Anda di halaman 1dari 23

JENIS-JENIS PUISI

Disusun oleh : Kelompok 1


Marjan Firzana
Niza Humaira
Trisa Fadila
Yana Febriana
Jenis puisi berdasarkan zamannya
Berdasarkan zamannya, puisi bisa dibedakan menjadi 2, yaitu :
1. Puisi lama

Puisi lama adalah puisi yang merupakan peninggalan sastra melayu lama. Puisi lama terdiri atas puisi asli
dan puisi pengaruh asing. Contoh puisi asli masyarakat melayu adalah pantun dan contoh puisi asing
pengaruh bahasa Arab adalah syair. Ciri-Ciri Puisi lama antara lain sebagai berikut :

• Puisi lama bisanya berupa puisi rakyat dan tidak diketahui nama pengarangnya.
• Puisi lama masih terikat oleh berbagai aturan-aturan seperti dari jumlah baris pada setiap baitnya, sajak
serta jumlah suku kata pada setiap barisnya.
• Disampaikan dari mulut ke mulut dan dapat disebut juga dengan sastra lisan.
• Menggunakan majas atau gaya bahasa tetap dan klise.
• Biasanya berisikan tentang kerajaan, fantastis, serta istana sentris.
2. Puisi baru

Puisi baru adalah puisi yang lahir pada tahun dua puluhan. Puisi baru merupakan puisi yang sudah
tidak terikat oleh aturan, berbeda dengan puisi lama. Puisi baru memiliki bentuk yang lebih bebas
dibandingkan puisi lama baik dalam jumlah baris, suku kata, ataupun rima. Ciri-ciri puisi baru antara
lain:
• Diketahui nama pengarangnya, berbeda dengan puisi lama yang tidak diketahui nama pengarangnya
• Perkembangannya secara lisan serta tertulis.
• Tidak terikat oleh berbagai aturan-aturan seperti rima, jumlah baris dan suku kata.
• Menggunakan majas yang dinamis atau berubah-ubah.
• Biasanya berisikan tentang kehidupan.
• Biasanya lebih banyak memakai sajak pantun dan syair.
• Memiliki bentuk yang lebih rapi dan simetris.
• Memiliki rima akhir yang teratur.
Jenis puisi berdasarkan bentuknya

Berdasarkan bentuknya puisi dibedakan menjadi 2 yaitu :


• Puisi yang terkait aturan-aturan bait dan baris. Contohnya : pantun, syair, dan
lain lain.
• Puisi bebas yaitu puisi yang tidak terikat oleh aturan-aturan bait, baris, maupun
rima. Contohnya : puisi karangan Chairil Anwar, Taufik Ismail, W.S. Rendra.
Bentuk puisi yg tergolong ke puisi zaman :
1. Pantun
Pantun merupakan salah satu jenis karya sastra lama yang berbentuk puisi. Sebagaimana bentuk puisi
lainnya, pantun mementingkan keindahan bahasa, pemadatan makna kata, serta bentuk penulisannya
yang berbait-bait. Ciri-cirinya adalah :
• Satu bait terdiri atas empat baris;
• Baris pertama dan kedua merupakan sampiran, sedangkan baris ketiga dan keempat merupakan isi;
• Setiap baris terdiri dari 8 sampai 12 suku kata;
• Rima akhir berpola a-b-a-b.

Contoh Pantun
Turun ke paya memetik kangkung
Hati senang dibantu si dia
Bergotong-royong penduduk sekampung
Hasil mufakat hidup bahagia
2. Syair
Syair termasuk dalam jenis puisi lama.Hampir sama dengan pantun, syair terikat akan aturan-aturan baku. Ciri-
cirinya adalah :
• Setiap bait terdiri atas empat baris;
• Setiap baris terdiri atas delapan sampai dua belas suku kata;
• Syair tidak memiliki sampiran, semua barisnya merupakan isi;
• Rima akhir berpola a-a-a-a.

Contoh syair

Dengarlah para anak muda


Rajinlah belajar sepanjang masa
Ilmu itu tak akan habis dieja
Untuk bekal sepanjang usia
Ayo ke sekolah tak perlu malas
Belajar yang rajin di masing-masing kelas
Jaga sikap jangan jadi orang culas
Jangan biarkan hati berubah keras
3. Mantra
Mantra yaitu puisi yang mengandung kekuatan gaib.Tidak ada ciri khusus untuk mantra. Puisi lama yang
dianggap memiliki kekuatan gaib ini dapat dikatakan sebagai jenis puisi lama yang pertama kali
berkembang. Satu-satunya ciri khas dari mantra adalah ada sebagian kata-kata yang diulang untuk memberi
rasa sugesti bagi yang mendengar.

4. Talibun
Talibun yaitu pantun yang tediri atas 6, 8 atau 10 baris. Jika karmina dapat dikatakan sebagai puisi singkat,
talibun adalah sebaliknya. Jenis puisi lama yang satu ini seperti pantun, namun memiliki baris yang lebih
panjang. Berikut ini adalah aturannya:
• Tiap baitnya memiliki baris berjumlah genap, namun lebih dari empat.
• Jumlah suku kata tiap baris berkisar 8—12.
• Memiliki rima a-b-c-a-b-c.
• Setengah dari jumlah baris per bait di bagian awal adalah sampiran, selanjutnya isi.
Contoh Talibun

Di kala hujan turun di telaga


Menarilah semua katak bersama-sama
Di dalam air yang mengalir di tempat
Jika hendak hidup sempurna
Perbanyaklah amal untuk sesama
Tinggalakan semua segala perbuatan maksiat

Berlayar menuju pulau di sana


Menerjang ombak di bulan purnama
Bersama nahkoda melempar jala
Agar memiliki gelar sarjana
Belajarlah dengan giat dan seksama
Jangan lupa selalu berdoa
5. Karmina
Karmina yaitu pantun yang hanya terdiri atas 2
baris. Memiliki syarat yang tidak berbeda jauh
dengan pantun, karmina bisa dibilang adalah
jenis pantun singkat. Ciri-cirinya sendiri Contoh Karmina
sebenarnya tidak terlalu berbeda dengan pantun,
seperti di bawah ini.
Dahulu ketan sekarang ketupat
• Tiap bait terdiri atas dua baris. Dahulu preman sekarang ustadz
• Tiap baris terdiri atas 8—12 suku kata
• Rima ada di tiap frasa dengan pola a-b-a-b Pergi ke rawa ke muara pula
Sudah tak juara tak sholat pula
• Frasa pertama di baris pertama berima sama
dengan frasa pertama di baris kedua, begitu
pula dengan frasa selanjutnya di tiap baris.
• Baris pertama adalah sampiran, sedangkan isi
ada di baris kedua
6. Gurindam
Jika karmina dapat dikatakan sebagai pantun singkat, gurindam adalah syair yang singkat. Ciri-
cirinya adalah sebagai berikut.
• Tiap bait terdiri atas dua baris.
• Tiap baris terdiri atas 8—12 suku kata.
• Memiliki rima a-a.
• Tiap baris adalah isi.

Contoh gurindam
Barang siapa yang tidak mengenal Al Qur’an.

Maka sesatlah hidupnya bagaikan hidup tanpa tujuan


Bentuk puisi yang tergolong ke puisi baru :

1. Distikon
Distikon adalah sajak yang terdiri atas dua
baris kalimat dalam setiap baitnya,
bersajak a-a.
Contoh:
Berkali kita gagal
Ulangi lagi dan cari akal
Berkali-kali kita jatuh
Kembali berdiri jangan mengeluh
(Or. Mandank)
2. Terzina Contoh Terzina
BAGAIMANA
Kadang-kadang aku benci
Terzina atau sajak tiga seuntai, Bahkan sampai aku maki
artinya setiap baitnya terdiri atas ........ diriku sendiri
tiga buah kalimat. Terzina dapat Seperti aku
bersajak a-a-a; a-a-b; a-b-c; menjadi seteru
atau a-b-b. ........ diriku sendiri
Waktu itu
Aku ........
seperti seorang lain dari diriku
Aku tak puas
sebab itu aku menjadi buas
menjadi buas dan panas
(Or. Mandank)
3. Quatrain
Contoh :
Quatrain adalah sajak empat MENDATANG-DATANG JUA
seuntai yang setiap baitnya terdiri Mendatang-datang jua
atas empat buah kalimat. Quatrain Kenangan lama lampau
bersajak a-b-a-b, a-a-a-a, atau a-a-b-
Menghilang muncul jua
b.
Yang dulu sinau silau
Membayang rupa jua
Adi kanda lama lalu
Membuat hati jua
Layu lipu rindu-sendu
(A.M. Daeng Myala
4. Quint
Yang saya rasakan
Quint adalah sajak atau puisi yang terdiri atas Hanya dapat saya kisahkan
lima baris kalimat dalam setiap baitnya. Quint
kepada Tuan
bersajak a-a-a-a-a.
Yang pernah di resah gelisahkan
contoh:
Satu-satu desiran
Yang saya dengarkan
HANYA KEPADA TUAN Hanya dapat saya syairkan
Satu-satu perasaan kepada Tuan
Yang saya rasakan Yang pernah mendengarkan desiran
Hanya dapat saya katakan Satu-satu kenyataan
Yang saya didustakan
kepada Tuan
Hanya dapat saya nyatakan
Yang pernah merasakan kepada Tuan
Satu-satu kegelisahan Yang enggan merasakan
(Or. Mandank)

5. Sektet
Sektet adalah sajak atau puisi enam seuntai, artinya terdiri atas enam buah kalimat dalam setiap
baitnya. Sektet mempunyai persajakan yang tidak beraturan. Dalam sektet, pengarangnya bebas
menyatakan perasaannya tanpa menghiraukan persajakan atau rima bunyi.
Contoh :
MERINDUKAN BAGIA
Jika hari’lah tengah malam
Angin berhenti dari bernafas
Alam seperti dalam samadhi
Sukma jiwaku rasa tenggelam
Dalam laut tidak terwatas
Menangis hati diiris sedih
(Ipih)
6. Septima
Septima adalah sajak tujuh seuntai yang setiap baitnya terdiri atas tujuh buah kalimat. Sama
halnya dengan sektet, persajakan septima tidak berurutan.
Contoh:

API UNGGUN
Diam tenang kami memandang
Api unggun menyala riang
Menjilat meloncat menari riang
Berkilat-kilat bersinar terang
Nyala api nampaknya curai
Hanya satu cita dicapai
Alam nan tinggi, sunyi, sepi
(Intojo)
6. Stanza PERTANYAAN ANAK KECIL
Hai kayu-kayu dan daun-daunan!
Stanza adalah sajak delapan
seuntai yang setiap baitnya terdiri Mengapakah kamu bersenang-senang?
atas delapan buah kalimat. Stanza Tertawa-tawa bersuka-sukaan?
disebut juga oktaf. Persajakan stanza Oleh angin dan tenang, serang?
atau oktaf tidak berurutan. Adakah angin tertawa dengan kami?
Bercerita bagus menyenangkan kami?
Contoh:
Aku tidak mengerti kesukaan kamu!
Mengapa kamu tertawa-tawa?
Hai kumbang bernyanyi-nyanyi!
Apakah yang kamu nyanyi-nyanyikan?
Bunga-bungaan kau penuhkan bunyi!
Apakah yang kamu bunyi-bunyikan?
Bungakah itu atau madukah?
Apakah? Mengapakah? Bagaimanakah?
Mengapakah kamu tertawa-tawa?
(Mr. Dajoh)
7. Soneta GEMBALA
Soneta berasal dari kata Sonetto dalam bahasa Italia Perasaan siapa ta’kan nyala (a)
yang terbentuk dari kata latin Sono yang berarti ‘bunyi’
atau ‘suara’. Adapun syarat-syarat soneta (bentuknya Melihat anak berlagu dendang (b)
yang asli) adalah sebagai berikut.
Seorang saja di tengah padang (b)
• Jumlah baris ada 14 buah.
Tiada berbaju buka kepala (a)
• Keempat belas baris terdiri atas 2 buah quatrain dan 2
buah terzina. Beginilah nasib anak gembala (a)
• Jadi pembagian bait itu: 2 × 4 dan 2 × 3. Berteduh di bawah kayu nan rindang (b)
• Kedua buah kuatrain merupakan kesatuan yang Semenjak pagi meninggalkan kandang (b)
disebut stanza atau oktaf.
Pulang ke rumah di senja kala (a)
• Kedua buah terzina merupakan kesatuan,
disebut sextet. Jauh sedikit sesayup sampai (a)
• Octav berisi lukisan alam; jadi sifatnya objektif. Terdengar olehku bunyi serunai (a)
• Sextet berisi curahan, jawaban, atau kesimpulan Melagukan alam nan molek permai (a)
sesuatu yang dilukiskan dalam oktaf; jadi
sifatnya subjektif. Wahai gembala di segara hijau (c)
• Peralihan dari oktaf ke sektet disebut volta. Mendengarkan puputmu menurutkan kerbau (c)
• Jumlah suku kata dalam tiap-tiap baris biasanya Maulah aku menurutkan dikau (c)
antara 9 dan 14 suku kata.
(Muhammad Yamin, SH.)
• Rumus dan sajaknya a-b-b-a, a-b-b-a, c-d-c, d-c-d.
Jenis puisi berdasarkan isinya
Berdasarkan isinya puisi dapat dibedakan menjadi balada, elegi, roman, ode, hymne, epigram,
dan satire. Berikut ini penjelasan mengenai puisi berdasarkan isinya.

1. Puisi Balada.
Puisi Balada adalah puisi yang berisi cerita/kisah yang mengharukan. Contoh puisi seperti ini
adalah : kisah perjuangan seorang ayah yang tak lelah mencari nafkah untuk keluarganya,dll

2. Puisi Elegi.
Puisi Elegi adalah puisi yang berisi ratapan dan ungkapan rasa pedih dan kedukaan seseorang.
Contoh puisi seperti ini adalah : Kepergian sang ibu tercinta,dll
3. Puisi Roman.
Puisi Roman adalah puisi yang berisi luapan rasa cinta kepada kekasih. Contoh puisi seperti ini
adalah : Kekasih yang paling kucinta,dll

4.Puisi Ode.
Puisi Ode adalah puisi yang berisi pujian atau sanjungan terhadap seseorang yang kita anggap
berjasa. Contoh dari puisi seperti ini adalah : Guru,sebagai pahlawan tanpa tanda jasa,dll

5.Puisi Hymne.
Puisi Hymne adalah puisi yang berisi nyanyian pujian kepada Tuhan dan orang/sekelompok
orang yang mempunyai jasa. Contoh Dari puisi seperti ini adalah : Puisi yang berisi mengenai
Tuhan
6.Puisi Epigram.
Puisi yang berisi Cerita Pendek. Contoh dari Puisi seperti ini adalah : Puisi yang
seperti menceritakan sesuatu secara singkat

7.Puisi Satire.
Puisi Satire adalah Puisi yang berisi sindiran atau kritik terhadap ketidakadilan.
Contoh puisi seperti ini adalah : Hukum yang tumpul keatas tajam kebawah,dll
Rujukan

•https://www.mikirbae.com/2018/09/jenis-jenis-puisi-
berdasarkan-bentuk.html
•http://walpaperhd99.blogspot.com/2013/11/puisi-baru-
jenis-jenis-puisi-baru.html
SELESAI

Anda mungkin juga menyukai