Anda di halaman 1dari 3

JEJAK YANG TERTINGGAL

Karya : Yhoppy Apriliansyah Hidayat

Lihat… tepat setelah lampu-lampu dipadamkan

Kau menyala sebagai satu-satunya yang ku ridukan

Disini… ditempat yang paling kau hindari

Aku pernah berdiri, menggores kata, menulis warna

Pada ratapan panjang yang menguatkan pada dinding kecemasan

Aku mengisahkan kenangan kepasrahan yang begitu lapang

Retak berserakan

Tanpa kediaman

Terkoyak sepi

Melayang dipekat aroma malam

Dengar… tepat setelah jejak-jejak dilangkahkan

Engkau menyapa sebagai satu-satunya yang kunantikan

Disini… dipeluk yang pernah kau nikmati

Aku masih sendiri

Mencari kehilangan menemui perpisahan

Pada letupan kenang yang memuat ruang kekosongan

Aku membicarakan senyummu dikeindahan yang telah hilang

Hancur berkeping, tersapu kesunyian

Terinjak lara, melarut dalam pahit yang diseduh dengan air mata

Tunggu… santailah sejenak

Karna tepat setelah tenda-tenda ditinggalkan

gedung ini menyesak sebagai satu-satunya keterangan

Satu kisah yang pernah kita upayakan


Beribu rencana yang telah kita perjuangkan… lenyap…

Kau memutuskan berpindah hati sebelum satu persatu rencana kita berhasil diwujudkan

Menggores kesadaran menyayat perasaan

Pada setiap kata yang memuat pertanyaan

Aku mencari kau yang kurindukan.

Aku menyapa kau yang kunantikan

Aku mencari… aku menyapa…aku menanti… aku merindu… aku terisak..aku menunggu hadirmu.

Dan kini satu-satunya yang tersisa hanyalah goresan yang kubuat sebagai prasasti kesendirian

Kapanpun sunyi merasuk jiwamu,kemarilah

Pesan kopi terpahit dengan kenangan termanismu

Genggam kesedihanku sebagai duka yang paling bahagia


Dan bila hatimu butuh didengarkan
Temui aku dalam perbincangan
Niscaya kopi yang kau pesan
Takakan pernah sepahit kehilangan.

Terimakasih atas pengabdianmu


Maafkan kami yang tak luput dari kesalahan

Kami semua tak mengharapkan apa-apa


Pesan ku wahai anakku
Abdikan baktimu pada orang tua
Agama, nusa dan bangsa

Salam hangat anak-anakku tercinta


Doa kami selalu menyertaimu…
SANDI AMBALAN

Hayati kata-kata Sandi Ambalan kita

Kehormatan itu suci janganlah kurang amalmu dalam kesukaran

Tenanglah dalam bahaya tenang dalam suka dan senyumlah dalam duka

Perkataan adalah doa katakanlah selalu dalam kebenaran

Janganlah sekali-kali setengah benar atau berarti dua

Manis jangan segera ditelan pahit jangan segera dimuntahkan

Tengoklah kedalam sebelum bicara

Manusia itu manusia lahiria bukanlah ukaran

Sucikan hati dalam batin ciptakan kasih saying ketulusan dan rendah hati

Siapa saja meskipun bagaimana adalah kawan kita

Sabda Pandita Ratu

Berusahalah kamu meningalkan dunia ini lebih baik daripada tatkala kamu tiba di dalamnya

Bersedialah untuk hidup dan meninggal dengan bahagia

Satukan jiwa dan ragamu tetapkan pendirian dan jangan mundur walau selangkah

Hidupkan khayalmu tetapi jangan hidup dalam khayalan

Jadilah pematang apabila kamu tidak bisa menjadi jalan besar

Jadilah bitang apabila kamu tidak bisa menjadi matahari

Hargailah dan gunakanlah segala sesuatu yang kita terima dari Tuhan

Satya Bakti Darma Bakti

Itulah kehendak dan cita-cita ambalan kita

GAJAH MADA-DEWI ANDONGSARI

Anda mungkin juga menyukai