Anda di halaman 1dari 11

15 Jenis-Jenis Cairan Infus dan Fungsinya

Infus menjadi salan satu perawatan medis yang serong dilakukan. Perawatan medis ini dilakukan dengan
mengaliri tubuh lewat pembuluh darah melalui selang infus. Selang infus ini di dalamnya terdapat cairan
infus yang akan masuk ke tubuh. Seperti apakah jenis cairan infus yang seringkali diberikan. Berikut ini
diantaranya :

1. Asering
Cairan dalam tiap liternya memiliki komposisi sebagai berikut :

Na 130 mEq
Cl 109 mEq
Ca 3 mEq
K 4 mEq
Asetat/garam 28 mEq

Fungsi cairan ini dapat diberikan saat pasien dehidrasi (keadaan shock hipovolemik dan
asidosis),demam berdarah dengue, trauma, dehidrasi berat, luka bakar dan shock hemoragik.

Adapun manfaat cairan asering yaitu:

Dapat menjaga suhu tubuh sentral pada anestasi dan isofluran terutama kandungan asetatnya pada saat
pasien dibedah
Meningkatkan tonisitas sehingga dapat mengurangi resiko edema serebral

2. Cairan Kristaloid
a.) Normal Saline
Komposisi : Na: 154 mmol/l,Cl:154 mmol/l

Kegunaan :

Mengganti cairan saat diare


Mengganti elektrolit dan cairan yang hilang di intravaskuler
Menjaga cairan ekstra seluler dan elektrolit serta membuat peningkatan pada metabolit nitrogen berupa
ureum dan kreatinin pada penyakit ginjal akut.

b.) Ringer Laktat (RL)


Komposisi : (mmol/100 ml : Na = 130, K = 4-5, Ca = 2-3, Cl = 109-110, Basa = 28-30 mEq /L)

Manfaat cairan Ringer Laktat : Kandungan kaliumnya bermanfaat untuk konduksi saraf dan otak,
mengganti cairan hilang karena dehidrasi, syok hipovolemik dan kandungan natriumnya menentukan
tekanan osmotik pada pasien.
c.) Deaktrosa
Cairan terdiri dari beberapa komposisi yakni :

Glukosa = 50 gr/l,100 gr/l,200 gr/l

Manfaat deaktrosa adalah cairan yang diperlukan pasien pada saat terapi intravena,dan diperlukan untuk
hidrasi ketika pasien sedang dan selesai operasi.

d.) Ringer Asetat (RA)


Komposisi cairan ini hampir sama dengan cairan Ringer Laktat namun keduanya memiliki manfaat yang
berbeda bagi pasien yaitu :

berguna sebagai cairan metabolisme di otot pasien


Bermanfaat bagi pasien resusitasi (kehilangan cairan akut) yang mengalami dehidrasi yang berat dan
syok maupun asidosis
bagi pasien diare (yang kehilangan cairan dan bikarbonat masif)
demam berdarah
luka bakar (syok hemoragik)

Manfaat yang dirasakan pasien dengan cairan ini 3-4 kali lebih cepat dan efektif daripada cairan Ringer
Laktat (RL).

3. Cairan Koloid
Cairan ini merupakan cairan yang terdiri dari molekul besar yang sulit untuk menembus pada membran
kapiler. Biasanya cairan digunakan untuk mengganti cairan yang hilang yakni cairan intravaskuler,
digunakan untuk membuat tekanan osmose plasma lebih terjaga dan mengalami peningkatan. Jenis
cairan koloid yaitu :

a.) Albumin
Komposisi : Protein 69-kDa yang mendapat pemurnian yang berasal dari plasma manusia (misalnya 5 %).

Adapun manfaat albumin yaitu mengganti jumlah volume yang hilang atau protein ketika pasien
mengalami syok hipovolemia, hipoalbuminemia, saat operasi ,trauma, gagal ginjal yang akut dan luka
bakar. Selain itu, ketika pasien diterapi dengan albumin dapat memberi pengaruh diuresis yang
berkelanjutan serta membantu dalam penurunan berat badan.

b.) Hidroxyetyl Starches (HES)


Komposisi : Starches (memiliki 2 tipe polimer glukosa:amilosa dan amilopektin).

Manfaat cairan HES yakni membantu menurunkan permeabilitas pembuluh darah pada pasien post
trauma. sSehingga resiko kebocoran kapiler dapat terhindarkan dan membantu menambah jumlah
volume plasma walaupun pasien mengalami kenaikan permeabilitas.
c.) Dextran
Komposisi : Polimer glukosa (hasil sintesis bakteri Leuconosyoc mesenteroides melalui media sukrosa)

Manfaat dextran, membantu menambah plasma ketika pasien mengalami trauma, syok sepsis, iskemia
celebral, vaskuler perifer dan iskemia miokard. Selain itu, cairan dextran memberi efek anti trombus yakni
dapat menurunkan viskositas darah dan mencegah agregasi platelet.

d.) Gelatin
Komposisi: hidrolisi kolagen bovine

Manfaat : Memberi efek antikoagulan, Dapat membantu menambah volume plasma pada pasien

4. Cairan Mannitol
Komposisi terdiri dari karbon, hidrogen dan oksigen (C6H14O6). Manfaatnya yaitu membantu tekanan
intrakranial yang tingga menjadi normal atau berkurang, memberi peningkatan diuresis pada proses
pengobatan gagal ginjal (oliguria), membuateksresi senyawa toksik menjadi meningkat. Bermanfaat juga
sebagai larutan irigasi genitouriner ketika pasien sedang menjalani operasi prostat atau transuretral.

5. KA-EN 1B
Komposisinya dalam tiap 1000 ml yaitu :

Sodium klorida 2,25 g


Anhidrosa dekstros 37,5 g
Elektrolit (meq/L) yang terdiri dari : Na+ (38,5),Cl- (38,5),dan glukosa (37,5 g/L

Manfaat cairan KA-EN 1B :

Dapat menjadi cairan elektrolit pasien pada kasus pasien yang sedang dehidrasi karena tidak mendapat
asupan oral dan pasien yang sedang demam. Selain itu cairan ini bisa diberikan kepada bayi prematur
maupun bayi yang baru lahir sebagai cairan elektrolitnya.

6. KA-EN 3A & KA-EN 3B


Komposisi :

KA-EN 3A
Sodium klorida 2,34 g
Potassium klorida 0,75 g
Sodium laktat 2,24 g
Anhydrous dekstros 27 g
Cairan elektrolit (meq/L): Na + 60,K+10,Cl-50,glukosa 27g/L,kcal/L:108
KA-EN 3B
Sodium klorida 1,75 g
Ptasium klorida 1,5 g
Sodium laktat 2,24
Anhydrous dekstros 27 g
Cairan elektrolit (mEq/L) : Na + (50),K+ (20),Cl- (50),laktat- (20),glukosa (27g/L),kcal/L (108)

Manfaat kedua larutan ini adalah :

Membantu memenuhi kebutuhan pasien akan cairan dan elektrolit karena kandungan kaliumnya (pada
KA-EN 3A mengandung kalium 10 mEq/L dan KA-EN 3B mengandung kalium 20 mEq/L) yang cukup
walaupun pasien sudah melakukan ekskresi harian.

7. KA-EN MG3
Komposisi :

Sodium klorida 1,75 g


Anhydrous dekstros 100 g
Sodium laktat 2,24 g
Cairan elektrolit (mEq/L) yang terdiri dari: Na+ (50),K+ (20),Cl- (50),laktat- (20),glikosa (100 g/L),kcal/l
(400)

Manfaatnya yakni membantu cairan elektrolit harian pasien maupun saat pasien mendapat asupan oral
terbatas, memenuhi kebutuhan kalium pasien (20 mEq/L) dan sebagai suplemen NPC yang dibutuhkan
pasien (400 kcal/L).

8. KA-EN 4A
Memiliki komposisi (per 1000 ml), yang mengandung :

Na 30 mEq/L
Cl 20 mEq/L
K 0 mEq/L
Laktat 10 mEq/L
Glukosa 40 gr/L

Manfaat larutan ini yakni dapat diberikan sebagai larutan infus untuk bayi dan anak-anak, menormalkan
kadar konsentrasi kalium serum pada pasien, membantu pasien mendapatkan cairan kembali ketika
mengalami dehidrasi hipertonik.

9. KA-EN 4B
Komposisinya yaitu :

Na 30 mEq/L
K 8 mEq/L
Laktat 10 mEq/L
Glukosa 37,5 gr/L
Cl 28 mEq/L

Manfaat cairan infus KA-EN 4B :

Dapat diberikan pada bayi dan anakanak usia kurang dari 3 tahun sebagai cairan infus bagi mereka,
mengurangi resiko hipokalemia ketika pasien kekurangan kalium dan mengganti cairan elektrolit pasien
ketika dehidrasi hipertonik.

10. Otsu-NS
Komposisinya terdiri dari elektrolit (mEq/L) :

Na+=154
Cl- +154

Manfaat cairan Otsu-NS yakni mengganti Na dan Cl ketika pasien diare,mengganti kehilangan natrium
pada pasien saat asidosis diabetikum,insufisiensi adrenokortikal,dan luka bakar. Selain itu, mengganti
cairan saat pasien mengalami dehidrasi akut.

11. Otsu-RL
Komposisi terdiri dari cairan elektrolit (mEq/L), yaitu :

Na+ =130
K+ = 4
Cl- =108.7
Laktat = 28
Ca++ = 2.7

Manfaatnya yaitu memberi pasien ion bikarbonat dan sebagai cairan asidosi metabolik dan sebagai
resuisitasi.

12. MARTOS-10
Komposisi : 400 kcal/L

Manfaat cairan ini adalah dapat membantu mencukupi suplai air dan karbohidray pada pasien diabetik
secara parental dan dapat memberi nutrisi eksogen pada pasien kritis penderita tumor,infeksi
berat,pasien stres berat maupun pasien mengalami defisiensi protein.

13. AMIPAREN
Komposisi tiap liter dari Amiparen terdiri dari beberapa kandungan yaitu:

L-leucine 14g, L-isoleucine 8g, L-valine 8g,lysine acetate 14,8g (L-lysine equivalent 10,5g), L-threonine
5,7g,L-tryptophan 2g,L-methionine 3,9g,L-phenylalanine 7g,L-cysteine 1g,L-tyrosine 0,5g, L-arginine
10,5g,L-histidine 5g,L-alanine 8g, L-proline 5g,L-serine 3g,aminoacetic acid 5,9g,L-aspartic acid 30
w/w%,total nitrogen 15,7g,sodium kurang lebih 2 mEq,acetate kira-kira 1220 mEq dan kandungan
Sodium bisulfit ditambahkan sebagai stabilisator.

Cairan ini bermanfaat bagi pasien yang mengalami stres metabolik berat, mengalami luka bakar,
kwasiokor dan sebagai kebutuhan nutrisi secara parental.

14. AMINOVEL- 600


Komposisi cairan ini tiap 600 liter terdiri atas :

amino acid (L-form) 50g


D-sorbitol 100g
ascorbic acid 400mg
inositol 500mg
nicotinamide 60mg
pyridoxine HCl 40mg,
riboflavin sodium phosphate 2,5mg.
Selain itu komposisinya terdiri dari elektrolit:
Sodium 35 mEq
potassium 25 mEq
magnesium 5 mEq
acetate 35 mEq
maleate 22 mEq
chloride 38 mEq

Manfaatnya adalah meningkatkan kebutuhan metabolik pada pasien yang mengalami luka bakar, trauma
pasca operasi serta pasien yang mengalami stres metabolik sedang. Selain itu, cairan diberikan kepada
pasien GI sebagai penambah nutrisi.

15. TUTOFUSIN OPS


Komposisi tiap liternya adalah:

Natrium = 100 mEq


Kalium = 18 mEq
Kalsium = 4 mEq
Sorbitol = 50 gram
Klorida = 90 mEq
Magnesium =6 mEq

Manfaatnya yakni memenuhi kebutuhan pasien akan air dan cairan elektrolit baik saat sebelum,sedang
dan sesudah operasi. Selain itu, dapat membantu pasien mendapatkan kembali air dan cairan elektrolit
saat mengalami dehidrasi isotonik dan kehilangan cairan intarselular, juga memenuhi kebutuhan pasien
akan makanan yang mengandung karbohidrat secara parsial.
Mean Arterial Pressure atau biasa disebut MAP adalah hitungan rata-rata tekanan darah arteri
yang dibutuhkan agar sirkulasi darah sampai ke otak. Mengapa tekanan darah ke otak harus
cukup? Sirkulasi darah ke otak membawa suplai makanan dan oksigen yang dibutuhkan otak
untuk nutrisi dan aktivitas kerja otak. Tekanan yang membawa darah ke otak tidak boleh kuran
tidak boleh juga lebih dikarenakan jika tekanannya kurang maka suplai makanan ke otak akan
berkurang. dalam kondisi ini tubuh akan lemas, mudah mengantuk dan akan cenderung tidak
sadar. kondisi ini akan diikuti dengan akral tubuh yang dingin, heart rate tachikardi, hipotensi
dan respirasi meningkat gunai suplai oksigen ke otak tercukupi.

Lalu bagaimana jika tekanan darah arteri ke otak (MAP) tinggi? Resiko terbesar apabila tekanan
darah ke otak tinggi adalah pecahnya pembuluh darah otak, disini disebabkan pembuluh darah
diotak begitu halus dan rapuh, sehingga mudah pecah. Oleh karena itu tekanan darah yang
mengalir ke otak harus stabil dan tepat.

Berapa sih tekanan darah yang normal dan tepat untuk aliran darah ke otak? MAP yang
dibutuhkan agar pembuluh darah elastis dan tidak pecah serta otak tidak kekurangan oksigen /
normal MAP adalah 70-100 mmHg. Apabila <70 atau >100 maka tekanan rerata arteri itu harus
diseimbangkan yaitu dengan meningkatkan atau menurunkan tekanan darah pasien tersebut.

Bagaimana sih cara menentukan rumus menghitung MAP? gampang kok.. Begini ya rumusnya:
MAP = (Sistole + 2 Diastole) :3

Contoh: Tekanan darah seorang pasien adalah 120/80 mmHg. Berapakah tekanan rerata arteri
(MAP) pasien tersebut?

Jawab:
MAP = (120 + 2x80) :3
= (120 + 160) :3
= 280 : 3
= 93,3 mmHg (normal)
Jenis Pemeriksaan Laboratorium dan Kegunaannya
Tes Agregasi Trombosit (TAT) : agregasi trombosit adalah kecenderungan trombosit untuk
menempel satu sama lain membentuk bekuan darah. TAT berguna untuk mengetahui kelainan
kualitas trombosit (yang menimbulkan gangguan agregasi) dan memonitor terapi (misalnya
pemberian aspirin).
Hiperagregasi berarti peningkatan kecenderungan trombosit untuk membentuk agregasi ->
meningkatkan resiko stroke dan PJK.
Hipoagregasi berarti trombosit 'malas' membentuk bekuan -> meningkatkan resiko perdarahan

Viskositas Darah : untuk mengetahui kekentalan plasma

Hb - elektroforesis : untuk mengetahui adanya variasi atau kelainan hemoglobin seperti


thalassemia atau hemoglobinopati

HbF : HbF adalah jenis Hb yang dimiliki oleh janin. Setelah bayi lahir, HbF digantikan oleh
HbA (Hb dewasa). Pemeriksaan HbF digunakan untuk mengetahui adanya kelainan hemoglobin,
misalnya Thalassemia (% HbF meningkat)

Hitung Eosinofil : Eosinofil merupakan sel darah yang berperan pada proses alergi, infeksi
parasit -> pemeriksaan Hitung Eosinofil bertujuan untuk mengetahui adanya proses
alergi/hipersensitifitas atau infeksi parasit misalnya cacing (penyakit penyakit tersebut tidak
selalu disertai peningkatan jumlah eosinofil)

Mikrofilaria : filaria merupakan parasit yang ditularkan oleh nyamuk, merupakan penyakit kaki
gajah. Pemeriksaan mikrofilaria menggunakan sediaan apus darah, darah diambil pada tengah
malam atau menjelang dini hari (karena pada saat itulah parasit filarial berada di darah tepi)

Hematologi Rutin : mengetahui adanya kelainan darah seperti anemia (kurang darah), adanya
infeksi atau kelainan sel darah putih yang lain, alergi dan gangguan pembekuan darah akibat
kelainan jumlah trombosit

Retikulosit : retikulosit merupakan eritrosit (sel darah merah) muda. Peningkatan retikulosit
menunjukkan peningkatan pembentukan sel darah merah, misalnya akibat perdarahan atau ada
peningkatan penghancuran eritrosit

MCV, MCH, MCHC : merupakan indeks eritrosit, menggambarkan ukuran dan kandungan Hb
dalam eritrosit (menentukan jenis anemia)

SI, TIBC, IBC, % Saturasi Transferin : menggambarkan status kandungan besi dalam tubuh
(menentukan apakah ada kekurangan atau kelebihan zat besi)
Gambaran Darah Tepi : mengetahui adanya kelainan morfologi eritrosit, leukosit dan trombosit
(mengetahui jenis anemia, kelainan hemoglobin, leukosit dan trombosit)

Waktu Perdarahan (BT) : sebagai pemeriksaan penyaring sebelum operasi untuk mengetahui
kelainan trombosit dan dinding pembuluh darah

Waktu Pembekuan (CT) : sebagai pemeriksaan penyaring sebelum operasi untuk mengetahui
kelainan pembekuan darah (kelainan faktor - faktor pembekuan darah)

PPT : merupakan pemeriksaan untuk mengetahui kelainan faktor pembekuan darah dan
memonitor terapi antikoagulan

APTT : merupakan pemeriksaan untuk mengetahui kelainan faktor pembekuan darah dan
memonitor terapi antikoagulan

Fibrinogen : fibrinogen merupakan faktor pembekuan darah (faktor I), dihasilkan oleh hati.
Pemeriksaan fibrinogen berguna untuk mengetahui adanya kelainan pembekuan darah,
mengetahui adanya resiko terjadinya pembekuan darah (peningkatan kadar fibrinogen berarti ada
peningkatan resiko pembekuan darah -> peningkatan resiko terjadinya penyakit jantung koroner
dan stroke), dan mengetahui adanya gangguan fungsi hati

Pemeriksaan darah rutin meliputi 6 jenis pemeriksaan; yaitu


1. Hemoglobin / Haemoglobin (Hb)
2. Hematokrit (Ht)
3. Leukosit: hitung leukosit (leukocyte count) dan hitung jenis (differential count)
4. Hitung trombosit / platelet count
5. Laju endap darah (LED) / erythrocyte sedimentation rate (ESR)
6. Hitung eritrosit (di beberapa instansi)
Hemoglobin (Hb)
Nilai normal dewasa pria 13.5-18.0 gram/dL, wanita 12-16 gram/dL, wanita hamil 10-15
gram/dL
Nilai normal anak 11-16 gram/dL, batita 9-15 gram/dL, bayi 10-17 gram/dL, neonatus 14-27
gram/dL
Hb rendah (<10 gram/dL) biasanya dikaitkan dengan anemia defisiensi besi. Sebab lainnya dari
rendahnya Hb antara lain pendarahan berat, hemolisis, leukemia leukemik, lupus eritematosus
sistemik, dan diet vegetarian ketat (vegan). Dari obat-obatan: obat antikanker, asam asetilsalisilat,
rifampisin, primakuin, dan sulfonamid. Ambang bahaya adalah Hb < 5 gram/dL.
Hb tinggi (>18 gram/dL) berkaitan dengan luka bakar, gagal jantung, COPD (bronkitis kronik
dengan cor pulmonale), dehidrasi / diare, eritrositosis, polisitemia vera, dan pada penduduk
pegunungan tinggi yang normal. Dari obat-obatan: metildopa dan gentamisin.
Hematokrit
Nilai normal dewasa pria 40-54%, wanita 37-47%, wanita hamil 30-46%
Nilai normal anak 31-45%, batita 35-44%, bayi 29-54%, neonatus 40-68%
Hematokrit merupakan persentase konsentrasi eritrosit dalam plasma darah. Secara kasar,
hematokrit biasanya sama dengan tiga kali hemoglobin.
Ht tinggi (> 55 %) dapat ditemukan pada berbagai kasus yang menyebabkan kenaikan Hb;
antara lain penyakit Addison, luka bakar, dehidrasi / diare, diabetes melitus, dan polisitemia.
Ambang bahaya adalah Ht >60%.
Ht rendah (< 30 %) dapat ditemukan pada anemia, sirosis hati, gagal jantung, perlemakan hati,
hemolisis, pneumonia, dan overhidrasi. Ambang bahaya adalah Ht <15%.
Leukosit (Hitung total)
Nilai normal 4500-10000 sel/mm3
Neonatus 9000-30000 sel/mm3, Bayi sampai balita rata-rata 5700-18000 sel/mm3, Anak 10
tahun 4500-13500/mm3, ibu hamil rata-rata 6000-17000 sel/mm3, postpartum 9700-25700
sel/mm3
Segala macam infeksi menyebabkan leukosit naik; baik infeksi bakteri, virus, parasit, dan
sebagainya. Kondisi lain yang dapat menyebabkan leukositosis yaitu:
Anemia hemolitik
Sirosis hati dengan nekrosis
Stres emosional dan fisik (termasuk trauma dan habis berolahraga)
Keracunan berbagai macam zat
Obat: allopurinol, atropin sulfat, barbiturat, eritromisin, streptomisin, dan sulfonamid.
Leukosit rendah (disebut juga leukopenia) dapat disebabkan oleh agranulositosis, anemia
aplastik, AIDS, infeksi atau sepsis hebat, infeksi virus (misalnya dengue), keracunan kimiawi,
dan postkemoterapi. Penyebab dari segi obat antara lain antiepilepsi, sulfonamid, kina,
kloramfenikol, diuretik, arsenik (terapi leishmaniasis), dan beberapa antibiotik lainnya.
Leukosit (hitung jenis)
Nilai normal hitung jenis
Basofil 0-1% (absolut 20-100 sel/mm3)
Eosinofil 1-3% (absolut 50-300 sel/mm3)
Netrofil batang 3-5% (absolut 150-500 sel/mm3)
Netrofil segmen 50-70% (absolut 2500-7000 sel/mm3)
Limfosit 25-35% (absolut 1750-3500 sel/mm3)
Monosit 4-6% (absolut 200-600 sel/mm3)
Penilaian hitung jenis tunggal jarang memberi nilai diagnostik, kecuali untuk penyakit alergi di
mana eosinofil sering ditemukan meningkat.
Peningkatan jumlah netrofil (baik batang maupun segmen) relatif dibanding limfosit dan
monosit dikenal juga dengan sebutan shift to the left. Infeksi yang disertai shift to the left
biasanya merupakan infeksi bakteri dan malaria. Kondisi noninfeksi yang dapat menyebabkan
shift to the left antara lain asma dan penyakit-penyakit alergi lainnya, luka bakar, anemia
perniciosa, keracunan merkuri (raksa), dan polisitemia vera.
Sedangkan peningkatan jumlah limfosit dan monosit relatif dibanding netrofil disebut shift to
the right. Infeksi yang disertai shift to the rightbiasanya merupakan infeksi virus. Kondisi
noninfeksi yang dapat menyebabkan shift to the right antara lain keracunan timbal, fenitoin, dan
aspirin.
Trombosit
Nilai normal dewasa 150.000-400.000 sel/mm3, anak 150.000-450.000 sel/mm3.
Penurunan trombosit (trombositopenia) dapat ditemukan pada demam berdarah dengue, anemia,
luka bakar, malaria, dan sepsis. Nilai ambang bahaya pada <30.000 sel/mm3.
Peningkatan trombosit (trombositosis) dapat ditemukan pada penyakit keganasan, sirosis,
polisitemia, ibu hamil, habis berolahraga, penyakit imunologis, pemakaian kontrasepsi oral, dan
penyakit jantung. Biasanya trombositosis tidak berbahaya, kecuali jika >1.000.000 sel/mm3.
Laju endap darah
Nilai normal dewasa pria <15 mm/jam pertama, wanita <20 mm/jam pertama
Nilai normal lansia pria <20 mm/jam pertama, wanita <30-40 mm/jam pertama
Nilai normal wanita hamil 18-70 mm/jam pertama
Nilai normal anak <10 mm/jam pertama
LED yang meningkat menandakan adanya infeksi atau inflamasi, penyakit imunologis,
gangguan nyeri, anemia hemolitik, dan penyakit keganasan.
LED yang sangat rendah menandakan gagal jantung dan poikilositosis.
Hitung eritrosit
Nilai normal dewasa wanita 4.0-5.5 juta sel/mm3, pria 4.5-6.2 juta sel/mm3.
Nilai normal bayi 3.8-6.1 juta sel/mm3, anak 3.6-4.8 juta sel/mm3.
Peningkatan jumlah eritrosit ditemukan pada dehidrasi berat, diare, luka bakar, perdarahan
berat, setelah beraktivitas berat, polisitemia, anemiasickle cell.
Penurunan jumlah eritrosit ditemukan pada berbagai jenis anemia, kehamilan, penurunan fungsi
sumsum tulang, malaria, mieloma multipel, lupus, konsumsi obat (kloramfenikol, parasetamol,
metildopa, tetrasiklin, INH, asam mefenamat)

Anda mungkin juga menyukai