidup kita.
Bila Allah hadir di atas puji-pujian, maka Dia akan bertindak (Ehyeh asyer Ehyeh) dan
hadiratnya akan menguasai kita.
2. Puji-pujian adalah SENJATA ROHANI kita.
Mazmur 8: 3 - Matius 21 : 16 .- Puji-pujian adalah dasar kekuatan yang didirikan Allah pada
umatnya untuk membungkam Iblis, menutup mulutnya. Setan alergi terhadap puji-pujian, itu
sebabnya ia tidak menghendaki kita memuji Tuhan, karena puji-pujian dapat mengikat
kekuatan Setan (Mazmur 149:5-8).
3. Puji-pujian mengatasi PROBLEMA kehidupan.
Bila kita menghendaki campur tangan Allah yang ajaib dalam situasi yang serba sulit dan
mustahil, kuncinya ialah: memuji Tuhan! II Tawarikh 20: 21-22 - Raja Yosafat mengalahkan
bani Amon dan Moab. Yosua 6: 20 - Yerikho runtuh karena sorak-sorai pujian. Kisah Para
Rasul 16: 25 - Paulus dan Silas dalam penjara.
4. Puji-pujian sebagai suatu KORBAN.
Korban dalam PL biasanya berbentuk binatang (domba) tanpa cacat.
Bagi kita sekarang : puji-pujian yang sungguh-sungguh (Ibrani 13:15-16) bukan hanya hafalan
( Yesaya 29: 13) atau tidak sungguh-sungguh (Yesaya 1 : 13). Lebih jauh: puji--pujian juga
adalah pengorbanan. Bila kita memuji Allah waktu senang, semua nya lancar, itu baik; tapi itu
bukan korban. Tapi bila segala sesuatu menekan, ada beban berat dan kita tetap memuji Tuhan,
itulah korban! Kita perlu berkorban bila saat itu kita tidak ingin melakukannya, karena itu akan
mematangkan, mendewasakan kita. Iman mengatasi perasaan.

3. SIKAP WAKTU MEMUJI TUHAN.


1. Bertepuk tangan - Mazmur 47: 2.
2. Mengangkat tangan - Mazmur 134: 2, Ratapan 3: 41.
3. Berdiri - II Tawarikh 5:12.
4. Bersujud/tersungkur - II Tawarikh 7: 3.
5. Bersorak - Mazmur 47: 2, Mazmur 100: 1.
6. Bersuka-ria - II Tawarikh 29 - 30.
7. Menari dan melompat dihadapan Tuhan - Mazmur 150:4, II Sam 6: 5,14-16.
Jadi meliputi seluruh existensi kita - tubuh , jiwa dan roh .
Kapan kita memuji Tuhan ? Mazmur 145:2, 34:2 - setiap hari/ segala waktu.
Siapa yang harus memuji Tuhan ? Mazmur 150: 6 - segala yang bernafas.
Adakah orang yang tidak memuji Tuhan ? - Mazmur 115: 17 - orang mati.

4. BENTUK-BENTUK NYANYIAN PUJIAN & PENYEMBAHAN


Di dalam Alkitab digambarkan ada LIMA JENIS NYANYIAN PUJIAN, yakni:
1. PROCLAMATION (Pemberitaan/Pernyataan), tujuannya kepada manusia. Beritanya harus
positif, jelas, menarik. Jenis ini yang seharusnya banyak dinyanyi kan dalam kebaktian PI. Jadi
Firman Allah langsung berbicara lewat pujian itu. Misalnya : di dalam Tuhan ada kedamaian,
Yesus jawaban dsb.
2. ADORATION (pengagungan) untuk Allah sepenuhnya. Terdiri atas Praise (pujian) : Allah
yang Kita Sembah, PerbuatanNya Besar . Worship (penyembahan): Yesus Disanjung, Yesus
Kami Puja.
Dasarnya: karena dia adalah Allah yang besar dan layak di puja.
3. THANKS GIVING (Ucapan Syukur) kepada Allah sepenuhnya karena dia telah berbuat
sesuatu bagi kita : menyelamatkan, memberkati dsb.
Mis:Kami Naikkan Syukur,Trima kasih oh Tuhanku, Amazing Grace.
153
4. LAMENTATION (Ratapan). Maksudnya bukan lagu seperti "Hidupku yang sengsa ra, penuh
dengan penderitaan", tapi tangisan yang erat dengan doa syafaat bagi orang lain, dunia,
pergumulan bagi pekerjaan Tuhan. Ingat kitab Ratapan Yeremia, tangisan Yesus untuk
Yerusalem. Contoh: Nyatakan kasihmu di tengah kami ... kasih yang menangisi bangsa ini,
Mari Saudara seiman, kasihilah dunia melalui daku.
5. BATTLE SONG (nyanyian perang) yang bersifat menyerang , menaklukan setan,
membelenggu Iblis (Mazmur 149:6-8). Nyanyian ini bersifat cepat, semangat, seperti irama
derap kuda. Mis: Dalam nama Yesus ada Kemenangan, Ku Menang. God's Got an Anny .
Selanjutnya menurut bentuknya, maka ada TIGA BENTUK PUJIAN DALAM Efesus
5:18-19, Kolose 3:16:
1 . PSALM (psalmos, mazmur) = nyanyian kudus diiringi dengan alat musik. Mungkin
menunjukkan keseluruhan kitab Mazmur. Mz 95: 2, I Kor 14 : 26
2. HYMN (humneo,kidung puji-pujian) = memuliakan/merayakan Allah dalam nyanyian -
Matius 26 : 30, Ibrani 2:12, Kisah 16:25. Banyak hymn dalam gereja kini yang mengandung
theologia yang indah. Contoh lagu : How Great Thou Art, Atas Satu Bukit.
3 . SPIRITUAL SONGS (pneumatikos, nyanyian rohani) = nyanyian yang dihidupkan oleh
Roh Kudus secara pribadi atau seluruh jemaat secara supernatural. I Kor 14 : 15 -memuji
dengan rohku .... Akal budiku.

5. NYANYIAN BARU - Mazmur 40: 4, 33: 2-3,149 :1, Wahyu 5: 9,14: I-5.
Fungsinya:
a. Nyanyian baru sebagai penyembahan kepada Allah.
b. Nyanyian baru ilhaman dimana Allah berbicara kepada umatNya (II Samuel 23:1,2,
Mazmur 40:4). I Taw 25:1,2 - nubuat diiringi musik.
c. Nyanyian baru dalam sidang jemaat untuk saling menguatkan.
Kolose 3:16 nyanyian baru secara bergantian (Mz. 14 7:7, Ezra 3:11),atau berbalas -
balasan di tengah-tengah sidang supaya saling menguatkan. "Ajar mengajar dan nasehat--
menasehatkan sama sendiri" (TL) Nyanyian baru timbul dari 2 sumber, yakni hati kita/roh kita
yang dikuasai Roh Kudus atau langsung dari Allah - II Samuel 23 : 1-2. Karena itu kita perlu
minta agar Allah memenuhkan kita dengan RohNya. Yoh. 4:23-24 MenyembahNya dalam roh
dan kebenaran.
Kita harus mengijinkan roh Kudus menguasai roh kita untuk dapat menyembah Dia, dan juga
penyembahan kita harus sesuai dengan Firman Allah, yakni kebenaran (Yoh. 17: 17). Tanpa
roh maka penyembahan dan ibadah kita kering, suam, hanya sekedar ritual dan mati; tanpa
Firman maka penyembahan menjadi perasaan sentimental, emosionil dan fanatisme.
Roh Kudus itulah yang mengilhamkan pujian dan penyembahan. Efesus 5: 18,19 -Hendaklah
kamu penuh dengan Roh dan berkata-katalah seorang kepada yang lain dalam mazmur, kidung
puji-pujian dan nyanyian rohani ! Yohanes 7 : 37-39 - aliran air hidup (Roh Kudus) diterima
dengan cara :
a. Ada kehausan, kerinduan - Yesaya 44:3.
b. Datang pada Yesus, satu-satunya pembaptis dengan Roh Kudus (Luk. 3:16)
c. Percaya, beriman - Galatia 3: 14b. Tandanya : Kisah 2:4 - bahasa lain/bahasa baru/ bahasa
roh - akhirnya menjadi nyanyian dalam roh (I Korintus 14: 15).
 

(Sumber : Benih Kekal - Departemen Pemuda & Anak Gereja Bethel Indonesia)

Pelajaran 50
MUSIK DAN KEKRISTENAN

Pembacaan Alkitab: Mazmur 150


Tujuan : Agar peserta dapat menyadari pentingnya musik dalam hidup dan ibadah
Kristen sesuai dengan firman Allah.

1. ASAL DAN TUJUAN MUSIK.

154
Musik berasal dari hati Allah sendiri. Sebelum malaikat, alam dan manusia diciptakan,
musik sudah ada dalam diri Allah. Scientist menemukan dimensi musik dalam gelombang
terang. Allah adalah TERANG (I Yoh 1:5) - ada musik. Musik digunakan sejak semula
dalam penyembahan. Allah menciptakan manusia dengan kerinduan untuk
menyembahnya, dan Allah memberi kemampuan kepada manusia untuk itu melalui
musik : Vocal atau instrumental.
Allah menyukai musik dan Dia ciptakan para malaikat untuk melayani dalam bentuk "Koor
Surgawi" dan mungkin Lucifer adalah pemimpinnya (Yeh. 28:13 (KJV) ... thy tabrets and
thy pipes, Yes. 14:11 .. gambusmu - thy viols). Tapi kerinduan Lucifer untuk disembah
menyebabkannya jatuh (Yes. 14:12-15, Yeh. 28:11-19). Sejak itu Iblis berusaha
memanipulasikan musik - "The Angel of Music" menjadi "Satan of Music".

2. KUASA DALAM MUSIK


Musik itu amoral, penggunaannyalah yang membuat musik itu jahat atau baik, merusak
atau membangun. Musik punya fungsi audio-mental (pendengaran yang mempengaruhi
jiwa), ia memiliki efek psikologis yang bersifat universal. Musik dapat mengekspresikan
keagungan atau suasana santai, sukacita atau dukacita, dsb. Musik punya "bahasa" tanpa
kata tersendiri yang dapat dikomunikasikannya dalam tinggi-rendahnya nada, pola lagu,
ritme, melody, dll. sehingga orang dapat dipengaruhi oleh suasana musik tersebut.
Plato menganjurkan penggunaan musik dalam pendidikan angkatan muda.
Dr. Schoen dalam "The psychology of music " mengatakan bahwa musik adalah alat yang
paling berpengaruh yang pernah dikenal para pendidik.
Su Tjing (filsuf Tiongkok abad 6 SM) pernah mengatakan, "Tidak ada cara yang lebih baik
untuk mengubah adat dan kebiasaan manusia, kecuali melalui musik!" Musik itu merniliki
pengaruh yang besar.

a) Efek positif dari musik.


Penggunaan "musical therapy " dalam dunia medis. Orang yang akan dioperasi / dicabut
gigi diberi soft music - tenangkan syaraf
Musik menolong sapi menghasilkan lebih banyak susu dan ayam menghasilkan lebih
banyak telur, buah tanaman menjadi lebih besar.
Musik / lagu kebangsaan membangkitkan semangat patriotisme dalam membela negara.

b) Efek negatif dari musik


- Musik rimba dari Afrika punya kuasa untuk kejahatan, menggerakkan emosi, pikiran dan
tubuh untuk berperang, membangkitkan hawa nafsu dan pesta pora kanibalistik.
- Musik Rock menyebabkan dekadensi moral dalam kebudayaan dan masyarakat.
Phytagoras, penemu tangga nada diatonis dan interval nada, mengemukakan 3 elemen
dasar musik yakni:
- Melody - bagian fundamentalnya.
- Harmony - chord yang menyokong melody, suara yang setuju dengan melody : mayor
dan minor .
- Rhythm - beatnya, yang harus lebih lemah daripada melody dan harmony.
Tiga unsur itu dapat mempengaruhi roh , jiwa dan tubuh kita - baik secara positif
maupun negatif, tergantung penggunaannya.

3. PENGARUH IBLIS DALAM MUSIK


Iblis telah melakukan korup terhadap musik yang merupakan alat Allah yang indah,
agar melalui musik Iblis dapat mendemonstrasikan kuasanya dan menjadikan dirinya
sendiri sebagai pusat penyembahan manusia. Iblis telah menggunakan banyak cara untuk
menyesatkan generasi, kebudayaan dan bangsa melalui musik. Iblis telah menggunakan
musik rimba primitif untuk membangkitkan nafsu dalam upacara magis dan cabul.
Mars militer digunakan untuk membangkitkan nafsu membinasakan sesama. Musik klasik
digunakan agar manusia memuja keindahan musik itu sendiri, dan bentuk modern yang
dipakainya kini ialah melalui musik ROCK! Musik Rock yang mulai populer sejak tahun
1960-an dipakai Iblis untuk menguasai pikiran dan perasaan manusia dengan suaranya
yang bising, beat yang dominan, kata-kata yang destruktif dan "subliminal advertisement".
155
Beberapa fakta hubungan musik rock dan kuasa gelap :
a. Musik Rock berhubungan dengan penyembahan berhala.
b. Musik Rock berhubungan dengan kebudayaan pemberontakan, roh antikris.
Mengekspresikan budaya "semau gue", dalam mode rambut, baju dan musik.
c. Musik Rock berhubungan dengan obat bius dan imoralitas/ percabulan.
"Rock Festivals" di Amerika dengan nudisme dan kecabulannya merupakan repetisi
penyembahan patung lembu emas akibat pengaruh agama Kanaani (Keluaran 32: 17-25) -
hal ini membangkitkan murka Allah .
d. Musik Rock banyak mengandung lirik lagu yang memuja Setan.
Mis: Dancing with Mr. Devil, Sympathy for the Devil (Rolling Stones).
Beelzebul has a Devil Set Aside Me... (Queen - "Bohemian Rhapsody). Highway to Hell
( AC/DC = anti Christ / Devil Children) dll.
Satu tehnik cuci otak bawah sadar: Backward Masking, merupakan penyamaran
terselubung dari kata/kalimat yang hanya bisa diketahui bila pita kaset dibalik, orang yang
ada dalam pengaruh obat bius lebih peka akan hal ini. Contoh lagunya : Another One Bites
the Dust (jadi: We decided to smoke marjuana - Queen), Revolution Number Nine (jadi :
turn me on dead man... let me out - Beatles! John Lennon : The Beatles lebih populer
daripada Yesus ), Raunch n' Roll ( Black Oak Arkansas ), Stairway to heaven Led
Zeppelin), bahkan pada lagu : I Just Called to say I Love You!
Suara keras/bisingnya juga merusak kesehatan, juga beat lagu Rock kadang-kadang
membuat ketukan jantung manusia tidak sinkron (Dr. John Diamond Profesor psikologi di
New York's Mount Sinai Hospital). Dr. Philip Beales: Orang yang selalu ke diskotik, daya
pendengarannya bisa turun seperti orang berusia 60 tahun. Konferensi Internasional para
sarjana ilmu akustik di Paris mengingatkan bahaya musik disco dan tata lampunya bagi
kesehatan manusia.

4. MUSIK BAGI KEMULIAAN ALLAH.


Sudah saatnya kita menyadari pengaruh negatif dari musik yang dipengarahi Iblis dan
menolaknya, serta kembali memberikan musik itu bagi kemuliaan Allah saja (Yesaya
43:7). Bukan berarti kita harus buang kaset, tapi harus bersikap selektip.
Saatnya Allah sedang merestorasi musik dalam gerejanya, biar kita persembahkan padanya
musik yang telah diberikannya pada kita. Seperti kata-kata William Booth (pendiri Bala
Keselamatan ): Musik adalah pemberian Allah. Satu-satunya seni Surga yang diberikan
kepada dunia, dan satu-satunya seni dunia yang dapat kita berikan balik ke Surga. Hingga
melalui musik kita dapat melayani Allah, membangun saudara seiman, dan memenangkan
mereka yang belum diselamatkan. Bagi Dialah kemulia an sampai selama-lamanya, Amin.

(Sumber : Benih Kekal - Departemen Pemuda & Anak Gereja Bethel Indonesia)

Pelajaran 49
PERLUKAH GEREJA MERAYAKAN NATAL?

Pembacaan Alkitab: Galatia 4:4;Yohanes 1 :10-11; 3:16.


Tujuan : Agar peserta memiliki pemahaman dan sikap yang benar dalam memperingati
kelahiran Juru selamat dunia

PENDAHULUAN
Pertanyaan tersebut sangat wajar sering muncul karena alasannya Natal tidak ada dalam
Alkitab. Perintah Allah kepada Nabi Musa tentang hari-hari yang harus diraya kan: "Inilah
hari raya yang ditetapkan ... yang harus kamu maklumkan masing-masing pada waktunya
yang tetap." (Im. 23:4 dst). Adapun 7 hari raya tersebut adalah sebagai berikut: Paskah,
Roti tidak beragi, Buah Bungaran, Pentakosta, Sangkakala, Perdamaian, dan Pondok Daun

156
(Tabernakel) yang harus dilakukan bangsa Israel. Letak nilai dari perayaan-perayaan
tersebut bukan pada pelaksana annya tetapi pada makna dan tujuan. Tuhan pernah merasa
jemu, jijik dan benci terhadap pelaksanaan perayaan ritualistis formalitas yang kosong
(Band. Yes. 1: 11, 13, 14). Makna dan tujuan perayaan terletak pada 3 aspek yaitu: historis,
profetik dan personal.

A. Hari Raya Paskah (sebagai contoh)

1. Aspek historis
Hari itu diselenggarakan agar umat ingat peristiwa bersejarah. Karya Allah yang besar dan
dahsyat yang telah membebaskan dari perhambaan di Mesir, dimulai dari percikan darah
anak domba paskah di ambang pintu sehingga selamat dari Malaikat Maut.

2. Aspek prophetic
Bahwa darah anak domba yang tidak bercacat itu memberitakan Yesus Anak Domba Allah
yang akan datang, mencurahkan darahnya, mati disalibkan untuk menebus dosa manusia
agar manusia terbebas dari hukuman dosa. Dan luar biasa Yesus disalibkan tepat pada
masa perayaan Paskah bangsa Israel, sebagai penggenapan, pengisian makna Paskah yang
sebenarnya. Dan gereja sekarang merayakan Paskah dengan isi pemahaman yang baru.

3. Aspek personal
Umat yang merayakan Paskah sekedar tradisi hanya menyembelih domba karena orang
lain juga melakukan tanpa didasari sikap hati, kasih akan Allah (Ul. 11:22; 1 Sam. 15:22),
tidak mendapat perkenan Tuhan bahkan bisa menjadi kebencian Allah. Semua hukum
Taurat termasuk semua hukum tata ibadah diberikan oleh Tuhan sebagai sarana respon
kasih- hormat manusia terhadap kasih Allah yang mendahu luinya. Respon pribadi kasih-
hormat terhadap Allah di sini letak nilai atau substansi dari perayaan gerejawi.
Percuma ikut merayakan Perjamuan Kudus kalau tidak dilandasi rasa hormat, kagum,
mengindahkan dan mcrcsapi salib Yesus. Bahkan cara ikut Perjamuan Kudus yang salah
bisa mendatangkan hukuman. I Kor. 11:27-32.
Berarti bila Demikian dengan hari-hari Raya yang lain, maka perayaan tersebut akan
melibatkan ketiga aspek tersebut.

B. Hari Natal
Memang perayaan Natal tidak berakar dari Sejarah Alkitab tetapi dari sejarah tradisi
gereja. Ketika Kaisar Roma menetapkan tanggal 25 Desember sebagai hari kelahiran dewa
Matahari (Natalis Solis Invicti) dan untuk menentang perayaan kafir tersebut maka gereja
di Roma menyatakan hari itu (tanggal 25 Desember th 336) sebagai hari kelahiran Yesus
Kristus yang diyakini sebagai Matahari Kebenaran. Sementara tradisi Gereja Armenia
menetapkan 6 Januari sebagai hari Epiphania yang dirayakan sebagai hari kelahiran Yesus
Kristus - Epiphania dari kata Yunani, epi artinya sebe lah luar (lahir) dan phainein artinya
tampak, kelihatan, arti keseluruhannya nampak secara lahiriah dengan mata kepala. Jadi
sebenamya tidak salah kita merayakan Natal asal penerapan 3 aspek tersebut tepat.
1. Aspek historis
Kita merayakan Natal tidak berkonotasi pada dewa matahari, apalagi dalam sejarah nya itu
berasal dari protes gereja yang menentang, dari pada menyembah dewa matahari lebih baik
menyembah Yesus sebagai terang dunia, sebagai matahari pagi yang sejati (Luk.1:78).

Tekanan perayaan bukan pada Natalnya tetapi pada fakta sejarah bahwa Firman sungguh
telah menjadi daging, Yesus telah lahir lewat kandungan Maria yang dina ungi Roh Kudus.
Tentang istilah yang diapdosi dari tradisi kafir, dalam Alkitab nama Allah memakai El juga
diambil dari tradisi Asia Barat Daya Kuno yang konotasinya dewa yang tertinggi yang
belum dikenal (Band. KR 17:22 dst). Walaupun Israel mengadopsi istilah tersebut namun
diberi isi makna baru menjadi El Shaday, El Elyom (Allah yang Maha Tinggi Kej.
14:18,19); El Olam (Allah yang kekal Kej. 21:33; 26:23).
Hanya dalam merayakan Kelahiran Yesus tidak harus dipatok pada tanggal 25 Desember,
karena perhitungan Masehi ada selisih perhitungan. Kenyataan Yesus lahir bisa th 4 SM
157
dan bulannya bisa jatuh September atau Oktober. Yang penting bukan tanggalnya tetapi
data sejarahnya, Ia betul lahir ke dunia.
Di dalam kitab Taurat saja telah ditetapkan harus dilaksanakan perayaan Paskah pada
tanggal 14 bulan pertama (Abib), namun bagi yang dalam perjalanan jauh atau yang baru
mengurus saudaranya yang meninggal (sehingga dikatagorikan najis) maka merayakan
Paskah bisa dilakukan bulan kedua (Bil. 9: 10,11). Yang penting bukan peraturan formal
yang kaku tetapi substansi perayaan itu, menghayati esensi maknanya.

2. Aspek prophetik
Merayakan kelahiran Yesus tidak hanya menoleh ke belakang sejarah, Yesus seba gai bayi
terus. Tidak, Yesus sudah di sebelah kanan Allah Bapa dan akan datang lagi menyatakan
diri. Kita menanti perayaan Epiphania yang sejati Yesus yang akan menampakkan diri dan
akan menjadi Raja di atas segala raja.

3. Aspek personal
Tidak ada artinya merayakan kelahiran Yesus biarpun sampai 10 kali sebulan kalau
Yesus Kristus tidak pernah lahir atau masuk dalam hatinya dan mengubah hidupnya.
Apalagi perayaan Natal sudah terpolusi banyak budaya barat, Natal diasosiasikan dengan
Santa Claus, Natal diasosiasikan dengan etalase toko yang dipenuhi dengan produk baru
yang serba gemerlapan dari lampu hias sampai sepatu baru. Natal diaso siasikan dengan
pesta-pora (X'mas, tak ada Kristusnya ) minum mabuk. Ini yang harus diwaspadai tiap
pribadi yang merayakan kelahiran Yesus.
Kalau yang difokuskan Kelahiran Yesus maka Perayaan Natal tidak salah dirayakan oleh
gereja. Apalagi dalam konteks Indonesia yang mayoritas non kristen maka bila Pemerintah
memberikan tanggal merah di 25 Desember ini berarti Pemerintah meng hormati eksistensi
Kristen, sehingga kalau orang Kristen sendiri tidak menghargai nya kemudian Natal
dihapus sebagai hari libur nasional secara sosial politis orang Kristen yang rugi. Paling
baik kita bersyukur dengan apa yang ada, pakai saja 25 Desember sebagai hari KKR tetap,
kita isi dengan berita kedatangan Yesus yang positif Gereja masih relevan merayakan hari
kelahiran Yesus. Lebih baik istilah Natal diganti Hari Kelahiran Yesus.
Sumber: Pdt. A. Soerjadi M.Sc seperti yang dimuat dalam majalah Penyuluh.

Buku Bacaan Penunjang:


1. Ismail. Andar, Selamat Natal, Jakarta: BPK Gunung Mulia.
2. Drane. John, Mengenali Perjanjian Baru, Jakarta: BPK Gunung Mulia.

(Sumber : Benih Kekal - Departemen Pemuda & Anak Gereja Bethel Indonesia)

Pelajaran 48
ENAM CARA AGAR DAPAT MENYERUPAI KRISTUS

Pembacaan Alkitab: Matius 5:48; Filipi 3:10,11.


Tujuan :Agar peserta memiliki kerinduan untuk menjadi serupa dengan Kristus.

Saya merasa bahwa kita semua ingin menyerupai Yesus! Namun demikian, kita cenderung
untuk berpikir bahwa hal itu mustahil dan karenanya kita kurang berusaha. Meskipun kita
belum menyerupai Dia, kita harus terus-menerus berusaha agar menyerupai-Nya. Jika kita
berusaha, maka Roh Kudus akan menolong kita!
Beberapa hal yang akan membuat kita menjadi semakin serupa dengan Yesus adalah:
1. Bercakap-cakaplah tentang perkara-perkara Allah. (Lukas 2:46-49). Yesus memu lainya
ketika masih kanak-kanak dan Dia meneruskannya sepanjang hidup-Nya. Kita harus
menjaga (dan mengendalikan) pemikiran kita, karena di situlah asal mulanya segala
perkara (Filipi 4:8; II Korintus 10:5b; Efesus 4:29; Kolose 3:16; 4:6).

158
2. Selalu melakukan hal-hal yang menyenangkan hati Bapa (Yohanes 8:29). Khotbah di
bukit (Matius 5,6,7) mengemukakan banyak cara untuk menyenangkan Bapa. Jika kita mau
membacanya lebih sering - sementara waktu kita harus membacanya setiap hari -kita akan
mulai melihat apa yang menyenangkan hati Tuhan. (Pembicara boleh memilih beberapa
ayat, misalnya Ucapan bahagia - dengan menyebutkan kata-kata penting yang
menunjukkan suatu perbuatan).
3. Dengan tetap mengunjungi rumah Tuhan (Lukas 4:16). Inilah kebiasaan Tuhan - suatu
kebiasaan yang baik. Kita perlu berkumpul dengan saudara-saudara yang seiman (lbrani
10:25). Hal itu menguatkan iman dan kasih kita sama sendiri.
4. Luangkan waktu untuk berdoa seorang diri kepada Allah (Matius 14:23). Mungkin
inilah hal yang terpenting, yang dapat kita lakukan untak memperkembangkan sikap yang
menyerupai Kristus. Kita semua dapat meluangkan waktu - dan bila perlu menyediakan
waktu untuk berdoa. Paulus menyuruh kita untuk senantiasa dalam suasana doa (I
Tesalonika 5:17). Ini dapat kita lakukan - apa pun juga pekerjaan atau keadaan kita.
5 . Menjadi teladan kesabaran. (Matius 11:29 dan I Petrus 2:21-23). Yesus mengata kan
bahwa kita dapat belajar pada Dia, jika kita mengangkat "kuk" bersama-Nya. Kita menjadi
kawan hidup dan Dia dapat mengubah watak kita untuk menjadi lebih menyerupai-Nya.
6. Menunjukkan perhatian terhadap orang lain dan bukannya menyenangkan diri sendiri
(Roma 15:1-3; Galatia 6:9, 10; I Korintus 10:24). Kita harus memikirkan orang lain,
memperhatikan keperluan mereka dan menolong menanggung beban mereka. Inilah kasih
persaudaraan dan harus ditunjukkan terus-menerus (Ibrani 13: 1; Roma 12: 10-15).
Kalau kita memikirkan hal-hal ini, suatu doa akan naik dari hati kita,"Tuhan, saya
sungguh ingin menjadi seperti engkau!" Marilah kita berdoa sementara kita menyanyi kan
bersama :"Seperti Yesus, itu saja ku minta!." Saya percaya bahwa Roh Kudus telah
berbicara dalam hati kita hari ini, dan Dia berada di sini untuk menolong kita !
 

(Sumber : Benih Kekal - Departemen Pemuda & Anak Gereja Bethel Indonesia)

Pelajaran 47
KRISTUS DATANG UNTUK MENYAKSIKAN
KEBENARAN

Tujuan : Agar peserta dapat mengerti maksud tujuan kedatangan Kristus ke dalam
dunia

PENDAHULUAN
Pembacaan Alkitab: Yohanes 8:32; 17:17; Yoh. 18:37-38: "...untuk itulah Aku lahir dan
untuk itulah Aku datang ke dalam dunia ini, supaya Aku memberi kesaksian tentang
kebenaran ... kata Pilatus kepadanya: Apakah kebenaran itu?". Jiwa manusia mendambakan
kebenaran. Bukan kebenaran-kebenaran ilmiah atau sejarah. Kalau yang ini intelek manusia
mampu menjawabnya, sehingga lambat laun kebenar an-kebenaran itu terungkap. Namun
kebenaran-kebenaran ilmiah dan sejarah tak sanggup memuaskan jiwa manusia dan
menyelesaikan masalah-masalah manusia.
Yang dirindukan hati manusia adalah kebenaran rohani, kebenaran religius. Ini telah
dipikirkan oleh para filsuf selama berabad-abad. Aliran demi aliran muncul dan mengklaim
telah menemukan jawaban atas pertanyaan: apakah kebenaran itu? Namun ternyata juga
gagasan-gagasan para filsuf tentang kebenaran itu juga simpang siur, tidak memuaskan dan
tidak dapat dijadikan acuan hidup yang kokoh. Lalu orangpun jadi bersikap acuh tak acuh,
bahkan sinis. Masalah apa itu kebenaran nampaknya menjadi sekedar bahan perdebatan
yang melelahkan dan tidak berujung pangkal. Ini tampak dalam pernyataan Pilatus (yang
bernada sinis): "Apakah kebenar an itu?". Ia tidak menunggu jawaban Yesus atas
pertanyaannya itu. Tentu Ia telah banyak mendengar tentang "teori" kebenaran. Ia anggap
Yesus tentu sama saja dengan para filsuf yang pernah ia dengar. Tetapi sebenarnya, soal
kebenaran rohani, pada Yesuslah ada kata akhir. Di dalam Dia ada kebenaran yang final!

159
1. DIALAH KEBENARAN TENTANG ALLAH
Inilah kebenaran yang paling dicari manusia. Bukan apakah Allah ada, karena secara
naluriah manusia di manapun percaya Allah ada. Tetapi yang ingin diketahui manu sia,
bagaimana sifat Allah dan terutama sikapnya terhadap manusia. Justru inilah yang
dimanifestasikan Kristus melalui ajarannya, terutama melalui hidupnya. Kristus menyatakan
Allah yang tampak itu (Yoh. 1: 18; 14:9 -1 Kol. 1: 15) dan sekaligus sifatnya yang utama,
yakni kasih (Yoh. 3:16; I Yoh. 4:9-10).
Di luar Kristus tak ada pernyataan Alah yang lengkap, apalagi mengenai kasihnya. Tanda
terbaik yang berasal dari Allah, adalah Kristus. Tak ada cara yang lebih baik untuk
mengenal kasih Allah kecuali melalui Kristus. Mengenal kebenaran ini membu at kita tidak
takut menghampiri Allah, bahkan menjalin persekutuan dengan Dia. Hasilnya: hidup jadi
bahagia dan mengarah sempurna (Mazm. 62:2; I Yoh. 1:5-7).

2. DIALAH KEBENARAN TENTANG MANUSIA.


Kristus menyatakan gagasan terbaik dan leluhur tentang kodrat dan kewajiban hidup
manusia. Ilmu pengetahuan, seni, filsafat, tak sedikitpun mampu memperbaiki konsep
Kristus tentang manusia dalam hubungannya dengan Allah. Ini menjadi dasar bagi
kehidupan individu, keluarga, gereja maupun masyarakat.
Kebenaran apa yang diajarkan Kristus mengenai manusia? Bahwa Allah itu adalah Bapa
kita (Mat. 6:9), dan kita anak-anak-Nya (5:45). Bukan saja itu. Bahkan kita ini adalah ahli
waris Allah, sewaris dengan Kristus (Roma 8:17; Gal. 4:6-7). Ini adalah kebenaran yang tak
ternilai harganya, yang jauh mengungguli semua pikiran manusia tentang dirinya. Dan bila
konsep ini difahami, manusia yang terjahat sekalipun akan tergugah untuk bangkit
meninggalkan mutu kehidupan yang rendah dan hina (Luk. 15: 8-20).

3. DIALAH KEBENARAN TENTANG HIDUP DI SEBERANG SANA


Di tengah-tengah dunia yang penuh tekanan dan jatuh bangunnya peradaban, manusia
mendambakan hidup kekal yang memberi harapan dan penyegaran. Konsep Kristus tentang
hidup kekal (Yoh. 5:24; 6:47; 11:25-26; 14:1-3 ), menjawab kebutuh an jiwa yang terdalam
yang mencakup 2 sisi:
1. Hidup berbobot dalam dunia kini.
2. Hidup yang tidak dibatasi waktu, tapi aktif, berkembang, mulia. "Eternal life is both a
present possession and a future realization!". Amin.

BUKU BACAAN PENUNJANG:


1. Milne. Bruce, Mengenali Kebenaran, Jakarta: BPK GM.
2. Ryrie. Charles C, Teologi Dasar 1, Yogyakarta: Andi Offset.
3. Ryrie. Charles C, Teologi Dasar II, Yogyakarta: Andi Offset.
4. Dowell. Josh Mc, Allah Menjadi Manusia: LLB.
5. Stott. JR W, Karya Kristus Bagi Kita, Jakarta: BPK GM.
6. Dowell. Josh Mc, Kekristenan Sejarah Atau Dongeng,: BPK GM.
7. Peale. Norman V, Kuasa Positif Yesus Kristus, Jakarta: BPK GM.
8. Stalker. James, Masa Hidup Yesus Kristus, Malang: Gandum Mas.
9. W. Bill & Dowell. J Mc, Nabi Isa, Y Masa Meriba.
10. Moris. Leon, Salib Yesus, Malang: SAAT.
11. Walvrood. John W, Yesus Kristus Tuhan Kita, Surabaya: Yakin.
12. France. R. T, Yesus Sang Radikal, Jakarta: BPK GM.
 

(Sumber : Benih Kekal - Departemen Pemuda & Anak Gereja Bethel Indonesia)

Pelajaran 46
NASEHAT BAGI YANG MENDERITA
 

160
Pembacaan Alkitab: I Pet. 4:19
Tujuan :Agar peserta dapat memahami makna penderitaan dari sudut pandang Alkitab
 
PENDAHULUAN
Allah pasti akan menyelamatkan umat-Nya pada akhirnya. Tetapi dalam perjalanan hidup ini,
umat Tuhan mungkin harus mengalami berbagai macam pencobaan. Namun semua
penderitaan itu akan membuahkan kebaikan bagi orang percaya. Dari ayat ini, kita menemukan
kebenaran-kebenaran, bahwa:

1. ORANG KRISTEN TIDAK BEBAS DARI PENDERITAAN


Biarpun macamnya penderitaan tidak sama, namun kita harus siap mengalami kesukaran.
Penderitaan bisa menimpa:
a. Reputasi : diejek, diolok. Kristus pernah dicap sebagai Baalzebul (Mat. 9:34 ; 10:25; 12:24).
Kita mungkin juga dicap bodoh, fanatik, dan lain-lain, kalau mengiring Tuhan sungguh-
sungguh ( Kis. 17:32)
b. Milik: kehilangan milik, harta, materi, tidak naik pangkat atau gaji karena menjadi orang
Kristen. Kesalehan bisa jadi penghalang bagi kemajuan karier (Ibr. 10: 34).
c. Kebebasan dan nyawa:dipenjara bahkan tewas karena iman dan kesalehannya sebagai orang
Kristen.
Siapkah kita menerima semua ini? (Kis.21:13).

2. PENDERITAAN ADALAH KEHENDAK ALLAH


Aneh? Ini pasti ditolak oleh paham teologi sukses atau kemakmuran bahwa orang Kristen tak
boleh menderita karena penderitaan bukan kehendak Tuhan melainkan kehendak iblis. Kalau
seorang Kristen menderita, itu tanda kurang iman atau hidupnya tidak beres. Tuduhan yang
gegabah! Baca: Yoh. 16:33 ; Fil. 1:29 ; Kis. 14:22 ; I Kor. 10: 13 ; I Pet. 4:12 dan lain--lain.
Mengapa Tuhan mengijinkan penderitaan menimpa kita?
a. Menguji iman (I Pet. 1: 7).
Allah melihat iman kita, walaupun tak nampak. Tetapi kalau iman tidak didemontrasi kan, kita
tidak mendapat penghiburan dari iman itu dan Allah tidak dipermuliakan. Karena itu Allah
mengijinkan penderitaan sebagai ujian iman (test-case), agar kita maupun orang lain melihat,
betapa Allah telah melakukan hal-hal yang berarti bagi kita (ingat iman Sadrakh, Mesakh,
Abednego dan Daniel yang diuji - Dan.3,6).
2. Mendewasakan (I Pet. 5.- 10).
Penderitaan dimaksudkan untuk menumbuhkan rohani kita. Kerohanian dan karakter
cenderung mandek, kalau segala sesuatu lancar dan mulus jalannya. Kesukaran--kesukaran
bisa mendongkrak kemandekan itu. Ibr. 5: 8-9: Kristus sendiri disempurna kan melalui
penderitaannya.
3. Menyatakan kemuliaan Allah (Yoh.9:3;11:4).
Ketahanan orang saleh dalam penderitaan akan menjadi kekaguman dunia. Sedang kekuatan
yang diberikan Allah, membuat orang saleh itu sanggup memuji Tuhan dalam sengsara (Kis.
16:25-26). Apalagi jika kelak segala rahasia Allah dibeber dan dikenal seluruh makhluk,
betapa membahana pujian bagi Allah yang berhikmat, yang akan dikumandangkan semua
mahkluk ! (Wah. 7:11-12 ; 15: 3 -4 ; 19:1-5).

3. SIKAP DALAM PENDERITAAN


Orang yang terbaikpun bisa bingung kalau menderita (Ayub). Tetapi di sini ada nasihat yang
jitu.
1. Menyerahkan jiwa pada pemeliharaan Tuhan (Mat. 26:39,42; Luk. 1:38).
Jangan bertahan dengan kekuatan sendiri atau meronta-ronta. Biarkan hikmat dan kuasa Allah
yang menanggulangi cobaan itu demi kita. Jadikan Dia manager dan pengawal jiwa kita untuk
mengatasi masalah kita.
2. Tetap berbuat baik (Gal. 6:9 ; Ams. 6:30-31).
Ketika percobaan melanda, jangan tergoda untuk berbuat jahat atau berhenti berbuat baik.
Jangan memadamkan pelita kita malah kita harus memacu untuk bersinar lebih benderang!
3. Yakinlah akan kesetiaan Allah (I Kor. 1:9 ; 10: 13 ; II Tes. 3:3).
Allah berjanji menjaga kaki orang kudus (Mazm. 56:14; 66: 9). Pasti Ia akan mene pati janji
itu. Keyakinan ini tak boleh dirampas oleh penderitaan.
161
Buku Bacaan Penunjang:
1. De Haan. Martin R, Mengapa Tuhan Mengijinkan Penderitaan, Yogyakarta; Yayasan Gloria.
2. Murphee. Joh Tal, Kejahatan Dan Penderitaan Mengapa Allah Mengijinkannya
Bandung: LLB.

Pelajaran 46
NASEHAT BAGI YANG MENDERITA
 

Pembacaan Alkitab: I Pet. 4:19


Tujuan :Agar peserta dapat memahami makna penderitaan dari sudut pandang Alkitab
 
PENDAHULUAN
Allah pasti akan menyelamatkan umat-Nya pada akhirnya. Tetapi dalam perjalanan hidup ini,
umat Tuhan mungkin harus mengalami berbagai macam pencobaan. Namun semua
penderitaan itu akan membuahkan kebaikan bagi orang percaya. Dari ayat ini, kita menemukan
kebenaran-kebenaran, bahwa:

1. ORANG KRISTEN TIDAK BEBAS DARI PENDERITAAN


Biarpun macamnya penderitaan tidak sama, namun kita harus siap mengalami kesukaran.
Penderitaan bisa menimpa:
a. Reputasi : diejek, diolok. Kristus pernah dicap sebagai Baalzebul (Mat. 9:34 ; 10:25; 12:24).
Kita mungkin juga dicap bodoh, fanatik, dan lain-lain, kalau mengiring Tuhan sungguh-
sungguh ( Kis. 17:32)
b. Milik: kehilangan milik, harta, materi, tidak naik pangkat atau gaji karena menjadi orang
Kristen. Kesalehan bisa jadi penghalang bagi kemajuan karier (Ibr. 10: 34).
c. Kebebasan dan nyawa:dipenjara bahkan tewas karena iman dan kesalehannya sebagai orang
Kristen.
Siapkah kita menerima semua ini? (Kis.21:13).

2. PENDERITAAN ADALAH KEHENDAK ALLAH


Aneh? Ini pasti ditolak oleh paham teologi sukses atau kemakmuran bahwa orang Kristen tak
boleh menderita karena penderitaan bukan kehendak Tuhan melainkan kehendak iblis. Kalau
seorang Kristen menderita, itu tanda kurang iman atau hidupnya tidak beres. Tuduhan yang
gegabah! Baca: Yoh. 16:33 ; Fil. 1:29 ; Kis. 14:22 ; I Kor. 10: 13 ; I Pet. 4:12 dan lain--lain.
Mengapa Tuhan mengijinkan penderitaan menimpa kita?
a. Menguji iman (I Pet. 1: 7).
Allah melihat iman kita, walaupun tak nampak. Tetapi kalau iman tidak didemontrasi kan, kita
tidak mendapat penghiburan dari iman itu dan Allah tidak dipermuliakan. Karena itu Allah
mengijinkan penderitaan sebagai ujian iman (test-case), agar kita maupun orang lain melihat,
betapa Allah telah melakukan hal-hal yang berarti bagi kita (ingat iman Sadrakh, Mesakh,
Abednego dan Daniel yang diuji - Dan.3,6).
2. Mendewasakan (I Pet. 5.- 10).
Penderitaan dimaksudkan untuk menumbuhkan rohani kita. Kerohanian dan karakter
cenderung mandek, kalau segala sesuatu lancar dan mulus jalannya. Kesukaran--kesukaran
bisa mendongkrak kemandekan itu. Ibr. 5: 8-9: Kristus sendiri disempurna kan melalui
penderitaannya.
3. Menyatakan kemuliaan Allah (Yoh.9:3;11:4).
Ketahanan orang saleh dalam penderitaan akan menjadi kekaguman dunia. Sedang kekuatan
yang diberikan Allah, membuat orang saleh itu sanggup memuji Tuhan dalam sengsara (Kis.
16:25-26). Apalagi jika kelak segala rahasia Allah dibeber dan dikenal seluruh makhluk,
betapa membahana pujian bagi Allah yang berhikmat, yang akan dikumandangkan semua
mahkluk ! (Wah. 7:11-12 ; 15: 3 -4 ; 19:1-5).

3. SIKAP DALAM PENDERITAAN


Orang yang terbaikpun bisa bingung kalau menderita (Ayub). Tetapi di sini ada nasihat yang
162
jitu.
1. Menyerahkan jiwa pada pemeliharaan Tuhan (Mat. 26:39,42; Luk. 1:38).
Jangan bertahan dengan kekuatan sendiri atau meronta-ronta. Biarkan hikmat dan kuasa Allah
yang menanggulangi cobaan itu demi kita. Jadikan Dia manager dan pengawal jiwa kita untuk
mengatasi masalah kita.
2. Tetap berbuat baik (Gal. 6:9 ; Ams. 6:30-31).
Ketika percobaan melanda, jangan tergoda untuk berbuat jahat atau berhenti berbuat baik.
Jangan memadamkan pelita kita malah kita harus memacu untuk bersinar lebih benderang!
3. Yakinlah akan kesetiaan Allah (I Kor. 1:9 ; 10: 13 ; II Tes. 3:3).
Allah berjanji menjaga kaki orang kudus (Mazm. 56:14; 66: 9). Pasti Ia akan mene pati janji
itu. Keyakinan ini tak boleh dirampas oleh penderitaan.

Buku Bacaan Penunjang:


1. De Haan. Martin R, Mengapa Tuhan Mengijinkan Penderitaan, Yogyakarta; Yayasan Gloria.
2. Murphee. Joh Tal, Kejahatan Dan Penderitaan Mengapa Allah Mengijinkannya
Bandung: LLB.

Pelajaran 45
KESEMBUHAN BATIN
(BAGI HATI YANG LUKA DAN MENGALAMI KEPAHITAN)
 

Pembacaan Alkitab: Ibrani 12:15


Tujuan : Agar peserta bisa mengalami kesembuhan dan kemenangan atas luka-luka batin.
 
PENDAHULUAN
Pernahkah saudara dilukai oleh seseorang dalam hidupmu ... ?
Hati yang luka adalah pengalaman hidup yang tidak mungkin dihindari oleh siapapun juga
yang hidup di bumi yang berdosa ini. Mustahil kita dapat menemukan seseorang yang tidak
pernah luka dalarn masyarakat kita masa kini.
Akan tetapi, sebetulnya luka itu sendiri tidak akan menjadi persoalan asal kita menanganinya
dengan tepat. Kalau tidak diatasi dengan tepat dan cepat, maka luka akan berkembang dan
bertumbuh menjadi KEPAHITAN. Akhirnya, bukan luka, tetapi kepahitan itulah yang
menghancurkan seseorang.

1. MENGENAL LUKA BATIN.


Beberapa gejala menunjukkan bahwa seseorang sedang luka batin:
a. Tidak peduli dengan orang lain. Orang yang "luka" hampir-hampir tidak mampu
memperhatikan/ memperdulikan orang lain.
b. Amat peka dan mudah tersinggung.
c. Memiliki sedikit kawan dan berusaha menguasai mereka.
d. Menghindari orang-orang baru.
e. Tidak tahu mengucap syukur/terimakasih.
f . Suka mengucapkan pujian yang berlebihan (kosong) atau sebaliknya kritik tajam.
g. Suka menyimpan kesalahan orang lain (tidak bisa/sukar memaafkan).
h. Keras kepala dan gampang merajuk (mutung/pundung).
i. Sukar saling menanggung beban atau menolong orang dengan hati yang tulus.
j . Mengalami perubahan sikap (suasana hati) yang ekstrim - sesaat sangat gembira dan penuh
semangat, beberapa menit kemudian dapat menjadi murung dan lamban.

2. BAGAIMANA LUKA BATIN TERJADI.


Banyak cara terjadinya luka batin, tetapi biasanya dimulai pada masa kanak-kanak dan
kemudian bertambah terus sesuai dengan pertambahan usia, kemudian berubah menjadi
kepahitan. Kalau tidak segera disadari dan dilepaskan, kepahitan itu akan mengakar serta dapat
melukai dan memahitkan orang lain. Hanya kuasa Allah, melalui doa orang-orang Kristen yang
sungguh-sungguh beriman dapat membebas kannya (doa kelepasan ). Sebab-sebab luka batin/
trauma terjadi antara lain:
163
a. Membandingkan anak yang satu dengan yang lain di hadapan orangnya.
b. Mendorong anak secara berlebih-lebihan (memaksa) untuk sama hebatnya dengan kakak
atau adiknya.
c. Tidak menepati janji kepada anak. Catatan: mendustai anak, sekalipun dalam hal yang kecil,
bukan hanya mendidiknya menjadi pembohong besar, tetapi juga melukainya
-mempersiapkannya menjadi seorang pemberontak!
d. Tidak memberikan perhatian yang cukup.
e. Sering melemparkan kata-kata yang tajam: makian, kutuk dan yang sejenisnya.
f Memperlakukan mereka dengan kasar dan lain-lain.

3. KEPAHITAN: Jebakan Iblis dan Benih Neraka!


Salah satu sifat buruk dari kepahitan adalah ... Ia tidak berhenti, bahkan terus menjadi parah.
Dimulai dari luka yang kecil, membengkak dan bernanah menjadi sesuatu yang berbahaya.
Sebab itu firman Tuhan berkata,"Jagalah supaya JANGAN ada SEORANGPUN menjauhkan
diri dari kasih karunia Allah, agar jangan TUMBUH AKAR PAHIT yang menimbulkan
KERUSUHAN dan mencemarkan banyak orang." (Ibrani 12:15). Jadi kepahitan tidak hanya
merugikan diri orang yang bersangkutan, tetapi juga "menimbulkan kerusuhan" dan
"mencemarkan banyak orang". Puncaknya MENCEMARKAN NAMA TUHAN! Banyak
sebab yang bisa menimbulkan KEPAHIT AN, tapi sebab utamanya adalah "MENJAUHKAN
DIRI DARI KASIH KARUNIA ALLAH".
Seringkali orang menyimpan kepahitan/dendam berpikir bahwa ia sedang menghan curkan
pihak lain dengan sikapnya itu. Tetapi sebetulnya, selain pihak lain benar--benar hancur,
terlebih dahulu dia sendiri "hancur di dalam". Tidak jarang pihak yang didendam tidur dengan
enak, makan dengan lahap, tertawa riang gembira, sementara yang menyimpan kepahitan tidak
tidur semalam suntuk makan tak enak, muka murung sepanjang hari. Menyimpan kepahitan
sesungguhnya adalah suatu kebodoh an yang sangat besar. Tetapi kuasa kegelapan/iblis,
membalik keadaan ini, seolah-olah memberikan rasa puas kepada orang yang pahit hati,
padahal itu sesungguhnya tidak lebih daripada rasa puas yang semu, yang dapat merusak roh,
jiwa dan tubuh, sehingga menimbulkan macam-macam penyakit yang nampak di luar. Itulah
sebab nya Firman Tuhan berkata, "Karena itu hendaklah kamu saling mengaku dosamu dan
saling mendoakan supaya kamu sembuh" (Yakobus 5:16). Itulah sebabnya juga percuma
mendoakan orang yang sakit kalau dia masih mempunyai kepahitan hati/ dendam yang tidak
bersedia membereskannya. Dalam beberapa kasus mendoakan orang sakit Tuhan Yesus lebih
dulu mengatakan "Dosamu sudah diampuni". Kapan dosa seseorang diampuni, yaitu apabila
seseorang mau mengampuni, atau bersedia melepaskan sifat-sifat buruk dari pikiran, perasaan
dan kemampuannya. Ini memung kinkan rohnya hidup dan berkomunikasi dengan Allah
melalui Tuhan Yesus Kristus.

4. TINGKAT LUKA DAN KEPAHITAN


a. Luka batin yang terjadi berulang-ulang tanpa pemberesan (mengarsipkan kesalah an orang
lain dalam jiwa: pikiran, perasaan dan kemauan).
b. Hati yang tertutup terhadap orang yang menyakiti, kemudian kepada semua orang.
c. Pemberontakan yang terbuka.
d. Mencari kawan senasib.
e. Hilangnya keseimbangan dalam jiwa (personalities split).
f. Bunuh diri atau membunuh.

5. PENGAMPUNAN: KUNCI BAGI KESEMBUHAN BATIN


Tidak mengampuni dosa/kesalahan yang diperbuat seseorang pada kita akan
menimbulkan kepahitan dan kegetiran pada diri kita sendiri. Kepahitan adalah sesu atu hal
yang sangat merusak. Itu seperti asam (air accu) yang merusak tempat nya atau benda yang
tersentuh dengannya (kain, kulit, kaleng). Kepahitan bersifat men dendam dan jika obyek
dendam itu tidak ada dekat atau tidak dapat dibalas, mereka yang dekat (sering malah kekasih
kita) menjadi pengganti sasarannya, meskipun ini kita lakukan secara tidak sadar. Kepahitan
melenyapkan kesegaran, tenaga, damai, kehangatan. Ia menciptakan kebencian dan praduga
negatif. Kalau intensitas kepahit an tinggi, orang yang menyimpannya tidak dapat diajak hidup
bersama. Kalau inten sitasnya rendah, tidak enak dekat-dekat orang tersebut. Kesembuhan dan
transfor masi didapatkan dengan menghadapinya melalui pengampunan (mengampuni).
164
Di dalam perumpamaan hamba yang tidak mempunyai belas kasihan (Matius 18:21--35),
Yesus mengajar bahwa kita tidak akan diampuni oleh Allah dari hutang-hutang hidup kita, jika
kita tidak mengampuni kesalahan orang lain terhadap kita. Hal inilah yang menjadi salah satu
penekanan utama dalam doa "Bapa Kami" (Matius 6:12, 14, 15). Prinsip ini seharusnya
menyebabkan kita mengampuni orang lain segera setelah mereka melukai kita, melanggar hak-
hak kita, atau bersalah pada kita. Suatu hal yang sangat perlu kita ketahui ialah bahwa
mengampuni adalah tindakan kehendak kita (an act of will), mengampuni bukan suatu
perbuatan akibat perasaan. Kehendak (will) harus mendahului perasaan (feel-ing) dalam
mengampuni. Perasaan ingin mengampuni tidak perlu ada dulu. Jika seseorang menunggu
perasaannya untuk datang dahulu sebelum dia dapat mengampuni, ia bagaikan orang yang
meletakkan gerobak di depan lembunya. Ia harus membaliknya. Kita berkehendak untuk
mengam puni dan melakukannya, kemudian dengan anugerah Allah, perasaan akan mengikut
inya. Sebab itu pengampunan pada sesama adalah suatu perintah! Tidak perduli kita merasa
ingin mengampuni atau tidak (bahkan biasanya tidak), kita harus mengam puni orang bahkan
harus minta ampun pada Allah untuk dosa menyimpan kebencian dan kepahitan sekian lama.
Memang dengan kekuatan sendiri kita tidak mungkin mengampuni, tetapi dengan anugerah
Allah kita dapat. Segera setelah kita mengam puni, Allah mengubah kita. Ia menarik kembali
"algojo-algojo"(Matius 18:34). Ia mengubah pendapat dan sikap kita. Ia mengambil kepahitan
kita, keberatan hati, dan meletakkan damai dan kasih sebagai gantinya. Kita ditransformasi.
Ketegangan kita jadi rileks, dan kita memandang dengan perspektif baru. Kebencian pada
orang yang merugikan kita bisa saja sungguh-sungguh secara nyata diganti dengan kasih.

6. JALAN KELUAR DARI JEBAKAN KEPAHITAN


a. Daftarkan nama-nama orang yang melukai hati Saudara, lalu doakan mereka: mintakan
ampun dan berkat (Roma 12:14 dan I Korintus 4:12). Jangan berkata, "Saya tak mampu" tetapi
katakan: "Tuhan, saya MAU mengampuni" Daftarkan pula kelakuan Saudara yang melukai
seseorang. Melihat kesalahan sendiri, akan sangat membantu kita mengampuni orang lain dan
minta ampun. Tuhan cinta orang-orang yang jujur!
b. Serahkan semua penolakan dan luka hati kepada Yesus. Ia telah menderita karena luka--luka
kita (I Petrus 2:24). Allah berjanji memberikan kesembuhan bagi luka-luka kita (Yeremia
30:17). Salah satu rahasia kelepasan dari kepahitan hati apabila kita menyadari dan meyakini
bahwa Tuhan Yesus sendiri pernah mengalami luka hati dikhianati oleh Yudas (jangan
lupaYesus bukan hanya Allah l00%,tapi juga manusia
100%). Ketika Dia, karena dosa kita, ditinggalkan Bapa sehingga Dia berseru "Eli, Eli, lama
sabakhtani " (Matius 27:46). Tuhan Yesus bukan hanya berkuasa meno long, juga dapat
merasakan apa yang kita rasakan, sebab Dia telah mengalaminya di Kalvari.
c. Terimalah kasih Allah bagi Saudara. Tidak ada penolakan di dalam Dia. Allah menerima
kita sebagaimana kita ada.
d. Ampuni dan terimalah diri Saudara sendiri. Berhenti membenci diri sendiri untuk semua
ketidaksempurnaan dan kesalahan Saudara. Bersukacitalah di dalam Allah.
e. Yang paling sukar, tapi hasilnya luar biasa ialah: adakan pemberesan dengan orang yang
bersangkutan. Kalau empat langkah pertama sudah dilakukan dengan baik, langkah ke lima ini
pasti akan bisa kita lakukan dengan baik.
Sedangkan untuk menyembuhkan memori/ingatan akibat perlakuan buruk yang dialarni pada
masa kanak-kanak yang menyebabkan trauma hingga saat ini adalah sbb:
a. Ajak Yesus kembali bersama Saudara menuju saat peristiwa tersebut berlang sung. Kita bisa
minta Roh Kudus mengingatkan peristiwa apa yang membuat kita terluka.
b. Biarkan kehadiran Allah memenuhi tempat itu dan terimalah kasih Allah dalam pengalaman
tersebut. Lihat Allah di sana bersama Saudara dan melindungimu dari si Jahat dan orang yang
melukaimu. Dalam imaginasi lihat apa yang Allah lakukan untuk menyatakan pertolongan dan
kasihnya kepada kita. Kasih Allah lebih kuat dari rasa sakit kita (Yesaya 61: 1). Ijinkan kasih
Allah mengisi memori Saudara, menca but "racun pahit" dari pengalaman buruk yang dialami
dan menyembuhkan lukamu.
c. Jangan pikirkan lagi luka-luka masa lalu. Pikiran buruk yang "diputar ulang" oleh Iblis harus
ditolak dalam nama Yesus (Yesaya 43:18). Setiap kali kenangan buruk itu timbul kembali
katakan,"Terima kasih Yesus untuk kesembuhan luka itu !"

Buku Bacaan Penunjang:


165
1. Briggs. Laurenn, Penghiburan yang menguatkan bagi hati yang luka, Bandung: Kalam
Hidup.
2. Gregory L.J. Penyembuhan luka-luka akibat pelecehan emosionil, Jakarta: Metanoia.
3. Bristol. Goldie, Haruskah Saya Mengampuni, Bandung: Kalam Hidup.
4. Mike F dan Doug G, Inner healing, IVP.
5. Seamands. David A, Kesembuhan Emosi, Kesembuhan kasih Karunia, Kesembuhan
memory, Bandung: Kalam Hidup.
6. Rawan. Obaja A, Luka-luka Batin, Bandung: COP.

Pelajaran 45
KESEMBUHAN BATIN
(BAGI HATI YANG LUKA DAN MENGALAMI KEPAHITAN)
 

Pembacaan Alkitab: Ibrani 12:15


Tujuan : Agar peserta bisa mengalami kesembuhan dan kemenangan atas luka-luka batin.
 
PENDAHULUAN
Pernahkah saudara dilukai oleh seseorang dalam hidupmu ... ?
Hati yang luka adalah pengalaman hidup yang tidak mungkin dihindari oleh siapapun juga
yang hidup di bumi yang berdosa ini. Mustahil kita dapat menemukan seseorang yang tidak
pernah luka dalarn masyarakat kita masa kini.
Akan tetapi, sebetulnya luka itu sendiri tidak akan menjadi persoalan asal kita menanganinya
dengan tepat. Kalau tidak diatasi dengan tepat dan cepat, maka luka akan berkembang dan
bertumbuh menjadi KEPAHITAN. Akhirnya, bukan luka, tetapi kepahitan itulah yang
menghancurkan seseorang.

1. MENGENAL LUKA BATIN.


Beberapa gejala menunjukkan bahwa seseorang sedang luka batin:
a. Tidak peduli dengan orang lain. Orang yang "luka" hampir-hampir tidak mampu
memperhatikan/ memperdulikan orang lain.
b. Amat peka dan mudah tersinggung.
c. Memiliki sedikit kawan dan berusaha menguasai mereka.
d. Menghindari orang-orang baru.
e. Tidak tahu mengucap syukur/terimakasih.
f . Suka mengucapkan pujian yang berlebihan (kosong) atau sebaliknya kritik tajam.
g. Suka menyimpan kesalahan orang lain (tidak bisa/sukar memaafkan).
h. Keras kepala dan gampang merajuk (mutung/pundung).
i. Sukar saling menanggung beban atau menolong orang dengan hati yang tulus.
j . Mengalami perubahan sikap (suasana hati) yang ekstrim - sesaat sangat gembira dan penuh
semangat, beberapa menit kemudian dapat menjadi murung dan lamban.

2. BAGAIMANA LUKA BATIN TERJADI.


Banyak cara terjadinya luka batin, tetapi biasanya dimulai pada masa kanak-kanak dan
kemudian bertambah terus sesuai dengan pertambahan usia, kemudian berubah menjadi
kepahitan. Kalau tidak segera disadari dan dilepaskan, kepahitan itu akan mengakar serta dapat
melukai dan memahitkan orang lain. Hanya kuasa Allah, melalui doa orang-orang Kristen yang
sungguh-sungguh beriman dapat membebas kannya (doa kelepasan ). Sebab-sebab luka batin/
trauma terjadi antara lain:
a. Membandingkan anak yang satu dengan yang lain di hadapan orangnya.
b. Mendorong anak secara berlebih-lebihan (memaksa) untuk sama hebatnya dengan kakak
atau adiknya.
c. Tidak menepati janji kepada anak. Catatan: mendustai anak, sekalipun dalam hal yang kecil,
bukan hanya mendidiknya menjadi pembohong besar, tetapi juga melukainya
-mempersiapkannya menjadi seorang pemberontak!
d. Tidak memberikan perhatian yang cukup.
e. Sering melemparkan kata-kata yang tajam: makian, kutuk dan yang sejenisnya.
166
f Memperlakukan mereka dengan kasar dan lain-lain.

3. KEPAHITAN: Jebakan Iblis dan Benih Neraka!


Salah satu sifat buruk dari kepahitan adalah ... Ia tidak berhenti, bahkan terus menjadi parah.
Dimulai dari luka yang kecil, membengkak dan bernanah menjadi sesuatu yang berbahaya.
Sebab itu firman Tuhan berkata,"Jagalah supaya JANGAN ada SEORANGPUN menjauhkan
diri dari kasih karunia Allah, agar jangan TUMBUH AKAR PAHIT yang menimbulkan
KERUSUHAN dan mencemarkan banyak orang." (Ibrani 12:15). Jadi kepahitan tidak hanya
merugikan diri orang yang bersangkutan, tetapi juga "menimbulkan kerusuhan" dan
"mencemarkan banyak orang". Puncaknya MENCEMARKAN NAMA TUHAN! Banyak
sebab yang bisa menimbulkan KEPAHIT AN, tapi sebab utamanya adalah "MENJAUHKAN
DIRI DARI KASIH KARUNIA ALLAH".
Seringkali orang menyimpan kepahitan/dendam berpikir bahwa ia sedang menghan curkan
pihak lain dengan sikapnya itu. Tetapi sebetulnya, selain pihak lain benar--benar hancur,
terlebih dahulu dia sendiri "hancur di dalam". Tidak jarang pihak yang didendam tidur dengan
enak, makan dengan lahap, tertawa riang gembira, sementara yang menyimpan kepahitan tidak
tidur semalam suntuk makan tak enak, muka murung sepanjang hari. Menyimpan kepahitan
sesungguhnya adalah suatu kebodoh an yang sangat besar. Tetapi kuasa kegelapan/iblis,
membalik keadaan ini, seolah-olah memberikan rasa puas kepada orang yang pahit hati,
padahal itu sesungguhnya tidak lebih daripada rasa puas yang semu, yang dapat merusak roh,
jiwa dan tubuh, sehingga menimbulkan macam-macam penyakit yang nampak di luar. Itulah
sebab nya Firman Tuhan berkata, "Karena itu hendaklah kamu saling mengaku dosamu dan
saling mendoakan supaya kamu sembuh" (Yakobus 5:16). Itulah sebabnya juga percuma
mendoakan orang yang sakit kalau dia masih mempunyai kepahitan hati/ dendam yang tidak
bersedia membereskannya. Dalam beberapa kasus mendoakan orang sakit Tuhan Yesus lebih
dulu mengatakan "Dosamu sudah diampuni". Kapan dosa seseorang diampuni, yaitu apabila
seseorang mau mengampuni, atau bersedia melepaskan sifat-sifat buruk dari pikiran, perasaan
dan kemampuannya. Ini memung kinkan rohnya hidup dan berkomunikasi dengan Allah
melalui Tuhan Yesus Kristus.

4. TINGKAT LUKA DAN KEPAHITAN


a. Luka batin yang terjadi berulang-ulang tanpa pemberesan (mengarsipkan kesalah an orang
lain dalam jiwa: pikiran, perasaan dan kemauan).
b. Hati yang tertutup terhadap orang yang menyakiti, kemudian kepada semua orang.
c. Pemberontakan yang terbuka.
d. Mencari kawan senasib.
e. Hilangnya keseimbangan dalam jiwa (personalities split).
f. Bunuh diri atau membunuh.

5. PENGAMPUNAN: KUNCI BAGI KESEMBUHAN BATIN


Tidak mengampuni dosa/kesalahan yang diperbuat seseorang pada kita akan
menimbulkan kepahitan dan kegetiran pada diri kita sendiri. Kepahitan adalah sesu atu hal
yang sangat merusak. Itu seperti asam (air accu) yang merusak tempat nya atau benda yang
tersentuh dengannya (kain, kulit, kaleng). Kepahitan bersifat men dendam dan jika obyek
dendam itu tidak ada dekat atau tidak dapat dibalas, mereka yang dekat (sering malah kekasih
kita) menjadi pengganti sasarannya, meskipun ini kita lakukan secara tidak sadar. Kepahitan
melenyapkan kesegaran, tenaga, damai, kehangatan. Ia menciptakan kebencian dan praduga
negatif. Kalau intensitas kepahit an tinggi, orang yang menyimpannya tidak dapat diajak hidup
bersama. Kalau inten sitasnya rendah, tidak enak dekat-dekat orang tersebut. Kesembuhan dan
transfor masi didapatkan dengan menghadapinya melalui pengampunan (mengampuni).
Di dalam perumpamaan hamba yang tidak mempunyai belas kasihan (Matius 18:21--35),
Yesus mengajar bahwa kita tidak akan diampuni oleh Allah dari hutang-hutang hidup kita, jika
kita tidak mengampuni kesalahan orang lain terhadap kita. Hal inilah yang menjadi salah satu
penekanan utama dalam doa "Bapa Kami" (Matius 6:12, 14, 15). Prinsip ini seharusnya
menyebabkan kita mengampuni orang lain segera setelah mereka melukai kita, melanggar hak-
hak kita, atau bersalah pada kita. Suatu hal yang sangat perlu kita ketahui ialah bahwa
mengampuni adalah tindakan kehendak kita (an act of will), mengampuni bukan suatu
perbuatan akibat perasaan. Kehendak (will) harus mendahului perasaan (feel-ing) dalam
167
mengampuni. Perasaan ingin mengampuni tidak perlu ada dulu. Jika seseorang menunggu
perasaannya untuk datang dahulu sebelum dia dapat mengampuni, ia bagaikan orang yang
meletakkan gerobak di depan lembunya. Ia harus membaliknya. Kita berkehendak untuk
mengam puni dan melakukannya, kemudian dengan anugerah Allah, perasaan akan mengikut
inya. Sebab itu pengampunan pada sesama adalah suatu perintah! Tidak perduli kita merasa
ingin mengampuni atau tidak (bahkan biasanya tidak), kita harus mengam puni orang bahkan
harus minta ampun pada Allah untuk dosa menyimpan kebencian dan kepahitan sekian lama.
Memang dengan kekuatan sendiri kita tidak mungkin mengampuni, tetapi dengan anugerah
Allah kita dapat. Segera setelah kita mengam puni, Allah mengubah kita. Ia menarik kembali
"algojo-algojo"(Matius 18:34). Ia mengubah pendapat dan sikap kita. Ia mengambil kepahitan
kita, keberatan hati, dan meletakkan damai dan kasih sebagai gantinya. Kita ditransformasi.
Ketegangan kita jadi rileks, dan kita memandang dengan perspektif baru. Kebencian pada
orang yang merugikan kita bisa saja sungguh-sungguh secara nyata diganti dengan kasih.

6. JALAN KELUAR DARI JEBAKAN KEPAHITAN


a. Daftarkan nama-nama orang yang melukai hati Saudara, lalu doakan mereka: mintakan
ampun dan berkat (Roma 12:14 dan I Korintus 4:12). Jangan berkata, "Saya tak mampu" tetapi
katakan: "Tuhan, saya MAU mengampuni" Daftarkan pula kelakuan Saudara yang melukai
seseorang. Melihat kesalahan sendiri, akan sangat membantu kita mengampuni orang lain dan
minta ampun. Tuhan cinta orang-orang yang jujur!
b. Serahkan semua penolakan dan luka hati kepada Yesus. Ia telah menderita karena luka--luka
kita (I Petrus 2:24). Allah berjanji memberikan kesembuhan bagi luka-luka kita (Yeremia
30:17). Salah satu rahasia kelepasan dari kepahitan hati apabila kita menyadari dan meyakini
bahwa Tuhan Yesus sendiri pernah mengalami luka hati dikhianati oleh Yudas (jangan
lupaYesus bukan hanya Allah l00%,tapi juga manusia
100%). Ketika Dia, karena dosa kita, ditinggalkan Bapa sehingga Dia berseru "Eli, Eli, lama
sabakhtani " (Matius 27:46). Tuhan Yesus bukan hanya berkuasa meno long, juga dapat
merasakan apa yang kita rasakan, sebab Dia telah mengalaminya di Kalvari.
c. Terimalah kasih Allah bagi Saudara. Tidak ada penolakan di dalam Dia. Allah menerima
kita sebagaimana kita ada.
d. Ampuni dan terimalah diri Saudara sendiri. Berhenti membenci diri sendiri untuk semua
ketidaksempurnaan dan kesalahan Saudara. Bersukacitalah di dalam Allah.
e. Yang paling sukar, tapi hasilnya luar biasa ialah: adakan pemberesan dengan orang yang
bersangkutan. Kalau empat langkah pertama sudah dilakukan dengan baik, langkah ke lima ini
pasti akan bisa kita lakukan dengan baik.
Sedangkan untuk menyembuhkan memori/ingatan akibat perlakuan buruk yang dialarni pada
masa kanak-kanak yang menyebabkan trauma hingga saat ini adalah sbb:
a. Ajak Yesus kembali bersama Saudara menuju saat peristiwa tersebut berlang sung. Kita bisa
minta Roh Kudus mengingatkan peristiwa apa yang membuat kita terluka.
b. Biarkan kehadiran Allah memenuhi tempat itu dan terimalah kasih Allah dalam pengalaman
tersebut. Lihat Allah di sana bersama Saudara dan melindungimu dari si Jahat dan orang yang
melukaimu. Dalam imaginasi lihat apa yang Allah lakukan untuk menyatakan pertolongan dan
kasihnya kepada kita. Kasih Allah lebih kuat dari rasa sakit kita (Yesaya 61: 1). Ijinkan kasih
Allah mengisi memori Saudara, menca but "racun pahit" dari pengalaman buruk yang dialami
dan menyembuhkan lukamu.
c. Jangan pikirkan lagi luka-luka masa lalu. Pikiran buruk yang "diputar ulang" oleh Iblis harus
ditolak dalam nama Yesus (Yesaya 43:18). Setiap kali kenangan buruk itu timbul kembali
katakan,"Terima kasih Yesus untuk kesembuhan luka itu !"

Buku Bacaan Penunjang:


1. Briggs. Laurenn, Penghiburan yang menguatkan bagi hati yang luka, Bandung: Kalam
Hidup.
2. Gregory L.J. Penyembuhan luka-luka akibat pelecehan emosionil, Jakarta: Metanoia.
3. Bristol. Goldie, Haruskah Saya Mengampuni, Bandung: Kalam Hidup.
4. Mike F dan Doug G, Inner healing, IVP.
5. Seamands. David A, Kesembuhan Emosi, Kesembuhan kasih Karunia, Kesembuhan
memory, Bandung: Kalam Hidup.
6. Rawan. Obaja A, Luka-luka Batin, Bandung: COP.
168
Pelajaran 42
KESABARAN
 

Pembacaan Alkitab: I Korintus13:1-4; II Timotius 4:5


Tujuan :Agar peserta memiliki kesabaran Kristus dalam hidupnya

PENDAHULUAN
Kesabaran adalah suatu sifat hidup terpuji yang hanya sedikit orang, termasuk orang Kristen,
memilikinya. Menurut Firman Allah, hidup kita harus ditandai kesabaran, sebab ia merupakan
unsur penting dalam membangun kepribadian yang dewasa dan mantap yang ingin Allah
ciptakan dalam diri umatNya.

PENGERTIAN KESABARAN
a. Dapat menahan diri dari amarah/perasaan dendam/fitnahan dan sebagainya (Kolose 3:13)
b. Tekun dalam menanggung kesesakan, tekanan dan penderitaan.
Jadi, kesabaran selalu berhubungan dengan keadaan sulit bahkan kesabaran meru pakan senjata
untuk mengatasi kesulitan. Sebab itu dengan mudah kita mendeteksi seseorang untuk dilihat
sabar atau tidak, yaitu dari daya tahannya terhadap masa sulit atau fitnahan. Kesabaran tidak
muncul secara otomatis dalam diri seseorang. Kesabaran bukanlah bawaan sejak lahir. Orang
tua yang sabar tidak otomatis anaknya pasti sabar. Kesabaran ada dalam diri seseorang
merupakan hasil pemben tukan Tuhan melalui:
1 . Masa sulit/penderitaan.
Masa sulit diijinkan Tuhan terjadi dalam hidup kita dengan maksud-maksud khusus, yaitu
membantu menumbuhkan kesabaran dalam diri kita. Contoh Alkitab yang nyata dari hal ini
adalah kisah tentang Ayub. Apabila kita mengerti maksud Allah ini maka seharusnya kita
berterirna kasih kepada Tuhan untuk masa sulit/ cobaan yang terjadi (Roma 8:28).
2. Roh Kudus (Galatia 5:22-23).
Apabila kita dipenuhi dengan Roh Kudus, keadaan ini memudahkan kita untuk memunculkan
buah Roh dalam hidup kita. Namun demikian kemudahan ini tidaklah berarti bahwa buah Roh
itu muncul begitu saja ketika seseorang dipenuhi Roh Kudus. Tuhan masih memakai keadaan
sulit, penderitaan dan masalah untuk memunculkan buah Roh. Jika seseorang dipenuhi Roh
Kudus, orang tersebut akan lebih mudah memunculkannya dibandingkan dengan yang tidak
dipenuhi Roh Kudus. Mengapa demikian? Karena Roh Kudus adalah sumber kekuatan orang
percaya. Kesabaran akan lebih mudah muncul ketika seseorang dipenuhi Roh Kudus, sebab
salah satu sifat dari buah Roh adalah KESABARAN itu sendiri.

FAKTOR PENYEBAB KETIDAK SABARAN


Kristus memanggil kita untuk menjadi umat yang sabar. Dalam kenyataan kita masih sering
melihat banyak anak Tuhan yang tidak sabaran. Mengapa demikian ? Ada beberapa hal yang
dapat menjadi pengukur/pertanda bahwa kita belum memiliki kesabaran, yakni:
a. Belum Dewasa (Ibrani 5:14).
b. Masih mementingkan diri sendiri dan menuntut. Tidak mampu menerima/melihat kesalahan
dan ketidaksempurnaan orang lain (I Tesalonika 5:4-5).
c. Mudah marah/jengkel/ tersinggung.
d. Irihati.
e. Tidak peka terhadap pembentukan Tuhan dalam hidup (Yakobus 1:2-4).

FAKTOR YANG MENOLONG TERBENTUKNYA KESABARAN


Ketidaksabaran adalah dosa yang serius di hadapan Tuhan karena ketidaksabaran menjadi
benih hidup. Sebab itu ketidaksabaran harus di atasi dengan serius pula. Bagaimana caranya?
a. Berdoa minta kesabaran. Bila selesai doa yang datang bukan kesabaran tapi masalah, ingat
itu adalah jawaban doa dari Tuhan untuk memberikan kesabaran kepada kita.
b. Memiliki persekutuan/saat teduh yang rutin (Baca Firman Allah, doa dan melaku kan
Firman Allah).
c. Makin berserah kepada Tuhan setiap hari (II Timotius 1:7; Galatia 2:20).
d. Minta kepenuhan Roh Kudus.
169
ORANG PERCAYA KEPADA KRISTUS HARUS SABAR, KARENA:
1. Sifat Kristus. (I Timotius 1: 1 6)
Teladan Kristus bagi kita adalah kesabaran. Ia telah mendemonstrasikan kesabaran nya ketika
Ia dihina, disiksa dan direndahkan. Ia tidak membalas sebaliknya Ia mengampuni. Jika Kristus
telah menunjukkan teladan seperti ini, sepantasnya bila anak-anaknya pun menjadi teladan bagi
dunia ini dalam hal kesabaran. Orang percaya kepada Kristus harus menjadi orang yang tabah
dalam segala keadaan.
2. Sifat seorang Hamba Allah/Rasul dan Nabi (II Korintus 12:21; 6:4,6, II Timotius 4:5)Bukan
hanya Tuhan kita yang telah memberikan teladan kesabaran, namun hamba--hambanya, Para
Rasul Tuhan dan para NabiNya telah menyatakannya kepada dunia ini. Tuhan menuntut kita
untuk mendemonstrasikan kesabaran Kristus ini kepada dunia yang tidak sabar ini.
3. Mencegah Bencana (Pengkotbah 10:4).
Beberapa waktu terakhir ini banyak tatanan kehidupan yang dibangun oleh manusia
selama puluhan tahun bahkan berabad-abad telah hancur karena ketidak sabaran. Kerusuhan,
penganiayaan, pembunuhan dan kejahatan lainnya terjadi sebenarnya inti masalahnya adalah
karena tidak adanya kesabaran dalam diri manusia. Sebab itu benarlah kata Firman Tuhan
bahwa kesabaran mencegah kesalahan-kesalahan besar/ bencana.

Bacaan Penunjang:
1. Buku Pegangan Pelayanan, Jakarta : Persekutuan Pembaca Alkitab.
2. G.Caram, Paul, Kekristenan Sejati, Jakarta: Nafiri Gabriel, 1996.
3. Graham, Billy, Roh Kudus, Bandung: Lembaga Literatur Baptis, 1988.

Pelajaran 42
KESABARAN
 

Pembacaan Alkitab: I Korintus13:1-4; II Timotius 4:5


Tujuan :Agar peserta memiliki kesabaran Kristus dalam hidupnya

PENDAHULUAN
Kesabaran adalah suatu sifat hidup terpuji yang hanya sedikit orang, termasuk orang
Kristen, memilikinya. Menurut Firman Allah, hidup kita harus ditandai kesabaran, sebab ia
merupakan unsur penting dalam membangun kepribadian yang dewasa dan mantap yang
ingin Allah ciptakan dalam diri umatNya.

PENGERTIAN KESABARAN
a. Dapat menahan diri dari amarah/perasaan dendam/fitnahan dan sebagainya (Kolose
3:13)
b. Tekun dalam menanggung kesesakan, tekanan dan penderitaan.
Jadi, kesabaran selalu berhubungan dengan keadaan sulit bahkan kesabaran meru pakan
senjata untuk mengatasi kesulitan. Sebab itu dengan mudah kita mendeteksi seseorang
untuk dilihat sabar atau tidak, yaitu dari daya tahannya terhadap masa sulit atau fitnahan.
Kesabaran tidak muncul secara otomatis dalam diri seseorang. Kesabaran bukanlah bawaan
sejak lahir. Orang tua yang sabar tidak otomatis anaknya pasti sabar. Kesabaran ada dalam
diri seseorang merupakan hasil pemben tukan Tuhan melalui:
1 . Masa sulit/penderitaan.
Masa sulit diijinkan Tuhan terjadi dalam hidup kita dengan maksud-maksud khusus, yaitu
membantu menumbuhkan kesabaran dalam diri kita. Contoh Alkitab yang nyata dari hal
ini adalah kisah tentang Ayub. Apabila kita mengerti maksud Allah ini maka seharusnya
kita berterirna kasih kepada Tuhan untuk masa sulit/ cobaan yang terjadi (Roma 8:28).
2. Roh Kudus (Galatia 5:22-23).
Apabila kita dipenuhi dengan Roh Kudus, keadaan ini memudahkan kita untuk
memunculkan buah Roh dalam hidup kita. Namun demikian kemudahan ini tidaklah
berarti bahwa buah Roh itu muncul begitu saja ketika seseorang dipenuhi Roh Kudus.
170
Tuhan masih memakai keadaan sulit, penderitaan dan masalah untuk memunculkan buah
Roh. Jika seseorang dipenuhi Roh Kudus, orang tersebut akan lebih mudah
memunculkannya dibandingkan dengan yang tidak dipenuhi Roh Kudus. Mengapa
demikian? Karena Roh Kudus adalah sumber kekuatan orang percaya. Kesabaran akan
lebih mudah muncul ketika seseorang dipenuhi Roh Kudus, sebab salah satu sifat dari buah
Roh adalah KESABARAN itu sendiri.

FAKTOR PENYEBAB KETIDAK SABARAN


Kristus memanggil kita untuk menjadi umat yang sabar. Dalam kenyataan kita masih
sering melihat banyak anak Tuhan yang tidak sabaran. Mengapa demikian ? Ada beberapa
hal yang dapat menjadi pengukur/pertanda bahwa kita belum memiliki kesabaran, yakni:
a. Belum Dewasa (Ibrani 5:14).
b. Masih mementingkan diri sendiri dan menuntut. Tidak mampu menerima/melihat
kesalahan dan ketidaksempurnaan orang lain (I Tesalonika 5:4-5).
c. Mudah marah/jengkel/ tersinggung.
d. Irihati.
e. Tidak peka terhadap pembentukan Tuhan dalam hidup (Yakobus 1:2-4).

FAKTOR YANG MENOLONG TERBENTUKNYA KESABARAN


Ketidaksabaran adalah dosa yang serius di hadapan Tuhan karena ketidaksabaran menjadi
benih hidup. Sebab itu ketidaksabaran harus di atasi dengan serius pula. Bagaimana
caranya?
a. Berdoa minta kesabaran. Bila selesai doa yang datang bukan kesabaran tapi masalah,
ingat itu adalah jawaban doa dari Tuhan untuk memberikan kesabaran kepada kita.
b. Memiliki persekutuan/saat teduh yang rutin (Baca Firman Allah, doa dan melaku kan
Firman Allah).
c. Makin berserah kepada Tuhan setiap hari (II Timotius 1:7; Galatia 2:20).
d. Minta kepenuhan Roh Kudus.

ORANG PERCAYA KEPADA KRISTUS HARUS SABAR, KARENA:


1. Sifat Kristus. (I Timotius 1: 1 6)
Teladan Kristus bagi kita adalah kesabaran. Ia telah mendemonstrasikan kesabaran nya
ketika Ia dihina, disiksa dan direndahkan. Ia tidak membalas sebaliknya Ia mengampuni.
Jika Kristus telah menunjukkan teladan seperti ini, sepantasnya bila anak-anaknya pun
menjadi teladan bagi dunia ini dalam hal kesabaran. Orang percaya kepada Kristus harus
menjadi orang yang tabah dalam segala keadaan.
2. Sifat seorang Hamba Allah/Rasul dan Nabi (II Korintus 12:21; 6:4,6, II Timotius
4:5)Bukan hanya Tuhan kita yang telah memberikan teladan kesabaran, namun hamba--
hambanya, Para Rasul Tuhan dan para NabiNya telah menyatakannya kepada dunia ini.
Tuhan menuntut kita untuk mendemonstrasikan kesabaran Kristus ini kepada dunia yang
tidak sabar ini.
3. Mencegah Bencana (Pengkotbah 10:4).
Beberapa waktu terakhir ini banyak tatanan kehidupan yang dibangun oleh manusia
selama puluhan tahun bahkan berabad-abad telah hancur karena ketidak sabaran.
Kerusuhan, penganiayaan, pembunuhan dan kejahatan lainnya terjadi sebenarnya inti
masalahnya adalah karena tidak adanya kesabaran dalam diri manusia. Sebab itu benarlah
kata Firman Tuhan bahwa kesabaran mencegah kesalahan-kesalahan besar/ bencana.

Bacaan Penunjang:
1. Buku Pegangan Pelayanan, Jakarta : Persekutuan Pembaca Alkitab.
2. G.Caram, Paul, Kekristenan Sejati, Jakarta: Nafiri Gabriel, 1996.
3. Graham, Billy, Roh Kudus, Bandung: Lembaga Literatur Baptis, 1988.

(Sumber : Benih Kekal - Departemen Pemuda & Anak Gereja Bethel Indonesia)

171
Pelajaran 43
KEJUJURAN

Pembacaan Alkitab: Pengkhotbah 7:29; Markus 12:14


Tujuan :Agar peserta memiliki kejujuran dalam hidupnya

PENDAHULUAN
Pada waktu Allah menciptakan manusia, Allah menciptakannya dalam kesempur naan. Itu
sebabnya manusia disebut sebagai Gambar Allah (Kejadian 1:27). Tetapi pada waktu
manusia jatuh dalam dosa, kesempurnaan manusia telah dirampas dosa sehingga apa yang
baik dan sempurna itu pun menjadi hilang, termasuk di dalamnya hal kejujuran.
Dunia masa kini adalah dunia yang kekurangan orang jujur. Sangat sulit kita mene mukan
orang jujur. Itu sebabnya dunia mempunyai prinsip"Jangan terlalu jujur nanti sulit kaya".
Falsafah ini telah merasuk dalam berbagai bidang/segi kehidupan manu sia tak terkecuali
tidak sedikit orang Kristenpun yang terpengaruh. Akibatnya ibadah hanya sekedar tempat
cuci dosa, setelah itu kembali ke kubangan dosa ketidak jujuran.
Pada waktu Kristus datang ke dalam dunia, Ia datang tidak hanya memberi anugerah
keselamatan kepada manusia, tapi termasuk di dalamnya untuk membangun karak ter
manusia itu agar betul-betul menyerupai Kristus. Kristus datang memanggil kita untuk
hidup jujur di tengah-tengah dunia yang tidak jujur.

MAKNA KEJUJURAN
Secara hurufiah jujur berarti: berbicara, bertindak, bersikap apa adanya, tidak
menyembunyikan, terang-terangan.
Makna ini sangat cocok diterapkan bagi orang Kristen karena orang Kristen diberi julukan
oleh Kristus sebagai TERANG DUNIA (Matius 5:14). Artinya hidup kita harus terang,
transparan, tidak ada kemunafikan. Sebagai terang seharusnya kegelapan tidak bisa
menguasai bahkan sebaliknya kegelapan itu yang hilang karena ditelan oleh terang, kecuali
terang itu menjadi padam. Dalam terang segala sesuatu menjadi nyata, dalam terang tidak
ada bahaya.
Jika kita ditempatkan Tuhan di tempat yang sangat sedikit saudara seiman, jangan takut
justru itu merupakan kesempatan untuk kita menyatakan terang itu. Kita di kelilingi oleh
ketidakjujuran misalnya: KKN, nota bensin, nota toko yang harganya diubah dan
sebagainya. -Mungkinkah kita hidup jujur dan sukses di tengah keadaan yang seperti itu?
Firman Tuhan ya dan amin, tidak pernah berubah dan Tuhan tidak pernah ingkar janji.

BERKAT-BERKAT BAGI ORANG JUJUR:


Tuhan memanggil anak-anaknya untuk hidup jujur di manapun kita berada dan profesi
apapun yang kita jalani. Setiap panggilan Tuhan selalu mengandung berkat-berkat nya,
termasuk dalam kejujuran.
Adapun berkat-berkat bagi orang jujur adalah:

1. BERKAT YANG MELIMPAH (Amsal 11: 11)


Prinsip dunia yang menganggap bahwa kejujuran merupakan hambatan untuk hidup
berkelimpahan merupakan hal yang sangat bertentangan dengan kenyataan janji Tuhan.
Tuhan menjanjikan berkat yang berkelirnpahan bagi orang yang hidupnya jujur- Firman
Allah berkata, "Berkat orang jujur memperkembangkan kota". Artinya apa yang diperbuat
oleh orang jujur akan dibuat Tuhan berhasil dan terus berkem bang.

2. BERKENAN (Amsal 3:32).


Ada dua hal yang menjadikan orang berkenan di hadapan Tuhan, yaitu:
a. Iman (lbrani ll: 6).
b. Taat/melakukan kehendaknya (Kisah 13:22).
Kejujuran adalah salah satu perbuatan yang membuat seseorang berkenan di hadapan
Tuhan, karena itu Tuhan bergaul erat dengan orang jujur. Seorang bisa bergaul erat dengan
orang lain apabila orang tersebut cocok dengan hatinya. Demikian halnya Tuhan tidak
mungkin sembarangan bergaul dengan orang yang tidak cocok dengannya. Inilah berkat
172
bagi orang jujur, ia disambut Tuhan dengan penuk keakraban.

3 . DIMULIAKAN (Mazmur 64:11)


Ayat ini merupakan janji Tuhan bagi orang jujur bahwa orang jujur akan bermegah dalam
kejujurannya. Tuhan akan membuktikan hal ini bukan di Sorga nanti, tapi di bumi. Orang
jujur akan dicari oleh banyak orang karena memang di tengah dunia ini kejujuran akan
menjadi sesuatu yang langka. Akan datang masanya di mana orang akan merasakan bahwa
ketidakjujuran sangat merugikan hidupnya dan akhirnya dunia akan mencari orang jujur
untuk menjadi rekan sekerjanya. Saat itulah orang jujur akan bermegah dan dimuliakan
Tuhan.

Bacaan Penunjang :
1. G.Caram, Paul, KEKRISTENAN SEJATI, Jakarta: Nafiri Gabriel, 1996.
2. W. Pawell, Paul, MURID SEJATI, Bandung: Kalam Hidup, 1982.

(Sumber : Benih Kekal - Departemen Pemuda & Anak Gereja Bethel Indonesia)

Pelajaran 44
KETULUSAN

Pembacaan Alkitab: II Korintus 1:12


Tujuan :Agar peserta memiliki kehidupan yang ditandai ketulusan hati
 
PENDAHULUAN
Masa kita sekarang ini adalah masa yang penuh dengan kepalsuan, tiruan dan samaran. Di
mana-mana kita bisa menemukan kepalsuan. Ada bunga palsu, gigi, rambut, kaki, tangan
dan sebagainya. Sepintas kita akan mengalami kesulitan untuk membedakannya. Tentu
saja tidak ada yang salah dengan bunga, gigi, rambut, kaki, tangan yang palsu tersebut
yang salah adalah apabila yang dipalsukan adalah sifat-sifat manusia. Kadangkala manusia
melapisinya dengan kegiatan agama supaya tidak bisa dibedakan - inilah
KEMUNAFIKAN. Manusia bisa dikelabui tapi Tuhan tidak pernah bisa.

Panggilan Tuhan kepada kita sebagai anak-anaknya adalah supaya kita bersikap TULUS
dalam kekristenan kita, membuang segala kepalsuan dan kemunafikan kita. Gereja terus
-menerus dituduh sebagai tempat yang penuh dengan kemunafikan. Sebab itu kita harus
mewaspadai ragi kemunafikan ini sama seperti Yesus memberi peringatan kepada murid--
muridnya tentang ragi orang Fansi. Orang munafik adalah orang yang bermuka dua.
Artinya orang yang pandai bersandiwara misalnya setiap minggu rajin beribadah, teratur
berdoa tetapi dalam hidupnya sehari-hari penuh dengan ketidakjujuran misalnya: bisnis,
suka nyontek dan sebagainya.

PENGERTIAN KETULUSAN
Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia "tulus" berarti murni, tidak punya tendensi yang
lain, ikhlas, tidak ada rasa ingin memiliki, tidak ada rasa eman (sayang).
Jadi, ketulusan itu sebenarnya berbicara tentang kemurnian hati yang sama sekali tidak ada
tujuan lain yang menyimpang selain menolong sesama.
Francois de la Rochefoucauld berkata, "Ketulusan adalah keterbukaan hati; kita
menemukannya dalam diri segelintir orang saja".
Dunia sedang kekurangan orang yang tulus, itu sebabnya Yesus memanggil kita bukan
hanya untuk memperoleh anugrah keselamatan namun juga supaya kita dapat memberikan

173
atau menunjukkan kepada dunia bahwa murid-murid Yesus adalah orang yang tulus.

MENGAPA HARUS TULUS ?


Ada beberapa hal penting yang menjadi alasan mengapa kita harus hidup dalam ketulusan,
yakni:
a. KETULUSAN ADALAH SIFAT KRISTUS.
Bila kita menelaah dengan seksama kehidupan Kristus selama Ia berada di dunia maka kita
akan menemukan teladan yang paling hebat dalam ketulusan adalah Yesus Kristus. Apa
yang ia kerjakan tidak pernah ada kepalsuan di dalanmya, Ia selalu terang-terangan dalam
menyatakan kebenaran, dan motivasi dalam menolong sesamapun tidak ada tujuan apa-apa
selain untuk kebaikan orang yang ditolong tersebut karena memang Ia datang untuk
menjadi Juruselamat manusia. Apa yang Ia lakukan murni hanya untuk mentaati kehendak
BapaNya. (Yoh 4:34).
b. TELADAN HIDUP RASUL-RASUL.
Contoh nyata rasul yang memiliki ketulusan dan kemurnian hati yang luar biasa adalah
rasul Paulus (II Kor 1- 12). Ia melayani di manapun tidak ada motivasi lain selain untuk
mencari jiwa dan menumbuhkan iman jemaat yang dilayaninya.
Rasul-rasul telah tiada, siapakah yang akan mendemostrasikan ketulusan sejati kepada
dunia ini kalau bukan anak-anaknya, yakni setiap orang percaya kepada Kristus. Jika
Kristus adalah Bapa kita maka sewajarnya bila anak-anaknya memiliki sifat Bapanya.

CIRI-CIRI KETULUSAN.
1. JUJUR (I Tawarikh 29:9)
Orang yang tulus adalah orang yang jujur, apa adanya. Semua ini terjadi karena orang tulus
tidak memiliki tendensi lain selain daripada berbuat baik dan menolong orang lain. Orang
yang tulus dapat menolong atau memberi bantuan tidak ada pamrih, semuanya dikerjakan
dengan sukarela.
2. TIDAK SUKA MENYAKITI SESAMA (Matius 1: 19)
Orang yang tulus tidak ada keinginan untuk menyakiti sesama walaupun ia disakiti.
Hatinya memiliki roh pengampunan yang kuat. Ia tidak membalas kejahatan tetapi
sebalikmya ia mengalahkan kejahatan dengan kebaikan (Roma 12:14, 17, 21).
3 . DAPAT MENERIMA KEHENDAK ALLAH (Matius 1:24).
Orang yang tulus menyadari bahwa kehendak Allah adalah yang terbaik sekalipun hal itu
mungkin tidak masuk akal atau bertolak belakang dengan pemikiran kita. Yusuf menyadari
hal ini sebab itu ia tidak ragu-ragu lagi menerima Maria sebagai isterinya. Demikian pula
Maria menerima kehendak Allah itu dengan hati yang terbuka walau pun pikirannya
bertanya-tanya "bagaimana mungkin seorang perawan bisa hamil" namun hal itupun
akhirnya menjadi kenyataan.
Orang yang tulus adalah orang yang akan banyak melihat bagaimana rencana Allah
terjadi dalam hidupnya. Mengapa demikian? karena tidak ada perbantahan dalam
hidupnya.

Bacaan Penunjang :
1. W. Powell, Paul, Murid Sejati, Bandung: Kalam Hidup 1982.
2. Santoso, Ananda & Priyanto S, kamus lengkap Bahasa Indonesia, Surabaya : Katika
1995.
 

(Sumber : Benih Kekal - Departemen Pemuda & Anak Gereja Bethel Indonesia)

174
175

Anda mungkin juga menyukai