Anda di halaman 1dari 21

Puisi

Pengertian Puisi
• H.B Jassin menjelaskan bahwa puisi merupakan suatu karya sastra yang diucapkan dengan sebuah perasaan yang di dalamnya
mengandung suatu pikiran-pikiran dan sebuah tanggapan-tanggapan.

• Herman Waluyo menjelaskan bahwa puisi merupakan karya sastra yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penyair secara imajinatif
dan disusun dengan memfokuskan semua kekuatan bahasa dalam sebuah struktur fisik dan struktur batinnya.

• Sumardi menjelaskan bahwa puisi merupakan karya sastra dengan bahasa yang dipadatkan, dipersingkat, dan diberi irama dengan bunyi
yang padu dan kata-kata bermakna kiasan (imajinatif).

• James Reeves menjelaskan bahwa puisi merupakan ungkapan bahasa yang penuh dan kaya akan daya pikat.

• Carlyle menjelaskan bahwa puisi merupakan pemikiran yang bersifat musikal, kata-katanya disusun sedemikian rupa, sehingga
menonjolkan rangkaian bunyi yang merdu seperti musik.

• Samuel Taylor Coleridge menjelaskan bahwa puisi adalah kata-kata terindah dalam susunan terindah.
Ciri-ciri Puisi

• Bahasa yang digunakan dalam puisi lebih padat dibandingkan prosa dan drama.
• Puisi memiliki rima atau sajak yang teratur.
• Puisi lebih menggunakan sajak syair atau pola pantun, khususnya pada puisi lama.
• Puisi bersifat simetris.
• Puisi memiliki makna konotatif.
• Puisi terdiri dari kesatuan sintaksis (gatra).
Unsur-Unsur Puisi
A. Struktur Fisik Puisi

Struktur fisik puisi merupakan unsur dari puisi yang dapat dilihat dan diamati secara langsung dengan mata. Struktur fisik puisi terdiri dari:

• Tipografi atau bentuk format puisi 


Dalam tipografi ini kamu dapat melihat pengaturan baris, batas tepi kertas kanan, kiri, atas, dan bawah, serta pemilihan jenis huruf yang
digunakan oleh penyairnya. Tipografi ini berpengaruh terhadap pemaknaan dari isi puisi.

• Diksi
Diksi merupakan pemilihan kata yang digunakan oleh penyair dalam puisinya, yang dimaksudkan untuk mendapatkan efek sesuai dengan
keinginan penyair tersebut. Diksi ini sangat berpengaruh dengan makna yang ingin disampaikan penyair dalam puisinya.

• Imaji atau Citraan


Imaji atau citraan merupakan kata atau susunan kata-kata yang mengungkapkan pengalaman indrawi pembaca saat membaca puisi, sehingga
pembaca dapat seolah-olah melihat, mendengar, merasakan, atau mengalami hal-hal yang terdapat dalam sebuah puisi. Imaji dapat dibagi
menjadi tiga macam, yaitu imaji penglihatan (visual), imaji pendengaran atau suara (auditif), dan imaji sentuh atau perabaan (taktil).

• Majas
Majas merupakan pemakaian bahasa dengan melukiskan sesuatu dengan konotasi khusus sehingga arti sebuah kata dapat memiliki banyak
makna.
• Kata Konkret
Kata konkret merupakan kata yang mengacu atau merujuk kepada suatu benda atau hal yang berwujud, dapat diraba,
dilihat, didengar, dan dicium. Kata konkret dalam puisi biasanya merangsang imaji pembaca dan berkaitan dengan
lambang atau kiasan. Contoh kata konkret adalah laut, sawah, pantai, meja, uang, rumah, mobil, dan lain sebagainya.

• Rima atau Irama


Rima atau irama merupakan persamaan bunyi yang digunakan oleh penyair dalam puisinya dari awal hingga akhir puisi. Rima atau irama terdiri
dari:
• Pengulangan kata
Atau ungkapan yang menentukan tinggi dan rendah, panjang dan pendek, keras dan lemahnya bunyi yang sangat berpengaruh dan menonjol dalam
pembacaan puisi.
• Onomatope atau tiruan bunyi
Contoh dari onomatope ini adalah dor! yang merupakan tiruan bunyi suara tembakan. Bentuk intern pola bunyi seperti asonansi, aliterasi,
persamaan awal, persamaan akhir, sajak berparuh, sajak penuh, sajak berselang, repetisi bunyi (kata), dan sebagainya.
Struktur Batin Puisi
 Tema atau Makna (Sense)
Tema atau makna merupakan salah satu unsur puisi yang tersirat, berupa makna yang ingin disampaikan oleh penyair
kepada para pembaca. Tema atau makna dalam puisi berkaitan dengan hubungan tanda dengan makna. Oleh karena itu baik
kata, baris, bait, maupun bentuk sebuah puisi memiliki makna tertentu yang ingin disampaikan oleh penyairnya. 

 Nada (Tone)
Nada merupakan sikap penyair kepada para pembacanya, yang berkaitan dengan tema dan rasa. Dalam sebuah puisi, penyair dapat
menyampaikan makna yang ingin disampaikan dengan nada menggurui, mendikte, merendahkan, memuji, atau lain sebagainya. 

 Rasa (Feeling)
Rasa merupakan sikap penyair terhadap pokok permasalahan dalam puisinya. Rasa biasanya dipengaruhi latar belakang sosial dan psikologi
penyair. Misalnya, latar belakang pendidikan, jenis kelamin, kelas sosial, agama, kedudukan dalam masyarakat, usia, pengetahuan, serta
pengalaman sosiologis dan psikologis seorang penyair akan mempengaruhi rasa dalam puisi yang ia tulis.

 Amanat atau Tujuan (Intention)


Amanat atau tujuan merupakan pesan yang ingin disampaikan oleh penyair dalam puisinya kepada para pembaca.
Jenis-Jenis Puisi
1. Puisi Lama

Puisi lama merupakan puisi yang dibuat sebelum abad ke-20 dan terikat pada beberapa aturan. Puisi lama memiliki
ciri-ciri sebagai berikut:
 Bersifat anonim karena merupakan puisi rakyat,
 Disampaikan secara lisan atau dari mulut ke mulut, dan
 Terikat aturan-aturan yang mengatur jumlah baris tiap bait, jumlah suku kata, maupun rima.
Lebih jelasnya, aturan yang mengikat puisi lama adalah sebagai berikut:
 Jumlah kata dalam satu baris,
 Jumlah baris dalam satu bait,
 Jumlah suku kata dalam tiap baris.
 Persajakan atau rima, dan
 Irama.
Jenis-Jenis Puisi Lama
• Mantra
Mantra merupakan ucapan kata-kata yang dipercaya dapat mendatangkan kekuatan magis, yang biasanya diucapkan pada acara tertentu.
Misalnya adalah mantra yang diucapkan untuk menolak ataupun untuk mendatangkan hujan.

• Pantun
Pantun merupakan puisi lama yang terdiri dari empat larik dengan rima berakhiran ab-ab. Pantun juga biasa disebut sebagai bahasa sindiran.
Pantun dibedakan berdasarkan jenisnya, yaitu pantun anak, pantun teka-teki, pantun orang tua, pantun remaja, dan pantun teka-teki.

• Seloka
Seloka merupakan pantun berkait yang berasal dari Melayu Klasik. Seloka biasanya berisi mengenai pepatah.

• Gurindam
Gurindam merupakan puisi lama yang terdiri dari dua bait yang tiap baitnya terdiri dari dua baris kalimat dengan rima yang sama. Gurindam
ini biasanya mengandung amanat atau nasihat.
Jenis-jenis Puisi Lama
• Gurindam
Gurindam merupakan puisi lama yang terdiri dari dua bait yang tiap baitnya terdiri dari dua baris kalimat dengan rima
yang sama. Gurindam ini biasanya mengandung amanat atau nasihat.

• Karmina

Karmina merupakan puisi lama yang berbentuk seperti prosa dan lebih pendek dari pantun. Karmina sering disebut juga
sebagai pantun kilat karena bentuknya yang sangat pendek.

• Talibun
Talibun merupakan puisi lama berupa pantun yang memiliki lebih dari empat baris dengan rima abc-abc.

• Syair
Syair merupakan puisi lama yang terdiri dari empat baris berakhiran serupa. Syair umumnya mengisahkan sebuah cerita
yang di dalamnya terkandung amanat dari penyairnya.
Contoh Puisi Lama
Contoh Pantun Contoh Mantra Contoh Gurindam

Burung merpati burung dara Manunggaling Kawula Gusti Kurang pikir kurang siasat
Terbang menuju angkasa luas Ya Murubing Bumi Tentu dirimu akan tersesat
Hati siapa takkan gembira Sirku Sir Sang Hyang Widi Barang siapa tinggalkan sembahyang
Karena aku telah naik kelas Kinasih kang asih Bagai rumah tiada bertiang
    Jika suami tiada berhati lurus
Asam kandis asam gelugur Sihir lontar pinang lontar Istri pun kelak menjadi kurus
Ketiga asam si riang-riang Terletak di ujung bumi  
Menangis mayat di pintu kubur Setan buta jembalang tua Barang siapa tiada memegang agama
Teringat badan tidak sembahyang Aku sapa tidak berbunyi Sekali-kali tiada boleh dibilangkan nama

Contoh Seloka

Sudah bertemu kasih sayang Contoh Talibun Contoh Karmina


Duduk termangu malam siang
Hingga setampak tiada renggang Jauh dimata jangan di pandang Lukamu adalah lukaku, ditahan di dalam kalbu
Tulang sendi habis terguncang Jauh dihati jangan di sakiti Tetaplah maju, meski tak tahu yang dituju
  Jauh badan jangan di sentuh  
Nafas kambing di Padang Senja Kalau dosa terus di tambang Burung perkutut terbang melayang
Dibawa gerobak buntung Walau mati itu pasti Tanda hatimu rapuh Abang kentut tidak bilang-bilang
Sungguh indah pandangan syurga
Wahai engkau wanita berkerudung
Jenis-Jenis Puisi
2. Puisi Baru
Puisi baru merupakan puisi yang tidak terikat pada aturan-aturan puisi lama, baik dalam jumlah baris, suku kata,
ataupun rima. Puisi baru memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
 Nama penyairnya jelas atau diketahui,
 Memiliki bentuk rapi dan simetris,
 Memiliki gaya bahasa yang dinamis,
 Memiliki persajakan akhir yang teratur,
 Sebagian besar puisi baru memiliki empat seuntai,
 Setiap barisnya terdiri dari sebuah gatra atau kesatuan sintaksis,
 Setiap gatra terdiri dari empat sampai lima suku kata, dan
 Banyak menggunakan pola pantun dan syair, sekalipun ada juga yang menggunakan pola puisi lama lainnya.
Jenis-Jenis Puisi Baru
• Himne
Himne merupakan sejenis nyanyian pujian yang ditujukan untuk Tuhan atau dewa, ataupun segala sesuatu yang dianggap suci atau sakral.
• Balada
Balada merupakan puisi sederhana yang berkisah mengenai cerita rakyat yang mengharukan. Balada biasanya berbentuk dialog atau
disajikan dalam bentuk nyanyian.
• Ode
Ode merupakan puisi larik mengenai sanjungan terhadap orang yang berjasa. Ode dibaca dalam nada yang agung dan memiliki tema yang
serius. Biasanya ode ditujukan pada orang tua, pahlawan, dan tokoh-tokoh besar.

• Romansa
Romansa merupakan puisi cerita yang mengungkapkan luapan perasaan cinta kasih. Pusi romansa ini menimbulkan efek romantis saat
dibacakan.
• Epigram
Epigram merupakan puisi mengenai ajaran dan tuntunan dalam menjalani hidup. Epigram sendiri memiliki arti unsur pengajaran, nasihat,
menuntun ke arah kebenaran yang dijadikan pedoman hidup.
Jenis-Jenis Puisi

3. Puisi Kontemporer
Sesuai dengan namanya, puisi kontemporer merupakan jenis puisi yang berusaha menyesuaikan diri dengan
perkembangan zaman dan selalu berusaha keluar dari ikatan konvensional penulisan puisi lama maupun baru. 
Puisi kontemporer juga biasanya menggunakan kata-kata yang tidak terlalu memperhatikan kesantunan berbahasa,
seperti menggunakan kata-kata yang kasar, ejekan, atau lainnya. Dalam puisi kontemporer juga pemakaian kata-kata
simbolik atau lambang intuisi, irama, gaya bahasa, dan lain sebagainya dianggap tidak terlalu penting lagi. Puisi
kontemporer juga bisa berarti puisi yang ditulis dalam kurun waktu terakhir.
Jenis-Jenis Puisi Kontemporer

1. Puisi Mbeling
Puisi mbeling merupakan puisi yang tidak mengikuti aturan umum atau ketentuan dalam puisi lama maupun baru. Penyair puisi
mbeling biasanya tidak tidak perlu memilih-milih kata lagi karena dasar dari puisi ini adalah bermain-main.
Ciri utama dari puisi mbeling adalah kuatnya unsur kelakar, sehingga penyair memanfaatkan seluruh unsur puisi berupa rima, irama,
diksi, bunyi, dan tipografi untuk mengejar efek kelakar tanpa ada maksud tersirat atau disembunyikan.
Puisi mbeling biasanya digunakan untuk menyampaikan kritik sosial terhadap sistem pemerintahan dan sistem perekonomian, serta
digunakan sebagai ejekan kepada para penyair yang bersikap terlalu serius atau sungguh-sungguh dalam berpuisi. Oleh karena
itulah, Taufik Ismail menyebut puisi mbeling sebagai puisi yang mengejek puisi.
Jenis-Jenis Puisi Kontemporer
2. Puisi Mantra
Puisi mantra merupakan puisi yang mengambil sifat-sifat dari mantra. Penyair Indonesia yang memperkenalkan jenis puisi ini adalah
Sutardji Calzoum Bachri. Ciri-ciri puisi mantra ini adalah sebagai berikut:
 Mantra berfungsi sebagai penghubung manusia dengan dunia misteri,
 Mantra bukanlah sesuatu yang dihadirkan untuk dipahami, melainkan sebagai sesuatu yang disajikan untuk menimbulkan efek atau
akibat tertentu, dan
 Mantra mengutamakan efek atau akibat berupa kemanjuran yang terletak pada perintah.

3. Puisi Konkret
Puisi konkret merupakan puisi yang lebih mengutamakan bentuk grafis berupa tata wajah sehingga menyerupai gambar tertentu dan tidak
sepenuhnya menggunakan bahasa sebagai medianya. Dalam puisi konkret biasanya terdapat lambang-lambang yang diwujudkan dengan benda
atau gambar-gambar sebagai ungkapan ekspresi penyairnya. Dalam penulisannya, puisi konkret perlu memperhatikan beberapa unsur berikut:
 Tipografi, meliputi penyusunan baris-baris puisi berupa kata atau suku kata yang disusun berdasarkan gambar atau pola tertentu.
 Unsur bunyi, meliputi penempatan persamaan bunyi atau rima di tempat-tempat tertentu demi menghidupkan kesan yang disatukan dengan
repetisi atau pengulangan-pengulangannya.
 Enjambemen, meliputi pemenggalan atau perpindahan baris puisi untuk menuju baris puisi yang pekat dan penuh perenungan.
Musikalisasi Puisi
Pengertian
1. Dedi S. Putra
Menurut Dedi S. Putra, Musikalisasi puisi sebegai bentuk apresiasi puisi ungkapan musikan: instrumen, melodi dan nyanyian ucapan. Nuansa
makna kata: ekplisit dan implisit. Penghayatan menjadikan pusi mendapatkan kemampuan ekstra untuk berkomunikasi karena pencarian yang
diciptakan.

2. Antilan Purba
Musikalisasi puisi adalah mengubah puisi menjadi lagu.

3. Arsie
Menurut Arsie Musikalisasi puisi adalah salah satu bentuk ekspresi sastra puisi dengan melibatkan beberapa unsur seni seperti irama, bunyi
(musik) dan gerak (tari).

4. Supratman Abdul Rani


Musikalisasi puisi menurut Supratman Abdul Radi adalah sebagai upaya menampilkan puisi dengan jalan memasukkan unsur-unsur musik
secara dominan. Akan teteapi, tujuan pemusikalisasi puisi bukanlah sekedar untuk menampilkan saja. Didalamnya ada upaya yang lebih jauh
dari itu.
Unsur Musikalisasi Puisi
1. Nada
Dalam musikalisasi puisi, nada menjadi unsur utama yang penting. Karena puisi harus dibacakan sesuai nada iringan musik yang
digunakan.

2. Irama
Irama dalam pembacaan musikalisasi puisi dilakukan untuk menjiwai isi puisi yang dibawakan. Penentuan irama dan temponya
ditentukan dari tema puisi. Contohnya tema puisi yang bersemangat, jauh lebih cocok dibawakan dengan irama dan tempo musik yang
cepat dan semangat.

3. Pelafalan
Sama seperti pembacaan puisi biasa, pelafalan juga termasuk unsur musikalisasi puisi. Pelafalan dari pembacaan puisi harus jelas,
agar pendengar dapat memahami dan menjiwainya.

4. Harmoni
Artinya keseluruhan unsur musikalisasi puisi haruslah saling berkesinambungan dan harmonis. Mulai dari nada iringan musik hingga
cara pembawaannya, semua harus harmonis dan serasi.

5. Ekspresi
Saat membaca puisi, ekspresi menjadi unsur penting. Begitu pula dengan musikalisasi puisi, ekspresi wajah dan gerak gerik tubuh
harus diperhatikan, karena berpengaruh pada penjiwaan.
Bentuk Musikalisasi Puisi

1. Musikalisasi puisi total


Artinya seluruh isi puisi diubah dan diterjemahkan ke dalam bentuk instrumen musik. Kata lainnya, tidak ada pembacaan
puisi atau mungkin hanya ada penyebutan judul saja.

2. Musikalisasi puisi iringan


Artinya puisi dibawakan dengan diiringi permainan alat musik, seperti gitar, piano, biola atau lainnya. Jenis musikalisasi
ini tetap dibawakan dengan cara pembacaan puisi seperti biasanya, hanya perbedaanya terletak pada iringan musik.

3. Musikalisasi puisi lagu


Artinya seluruh isi puisi diubah ke dalam bentuk lagu. Sehingga lirik lagunya berasal dari puisi dan dinyanyikan bersama
dengan iringan musik. Musikalisasi puisi campuran Artinya puisi dibawakan dengan membaca puisi sambil diiringi musik
dan juga dinyanyikan. Jenis musikalisasi ini merupakan perpaduan antara musikalisasi puisi iringan dan lagu.
Langkah-Langkah Memusikalisasikan Puisi
1. Pemilihan puisi
Puisi menjadi unsur utama yang paling penting dalam musikalisasi
puisi. Tentukan puisi yang akan dibawakan dengan memperhitungkan tema, lirik serta iringan musik yang akan dipakai.
Pemilihan puisi yang tepat akan membantu proses musikalisasi puisi.

2. Penentuan bentuk musikalisasi puisi


Setelah memilih puisi, langkah selanjutnya ialah menentukan bentuk musikalisasi puisi. Pastikan untuk tidak mengubah makna
yang terkandung dalam puisi. Sesuaikan pula tema puisi dengan bentuk musikalisasi puisinya.

3. Penafsiran isi puisi


Agar lebih menjiwai dalam membawakan musikalisasi puisi, tentunya isi atau makna yang terkandung harus ditafsirkan atau
dipahami terlebih dahulu. Penafsiran ini mempermudah cara pembawaan dan penjiwaannya.

4. Penentuan irama atau iringan musik


Setelah menafsirkan isi puisi, tentukanlah irama atau iringan musiknya. Hal ini juga termasuk penentuan alat musik dan tempo
dalam membawakan puisinya.
THANK YOU!
ANGGOTA KELOMPOK:
1. Amalia Roziqin Izzati
2. Erlita Jannatul Aulia
3. Istiqamah
4. Ilman Sulaiman Yunus
5. Raka putra Rahmatullah

Anda mungkin juga menyukai