Anda di halaman 1dari 3

Nama : Bella Anggraini

Nim : P07124118175
Semester/Kelas : Semester 5 kelas B
Mata kuliah : Bahasa Indonesia
Tugas : Membuat cerpen tentang diri sendiri, persahabatan, dll
Dosen pengampu : Dr. Ngalimun, M.Pd., M.I.Kom.

Usahaku Membuatku Tersenyum

Oleh Bella Anggraini

Mentari pagi mulai menampakkan wujud dari perut bumi setelah


semalaman beristirahat. Sedikit demi sedikit mulai naik untuk
menampakkan diri dan menghampiri langit nan biru. “Bangun... bangun nak
suara ibu pun terdengar jelas di telingaku. aku pun segera bangun dan
beranjak dari tempat tidur ku, kemudian aku mengambil handuk lalu aku
mandi.

Setelah selesai mandi lalu ibu pun bertanya, “Nak.. jadi bagaimana
kamu mau kuliah atau bekerja”? seketika itu aku pun terdiam sejenak, ibu
pun berkata “ nak kalau kamu mau kuliah ibu sudah menyiapkan biayanya,
tapi kalau kamu mau bekerja juga tidak apa-apa, semua keputusan ibu
serahkan kepada kamu nak, lalu aku bilang kepada ibu “Bu aku masih
bingung memilih antara kuliah atau bekerja , yaa kala itu aku baru lulus
SMK dua minggu yang lalu. setelah aku bercerita panjang lebar kepada ibu
ku , lalu ibu ku pun menyarankan agar aku sholat untuk meminta petunjuk
kepada Allah, lalu aku pun mengiyakan apa yang di sarankan oleh ibuku.

Keesokan harinya aku bangun lebih awal dari hari biasanya, aku
sengaja bangun lebih awal karena ingin membuatkan sarapan , sekaligus
ingin memberitahu ibu dan bapakku bahwa aku sudah menemukan
jawabannya , “Bu, pak, aku sudah memutuskan bahwa aku ingin kuliah,
setelah selesai kuliah nanti baru aku bekerja”. Lalu kedua orangtua ku pun
senang karena aku sudah memutuskan untuk kuliah.

Setelah aku memutuskan untuk kuliah lalu aku mencari link


pendaftaran kuliah , waktu itu aku sanagat ingin kuliah di unlam, lalu aku
mencoba mendaftar ujian seleksi perguruan tinggi yaitu sbmptn ketika
sudah dapat link pendaftarannya aku pun langsung memasukkan data diriku
dan mendaftar.

Selesai mendaftar aku pun mendapatkan jadwal ujian pada hari rabu,
ketika aku sudah mendapatkan jadwal ujiannya, lalu aku pun bilang kepada
sepupu ku bahwa aku meminta dia untuk menemaniku mencari ruangan
ujian untuk hari rabu nanti, kebetulan sepupu ku kuliah di unlam jadi lebih
mudah untuk menemukan ruang ujian ku saat itu.

Setelah kurang lebih 1 minggu aku menunggu hari ujianku, dan


akhirnya tiba pada hari ini yaitu hari rabu yang mana hari ini aku akan
mengikuti ujian seleksi perguruan tinggi, aku pun bersiap-siap untuk
berangkat ke Unlam, tak lupa aku berpamitan kepada ibu dan bapakku dan
meminta mereka untuk mendo’akan ku agar aku bisa menjawab soalnya
dengan baik dan lulus ujiannya “ Bu, pak aku berangkat dulu ya... “ Iya nak,
hati-hati ya” lalu aku pun menjawab “iyaa bu...”.

Setibanya aku di Unlam aku pun sedikit gugup ketika memasuki


ruangan ujian, karena aku takut hasilnya tidak sesuai dengan harapanku.

Suara bel berbunyi tanda bahwa waktu aku mengerjakan soal ujian
sudah berakhir, aku pun langsung keluar ruangan dan menuju ke kantin
sembari menunggu ujian sesi ke 2, tidak terasa sudah setengah jam aku di
kantin dan aku pun melirik jam tanganku dan waktu ujian sesi ke 2 masih
ada 10 menit lagi. Aku pun langsung kembali menuju ke ruang ujianku.

Setelah beberapa jam akhurmya selesai sudah aku mengikuti ujiannya,


aku langsung pulang ke rumah dan setibanya di rumahnya aku langsung
merebahkan diri ke kasur karena lelah akibat terjebak macet . Ketika aku
sedang bersantai sambil main handphone tiba-tiba aku mendapatkan e-mail,
yang mana e-mail itu berisi pengumuman ujian ku dan aku sangat kaget
ketika mendapatkan e-mail itu, lalu aku langsung membuka e-mail tersebut,
sebelum membuka aku berdo’a dalam hati “Ya Allah semoga hasilnya
sesuai dengan harapanku selama ini” ku buka e-mail itu dan ternyata.. isinya
“Maaf anda tidak lulus seleksi sbmptn 2018”.

Dan disitulah pupus sudah harapanku, seketika air mata kesedihan


menyelimutiku… ibu menghapiri ku di kamar dan menanyaiku “ Bagaimana
hasilnya nak”? “Aku tidak lulus seleksinya bu“ ibu sedikit kaget ketika
mendengar jawabanku dan akhirnya air mataku pun kembali
menyelimutiku. Ibu memelukku dan mencoba menenangkan ku dengan
berkata “Yang sabar ya nak mungkin itu belum rezeki kamu“ aku hanya
bisa mengangguk.

Aku pun langsung menuju kamarku dan bergegas membuku diaryku


yang kusam ditutupi debu-debu. Coretan rencana kecewa pun kutanggalkan
semangat bel masih ada 1 jalur lagi yang belum kamu coba.

Semangat itu pun berkobar lagi, dari kegagalan itu pun aku mencoba
merenung apakah aku kurang berdoa kepadamu ya Allah, ataukah kau telah
merencanakan yang lebih indah dari itu.

3 minggu berlalu dan disitulah pendaftran Poltekkes Banjarmasin


dimulai. “Hah..aku sudah pesimis mungkin aku tidak akan bisa daftar...”
Ternyata allah berkehendak lain dan aku bisa daftar, aku mendaftar di
Poltekkes Banjarmasin pada hari itu dengan pilihan pertama aku memilih
jurusan analis kesehatan dan pilihan kedua bidan.

Dan setiba di rumah aku minta didoakan oleh kedua orangtuaku agar
aku bisa diterima kuliah di Poltekkes Banjarmasin.

1 minggu sudah berlalu dan ketika main handphone aku mendapatkan


pengumuman hasil ujian di Poltekkes Banjarmasin, dan pengumuman itu
berisikan bahwa aku di terima di Poltekkes Banjarmasin dengan pilihan
yang kedua yaitu bidan. Betapa senang dan bersyukurnya aku karena telah
diterima di Poltekkes Banjarmasin. Yaa memang dulu waktu smp aku
pernah di tanya oleh kedua orang tuaku , “Nak nanti kalau kamu mau kuliah
kamu mau kuliah jurusan apa“ ? aku terdiam sejenak dan tiba-tiba ibu
bilang gimana kalo kuliah jurusan bidan aja, dan aku pun langsung
mengiyakan , dan waktu itu ada temanku yang bertanya “Kamu mau kuliah
di mana dan jurusan apa” ? “Aku sangat ingin kuliah di Unlam”,

Tapi Allah berkehendak lain dan akhirnya keinginan orangtua ku


terwujud aku kuliah jurusan bidan. Akan tetapi aku sangat bersyukur dan
alhamdulillahnya Allah memberikan kado terindah dari kegagalanku jalur
sbmptn dengan kesempatanku lolos di Poltekkes Banjarmasin.

Usaha tidak akan pernah mengkhianati hasil selagi kita masih


mempunyai semangat dan kemauan untuk menempuh pendidikan yang lebih
tinggi.

Anda mungkin juga menyukai