GARIS WAKTU
Pada sebuah garis waktu yang merangkak maju, akan ada saatnya kau bertemu dengan satu
Pada sebuah garis waktu yang merangkak maju, akan ada saatnya kau terluka dan kehilangan
pegangan.
Pada sebuah garis waktu yang merangkak maju, akan ada saatnya kau ingin melompat mundur
Maka, ikhlaskan saja kalau begitu, karena sesungguhnya, yang lebih menyakitkan dari
Garis waktu mampu merepresentasikan titik-titik peristiwa penting sosok “aku” dengan
“kau”, mulai dari masa perkenalan, jatuh cinta, patah hati, hingga mengikhlaskan, seluruhnya
tersusun secara kronologis dari April tahun pertama hinga Maret tahun kelima, yang memiliki 49
surat-surat pendek. Isi dalam Garis Waktu ini adalah sebuah luapan perasaan penulis melalui
Tokoh aku hanya berisi rutinitas yang monoton. Hingga pada akhirnya, tokoh kau datang
“kau menjadi seseorang yang memorak-morandakan jagat rayaku. Dengan cara yang termanis,
kau memintaku untuk merasakan dan mensyukuri segala hal yang cepat atau lambat akan
berakhir.”(hal:8)
Dalam perjumpaan yang sederhana (April, tahun pertama) kota yang sedang dilanda gerimis
“adalah matamu yang pertama kali berbicara, menembus pertahananku secara membabi
buta”(hal;11)
“kau pamit undur, menyisakan wangi yang pekat mewarnai udara. Tanpa mau bertanggung
jawab, kau tinggalkan aku termabuk sendirian. Jika kasmaran adalah narkotik, maka kau
adalah banadarnya. Dan aku bagaikan pecandu rela menggadaikan jiwa demi menatap
Waktu demi waktu hubungan mereka semakin dekat. Tokoh aku merasa dimabuk cinta oleh
tokoh kau. Ia meyakinkan dirinya bahwa dirinyalah adalah sosok teristimewa bagi tokoh kau.
Semua praduganya keliru, tokoh kau mengistimewakan dia, dan yang pasti bukan tokoh aku.
Di suatu waktu, tokoh kau terluka, sebab tokoh dia meninggalkan tokoh kau yang menyisahkan
luka. Hal ini membuat tokoh aku bahagia, ingin sekali tokoh aku mengambil sepotong hati yang
terluka pada tokoh kau. Namun niatnya dibatalkan, tokoh kau mulai kembali menjadikan tokoh
aku sebagai tempat berkeluh kesahnya, dan akhirnya zona nyaman kembali membuat tokoh aku
lupa akan skenario pemeran pengganti dalam kehidupan tokoh kau. Dengan kebersamaan
perlahan keduanya kasmaran melebur besamaan dan pada akhirnya keikhlasan menjadi akhiran.
“Nyatanya yang menyakitkan jauh lebih baik daripada fiksi yang menyenangkan”(hal;57)
”Tidak perlu bersama selamanya. Selamanya itu terlalu lama. Seumur hidup saja. Untukku, itu
“Cinta bukan melepas, tapi merelakan. Bukan memaksa, tapi memperjuangkan. Bukan
1. Tema : Percintaan
peka.
3. Gaya Bahasa : gaya bahasa yang digunakan oleh penulis sangat puitis sehingga terdapat
Kelebihan :
-penggunaan bahasanya yang indah tidak akan membuat pembaca bosan. -Ceritanya
sangat melatih hati agar tetap tegar, dan tidak terlalu bersedu sedan , saat tertolaknya
semua harapan
-Selain itu, kumpulan cerita ini terkesan tidak terlalu banyak basa-basi, meskipun
diceritakan dari tahun 2012-2016. Atau bisa dikatakan juga bahwa kumpulan cerita ini
- setiap kata-kata yang dihidangkan oleh Bung. kutipan-kutipan pada buku ini pun dapat
5. Latar / Setting
Latar Tempat :
6. Sudut pandang: Orang pertama, penulis menceritakan dirinya sendiri dan berperan
Fiersa Besari adalah lelaki kelahiran Bandung tanggal 3 Maret. Setelah menyelesaikan
studinya di STBA Yapari ABA Bandung, Bung (Sapaan akrab Fiersa Besari) yang sudah lama
jatuh cinta pada dunia musik membuat sebuah studio komersil pada tahun 2009. Di sana pulalah
ia merekam karya-karyanya.
Pada tahun 2012, Fiersa membuat sebuah album dengan jalur distribusi independen
berjudul 11:11. Tak disangka, album 11:11 terjual habis. Sukses tersebut disusul dengan sebuah
mini-album berjudul Tempat Aku Pulang yang dirilis tahun 2013. Mini album ini adalah sebuah
album perpisahan sebelum akhirnya ia berkeliling Indonesia untuk mencari jati diri.
Sekembalinya Fiersa di akhir 2013 membuat ia menjadi lebih kritis dalam berkarya.
Pada tahun 2014, Tempat Aku Pulang dilengkapi menjadi empat belas lagu dan diedarkan dalam
Tahun 2015 Fiersa menghadirkan album terbarunya yang bertajuk "Konspirasi Alam Semesta"
dengan singel andalan bertajuk "Juara Kedua". "Juara Kedua" memiliki karakter tersendiri, dan
mencerminkan kedewasaan Fiersa Besari melalui cara memainkan instrument yang mengadopsi
Nilai moral : Kesempatan akan selalu datang kapan saja meskipun kadang tidak tepat, jangan
penerus
Nilai agama : Susah, senang, umur, jodoh, dan kematian ada di tangan tuhan, maka serahkan
Kesimpulan`: Buku ini sangat bagus untuk dibaca di kalangan remaja karena di dalamnya
bertema percintaan yang terdapat pula kisah tentang seorang ayah dalam kehidupan si penulis
membuat isi cerita menjadi haru dan menarik untuk dibaca. Walaupun pembaca akan bingung
karena bentuk novel ini lain dari yang lain, dan kalian tidak akan menemukan percakapan
panjang.