Anda di halaman 1dari 5

RESENSI / ULASAN

Oleh :

Nama : Alfin syafa kharisma ramadani


Kelas : 9F
No absen : 07

SMP NEGERI 14 SURABAYA JALAN JURANG KUPING SURABAYA


A. IDENTITAS

• Judul: Garis waktu


• Penulis : Fiersa bersasri
• Penerbit : mediakita
• Tahun Terbit : 2016
• Jumlah halaman :211

B. SINOPSIS / RINGKASAN
Buku ini berisi rentetan cerita dengan format kumpulan surat yang merupakan
uraian perasaan-perasaan tokoh aku (dirinya sendiri) pada  kau (wanitanya) 
secara kronologis dari April tahun pertama hingga Maret tahun kelima. Ada 49
surat-surat pendek termasuk prolog dan epilognya, yang secara garis besar
memuat curahan tentang perkenalan, kasmaran, patah hati, keikhlasan dalam
melepaskan, dan berakhir dengan kenangan.

Dunia tokoh aku hanya berisi dengan tugas-tugas yang harus rela dibagi dengan
jam tidur dan dengan rutinitas yang menurutnya monoton. Hingga pada
akhirnya, sosok kau datang dan mengubah dunianya, juga memberi warna
dalam hidupnya.

“Kau menjadi seseorang yang memorak-morandakan jagat rayaku. Dengan cara


yang termanis, kau memintaku untuk merasakan dan mensyukuri segala hal
yang cepat atau lambat akan berakhir.” [page 8]

Keduanya bertemu dengan cara yang sederhana. Tidak diceritakan secara pasti,
dimana mereka bertemu dan apa yang mereka lakukan pada saat itu. Namun,
melihat susunan kata demi kata dalam kalimatnya, membuat saya
menyimpulkan bahwa mereka hanya duduk berdampingan di sebuah bangku
panjang, entah di halte atau di tempat lainnya.
“Tanpa mau bertanggung jawab, kau tinggalkan aku termabuk sendirian. Jika
kasmaran adalah narkotik, maka kau adalah bandarnya. Dan aku bagaikan
pecandu yang rela menggadaikan jiwa demi menatap matamu sekali lagi.”
[page 12]

Hubungan keduanya makin lama makin dekat dan makin erat.


Tokoh aku merasa dirinya sudah dimabuk cinta akan tokoh kau. Ia berpikir jika
dirinya menempati posisi istimewa di hati tokoh kau. Namun, ternyata pikirnya
salah besar. Bukan tokoh aku yang berhasil menempati posisi menggiurkan itu,
tetapi ada tokoh lain yang menempatinya, yaitu dia. Bagi tokoh kau,
tokoh aku hanyalah sosok tempatnya berkeluh kesah, tidak lebih.

“Sekuat-kuatnya seseorang memendam, akan kalah oleh yang menyatakan.


Sehebat-hebatnya seseorang menunggu, akan kalah oleh orang yang
menunjukkan.” [page 33]

Lalu, di suatu waktu, tokoh dia meninggalkan tokoh kau, yang membuatnya


terpukul dan berakhir dengan menangisinya. Tokoh aku dalam hati ingin sekali
bertepuk tangan, bisa jadi ini kesempatan baginya untuk kembali mengambil
sepotong hati tokoh kau.

Namun, niatnya urung karena sangat tidak etis jika harus berbahagia di atas
penderitaan orang lain, pikirnya. Kemudian, tokoh kau mulai mencari
penghilang rasa sakit di hati dan dengan sukarela tokoh aku menjadi pemeran
pengganti yang selalu meredakan kemuraman hatinya.

Zona nyaman membuat tokoh aku lupa akan skenario pemeran pengganti dalam


hati dan kehidupan tokoh kau. Tidak hanya itu, tokoh kau juga sama. Sehingga
rasa nyaman dengan tanpa permisi hadir diantara keduanya. Selain itu, dengan
perlahan hati kedua insan itu pun melebur secara bersamaan. Namun, itu
bukanlah sebuah akhir dari kisah tokoh aku dan tokoh kau. Masih banyak
perjalanan dan kisah-kisah yang harus mereka lalui di masa mendatang
C. KELEBIHAN & KELEMAHAN NOVEL :

-KELEBIHAN :
1. Desain cover dan ilustrasinya tumblr banget, dengan background putih berhias
poin-poin fotografi yang terkesan antik. Satu kata, unik.
2. Tagline “Sebuah Perjalanan Menghapus Luka”, membuat siapapun yang pernah
merasakan patah hati, dan gagal move on tertarik untuk membaca
3. Pengolahan dan penyajian kata demi kata mampu mengaduk-aduk perasaan
pembaca. Apalagi, penulis menggunakan sudut pandang orang pertama sehingga
membuat pembaca turut merasakan berperan di dalamnya
4. Alur yang digunakan adalah alur maju, karena buku ini menyajikan kisah
kronologis kedua tokoh utama dari awal hingga akhir
5. Quotes-quotes yang disajikan sebagai penutup di setiap akhiran suratnya,
mampu menyentil hati para pembaca.

-KELEMAHAN :

1. Banyak mengandung kosa kata yang sulit dipahami .


2. Penggunaan alur maju membuatnya terkesan datar, kurang greget dan
membosankan.
3. Ada beberapa bagian yang terkesan dipaksakan untuk panjang dan puitis.
4. Ada beberapa kata dan konjungsi yang kurang tepat
D. PENILAIAN / SARAN :

Perbabnyak memunculkan karya novel dan dijadikan film, karena novel ‘ Garis
waktu ‘ sangat bagus untuk keadaaan anak muda. Untuk Bahasa – bahasanya
dieprbaiki karena ada yang sulit dimengerti.

E. KESIMPULAN :

Pada sebuah garis waktu yang merangkak maju, akan ada saatnya kau terluka dan
kehilangan pegangan. Yang paling menggiurkan setelahnya adalah berbaring,
menikmati kepedihan dan membiarkan garis waktu menyeretmu yang niat-tak niat
menjalani hidup. Lantas, mau sampai kapan? Sampai segalanya terlambat untuk
dibenahi? Sampai cahayamu benar-benar padam? Sadarkah bahwa Tuhan
mengujimu karena Dia percaya dirimu lebih kuat dari yang kau duga? Bangkit.
Hidup takkan menunggu

Anda mungkin juga menyukai