Anda di halaman 1dari 9

Nama : Sri Mahmeta

Kelas/Semester : B/4
Mata kuliah : Kegawardaruratan Umum

A. Pengertian
Corpus Alienum (benda asing) pada saluran pernafasan merupakan istilah
yang sering digunakan di dunia medis. Benda asing di saluran pernafasan adalah
benda yang berasal dari luar tubuh atau dari dalam tubuh, yang dalam keadaan
normal tidak ada pada saluran pernafasan tersebut.
Benda asing pada saluran napas dapat terjadi pada semua umur terutama
anak-anak karena anak-anak sering memasukkan benda ke dalam mulutnya
bahkan sering bermain atau menangis pada waktu makan. Sekitar 70% kejadian
aspirasi benda asing terjadi pada anak berumur kurang dari 3 tahun.Hal ini terjadi
karena anak seumur itu sering tidak terawasi, lebih aktif, dan cenderung
memasukkan benda apapun ke dalam mulutnya.
Benda asing dalam saluran pernafasan dapat menyebabkan keadaan yang
berbahaya, seperti penyumbatan dan penekanan ke jalan nafas. Gejala sumbatan
benda asing di saluran napas tergantung pada lokasi benda asing, derajat
sumbatan, sifat, bentuk dan ukuran benda asing. Pada prinsipnya benda asing di
esofagus dan saluran napas ditangani dengan pengangkatan segera secara
endoskopik dalam kondisi yang paling aman dan trauma yang minimal.

B. Faktor-Faktor Predisposisi
Faktor-faktor yang mempermudah terjadinya aspirasi benda asing ke dalam
saluran napas, antara lain:
a. Faktor individual; umur, jenis kelamin, pekerjaan, kondisi sosial, tempat
tinggal.
b. Kegagalan mekanisme proteksi yang normal, antara lain; keadaan tidur,
kesadaran menurun, alkoholisme dan epilepsi.
c. Faktor fisik; kelainan dan penyakit neurologik.
d. Proses menelan yang belum sempurna pada anak.
e. Faktor dental, medical dan surgical, misalnya tindakan bedah, ekstraksigigi,
belum tumbuhnya gigi molar pada anak usia kurang dari 4 tahun
f. Faktor kejiwaan, antara lain, emosi, gangguan psikis.
g. Ukuran, bentuk dan sifat benda asing.
h. Faktor kecerobohan, antara lain; meletakkan benda asing di mulut, persiapan
makanan yang kurang baik, makan atau minum tergesa-gesa, makan sambil
bermain, memberikan kacang atau permen pada anak yang gigi molarnya
belum tumbuh.

C. Etiologi
a. Kelainan kogenital hidung atau jaringan
b. Trauma
c. Tumor
d. Infeksi akut
e. Paralisis satu atau kedua plika vokalis
f. Pangkal lidah jatuh kebelakang pada pasien tidak sadar

D. Klasifikasi
1. Sumbatan parsial
Tersendak terjadi bila benda asing masuk kea rah paru-paru dan
menyumbat jalan nafas kea rah paru-paru. Bila penderita bias menghilangkan
penyumbata denga cara batuk-batuk keras, maka tidak perlu dilakukan
pertolonga lagi. Tetapi bila penderita terus tersedak sehingga sesak nafas
maka perlu segera dilakukan pertologan pertama
Gejala :
- Tersedak, tetapi tetap bias bernafas batuk dan berbicara
- Sesak bicara
2. Sumbatan total
Perlu tindakan segera dan anda hanya mempunyai waktu 3 menit untuk
mengambil sumbatan, sebelum terjadi kerusakan otak karena kekurangan
oksigen
Gejala :
- Tersedak dan tidak bias bernafas, batuk atau bicara
- Muka menjadi biru

Manifestasi klinis

a. Tidak dapat bicara, bernafas, bersuara


b. Menunjukkan sikap tercekik (pasien memegang leher)
c. Cyanosis
d. Gerakan napas tidak teratur(tidak normal)
e. Colaps, tidak sadar

Komplikasi

a. Nyeri abdomen,ekimosis.
b. Fraktur iga.
c. Cedera atau trauma pada organ-organ di bawah abdomen dan dada.
d. Gagal nafas, kor pulmonal, septikemia

Tindakan Keperawatan

Beberapa metode tujuanya adalah mengeluarkan benda benda asing sehingga


jalan nafas tidak terhalang oleh benda asing:
1. Pengambilan
Buka mulut pasien bersihakan benda asing yang ada didalam mulut pasien
dengan mengorek dan menyapukan dua jari penolong yang telah dibukus
dengan secarik kain, bebaskan jalan nafas dari sumbatan benda asing
2. Dihisap
a. Posisikan kpasien terlentang/miring, kepala lebih rendah dari rungkai.
b. Buka mulut korban lebar-lebar.
c. Hisap dengan bahan yang dapt meresap cairan.
d. Hisap pakai mulut dengan bantuan pipa penghisap atau hisap dengan pipa
karet menggunakan semprot penghisap atau hisap dengan pipa karet
menggunakan pipa penghisap mekanik/listrik
3. Abdomen Thrus
*Jika pasien dalam keadaan berdiri atau duduk:
a. Anda berdiri di belakang klien.
b. Lingkarkan lengan kanan anda dengan tangan kanan terkepal,
kemudian pegang lengan kanan tersebut dengan lengan kiri. Posisi
lenan anda pada abdomen klien yakni dibawah prosesus xipoideus dan
diatas pusat atau umbilicus.
c. Dorong secara cepat (thrust quikly), dengan dorongan pada abdomen
kea rah dalam dan atas.
d. Jika diperlukan, ulangi abdominal trust beberapa kali untuk
menghilangkan obstruksi jalan napas.
e. Kaji jalan napas sesering mungkin untuk memastikan kebersihan
tindakan ini.

*Jika pasien dalam keadaan supine atau unconscious:

a. Anda mengambil posisi berlutut atau mengangkangangi paha klien.


b. Tempatkan lengan kiri anda di atas lengan kanan anda yang menempel
di abdomen tepatnya di bawah prosesus xipoideus dan di atas pusat
atau umbilicus.
c. Dorong secara cepat (thrust quikly), dengan dorongan pada abdomen
kea rah dalam dan atas
d. Jika diperlukan, ulangi abdominal thrust beberapa kali untuk
menghilangkan obstruksi jalan napas.
e. Kaji jalan naps secara seng untuk memasitikan keberhasilan tindakan
yang dilakukan.
f. Jika perlu, lihat secara langsung mulut dan paring klien dengan
laringoskopi dan jika tampak utamaka mengekstraksi benda asing
tersebut menggunakan Kelly atau megil forcep.

Penatalaksanaan
Untuk dapat menanggulangi kasus aspirasi benda asing dengan cepat dan
tepat, perlu diketahui dengan baik lokasi tersangkutnya benda asing
tersebut.Secara prinsip benda asing di saluran napas dapat ditangani dengan
pengangkatan segera secara endoskopik dengan trauma minimum.Umumnya
penderita dengan aspirasi benda asing datang ke rumah sakit setelah melalui fase
akut, sehingga pengangkatan secara endoskopik harus dipersiapkan seoptimal
mungkin, baik dari segi alat maupun personal yang telah terlatih.Penderita
dengan benda asing di laring harus mendapat pertolongan segera, karena asfiksia
dapat terjadi dalam waktu hanya beberapa menit.
Persiapan ekstraksi benda asing harus dilakukan sebaik-baiknya dengan
tenaga medis/operator, kesiapan alat yang lengkap. Besar dan bentuk benda asing
harus diketahui dan mengusahakan duplikat benda asing serta cunam yang sesuai
benda asing yang akan dikeluarkan. Benda asing yang tajam harus dilindungi
dengan memasukkan benda tersebut ke dalam lumen bronkoskop.Bila benda
asing tidak dapat masuk ke lumen alat maka benda asing kita tarik secara
bersamaan dengan bronkoskop.
Di Instalasi Gawat Darurat, terapi suportif awal termasuk pemberian
oksigen, monitor jantung dan pulse oxymetri dan pemasangan IV dapat
dilakukan. Bronkoskopi merupakan terapi pilihan untuk kasus aspirasi.Pemberian
steroid dan antibiotik preoperatif dapat mengurangi komplikasi seperti edema
saluran napas dan infeksi.Metilprednisolon 2 mg/kg IV dan antibiotik spektrum
luas yang cukup mencakup Streptokokus hemolitik dan Staphylococcus aureus
dapat dipertimbangkan sebelum tindakan bronkoskopi.
2.1 Pertolongan pertama pada pasien yang terkena Aspirasi benda asing
Tubuh kita memiliki mekanisme alami bila benda asing masuk ke dalam
saluran pernapasan. Dengan batuk yang kuat, benda asing akan keluar denagn
sendirinya. Bila tidak juga bisa keluar penderita akan tersedak dan tidak bisa
bernafas. Hal ini akan sangat berbahaya sekali. Pertolongan pertama pada
kecelakaan semacam ini sangat diperlukan. Sebagai penolong usahakan diri
Anda setenang mungkin dan lakukan pertolongan tanpa ragu-ragu:
Sedapat mungkin benda asing dikeluarkan dengan jari
Penderita dipegang dari belakang di setinggi ulu hati dengan kedua tangan.
Tangan yang satu memegang tangan yang lain
Tekan dengan kuat, sehingga otot ronggga dada (diafragma) naik dan terjadi
tekanan tinggi di rongga dada. Tindakan ini dapat mengeluarkan benda asing.
Kasus
1. Seorang bayi usia 6 bulan sedang makan makanan pendamping ASI tiba tiba
saja bayi tersebut sulit bernafas di tandai dengan tulang rusuk dan dada
tertarik kedalam saat menarik nafas,warna kulit bayi juga berubah menjadi
kebiru biruan serta hampir krhilangan kesadaran
2. Seorang balita pada awalnya memakan pop corn yang di belikan
orangtuanya, setelah malamnya balita tersebut mengalami demam dengan
nafas yang berat
3. Pada suatu hari ada perlombaan makan ayam goreng yang banyak di ikuti
orang-orang salah satunya adalah TN.M. tiba tiba saja TN.M tersedak dengan
mata melototbdan tak bisa bernafas dengan baik. Kesadarannya pun menurun
Foto dalam penanganan kegawatdaruratan sumbatan jalan nafas untuk
mengeluarkan benda asing
A B

C D
Penjelasan
Gambar A : berikan 5 kali pukulan pada punggung (back blow/back slaps),
anjurkan batuk akan tetapi jangan buang buang waktu. tahan korban dari
belakang (posisi korban agak condong kedepan). Segera berikan hentakan
pukulan 5 kali pada titik silang garis imajinasi belakang dengan garis antar
belikat.
Gambar B : hentakan yang di lakukan di belakang untuk bayi.
Gambar C : melakukana abdominal trusth hingga berhasil
Gambar D : melakukan hentakan 5 kali dengan cara menarik mendadak lengan
penolong yang merangkul pinggang korban ke arah titik hentak.

Anda mungkin juga menyukai