NIM : 12019012
Prodi : D3 Kebidanan
Semester : 02
Infus cairan adalah pemberian sejumlah cairan ke dalam tubuh, melalui sebuah jarum, ke dalam tubuh
untuk menggantikan kehilangan cairan atau zat-zat makanan dari tubuh. Fungsi NaCl bagi tubuh yang
sehat sebenarnya tidak ada. NaCl 0,9%, misalnya, dulu dikenal sebagai cairan fisiologis karena dianggap
memiliki kandungan cairan yang menyerupai kandungan cairan tubuh. Biasanya cairan ini digunakan
pada penderita rawat inap yang memerlukan jalur infus, yang tanpa kelainan pada kandungan cairan
tubuh (dalam artian tidak terdapat perubahan nilai elektrolit dalam tubuh). Namun, dalam keadaan
tertentu (misalnya kadar natrium dalam darah menurun), NaCl dapat digunakan (secara infus) untuk
meningkatkan kadar natrium, tentunya dengan menyesuaikan persen NaCl yang dibutuhkan. Dengan
kata lain NaCl itu juga merupakan molekul yang orang bilang garam dapur terdiri dari Na+ dan Cl-
merupakan ion elektrik, berperan dalam natrium kalium ATP-ase yang intinya semua kerja tubuh yang
memerlukan listrik, seperti saraf, otot, chenel2 reseptor, dll
1. ) ASERING
Cl 109 mEq
Ca 3 mEq
K 4 mEq
Asetat/garam 28 mEq
Fungsi : dapat diberikan saat pasien dehidrasi (keadaan shock hipovolemik dan asidosis), demam
berdarah dengue, trauma, dehidrasi berat, luka bakar dan shock hemoragik.
Manfaat :
Dapat menjaga suhu tubuh sentral pada anestasi dan isofluran terutama kandungan asetatnya
pada saat pasien dibedah
Indikasi:
Dehidrasi (syok hipovolemik dan asidosis) pada kondisi: gastroenteritis akut, demam berdarah
dengue (DHF), luka bakar, syok hemoragik, dehidrasi berat, trauma.
2.) KA-EN 1B
Komposisinya dalam tiap 1000 ml yaitu :
Elektrolit (meq/L) yang terdiri dari : Na+ (38,5),Cl- (38,5),dan glukosa (37,5 g/L
Dapat menjadi cairan elektrolit pasien pada kasus pasien yang sedang dehidrasi karena tidak mendapat
asupan oral dan pasien yang sedang demam. Selain itu cairan ini bisa diberikan kepada bayi prematur
maupun bayi yang baru lahir sebagai cairan elektrolitnya.
Indikasi:
Sebagai larutan awal bila status elektrolit pasien belum diketahui, misal pada kasus emergensi (dehidrasi
karena asupan oral tidak memadai, demam)
Dosis lazim 500-1000 ml untuk sekali pemberian secara IV. Kecepatan sebaiknya 300-500 ml/jam
(dewasa) dan 50-100 ml/jam pada anak-anak
Bayi prematur atau bayi baru lahir, sebaiknya tidak diberikan lebih dari 100 ml/jam
3.) KA-EN 3A & KA-EN 3B
Komposisi :
KA-EN 3A
Anhydrous dekstros 27 g
KA-EN 3B
Anhydrous dekstros 27 g
Indikasi:
Larutan rumatan nasional untuk memenuhi kebutuhan harian air dan elektrolit dengan kandungan
kalium cukup untuk mengganti ekskresi harian, pada keadaan asupan oral terbatas
Komposisi :
Cairan elektrolit (mEq/L) yang terdiri dari: Na+ (50),K+ (20),Cl- (50),laktat- (20),glikosa (100 g/L),kcal/l
(400)
Fungsinya yakni membantu cairan elektrolit harian pasien maupun saat pasien mendapat asupan oral
terbatas, memenuhi kebutuhan kalium pasien (20 mEq/L) dan sebagai suplemen NPC yang dibutuhkan
pasien (400 kcal/L).
Indikasi :
Larutan rumatan nasional untuk memenuhi kebutuhan harian air dan elektrolit dengan kandungan
kalium cukup untuk mengganti ekskresi harian, pada keadaan asupan oral terbatas
5.) KA-EN 4A
Na 30 mEq/L
Cl 20 mEq/L
K 0 mEq/L
Laktat 10 mEq/L
Glukosa 40 gr/L
Fungsi larutan ini yakni dapat diberikan sebagai larutan infus untuk bayi dan anak-anak, menormalkan
kadar konsentrasi kalium serum pada pasien, membantu pasien mendapatkan cairan kembali ketika
mengalami dehidrasi hipertonik.
Indikasi :
Tanpa kandungan kalium, sehingga dapat diberikan pada pasien dengan berbagai kadar konsentrasi
kalium serum normal
6.) KA-EN 4B
Komposisinya yaitu :
Na 30 mEq/L
K 8 mEq/L
Laktat 10 mEq/L
Cl 28 mEq/L
Dapat diberikan pada bayi dan anak–anak usia kurang dari 3 tahun sebagai cairan infus bagi mereka,
mengurangi resiko hipokalemia ketika pasien kekurangan kalium dan mengganti cairan elektrolit pasien
ketika dehidrasi hipertonik
Indikasi:
1. Merupakan larutan infus rumatan untuk bayi dan anak usia kurang 3 tahun
Na+=154
Cl- +154
Kegunaan cairan Otsu-NS yakni mengganti Na dan Cl ketika pasien diare,mengganti kehilangan natrium
pada pasien saat asidosis diabetikum,insufisiensi adrenokortikal,dan luka bakar. Selain itu, mengganti
cairan saat pasien mengalami dehidrasi akut.
Indikasi:
1. Untuk resusitasi
3. Sindrom yang berkaitan dengan kehilangan natrium (asidosis diabetikum, insufisiensi adrenokortikal,
luka bakar)
8.) Otsu-RL
Komposisi terdiri dari cairan elektrolit (mEq/L), yaitu :
Na+ =130
K+ = 4
Cl- =108.7
Laktat = 28
Ca++ = 2.7
Kegunaan yaitu memberi pasien ion bikarbonat dan sebagai cairan asidosi metabolik dan sebagai
resuisitasi.
Indikasi:
1. Resusitasi
3. Asidosis metabolik
9.) MARTOS-10
Komposisi : 400 kcal/L
Kegunaan cairan ini adalah dapat membantu mencukupi suplai air dan karbohidray pada pasien diabetik
secara parental dan dapat memberi nutrisi eksogen pada pasien kritis penderita tumor,infeksi
berat,pasien stres berat maupun pasien mengalami defisiensi protein.
Indikasi:
2. Keadaan kritis lain yang membutuhkan nutrisi eksogen seperti tumor, infeksi berat, stres berat dan
defisiensi protein
10.) AMIPAREN
Komposisi tiap liter dari Amiparen terdiri dari beberapa kandungan yaitu:
L-leucine 14g, L-isoleucine 8g, L-valine 8g,lysine acetate 14,8g (L-lysine equivalent 10,5g), L-threonine
5,7g,L-tryptophan 2g,L-methionine 3,9g,L-phenylalanine 7g,L-cysteine 1g,L-tyrosine 0,5g, L-arginine
10,5g,L-histidine 5g,L-alanine 8g, L-proline 5g,L-serine 3g,aminoacetic acid 5,9g,L-aspartic acid 30 w/w
%,total nitrogen 15,7g,sodium kurang lebih 2 mEq,acetate kira-kira 1220 mEq dan kandungan Sodium
bisulfit ditambahkan sebagai stabilisator.
Kegunaannya adalah bermanfaat bagi pasien yang mengalami stres metabolik berat, mengalami luka
bakar, kwasiokor dan sebagai kebutuhan nutrisi secara parental.
Indikasi:
2. Luka bakar
3. Infeksi berat
4. Kwasiokor
5. Pasca operasi
11 ) AMINOVEL-600
Komposisi cairan ini tiap 600 liter terdiri atas :
D-sorbitol 100g
inositol 500mg
nicotinamide 60mg
potassium 25 mEq
magnesium 5 mEq
acetate 35 mEq
maleate 22 mEq
chloride 38 mEq
Kegunaan adalah meningkatkan kebutuhan metabolik pada pasien yang mengalami luka bakar, trauma
pasca operasi serta pasien yang mengalami stres metabolik sedang. Selain itu, cairan diberikan kepada
pasien GI sebagai penambah nutrisi.
Indikasi:
3. Kebutuhan metabolik yang meningkat (misal luka bakar, trauma dan pasca operasi)
L-Leucine * : 4.1 g
L-Isoleucine * : 1.8 g
L-Valine * : 2 g
L-Threonine : 1.8 g
L-Tryptophan : 0.6 g
L-Methionine : 2.4 g
L-Phenylalanine : 2.9 g
Glycine : 3.4 g
D-Sorbitol : 50 g
Cl- : 52 mEq
Kegunaan : digunakan dalam perawatan, kontrol, pencegahan, & perbaikan penyakit, kondisi dan gejala
berikut ini:
Sakit kronis
Penyembuhan luka
Gigi sensitif
Stres oksidatif
Peradangan
Penyakit kulit
Radang sendi
Imunomodulator
Penyakit alergi
Bisul
Anemia
Anoreksia
Kegilaan
Kerusakan otot
Gangguan gerakan
Ruam popok
Keracunan parasetamol
Depresi
Alkoholisme
Alergi
Asma
Keracunan tembaga
Vitiligo
Penyakit parkinson
Adhd
Sakit kronis
Sembelit sesekali
Multiple sclerosis
Insomnia
Kegelisahan
Kembung
Sembelit
Kelesuan
Kelelahan
Kekuatan mental
Koordinasi otot
Ensefalopati hepatik
Fenilketonuria
Kekurangan makanan
Indikasi:
3. Tifoid
(http://www.akperinsada.ac.id)
Menurut Darmawan (2008), definisi infus adalah salah satu cara atau bagian dari sebuah pengobatan
untuk memasukkan obat atau vitamin kedalam tubuh pasien melalui pembuluh darah. Untuk melakukan
prosedur tindakan pemasangan infus, salah satu alat dan bahan yang wajib digunakan yaitu jarum infus
atau dalam dunia medis biasa disebut abocath. Pemilihan jenis serta ukuran Abocath teramat sangat
menentukan mengenai tingkat keberhasilan dalam melakukan pemasangan infus terhadap pasien,
karena tergantung dari pemilihan ukuran, bentuk serta fungsi yang harus sesuai dengan ukuran vena
pasien, selain dari kondisi pasien serta kemampuan pemasang abocath itu sendiri tentunya.
Adapun menurut Potter (1999) ukuran jarum infus berbeda-beda dan memiliki standar internasional,
yaitu :
1. Ukuran 14G
2. Ukuran 16G
kode warna ABU-ABU
diperuntukan bagi pasien anak dengan usia di atas 8 tahun dan dewasa, pasien dengan trauma,
pasien dengan indikasi bedah mayor, serta dengan kondisi pasien yang diperlukan terapi
sejumlah besar cairan infus perlu diberikan kepada pasien, sehingga pemasangan jarum infus
ukuran 16 umumnya digunakan pada vena besar.
3. Ukuran 18G
diperuntukan bagi pasien anak dengan usia 1 – 8 tahun serta anak di atas usia 8 tahun dan
dewasa, biasanya dipergunakan untuk melakukan tindakan pemberian cairan darah, komponen
darah serta cairan kental lainnya. Pemasangan jarum infus ukuran 18 pada vena besar.
4. Ukuran 20G
kode warna PINK
diperuntukan bagi pasien anak dengan usia 1 – 8 tahun serta anak di atas usia 8 tahun dan
dewasa. Sering digunakan untuk menginfus darah, komponen darah serta cairan infus kental
lainnya.
5. Ukuran 22G
diperuntukan bagi pasien anak dengan usia 1 – 8 tahun serta dewasa usia lanjut. Jarum infus
ukuran 22 dapat dipergunakan untuk menginfus sebagian besar cairan infus dan relatif lebih
mudah untuk melakukan insersi ke vena yg kecil, tipis dan rapuh. Kecepatan tetesan pada
penggunaan jarum infus ukuran 22 harus dipertahankan pada tetesan lambat.
6. Ukuran 24G
kode warna KUNING
diperuntukan bagi pasien dengan usia di bawah 1 tahun (nenonatus, bayi, anak) dan dewasa
usia lanjut. Jarum infus ukuran 24 dapat dipergunakan untuk menginfus sebagian besar cairan
infus dan relatif sangat mudah untuk melakukan insersi ke vena yang sangat kecil, tipis dan
rapuh. Kecepatan tetesan pada penggunaan jarum infus ukuran 24 harus dipertahankan pada
tetesan lambat atau biasa disebut micro drip.
7. Ukuran 26G
diperuntukan bagi pasien dengan usia di bawah 1 tahun (nenonatus, bayi, anak) dan dewasa
usia lanjut. Jarum infus ukuran 26 dapat dipergunakan untuk menginfus sebagian besar cairan
infus dan relatif sangat mudah untuk melakukan insersi ke vena yang sangat kecil, tipis dan
rapuh namun jarum infus ukuran 26 ini sangat jarang digunakan karena para tenaga medis
biasanya cukup menggunakan jarum infus ukuran 24. Kecepatan tetesan pada penggunaan
jarum infus ukuran 26 harus dipertahankan pada tetesan yang sangat lambat atau biasa disebut
micro drip.